TINJAUAN PUSTAKA
akan meningkat dari 171 juta orang pada tahun 2000 menjadi 366 juta tahun 2030.
tahun 2013 Indonesia menempati urutan ke-7 terbesar dalam jumlah penderita
DM di dunia dengan jumlah penderita DM mencapai 8,5 juta orang dan sebanyak
4,8 juta orang meninggal akibat penyakit metabolik ini dan 471 miliar dolar
bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun
5
6
dua jenis yaitu insulin dependent diabetes mellitus (IDDM) dan non insulin
kerusakan selektif sel beta (sel B) dan defisinsi insulin yang parah
jaringan.
remaja, tetapi bisa terjadi pada usia berapapun, bahkan dalam dekade 8
masih buruk. Walaupun pasien jarang obesitas ketika mereka hadir dengan
Diabetes melitus yang tipe ini hanya 5-10% dari penderita DM.
tipe 1 ini, tingkat kehancuran sel β cukup bervariasi, menjadi cepat pada
beberapa individu (terutama bayi dan anak-anak) dan lambat pada orang
lain (terutama dewasa). Pada pasien, terutama anak-anak dan remaja, dapat
menjadi tergantung pada insulin untuk bertahan hidup dan beresiko untuk
ketoasidosis. Tahap selanjutnya dari penyakit, ada sedikit atau tidak ada
Diabetes melitus tipe 2 atau bisa disebut juga dengan non insulin
Seringnya pelepasan insulin yang tidak pernah normal, maka beberapa gen
substrat. Oleh karena itu, jika faktor disposisi genetiknya kuat maka resiko
2012).
atau kerusakan toksik pada sel beta. Diabetes melitus ditingkatkan oleh
2012).
11
Gambar 2.2
Patofisiologi DM Tipe 2
gejala dan tanda penyakit DM, selain itu dilakukan pemeriksaan penyaring yang
risiko DM. Serangkaian uji diagnostik akan dilakukan pada mereka yang hasil
glukosa darah sewaktu atau kadar glukosa darah puasa, kemudian dapat diikuti
− Kadar gula darah ≥ 200mg/dL (11,1 mmol/L) pada dua jam setelah
mmol/L) atau
mmol/L) atau
3. Kadar gula plasma 2 jam pada TTGO dengan beban 75 gram ≥ 200
(Ndraha S, 2014)
Gambar 2.3
Alur Diagnostik pada Diabetes Melitus secara Klinis dan Laboratorium
1. Edukasi
Edukasi pada pasien DM tipe 2 umumnya terjadi pada saat pola gaya
petugas kesehatan yang lain dan pasien itu sendiri). American diabetes
3. Latihan jasmani
4. Intervensi farmakologis
raga yang teratur, dan obat - obatan yang diminum atau suntikan
Monitoring keton dan gula darah adalah pilar kelima yang dianjurkan
kepada pasien DM. Monitor level gula darah sendiri dapat mencegah
amino dan DNA. Senyawa ini dapat berinteraksi dengan thiol protein, gugus asam
amino, crosslink lipid dan protein, dan agregasi protein. Selain itu, dapat
(Winarsih, 2007)
Gambar 2.4
Proses pembentukan malondialdehid
Peroksidasi lipid hasil dari radikal bebas ini akan selalu membentuk reaksi
berantai yang terus berlanjut sampai radikal bebas ini dihilangkan oleh radikal
bebas lain dan oleh sistem antioksidan primer dari tubuh. Antioksidan
yang paling awal diketahui dan terbanyak diteliti adalah peroksidasi lipid.
Peroksidasi lipid paling banyak terjadi di membran sel, terutama asam lemak
asam lemak tidakjenuh dan yang bersifat toksik terhadap sel. Pengukuran
Jackson, 2008).
17
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Plumeria
sp.) merupakan jenis tumbuhan berbunga yang berasal dari Amerika Tengah dan
Afrika. Kamboja merupakan jenis tanaman tropis yang tumbuh subur di dataran
dengan ujung dan pangkal daun meruncing, berwarna hijau dan tebal, serta
tulang daunnya menonjol. Panjang daun berukuran 15-20 cm. Lebar daunnya
berkisar 6-12,5 cm. Bunga kamboja memiliki ukuran diameter 8-12 cm. Mahkota
bunga umumnya berjumlah lima helai dan memiliki wangi yang khas. Mahkota
bunga mempunyai corong dengan lingkar yang sempit dan sisi bagian dalamnya
berambut halus. Selain itu, ada mahkota yang berbentuk oval hingga bintang
warna mahkota sangat beragam mulai dari putih, merah, pink, hingga kuning.
Tangkai putik tanaman berukuran pendek dengan dasar bunga yang menonjol
masing bagian kamboja (Plumeria alba sp.) dalam pelarut etanol (tabel 2.2).
19
Tabel 2.2 Perbandingan Kandungan Tiap Bagian Kamboja (Plumeria alba sp.)
Kandungan Bagian kamboja (Plumeria alba sp.)
fitokimia Bunga Daun Batang dan
Akar
Alkaloid +
+ -
Glycoside - - -
Trepenoids - - -
Steroid - + -
Phytosteol + + +
Phenolic + + +
Flavonoid + + +
Saponin + + +
Tanin + + +
Sumber : (Nor MM, Susanti D Omar MN., 2012)
(Plumeia alba sp.) dapat dilihat pada, 2.3 dan 2.4 untuk jenis senyawa flavonoid.
phytosteol, phenolic, flavonoid, saponin, tanin (Nor MM, Susanti D Omar MN,
2012).
reaksi oksidasi. Mekanisme ini melalui dua jalur. Jalur pertama sebagai peredam
memutus rantai reaksi. Jalur kedua melalui chelating ion logam yang mengkatalis
et.al.,2010;.Ghudhaib,2014).
(Yuhernita, 2011)
Gambar 2.6
(A) Struktur Flavonoid (B) Peredaman Dasar Radikal oleh Flavonoid
(Yuhernita, 2011)
Gambar 2.7
Pembentukan Kompleks Ion Logam oleh Flavonoid
21
(Yuhernita, 2011)
Gambar 2.8
Peredaman Radikal Bebas oleh Alkaloid
2.4 Aloksan
turunan asam barbiturat. Aloksan termasuk asam lemah yang bersifat hidrofilik,
tidak stabil dan waktu paruh aloksan pada pH 7,4 dan suhu 37˚C adalah 1,5 menit.
(Lenzen, 2008)
Gambar 2.9
Struktur Kimia Aloksan
GLUT 2 pada sel β pankreas akan mengenali aloksan sebagai glukosa dan aloksan
Aloksan yang berada di dalam sel beta pankreas akan mengalami proses
reduksi menjadi dialuric acid yang dapat direoksidasi menjadi aloksan kembali
Oxygen Species) dan radikal superoksida. Aktivitas radikal bebas yang mendapat
sifat sitotoksik spesifik pada sel beta pankreas serta membangkitkan gugus radikal
empat fase. Fase pertama terjadi pada menit pertama dan berlangsung maksimal
sampai menit ke-30 setelah injeksi, pada fase ini terjadi hipoglikemia akut karena
menyebabkan peningkatan insulin darah. Pada fase ini belum terdapat adanya
kerusakan dari sel beta pankreas. Fase kedua yaitu terjadi setelah satu jam pasca
injeksi aloksan dan berlangsung selama 2-4 jam, pada fase terjadi penurunan
sekresi insulin dan peningkatan kadar glukosa darah. Fase ketiga, terjadi 4-8 jam
setelah injeksi aloksan. Pada fase ini sel beta pankreas mengalami kerusakan sel
yaitu rupturnya membran sel, badan golgi, retikulum endoplasma dan kerusakan
iireversibel. Fase keempat, terjadi 24-48 jam setelah injeksi aloksan. Pada fase ini
Ali S, 2012).
23
berasal dari O2, oksigen yang bermanfaat untuk pembentukan Adenosin Tri
Phospat (ATP) juga bersifat toksik menyebabkan kematian sel. Senyawa lain yang
dihasilkan ROS antara lain: superoksida (O2-), radikal bebas hidroksil (OH-) dan
peningkatan produksi radikal bebas. Hal ini merupakan awal stres oksidatif.
Dampak negatifnya pada membran sel, berupa reaksi rantai yang disebut
peroksidasi lipid. Akhir dari rantai reaksi ini adalah terputusnya rantai asam lemak
menjadi berbagai senyawa yang toksik terhadap sel, antara lain Malondialdehyde
dikembang biakkan untuk digunakan sebagai hewan uji coba. Tikus sering
digunakan pada berbagai macam penelitian medis selama bertahun-tahun. Hal ini
biak, murah serta mudah untuk mendapatkannya. Tikus merupakan hewan yang
Tikus putih (Rattus norvegicus strain wistar) atau biasa dikenal dengan
nama lain Norway Rat berasal dari wilayah Cina dan menyebar ke Eropa bagian
barat (Sirois M, 2005). Pada wilayah Asia Tenggara, tikus ini berkembang biak di
Filipina, Indonesia, Laos, Malaysia, dan Singapura (Adiyati PN, 2011). Tikus
Wistar saat ini menjadi salah satu yang strain tikus paling populer yang digunakan
untuk penelitian laboratorium. Hal ini ditandai oleh kepala lebar, telinga panjang,
dan memiliki panjang ekor yang selalu kurang dari panjang tubuhnya. Galur tikus
Sprague dawley dan Long-Evans dikembangkan dari tikus galur Wistar. Tikus
Wistar lebih aktif (agresif) daripada jenis lain seperti tikus Sprague dawley (Sirois
M, 2005).
dari suatu organsme terhadap lingkungan baru yang dimasukinya. Hal ini
L.A et al, (2012) pada tikus rattus novergicus strain wistar sebelum diinduksi
setelah melakukan 16 jam puasa untuk melihat gula darah basal. Selain itu, gula
darah yang didapatkan lebih stabil dan juga bisa mengurangi bias oleh karena
faktor perancu seperti glukosa yang didapatkan dari makanan, bisa mengetahui
apakah fungsi beta pankreas untuk menghasilkan insulin masih baik atau tidak
(Kale V.P, Joshi G.S Gohil P.B, 2009; Bowe JE, Franklin ZJ Evans ACH, et
al., 2014). Nilai normal gula darah puasa 16 jam pada tikus putih (rattus
novergicus strain wistar) adalah (133.69 +/- 16.75) mg/dL (Kale V.P, Joshi G.S
penyakit ini sudah diyatakan hingga tingkat sel puncak haemopoietik, sehingga
tikus putih (Rattus norvegicus strain wistar) dapat digunakan dalam mempelajari
IDDM. Model tikus yang dibuat menjadi NIDDM paling banyak digunakan.
26
Berbagai kesamaan dengan kondisi diabetes pada manusia, seperti fakta bahwa
fenotip pada tikus juga tergantung pada latar belakang genetik, jenis kelamin dan
umur hewan. Tikus model NIDDM juga memberi kita kesempatan untuk
wistar) dikatakan hiperglikemi jika kadar gula darah melebihi 175 mg/dl (Kumar
Padhy, 2011).