Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN AKHIR

PELAKSANAAN KULIAH MAGANG 1

Disusun Oleh:

HEKNG TRISMAN HAREFA


NIM. 212124044

UNIVERSITAS NIAS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA

TA. 2022/2023
LAPORAN AKHIR
PELAKSANAAN KULIAH MAGANG 1
DI SMA NEGERI 1 ALASA

LAPORAN

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan


Penyelesaian Kuliah Magang 1

Disusun Oleh:
HEKNG TRISMAN HAREFA
NIM. 212124044

UNIVERSITAS NIAS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA

TA. 2022/2023
PENGESAHAN LAPORAN MAGANG 1

Laporan Magang 1 Yang Diajukan Oleh :

Nama : HEKING TRISMAN HAREFA

NIM : 212124044

Program : S-1

Program Studi : Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Laporan ini telah diperiksa dan disahkan oleh :

Alasa, 13 Mei 2023

Dosen Pembimbing Guru Pamong

Lestari Waruwu, S.Pd., M,Pd Irama Hulu, S.Pd


NIDN. 0112099206 NIP .

Mengesahkan:
Kepala SMA NEGERI 1 ALASA

FAJAR LINDA WARNI HULU M.Pd


NIP. 19821009 2005022 001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmatnya,
sehingga kegiatan magang 1 yang telah dilaksanakan di SMA NEGERI 1 ALASA
dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Laporan magang 1 ini, disusun
sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah magang 1. Praktik ini
bertujuan untuk memperkenalkan mahasiswa UNIVERSITAS NIAS (UNIAS)
sebagai calon pendidik pada lingkungan sekolah dan kultur sekolah secara nyata.
Mengenali kamampuan sebagai calon guru masa depan dengan melakukan
observasi atau pengamatan dalam lingkungan sekolah tempat magang. Untuk itu,
yang terhormat:

1. Bapak Eliyunus Waruwu, S.Pt.,M.Si sebagai Rektor UNIVERSITAS


NIAS
2. Ibu Fajar Linda Warni Hulu,M.Pd sebagai kepala sekolah SMAN 1 Alasa
3. Ibu Mastawati Nduru, S.Pd.,M.um sebagai Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
4. Bapak Lestari Waruwu, S.Pd., M,Pd sebagai Sekretaris Program Studi
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
5. Bapak Lestari Waruwu, S.Pd., M,Pd sebagai dosen Pembimbing Magang
sekaligus dosen Pembimbing Akademik.
6. Bapak Irama Hulu, S.Pd sebagai guru pamong saya di SMAN 1 Alasa
7. Bapak, Ibu guru dan staf pegawai di SMAN 1 Alasa.
8. Teman-teman mahasiswa yang melaksanakan magang di SMAN 1 Alasa
9. Terkhusus teman-teman kelas A maupun teman-teman kelas B yang sudah
mendukung satu sama lain.
Dalam penyusunan laporan ini saya menyadari adanya kekurangan dan
kelemahan yang masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan kedepannya.
Semoga kiranya laporan Magang 1 ini dapat memberikan wawasan yang
bermanfaat bagi pembaca agar dapat diterapkan dalam dunia kampus dan
lingkungan masyarakat pada umumnya.

Alasa, 13Mei 2022

Mahasiswa Magang 1,

HEKING TRISMAN HAREFA


NIM. 212124044
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pasal


35 mengamanatkan bahwa kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh setiap
Perguruan Tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi
untuk setiap Program Studi yang mencakup pengembangan kecerdasan
intelektual, akhlak mulia, dan keterampilan. Selanjutnya berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
mengamanatkan bahwa kurikulum dalam setiap jenjang pendidikan di Indonesia
mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan
Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi.

Diberlakukannya Kurikulum yang mengacu pada Standar Nasional


Pendidikan Tinggi (SN- Dikti), maka mata kuliah PPL-T (Program Pengalaman
Lapangan Terpadu) di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Nias tidak diberlakukan sebagai mata kuliah. Dalam Kurikulum SN-
Dikti dibuat mekanisme penyandingan antara mutu lulusan yang dihasilkan
program pendidikan dengan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan. Untuk
meningkatkan kualitas lulusannya khususnya dalam melaksanakan pembelajaran,
maka diberlakukanlah mata kuliah Magang. Kegiatan Magang dilaksanakan di
sekolah dan dalam pelaksanaannya kegiatan Magang ini dilakukan secara
sistematis dengan melibatkan seluruh stakeholder seperti kepala sekolah/wakil
kepala sekolah, guru pamong Magang (GPM), dan dosen pembimbing
Magang(DPM).

Magang merupakan program pendidikan yang diselenggarakan untuk


mempersiapkan lulusan Sarjana Kependidikan agar menguasai kompetensi guru
secara utuh sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-DIKTI)
sehingga dapat memperoleh pengakuan tenaga pendidik yang unggul di bidang
kependidikan. Magang adalah sarana praktik mengajar bagi mahasiswa Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Nias dalam meningkatkan
pemahaman, penghayatan, dan keterampilan di bidang keguruan. Hal tersebut
dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa serta upaya untuk
membentuk sikap dan keterampilan sebagai calon guru. Mata kuliah Magang yang
diprogramkan secara berjenjang (Magang 1, 2, dan 3) ditawarkan dalam 3
semester yaitu Magang 1 (1 SKS) pada semester IV , Magang 2 (1 SKS) pada
semester V dan Magang 3 (2 SKS) pada semester VI. Setiap mahasiswa, wajib
lulus Magang1 baru dapat mengikuti Magang 2, jika lulus Magang 2 selanjutnya
mengikuti Magang 3.

Supaya penyelenggaraan Magang berjalan dengan baik dan sistematik,


diperlukan pedoman pelaksanaan Magang sebagai acuan para pihak yang terkait
dalam penyelenggaraan Magang. Pengalaman Magang merupakan sebuah konsep
awal dalam menyiapkan calon guru yang memilikikompetensi di bidangnya
masing-masing. Magang dilaksanakan secara terstruktur, terencana dan
merupakan bagian integral dari keseluruhan Kurikulum pada Program Studi di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Nias dengan bobot
Satuan Kredit Semester (SKS).

1.2 Tujuan Magang 1

a. Mengenal secara cermat suasana akademik, lingkungan fisik,


administratif, dan lingkungan sosial sekolah.
b. Membangun landasan jati diri calon guru melalui kegiatan pengamatan
langsung kultur sekolah;
c. Melatih mahasiswa mengenal lingkungan sekolah, baik terkait dengan
administrasi akademik sekolah maupun situasi dan gambaran lingkungan
sekolah secara umum.
d. Berlatih membiasakan diri dengan keadaan dan tuntutan sekolah dalam
rangka mencapai suatu proses pembelajaran yang efektif dan efisien yang
bermuara pada capaian prestasi siswa yang berkualitas sesuai yang
diamanatkan di dalam kurikulum nasional.
1.3 Manfaat Magang 1

Adapun manfaat melakukan Magang 1 bagi mahasiswa adalah untuk:

a. Memperoleh pengalaman nyata yang terkait dengan situasi dan kondisi di


sekolah;
b. Menjalin kerja sama dengan warga sekolah dan/atau para pemangku
kepentingan
c. Mempermudah mahasiswa calon guru mata pelajaran ketika melaksanakan
Magang 2 dan Magang 3, Praktik Administrasi Akademik yaitu berfokus
pada pembelajaran tentang penyusunan Silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Daftar Nilai, KKM, Buku Pedoman Guru dan Siswa,
Buku Teks Pelajaran
d. Mempermudah calon guru bimbingan dan konseling tentang
pengadministrasian instrumenDaftar Pengungkapan Masalah (DPM), Alat
Ungkap Masalah (AUM) berbentuk tes dan non tes,Penyusunan Program
Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) Individual atau Kelompok, serta
analisis masalah siswa, dan praktik mengajar.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Kultur dan Manajemen Sekolah

2.1.1 Pengertian Kultur

Salah satu upaya yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan


prestasi siswa adalah mengembangkan kultur sekolah. sebagai upaya
peningkatan mutu pendidikan yang meliputi kultur berprestasi, berkarakter,
dan kegiatan ekstrakurikuler. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen kultur sekolah
dilakukan dengan mengembangkan kultur berprestasi, berkarakter, dan
kegiatan ekstrakurikuler. Kultur Berprestasi dilaksanakan dengan kompetisi
akademik, non-akademik, keikutsertaan lomba, pembelajaran efektif. Kultur
berkarakter dilaksanakan dengan 18 nilai karakater yang harus dimiliki oleh
warga sekolah serta kegiatan pembiasaan. Kegiatan ekstrakurikuler
dilaksanakan meliputi kegiatan wajib dan pilihan. Upaya tersebut dilandasi
oleh keinginan sekolah untuk berprestasi dalam rangka membangun
kepercayaan masyarakat bahwa sekolah mampu mencetak siswa yang
berprestasi dan menjadi kebanggaan.

