Anda di halaman 1dari 10

Ujian Akhir Semester

Manajemen-Kelas F

Dosen Pengampu: Naila Zulfa, SE., Ma., Ph.D.

Penulis: Melati Sekarwangi (20/458447/EK/23037)

1. Lakukan analisis sumber kekuatan (power) yang dimiliki Dian Andyasuri untuk
mempengaruhi para karyawannya. Saran apa yang bisa Anda berikan untuk meningkatkan
basis kekuatannya atau menggunakan kekuatan yang dia miliki saat ini dengan lebih
efektif?

Dian Andyasuri merupakan perempuan pertama yang menjabat sebagai CEO Shell
Indonesia tahun 2020 dengan membawa konsep kepemimpinan yaitu servant leadership
dalam fokusnya pada masalah pengembangan sumber daya manusia di Shell (Sudarmadi,
2021). Tahun 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan karena adanya pandemi covid-
19 dan berbagai pembatasan-pembatasan yang memengaruhi kinerja perusahaan tidak
terkecuali Shell Indonesia. Maka dari itu, konsep servant leadership yang dibawa oleh Dian
ini tepat untuk kondisi pandemi karena berfokus pada sumber daya manusia agar tetap
efektif dalam bekerja. Servant leadership merupakan gaya kepemimpinan yang melayani
dan mendorong hubungan yang harmonis dengan mengembangkan lingkungan martabat
dan hormat, membangun komunitas dan kerja tim, serta mendengarkan rekan dan karyawan
(Spears dalam Aji dan Palupiningdyah, 2016). Servant leadership tersebut sejalan dengan
nilai utama dari Shell yaitu kejujuran, integritas, dan rasa hormat (Shell, 2022).

