Anda di halaman 1dari 3

Pentingnya Watak Religius dalam Konstitusi

Shandi Rizky Fadloli

Kelas O/ Presensi 45

Mata kuliah Pancasila


Fakultas Peternakan

A. Latar Belakang
Hubungan antara agama dan negara menjadi perdebatan yang cukup dipertimbangkan di
dunia Barat maupun di dunia Timur. Terdapat dua pendapat umum mengenai hal tersebut,
yaitu memisahkan antara agama dan kehidupan bernegara dan sebaliknya berpendapat
bahwa agama merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan bernegara.
Salah satu cara untuk melihat bagaimana hubungan antara Tuhan dan agama dengan
negara dapat dilihat dalam konstitusi negara tersebut, apakah konstitusi tersebut mengatur
“Tuhan” dan agama atau tidak. Setelah itu dapat ditemukan bagaimana pengaruh
Konstitusi pada praktik ketatanegaraan di Indonesia dan juga perbandingannya dengan
beberapa konstitusi negara lain serta pengaruhnya dalam praktik ketatanegaraan dalam
negara tersebut.
Menurut sejarah, Nabi Muhammad saw. telah membuat piagam yang menyatukan
masyarakat Madinah yang spiritnya berdasarkan nash al-Qur’an, bukan negara Islam
yang berdasarkan pada al-Qur’an secara literal. Pancasila sendiri berhasil dirumuskan
oleh para pendiri negara yang mempunyai keyakinan agama sebagaimana tertuang dalam
Pembukaan UUD-NKRI 1945 sebagai pondasi yang kuat dalam membangun hubungan
agama dan negara di Indonesia, sehingga agama dan negara dapat berkembang dengan
baik tanpa merugikan pihak lain. Susbtansi norma agama diterapkan setelah diundangkan
dan sesuai Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945. Oleh sebab itu, hubungan antara agama
dan negara yang ideal dapat dibangun berdasarkan tipologi simbiotik ataupun dinamis-
dialektis.

Rumusan Masalah :
Apakah yang dapat dilakukan mahasiswa untuk mewujudkan nilai Religius dalam
Konstitusi?

B. Pembahasan
Perdebatan antara hubungan agama dan negara seringkali terjadi karena beragamnya
pendapat terkait hal tersebut. Banyak ahli yang berpendapat bahwa agama tidak perlu
turut campur dalam permasalahan negara. Pendapat tersebut dapat diartikan sebagai
paham yang sekuler atau sekularisme. Di sisi lain, masih terdapat pihak yang berpendapat
bahwa agama mempunyai keterkaitan dengan negara, baik di dalam konteks privat
maupun publik. Islam contohnya. Islam menegaskan bahwa dalam ajarannya sangat
sempurna, sehingga mencakup segala aspek publik seperti sosial, ekonomi, politik,
bahkan sampai taraf negara. Pada tingkat negara pun, Islam telah mengatur berbagai
kaidah terkait kepemimpinan negara dan perangkat-perangkatnya. Atas dasar inilah dapat
dikatakan bahwa di dalam Islam terdapat relasi yang erat antara agama dengan negara.

Perbedaan pendapat mengenai hubungan agama dengan negara seharusnya dapat diatasi
di dalam sebuah konstitusi tertulis atau undang-undang dasar. Suatu undang-undang dasar
memiliki arti sebuah dokumen yang berisi kesepakatan, konsensus bersama terkait
kebangsaan dan bernegara, secara ideal harus dipahami bersama sebagai bentuk
kompromi ideologi, cara pandang politik, dan lain sebagainya. Sebagai sebuah
kesepakatan bersama, maka setidaknya konstitusi juga harus menjamin tegaknya
konstitusionalisme di zaman modern ini.

Dalam sejarah Indonesia, perdebatan mengenai pengaruh agama dalam konsep bernegara
pernah terjadi ketika merumuskan dasar negara Indonesia. Perdebatan ini melibatkan
golongan Islam Nasionalis dan Nasionalis Sekuler terkait dengan Sila ke-1 dari Pancasila
mengenai pencantuman konsep syariat Islam dan syarat bagi calon Presiden.

Dalam mewujudkan konsep negara yang berlandaskan agama, konsep kedaulatan Tuhan
tidak dapat sepenuhnya ditinggalkan. Kedaulatan Tuhan harus diperjuangkan di dalam
agama dan kepercayaan sehingga lebih bernuansa relijius dan mampu memecahkan
masalah konstitusi dunia. Bahkan, makin banyak negara di dunia yang berusaha
memasukkan sisi relijiusitas di dalam konstitusi dan kehidupan bernegara, yang berarti
agama dan kepercayaan dapat berpengaruh di dalam pemerintahan suatu negara.

Untuk mewujudkan negara dengan watak religius bisa dimulai di tingkat lingkungan
sekolah dimana selain menuntut ilmu juga dapat menyisipkan nilai-nilai agama.
Penyampaiannya pun tidak harus dengan cara kekerasan dan dipaksakan. Pemberian
nilai-nilai religi kepada pelajar atau mahasiwa sangat krusial sebab di tangan merekalah
nasib bangsa Indonesia kedepannya seperti apa. Para pelajar kedepannya akan menjadi
pemimpin-pemimpin yang akan mengatur sistem pemerintahan di Indonesia.

C. Kesimpulan
Relasi antara agama dan negara sangat erat di dalam kehidupan kita. Tanpa peran agama,
Indonesia tidak akan mempunyai pedoman dalam menyelenggarakan pemerintahan yang
baik. Tetapi, agama juga tidak bisa berdiri sendiri tanpa adanya sebuah negara karena negara
berfungsi sebagi wadah bagi kita untuk berkreasi dan bukti nyata atas usaha-usaha yang kita
lakukan. Sebagai mahasiswa sangat penting bagi kita untuk menjunjung tinggi nilai-nilai
agama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebab nasib pemerintahan
Indonesia kedepan akan ditentukan oleh generasi muda Indonesia. Hal yang bisa kita lakukan
sebagai mahasiswa adalah bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu sesuai bidang yang
diminati dan menerapkan akhlakul karimah sebab kita belajar bukan untuk mendapatkan nilai
yang tinggi atau pujian dari seseorang tetapi bagaimana ilmu yang kita peroleh dapat berguna
untuk bangsa dan negara serta agama.

D. Daftar Pustaka
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/rihlah/article/view/
2603&ved=2ahUKEwijh7G7qqP6AhXMR2wGHbuRANkQFnoECAsQAQ&usg=AOvV
aw2SDNN74By8X37bL04gOLs6
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/
media/publications/40276-ID-konsep-kebebasan-beragama-menurut-uud-tahun-1945-
serta-kaitannya-dengan-
ham.pdf&ved=2ahUKEwijh7G7qqP6AhXMR2wGHbuRANkQFnoECA8QAQ&usg=AO
vVaw1lLNg_DUD0sKLKRa43bgMR
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/
media/publications/58275-ID-hubungan-agama-dan-negara-di-
indonesia.pdf&ved=2ahUKEwijh7G7qqP6AhXMR2wGHbuRANkQFnoECBIQAQ&usg
=AOvVaw3I9nbKM1KMM5a2-__4RIUC

Anda mungkin juga menyukai