Sekolah sebagai suatu sistem memiliki tiga aspek pokok yang sangat
berkaitan erat dengan mutu sekolah, yakni: proses belajar mengajar,
kepemimpinan dan manajemen sekolah, serta kultur sekolah. Program aksi
untuk peningkatan mutu sekolah secara konvensional senantiasa menekankan
pada aspek pertama, yakni meningkatkan mutu proses belajar mengajar,
sedikit menyentuh aspek kepemimpinan dan manajemen sekolah, dan sama
sekali tidak pernah menyentuh aspek kultur sekolah. Pilihan tersebut tidak
salah, karena aspek itulah yang paling dekat dengan prestasi siswa.
Kultur sekolah adalah seperangkat keyakinan, nilai, norma, perilaku,
tradisi

atau kebiasaan, dan simbol yang dihasilkan dari persepsi individu dan kolektif
yang ada di sekolah yang menghasilkan kebiasaan perilaku warga sekolah.
Manajemen kultur sekolah dapat diartikan sebagai suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, penggerakkan, pengawasan yang dilaksanakan secara
sistematis, efektif, dan efisien tentang kebiasaan perilaku warga sekolah untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sekolah.

1. Pemilihan dan Pengembangan Kultur Sekolah


Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan mempertahankan sekolah
unggulan di SMA NEGERI 1 ALASA, SMA NEGERI 1 ALASA
mengembangkan kultur sesuai dengan kondisi sekolah. Kultur yang
dikembangkan antara lain kultur berprestasi, kultur berkarakter, dan kegiatan
ekstrakurikuler.

 Alasan Dikembangkan Kultur Sekolah


Alasan dikembangkan kultur sekolah karena adanya potensi yang bisa
mendukung dikembangkannya kultur sekolah yaitu potensi siswa dilihat dari
prestasinya baik akademik dan non-akademik, potensi guru dilihat dari
tingginya komitmen guru untuk melaksanakan tugas dan menyesuaikan
dengan tuntutan tugas dan tanggung jawabnya, dan potensi sarana prasarana
dilihat dari pemenuhan perangkat komputer untuk pembelajaran dan seluruh
ruang kelas sudah terpasang LCD untuk pembelajaran.

 Keyakinan dan Asumsi Kultur Sekolah


Sekolah memiliki asumsi bahwasanya pelaksanaan kultur berprestasi dan
kegiatan ekstrakurikuler harus dilandasi dengan karakter positif. Diharapkan
dari pelaksanaan kegiatan prestasi, karakter dan kegiatan ekstrakurikuker
diyakini dapat menunjukkan adanya keinginan untuk memajukan sekolah.

 Tujuan Dikembangkannya Kultur Sekolah


Tujuan pengembangan kultur berprestasi, berkarakter, dan kegiatan
ekstrakurikuler adalah mewujudkan visi dan misi sekolah, dan diharapkan
warga sekolah berperan dalam pengembangan kultur tersebut dalam rangka
mewujudkan dan meningkatkan kualitas pendidikan khususnya kualitas SMA
NEGERI 1 ALASA.

2. Manajemen Pengembangan Kultur Sekolah


Tahap ini akan dibahas bagaimana perencanaan, pengorganisasian,
penggerakkan atau pelaksanaan, serta pengawasan pengembangan kultur
sekolah yang ada di SMA NEGERI 1 ALASA.

a. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan sekolah dalam mengembangkan kultur
berprestasi adalah dengan kerja sama dengan berbagai pihak, baik guru, siswa,
kepala sekolah dan luar sekolah seperti perguruan tinggi dan lembaga. Bentuk
kerjasama dengan perguruan tinggi adalah dengan mengirimkan siswa yang
akan ikut olimpiade ke perguruan tinggi tersebut untuk mengikuti proses
karantina. Dalam melakukan perencanaan pengembangan kultur sekolah,
SMA NEGERI 1 ALASA menyesuaikan dengan program-program yang
sudah ditetapkan sebelumnya seperti tujuan pendidikan, perencanaan program
kesiswaan, sarana prasarana.

Kegiatan Pembelajaran di Sekolah

2.2.1 Pengertian Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan kegiatan utama dalam
proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa siswa menuju
pada keadaan yang lebih baik.Menurut Aqib (2010:41), pembelajaran adalah
kombinasi yang tersusun, meliputi unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Pembelajaran adalah usaha mengelola lingkungan dengan
sengaja membentuk diri secara positif dalam kondisi tertentu.Pembelajaran
adalah suatu prosese interaksi antara siswa dan pendidik dengan menggunakan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang saling bertukar informasi
sehingga terjadi perolehan ilmu, pengetahuan dan keterampilan.Dalam
konteks pendidikan guru mengajar agar siswa dapat belajar dan menguasai isi
pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan aspek kognitif,
juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif) serta pada
keterampilan (aspek psikomotor) seorang siswa.Adapun tujuan pembelajaran
adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, dikuasai oleh
siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.

Kegiatan pembelajaran adalah salah salah satu dimensi kurikulum dan


merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pengembangan kurikulum.
Sebagai dimensi kurikulum, pembelajaran dikenal dengan nam kurikulum
sebagai proses, kurikulum terajarkan, kurikulum terimplementasikan, atau
kurikulum terlaksana. Pembelajaran diselenggarakan untuk merealisasikan apa
yang tercantum dalam dokumen baik yang telah dikembangkan pemerintah,
pemerintah daerah, dan guru. Pada dasarnya, pembelajaran adalah realisasi
langsung dari rancangan guru tercantum dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Kegiatan pembelajaran adalah proses pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam
pengetahuan, piker, sikap dan kebiasaan-kebiasaan, serta ketermpilan yang
diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, dan
berkontribusu pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu,
kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi
peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan.

Kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang berpusat pada


peserta didk, menegembangkan kreativitas peserta didik, menciptakan kondisi
menyenangkan dan menantang, bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan
kinestetika dan menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui
penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan,
kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna. Didalam pemebelajaran peserta
didik didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi
kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah ada di ingatannya,
dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang
sesuai informasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dari zaman
dimana dia hidup. Guru memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan
mengembangkan suasana belajar memberi kesempatan peserta didik untuk
menemukan, menerapkan ide-ide mereka sendiri, menjadi sadar dan secara
sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru
mengembangkan kesempatan belajar kepada peserta didik untuk menaikki
anak tangga yang membawa peserta didik ke pemahaman yang lebih tinggi
yang semula dilakukan dengan bantuan guru tetapi semakin lama semakin
mandiri, bagi peserta didik pembelajaran harus bergeser dari “diberi tahu”
menjadi “aktif mencari tahu”.

