Anda di halaman 1dari 4

Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan (SNITP) Tahun 2017 ISSN : 2548-8112

Politeknik Penerbangan Surabaya, 28 September 2017

Rancangan Osilator Trainer sebagai Sarana Penunjang Praktikum di Politeknik


Penerbangan Surabaya
Gladis Aprilia Dewanti1, Romma Diana Puspita2, Sudrajat3
1,2,3)
Teknik Telekomunikasi dan Navigasi Udara, Politeknik Penerbangan Surabaya
Jl. Jemur Andayani I/73, Surabaya 60236
Email : gladisaprilia17@gmail.com

ABSTRAK
Politeknik Penerbangan Surabaya merupakan perguruan tinggi kedinasan di bawah Kementerian Perhubungan yang
mempunyai tugas menyelenggarakan program vokasi di bidang penerbangan. Salah satu program vokasi tersebut adalah
Teknik Telekomunikasi dan Navigasi Udara (TNU).
Teori yang mendukung pada penelitian ini terdapat pada Electronic Circuit Heathkit Company dan buku panduan
Transmitter (pemancar).
Penelitian ini dibuat untuk memudahkan proses pembelajaran di Politeknik Penerbangan Surabaya khususnya untuk
materi Transmitter (pemancar). Apabila dalam praktiknya Osilator dirangkai secara manual menggunakan Analog
Experimenter, pada Tugas Akhir ini kelima rangkaian Osilator berada pada satu trainer. Rangkaian Osilator tersebut
antara lain Osilator Amstrong, Osilator Clapp, Osilator Colpitts, Osilator Hartley, dan Osilator Kristal.
Pada Trainer ini frekuensi yang dihasilkan dapat dilihat melalui test point pada output rangkaian dengan media
oscilloscope atau frequency counter. Frekuensi yang dihasilkan oleh masing-masing Osilator bervariasi. Dimana yang
mempengaruhinya adalah nilai tank circuit pada masing-masing rangkaian. Dari trainer tersebut dapat diketahui
perbandingan antara perhitungan dengan pengukuran.

Kata kunci : Osilator, Trainer, jenis Osilator, Politeknik Penerbangan Surabaya

ABSTRACT
Aviation Polytechnic of Surabaya is a College official at the Ministry of Transportation Under The telecoms have
organized vocational program in the field of aviation. One of the Vocational Education Program Is Air Navigation and
Telecommunications Engineering (TNU).
The theory behind the research contained in the Electronic Circuit Heathkit Company and guide books Transmitter
(receiver).
This design was created to facilitate the learning process, especially for Aviation Polytechnic of Surabaya material of
Transmitter. If in practice oscillator is assembled manually using analog experimenter, in this Final Task the fifth
oscillator circuits are on one trainer. The oscillator circuit include Armstrong Oscillator, Clapp oscillator, Colpitts
oscillator, Hartley oscillator, and crystal oscillator.
In this trainer frequency generated can be viewed through the test point at the output of the circuit with the media
oscilloscope or frequency counter. The Frequency generated by each oscillator is varied. Where that influence the value
of tank circuit on each circuit. The value of the tank circuit changed using jumper (cable). From the trainer can also be
shown a comparison between the calculations with the measurements.

Keyword :Oscillator, Trainer, type of Oscillator, Aviation Polytechnic of Surabaya

