PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengukuran panjang dan lebar cabai, benih kedelai , dan spidol drawing pen adalah
agar mahasiswa diharapkan mampu menggunakan alat ukur yang ada di laboratorium
yang ada di fakultas pertanian dengan baik dan benar. Mahasiswa juga diharapkan
dapat membedakan ke akuratan suatu alat ukur
B. Tujuan
Jangka sorong jam ukur (dial calliper) merupakan salah satu peralatan
instrumentasi yang berungsi mengukur diameter suatu benda dari sisi luar, sisi dalam
dan mengukur kedalaman celah atau lubang pada suatu benda. Setiap jangka sorong
jam ukur (dial calliper) yang digunakan baik sebelum atau sesudah digunakan pada
periode tertentu, alat ukur jangka sorong jam ukur (dial calliper) ini harus dilakukan
kalibrasi sesuai standar nasional ataupun internasional. Kalibrasi (Calibration)
menurut ISO/IECGuide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology
(VIM) merupakan serangkaian kegiatan yang berkaitan antara nilai yang ditunjukkan
oleh instrumen ukur, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang
sudah diketahui berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu.Jangka
sorong jam ukur (dial calliper)ini perlu dilakukan kalibrasi pada setiap periode,yaitu
dalam waktu 12 bulan sekali [2].Zulfebri (2015:1)
III. METODE PRAKTIKUM
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah jangka sorong,penggaris. Bahan
yang digunakan adalah 3 cabai, 3 benih kedelai,dan spidol drawing pen.
B. PROSEDUR KERJA
A. HASIL
B. PEMBAHASAN
Rata-rata panjang cabai pada ulangan 1 yang diukur menggunakan penggaris adalah
8,14 cm.
Rata-rata panjang cabai pada ulangan 2 yang diukur menggunakan penggaris adalah
8,1 cm.
Rata-rata panjang cabai pada ulangan 3 yang diukur menggunakan penggaris adalah
6,1 cm.
Rata-rata panjang cabai pada ulangan 1 yang diukur menggunakan jangka sorong
adalah 8,176 cm.
Rata-rata panjang cabai pada ulangan 2 yang diukur menggunakan jangka sorong
adalah 7,854 cm.
Rata-rata panjang cabai pada ulangan 3 yang diukur menggunakan jangka sorong
adalah 7,271 cm.
Rata-rata panjang biji kedelai pada ulangan 1 yang diukur menggunakan penggaris
adalah 0,63 cm.
Rata-rata panjang biji kedelai pada ulangan 2 yang diukur menggunakan penggaris
adalah 0,592 cm.
Rata-rata panjang biji kedelai pada ulangan 3 yang diukur menggunakan penggaris
adalah 0,632 cm.
Rata-rata panjang biji kedelai pada ulangan 1 yang diukur menggunakan jangka
sorong adalah 0,632 cm.
Rata-rata panjang biji kedelai pada ulangan 2 yang diukur menggunakan jangka
sorong adalah 0,6045 cm.
Rata-rata panjang biji kedelai pada ulangan 3 yang diukur menggunakan jangka
sorong adalah 0,573 cm.
Rata-rata panjang spidol drawing pen pada ulangan 1 yang diukur menggunakan
penggaris adalah 14,16 cm.
Rata-rata panjang spidol drawing pen pada ulangan 1 yang diukur menggunakan
jangka sorong adalah 13,953 cm.
Rata-rata lebar cabai pada ulangan 1 yang diukur menggunakan penggaris adalah
0,88 cm.
Rata-rata lebar cabai pada ulangan 2 yang diukur menggunakan penggaris adalah
0,82 cm.
Rata-rata lebar cabai pada ulangan 3 yang diukur menggunakan penggaris adalah
0,88 cm.
Rata-rata lebar cabai pada ulangan 1 yang diukur menggunakan jangka sorong adalah
0,613 cm.
Rata-rata lebar cabai pada ulangan 2 yang diukur menggunakan jangka sorong adalah
0,628 cm.
Rata-rata lebar cabai pada ulangan 3 yang diukur menggunakan jangka sorong adalah
0,57 cm.
Rata-rata lebar biji kedelai pada ulangan 1 yang diukur menggunakan penggaris
adalah 0,6 cm.
Rata-rata lebar biji kedelai pada ulangan 2 yang diukur menggunakan penggaris
adalah 0,64 cm.
Rata-rata lebar biji kedelai pada ulangan 3 yang diukur menggunakan penggaris
adalah 0,62 cm.
Rata-rata lebar biji kedelai pada ulangan 1 yang diukur menggunakan jangka sorong
adalah 0,65 cm.
Rata-rata lebar biji kedelai pada ulangan 2 yang diukur menggunakan jangka sorong
adalah 0,6 cm.
Rata-rata lebar biji kedelai pada ulangan 3 yang diukur menggunakan jangka sorong
adalah 0,670 cm.
Rata-rata lebar spidol drawing pen pada ulangan 1 yang diukur menggunakan
penggaris adalah 1 cm.
Rata-rata lebar spidol drawing pen pada ulangan 1 yang diukur menggunakan jangka
sorong adalah 0,957 cm.
Berdasarkan data diatas terdapat perbedaan yang sangat signifikan yang ditinjukan
dari keakuratan alat ukur terdapat pada kedetailan angka pada alat itu. Pada penggaris
kita dapat melihat bahwa angka yang ditunjukan hanya sampai 1 angka dibelakan
koma (,). Sedangkan dalam pengukuran menggunakan jangka sorong mendapatkan 2
angka dibelakang koma.
A. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengukuran panjang dan lebar cabai, benih/ biji kedelai, dan
spidol drawing pen. Dapat kita ambil kesimpulan bahwa perbedaan keakuratan dalam
pengukuran dengan menggunakan penggaris dan jangka sorong terletak pada ke
detailan angka yang diperoleh dalam pengukuran.
Penulis tentunya masih menyadari jika laporan hasil praktikum diatas masih
terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.