Peningkatan kualitas pembelajaran memperhatikan beberapa komponen yang


mempengaruhi pembelajaran, komponen-komponen tersebut adalah sebagai
berikut:

a. Siswa, meliputi lingkungan social ekonomi, budaya dan geografis,


intelegensi, kepribadian, bakat dan minat.
b. Pembelajar, meliputi latar belakang pendidikan, pengalam kerja, beban
mengajar, kondisi ekonomi, motivasi kerja, komitmen terhadap tugas,
disiplin dan kreatif.
c. Kurikulim.
d. Sarana dan prasarana pendidikan, meliputi alat peraga/alat praktik,
laboratorium, perpustakaan, ruang keterampilan, ruang bimbingan
konseling, ruang UKS dan dengan ruangan serbaguna.
e. Pengelolaan sekolah, meliputi pengelolaan kelas, pengelolaan pembelajar,
pengelolaan siswa sarana dan prasarana, peningkatan tata tertib/disiplin
dan kepemimpinan.
f. Pengelolaan proses pembelajaran, meliputi penempilan pembelajar,
penugasan materi/kurikulum, penggunaan metode.strategi pembelajaran
dan pemanfaatan fasilitas pembelajaran.
g. Pengelolaan dana yang meliputi perencanaan anggaran (RAPBS), sumber
dana, penggunaan dana, laporan dan pengawasan.
h. Monitoring dan evaluasi, meliputi kepala sekolah sebagai supervisor
disekolah, pengawas sekolah dan komite sekolah sebagai supervisor.
i. Kemitaraan, meliputi hubungan sekolah dengan instansi pemerintah,
hubungan dengan dunia uasaha, tokoh masyarakat dan lembaga
pendidikan lainnya.
2.3 Kompetensi Guru
2.3.1 Pengertian Kompetensi Guru
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,
keilmuan, teknologi, sosial dan spiritual yang secara kaffah membentuk
kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman
terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan
profesionalisme (Mulyasa, 2007: 26). Menurut Farida Sarimaya, Kompetensi guru
merupakan seperangkat pegetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalannya (Sarimaya, 2008: 17).
Heri Jauhar Muchtar mengatakan Kompetensi guru adalah segala
kemampuan yang harus dimiliki oleh guru (persyaratan, sifat, kepribadian)
sehingga dia dapat melaksanakan tugasnya dengan benar (Muchtar, 2005: 151).Di
samping itu kompetensi guru (teacher competency) merupakan kemampuan
seseorang dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab
dan layak (Usman, 2009: 14).
Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi
guru merupakan kemampuan seorang guru untuk melakukan tugas dan
kewajibannya dengan layak dan bertanggung jawab.

2.3.2 Jenis-Jenis Kompetensi Guru


Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen
pasal 10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
a. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang


mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Secara rinci subkompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

 Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial:


bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan
norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam
bertindak sesuai dengan norma.

 Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan


kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos
kerja sebagai guru.

 Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan


tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah,
dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan
bertindak.

 Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki


perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki
perilaku yang disegani.

 Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial:


bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas,
suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

b. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta


didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya. Secara rinci setiap subkompetensi dijabarkan
menjadi indikator esensial sebagai berikut;
 Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator
esensial: memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-
prinsip perkembangan kognitif; memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi
bekal ajar awal peserta didik.
 Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan
untuk kepentingan pembelajaran memiliki indikator esensial:
memahami landasan kependidikan; menerapkan teori belajar dan
pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran berdasarkan
karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi
ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi
yang dipilih.
 Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial: menata latar
(setting) pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang
kondusif.
 Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki
indikator esensial: merancang dan melaksanakan evaluasi
(assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan
dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil
belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery
learning); dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk
perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
 Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensinya, memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik
untuk pengembangan berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi
peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik.

c. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai
berikut:

 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta


didik memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif
dengan peserta didik.

 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama


pendidik dan tenaga kependidikan.

 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang


tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

d. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum
mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi
materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi
keilmuannya. Setiap subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial
sebagai berikut:
 Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi
memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam
kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan
yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami
hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan
konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
 Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial
menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk
memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif dalam
kinerja guru. Oleh karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi
a. pengenalan peserta didik secara mendalam;
b. penguasaan bidang studi baik disiplin ilmu (disciplinary content)
maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah
c. penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil
belajar, serta tindak lanjut untuk perbaikan dan pengayaan; dan
d. pengembangan kepribadian dan profesionalitas secara berkelanjutan.
Guru yang memiliki kompetensi akan dapat melaksanakan tugasnya
secara profesional (Ngainun Naim, 2009:60).

2.4 Karakteristik Peserta Didik


2.4.1 Pengertian Karakteristik Peserta Didik
Karakteristik berasal dari kata karakter yang berarti ciri, tabiat, watak, dan
kebiasaan yang dimiliki oleh seseorang yang sifatnya relatif tetap.Karakteristik
peserta didik dapat diartikan keseluruhan pola kelakukan atau kemampuan yang
dimiliki peserta didik sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan, sehingga
menentukan aktivitasnya dalam mencapai cita-cita atau tujuannya.Informasi
terkait karakteristik peserta didik sangat diperlukan untuk kepentingan-
kepentingan dalam perancangan pembelajaran.
Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Ardhana dalam Asri
Budiningsih (2017: 11) karakteristik peserta didik adalah salah satu variabel
dalam desain pembelajaran yang biasanya didefinisikan sebagai latar belakang
pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik termasuk aspek-aspek lain yang ada
pada diri mereka seperti kemampuan umum, ekspektasi terhadap pembelajaran
dan ciri-ciri jasmani serta emosional siswa yang memberikan dampak terhadap
keefektifan belajar.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman atas
karakteristik peserta didik dimaksudkan untuk mengenali ciri-ciri dari setiap
peserta didik yang nantinya akan menghasilkan berbagai data terkait siapa peserta
didik dan sebagai informasi penting yang nantinya dijadikan pijakan dalam
menentukan berbagai metode yang optimal guna mencapai keberhasilan kegiatan
pembelajaran.
Seorang guru dalam proses perencanaan pembelajaran perlu memahami
tentang karakteristik dan kemampuan awal peserta didik. Analisis kemampuan
awal peserta didik merupakan kegiatan mengidentifikasi peserta didik dari segi
kebutuhan dan karakteristik untuk menetapkan spesifikasi dan kualifikasi
perubahan perilaku atau tujuan dan materi. Karakteristik peserta didik
didefinisikan sebagai ciri dari kualitas perorangan peserta didik yang ada pada
umumnya meliputi antara lain kemampuan akademik, usia dan tingkat
kedewasaan, motivasi terhadap mata pelajaran, pengalaman, ketrampilan,
psikomotorik, kemampuan kerjasama, serta kemampuan sosial.

