Anda di halaman 1dari 12

TUGAS RESUME

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

DOSEN PENGAMPU : Ns. Dini Rudini, S.Kep., M.Kep.

DISUSUN OLEH :

RENY HARYANI G1B119051

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU

KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN 2022
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Klien Gawat Darurat. Datang ke IGD, perlu tindakan yang cepat ditanggani supaya
terhindar dari bahaya. Semakin cepat ditanggani pasien maka ukuran keberhasilan waktu
tanggap nya, sehingga pasien bisa distabilkan.

1. Fungsi vital
- Airway ( Jalan Nafas )
- Breathing ( Pernafasan )
- Circulation ( Peredaran Darah )
- Disability ( Kesadaran Otak atau Refleksi )
- Terlambat diketahui, terlambat di tolong, dalam waktu singkat korban mati atau cacat.
2. Penanganan gawat darurat
Pelayanan medic dasar untuk mengatasi kegawat daruratan yaitu mengstabilkan kondisi
pasien yang harus ditanggani seperti :
- Jalan nafas, jika ada masalah pernafasan bebaskan jalan nafasnya.
- Pernafasan, jika pola nafasnya bermasalah seperti pertukaran gas.
- Peredaran darah, jika pasien hirvopolemi atau krisis hipertensi.
- Kesadaran, jika pasien mengalami penurunan kesadaran, misalnya terjadi penurunan
kapasitas adaptif intracranial atau resiko gangguan perkus jaringan serebral di jalan
nafasnya resiko aspirasi.
Jadi langsung lakukan secara pertolongan cepat tepat dan efektik untuk mencegah
terjadinya kematian atau kecatatan pada pasien.
3. Pelayanan gadar
- Pra rumah sakit
- Intra rumah sakit
- Antar rumah sakit
4. Karakteristik kondisi kegawat daruratan
- Tingkat kegawatan dan jumlah pada pasien sulit diprediksi.
- Keterbatasan waktu, data dan sarana pengkajian, diagnose dan tindakan.
- Keperawatan diberikan untuk seluruh usia.
- Tindakan memerlukan kecepatan dan ketetepan yang tinggi.
- Saling ketergantungan yang tinggi antara profesi kesehatan, karna kita memerlukan
kolaborasinya
5. Pelayanan kesehatan multidisiplin
Intervensi agar cepat dan tepat saling berkolaborasi untuk mengatasi masalah pada pasien
adalah Laboratorium, Perawat, Dokter, Ambulan, dan Rohaniawan.
6. Triase
Triase adalah pemeriksaan klinis secara singkat untuk menentukan tingkat kegawatan, jenis
pertolongan dan jenis rujukan yang diperlukan serta transportasi yang dibutuhkan, triase bisa
dilakukan di lapangan (pre hospital) di ruang IGD.
7. Katagori triase
- Merah. Untuk pasien yang darurat dan mengancam jika memerlukan tindakan hingga 10
menit, misalnya masalah pernafasan.
- Kuning. Untuk pasien gawat tetapi tidak mengancam jiwa biasanya memerlukan tindakan
hingga waktu 30 menit.
- Hijau. Untuk pasien tidak gawat contoh pasien cendera ringan kesadaran penuh.
- Hitam. Untuk pasien sangat parah tidak ada harapan hidup.
8. Traise lapangan (Bencana)
- Sangat dinamis tergantung dari keadaan, jumlah korban dan kemampuan pertolongan
- Sangat sulit, kurang sensitive atau spesisifik dan mungkin jauh dari sempurna
- Namun, tetap penting untuk menentukan prioritas penanganan dan transportasi (rujukan)
9. Traise di UGD
Di UGD Rs, triage dapat dilakukan dengan lebih baik dan spesifik dan mendukung, Re-
Triage diperlukan karena keterbatasan alat/staf perkembangan kondisi korban dari tempat
kejadian.
- Merah : gawat darurat (waktu 0-10 menit) kesulitan bernafas, cidera kepala berat, cidera
tukang belakang, syok, kejang, nyeri dada, cidera multiple, trauma dada abdomen
terbuka, kelainan peralinan, dan pendarahan tidak terkontrol.
- Kuning : darurat tidak gawat (waktu respon : 30 menit) nyeri karena gangguan paru, luka
bakar, penurunan keadaran (GCS>8), diare dengan dehidrasi sedang, muntah terus
menerus dan panas tinggi.
- Hijau : tidak gawat tidak darurat (waktu respon: 60 menit) fraktur tertutup, dislokasi, luka
minor, dan batuk.
- Hitam : doa (death on arrival) waktu respon :120 menit. Pasien datang dengan keadaan
meninggal.
10. Prinsip umum asuhan keperawatan gawat darurat
- Cepat dan tepat yaitu traise, diagnose keperawatan, tindakan keperawatan dan evaluasi
yang berkelanjutan.
- Pelayanan utama : penyelamatan hidup dan stabilisasi.
- Monitoring kondiri pasien setiap sesuai kondisi
- Alat kesehatan penyelamatan hidup harus selalu siap pakai dan sesuai.
- Jaga keamanan dari perawat dan pasien.
- Informasi dan pendididkan kesehatan : cepat, tepat dan mudah dimengerti.
- Sistem dokumentasi : mudah, cepat, dan tepat digunakan.
- Aspek etik dan legal keperawatan yang tetap di jaga.

11. ASKEP GAWAT DARURAT


- Identitas : nama, usia, jenis kelamin, alamat, agama, tanggal masuk rumah sakit, no
medical repord, diagnose, ada alergi terhadap obat-obatan, keluhan utama tanda vital,
tanda poses vital masuk rumah sakit dengan ambulan, sendiri atau kendaraan umun,
riwayat elergi dan keluhan utama.
- Pengkajian primer
- Pengkajian sekunder
1) Kaji wawancara anamnesa riwayat kesehatan sekarang
2) Kaji riwayat kesehatan yang lalu
3) Riwayat kesehatan keluarga
4) Ada Alergi atau tidak
- Pengkajian head to toe
1) Kepala
2) Wajah
3) Mata
4) Hidung
5) Telinga
6) Mulut
7) Thorac
8) Pengembangan dada
9) Pulsasi
10) Palpasi (paru dan jantung)
- Nyeri
- Krepitasi
- Iktus cordis
- Irama jantung
11) Auskultasi (paru dan jantung)
- Bunyi nafas
- Bunyi nafas abnormal
- Bunyi jantung
- Kelainan bunyi jantung
12) Perkusi (paru dan jantung)
13) Abdomen
- Inspeksi
- Palpasi
- Askultaasi
- Perkusi
14) Ekstermitas
- Inspeksi
- Palpasi
- Pemeriksaan penunjang dan terapi medis
12. Asuhan keperawatan gawat darurat sistem pernafasan
Diagnose keperawatan pada sistem pernafasan :
- Resiko/actual perubahan pertukaran gas berhubung dengan perubahan membrane alveoli
paru.
- Kebersihan jalan nafas tidak efektif jika data mayornya ketidakmampuan mengeluarkan
secret.
- Intoleransi aktifitas berhubungan ketidakseimbangan antara supley dan kebutuhan
oksigen (pasien jantung).
- Nyeri akut berhubungan dengan peradangan paru, trauma dada.
- Kecemasan/ketakutan berhubungan dengan ancaman kematian, perubahan kesehatan.
13. Intervensi dan tindakan keperawatan pada sistem pernafasan
- Intervensi dan tindakan oksigen (nasal kanul, masker sederhana, masker nonrebreathing
dan ventilator).
- Memasang oksigenmentri.
- Melakukan suction melalui mulut atau hidung.
- Memberikan bantuan nafas melalui BVM atau pocket mask.
- Memasang OPA (oropharyngeal airway).
14. Evaluasi keperawatan gawat darurat
Evaluasi keperawatan sistem pernafasan secara umum di bagian emergensi meliputi :
- Evaluasi jalan nafas, pernafasan, sirkulasi dan disability atau tingkat kesadaran.
- Observasi jalan nafas, apakah paten atau tidak. Kaji pernafasan, apakah mengalami
gangguan kebutuhan oksigen atau tidak.
- Kaji sirkulasi, apakah tekanan darah normal atau tidak, akar dingin atau tidak, capillary
refill time ada gangguan atau tidak. Periksa tingkat kesadaran apakah pasien sadar atau
tidak sadar.
15. Asuhan keperawatan gawat darurat sistem kardiovaskuler
- Diagnose keperawatan pada sistem kardiovaskuler
1) Nyeri akut berhubungan dengan spasme koronaria, sumbatan arteri koronaria.
2) Intoleransi aktifitas berhubung dengan ketidakseimbangan antara supply dan kebutuhan
oksigen.
3) Penurunan cardiac output berhubungan dengan vaskonstriksi, penurunan kontraksi
jantung.
4) Risiko atau actual peruabahan gas berhubung dengan perubahan membrane alveoli-
paru.
5) Kecemasan atau ketakutan berhubungan dengan ancaman kematian, dan atau perubahan
kesehatan.
16. Intervensi dan tindakan keperawatan pada sistem kardio vaskuler
- Pemberian oksigen (nasal kanul, masker sederhana, masker nonrebreathing dan
ventilator).
- Memasang EKG.
- Memasang Oksimentri.
- Melakukan suction melalui mulut atau hidung.
- Melakukan resusitasi jantung pulmonal.
17. Evaluasi keperawatan pada sistem kardiovaskuler
1) Jalan nafas, pernafasan, sirkulasi dan disability (tingkat kesadaran).
2) Observasi jalan nafas (apakah paten atau tidak kaji pernafasan, apakah mengalami
gangguan kebutuhan oksigen atau tidak).
3) Kaji sirkulasi (apakah tekanan darah normal atau tidak, akral dingin atau tidak, capillary
refill time ada gangguan atau tidak).
4) Periksa tingkat kesadaran (apakah pasien sadar atau tidak).
18. Asuhan keperawtaan gawat darurat pada sistem pernafasan dan sistem endokrin
Diagnose keperawatan pada sistem pernafasan :
1) Perubahan perfunsi jaringan otak berhubungan dengan sumbatan pembulu darah otak,
dan pendarahan.
2) Nyeri akut berhubungan dengan tekanan intracranial meningkat
3) Resiko bersihan jalan tidak efektif berhubungan dengan penutunan kesadaran
4) Resiko trauma berhubungan dengan kejang.
19. Intervensi dan tindakan keperawatan pada sistem pernafasan
1) Memberikan oksiegen nasal kanul, masker sederhana, masker nonrebeathing atau
rebreathing dan ventilator
2) Memasang oksimetri
3) Melakukan suction melalui mulut atau hidung
4) Memberikan bantuan nafas melalui BVM atau Pocket mask
5) SJ pemasangan collar leher
20. Evaluasi keperawatan pada sistem persarafan
1) Observasi jalan nafas, apakah paten atau tidak, kaji pernafasan, apakah mengalami
gangguan kebutuhan oksigen atau tidak.
2) Kaji sirkulasi, apakah tekanan darah normal atau tidak. Kaji dingin atau tidak, capillary
refill time ada gangguan atau tidak.
3) Periksa tingkat kesadaran apakah pasien sadar atau tidak
21. Diagnosis keperawatan pada ssitem endokrin
1) Perubahan perfusi jaringan otak berhubungan dengan penurunan aliran oksigen
2) Resiko bersihan jalan tidak efektif berhubungan dengan penurunan keadaran
3) Defisit volume cairan berhungan dengan dieresis osmotic.
22. Intervensi
1) Membeikan oksigen (nasal kanul, masker sederhana masker nonrebreathing atau
rebreathing dan ventilator
2) Memasang oksimentri
3) Melaukan suction melalui mulut atau hidung
4) Memberikan bantuan nafas melalui BVM atau pocket
5) Pemasangan OPA
6) Memberikan insulin
23. Evaluasi keperawatan pada sistem endokrin
1) Observasi jalan nafas, apakah panten atau tidak. Kaji pernafasan, apakah mengalami
gangguan kebutuhan oksigen atau tidak.
2) Kaji sirkulasi, apakah tekanan darah normal atau tidak, akrar dingin atau tidak, capillary
refill time ada gangguan atau tidak
3) Periksa tingkat kesadaran apakah pasien sadar atau tidak
24. Asuhan keperawatan gawat darurat sistem musculoskeletal
1) Diagnose keperawatan pada sistem musculoskeletal :
- Nyeri akut berhubungan dengan pergerakan frakmen tulang, spame otot, kerusakan
jaringan.
- Resiko terjadinya trauma tambahan berhungan dengan hambatan aliran darah,
hipovolemia.
- Kecemasan atau ketakuan berhubungan dengan acaman kematian, perubahan kesehatan.
2) Intervensi dan tindakan keperawatan pada sistem musculoskeletal
- Pemberian oksigen (nasal kanul, masker sederhana, masker nonrebreathing atau
rebreathing dan ventilator).
- Memasang oksimentri
- Melakukan suction melalui mulut
- Melakukan melakukan pembidalan
- Melakukan perawatan luka
3) Evaluasi keperawatan pada sistem musculoskeletal
- Observasi jalan nafas, apakah paten atau tidak
- Kaji pernafasan, apakah mengalami gangguan kebutuhan oksigen atau tidak
- Kaji sirkulasi, apakah tekanan darah normal atau tidak, akrar dingin atau tidak, capillary
refli time ada gangguan atau tidak
- Periksa tingkat kesadaran apakah passion sadar atau tidak sadar
- Evaluasi selanjutnya yaitu pada focus
- Terjadinya trauma meliputi rasa nyeri, pendarahan, kondisi luka, PMS (pulse, motoric
dan sensorik dan tanda - tanda kompartemen sindrom)
25. Asuhan keperawatanan gawat darurat pada sistem integument (luka bakar)
1) Diagnosa keperawatan pada sistem integument :
- Berikan jalan nafas tidak efektif berhungan dengan penumpukan secret, edema trakea-
bronkus.
- Resiko deficit cairran berhubungan dengan pengeluaran berlebihan melalui kulit
hipermentabolisme.
- Nyeri akut beerhubungan dengan kersuakan integritas kulit.
- Resiko infeksi berhunguangan dengan hilangnya proteksi primer.
- Kecemasan atau ketakutan berhubungan dengan ancaman kematian, perubahan
kesehatan.
2) Intervensi dan tinfakan keperawatan pada sistem pernafasan
- Memberikan aoksigen (nasal, kanul masker sederhana, masker nonrebreathing atau
rebreathing dan ventilator)
- Memasang oksimetri
- Melaukan suction melalui mulut/hidung)
- Memasang OPA
- Perawatan luka bakar
3) Evaluasi keperawatan pada luka bakar
- Evaluasi keperawatan sistem pernafasan secara umum di bagian emergensi meliputi
evaluasi jalan nafas, pernafasan, sirkulasi dan disability (tingkat keadaran)
- Observasi jalan nafas, pakah paten atau tidak, kaji pernafasan, apakah mengalami
gangguan kebuutuhan oksigen atau tidak
- Kaji sirkulasi, apakah tekanan darah normal atau tidak, akral dingin atau tidak, capillary
eflill time ada gangguan atau tidak
- Periksa tingkat kesadaran apakah pasien sadar atau tidak sadar.
26. Asuhan keperawatan gawat darurat keracunan serta obstetric dan ginekologi
1) Diagnose keperawatan pada racun
- Perubahan pola nafas berhubngan dengan efek racun dalam tubuh.
- Defisit volume cairan berhubungan dengan efek racun dalam tubuh.
- Resiko terjadinya disfungsi neurovaskuler perifer berhubung dengan adanya racun di
tubuh.
- Kecemasan atau berbubung dengan ancaman kematian, perubahan kesehatan.
2) Intervensi dan tindakan keperawatan pada racun
- Pemberian oksigen (nasal kanul, masker sederhana, masker non rebreathing atau
rebreathing dan ventilator)
- Memasang oksimetri
- Melakukan suction melalui mulut
- Melakukan kumbah lambung
3) Evaluasi keperawatan pada keracunan
- Evaluasi keperawatan pada pasien keracunan secara umum di bagi emergensi meliputi
apakah paten atau tidak
- Kaji pernafasan, apakah mengalami gangguan kebutuhan oksigen atau tidak
- Kaji sirkulasi, apakah tekanan dara normal atau tidak, akral dingin atau tidak, capillary
refill time ada gangguan atau tidak
- Periksa tingkat kesadaran apakah pasien sadar atau tidak sadar.
4) Diagnose keperawatan pada obstetric dan ginekologi
- Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pendarahan, nyeri akut.
- Perubahan perfusi jaringan hubungan dengan pendarahan.
- Nyeri akut berbuhungan dengan tekanan abdomen meningkat pendarahan.
- Kecemasan atau ketakutan berhubungan dengan ancaman kematian, perubahan
kesehatan.
5) Intevensi dan tindakan keperawatan pada obstetric dan ginekologi
- Pemberian oksigen (nasal kanul, masker sederhana, masker non rebreathing /
reabreathing dan ventilator)
- Memasang oksimentri
- Melakukan suctiom mellui mulut/hidung
- Memasang OPA
- Memasang infus dan resutasi cairan
6) Evaluasi keperawatan pada obstetri dan ginekologi
Evaluasi keperawatan sistem pernafasan secara umum bagian emergensi meliputi
evaluasi jalan nafas, pernafasan, sirkulasai dan disability.
- Observasi jalan nafas, apakah paten atau tidak
- Kajian pernapasan, apakah mengalami gangguan kebutuhan oksigen atau tidak
- Kaji sirkulasi, apalkah tekanan darah normal atau tidak, akral dingin atau tidak,
capillary refill tiem ada gangguan atau tidak
- Periksa tingkat kesadar apakah pasien sadar atau tidak sadar.
Bukti laporan menonton (Screenshot) :

Anda mungkin juga menyukai