Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

DETEKSI DINI GANGGUAN MENTAL EMOSIONAL


PUSKESMAS SUMPIUH 1

No. Dokumen :
Tanggal Terbit :
No. Revisi :

DINAS KESEHATAN
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2023

DETEKSI DINI GME 1


KERANGKA ACUAN KEGIATAN
DETEKSI DINI GANGGUAN MENTAL EMOSIONAL

A. Latar Belakang
Kesehatan Jiwa perlu mendapatkan perhatian dan
diupayakan oleh berbagai pihak. Menurut WHO konsep sehat terdiri
dari sehat fisik, biologis dan psikososial dan spiritual. Menurut UU
RI no 18 tahun 2014 menyatakan bahwa kesehatan jiwa adalah
kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik,
mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja
secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya (UU RI, 2014).
Kesehatan jiwa remaja merupakan hal penting dalam
menentukan kualitas bangsa. Pada masa remaja, banyak terjadi
perubahan biologis, psikologis maupun sosial. Pada umumnya
proses pematangan fisik terjadi lebih cepat dari proses pematangan
kejiwaan (psikososial). Masalah yang terjadi pada masa remaja
dapat menimbulkan kondisi  negatif seperti cemas, depresi, bahkan
memicu munculnya gangguan psikotik.
Masalah kesehatan jiwa anak dan remaja menurut
Kemenkes (2022) meliputi gangguan perkembangan, masalah
emosi dan gangguan perilaku, cemas dan depresi, masalah belajar,
kekerasan, perundungan (bulliying), dampak rokok, alkohol dan
napza, adiksi game on line dan pornografi, disabilitas, relasi
interpersonal dan kesepian, anak jalanan, dan keinginan bunuh diri.
Berdasarkan data Autism Research oleh Zeidan J et al (2022)
estimasi 1 dari 100 anak di dunia memiliki gangguan spektrum
autisme (GSA), 1 dari 8 anak mengalami gangguan jiwa (12,7%),
50% gangguan jiwa berawal sebelum usia 14 tahun dengan 44,2%
mendapatkan pelayanan pengobatan dan perawatan jiwa.

DETEKSI DINI GME 2


Peran tenaga kesehatan sangat penting untuk meningkatkan
dan mengembangkan kualitas pelayanan kesehatan jiwa
khususnya kesehatan jiwa pada anak dan remaja. Berdasarkan hal
tersebut Puskesmas Sumpiuh 1 melaksanakan pelayanan
kesehatan pada anak dan remaja dengan dilakukan dengan deteksi
dini gangguan mental emosional menggunakan SDQ. Hal tersebut
dapat meningkatkan kualitas hidup dan perkembangan anak agar
lebih optimal.

B. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


1. Tujuan Umum
Mendeteksi dini gangguan mental emosional pada anak dan
remaja di 27 sekolah wilayah kerja Puskesmas Sumpiuh 1
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pelayanan deteksi dini gangguan mental
emosional pada anak dan remaja.
b. Meningkatkan pengetahuan guru mengenai pentingnya
deteksi dini gangguan mental emosional di sekolah dan
tatacara pelaksanaan deteksi dini gangguan mental emosional
menggunakan instrumen SDQ (Strenght and Difficultness
Quesioner) untuk dapat dilaksanakan di sekolah.
C. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Kegiatan pokok: Pengambilan data menggunakan instrumen SDQ
untuk mendeteksi dini gangguan mental emosional pada anak dan
remaja.
Rincian kegiatan:
a. Mengambil data menggunakan instrumen SDQ.
b. Melakukan penyuluhan kesehatan pada siswa dan guru
mengenai gangguan mental emosional.
c. Mensosialisasikan pada guru mengenai pentingnya deteksi dini
gangguan mental emosional dan tatacara penggunaan SDQ
untuk diterapkan di sekolah.

DETEKSI DINI GME 3


D. Cara Melaksanakan Kegiatan
a. Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah mengenai waktu
pelaksanaan dan mekanisme kegiatan.
b. Mengunjungi sekolah sesuai dengan jadwal oleh petugas yang
sudah ditetapkan.
c. Melakukan pengambilan data menggunakan instrumen SDQ
dengan metode pelaksanaan di SD yaitu mendiktekan
pertanyaan dan siswa menjawab di lembar jawaban yang
disediakan. Metode di SMP dan SMA dengan membagikan link
SDQ kepada siswa, selanjutnya hasil borderline atau abnormal
dikumpulkan dan dilakukan pengisian kuesioner SDQ ulang
menggunakan metode konseling.
d. Melakukan penyuluhan kesehatan meliputi pengertian, faktor
risiko, akibat yang ditimbulkan bila tidak ditangani dengan tepat,
cara pencegahan dan mengatasi gangguan mental emosional
pada anak dan remaja.
e. Mensosialisasikan kepada guru mengenai pentingnya deteksi
dini gangguan mental emosional dan tatacara penggunaan
instrumen SDQ agar diharapkan dapat diterapkan di sekolah.
f. Melakukan evaluasi penyuluhan dan sosialisasi yang sudah
diberikan.
g. Melakukan terminasi kunjungan dan berpamitan.
h. Melakukan pencatatan dan pelaporan kunjungan deteksi dini
gangguan mental emosional.
i. Melakukan rencana tindak lanjut.
E. Sasaran
Deteksi dini gangguan mental emosional ditujukan kepada pasien
rawat jalan usia 11 – 18 tahun
F. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan pelaporan
Monitoring dan evaluasi kegiatan dilakukan setiap akhir tahun
dengan kegiatan dilaporkan kepada kepala puskesmas, serta
dilaporkan secara rutin setiap bulan dalam bentuk softcopy dan

DETEKSI DINI GME 4


hardcopy dikirim ke Dinas Kesehatan bagian PTM dan Keswa
Napza.
G. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Pencatatan dilakukan pada akhir kegiatan. Pelaporan dilaporkan
dengan catatan tertulis dan softcopy yang dikirimkan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Banyumas dan dilaporkan kepada Kepala
Puskesmas setiap bulannya. Kegiatan dievaluasi dan dilakukan
tindak lanjut secara berkesinambungan.

Mengesahkan
Kepala Puskesmas Sumpiuh 1

Dr. Anggoro Supriyo


NIP 197101122002121002

DETEKSI DINI GME 5

Anda mungkin juga menyukai