2.4.2 Jenis-Jenis Karakteristik Peserta Didik


Karakteristik peserta didik meliputi: etnik, kultural, status sosial, minat,
perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan
emosi, perkembangan sosial, perkembangan moral dan spiritual, dan
perkembangan motoric. Agar Anda memperoleh gambaran yang jelas tentang
ragam karakteristik peserta didik tersebut, maka ikuti paparan berikut:
1. Etnik
Negara Indonesia merupakan negara yang luas wilayahnya dan kaya akan
etniknya. Namun berkat perkembangan alat transpotasi yang semakin modern,
maka seolah tidak ada batas antar daerah/suku dan juga tidak ada kesulitan
menuju daerah lain untuk bersekolah, sehingga dalam sekolah dan kelas tertentu
terdapat multi etnik/suku bangsa, seperti dalam satu kelas kadang terdiri dari
peserta didik etnik Jawa, Sunda, Madura, Minang, dan Bali, maupun etnik
lainnya. Implikasi dari etnik ini, pendidik dalam melakukan proses pembelajaran
perlu memperhatikan jenis etnik apa saja yang terdapat dalam kelasnya. Data
tentang keberagaman etnis di kelasnya menjadi informasi yang sangat berharga
bagi pendidik dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. Seorang pendidik
yang menghadapi peserta didik hanya satu etnik di kelasnya, tentunya tidak sesulit
yang multi etnik.
2. Kultural
Budaya yang ada di masyarakat kita sangatlah beragam, seperti kesenian,
kepercayaan, norma, kebiasaan, dan adat istiadat. Peserta didik yang kita hadapi
mungkin berasal dari berbagai daerah yang tentunya memiliki budaya yang
berbeda-beda sehingga kelas yang kita hadapi kelas yang multikultural. Implikasi
dari aspek kultural dalam proses pembelajaran ini pendidik dapat menerapkan
pendidikan multikultural.
3. Status Sosial
Peserta didik dengan bervariasi status ekonomi dan sosialnya menyatu
untuk saling berinteraksi dan saling melakukan proses pembelajaran. Perbedaan
ini hendaknya tidak menjadi penghambat dalam melakukan proses pembelajaran.
Namun tidak dapat dipungkiri kadang dijumpai status sosial ekonomi ini menjadi
penghambat peserta didik dalam belajar secara kelompok. Implikasi dengan
adanya variasi status-sosial ekonomi ini pendidik dituntut untuk mampu bertindak
adil dan tidak diskriminatif
4. Minat
Minat dapat diartikan suatu rasa lebih suka, rasa ketertarikan pada suatu
hal atau aktivitas.Hurlock (1990: 114) menyatakan bahwa minat merupakan suatu
sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan yang
dipilihnya. Apabila seseorang melihat sesuatu yang memberikan manfaat, maka
dirinya akan memperoleh kepuasan dan akan berminat pada hal tersebut. Lebih
lanjut Sardiman, (2011: 76) menjelaskan bahwa minat sebagai suatu kondisi yang
terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang
dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.
Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan
minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingan
orang tersebut.
Atas dasar hal tersebut sebenarnya minat seseorang khususnya minat
belajar peserta didik memegang peran yang sangat penting.Sehingga perlu untuk
terus ditumbuh kembangkan sesuai dengan minat yang dimiliki seorang peserta
didik. Namun sebagaimana kita ketahui bahwa minat belajar peserta didik tidaklah
sama, ada peserta didik yang memiliki minat belajarnya tinggi, ada yang sedang,
dan bahkan rendah.
5. Perkembangan Kognitif
Tingkat perkembangan kognitif yang dimiliki peserta didik akan
mempengaruhi guru dalam memilih dan menggunakan pendekatan pembelajaran,
metode, media, dan jenis evaluasi. Taman Kanak-kanak yang peserta didiknya
sekitar berumur 5- 6 tahun, sudah tentu berbeda pendekatan, metode, dan media
yang digunakan ketika menghadapi peserta didik.
6. Kemampuan/pengetahuan awal
Selanjutnya kita akan mengkaji tentang kemampuan/pengetahuan awal
peserta didik. Kemampuan awal atau entry behavior menurut Ali (1984: 54)
merupakan keadaan pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki terlebih
dahulu oleh peserta didik sebelum mempelajari pengetahuan atau keterampilan
baru. Pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki terlebih dahulu
maksudnya adalah pengetahuan atau keterampilan yang lebih rendah dari apa
yang akan dipelajari.
7. Gaya belajar
Gaya belajar menurut Masganti (2012: 49) didefinisikan sebagai cara yang
cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan
memproses informasi tersebut. DePorter dan Hemacki dalam Masganti (2012; 49)
gaya belajar adalah kombinasi dari cara menyerap, mengatur dan mengolah
informasi. Dari dua pendapat tersebut dapat ditegaskan bahwa gaya belajar adalah
cara yang cenderung dipilih/digunakan oleh peserta didik dalam menerima,
mengatur, dan memproses informasi atau pesan dari komunikator/pemberi
informasi. Gaya belajar peserta didik merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan dalam melakukan proses pembelajaran karena dapat mempengaruhi
proses dan hasil belajarnya. Gaya belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu
visual, auditif, dan kinestetik. Hal ini juga diungkapkan oleh Connell (dalam
Yaumi: 2013: 125) yaitu visual learners, auditory learners, dan kinesthetic
learners.
BAB III
PROFIL SEKOLAH

SMA Negeri 1 Alasa merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas yang
ada di kecamatan Alasa dan juga salah satu sekolah penggerak di Kabupaten Nias
Utara. Berikut informasi mengenai sekolah tempat magang 1:

Nama Sekolah SMA Negeri 1 Alasa


Kepala Sekolah Fajar Linda Warni Hulu, S.Pd., M.Pd
NSS 30.1.07.0119.017
NPSN 10259031
NPWP 76.173.503.4-126.000
Alamat Jl. Pramuka, Kec. Alasa, Kab. Nias Utara
Kode Pos 22861
Desa Ombolata
Kurikulum 2013

3.1. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah


3.1.1. Visi Sekolah
UNGGUL DALAM PRESTASI BERDASARKAN IMAN, DISIPLIN,
DAN KINERJA YANG BAIK.

3.1.2. Misi
1) Melaksanakan ibadah harian, kunjungan gereja sekitar, ibadah akhir
bulan, dan kunjungan duka
2) Melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan dan berkualitas untuk
menghasilkan peserta didik yang berkarakter dan bermartabat
3) Menumbuhkan semangat prestasi yang kompetitif baik akademik
maupun non akademik
4) Memberikan beasiswa berprestasi secara akademik
5) Menghasilkan lulusan yang dapat diterima diperguruan tinggi negeri
maupun non kedinasan
6) Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, ASRI, dan sadar
lingkungan (DARLING)

3.1.3 Tujuan Sekolah


Dalam rangka pencapaian visi dan misi, SMA Negeri 1 Alasa memiliki
tujuan strategis yaitu sebagai berikut:
1. Meningkatkan perilaku berbudi luhur.
2. Meningkatkan rasa peduli terhadap sesame.
3. Meningkatkan professional personal.
4. Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
5. Meningkatkan prestasi siswa.
6. Memotivasi siswa yang berprestasi dengan pembrian beasiswa.
7. Mengembangkan bakat serta minat yang dimiliki oleh siswa.

3.2 Organisasi Sekolah


SMA Negeri 1 Alasa memiliki beberapa organisasi sekolah yang
menunjang proses pembelajaran dan pencapaian visi dan misi di SMA Negeri 1
Alasa. Berikut beberapa organisasi yang terdapat di SMA Negeri 1 Alasa:

1) Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan Majelis Perwakilan Kelas


(MPK);
2) Organisasi Pramuka;
3) Organisasi Paskas
4) Organisasi Paduan Suara;
5) Organisasi Sanggar;
6) Organisasi Marching Band.
7) Organisasi Komite Sekolah;
8) Organisasi silat;
9) Organisasi Bidang Olahraga (bulu tangkis, volly ball dan lain-lain);

Struktur Organisasi di SMA Negeri 1 Alasa

3.3 Sumber Daya Manusia di Sekolah (Guru, siswa, dan tenaga


kependidikan)

Sumber Daya Manusia adalah individu yang bekerja sebagai penggerak


suatu organisasi, baik institusi maupun perusahaan dan berfungsi sebagai aset
yang harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya.Sumber Daya Manusia
(SDM) yang meliputi kepala sekolah, guru, staf, tenaga pendidikan lainnya,
peserta didik, orang tua peserta didik, dan masyarakat yang memiliki keperdulian
kepada sekolah.