Dian Andyasuri dalam memimpin dan menjalankan tugasnya sebagai CEO Shell
Indonesia secara efektif tentu saja memiliki kekuasaan (power). Kekuasaan menurut Jones
dan George (2018) ada empat macam yaitu legitimate power, reward power, coercive
power, expert power, dan referent power. Berdasarkan analisis yang dilakukan, Dian
Andyasuri menerapkan empat dari lima kekuasaan yaitu legitimate power, reward power,
expert power, dan referent power.
Legitimate power merupakan kewenangan yang dimiliki seorang manajer berdasarkan
posisinya dalam hierarki organisasi (Jones dan George, 2018). Berdasarkan hierarki dalam
organisasi, Dian Andyasuri merupakan CEO Shell Indonesia dengan jabatan tertinggi di
perusahaan. Maka dari itu, Dian memiliki kekuasaan atau wewenang tertinggi dalam
memutuskan strategi dan membuat kebijakan di perusahaan Shell Indonesia. Hal yang
dilakukan Dian dengan legitimate power yang dimiliki adalah dengan menentukan fokus
perusahaan pada isu sumber daya manusia dan menentukan budaya organisasi yang ingin
dibentuk sesuai dengan value perusahaan. Contoh penerapannya adalah dengan
menerapkan gaya kepemimpinan servant leadership untuk memengaruhi para bawahannya
dan membuat kerangka kepemimpinan bernama learner mindset untuk membantu
karyawan dalam mengembangkan potensi mereka.
Reward power merupakan kemampuan manajer untuk memberikan atau menahan
hadiah atau imbalan yang berwujud dan tidak berwujud (Jones dan George, 2018). Imbalan
yang berwujud dapat berbentuk kenaikan gaji atau bonus. Sedangkan imbalan tidak
berwujud dapat berbentuk pujian dan bentuk hormat. Pada kasus ini, bentuk reward yang
dilakukan Dian Andyasuri memutuskan untuk memberikan allowance kepada karyawan
Shell agar dapat optimal untuk membeli peralatan yang mendukung karyawan dalam
bekerja dari rumah. Selain itu, Shell juga memberikan sebuah portable modem untuk
mendukung jaringan internet. Bentuk imbalan lain yang diberikan Shell dibawah
kepemimpinan Dian Andyasuri adalah membiayai layanan telemedicine dan vitamin untuk
keselamatan para karyawan dan keluarganya yang sebelumnya belum ada (Sudarmadi,
2021). Dian Andyasuri juga menerapkan budaya caring yang diterapkannya seperti sedang
saat melakukan market visit dan melakukan kunjungan ke panti asuhan (Suryadi, 2020).
Budaya caring tersebut diharapkan dapat diterapkan pada semua karyawan Shell Indonesia.
Semua usaha tersebut merupakan bentuk kekuasaan berupa imbalan dari Dian Andyasuri
dalam usahanya untuk mengimplementasikan gaya kepemimpinan servant leadership yang
memperhatikan kepentingan karyawan diatas kepentingan pemimpinnya sehingga
kepuasan karyawan dapat meningkat dan kinerja perusahaan menjadi lebih baik.
Expert power juga digunakan oleh Dian Andyasuri dalam kepemimpinannya sebagai
CEO Shell Indonesia. Expert power merupakan kekuasaan yang berdasarkan pada
pengetahuan tertentu, kemampuan, dan keahlian yang dimiliki oleh pemimpin (Jones dan
George, 2018). Sebelum menjadi CEO Shell Indonesia, Dian Andyasuri memiliki banyak
pengalaman bekerja di berbagai bidang. Dian mengawali karirnay sebagai Finance General
Manager untuk bisnis ritel bahan bakar. Ia memulai karirnya di Shell pada Shell Global
Downstream Strategy and Consultancy yang berbasis di Singapura selama 3.5 tahun. Pada
tahun 2014, Dian menjadi wakil presiden pemasaran dari Shell Lubircants Indonesia.
Akhirnya ia menjadi CEO Shell Indonesia pada tahun 2020 sekaligus President Director
and Country Chair Indonesia. Dian juga memiliki lima belas tahun pengalaman profesional
di berbagai bidang di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Australia. Dian
memiliki gelar MBA di Keuangan dari Brunel University (Shell, 2022). Pengalaman dari
Dian Andyasuri menjadi keuatannya dalam memimpin di Shell Indonesia. Dengan
pengalaman tersebut, Dian dapat memimpin dengan berbagai perspektif yang sudah ia
dapatkan dari pengalamannya bekerja di tempat lain.
Referent Power merupakan kekuasaan yang berasal dari rasa hormat, kekaguman, dan
loyalitas bawahan dan rekan kerja (Jones dan George, 2018). Menurut salah satu
bawahannya yaitu Andreas Pradhana selaku Wakil Presiden dari Lubricants Marketing PT
Shell Indonesia mengatakan bahwa Dian Andyasuri merupakan pemimpin yang detail dan
percaya bahwa sebagai pemimpin tidak boleh pada tingkat atas aja atau high level tetapi
juga harus terjun pada kegiatan operasional di lapangan secara langsung. Selain itu,
menurutnya, Dian Andyasuri juga pemimpin yang walk the talk yaitu pemimpin yang selalu
turun ke lapangan dan selalu mengucapkan selamat pagi atau berbincang-bincang dengan
timnya (Suryadi, 2020). Dari pernyataan tersebut, Dian sangat dikagumi oleh bawahannya
dan sangat memperhatikan karyawannya tanpa memandang bulu dan tanpa melihat jabatan
walaupun posisinya sebagai atasan tertinggi. Maka dari itu, Dian dihormati oleh para rekan
kerja dan bawahannya.
Dari kekuasaan yang telah dianalisis, Dian Andyasuri telah efektif menggunakan
kekuasaannya untuk melakukan misi-misinya dalam menanggulangi isu sumber daya
manusia pada karyawan Shell supaya dapat berkembang dan berinovasi mengikuti zaman.
Dengan kekuasaan yang dimiliki, Dian Andyasuri dapat lebih memanfaatkan kekuasaannya
secara berkelanjutan di semua aspek manajemen dari operasional, pemasaran, keuangan
yang dimulai dari aspek sumber daya manusia sebagai asset terpenting dalam perusahaan.
Dengan begitu, konsep kepemimpinan servant leadership yang ia bawa dapat diaplikasikan
keseluruh perusahaan dan berdampak pada semua shareholders sehingga dapat optimal
dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.
2. Berikan analisis anda apakah dan sejauh mana jender Dian Widyasuri mempengaruhi
kepemimpinan Dian.