I. PENDAHULUAN komponen-komponen yang dapat menunjang materi


Teknik Telekomunikasi dan Navigasi Udara (TNU) pembelajaran. Namun masih terdapat beberapa sarana
merupakan salah satu program studi yang diselenggarakan praktikum yang belum tersedia untuk dapat melengkapi
oleh Politeknik Penerbangan Surabaya untuk membentuk sarana pembelajaran di Politeknik Penerbangan Surabaya.
lulusan yang kompeten dan profesional. Agar terwujudnya Dalam hal ini penulis melihat terdapat kekurangan
hal tersebut, Taruna harus memenuhi silabus materi dan pada beberapa media praktikum yang ada di Politeknik
praktik yang telah ditetapkan. Salah satunya mengenai Penerbangan Surabaya, salah satunya untuk pembelajaran
Osilator pada mata kuliah Transmitter (pemancar). pada mata kuliah Transmitter yaitu Osilator. Pada saat ini
Pada saat ini Politeknik Penerbangan Surabaya praktikum mengenai Osilator masih menggunakan Analog
memiliki sarana praktikum yang memadai mulai dari Experimenter dengan cara merangkai rangkaian Osilator
ruang laboratorium, alat ukur analog maupun digital, secara manual. Selain itu untuk merangkai rangkaian
perangkat Trainer untuk praktikum, dan beberapa Osilator tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama

253
Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan (SNITP) Tahun 2017 ISSN : 2548-8112
Politeknik Penerbangan Surabaya, 28 September 2017

karena harus mencari komponen sesuai dengan nilai yang III. HASIL DAN PEMBAHASAN
tepat agar rangkaian dapat bekerja. Pada bab ini, dipaparkan hasil pengujian yang telah
Untuk memahami konsep kerja dari Osilator, dilakukan beserta pembahasannya. Pengujian ini
diperlukan sebuah Trainer sebagai sarana dan penunjang dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang telah
praktikum di laboratorium Politeknik Penerbangan dibuat sesuai dengan perencanaan atau belum. Pengujian
Surabaya dilakukan tiap-tiap komponen. Berikut merupakan hasil
dari pengujian yang telah dilakukan :
II. METODE
Rancangan alat yang akan dibuat nantinya adalah Tabel 1 Hasil Pengujian Baterai
Osilator Trainer digunakan sebagai sarana penunjang
praktikum di Politeknik Penerbangan Surabaya.

Dilakukan pengujian power supply untuk mengetahui


kinerja dari power supply dalam memberikan supply
tegangan terhadap setiap komponen utama maupun
komponen pendukung pada rancangan alat ini. Supply
tegangan pada rancangan alat ini menggunakan Baterai 9
Volt.

Tabel 2 Hasil Pengujian Osilator Amstrong

Dari blok diagram di atas, dijelaskan bahwa Trainer Pada rangkaian Osilator Amstrong diatas
mendapat tegangan dari Baterai sebesar 9 volt. Pada menggunakan prinsip bias tetap dengan RE (Resistor
baterai tersebut terdapat jack yang dapat disambungkan Emittor) sebagai biasing pada transistor. Dengan
menggunakan jumper sehingga dapat dilepas dan dipasang penambahan RE pada bias tetap, stabilitas rangkaian akan
pada osilator yang akan di cek. Setelah mendapat supply, terjaga. Pada rangkaian diatas juga menggunakan
kelima rangkaian osilator pada Trainer akan bekerja rangkaian pengikut emittor dimana inputan tank circuit
sesuai dengan prinsip kerja masing-masing. Syarat agar diambil melalui basis dan output diambil dari emittor,
terjadi Osilasi pada Osilator yaitu adanya rangkaian sehingga sinyal input dan sinyal output sefasa. Untuk
amplifier, rangkaian feedback, dan tank circuit. Frekuensi amplifier yang digunakan adalah rangkaian amplifier kelas
yang dihasilkan Osilator Trainer dipengaruhi oleh nilai A yang menghasilkan sinyal sinusoidal sesuai dengan
tank circuit yaitu nilai Induktor (L) dan kapasitor (C). input.
Pada tank circuit Osilator Amstrong, Osilator Clapp, Berdasarkan hasil perhitungan dan pengukuran diatas,
Osilator Colpitts, dan Osilator Hartley dapat dirubah didapatkan perbedaan nilai frekuensi antara hasil
sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan pada tank circuit perhitungan sesuai dengan rumus pada Osilator Amstrong
Osilator Kristal bersifat tetap karena didalamnya dengan pengukuran melalui oscilloscope. Hal tersebut
menggunakan kristal, dimana kristal tersebut tidak dapat dapat terjadi karena pada setiap komponen, khususnya
dibuat variabel. Apabila rangkaian Osilator (terutama pada komponen kapasitor keramik (C) pada tank circuit
nilai tank circuit) telah disesuaikan dengan kebutuhan, memiliki nilai toleransi antara 2% - 80%. Sehingga antara
keluaran frekuensi dapat dilihat menggunakan nilai perhitungan dan pengukuran memiliki perbedaan
oscilloscope. Probe pada oscilloscope ditempelkan pada namun masih dalam batas toleransi.
test point di masing-masing output Osilator. Maka bentuk
sinyal dari masing-masing Osilator dapat diketahui. Dapat Tabel 3 Hasil Pengujian Osilator Clapp
juga menggunakan Frequency counter untuk melihat nilai
dari frekuensi yang dihasilkan. Dari Osilator Trainer dapat
dilihat perbandingan antara pengukuran dengan
perhitungan yang dilakukan oleh Taruna mengenai
frekuensi yang dihasilkan dari masing-masing Osilator.

