Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Penelitian

1. Sejarah Singkat MTsN 8 Padang Pariaman

MTsN 8 Padang Pariaman adalah salah satu sekolah yang

bercirikan Akidah Akhlak Islam tingkat sekolah menengah yang ada di

kecamatan Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman, yang sudah

menghasilkan lulusan/ alumni yang cukup banyak dan telah berhasil dan

mengabdi ditengah – tengah masyarakat. MTsN 8 Padang Pariaman

didirikan pada tahun 1993 yang bernama MTsN Sungai Geringging.

Pertama kali didirikan Madrasah dipimpin oleh Bapak Drs. Sudirman yang

menjabat sampai tahun 1996 yang bertempat di lapangan bola Sungai

Geringging. MTsN 8 Padang Pariaman berdiri cukup strategis karena

tidak jauah dari jalan, sehingga akses jalan mudah untuk dijangkau.

Bahasa yang digunakan peserta didik bahasa minang, lingkungan sekitar

merupakan pemungkiman penduduk. Mata pencarian penduduk sebagian

besar petani dan pedagang, gaya hidup cendrung konsumtif dan tingkat

kepedulian masyarakat terhadap pendidikan tergolong rendah

Pada tahun 2000 MTsN 8 Padang Pariaman pindah lokasi ke jalan

lingkar (pakan taranak) pasar sungai geringging di kerenakan gedung yang

lama sudah rusak/ termakan usia. Kondisi gedungnya pada saat ini PIGP

dilaksanakan cukup bagus, perlengkapan pembelajaran (media, buku


sumber) sudah mencukupi. Alat dan media pembelajaran sudah cukup

lengkap, sehingga kalau saja pendidik kreatif memanfaatkan sarana

tersebut maka dapat belajar secara optimal. Tingkat ekonomi masyarakat

tergolong menengah kebawah, Pendidikan orang tuanya sebagian tamatan

SMA. Budaya gemar membaca dan belajar masih memprihatikan dan

prestasi belajar pun masih rendah.

Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan MTsN 8 Padang

Pariaman kecamatan sungai geringging kabupaten padang pariaman terdiri

dari 32 orang yaitu 1 kepala madrasah, 14 orang PNS dan 18 orang GTT.

Jumlah peserta didik MTsN 8 Padang Pariaman kecamatan sungai

geringging kabupaten padang pariaman dari kelas VII sampai kelas IX

sebanyak 374 orang terdiri dari 13 rombel, Jumlah Laki-laki 149 orang

dan perempuan 225 orang.

Semenjak perubahan status dari Madrasah Swasta ke Madrasah

Negeri sampai sekarang MTsN 8 Padang Pariaman sudah beberapa kali

pergantian Kepala Madrasah yaitu;

a. Drs. Sudirman Tahun 1994 s/d 1996

b. Drs. Zulkifli Ali Tahun 1996 s/d 1999

c. Drs. H. Maswar Tahun 1999 s/d 2004

d. Drs.Saljoni Tahun 2004 s/d 2010

e. Dra. HJ. Ardianis Tahun 2010 s/d 2011

f. M. Fadil. S.Pd Tahun 2011 s/d 2014

g. Mulkan, MA Tahun 2014 s/d 2019


h. Suhermi, S.Ag Tahun 2019 s/d 2022

i. Zulfayeni, S.Pd 2022 - sampai sekarang

Selama 28 Tahun semenjak berdirinya MTsN 8 Padang Pariaman

ini tetap eksis di tengah – tengah masyarakat Sungai Geringging. Dan

selama itu pula MTsN 8 Padang Pariaman telah banyak memberikan

sumbangan dan andil kepada masyarakat dan dunia pendidikan demi

mencerdaskan anak nagari, memberiakan pendidikan keAkidah Akhlak

dalam rangka membentuk krakter bangsa.

