Anda di halaman 1dari 6

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Radjamin,dkk Profil penderita GERD dan NERD

PROFIL PENDERITAPENYAKIT REFLUKS GASTROESOFAGUS(GERD) DANPENYAKIT REFLUX NON-


EROSIF(NERD) DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA Irvinia Septarizka Putri Radjamin1, Iswan Abbas
Nusi2, Viskasari Pintoko Kalanjati3
1MahasiswaProgram Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga
2Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga
3Departemen Anatomi dan Histologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga

ABSTRAK
Latar belakang:Gastro Esophageal Reflux Disease (GERD) adalah suatu kondisi ketika makanan yang telah tertelan
bergerak kembali dari lambung ke kerongkongan secara berkala, menyebabkan mulas. Kasus GERD yang ditindaklanjuti
dengan esophagogastroduodenoscopy (EGD) dapat didiagnosis sebagai Non-Erosive Reflux Disease (NERD) jika tidak
ditemukan adanya kerusakan mukosa pada esofagus.Objektif:Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari prevalensi
keseluruhan pasien GERD dan NERD pada bulan Januari sampai Desember 2015, mengkategorikan mereka menurut
kelompok umur, jenis kelamin, tingkat kerusakan mukosa esofagus menurut grading Los Angeles, dan juga temuan EGD
lainnya.Bahan dan metode:Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan data sekunder yang
dikumpulkan dari rekam medis pasien. Pasien yang terdiagnosis GERD atau NERD dimasukkan sebagai sampel. Data
dikumpulkan dan diproses oleh Microsoft Office Excel 2007.Hasil:Sebanyak 122 rekam medis dikumpulkan, dengan 116
pasien GERD dan 6 pasien NERD. Terjadi peningkatan prevalensi penderita GERD yang ditunjukkan dengan
bertambahnya kelompok umur, sedangkan prevalensi penderita NERD antar kelompok umur berfluktuasi. Baik pasien
GERD maupun NERD didominasi oleh perempuan, yaitu masing-masing 62 pasien (53,4%) dan 5 pasien (83,3%),
dibandingkan laki-laki, yaitu 54 pasien GERD dan 1 pasien NERD. Menurut grading Los Angeles, sebagian besar pasien
dikategorikan sebagai grade A (14,7%). Namun, ditemukan 88 kasus yang tidak terklasifikasi sehingga hasilnya bisa
dibilang membutuhkan sampel yang lebih besar dan/atau data yang tertulis di rekam medis mungkin tidak dicantumkan
dengan jelas. Temuan EGD yang paling dominan pada pasien GERD adalah gastritis erosif (24,8%).Kesimpulan:Ada 95%
pasien GERD dan 5% pasien NERD ditemukan dalam penelitian ini. Profil penderita GERD pada kasus ini dominan
ditemukan pada kelompok umur lebih dari 50 tahun, perempuan, grade A, dan dengan gastritis erosif pada temuan
EGD. Profil pasien NERD tidak spesifik pada kelompok usia tertentu, tetapi lebih banyak ditemukan pada wanita.

Kata kunci: GERD, NERD, kelompok umur, jenis kelamin, penilaian Los Angeles, temuan EGD