254
Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan (SNITP) Tahun 2017 ISSN : 2548-8112
Politeknik Penerbangan Surabaya, 28 September 2017

Pada rangkaian Osilator Clapp diatas menggunakan biasing pada transistor. Dengan penambahan RE pada bias
prinsip bias pembagi tegangan (voltage divider) sebagai tetap, stabilitas rangkaian akan terjaga. Pada rangkaian
biasing pada transistor. Bias pembagi tegangan memiliki diatas juga menggunakan rangkaian pengikut emittor
stabilitas yang sangat baik. Pada rangkaian diatas juga dimana inputan tank circuit diambil melalui basis dan
menggunakan rangkaian pengikut emittor dimana inputan output diambil dari emittor, sehingga sinyal input dan
tank circuit diambil melalui basis dan output diambil dari sinyal output sefasa. Untuk amplifier yang digunakan
emittor, sehingga sinyal input dan sinyal output sefasa. adalah rangkaian amplifier kelas A yang menghasilkan
Untuk amplifier yang digunakan adalah rangkaian sinyal sinusoidal sesuai dengan input.
amplifier kelas A yang menghasilkan sinyal sinusoidal Berdasarkan hasil perhitungan dan pengukuran diatas,
sesuai dengan input. didapatkan perbedaan nilai frekuensi antara hasil
Berdasarkan hasil perhitungan dan pengukuran diatas, perhitungan sesuai dengan rumus pada Osilator Hartley
didapatkan perbedaan nilai frekuensi antara hasil dengan pengukuran melalui oscilloscope. Hal tersebut
perhitungan sesuai dengan rumus pada Osilator Clapp dapat terjadi karena pada setiap komponen, khususnya
dengan pengukuran melalui oscilloscope. Hal tersebut komponen kapasitor keramik (C) pada tank circuit
dapat terjadi karena pada setiap komponen, khususnya memiliki nilai toleransi antara 2% - 80%. Sehingga antara
komponen kapasitor keramik (C) pada tank circuit nilai perhitungan dan pengukuran memiliki perbedaan
memiliki nilai toleransi antara 2% - 80%. Sehingga antara namun masih dalam batas toleransi.
nilai perhitungan dan pengukuran memiliki perbedaan
namun masih dalam batas toleransi. Tabel 6 Hasil Pengujian Osilator Kristal

Tabel 4 Hasil Pengujian Osilator Colpitts

Setelah melakukan pengukuran, didapatkan hasil


frekuensi yang sesuai antara perhitungan dengan
pengukuran. Toleransi Error Osilator Kristal adalah 0%.
Pada rangkaian Osilator Colpitts diatas menggunakan
Hal tersebut dikarenakan kristal memiliki stabilitas suhu
prinsip bias tetap dengan RE (Resistor Emittor) sebagai
yang sangat baik yaitu mulai dari - 20° C sampai dengan
biasing pada transistor. Dengan penambahan RE pada bias
+70° C. Perubahan nilai frekuensi dari kristal juga seiring
tetap, stabilitas rangkaian akan terjaga. Pada rangkaian
dengan waktu yang disebut dengan faktor penuaan
diatas juga menggunakan rangkaian pengikut emittor
frekuensi (frequency aging). Faktor penuaan frekuensi
dimana inputan tank circuit diambil melalui basis dan
untuk kristal berkisar pada angka ±5 ppm/tahun.
output diambil dari emittor, sehingga sinyal input dan
sinyal output sefasa. Untuk amplifier yang digunakan
IV. PENUTUP
adalah rangkaian amplifier kelas A yang menghasilkan
Berdasarkan perancangan, pembuatan, serta analisa
sinyal sinusoidal sesuai dengan input.
rancangan osilator trainer sebagai sarana penunjang di
Berdasarkan hasil perhitungan dan pengukuran diatas,
Politeknik Penerbangan Surabaya, maka dapat diambil
didapatkan perbedaan nilai frekuensi antara hasil
kesimpulan sebagai berikut :
perhitungan sesuai dengan rumus pada Osilator Colpitts
1. Osilator Amstrong, Osilator Clapp, Osilator Colpitts,
dengan pengukuran melalui oscilloscope. Hal tersebut
dan Osilator Hartley pada Trainer berfrekuensi
dapat terjadi karena pada setiap komponen, khususnya
variabel. Keempat frekuensi dari Osilator tersebut
komponen kapasitor keramik (C) pada tank circuit
dipengaruhi oleh tank circuit. Sedangkan tank circuit
memiliki nilai toleransi antara 2% - 80%. Sehingga antara dipengaruhi oleh induktor variabel sebagai penentu
nilai perhitungan dan pengukuran memiliki perbedaan
frekuensi bersama kapasitor.
namun masih dalam batas toleransi.
2. Osilator Kristal pada Trainer berfrekuensi tetap
karena menggunakan kristal kwarsa sebagai penentu
Tabel 5 Hasil Pengujian Osilator Hartley
frekuensi. Kristal memiliki nilai yang tetap.
3. Osilator Trainer pada penelitian ini memiliki sinyal
keluaran sinus yang kurang stabil. Dikarenakan oleh
pemakaian kabel jumper yang dibutuhkan untuk
menghubungkan test point dari PCB rangkaian ke
Pada rangkaian Osilator Hartley diatas menggunakan
packaging. Setelah dianalisa kabel jumper tersebut
prinsip bias tetap dengan RE (Resistor Emittor) sebagai

255
Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Penerbangan (SNITP) Tahun 2017 ISSN : 2548-8112
Politeknik Penerbangan Surabaya, 28 September 2017

memberikan induktansi yang menyebabkan


interferensi terhadap bentuk sinyal sinus yang
dihasilkan oleh setiap Osilator.
Dari kesimpulan yang telah ada, beberapa saran dari
penulis tentang alat yang telah dibuat agar ke depannya
dapat lebih baik lagi adalah sebagai berikut :
1. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya guna
meningkatkan kualitas frekuensi yang dihasilkan,
dapat digunakan komponen-komponen yang memiliki
toleransi kecil.
2. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat
ditambahkan lebih banyak lagi jenis-jenis dari
Osilator.
3. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya
dikembangkan pada packaging dari Osilator Trainer
agar bentuk sinyal yang dihasilkan oleh masing-
masing Osilator lebih stabil.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Horowitz, P. 1985. Seni dan Disain Elektronika.
Jakarta:PT Multi Media – Gramedia Grup.
[2] Woollard, Harry. 2006. Practical Electronics.
London: McGraw-Hill.
[3] Blocher,Richard.2003.Dasar
Elektronika.Yogyakarta: Penerbit Andi.
[4] Michaels, A. 1995. Daftar Persamaan Transistor
Internasional, Jakarta:PT. Elex Media Komputindo.

256

Anda mungkin juga menyukai