Gender tidak mempengaruhi kepemimpinan Dian Andyasuri sebagai CEO di Shell


Indonesia. Walaupun menjadi wanita pertama yang menjabat sebagai CEO Shell Indonesia,
kepemimpinan Dian tidak dipengaruhi gender nya sebagai perempuan. Gender dalam
perilaku kepemimpinan hanya sebatas stereotip dan fakta bahwa representasi perempuan
pada jajaran manajer atas atau pada posisi strategis dalam perusahaan memang sangat
sedikit karena munculnya internalisasi gender yang disebut dengan fenomena “glass
ceiling”. Glass ceiling merupakan fenomena dimana kesempatan perempuan untuk berada
pada jabatan tinggi di sebuah perusahaan cukup dibatasi, hanya sebagian kecil yang dapat
berada pada posisi puncak (Bjerk dalam Muslim dan Perdhana, 2017). Memang dapat
terlihat, posisi Dian yang disebut sebagai wanita pertama yang menjadi CEO Shell
Indonesia setelah perusahaan Shell berdiri cukup lama di Indonesia mengimpilkasikan
bahwa perempuan sulit untuk mendapatkan posisi atau jabatan tinggi di perusahaan.
Menurut Mckinsey (2021), semakin banyak representasi perempuan pada tahun
2020 pada perusahaan tetapi mengalami kelelahan karena situasi pandemi yang mendesak
yang memengaruhi semua perusahaan. Situasi pandemi merupakan situasi yang baru dan
mendadak sehingga perlu adanya perubahan secara berdampak dan cepat. Kemampuan
kepemimpinan yang dimiliki Dian Andyasuri tidak berhubungan dengan gendernya
sebagai perempuan. Dian Andyasuri menunjukkan bahwa kemampuan, pengalaman, dan
keahliannyanya dalam memimpin terlihat dengan menerapkan servant leadership yang
sangat dibutuhkan pada masa pandemi untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan yang
mengalami perubahan gaya kerja yang disebabkan oleh kebijakan pembatasan dan
membuat mereka lelah secara mental. Asumsi bahwa perempuan lebih partisipatif sebagai
pemimpin disebabkan karena memiliki kemampuan interpersonal yang tinggi dan karena
merasa lingkungan di perusahaan tidak menerima perempuan menjadi atasan atau
memandang rendah perempuan sebagai atasan (Jones dan George, 2018). Alasan Dian
menerapkan pendekatan yang lebih partisipatif adalah karena pandemi. Alasan gender tidak
memiliki pengaruh signifikan hanya karena ia adalah wanita pertama yang menjabat
sebagai CEO karena pemimpin laki-laki juga bisa saja menerapkan pendekatan yang lebih
partisipatif juga di situasi pandemi. Dapat disimpulkan bahwa perbedaan perilaku
kepemimpinan dari CEO yang sebelumnya bukanlah karena gender tetapi berbasis pada
kemampuan dan keahlian serta kondisi yang sedang dialami perusahaan sehingga pimpinan
berusaha menerapkan strategi terbaik.

3. Pilih dan gunakan kerangka teoritis tentang a) kepemimpinan dan b) motivasi yang telah
Anda pelajari dalam mata kuliah ini, apakah kepemimpinan Dian Widyasuri sudah tepat
dan berhasil dalam memimpin Shell? Perilaku kepemimpinan apa yang anda sarankan bagi
Dian untuk meningkatkan kefektifan kepemimpinannya?

a. Kerangka teori yang digunakan untuk menganalisis kepemimpinan dari Dian


Andyasuri adalah House’s Path-Goal Theory. House’s Path-Goal Theory merupakan
model kepemimpinan kontingensi yang mengemukakan bahwa pemimpin dapat
memotivasi para bawahannya dengan mengidentifikasi hasil yang diinginkan, memberi
penghargaan kepada mereka atas kinerjanya dan pencapaian atas tujuan kerja dengan
hasil yang diinginkan, serta menjelaskan cara atau jalan mencapai tujuan kerja (Jones
dan George, 2018). Cara pemimpin memotivasi para bawahannya untuk mencapai
tujuan menggunakan house’s path-goal theory ini didasarkan pada tiga premis yaitu
identifikasi hasil yang diinginkan para bawahan dari pekerjaan dan perusahaan,
memberikan imbalan atau penghargaan atas pencapaian tujuan, memperjelas jalan-
jalan menuju pencapaian tujuan bagi para bawahan dengan menghilangan hambatan
dan memotivasi para bawahan untuk percaya diri pada kemampuannya.