3.3.1 Daftar Guru dan Tenaga Pendidik di SMA Negeri 1 Alasa

Berikut Daftar Nama-nama Guru/Pegawai di SMA Negeri 1 Alasa:

No. NAMA L/P JABATAN


1. Fajar Linda Warni Hulu, M.pd P Kepala Sekolah
2. Anehwati Hulu, S.Th P HUMAS
3. Lestin Triyanis Hulu, S.pd P Wakasek Kurikulum
4. Yunimawati Hulu, S.pd P Koordinator PD
5 Alianus Zalukhu, S.Pd L Wakasek Sarpras
6 Chrisanta Novita Gulo, S.Pd P Ka.Laboratorium
7 Restui Hulu, S.Pd L Ka. Perpustakaan
8 Edieli Hulu, SH L Wakasek Kesiswaan
9 Herman, S.Pd L GT
10. Reston Hulu, S.Pd L GT
11. H AdiputraSirait, S.Pd L GT
12 Okto Marlina Pakpahan, S.Pd P GT
13 Maria Agustina Br Ginting, S.Pd P GT
14 Yuliaman Hulu, S.Pd L GT
15 Yanuati Nazara, SE P GTT
16 Lisni Kristiani Zendrato, S.Pd P GTT
17 Primawati Hulu, S.Pd P GTT
18. Doni Berkat Tabah Hulu, S.Pd L GTT
19 Terimasyukur Hulu, S.Th L GTT
20 Samabudi Hulu, S.Pd L GTT
21 Irama Hulu, S.Pd L GTT
22 Efa Firman Syah Lahagu, S.Pd L GTT
23 Risman Hulu, S.Pd L GTT
24 Destri Natalia Hulu, S.Pd P GTT
25 Rie Alvia Hulu, S.Pd L GTT
26 Ukiran Hulu, S.Ag L GTT
27 Yanuarsona Hulu, S.Pd L GTT
28 Shertin Gustian Hia, S.Kom P GTT
29 Mildawati Hulu, S.Pd P GTT
30 Henti Oktavianis Zalukhu, S.Pd P GTT
31 Meta Kurnia Hulu, S.Pd P GTT
32 Yuswita Zalukhu, S.Pd P GTT
33 Elvira Telaumbanua, S.Pd P GTT
34 Berkat Dedi Jaya Hulu, A.Md L GTT
35 Pitriani Hulu, S.Pd P GTT
36 Delisman Jaya Hulu, S.Pd L GTT
37 Nex Sist Zalukhu, S.Pd P GTT
38 Edita Sefianti Gulo, S.Pd P GTT
39 Mey Trisnawati Hulu,S.Pd P GTT
40 Darwintius Zalukhu, S.Pd L GTT
41 Nesti Surya Astuti Zebua, S.Pd P GTT
42 Yasni Swasti Zalukhu, S.Pd P GTT
43 Indah Gunawan Hulu, S.Si L GTT
44 Syukurniwati Zebua, S.Pd P GTT
45 Yasinta Adriani Telaumbanua, S.Pd P GTT
46 Iptek Esensiman Hulu, S.Pd L GTT
47 Melva Nur Meni Hulu, S.Pd P GTT
48. Mestiar Zalukhu, S.Sos P GTT
49. Vivin Nindra Resti Zalukhu, S.Pd P GTT
50. Harianto Hulu L Ka. Tata Usaha
51. Hendiman Hulu L PTT
52 Yanuarman Zalukhu L PTT
53 Yashinta Yeni Sari Adil Hulu P PTT
54 Margaret Nathania Hulu P PTT
55 Fidelius Hulu, S.Ak L PTT

3.3.2 Daftar Siswa di SMA Negeri 1 Alasa

a. KELAS (X)
AGAMA
KELAS JLH
K. PROTESTAN K. KATOLIK ISLAM

X MIPA 1 36 - - 36
X MIPA 2 18 17 - 35
X MIPA 3 24 10 - 34
X MIPA 4 16 18 - 34
X MIPA 5 35 - - 35
Jumlah 129 45 - 174
X IPS 1 35 - - 35
X IPS 2 17 19 - 36
X IPS 3 24 10 - 34
Jumlah 76 29 - 105
Keseluruhan 205 74 - 279

b. KELAS (IX)
AGAMA
KELAS JUMLAH
K. PROTESTAN K. KATOLIK ISLAM
IX MIPA 1 35 - - 35
IX MIPA 2 19 16 - 35
IX MIPA 3 20 16 - 36
IX MIPA 4 17 18 - 35
IX MIPA 5 35 - - 35
Jumlah 126 50 - 176
IX IPS 1 35 - - 35
IX IPS 2 - 32 - 32
IX IPS 3 34 - - 34
IX IPS 4 35 - - 35
Jumlah 104 32 - 136
Keseluruhan 231 82 - 312

c. Kelas XII

AGAMA
KELAS JUMLAH
K. PROTESTAN K. KATOLIK ISLAM
XII MIPA 1 27 - - 27
XII MIPA 2 13 12 - 25
XII MIPA 3 21 14 - 35
XII MIPA 4 14 19 - 35
XII MIPA 5 33 - - 33
Jumlah 108 45 - 155
XII IPS 1 17 16 - 33
XII IPS 2 17 11 - 28
XII IPS 3 29 - - 29
Jumlah 63 27 - 90
Keseluruhan 231 82 - 245
3.4 Sarana Dan Prasarana

Dalam menunjang proses pembelajaran yang baik di SMA Negeri 1 Alasa,


maka dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai. Adapun informasi umum
dari sarana dan prasarana yang dipergunakan di SMA Negeri 1 Alasa adalah
sebagai berikut:

1. Rombongan Belajar di SMA Negeri 1 Alasa

Tingkat Jumlah

Total 25

10 8

11 9

12 8

2. Sarana di SMA Negeri 1 Alasa


No. Sarana Prasarana
1 Komputer PC Ruang kelas
2 Laptop Gudang
3 Printer Kantin Sekolah
4 WI-FI Lab. Biologi
5 Mesin Foto copy Lab. Fisika
6 Parkir Lab. Kimia
7 Lemari Lapangan Bola Futsal
8 Meja TU Lapangan Bola Volly
9 Loudspeaker Lapangan Parkir
10 CCTV Lapangan Upacara
11 Kursi Guru Perpustakaan
12 Meja Siswa Ruang Aula - A
13 Kursi Siswa Ruang Aula - B
14 Papan Tulis Ruang BP
15 AC Ruang Guru
16 Proyektor Ruang Kasek
17 Lapangan basket Ruang Osis
18 Lapangan bola voly Ruang Tata Usaha
19 Lapangan futsal WC Guru Laki - laki
20 Lapangan bulutangkis WC Guru Perempuan
21 Lapangan upacara WC Siswa Laki - laki
22 WC Siswa Perempuan

3.5 Prestasi Sekolah dan Kegiatan Pendukung


Prestasi dan Piagam Penghargaan yang diperoleh di SMA Negeri 1
Alasa:

Penghargaan Tingkat Keterangan

LOMBA
PERKEMAHAN KABUPATEN JUARA 1
PUTRA

LOMBA
PERKEMAHAN KABUPATEN JUARA 2
PUTRI

FESTIVAL SENI
KABUPATEN JUARA 1
DAN BUDAYA
FESTIVAL MAENA KABUPATEN JUARA 1

FESTIVAL SENI ANTAR


JUARA 1
DAN BUDAYA SMA/SMK

BAB IV

HASIL KEGIATAN MAGANG 1

4.1 Observasi Kultur dan Manajemen Sekolah

4.1.1 Observasi Kultur Sekolah

Berdasarkan observasi yang saya lakukan di SMA Negeri 1 Alasa, hasil


pengamatan saya terhadap kultur dan manajemen sekolah adalah sebagai berikut:

1. Sikap
Berdasarkaan hasil observasi, siswa-siswi SMA Negeri 1 Alasa memiliki
sikap yang baik, sopan santun, suka menolong sesama teman mampu
menggunakan bahasa yang sopan dan santun saat berbicara kepada guru,
mahasiswa magang dan sesama teman, mampu menerapkan 5 S yaitu sapa,
senyum, salam, sopan dan santun. Ini membuktikan bahwa siswa disana telah
memiliki sikap yang ramah tamah terhadap sesama siswa maupun guru.Hal ini
menjadi kebiasaan yang telah lama diterapkan di sekolah ini dan merupakan sikap
yang perlu dipertahankan sampai sekarang.