2. Profil Sekolah MTsN 8 Padang Pariaman

Nama Madrasah : MTsN 8 Padang Pariaman


Alamat Madrasah : Jalan Raya Pasar Sungai Geringging
Kelurahan : Malai III Koto
Kecamatan : Sungai Geringging
Kotamadya : Padang Pariaman
Provinsi : Sumatera Barat
Kode Pos : 25563
Nomor Telpon : -
Website : -
Email : mtsnsungaigeringging@yahoo.co.id
Nama Kepala Madrasah : Zulfayeni, S.Pd
Status Madrasah : Negeri
Nomor Sertifikat Madrasah : -
Keadaan Gedung : Baik
Nomor Statistik Madrasah : 121113050004
NPSN : 10311191
Tahun Didirikan : 1993
Tahun Beroperasi : 1993
Nomor SK : 244
Status Tanah : Wakaff
Luas Tanah : 6.300 M
Luas Bangunan : 850 m

3. Visi dan Misi MTsN 8 Padang Pariaman

a. Visi MTsN 8 Padang Pariaman

“Unggul dalam Prestasi Beriman dan Bertaqwa, Berbudaya

dan Peduli Lingkungan”.

b. Misi MTsN 8 Padang Pariaman

1) Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik.

2) Mewujudkan pelaksanaan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,

efektif dan menyenangkan dengan pendekatan scientific.

3) Mewujudkan pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan

abad 21: 4C yaitu Communication, Collaboration, Critical thinking

and problem solving, Creativity and innovation.

4) Mewujudkan pembelajaran yang mengintegrasikan PPK

(Penguatan Pendidikan Karakter), Gerakan Literasi Sekolah (GLS),

Higher Order of Thinking Skill (HOTS).

5) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha

Esa

6) Mewujudkan karakter warga sekolah yang berbudi pekerti luhur,

berbudaya, bersih dari narkoba dan peduli terhadap kelestarian

lingkungan.
B. Hasil Penelitian

1. Perencanaan Pembelajaran Bermakna Pada Bidang Studi Aqidah

Akhlak Di MTsN 8 Padang Pariaman

Perencanaan pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar

kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi

waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil

belajar, media dan sumber belajar. Dilihat dari hasil wawancara dan

observasi, pendidik sudah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), akan tetapi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat

oleh pendidik masih ada kekurangannya, pendidik cendrung tidak

mengikuti setiap perkembangan dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran yang ada, karena setiap tahun model pembuatan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) selalu berubah-ubah dan hal ini menjadi

salah satu alasan masih adanya pendidik yang membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran sama dangan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) sebelumnya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) adalah suatu rencana yang menggambarkan prosedur, suatu

rancangan yang harus dibuat oleh pendidik sebelum mengajar pada setiap

pokok bahasan, ini dilakukan satu kali setiap tatap muka supaya mencapai

target yang diinginkan. Berdasarkan dokumen pendidik Akidah Akhlak

dapat diketahui bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang


dibuat oleh pendidik tersebut sudah ditulis untuk seluruh kelas yang akan

diajarkannya.

Sebelum pelaksanaan proses pembelajaran, pendidik

mempersiapkan perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang akan

diajarkan, menilai dari tahap awal proses pembelajaran sampai tahap akhir

pembelajaran agar tujuan pembelajaran bisa dicapai sesuai dengan yang

diharapkan.

Kegiatan proses pembelajaran Akidah Akhlak dengan

menggunakan Teori Pembelajaran Bermakna, pendidik terlebih dahulu

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana yang dibuat

oleh pendidik berpedoman kepada silabus yang sudah ada.

Berdasarkan informasi dari pendidik Akidah Akhlak Warnita

menyatakan bahwa:

Perencanaan Pembelajaran sudah dibuat untuk seluruh


kelas yang diajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
tersebut saya buat dalam bentuk tertulis. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang saya buat tidak melihat kepada peserta didik,
akan tetapi melihat kepada silabus yang ada.1

Hal ini diperkuat oleh Kepala Sekolah MTsN 8 Padang Pariaman

yang menyatakan bahwa:

Pendidik-pendidik di MTsN 8 Padang Pariaman termasuk


pendidik Akidah Akhlak sudah diwajibkan membuat RPP dalam
setiap pembelajaran.2

Kegiatan belajar mengajar merupakan bagian yang terpenting dari

seluruh kegiatan sekolah. Oleh karena itu perlu direncanakan sebaik-

1
Warnita, Wawancara, Pendidik Akidah Akhlak, 25 Agustus 2022
2
Zulfayeni, Wawancara, Kepala Sekolah MTsN 8 Padang Pariaman, 26 Agustus 2022
baiknya, sehingga dapat berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan

yang diharapkan.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan terlihat bahwa

pendidik Akidah Akhlak dalam membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak masih melihat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat oleh pendidik Akidah Akhlak

sebelumnya.3

Adapun penulis menanyakan kepada Ibu Warnita tentang kapan

dilaksanakan pembelajaran bermakna dalam pembelajaran akidah akhlak,

beliau mengatakan bahwa: waktu dilaksanakan pembelajaran bermakna

yaitu disaat materi yang ada berhubungan dengan kenyataan.4

Selanjutnya penulis juga kepada kepala sekolah tentang kenapa

perlu perencanaan pembelajaran bermakna, beliau mengatakan bahwa:

Karena pembelajaran bermakna dapat memberikan


pengalaman langsung kepada peserta didik (direct experiences).
dengan pengalaman langsung ini, peserta didik dihadapkan pada
sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-
hal yang lebih abstrak.5

Senada dengan yang disampaikan kepala sekolah, Ibu Warnita

juga menambahkan, beliau mengatakan bahaw:

Karena pembelajaran bermakna menyajikan konsep-


konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses
pembelajaran. dengan demikian, peserta didik dapat memahami
konsep-konsep tersebut secara utuh. hal ini diperlukan untuk
membantu peserta didik dalam memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.6
3
Observasi di MTsN 8 Padang Pariaman, 24 Agustus 2022
4
Warnita, Wawancara, Pendidik Akidah Akhlak, 25 Agustus 2022
5
Zulfayeni, Wawancara, Kepala Sekolah MTsN 8 Padang Pariaman, 26 Agustus 2022
6
Warnita, Wawancara, Pendidik Akidah Akhlak, 25 Agustus 2022
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diatas dapat

disimpulkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk mata

pelajaran Akidah Akhlak sudah dibuat dan dilaksanakan oleh pendidik

Akidah Akhlak, sebagaimana yang diharuskan oleh sekolah. Pendidik

Akidah Akhlak MTsN 8 Padang Pariaman sudah membuat RPP secara

tertulis untuk seluruh kelas yang belajar mata pelaajran Akidah Akhlak.

Tapi dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pendidik

Akidah Akhlak masih melihat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang

dibuat oleh pendidik Akidah Akhlak sebelumnya.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Bermakna Pada Bidang Studi Aqidah

Akhlak di MTsN 8 Padang Pariaman

a. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak

Berdasarkan observasi yang dilakukan di MTsN 8 Padang

Pariaman pada tanggal 24 Agustus 2022 ketika melaksanakan Proses

belajar mengajar (PBM) Akidah Akhlak dengan menggunakan Teori

Pembelajaran Bermakna pendidik Akidah Akhlak terlebih dahulu

menjelaskan tujuan pembelajaran Akidah Akhlak dengan

menggunakan Teori Pembelajaran Bermakna kepada peserta didik, dan

peserta didik mendengarkan dan memahami penjelasan dari tujuan

pembelajaran dan pokok materi serta cara kerja yang diterapkan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pendidik Akidah

Akhlak 25 Agustus 2022, diperoleh keterangan sebagai berikut :

“Dalam pembelajaran Akidah Akhlak dengan


menggunakan Teori Pembelajaran Bermakna saya terlebih dahulu
menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, karena tujuan
pembelajaran ini sangat penting untuk diketahui oleh peserta didik,
karena peserta didik harus memahami betul bagaimana
pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak dengan menggunakan
Teori Pembelajaran Bermakna ini”.7

Sejalan dengan hal diatas dengan melakukan wawancara

kepada peserta didik yang bernama Suci Pebri Ramadani pada 26

Agustus 2022 menyatakan bahwa :

“Dalam setiap proses belajar mengajar mereka menerima


penjelasan tentang tujuan pembelajaran dari pendidik Akidah
Akhlak setiap akan memulai belajar, sehingga memudahkan bagi
peserta didik untuk memahami dan melaksanakan pembelajaran
Akidah Akhlak dengan menggunakan Teori Pembelajaran
Bermakna”.8

Untuk memperkuat informasi diatas juga dilakukan

wawancara dengan Kepala Sekolah MTsN 8 Padang Pariaman pada 26

Agustus 2022, beliau mengatakan bahwa :

“Berdasarkan pengamatan saya, pendidik Akidah Akhlak


di MTsN 8 Padang Pariaman telah mempedomani RPP yang dibuat
dalam pembelajarannya, terutama pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan Teori Pembelajaran Bermakna, pendidik
selalu menjelaskan dan mengarahkan tujuan pembelajaran yang
akan dilaksanakan sehingga peserta didik dapat dengan mudah
mengerti terhadap pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak
dengan menggunakan Teori Pembelajaran Bermakna”.9

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan

bahwa, pendidik Akidah Akhlak di MTsN 8 Padang Pariaman selalu

menjelaskan tujuan pembelajaran setiap akan memulai pelajaran dan

peserta didik mendengarkannya. Sehingga dengan menjelaskan tujuan

7
Warnita, Wawancara, Pendidik Akidah Akhlak, 25 Agustus 2022
8
Suci Pebri Ramadani, Wawancara, Peserta Didik MTsN 8 Padang Pariaman, 26 Agustus
2022
9
Zulfayeni, Wawancara, Kepala Sekolah MTsN 8 Padang Pariaman, 26 Agustus 2022
tersebut peserta didik mengerti dan paham dalam melaksanakan tugas

yang diberikan oleh pendidik dengan menggunakan Teori

Pembelajaran Bermakna.

b. Menentukan materi Pembelajaran Akidah Akhlak dengan

menggunakan Pembelajaran bermakna

Meteri pembelajaran merupakan hal yang amat penting dalam

proses pembelajaran, tanpa meteri proses belajar mengajar tidak dapat

terlaksana, pendidik Akidah Akhlak wajib menguasai materi pelajaran

dengan baik untuk tercapainya tujuan dari pembelajaran tersebut.

Dengan penguasaan dan pemahaman materi oleh pendidik, maka

pelaksanaan pembelajaran akan lebih mudah dimengerti dan

dikerjakan oleh peserta didik.

Sesuai dengan hasil wawancara dengan pendidik Akidah

Akhlak Warnita menyatakna bahwa :

“Sebelum memulai proses pembelajaran Akidah Akhlak


dengan menggunakan Teori Pembelajaran Bermakna, terlebih
dahulu saya harus menetapkan materi yang akan saya ajarkan yang
bisa menggunakan Teori Pembelajaran Bermakna seperti materi
toleransi”.10

Juga berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik yang

bernama Deni Marlina pada 26 Agustus 2022 yang menyatakan bahwa

“Materi pelajaran Akidah Akhlak yang dipelajari peserta


didik dan disajikan oleh pendidik dalam satu kali pertemuan terdiri
dari satu topik. Kadang-kadang beberapa topik bahasan. Pendidik
sering menggunakan Teori Pembelajaran Bermakna dan

10
Warnita, Wawancara, Pendidik Akidah Akhlak, 25 Agustus 2022
kebanyakan dari peserta didik tidak bekerja yang bekerja hanya
orang-orang tertentu saja”.11

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diatas penulis

dapat menyimpulkan bahwa tidak setiap meteri pelajaran bisa

dilaksanakan dengan menggunakan Teori Pembelajaran Bermakna, ada

beberapa materi yang memang membutuhkan penjelasan yang lebih

rinci dari pendidik seperti materi tentang harta warisan dan sebagainya.

c. Pelaksanaan Pembelajaran Akidah Akhlak dengan menggunakan Teori

Pembelajaran Bermakna

Strategi pembelajaran yang digunakan oleh pendidik Akidah

Akhlak dalam pembelajaran Akidah Akhlak kebanyakan adalah Teori

Pembelajaran Bermakna.

Hal ini terbukti berdasarkan wawancara penulis dengan

peserta didik yang bernama Yufa Firmalia Ramli pada 26 Agustus

2022 yang menyatakan bahwa :

“Dalam memberikan materi pelajaran pendidik Akidah


Akhlak sering sekali menggunakan Teori Pembelajaran Bermakna
(penemuan sendiri oleh peserta didik), hal ini sangat merugikan
bagi peserta didik yang kurang rajin kerena mereka tidak akan
mencari apa yang telah diperintahkan oleh pendidik Akidah
Akhlak, tetapi mereka akan melihat pekerjaan temannya dan
mencatatnya”.12

Berdasarkan hasil wawancara diatas penulis dapat

menyimpulkan bahwa dalam memberikan meteri pelajaran Akidah

Akhlak pendidik Akidah Akhlak sering sekali menggunakan Teori

11
Deni Marlina, Wawancara, Peserta Didik MTsN 8 Padang Pariaman, 26 Agustus 2022
12
Yufa Firmalia Ramli, Wawancara, Peserta Didik MTsN 8 Padang Pariaman, 26
Agustus 2022
Pembelajaran Bermakna yang mengakibatkan banyak diantara peserta

didik tidak belajar dengan sungguh-sungguh dan hanya melihat tugas

temannya saja, adapun pendidik Akidah Akhlak dalam menyampaikan

meteri pelajaran Akidah Akhlak pendidik Akidah Akhlak harus bisa

menggunakan berbagai macam strategi dan metode mengajar dengan

baik.

d. Media pembelajaran yang digunakan pendidik Akidah Akhlak dengan

menggunakan Teori Pembelajaran Bermakna

Dalam pembelajaran media dapat diartikan “segala sesuatu

yang bisa digunakan sebagai alat perantara dalam proses pembelajaran

yang dapat membantu kondisi yang membuat peserta didik mampu

memperoleh pengalaman belajar”.13

Disaat pendidik melaksanakan proses pembelajaran hendaklah

menggunakan media yang cocok dengan materi yang akan diberikan

kepada peserta didik, sehingga dengan adanya media yang mendukung

maka diharapkan tujuan pembelajaran akan dengan mudah tercapai.

Hal ini sesuai dengan wawancara penulis dengan pendidik

Akidah Akhlak Warnita pada 25 Agustus 2022 yang menjelaskan

bahwa :

“Jenis media yang digunakan dalam pembelajaran Akidah


Akhlak disesuaikan dengan materi yang telah ditentukan, media
pembelajaran yang digunakan pendidik pada saat proses
pembelajaran kurang lengkap tersedia di sekolah. Dalam
menggunakan Pembelajaran bermakna saya jarang sekali
menggunakan media pembelajaran yang disebabkan oleh faktor
usia, saya hanya menggunakan media papan tulis untuk menyuruh
13
Azwar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 3
peserta didik mencari apa yang saya suruh. Masing-masing peserta
didik sudah memiliki buku paket Akidah Akhlak yang
memudahkan mereka melaksanakan apa yang saya perintahkan”.14

Hasil wawancara diatas juga dibenarkan oleh pendidik Akidah

Akhlak yang lain yang menyatakan bahwa :

“Dalam pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak, kami


jarang sekali menggunakan media karena media disekolah kurang
tersedia bukan tidak ada, dan pendidik itupun kurang mengerti
terhadap penggunaan media pembelajaran yang ada. Namun dalam
pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak kami mewajibkan setiap
peserta didik untuk memiliki buku paket untuk memudahkan
mereka dalam pembelajaran”.15

Hal ini sesuai juga dengan penuturan Kepala Sekolah melalui

wawancara pada 26 Agustus 2022 diruang Kepala Sekolah,

mengatakan sebagai berikut :

“Saat saya mengadakan kunjungan kelas dan juga saya


konfirmasikan dengan pendidik, bahwa pendidik Akidah Akhlak
jarang sekali menggunakan media pembelajaran disebabkan karena
ketidak tahuan mereka dalam menggunakan media tersebut.
Namun dalam pelaksanaan pemebelajaran Akidah Akhlak pendidik
Akidah Akhlak hanya menggunakan buku paket dan ditambah
dengan sumber belajar yang lain seperti buku-buku yang ada
kaitannya dengan materi pelajaran Akidah Akhlak”.16

Data diatas juga didukung dengan hasil observasi penulis

pada 24 Agustus 2022 diruang kelas, ditemukan disaat proses

pembelajaran berlangsung pendidik Akidah Akhlak tidak ada

menggunakan media dalam pembelajaran Akidah Akhlak dengan

menggunakan Teori Pembelajaran Bermakna, pendidik hanya

menggunakan papan tulis dan buku paket sebagai media pembelajaran

14
Warnita, Wawancara, Pendidik Akidah Akhlak, 25 Agustus 2022
15
Fauziati, Wawancara, Pendidik Akidah Akhlak, 25 Agustus 2022
16
Zulfayeni, Wawancara, Kepala Sekolah MTsN 8 Padang Pariaman, 26 Agustus 2022
dengan menggunakan Teori Pembelajaran Bermakna. Pada saat itu

pendidik Akidah Akhlak menyuruh peserta didik untuk mencari apa

pokok bahasan materi pelajaran dengan menggunakan buku paket

mereka masing-masing dan setelah peserta didik menemukan pokok

bahasan tersebut pendidik Akidah Akhlak menyuruh salah seorang

peserta didik untuk kedepan dan menjelaskan apa yang telah

ditemukannya itu. Jadi pendidik Akidah Akhlak dalam pembelajaran

Akidah Akhlak dengan menggunakan Teori Pembelajaran Bermakna

hanya menggunakan media papan tulis dan buku paket saja.

Dari hasil wawancara dan observasi penulis diatas dapat

diambil kesimpulan bahwa disaat pendidik Akidah Akhlak

menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan Pembelajaran

bermakna pendidik Akidah Akhlak jarang sekali menggunakan media

yang menarik. Tapi yang lebih dominan digunakan adalah sumber

belajar, seperti buku paket yang berkaitan dengan materi pelajaran

Akidah Akhlak. Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

dalam proses pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak dengan

menggunakan Teori Pembelajaran Bermakna pendidik amaga jarang

menggunakan media pembelajaran dan sumber lainnya seperti buku-

buku yang berkaitan dengan materi Akidah Akhlak. Bentuk

pelaksanaannya lebih banyak mengandalkan kerja peserta didik untuk

mencari pokok bahasan materi yang diajarkan tanpa menggunakna

media yang menunjang pembelajaran.


3. Evaluasi Pembelajaran Bermakna Pada Bidang Studi Akidah Akhlak

Secara umum pelaksanaan evaluasi pembelajaran bermakna pada

mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTsN 8 Padang Pariaman dilaksanakan

sesuai perencanaan yang telah disususn sebelumnya. Bentuk-bentuk

evaluasi pembelajaran bermakna seperti bentuk test dan non test,

sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibu Zulfayeni, beliau mengatakan

bahwa:

Evaluasi pembelajaran bermakna bidang studi akidah


akhlak di MTsN 8 Padang Pariaman dilakukan dalam bentuk test
dan non test, penilaian test seperti ulangan harian, tugas rumah,
ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, penilaian ini
digunakan untuk menilai aspek kognitif dan psikomotik peserta
didik. Sedangkan penilaian non test digunakan untuk penilaian
afektif yaitu sikap dan perilaku peserta didik.

Senada dengan yang disampaikan oleh Ibu Zulfayeni, Ibu Warnita

juga menambahkan bahwa:

Secara umum pelaksanaan evaluasi pembelajaran


bermakna pada mata pelajaran akidah akhlak di MTsN 8 Padang
Pariaman sudah cukup baik karena telah melaksanakan prinsip-
prinsip dalam pelaksanaan evaluasi yang telah ditentukan, seperti
prinsip menyeluruh, kesinambungan, objektif, berorientasi pada
tujuan, mendidik, terbuka, bermakna, dan sesuai dengan
kurikulum. Namun demikian dalam pelaksanaan evaluasi
pembelajaran akidah akhlak di MTsN 8 Padang Pariaman juga
masih ada kekurangannya, yaitu pada pelaksanaan ulangan harian.
Pelaksanaan ulangan harian kadang-kadang dilakukan secara tiba-
tiba sehingga masih ada peserta didik yang belum mencapai
kriteria ketuntasan minimal, artinya dalam pelaksanaan ulangan
harian belum terkonsep dengan baik mulai dari perencanaan, dan
waktu pelaksanaan.

Dari wawancara dengan kepala sekolah dan pendidik Akidah

Akhlak, penulis dapat menyimpulkan bahwa Dalam pelaksanaan evaluasi

ranah kognitif proses menghimpun data dilakukan dengan teknik tes yang
berupa tes tertulis dan tes lisan. Sedangkan pada ranah afektif dan

psikomotor dilaksanakan dengan teknik nontes yaitu dengan pengamatan

langsung pada peserta didik. Penilaian kognitif frekuensinya lebih banyak

dibanding ranah afektif dan psikomotor, namun evaluasi ketiga ranah telah

dilaksanakan. Dengan demikian evaluasi yang dilaksanakan telah sesuai

dengan salah satu prinsip evaluasi yaitu prinsip menyeluruh dan

berkesinambungan.

Didalam evaluasi pembelajaran bermakna memiliki waktu dalam

pelaksanaannya, adapun wawancara penulis dengan Ibu Warnita tentang

kapan waktu pelaksanaan evaluasi pembelajaran bermakna, beliau

mengatakan bahwa:

Evaluasi pembelajaran bermakna dilakukan setelah waktu


pembelajaran berakhir, dimana setelah pembelajaran berakhir itu
lebih efektif untuk diadakan evaluasi pembelajaran, karena peserta
didik masih ingat dengan apa yang telah diajarkan serta bisa
mengetahui dimana kekurang dari peserta didik itu sendiri, ulangan
harian, ujian tengah semester dan ujian kenaikan kelas (ujian
semester). Tempat diadakan evaluasi pembelajaran bermakna yaitu
didalam kelas atau ditempat tertentu serta cara saya mengevaluasi
pembelajaran bermakna secara perorangan dan secara
mengumpulkan peserta didik 1 kelas.17

Berdasarkan wawancara dengan pendidik akidah akhlak penulis

dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan evaluasi pembelajaran bermakna

dilakukan pada saat jam pembelajaran berakhir, karena disaat

pembelajaran berakhir, peserta didik bisa mengetahui apa saja kekurang

pada diri sendiri, selanjutnya pada ulangan harian dan ujian tengah

semester serta ujian semester. Adapun tempak pelaksanaan untuk

17
Warnita, Wawancara, Pendidik Akidah Akhlak, 25 Agustus 2022
melakukan evaluasi pembelajaran bermakna yaitu didalam kelas atau di

tempat tertentu serta cara mengevaluasi pembelajaran bermakna yaitu

dengan cara perseorangan dan juga ada dengan cara mengumpulkan

peserta didik dalam 1 kelas.

Dari observasi dan wawancara diatas, penulis dapat

menyimpulkan bahwa evaluasi pembelajaran bermakna dilakukan dalam

bentuk tes dan non tes, penilaian ini digunakan untuk menilai aspek

kognitif dan psikomotik peserta didik. Sedangkan penilaian non test

digunakan untuk penilaian afektif yaitu sikap dan perilaku peserta didik.

Waktu pelaksanaan evaluasi pembelajaran bermakna dilakukan pada saat

pembelajaran berakhir, ulangan harian, ujian tengah semester dan ujian

akhir semester, pelaksanaan dilakukan didalam kelas atau tempat tertentu.

C. Pembahasan

1. Perencanaan Pembelajaran Bermakna Pada Bidang Studi Aqidah

Akhlak Di MTsN 8 Padang Pariaman

Perencanaan adalah suatu proses dalam berpikir secara logis dan

pengambilan keputusan yang rasional sebelum melakukan berbagai

tindakan yang hendak dilakukan. Hal ini akan membantu setiap pihak

dalam memproyeksikan masa depannya dan memutuskan cara terbaik

dalam menghadapi situasi yang akan terjadi di masa depan.

Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan

informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur

kognitif seseorang Struktur kognitif meliputi fakta-fakta, konsep-konsep,


dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat peserta

didik.

Jadi perencanaan pembelajaran bermakna adalah suatu proses

dalam berfikir yang mengaitkan informasi untuk mengaitkan keputusan

yang terdapat pada struktur kognitif peserta didik yang meliputi fakta-

rakta, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari

dan diingat peserta didik untuk menghadapi situasi yang akan terjadi masa

yang akan datang.

Perencanaan Pembelajaran sudah dibuat untuk seluruh kelas yang

diajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tersebut saya buat dalam

bentuk tertulis. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang saya buat tidak

melihat kepada peserta didik, akan tetapi melihat kepada silabus yang ada.

Perlunya perencanaan pembelajaran bermakna dikarena

pembelajaran bermakna dapat memberikan pengalaman langsung kepada

peserta didik (direct experiences). dengan pengalaman langsung ini,

peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar

untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Bermakna Pada Bidang Studi Aqidah

Akhlak di MTsN 8 Padang Pariaman

Pelaksanaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh suatu badan

atau wadah secara berencana, teratur dan terarah guna mencapai tujuan

yang diharapkan, maupun operasional atau kebijaksanaan menjadi

kenyataan guna mencapai sasaran dari program yang ditetapkan.


Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan

informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur

kognitif seseorang Struktur kognitif meliputi fakta-fakta, konsep-konsep,

dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat peserta

didik.

Jadi pelaksanaan pembelajaran bermakna yaitu suatu kegiatan

yang dilakukan dalam suatu wadahyang teratur untuk mendapatkan

informasi guna mencapai tujuan yang diinginkan.

Materi pelajaran Akidah Akhlak yang dipelajari peserta didik dan

disajikan oleh pendidik dalam satu kali pertemuan terdiri dari satu topik.

Kadang-kadang beberapa topik bahasan. Pendidik sering menggunakan

Teori Pembelajaran Bermakna dan kebanyakan dari peserta didik tidak

bekerja yang bekerja hanya orang-orang tertentu saja. Dalam memberikan

materi pelajaran pendidik Akidah Akhlak sering sekali menggunakan

Teori Pembelajaran Bermakna (penemuan sendiri oleh peserta didik), hal

ini sangat merugikan bagi peserta didik yang kurang rajin kerena mereka

tidak akan mencari apa yang telah diperintahkan oleh pendidik Akidah

Akhlak, tetapi mereka akan melihat pekerjaan temannya dan mencatatnya.

3. Evaluasi Pembelajaran Bermakna Pada Bidang Studi Akidah Akhlak

Menurut kamus besar bahasa Indonesia arti dari kata evaluasi

adalah penilaian. Evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan

informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai,

bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk


mengetahui apakah ada selisih di antara keduanya, serta bagaimana

manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-

harapan yang ingin diperoleh.

Secara umum pelaksanaan evaluasi pembelajaran bermakna pada

mata pelajaran akidah akhlak di MTsN 8 Padang Pariaman sudah cukup

baik karena telah melaksanakan prinsip-prinsip dalam pelaksanaan

evaluasi yang telah ditentukan, seperti prinsip menyeluruh,

kesinambungan, objektif, berorientasi pada tujuan, mendidik, terbuka,

bermakna, dan sesuai dengan kurikulum. Namun demikian dalam

pelaksanaan evaluasi pembelajaran akidah akhlak di MTsN 8 Padang

Pariaman juga masih ada kekurangannya, yaitu pada pelaksanaan ulangan

harian. Pelaksanaan ulangan harian kadang-kadang dilakukan secara tiba-

tiba sehingga masih ada peserta didik yang belum mencapai kriteria

ketuntasan minimal, artinya dalam pelaksanaan ulangan harian belum

terkonsep dengan baik mulai dari perencanaan, dan waktu pelaksanaan.

Anda mungkin juga menyukai