Dian Andyasuri selaku CEO dari Shell Indonesia menggunakan konsep


kepemimpinan servant leadership dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin.
Servant leader merupakan seorang pemimpin yang memiliki keinginan kuat untuk
melayani dan bekerja bagi kemaslahatan orang lain (Jones dan George, 2018). Servant
leadership dalam penerapannya terbukti berpengaruh terhadap tingginya kinerja
karyawan dan menurunkan tingakt burnout karyawan (Aji dan Palupiningdyah, 2016).
Sejalan dengan definisi dari servant leadership dan penelitian, Dian memiliki filosofi
yang menyatakan bahwa Dian, sebagai pemimpin, ada untuk melayani dan membantu
tim untuk mencapai potensi maksimal. Dian Andyasuri memimpin perusahaan Shell
Indonesia bertepatan dengan kondisi pandemi yang sedang memuncak. Banyak
perusahaan menerapkan protokal new normal dengan berbagai kebijakan pembatasan.
Penerapan new normal untuk Tempat Kerja Perkantoran dan Industri di masa pandemi
diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020
(Media Kompas, 2020). Peraturan tersebut juga mencakup peraturan bekerja dari rumah
(work from home) bagi para karyawan kantor.

Dengan adanya peraturan bekerja dari rumah, Dian Andyasuri memberikan


allowance kepada para bawahan dan karyawannya serta memberikan portable modem
untuk mengakomodasi kebutuhan bekerja pada saat karyawan bekerja secara work from
home. Selain itu, dibawah kepemimpinan Dian, Shell Indonesia juga membiayai biaya
layanan telemedicine dan vitamin untuk para karyawan dan keluarganya di masa
pandemi (Sudarmadi, 2021). Dian juga memberikan motivasi kepada karyawan untuk
menggali potensi mereka secara maksimal dengan menerapkan kerangka
kepemimpinan bernama leader mindset (Sudarmadi, 2021). Dian disini menerapkan
premis pertama yaitu mengidentifikasi kebutuhan karyawan dalam hal keamanan
bekerja dari rumah seperti mengakomodasi berbagai peralatan dan bantuan kesehatan
bagi karyawannya selama bekerja dari rumah. Premis kedua dari house path-goal
theory juga diterapkan oleh Dian dengan memberikan reward berupa akomodasi untuk
work from home berbentuk allowance dan layanan kesehatan, serta membentuk
kerangka kepemimpinan untuk memotivasi karyawan ditengah situasi yang tidak
menentu agar karyawan dapat terus menggali potensi, fleksibel, dan dapat beradaptasi
dengan situasi yang terjadi. Premis ketiga juga diterapkan Dian Andyasuri dengan
menghilangkan hambatan dalam mencapai tujuannya untuk menciptakan lingkungan
yang caring. Dian berusaha menciptakan budaya caring dalam memimpin para
karyawannya agar potensi karyawannya berkembang secara maksimal (Suryadi, 2020).
Budaya caring ini merupakan faktor higien agar karyawannya termotivasi untuk terus
berkembang di dalam lingkungan yang aman.

Dian juga berusaha untuk selalu terlibat di semua lini dan mengobservasi secara
langsung sehingga ia dapat mengidentifikasi kebutuhan dan tujuan yang diinginkan
para karyawannya yang termasuk dalam upayanya dalam menciptakan budaya caring,
memberikan dorongan dengan reward, dan berusaha menciptakan lingkungan yang
aman sehingga karyawan dapat berkembang dan secara sukarela memiliki dorongan
dan kesadaran bersama-sama mencapai tujuan organisasi. Untuk mempertahankan misi
dari Dian Andyasuri dalam menangani isu sumber daya manusia tersebut,

Dian telah menerapkan tiga dari empat perilaku dalam house’s path-goal theory
yaitu directive behaviors (seperti menciptakan learner mindset dan budaya caring),
supportive behaviors (seperti memberikan akomodasi dan layanan kesehatan di masa
pandemi agar karyawan nyaman bekerja dari rumah), dan participative behaviors
(menciptakan budaya caring sehingga menciptakan lingkungan aman bagi para
karyawannya). Dian dapat menerapkan perilaku kepemimpinan yaitu achievement-
oriented behaviors yaitu satu dari empat perilaku dalam house’s path-goal theory yang
belum diimplementasikan oleh Dian Andyasuri yaitu dengan memberikan tantangan
dengan menetapkan tujuan yang menantang untuk mendorong potensi karyawan secara
maksimal untuk mencapai tujuan dengan menerapkan kebijakan yang lebih mengikat.

b. Motivasi merupakan dorongan psikologis yang menentukan arah dari perilaku


seseorang di dalam organisasi, tingkat upaya seseorang, dan tingkat kegigiahn
seseorang (Jones dan George, 2018). Kemimpinan Dian dalam upaya memotivasi para
karyawannya di perusahaan Shell Indonesia dapat dianalisis dengan teori kebutuhan
dan teori pembelajaran dalam hubungannya dengan motivasi. Kerangka yang
digunakan adalah Maslow’s hierarchy of needs dan Social Learning Theory.
Menurut Maslow, terdapat lima kebutuhan dasar yang dapat memotivasi perilaku. Lima
kebutuhan dasar tersebut harus dicapai secara berurutan dari tingkat kebutuhan paling
dasar sehingga dapat mencapai kebutuhan paling puncak setelah kebutuhan
dibawahnya terpenuhi. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat menciptakan motivasi
seseorang dalam bekerja.