Kemudian dari hasil pengamatan, siswa dan guru di SMA Negeri 1 Alasa
selalu mengenakan pakain rapi lengkap dengan atribut. Guru dengan ketenagaan
pendidikan atau pegawai selalu memakai baju dinas lengkap dengan atributnya.
Siswa juga menerapkan hal tesebut, dimana selalu memakai baju berdasarkan hari
dan pergantian baju sesuai harinya.

2. Kedisplinan dan Tata Tertib Sekolah


SMA Negeri 1 Alasa tergolong sekolah yang menerapkan kedisiplinan
tinggi.Hal tersebut dapat dilihat langsung dan dicontoh dari pimpinan sekolah
yakni Ibu kepala sekolah yang memiliki disiplin tinggi terutama dalam kehadiran
yang hadir tepat waktu dan juga dalam setiap kebijakan yang dibuat
disekolah.Selain itu, guru-guru juga memiliki kedisplinan yang tinggi dalam
melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab dalam sekolah seiring dengan
adanya motivasi tinggi dari pimpinan sekolah.Guru-guru disekolah ini selalu
menunjukkan keteladanan dan layak jadi panutan bagi mahasiswa magang dan
peserta didik di SMA Negeri 1 Alasa. Dalam menjaga ketertiban dan kedisplinan
antara sesama guru, maka penerapan aturan atau tata tertib telah diberlakukan
sejak penerimaan guru baru disekolah tersebut. Untuk menjamin mutu
pendidikan, sekolah memberikan sanksi tegas kepada guru maupun siswa yang
melanggar ketentuan atau peraturan sekolah. Sanksi tersebut biasanya berupa
teguran, peringatan , dan bahkan pemecetan.Tata tertib siswa juga selalu
diberitahukan sejak awal siswa memasuki sekolah tersebut, dengan disertai
pernyataan kesanggupan siswa untuk mematuhinya.

Berdasarkan hasil observasi setiap guru harus menyatakan kedatangannya


dan kapan pulangnya dengan menggunakan finger print. Ini membuktikan bahwa
kedisiplin guru akan kehadiran sangat dijunjung tinggi. Sehingga kedisplinan dan
tata tertib di SMA Negeri 1 Alasa, baik untuk siswa maupun guru dipandang telah
cukup efektif untuk mengendalikan perilaku guru maupun siswa.

3. Keadaan Sekolah
Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1 Alasa, keadaan di sekolah
ini tergolong sangat baik dan indah. Sekolah tersebut tertata rapi dalam pemetaan
lokasi sekolah, warga sekolah merawat/memelihara taman dan bunga-bunga
sehingga tampat asri dan indah, setiap bangunan bersifat kokoh dan kuat karena
terbuat dari bahan bangunan yang tahan dan kuat (semen dan kayu) yang tidak
mudah lapuk. Setiap bangunan ditata rapi dengan penerangan dan ventilasi yang
memadai sehingga ruangan tidak terasa pengap.

Sekolah tersebut memiliki lukisan dengan slogan yang menarik dan


mencermikan komitmen sekolah terhadap peningkatan mutu pendidikan.
Monumen itu antara lain seperti tujuh sapta pesona (7 K), akreditas sekolah, visi
dan misi sekolah yang dipaparkan di dinding sekolah. Kemudian beberapa
ruangan kelas selalu di paparkan kata motivasi yang bertujuan untuk memberi
motivasi kepada siswa dan membuat ruangan kelas indah.Kemudian lapangan
sekolah terjaga dan bersih serta rindang sebab sekolah telah ditanami pepohonan
dan bunga sehingga terasa sejuk dan asri serta terlihat sangat indah.

4. Perilakuguru dansiswa di dalamdan di luarkelas

Guru dan siswa memiliki motivas iyang baik dalam melaksanakan


kegiatan belajar mengajar disekolah.Selain itu guru dan siswa sama-sama saling
menghargai didalam dan diruang kelas. Siswa selalu mendengarkan dengan baik
ketika guru menjelaskan didepan kelas ataupun ketika berbicara dengan guru
diluar kelas,dan sebaliknya.Guru juga selalu memperhatikan siswanya,terlebih
saat siswanya sedang tidak sedang dalam suasana hati yang baik atau pun
bermasalah.Guru selalu meluangkan waktunya untuk membantu siswa yang ingin
berkonsultasi atau ingin menyelesaikan masalah. Bisa disimpulkan bahwa guru
dan siswa di SMA Negeri 1 Alasa memiliki hubungan dan kebiasaan yang baik.

4.1.2 Manajemen Sekolah


Manajemen disekolah SMA Negeri 1 Alasa sudah ditatarapi dan juga
kesadaran guru-guru dan para peserta didik terhadap menajemen sekolah sudah
sangat baik. Hal ini disebabkan karena citra sekolah SMA Negeri 1 Alasa dimata
masyarakat sudah sangat baik sehingga pengelolaan internalnya juga pun sangat
baik, hal itu terlihat dari kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran
sudah sangat baik dan kemampuan kepala sekolah dalam memimpin dan
mengarahkan guruagar tujuan sekolah dapat tercapai, guru dan kepala sekolah
juga memiliki disiplin yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya sebagai
pendidik. Kepala sekolah juga memberikan teladan dalam hal disiplin,
menghargai bapak/ibu guru, memperhatikan setiap kinerja bapak/ibu guru, dan
memiliki rasa sosial yang tinggi kepada semua bapak/ibu guru di sekolah. Apalagi
sekolah ini merupakan sekolah penggerak di Kabupaten Nias Utara.Selanjutnya
untuk pelayanan sendiri juga cukup bagus, dibuktikan dengan adanya kegiatan
magang kependidikan, karyawan siap membantu dan memberikan data yang
dibutuhkan. Selain dari pada itu, bukti nyata dari pengelolaan yang bagus
disekolah SMA Negeri 1 Alasa ini juga yaitu dengan banyaknya prestasi yang
diraih oleh peserta didik maupun guru dari berbagai kegiatan atau lomba.
Sehingga sekolah ini menjadi sekolah terfavorit bagi para peserta didik yang ingin
melanjut kejenjang Sekolah Menengah Atas.Oleh sebab itu, tidaklah heran jika
manajemen disekolah ini sangatlah bagus.
Tata tertib yang diberlakukan di sekolah ini, baik untuk guru maupun untuk
siswa yang terpampang di setiap kelas, dipandang telah cukup efektif untuk
mengendalikan perilaku guru maupun siswa.Hal itu terlihat dari kurangnya kasus-
kasus yang terjadi di sekolah ini.

4.2 Observasi Kegiatan Pembelajaran di Sekolah

4.2.1 Kegiatan pendahuluan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah saya lakukan di SMA Negeri 1


Alasa, kegiatan yang pertama sekali dilakukan setiap hari sebelum kegiatan
belajar mengajar dilakukan yaitu dengan melaksanakan apel pagi sekalian ibadah
pagi secara keseluruhan di lapangan SMA Negeri 1 Alasa.Pada apel pagi tersebut
dimulai pukul 06.55 WIB dan juga dilaksanakan ibadah pagi yang biasanya
dipimpin oleh 4 orang siswa. Siswa pertama sebagai pembawa lagu rohani, siswa
kedua pembaca ayat alkitab, siswa ke tiga sebagai pembawa doa dan siswa
terakhir yaitu sebagai pemimpin lagu Indonesia Raya. Setelahn ibadah dilakukan
makan yang menjadi Pembina apel pada hari itu adalah piket yang bertugas pada
hari tersebut.

Setelah apel pagi dan ibadah pagi telah selesai, maka siswa siswi serta
guru masuk ke dalam kelas masing-masing untuk memulaikan KBM. Biasanya,
sebelum memuliakna topic baru, guru yang masuk di dalam kelas terlebih dahulu
mengecek catatan siswa dan menanyakan apa yang telah dipelajari minggu lalu.
Hal ni dilakukan supaya siswa selalu belajar setiap masuk ke dalam kelas.
4.2.2 Kegiatan Inti

Setelah kegiatan Tanya jawab dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah


memulaikan pelajaran.Sebelumnya, pada awal masuk kelas di semester tersebut,
sudah dibagikan kelompok dan judul masing-masing. Oleh karena itu, pada saat
dimulai kegiatan belajar mengajar, kelompok yang tampil telah menyusun
makalah yang akan mereka presentasikan sesuai dengan judul kelompok masing-
masing.