ABSTRAK
Belakang belakang:Penyakit refluks gastroesofagus(GERD) adalah kelainan ketika makanan yang telah
masuk ke dalam lambung, kembali naik ke arah esofagus (refluks), sehingga mengakibatkan rasa terbakar
di dada atau ulu hati. Pasien GERD yang dilanjutkan dengan pemeriksaanesofagogastroduodenoskopi(EGD)
di dalamPenyakit Refluks Non-Erosif(NERD) jika tidak ada kerusakan mukosa esofagus. Tujuan:Penelitian ini
ditujukan untuk mendapatkan data yang akurat mengenai profil penderita GERD dan NERD di Surabaya
bulan Januari hingga Desember 2015. Profil yang dilakukan adalah berdasarkan kelompok umur, jenis
kelamin, derajat esofagitis menurut klasifikasi Los Angeles, dan penemuan EGD lainnya. Metode dan
bahan:Penelitian ini adalah penelitian deskriptif atau analisis operasional dari data sekunder yaitu rekam
medis yang disusun menggunakanMicrosoft Office Excel 2007. Seluruh pasien terdiagnosis GERD atau NERD
adalah sampel penelitian ini.Hasil:Jumlah pasien GERD dan NERD ditemukan sebanyak 122 pasien, dengan
pengelompokan 116 pasien GERD dan 6 pasien NERD. Prevalensi penderita GERD meningkat bersama
dengan kelompok umur yang meningkat, sedangkan pada pasien NERD terjadi fluktuasi yang tidak teratur
antar kelompok umur. Pasien GERD dan NERD keduanya lebih didominasi oleh wanita, yaitu 62 pasien
(53,4%) dan 5 pasien (83,3%) berturut-turut, dibandingkan dengan pasien pria, yaitu 54 pasien GERD dan 1
pasien NERD. Menurut pengelompokkan Los Angeles, ditemukan pasienkelas Ayang terbanyak (14,7%).
Namun, 88 kasus yang tidak mungkin terjadi sehingga hasilnya bisa dibilang memerlukan sampel yang
ditemukan lebih besar dan/ atau data di rekam medis kurang jelas.Penemuan EGD selain GERD paling
banyak adalah kasus gastritis erosif (24,8%).Simpulan:penderita GERD ditemukan sebanyak 95%,
sedangkan pasien NERD sebanyak 5%.Gambaran profil penderita GERD ditemukan paling tinggi pada
kelompok umur lebih dari 50 tahun, wanita,kelas A,dan pada EGD dapat ditemukan gastritis

13
Majalah Biomorfologi Jilid 29 Nomor 1, Januari 2019

erosif.Gambaran profil penderita NERD tidak spesifik pada suatu kelompok umur tertentu, namun
ditemukan lebih banyak pada wanita.
Kata kunci: GERD, NERD, kelompok umur, jenis kelamin, pengelompokkan Los Angeles, penemuan EGD

Korespondensi: VP. Kalanjati, email: viskasari-pk@fk.unair.ac.id

Latar belakang peningkatan prevalensi GERD dari 6% pada


GERD dapat didefinisikan sebagai gangguan tahun 1997 menjadi 26% pada tahun 2002 di
ketika isi lambung mengalami refluks secara RSU Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
berulang ke dalam esofagus sehingga muncul (Simadibrata,dkk., 2011). Dari data-data di atas
gejala dan/atau komplikasi yang mengganggu dapat dikatakan bahwa angka kejadian GERD di
(Nusi, 2015). Wakil,dkk.(2006) menyatakan dalam Asia semakin meningkat dari tahun ke tahun
studinya bahwa menurut definisi Montreal tahun (Jung, 2011; Simadibrata,dkk.,2011).
2006 GERD adalah kondisi yang berkembang Lekuk,dkk.(2005) menemukan bahwa jenis
ketika komposisi dari suatu refluks lambung kelamin maupun wanita memiliki kecenderungan
mengakibatkan gejala-gejala dan/atau komplikasi yang hampir sama untuk menjadi penderita GERD
(Vakil,dkk., 2006). Percobaan-percobaan secara sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan
klinis menggunakanpenghambat pompa proton( (Dent,dkk.,2005). Ruigómez,dkk.(2004)
PPI) menunjukkan bahwa obat kelompok ini dapat menemukan pada penelitiannya di Inggris bahwa
meredakan gejala-gejala dispepsia yang tidak dengan peningkatan usia, jumlah penderita GERD
disebabkan oleh refluks asam lambung seperti ikut meningkat hingga usia 69 tahun, lalu
pada pasien GERD. Hal ini menunjukkan bahwa menurun sedikit pada usia 70-79 tahun
ada kemungkinan GERD dan gejala dispepsia (Ruigómez,dkk., 2004).
merupakan manifestasi dari sebuah patofisiologi
yang sama (Gerson,dkk., 2011). Gejala GERD Tujuan
memang sering disertai dengan gejala-gejala Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan data
yang mirip dengan dispepsia. Gejala-gejala yang yang akurat mengenai profil penderita GERD dan
dimaksud adalah rasa mual, muntah, rasa NERD di Indonesia, khususnya di Pusat
kenyang dini, kembung, dan bersendawa, di mana Gastroentero-Hepatologi Rumah Sakit Umum
gejala-gejala tersebut menambah rasa tidak Daerah (RSUD) Surabaya pada bulan Januari hingga
nyaman pada penderita (Gerson,dkk., 2011). Desember 2015. Hasil penelitian ini diharapkan
Pengelompokkan ke dalam penyakit GERD masyarakat Indonesia lebih mengetahui dan
awalnya adalah berdasarkan gejala dispepsia waspada tentang gejala-gejala tersebut gejala awal
fungsional yang dikeluhkan pasien pada masa itu GERD dan dapat mengambil tindakan pencegahan
(Geeraerts & Tack, 2008). Konsensus Roma III maupun terapeutik yang tepat dini. Peneliti juga
menyatakan bahwa penderita gejala dispepsia berharap agar data penelitian ini dapat membantu
fungsional yang mengalami refluks dan terdapat penelitian-penelitian yang akan datang mengenai
rasa panas di belakang dada yang sangat, dapat GERD dan NERD di Indonesia.
melihat ke dalam penyakit GERD (Geeraerts &
Tack, 2008). Berdasarkan data epidemiologi, Metode dan materi
prevalensi GERD di Asia Timur yang ditemukan Jenis penelitian yang akan digunakan adalah
sebelum tahun 2005 (2,5% sampai 4,8%) dan penelitian analisis observasional untuk
meningkat hingga 5,2-8,5% pada tahun 2005-2010 mengetahui angka prevalensi GERD, NERD,
(Jung, 2011). Prevalensi GERD di Asia Tenggara dan erosi GERDnilaiAD pada pasien di Unit
dan Asia Barat ditemukan sebanyak 6,3-18,3% Endoskopi Divisi Gastroentero-Hepatologi
sejak tahun 2005 (Jung, 2011). Jung (2011) Departemen SMF Penyakit Dalam FK UNAIR-
melaporkan prevalensi refluks yang RSUDS Surabaya pada bulan Januari hingga
mengakibatkan inflamasi esofagus/esofagitis Desember 2015 (menggunakan data rekam
melalui pemeriksaan endoskopi di Asia Timur medik sekunder).
meningkat, dari 3, 4-5,0% sebelum tahun 2000,
menjadi 4,3-15,7% setelah tahun 2005 (Jung, Hasil
2011). Simadibrata,dkk.(2011) menemukan penderita GERD menurut klasifikasi Los Angeles
pendekatan dalam enam kelompok, yaitu

14
Radjamin,dkk Profil penderita GERD dan NERD

kelas A, kelas AB, kelas B, kelas C, kelas D, Pengelompokkan menurut jenis kelamin pada
dantidak terklasifikasi(tidak terlihat). pasien GERD bulan Januari hingga Desember 2015
Sebanyak 17 pasien ditemukkan kerusakan menunjukkan jumlah pria sebanyak 54 pasien
mukosa esofagus dalam tingkatkelas A( (46,6%). Pasien GERD dengan jenis kelamin wanita
13,9%), sedangkan untuk kelas ABditemukan ditemukan sebanyak 62 pasien (53,4%).
sebanyak 4 pasien (3,3%). Pasien yang masuk Kesimpulan yang dapat diambil adalah jumlah
dalamkelas C adalah sebanyak 7 pasien pasien wanita yang ditemukan lebih banyak
(5,7%), sedangkan tidak ada pasien dalam dibandingkan dengan pasien pria.
kelas Cataukelas D. Jumlah yang paling Pasien NERD yang ditemukan setelah
banyak ditemukan di Unit Endoskopi Divisi pemeriksaan EGD juga menurut umur dan
Gastroentero-Hepatologi RSUDS Surabaya ditemukan bahwa tidak ada pasien yang
adalah tingkat kerusakan mukosa yang tidak berumur kurang dari atau sama dengan 30
dialami pasien, yaitu 88 pasien. NERD pasien tahun. Kelompok umur 31 hingga 40 tahun
hanya ditemukan 6 pasien dari seluruh pada pasien NERD hanya ditemukan 1 pasien,
pasien yang dilakukan pemeriksaan EGD sedangkan untuk kelompok umur 41 hingga 50
pada bulan Januari hingga Desember 2015. tahun ditemukan 2 pasien. Kelompok umur
Pengelompokkan menurut kelompok umur pada lebih dari 50 tahun ditemukan 1 pasien, dan 2
pasien GERD bulan Januari hingga Desember 2015 pasien untuk penderita NERD yang tidak
menunjukkan jumlah 11 pasien (9,5%) berumur diketahui umurnya. Jumlah pasien meningkat
kurang dari atau sama dengan 30 tahun. Pasien hingga kelompok umur 41-50 tahun, namun
GERD dengan umur 31 hingga 40 tahun menurun pada umur lebih dari 50 tahun.
ditemukan jumlah 13 pasien (11,2%), sedangkan Kelompok pria pada pasien NERD bulan Januari
pasien GERD dengan 41 hingga 50 tahun hingga Desember 2015 ditemukan jumlah 1
ditemukan jumlah 28 pasien (24,1%). Kelompok pasien. Jumlah pasien wanita penderita NERD
umur lebih dari 50 tahun yang terdiri dari 55 ditemukan sejumlah 5 pasien. Kesimpulan yang
pasien (47,4%) dan didapatkan 9 pasien GERD dapat diambil adalah jumlah pasien wanita
(7,8%) yang tidak diketahui umurnya karena data penderita NERD ditemukan lebih banyak
yang kurang lengkap pada buku rekapitulasi dibandingkan dengan pasien pria, sama seperti
pasien tindakan EGD. Jumlah pasien GERD pada hasil pada penderita GERD.
bulan Januari hingga Desember 2015 meningkat
sesuai umur pasien.

Tabel 1. Prevalensi pasien GERD dan NERD Januari-Desember 2015


bulan GERD KUTU BUKU

(2015) nilai nilai nilai nilai nilai Tidak terklasifikasi

SEBUAH AB B C D
Januari 0 0 0 0 0 10 1
Februari 1 0 0 0 0 11 0
Maret 3 0 1 0 0 22 1
April 3 2 2 0 0 4 1
Mei 4 0 0 0 0 6 0
Juni 3 1 2 0 0 5 1
Juli 1 1 0 0 0 10 1
Agustus 2 0 2 0 0 16 1
September 0 0 0 0 0 0 0
Oktober 0 0 0 0 0 0 0
November 0 0 0 0 0 1 0
Desember 0 0 0 0 0 3 0
Total 17 4 7 0 0 88 6

15
Majalah Biomorfologi Jilid 29 Nomor 1, Januari 2019

Tindakan EGD yang dijalankan pada pasienpasien Endoskopi, sehingga peneliti mengelompokkan
ini tidak hanya menunjukkan GERD, namun ada pasien-pasien ini dalam kelompoktidak
beberapa penemuan lain yang mungkin terklasifikasi. Kelompoktidak terklasifikasiini
menyertai. Beberapa pasien juga dapat paling banyak, yaitu sebanyak 88 pasien (72,1%)
ditemukan lebih dari satu kelainan atau tidak ada sehingga tidak dapat dibuka secara pasti
sama sekali selain GERD. Penderita GERD yang penyebab pasien dengan esofagitiskelas A
juga ditemukan adanya epiglotitis, varises ditemukan paling banyak pada penelitian ini.
esofagus (kelas I-II), kandidiasis esofagus, dilatasi Pengelompokkan menurut umur pasien
gaster, dan gastroduodenitis adalah sebanyak menunjukkan bahwa dengan peningkatan
masing-masing 1 pasien. Gastritis ditemukan kelompok umur, jumlah pasien GERD juga
pada GERD 9 pasien, sedangkan gastritis erosif, meningkat. Sembilan pasien GERD tidak
gastritis kronis, dan gastritis superfisialis diketahui usianya karena tidak ditemukan
ditemukan masing-masing jumlah 33 pasien, 16 datanya pada rekam medik ataupun buku
pasien, dan 14 pasien. GERD 12 pasien ditemukan rekapitulasi tindakan EGD di Unit Endoskopi.
juga adanya pangastritis, sedangkan gastropati Hasil pengelompokkan pasien NERD menurut
ditemukan pada 2 pasien. Pasien dengan polip umur fluktuasi. Dua pasien NERD tidak
gaster ditemukan sejumlah 5 pasien. Ulkus diketahui umurnya sehingga dimasukkan
peptikum ditemukan pada 8 pasien GERD, kelompoktidak dikenal(tidak diketahui).
sedangkan ulkus gaster dan ulkus duodenum Studi lain di negara bagian Georgia menunjukkan
ditemukan pada masing-masing 6 pasien. Ulkus hal yang sama namun peningkatan jumlah pasien
yang berukuran raksasa (maag raksasa) hanya sampai umur 54 tahun, lalu menurun pada
ditemukan pada 3 pasien, sama halnya dengan kelompok usia 55-64 tahun, 65-74 tahun, dan 75
refluks duodenogastro. Burut tahun dan seterusnya. Studi di Georgia ini
diafragmatika ditemukan pada 4 pasien, melaporkan bahwa setiap penambahan usia 5
sedangkan duodenitis ditemukan pada 7 tahun pada usia 25-65 tahun, peningkatan risiko
pasien. Total seluruh penemuan EGD lainnya menderita GERD 5,5% (Kotzan,dkk., 2001). Maka,
adalah 133 penemuan pada 116 pasien GERD, hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti
sehingga ada beberapa pasien yang ditemukan menunjukkan peningkatan pengalaman yang
dengan lebih dari satu penemuan EGD selain cukup menyerupai penelitian yang dilakukan oleh
GERD. Gastritis erosif adalah penemuan yang Kotzan,dkk.(2001).
paling banyak ditemukan pada penderita GERD Pasien GERD yang sesuai dengan jenis kelamin
pada penelitian ini. menunjukkan jumlah wanita yang ditemukan
Diskusi sedikit lebih banyak dibandingkan pria. Pada
Jumlah pasien GERD dengan tingkat kerusakan pasien NERD, ditemukan hal yang sama. Studi
mukosa esofaguskelas Aditemukan paling epidemiologi GERD oleh Dent,dkk. (2005)
banyak dalam penelitian ini, diikuti dengan menemukan bahwa dari 4 studipotongan
kelas B,lalukelas AB,dan terakhirkelas Cdannilai melintangdan 1 studi longitudinal
D.Pasien yang masuk dalamkelas AB dianggap menunjukkan tidak ada hubungan yang
kerusakan mukosa esofagusnya dalam signifikan antara jenis kelamin dan prevalensi
tingkatan diantarakelas A&kelas Bsehingga GERD pada seluruh studi tersebut, walaupun
terwujud sendiri. Bestari (2011) menyatakan jumlah pasien sedikit lebih banyak
bahwa prevalensi GERD di Asia-Pasifik dibandingkan dengan pasien pria (Dent,dkk.,
dibandingkan negara-negara Barat cenderung 2005). Penelitian Ruigómez,dkk.(2004) juga
lebih ringan dan hasil endoskopinya normal, tidak menunjukkan adanya perbedaan yang
yaitu NERD. Jika gambaran esofagitis, 90% signifikan antara jumlah pasien wanita (53,4%)
adalah dalam kelompokkelas A ataukelas B( dan pasien pria (46,6%) (Ruigómez,dkk.,2004).
Bestari, 2011). Namun, sejumlah pasien GERD Seperti hasil penelitian yang dilakukan peneliti,
disertai dengan esofagitis dalam penelitian di dapat ditarik kesimpulan yang sama dengan
Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo (RSUDS) penelitian oleh Dentdkk. (2005) dan Ruigómez,
Surabaya tidak dicantumkan di tingkatnya dkk.(2004), yaitu jenis kelamin bukan faktor
dalam rekam medis ataupun buku rekapitulasi risiko pada GERD
pasien tindakan EGD di Unit

16
Radjamin,dkk Profil penderita GERD dan NERD

Gambar 1. Diagram batang prevalensi pasien GERD dengan penemuan EGD lainnya periode Januari-
Desember 2015

Penelitian oleh Nobakht,dkk.(2016) mengenai (McNally, 2000). Hernia diafragmatika atau hernia
hubungan antara pola gastritis dan GERD pada hiatal dapat ditemukan pada 63-84% pasien GERD
pasien-pasien dengan infeksiH. pylori dengan refluk esofagitis (McNally, 2000). Salah
menggunakan metode statistikachi-kuadratdan satu faktor penyebab GERD yaitu pengosongan
regresi menunjukkan hasil bahwa gastritis antral lambung yang terlambat dapat terjadi beberapa
memiliki yang cukup signifikan dengan GERD, hal, seperti penyakit ulkus peptikum (ulkus gaster,
sedangkan korelasi GERD dengan gastritis pada ulkus pilorus, dan ulkus duodenum), neoplasma,
bagian-bagian lain dari lambung tidak signifikan konsumsi alkohol, dan lain-lain (McNally, 2000).
(Nobakht,dkk.,2016). Pada penelitian ini Penelitian oleh McNally (2000) menyatakan
ditemukan 84 kasus gastritis secara keseluruhan proporsi yang tinggi (63-84%) terhadap kasus
dari total 133 penemuan EGD selain esofagitis hernia diafragmatika pada pasien GERD dengan
erosif (63,2%). Kasus gastritis yang dimaksud esofagitis erosif, namun pada penelitian oleh
peneliti adalah termasuk pengelompokan peneliti hanya menemukan 4 kasus dari 133
gastritis, gastritis erosif, gastritis kronis, gastritis penemuan EGD lain selain esofagitis erosif (3%).
superfisialis, dan pangastritis. Maka, jika Penelitian McNally (2000) tidak menjelaskan
dibandingkan dengan penelitian oleh Nobakht, secara jelas prevalensi hernia diafragmatika
dkk.(2016), hasilnya cukup mendukung tersebut diperoleh dari observasi berapa orang
pernyataan bahwa ada korelasi yang cukup kuat dan dalam jangka waktu berapa lama, sehingga
antara gastritis antral dengan GERD. Namun, sulit dibandingkan dengan penelitian dari peneliti.
peneliti kasus-kasus gastritis yang ditemukan Penelitian dari peneliti menemukan 8 kasus ulkus
tidak spesifik lagi menurut lokasinya di lambung, peptikum, 6 kasus ulkus gaster, dan 6 kasus ulkus
sehingga penelitian tidak dapat sepenuhnya duodenum pada penderita GERD pada tahun
dinyatakan sesuai dengan penelitian oleh 2015, sedangkan McNally (2000) menyatakan
Nobakht,dkk.(2016) yang spesifik terhadap kasus bahwa ulkus peptikum (termasuk ulkus gaster,
gastritis antral. ulkus pilorus, dan ulkus duodenum) dapat
Komplikasi yang paling utama pada pasien GERD menyebabkan keterlambatan pengosongan
adalah striktur esofagus (10-20% dengan 5% dari lambung sehingga dapat memicu GERD, maka
mereka mengalami ulserasi), Barret esofagus (8- dapat dikatakan bahwa ada kemungkinan 20
20%), dan perdarahan gastrointestinal (2-6%)

17
Majalah Biomorfologi Jilid 29 Nomor 1, Januari 2019

peneliti yang menderita GERD pada penelitian Kotzan, J. Wade, W. Yu, HH, 2001. Menilai
dapat disebabkan oleh ulkus peptikum yang Penggunaan Resep NSAID sebagai Faktor
ditemukan pada pemeriksaan EGD. Predisposisi untuk Refluks Gastroesofageal
Penyakit dalam Populasi Medicaid.
Simpula Penelitian Farmasi, 18(9):
Profil penderita GERD dan NERD di Pusat 1367-1372.
Gastroentero-Hepatologi RSUDS Surabaya pada McNally, P., 2000. Manifestasi Klinis,
bulan Januari hingga Desember 2015 adalah 116 Sejarah Alam, dan Diagnosis Banding
pasien dan 6 pasien berturut-turut. Kelompok Refluks Esofagitis.Dalam: R.
umur yang semakin meningkat menunjukkan Orlandia, ed. 2000.Penyakit refluks
jumlah GERD yang meningkat juga, sedangkan gastroesofagus.Florida: CRC Press Bab
pada pasien NERD terjadi fluktuasi yang tidak 1.
teratur antar kelompok umur. Lebih banyak Nobakht, H.dkk.,2016. Asosiasi antara
pasien GERD yang berjenis kelamin wanita Pola Penyakit Gastritis dan Refluks
dibandingkan pria, sama halnya dengan pasien Gastroesofageal Pada Pasien Infeksi
NERD. Pasien GERD ditemukan paling banyak Helicobacter Pylori.Jurnal Penyakit
padakelas tidak terklasifikasiatau tidak terlihat, Pencernaan Timur Tengah, 8(3):
setelah itukelas A, kelas B, kelas AB,dan terakhir 206-211.
kelas C&D.Penemuan Nusi, IA, 2015.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
esofagogastroduodenoskopi (EGD) selain [Rumah Sakit Pendidikan Dr. Soetomo
esofagitis erosif paling banyak adalah gastritis Surabaya.edisi ke-2 Surabaya: Pers
erosif, sedangkan paling sedikit adalah epiglotitis, Universitas Airlangga
varises esofagus, kandidiasis esofagus, dilatasi
gaster, serta gastroduodenitis. Ravi Kumar, NAVSK Gandhi, MVV Sri
Harsha, G., 2016. Hubungan GERD
Daftar pustaka antara Gejala Klinis dan
Bestari, MG, 2011. Penatalaksanaan Temuan Endoskopi: Studi terhadap 200
Penyakit Refluks Gastroesofageal (GERD). Pasien.Jurnal Evolusi Ilmu Kedokteran
Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan,38(7): dan Gigi,5 (81): 6038-6041. Ruigómez,
490-492. A. Rodríguez, LA Wallander, MA
Lekuk, J. El-Serag, HBWallander, MA Johansson, S. Graffner, H. Dent, J., 2004.
Johansson, S., 2005. Epidemiologi Sejarah Alam Penyakit Refluks Gastro-
Penyakit Refluks Gastro-esofagus: esofagus Didiagnosis dalam Praktek
Tinjauan Sistematis.Usus,54(5): 710-717. Umum.Farmakologi & Terapi
Geeraerts, B. & Tack, J., 2008. Fungsional Pencernaan, 20(7): 751-760.
Dispepsia: Dulu, Sekarang, dan Masa Simadibrata, M. Rani, A. Adi, P. Djumhana, A.
Depan.J Gastroenterol, 43(4): 251-255. Abdullah, M. 2011. Kuesioner Penyakit
Gerson, LB Kahrilas, PJ Fass, R., 2011. Wawasan Refluks Gastro-Esofagus menggunakan
Ke Penyakit Refluks Gastroesofageal- Bahasa Indonesia: Survey Validasi
Terkait Gejala Dispepsia. Bahasa.Medis Jurnal
Gastroenterologi Klinis dan Hepatologi, dari Indonesia,20(2): 125-130.
9(10): 824-833. Vakil, N.dkk.,2006. Definisi Montreal
Jung, HK, 2011. Epidemiologi dan Klasifikasi Penyakit Refluks
Penyakit Refluks Gastroesofageal di Gastroesofageal: Konsensus Berbasis
Asia: Tinjauan Sistematis.J Bukti Global.Am J Gastroenterol, 101(8):
Neurogastroenterol Motil,17(1): 14-27. 1900-20.

18

Anda mungkin juga menyukai