Kebutuhan dasar pertama dan paling dasar adalah kebutuhan fisiologis yaitu
berupa sandang, pangan, dan tempat tinggal untuk seseorang dapat bertahan. Semua
perusahaan pasti memberikan gaji atau upah pada karyawannya untuk memenuhi
kebutuhan pokok mereka. Pada tingkat ini, kebutuhan karyawan Shell pada situasi saat
ini adalah bertahan di masa pandemi. Dengan gaji pokok yang diterimanya, karyawan
Shell Indonesia dapat memenuhi kebutuhan fisiologis mereka.

Kebutuhan dasar kedua adalah kebutuhan keamanan atau safety needs yaitu
kebutuhan berupa keamanan, stabilitas, dan lingkungan yang aman. Dian Andyasuri
berusaha untuk memberikan kebutuhan keamanan dari para karyawan di masa pandemi
dengan memberikan allowance dan membiayai biaya layanan kesehatan bagi para
karyawan dan keluarganya sehingga karyawan dapat nyaman pada saat bekerja dari
rumah dan tetap terjaga kesehatannya selama pandemi. Selain itu, Dian Andyasuri juga
menerapkan budaya caring yaitu dengan menjadi contoh pemimpin yang selalu terjun
ke lapangan melakukan observasi dan melakukan hal-hal sosial lainnya sehingga dapat
ditiru oleh semua karyawan dan tim dan dapat membentuk budaya organisasi yang
ingin dicapai dan sesuai dengan nilai utama dari Shell (2022) yaitu kejujuran, integritas,
dan rasa hormat. Budaya caring ini menciptakan lingkungan kerja Shell yang positif
dan aman karena satu sama lain saling peduli dan menghormati.

Kebutuhan dasar yang ketiga adalah rasa memiliki yaitu kebutuhan untuk
berinteraksi secara sosial, pertemanan, perhatian, dan cinta. Budaya caring yang
dibawa Dian Andyasuri secara tidak langsung dapat memotivasi karyawan untuk
berperilaku sama dan menciptakan interaksi sosial dan pertemanan yang baik antar
sesama rekan kerja. Dian juga selalu mengatakan bahwa semua pihaknya adalah bagian
dari satu keluarga besar yang akan berjuang bersama dalam menghadapi situasi
(Suryadi, 2020).

Kebutuhan dasar keempat adalah kebutuhan akan harga diri yaitu kebutuhan
untuk merasa baik akan sebuah kemampuan yang dimiliki, untuk dihargai oleh orang
lain, dan mendapatkan pengakuan dan apresiasi. Dian Andyasuri sebagai pemimpin
selalu berusaha untuk terjun langsung dan berkomunikasi dengan para tim dan
karyawannya untuk menciptakan rasa memiliki antar atasan dan bawahan sehingga
karyawan merasakan bahwa kinerja mereka diperhatikan dan diapresiasi oleh
atasannya. Dengan begitu, karyawan dapat termotivasi untuk bekerja karena kebutuhan
mereka akan harga diri juga diakomodasi oleh perusahaan Shell Indonesia.

Kebutuhan dasar kelima adalah kebutuhan aktualisasi diri yaitu berupa


kesadaran akan pontesi yang dimiliki seseorang sebagai manusia. Dian Andyasuri
mengakomodasi kebutuhan karyawannya akan aktualisasi diri adalah dengan
perhatiannya akan pengembangan sumber daya manusia di perusahaan Shell Indonesia.
Hal tersebut dibuktikan dengan konsep servant leadership yang dibawanya untuk
berusaha memenuhi kepentingan karyawannya untuk mencapai potnesi mereka secara
maksimal. Dian juga membuat sebuah konsep learner mindset agar karyawan selalu
bisa beradaptasi dan berkembang dengan perubahan situasi. Contohnya adalah
memberikan dorongan karyawan untuk belajar menggunakan digital platform yang
sangat dibutuhkan di masa pandemi untuk berinteraksi dan menjadi sebuah media
mereka untuk mencapai potensi yang ada.
Selanjutnya, analisis kepemimpinan Dian Andyasuri sebagai CEO Shell
Indonesia dalam memotivasi karyawannya menggunakan social learning theory. Social
learning theory merupakan teori yang memperhitungkan motivasi dan pembelajaran
dapat dipengaruhi oleh pemikiran dan keyakinan serta pengamatan mereka terhadap
perilaku orang lain (Jones dan George, 2018). Terdapat tiga premis dalam teori
pembelajran sosial ini yaitu vicarious learning, self-reinforcement, dan self-efficacy.

Vicarious learning merupakan pembelajaran yang muncul ketika pembelajar


menjadi termotivasi untuk melakukan suatu perilaku dengan melihat orang lain
melakukan perilaku tersebut dan termotivasi untuk melakukannya (Jones dan George,
2018). Dian Andyasuri sebagai CEO Shell Indonesia menciptakan budaya caring di
perusahaannya (Suryadi, 2020). Dian berusaha menjadi contoh bagi karayawannya
untuk menciptakan budaya caring dengan terjun langsung ke lapangan, menyapa dan
berbincang kepada tim secara langsung memperhatikan kinerja dan keprihatinan atau
kebutuhan bawahan dan karyawannya dalam melaksanakan tugas mereka. Dengan
begitu, diharapkan karyawan juga dapat menerapkan budaya tersebut dengan melihat
pemimpinnya melakukan hal tersebut atau juga dapat disebut dengan vicarious learning
dan dapat diterapkan keseluruh perusahaan dan stakeholders perusahaan termasuk
pelayanan kepada pelanggan Shell.

Akan tetapi, karyawan perlu memiliki dorongan dari dalam diri untuk melakukan
hal tersebut dan percaya akan potensi yang dimiliki serta memberikan penghargaannya
atas pencapaian yang dilakukan sehingga dibutuhkan kedua pihak untuk menciptakan
budaya caring yang ingin dicapai perusahaan.
Daftar Pustaka
Aji, M. and Palupiningdyah, 2016. Pengaruh Servant Leadership terhadap Kinerja Karyawan dengan
Burnout sebagai variabel intervening. Management Analysis Journal 5, [online] 5(3), p.179.
Available at: <http://file:///C:/Users/My%20Computer/Downloads/9754-Article%20Text-
28380-1-10-20170425.pdf> [Accessed 16 June 2022]. Shell.co.id. 2022.
Jones, G. and George, J., 2018. Contemporary Management. 10th ed. New York: McGrawHill
Education.
McKinsey.com. 2021. Women in the Workplace 2021. [online] Available at:
<https://www.mckinsey.com/featured-insights/diversity-and-inclusion/women-in-the-
workplace> [Accessed 16 June 2022].
Media, K., 2020. Panduan Lengkap Penerapan New Normal yang Wajib Dipatuhi Perusahaan Halaman
all - Kompas.com. [online] KOMPAS.com. Available at:
<https://money.kompas.com/read/2020/05/25/090300826/panduan-lengkap-penerapan-new-
normal-yang-wajib-dipatuhi-perusahaan?page=all> [Accessed 16 June 2022].
Muslim, M. and Perdhana, M., 2017. Glass Ceiling: Sebuah Studi Literatur. Jurnal Bisnis STRATEGI,
[online] 26(1), p.29. Available at:
<https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jbs/article/view/17224/12418> [Accessed 16 June 2022].
Shell.co.id. 2022. Nilai-nilai kami. [online] Available at: <https://www.shell.co.id/in_id/tentang-
kami/our-values.html#> [Accessed 15 June 2022].
Shell.co.id. Leader Profile. [online] Available at: <https://www.shell.co.id/en_id/about-us/leadership-
profile.html> [Accessed 15 June 2022].
Sudarmadi, 2021. Dian Andyasuri, Memimpin dengan Konsep Servant Leadership | SWA.co.id. [online]
SWA.co.id. Available at: <https://swa.co.id/business-champions/leaders/dian-andyasu-
memimpin-dengan-konsep-servant-leadership> [Accessed 16 June 2022].
Suryadi, D., 2020. Dian Andyasuri, Shell Indonesia: Membangun Budaya Caring dengan Memberikan
Contoh | SWA.co.id. [online] SWA.co.id. Available at: <https://swa.co.id/business-
champions/leaders/dian-andyasuri-shell-indonesia-membangun-budaya-caring-dengan-
memberikan-contoh> [Accessed 16 June 2022].

Anda mungkin juga menyukai