Ketika presentasi telah dilakukan, maka para penyaji membukan ruang


diskusi kepada audiens untuk memberikan tanggapan, saran dan juga pertanyaan
terhadap materi yang telah disajikan.Siswa siswi SMA Negeri 1 Alasa sangat
antusias ketika ada ruang diskusi, mereka memberikan tanggapan dan juga
pertanyaan kepada penyaji materi.

4.2.3 Kegiatan Penutup

Setelah kegiatan belajar mengajar telah selesai, maka langkah yang


dilakukan untuk menutup kegiatan pembelajaran di dalam ruangan kelas yaitu
dengan memberikan tugas kepada siswa berhubungan dengan materi yang barusan
dibahas. Tugas tersebut biasanya akan diperiksa kapan mata pelajaran itu akan
masuk. Ketika mata pelajaran tersebut telah selesai, ketika masih ada mata
pelajaran yang masuk maka tidak lagi dilakukan ibadah kecuali yang masuk
adalah mata pelajaran Agama.

Kegiatan terakhir untuk menutup kegiatan pembelajaran di ruangan kelas


yaitu dengan melakukan ibadah di dalam kelas yang dipimpin oleh 2 orang siswa,
1 orang yang memimpin lagu dan 1 orang yang memimpin doa. Setelah itu, siswa
siswi dipersilahkan untuk pulang ke rumah masing-masing.

4.3 Observasi 4 Kompetensi Guru

4.3.1 Kompetensi Kepribadian


Kompetensi kepribadian ini adalah salah satu kemampuan personal yang
harus dimiliki oleh guru profesional dengan cara mencerminkan kepribadian yang
baik pada diri sendiri, bersikap bijaksana serta arif, bersikap dewasa dan
berwibawa serta mempunyai akhlak mulia untuk menjadi teladan yang
baik.Kepribadian guru di SMA Negeri 1 Alasasudah sangat baik, hal itu terlihat
dari cara berpakaian guru yang rapi, dan berpenampilan layaknya sebagai guru.
Guru di sekolah ini juga selalu disiplin dalam melaksanakan tugas
mengajar, hal itu terlihat dari guru yang selalu datang ke kelas tepat waktu pada
saat les mengajar, dan berbicara santun kepada siswa ketika di dalam kelas dan di
luar kelas.Selain itu, kepribadian guru di SMA Negeri 1 Alasa dapat dilihat dari
sisi keadilan mereka ketika mengambil keputusan.Mereka sangat adil dan
konsisten, tidak pernah melihat muka ketika memberi hukuman ataupun terhadap
prestasi bagi siswa.

4.3.2 Kompetensi pedagogik

Kompetensi ini menyangkut kemampuan seorang guru dalam memahami


karakteristik atau kemampuan yang dimiliki oleh murid melalui berbagai cara.
Cara yang utama yaitu dengan memahami murid melalui perkembangan kognitif
murid, merancang pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi
hasil belajar sekaligus pengembangan murid.
Dalam proses pembelajaran, guru membiasakan murid untuk tampil
mengerjakan soal-soal di depan kelas untuk membangkitkan rasa percaya diri
tampil di depan umum, ini bertujuan untuk memantau sejauh mana siswa
memahami materi yang telah dipelajari. Kemudian juga guru selalu
memperhatikan siswa yang belum memahami materi yang disampaikan dengan
memberikan ruang pertanyaan kepada siswa untuk menanyakan hal yang belum
dimengerti.

4.3.3 Kompetensi sosial

Kompetensi sosial adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang pendidik melalui cara yang baik dalam berkomunikasi dengan murid dan
seluruh tenaga kependidikan atau juga dengan orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat sekitar.
Kompetensi sosial guru di SMA Negeri 1 Alasasudah sangat baik, hal itu
terlihat dari komunikasi yang baik antara guru dengan siswa, dalam proses
pemebelajaran guru berupaya menjadi sahabat kepada siswa, selalu
memperhatikan siswa, baik dalam hal belajar maupun dalam berpenampilan.
Begitu juga antar sesama guru selalu membangun hubungan yang baik, memiliki
rasa persaudaraan dan rasa bersosial yang tinggi tanpa melihat ras, suku agama
dan status pekerjaan. Tidak ada kata-kata yang menyinggung orang lain ketika
berbicara membuat mereka selalu memiliki hubungan yang baik.

4.3.4 Kompetensi profesional

Kompetensi profesional adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh


seorang guru profesional, yaitu kemampuan dalam menguasai materi pelajaran
yang akan diajarkan. Kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Alasa sudah
sangat baik, hal itu terlihat dari cara guru menjelaskan materi pembelajaran. Guru
mengaitkan materi dengan aplikasi dilapangan supaya siswa cepat memahami
materi tersebut. Kemudian guru juga menanggapi pertanyaan siswa dengan
ringkas dan tuntas serta mampu membuat kesimpulan materi dengan singkat
sehingga siswa mengetahui inti dari materi yang sedang dipelajari.

4.4 Observasi karakteristik peserta didik

4.4.1 Etnik

SMA Negeri 1 Alasa merupakan sekolah yang favorit bagi masyakat yang
ada di sekitaran sekolah tersebut, sehingga siswa/siswi yang sekolah di sekolah
tersebut tidak diherankan lagi ketika terdiri dari beberapa etnik. Akan tetapi,
perbedaan etnik dari beberapa siswa siswi tersebut tidak jadi masalah, mereka
sangat menghargai perbedaaan tersebut dan bahkan mereka tidak membangga-
banggakan satu sama lain.
Berdasarkan pengamatan yang telah saya lakukan, bahwa siswa sisi SMA
Negeri 1 Alasa tidak pernah ada rasa membeda-bedakan ketika sekolah tersebut
memiliki suatu program atau mengikuti suatu perlombaan. Guru-guru hanya
terfokus pada keahlian, keterampilan dan sikap dari siswa/siswi mereka tanpa
mempertimbangkan perbedaan diantara mereka, baik diantara siswa maupun
diantara bapak ibu guru.

4.4.2 Kultural

Budaya yang sudah dipelihara di SMA Negeri 1 Alasa sangat baik.Itu bisa
dilihat dari sikap siswa/siswi terhadap sesame siswa dan juga terhadap guru baik
di dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Senyum,Sapa,Salam,Sopan,
Santun (5S) sudah menjadi budaya yang sangat dijunjung tinggi di SMA Negeri 1
Alasa. Siswa/siswinya ramah dan sangat sopan satu sama lain dan juga
menggunakan Bahasa yang santun ketika berbicara. Para bapak dan ibu guru juga
selalu bertegur sapa kepada sesame guru dan juga kepada seluruh siswa siswi,
sehingga bisa dikatakan bahwa interaksi antara siswa dan guru di SMA Negeri 1
Alasa sangat baik.

