Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN HASIL

SOSIALISASI DAN SKRINING SDQ


DI SMPN 3 SUKOHARJO
TANGGAL 21 JULI 2022

A. LATAR BELAKANG

Masalah penyalahgunaan Napza merupakan masalah kompleks yang terdiri dari masalah bio-
psiko-sosio-kultural maka perlu dilakukan intervensi yang tidak hanya dari satu aspek saja, tapi perlu
melibatkan berbagai aspek lainnya. Penanggulangan masalah penyalahgunaan Napza harus dimulai dari
promotif-preventif hingga kuratif dan rehabilitasi.

Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan beberapa fasilitas layanan kesehatan sebagai


Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) untuk menerima pasien dengan gangguan penyalahgunaan
Napza. Pelaku penyalahgunaan Napza seringkali datang ke suatu layanan tidak terkait dengan
penggunaan Napzanya atau tidak terungkap karena penyalahgunaan Napza, tetapi dengan keluhan
seperti penyakit gastrointestinal, asma atau kecelakaan karena pengaruh alkohol atau Napza.

Berdasarkan survei Badan Narkotika Nasional (BNN) tahun 2014 diperkirakan 33 orang
korban meninggal per hari karena penyalahgunaan narkoba/napza. Kerjasama antara BNN dan
Universitas Indonesia menemukan bahwa sepanjang tahun 2014 sekitar 4 juta orang merupakan
pengguna narkoba, 1,6 juta orang diperkirakan pernah mencoba narkoba, 1,4 juta orang rutin
mengkonsumsi narkoba dan 943 ribu orang menjadi adiksi. Sebagian besar pengguna Napza adalah usia
produktif (10-59 th), 50,34% memiliki pekerjaan dan hampir 75% berjenis kelamin laki-laki. Sepanjang
tahun 2014 juga dilaporkan bahwa 12.044 orang meninggal akibat narkoba.

Salah satu upaya pencegahan masalah penyalahgunaan Napza adalah melalui skrining atau
deteksi dini dengan menggunakan instrument tertentu. Salah satu intsrumen untuk skrining adalah
ASSIST (Alkohol, Smoking and Substance Involvement Screening Test). Skrining ASSIST adalah
skrining pertama yang mencakup semua zat psikoatif dengan menggunakan kuisioner  yang telah
dikembangkan pada tahun 1997 oleh WHO dan peneliti spesialis adiksi. ASSIST dirancang khusus
untuk dapat digunakan oleh petugas kesehatan dalam lingkup pelayanan kesehatan termasuk di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).

B. TUJUAN KEGIATAN
1. Memberikan Pemahaman Tentang Napza kepada Anak Sekolah
2. Melaksanakan Skrining SDQ bagi Anak Sekolah.

C. PENERIMA MANFAAT
Sekolah SMPN 3 SUKOHARJO

D. SASARAN / TARGET
Sasaran 75 Siswa .

E. PETUGAS
Tim Dari Puskesmas Sukoharjo 2 dan Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo.
F. PESERTA
Peserta berjumlah 75 siswa dan siswi Sekolah SMPN 3 SUKOHARJO Kabupaten wonosobo.

G. WAKTU PELAKSANAAN
Tanggal 21 Juli 2022 di Sekolah SMPN 3 SUKOHARJO

H. HASIL KEGIATAN
1. Sejumlah 75 siswa telah dilaksanakan sosialisasi Napza
2. Dari hasil skrining diketahui jumlah siswa dengan :
a. Gangguan Emosional Abnormal sebanyak 9 siswa
b. Gangguan Emosional Borderline sebanyak 10 siswa
c. Gangguan perilaku Abnormal sebanyak 12 siswa
d. Gangguan perilaku Borderline sebanyak 9 siswa
e. Gangguan Hiperaktivitas Abnormal sebanyak 2 siswa
f. Gangguan Hiperaktivitas Borderline sebanyak 5 siswa
g. Gangguan masalah teman sebaya Abnormal sebanyak 5 siswa
h. Gangguan masalah teman sebaya Borderline sebanyak 32 siswa
i. Kekuatan Pro Abnormal sebanyak 6 siswa
j. Kekuatan Pro Borderline sebanyak 12 siswa

I. BIAYA
Biaya pertemuan bersumber dari dana APBD II Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo tahun 2022.

Wonosobo, Juli 2022

Mengetahui, Pelaksana,

Tri Ongko Saktio,ST.MM Pujiyati, SST, M. Si


NIP. 196602221992031010 NIP. 197712072002122007
LAPORAN HASIL
SOSIALISASI DAN SKRINING KESEHATAN JIWA (SDQ)
DI ………..
TANGGAL …………… 2022

A. LATAR BELAKANG

Usia remaja merupakan usia pancaroba dalam siklus hidup manusia. Perkembangan
fisik yang pesat kadang-kadang tidak disertai dengan perkembagan jiwa dan spiritual yang
matang, sehingga tidak jarang remaja akhirnya mengalami ketidakseimbangan dalam
kejiwaanya. Kondisi yang tidak seimbang dalam kejiwaan ini apabila berlanjut dan tidak
segera mendapatkan penanganan akan berakibat buruk bagi perkembangan selanjutnya baik
dalam pengendalian emosi maupun dalam berperilaku.

Kesehatan jiwa anak dan remaja merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
anak dan remaja di sekolah, serta penentu masa depan mereka di masyarakat. Kondisi
tersebut dipertimbangkan karena anak dan remaja menghabiskan hampir sebagian besar
waktu mereka di sekolah. Hal ini menempatkan sekolah menjadi tempat yang penting untuk
melakukan deteksi dan intervensi dini persoalan atau kesulitan emosi dan perilaku yang
mungkin mereka hadapi.

Dalam rangka upaya untuk melakukan deteksi dini dan intervensi dini persoalan atau
kesulitan emosi dan perilaku ini, Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo melakukan pencegahan
(preventif) melalui deteksi dini kepada siswa SMP / SMA dengan menggunakan kuesioner
SDQ (Strengths and Difficulties Questionnaire), di masing masing Puskesmas se Kabupaten
Wonosobo.

B. TUJUAN KEGIATAN
1. Memberikan Pemahaman Tentang Kesehatan Jiwa kepada Anak Sekolah
2. Melaksanakan Skrining Kesehatan Jiwa (SDQ) bagi Anak Sekolah.

C. PENERIMA MANFAAT
Sekolah ………..

D. SASARAN / TARGET
Sasaran 75 Siswa
E. PETUGAS
Tim Dari Puskesmas ……. dan Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo.

F. PESERTA
Peserta berjumlah 75 Siswa SMP……………………………………….

G. WAKTU PELAKSANAAN
Tanggal ……………. 2022 di ……………….
H. HASIL KEGIATAN
3. Sejumlah 75 siswa telah dilaksanakan sosialisasi kesehatan jiwa
4. Dari hasil skrining SDQ diketahui
a. …
b. ….
I. BIAYA
Biaya pertemuan bersumber dari dana APBD II Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo tahun 2022.

Wonosobo,…………….. 2022

Mengetahui, Pelaksana,

Sri Purwaningsih,S.Kp Pujiyati, SST, M. Si


NIP. 197308071995032003 NIP. 197712072002122007

Anda mungkin juga menyukai