4.4.3 Minat

Minat dapat diartikan suatu rasa lebih suka, rasa ketertarikan pada suatu
hal atau aktivitas.Atas dasar hal tersebut sebenarnya minat seseorang khususnya
minat belajar peserta didik memegang peran yang sangat penting.Sehingga perlu
untuk terus ditumbuh kembangkan sesuai dengan minat yang dimiliki seorang
peserta didik. Namun sebagaimana kita ketahui bahwa minat belajar peserta didik
tidaklah sama, ada peserta didik yang memiliki minat belajarnya tinggi, ada yang
sedang, dan bahkan rendah.
Minat peserta didik di SMA Negeri 1 Alasa bisa dikatakan sangat tinggi,
baik minat mereka dibagian kegiatan akademik maupun non-akademik. Kita bisa
melihat hal tersebut yaitu ketika ada kegiatan yang akan diikuti oleh sekolah
tersebut, para siswa dan siswi sangat berminat untuk mengikutinya, mereka tidak
menghiraukan apakah mereka menang ikut seleksi atau tidak, begitu juga dengan
minat mereka untuk belajar.
4.4.4 Status Sosial
Berdasarkan pengamatan yang telah saya lakukan di SMA Negeri 1 Alasa,
kita bisa mengatakan bahwa sosialisasi antara siswa dan guru sangatlah baik.Itu
bisa dilihat ketika ada suatu aturan yang diberlakukan di SMA Negeri 1 Alasa,
para siswa siswi tidak melanggar peraturan tersebut, karna bapak ibu guru terlebih
dahulu sudah mensosialisasikan hal tersebut kepada mereka.
Tidak hanya status social siswa dan guru yang terjalin dengan baik, juga
status social sekolah dengan orang tua siswa juga telah dibangun dengan baik dan
rukun. Hal itu bisa dilihat ketika pihak sekolah mengundang orang tua siswa
untuk membicarakan sesuati di sekolah contohnya seperti persetujuan uang
komite ataupun yang lain, maka orang tua siswa selalu datang dan tidak
membantah apa yang sudah menjadi keputusan mereka bersama.

4.4.5 Perkembangan Kognitif

Tingkat perkembangan kognitif yang dimiliki peserta didik akan


mempengaruhi guru dalam memilih dan menggunakan pendekatan pembelajaran,
metode, media, dan jenis evaluasi. Perkembangan kognitif siswa siswi di SMA
Negeri 1 Alasa adalah bekembang dengan baik.Akan tetapi perkembangan
kognitif setiap siwa ada juga yang berbeda-beda.Ada yang kognitifnya lebih cepat
dan ada juga yang sedikit lambat.Akan tetapi, itu diatasi oleh guru-guru di SMA
Negeri 1 Alasa dengan baik.

Hal tersebut bisa dilihat ketika adanya pembagian kelas pada awal tahun
ajaran. Para guru membagi siswa perkelas terdiri dari siswa yang berkognitif baik
dan yang sedikit lambat, akan tetapi siswa yang kognitifnya berkembang sedikit
lebih banyak di dalam kelas supaya ada hubungan kerjasama dan saling
membantu yang terjalin dalam ruangan kelas tersebut.

4.4.6 Kemampuan awal peserta didik bersifat individual

Selanjutnya kita akan mengkaji tentang kemampuan/pengetahuan awal


peserta didik. Pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki terlebih dahulu
maksudnya adalah pengetahuan atau keterampilan yang lebih rendah dari apa
yang akan dipelajari.
Kemampuan awal peserta didik di SMA Negeri 1 Alasa bisa dikatakan
baik. Hali ini bisa kita buktikan ketika ada suatu topic yang akan dipelajari
didalam ruangan kelas. Siswa siswinya sudah ada sedikit kemampuan atau sedikit
pengetahun tentang topic tersebut lebih dahulu sebelum topic itu dibahas,
sehingga ada kesinambungan antara guru dan siswa .

4.4.7 Gaya belajar peserta didik yang visual, auditif, dan kinestetik
Gaya belajar peserta didik merupakan hal yang penting untuk diperhatikan
dalam melakukan proses pembelajaran karena dapat mempengaruhi proses dan
hasil belajarnya. Gaya belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu visual,
auditif, dan kinestetik.
Berdasarkan observasi yang telah saya lakukan di SMA Negeri 1 Alasa,
gaya belajar siswa sangatlah berbeda-beda. Akan tetapi, itu tidak menjadi suatu
masalah bagi para guru untuk mengajari siswa mereka. mereka memiliki banyak
cara untuk mengajar, salah satu contohya yaitu mengajak siswa menonton film
atau video yang berhubungan dengan topic (visual), mengajak sisa mendengarkan
sebuah lagu kemudian meminta mereka untuk menemukan isi dari lagi tersebut
(auditif) dan juga para guru mengajar siswa untuk ke luar kelas dengan tujuan
mempraktekan apa yang telah dipelajari (kinestetik). Berdasarkan hal tersebut,
para siswa siswi dapat belajar sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.

4.5 Refleksi
BAB IV
PENUTUP

A. SIMPULAN
Dalam pelaksanaan magang ini Observer mendapatkan banyak
pengetahuan secara nyata dalam menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku
kuliah terutama ilmu dalam mendidik kelak, sehingga dapat dipraktekkan secara
maksimal dan optimal ketika melaksanakan magang. Selain itu, sebagai seorang
calon guru kedepannya, magang adalah sarana bagi mahasiswa untuk mengenal
dunia nyata dalam pendidikan sekaligus mengenal lingkungan dan kondisi dunia
pendidikan tersebut yang nantinya akan dihadapi mahasiswa setelah lulus kuliah.
Berdasarkan uraian dalam Laporan Magang, maka dapat disimpulkan
bahwa dalam dunia pendidikan ketika terjun langsung diperlukan tanggung jawab,
kesabaran, beserta inovasi yang tinggi atas semua pekerjaan berkaitan dengan
dunia pendidikan dan disiplin dalam mengikuti peraturan yang berlaku dan
disiplin waktu menjadi tanggung jawab kita agar tugas-tugas yang diberikan dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu terutama dalam mengajari para peserta
didik nantinya.
Berdasarkan hasil pembahasan didalam laporan magang, maka Observer
dapat menarik kesimpulan bahwa :
1. Pengelolaan Kultur dan Manajemen Sekolah sangatlah diperlukan oleh
sebuah instansi pendidikan sehingga instansi pendidikan memiliki
manajemen yang professional sebagai landasan jati diri sekolah dan juga
para guru. Begitu halnya juga dengan pengelolaan kultur dan manajemen di
SMA Negeri 1Alasa yang memiliki Kultur dan Manajemen yang
professional sehingga sekolah SMA Negeri 1 Alasa menjadi sekolah yang
diminati oleh para peserta didik.
2. Kegitan pembelajatan yang dilakukan di ruangan kelas merupakan hal yang
sangat menjadi pertimbangan oleh calon seorang gur, baik kegiatan awal,
kegiatan inti dan maupun kegiatan akhir. Itu disebabkan karena ketika
kegiatan awal dangat mempengaruhi semangat siswa dalam belajar sampai
selesai. Hal ini sudah sangat baik dilakukan oleh guru di SMA Negeri 1
Alasa, oleh karena itu siswa siswinya juga sangat semangat dalam kegiatan
belajar mengajar.

3. Kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru juga sangat mempengaruhi


kecapaian tujuan pembelajaran di dalam sekolah tersebut. Seperti halnya
yang telah dilakukan oleh guru-guru di SMA Negeri 1 Alasa. Mereka
memiliki kompetensi yang baik untuk menjadi seorang guru, baik
kompetensi kepribadian, pedagogic, social dan juga kompetensi
profesianalisme, sehingga sekolah tersebut bisa menjapai tujuan
pembelajaran.

4. Memahami Karakteristik Peserta Didik menjadi suatu hal yang harus


dipenuhi, dengan tujuan supaya seorang Guru tersebut dapat menjalankan
tanggung jawab yang diberikan dengan baik sehingga mencapai suatu
proses pembelajaran yang efektif dan efisien yang bermuara pada capaian
prestasi peserta didik yang berkualitas sesuai dengan amanat dalam
kurikulum Nasional. Begitu halnya dengan sistem di SMA Negeri 1 Alasa,
yang dimana para Guru sudah memahami karakteristik peserta didik
sehingga prestasi yang didapatkan oleh peserta didik di SMA Negeri 1
Alasa sangat baik.
B. SARAN
Penulis menyadari dalam penulisan laporan Magang 1 ini, masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi pemilihan kata maupun dari penyusunan
kalimat.Oleh sebab itu saran dan kritikan yang bersifat membangun baik dosen
pembimbing maupun dari rekan-rekan mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai