Anda di halaman 1dari 24

37

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Mekanisme Pemberian Kredit

Mekanisme kredit disini merupakan penjabaran dari penjelasan

prosedur pemberian kredit. Mekanisme yang dilakukan oleh PT. Bank

Negara Indonesia (Persero), Tbk adalah sebagai berikut :

1. Tahap permohonan kredit

a. Nasabah mengajukan permohonan kredit kepada Bank BNI dengan

menggunakan formulir permohonan pinjaman yang disediakan oleh

bank, atau dengan membuat surat permohonan yang dibuat langsung

oleh nasabah sendiri. Disertai dengan dokumen-dokumen yang

diperlukan sebagai syarat permohonan kredit.

Adapun dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai syarat

permohonan kredit adalah sebagai berikut :

1) Memberikan Laporan Keuangan nasabah selama 2 (dua) atau 3

(tiga) periode terahir.

2) Fotocopy identitas pemohon/pemilik/pengurus dan Kartu

Keluarga (KK) perusahaan yang akan mengajukan kredit.

Fotocopy harus dicocokan dengan aslinya.

3) Fotocopy dokumen bukti kepemilikan jaminan.

4) Surat ijin usaha atau keterangan usaha dari kelurahan.

37
38

5) Profil perusahaan.

b. Account Officer akan memeriksa kelengkapan persyaratan tersebut

dan menyimpannya dalam suatu file atau map dengan nama nasabah.

Apabila masih terdapat kekurangan dalam persyaratan yang telah

ditentukan, maka Account Officer akan menghubungi nasabah untuk

melengkapinya. Bila nasabah telah memenuhi semua persyaratan

yang ditetukan maka proses akan dilanjutkan, sebaliknya bila tidak

maka permohonan kredit akan dinyatakan gugur atau ditolak.

2. Tahap pencarian informasi

a. Dalam hal ini, data yang diberikan calon debitur kepada Bank BNI

untuk permohonan kredit. Dan untuk keperluan kepastian, kebenaran

dan kesesuaian data, maka bank melakukan data-data informasi kredit

dengan cara interview secara langsung kepada calon debitur.

b. Setelah itu, staf kredit atau analisis kredit dengan persetujuan Kepala

Bagian Kredit akan melakukan kunjungan ke nasabah, baik tempat

usahanya maupun jaminannya dan membuat laporah kunjungan.

3. Tahap analisis kredit

Setelah tahap pencarian informasi dilakukan, maka bagian kredit akan

melakukan proses analisa untuk mempertimbangkan apakah permohonan

nasabah dapat diberikan.


39

4. Tahap keputusan kredit

a. Bila sudah ada keputusan dalam hal analisa, penilaian jaminan dan

legalitas usaha, maka bagian kredit akan membuat nota analisa kredit

dan menyiapkan Credit Memorandum. Nota analisa kredit, Credit

Memorandum, dan file nasabah harus diparaf oleh Kepala Bagian

Kredit untuk diperiksa kembali kelengkapannya, dan dicatat pada

buku penyerahan sebelum diserahkan ke Komite Kredit.

b. Bagian kredit akan mengecek file nasabah telah disetujui atau tidak

oleh Komite Kredit. Bila sudah, maka nama file yang sudah dicatat

dibuku penyerahan harus ditandai dan diserahkan kebagian kredit.

Bbila permohonan nasabah tidak disetujui maka bagian kredit akan

memberitahukan kepada nasabah melalui surat tertulis. Dan apabila

disetujui maka bagian kredit akan membuat SPK (Surat Persetujuan

Kredit), yang berisikan fasilitas, jumlah, jangka waktu, suku bunga,

prasyarat dan syarat fasilitas kredit yang diberikan yang harus ditanda

tangani oleh nasabah.

c. Kemudian bagian kredit akan memberitahukan nasabah agar

menyerahkan dokumen usaha dan jaminannya yang asli kebagian legal

yang mana akan dibuatkan tanda terima jaminan rangkap dua. Tanda

terima jaminan tersebut kemudian ditanda tangani oleh bagian legal

dan Kepala Bagian Kredit. Lembar 1 dari Tanda Terima Jaminan

diserahkan kepada nasabah dan lembar 2 disimpan oleh bagian legal.


40

d. Bagian legal meminta ijin dari Kepala Bagian Kredit untuk memeriksa

keabsahan dan legalitas dari dokumen-dokumen tersebut ke instansi

terkait (misalnya : untuk BPKB ke Komdak Metro Jaya, dsb).

e. Jika dokumen-dokumen usaha dan jaminan ternyata tidak sah dan

meragukan, maka bagian legal akan menghubungi Account Officer

atau bagian kredit untuk memberitahukan kepada nasabah melalui

surat pemberitahuan. Dengan ni maka proses pemberian kredit dapat

dinyatakn gugur. Bagian legal akan memberiahukan hal tersebut

kepada Kepala Bagian Kredit dengan tembusan ke Komite Kredit.

Semua dokumen asli dikembalikan ke nasabah dengan meminta

kembali tanda terima lembar 1 yang diserahkan kepada nasabah.

Sedangkan file nasabah berikut dengan data-data lainnya akan

distempel dengan dengan “BATAL”.

f. Sejalan dengan pengikatan kredit, maka bagian legal akan

mengasuransikan jaminan tersebut kepadda pihak perusahaan asuransi

yang ditunjuk bank (bagi yang belum diasuransikan).

g. Proses realisasi kredit harus dibuatkan “Daftar Periksa Pencairan

Kredit” oleh bagian kredit mengenai kelengkapan semua data-data

nasabah sesuai dengan keputusan yang telah disetujui oleh Komite

Kredit. Bila semua persyaratan sudah lengkap kemudian daftar

tersebut diserahkan kepada Kepala Bagian Kredit untuk di cek dan

ditandatangani.
41

h. Setelah itu bagian administrasi kredit membuat Memo Realisasi Kredit

rangkap 3 (lembar 1 untuk arsip file kredit, lembar 2 untuk arsip

operasional, lembar 3 untuk bagian pembukuan) dengan menggunakan

buku ekspedisi.

5. Tahap administrasi kredit

a. Bagian administrasi kredit memasukkan data nasabah dikomputer

sesuai dengan apa yang tertera pada Memo Realisasi Kredit dan

mengecek kembali apakah yang sudah di input oleh bagian teller

sudah sesuai dengan nota kredit dan nota debetnya.

b. Setiap perubahan dan masalah yang ada harus segera mungkin

diberitahukan kepada Kepala Bagian Kredit.

c. Kemudian bagian administrasi kredit mencatat sesuai data nasabah

pada kartu pengawasan kredit.

d. Dokumen dan jaminan nasabah yang asli berikut dengan tanda

terimanya diserahkan kembali oleh bagian legal kepada Kepala Bagian

Kredit untuk diperiksa kelengkapannya. Setelah sesuai dengan yang

tercantum pada tanda terima, maka Kepal Bagian Kredit

menandatangani buku jaminan nasabah yang telah dicatat oleh bagian

legal.
42

6. Tahap Pengawasan Kredit

a. Semua dokumen dan jaminan asli dari nasabah kemudian disimpan

oleh bagian legal atas persetujuan dari Kepala Bagian Kredit dan

Kepala Bagian Operasional.

b. Selain itu setiap permohonan pinjaman nasabah yang telah disetujui

maka diwajibkan untuk membuka rekening pada Bank BNI dan

memmbuat setoran awal dengan jumlah yang telah ditentukan oleh

pihak bank.

B. Analisis Laporan Keuangan Nasabah

Dalam menganalisa laporan keuangan debitur, pihak Bank BNI

menggunakan metode analisa horizontal yaitu metode analisis dengan cara

membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode, sehingga

dapat diketahui perkembangannya, teknik analisa yang digunakan adalah

analisa rasio.

Tujuan Bank BNI melakukan analisa laporan keuangan calon

debitur adalah untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dan

memperkirakan seberapa jauh potensi keuangan calon debitur. Dengan

mengetahui kondisi dan potensi keuangan perusahaan calon debitur maka

dapat dinilai, sejauh mana kemampuan perusahaan calon debitur dalam

menghasilkan keuntungan yang diperlukan untuk membayar dan melunasi

hutang pokok.
43

Table 4.1
Laporan Total Kredit
Sektor Kredit Kecil (SKC) BNI Kota
Per 31 Des 2010 (Rp.Miliar)

Periode 2010 Total Kredit Total Agunan


Januari 10,154 15,100
Februari 10,430 15,800
Maret 11,245 18,600
April 15,580 20,900
Mei 24,325 37,510
Juni 18,750 24,240
Juli 15,880 21,200
Agustus 14,769 19,300
September 20,146 35,340
Oktober 25,910 38,510
November 24,540 37,200
Desember 28,100 40,800
TOTAL 219,829 324,5
KREDIT
Sumber : PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk
44

Total kredit Bank BNI yang ada hingga 31 Des 2010 adalah

sebesar Rp.219.829.000.000,- dan agunan sebesar Rp.324.500.000.000,-.

Dari total kredit yang terjadi pada tahun 2010, penulis mengambil salah

satu contoh kredit yang terjadi pada bulan april 2010, untuk mengetahui

bagaimana Bank BNI melakukan analisa laporan keuangan debitur.

Untuk menganalisa laporan keuangan, data-data yang diperlukan

adalah laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan calon debitur.

Berikut ini adalah laporan keuangan Debitur PT. BNI (Persero) Tbk, yang

terdiri dari neraca per tahun 2008 dan 2009 serta laporan laba rugi per

tahun 2008 dan 2009

PT “X” adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur

aksesoris ikat pinggang. Perusahaan berkeinginan mengembangkan dan

memperbesar produksi tersebut karena meningkatnya kebutuhan pasar.

Untuk itu PT “X” ingin menambah modalnya mengggunkan fasilitas

kredit bank, dengan mengajukan kredit sebesar Rp.1 M. Dengan adanya

fasilitas kredit ini diperkirakan akan meningkat produksi 15 % dari

penjualan tahun lalu.


45

Table 4.2

Laporan Laba Rugi

PT “X”

31 - Dec - 2008 31 - Dec - 2009


Rp.juta (%) Rp.juta (%)
Penjualan 4,485.95 100% 5,935.78 100%
Harga Pokok Penjualan 3,428.76 76:43% 4,748.62 80%
Biaya Umum,Adm & Penjualan 182.15 4.06% 312.82 5.27%
LABA OPERASIONAL 875.04 19.51% 874.34 14.73%
Penyusutan 27.85 0.62% 75 1.26%
Biaya Sewa/Kontrak Non-operasioanal 17 0.38% 49 0.83%
Biaya Lain-lain 81 1.81% 69.18 1.17%
Pendapatan lain 0 0.00% 0 0.00%
LABA SEBELUM BUNGA & PAJAK 749.19 16.70% 681.16 11.48%
Bunga 0 0.00% 2.75 0.05%
LABA SEBELUM PAJAK 749.19 16.70% 678.42 11.43%
Pajak 75 1.67% 85 1.43%
LABA BERSIH (ETA) 674.18 15.03% 593.42 10.00%
56.18 49.45
373.83 494.65
Sumber : PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk
46

Table 4.3
Laporan Neraca
PT “X”

31 - Dec - 2008 31 - Dec - 2009


Rp.juta (%) Rp.juta (%)
Kas dan Bank 103.77 3.07% 276.25 6.00%
Surat Berharga - 0.00% - 0.00%
Piutang Bersih 372.09 11.00% 985.15 21.38%
Persediaan 1,417.10 41.89% 1,874.69 40.69%
Harta Lancar Lain - 0.00% - 0.00%
Biaya Yang Dibayar Dimuka - 0.00% 15.92 0.35%
Piutang Lain-lain - 0.00% - 0.00%
TOTAL HARTA LANCAR 1,892.96 55.95% 3,152.01 68.42%
Harta Tetap Bersih 1,490.05 44.05% 1,529.85 33.21%
Akm. Penyusutan - 0.00% 75 1.63%
Harta Tetap Lain-lain - 0.00% - 0.00%
HARTA TETAP 1,490.05 44.05% 1,454.85 31.58%
TOTAL HARTA 3,383.01 100.00% 4,606.86 100.00%
Kredit Bank Jangka Pendek 0 0.00% - 0.00%
Hutang Dagang 372.35 11.01% 886.12 19.23%
Pajak yg Masih Harus Dibayar - 0.00% - 0.00%
Hutang Lain-lain - 0.00% - 0.00%
Bagian Lancar Hutang Lain-lain - 0.00% 66 1.43%
Kredit Bank Jk Pendek Bank Lain - 0.00% - 0.00%
TOTAL HUTANG LANCAR 372.35 11.01% 952.12 20.67%
Kredit Bank Jangka Panjang - 0.00% - 0.00%
Hutang Jangka Panjang Lain - 0.00% 50.66 1.10%
Hutang Pada Pengurus - 0.00% - 0.00%
Sub Ordinated Loan - 0.00% - 0.00%
TOTAL HUTANG JANGKA
PANJANG - 0.00% 50.66 1.10%
TOTAL HUTANG 372.35 11.01% 1,002.78 21.77%
Modal Saham 0 0.00% - 0.00%
Laba Yang Ditahan 2,336.48 69.07% 3,010.66 65.35%
Laba Tahun Berjalan 674.18 19.93% 593.42 12.88%
Prive - 0.00% - 0.00%
TOTAL MODAL 3,010.66 88.99% 3,604.08 78.23%
TOTAL MODAL + MODAL 3,383.01 100% 4,606.86 100%
Sumber : PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk
47

Berdasarkan data laporan keuangan tahun 2008 dan 2009, maka

dilakukan analisis rasio keuangan sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas

a. Current Rasio

Interprestasi :

Berdasarkan analisis rasio di atas Current Rasio dari tahun 2008 ke tahun

2009 terlihat sedikit menurun, yaitu dari 508,38% menurun ke 331,05%.

Penurunanan ini terjadi akibat semakin besarnya kewajiban lancar yang

dimiliki perusahaan tersebut, namun namun disamping itu terjadi juga

peningkatan aktiva lancar yang cukup signifikan. Meskipun Current Ratio

pada tahun 2009 sedikit menurun, namun masih diatas standar Current

Ratio yang ditetapkan oleh Bank BNI,yaitu Current Ratio minimal sebesar

1,25.
48

b. Quick Ratio/Test Acid Ratio

Interprestasi :

Quick rasio tahun 2009 meningkat jika dibandingkan dengan tahun

2008, dari 127,80% menjadi 134,16% pada tahun 2009. Pada tahun

2009 terjadi kenaikan kewajiba lancar, persediaan dan aktiva

lancar,dimana terjadi kenaikan aktiva lancar yang cukup signifikan.

Artinya bahwa keadaan ini menunjukkan adanya perbaikan dalam

kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya,

apabila dilihat dari sisi quick rasio,bahwa quick rasio merupakan

ukuran yang lebih ketat daripada current ratio, Karen current rasio

hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid (mudah dicairkan

atau diuangkan) dengan kewajiban lancar.


49

2. Rasio Leverage

a. Debt to equity ratio (DER)

Interprestasi :

Debt to equity ratio (DER) pada tahun 2009 mengalami kenaikan

sebesar 27,82% dari 12,37% dari tahun 2008. Perubahan ini

disebabkan oleh kenaikan total kewajiban. Dengan kata lain usaha

ini banyak dibiayai oleh hutang jika dibandingkan dengan modal

sendiri

b. Debt to total asset ratio

Interprestasi :

Debt ratio pada tahun 2009 meningkat dibanding tahun 2008 dari

11,00% menjadi 22,75% pada tahun 2009. Hal tersebut


50

menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktiva dibandingkan

dengan utang, keadaan ini berarti komposisi aktiva lebih besar dan

dapat membiayai kewajiban perusahaan tetapi resikonya

cenderung besar.

3. Rasio Aktivitas

a. Inventory turn over

Interprestasi :

Dari perhitungan rasio di atas dapat diketahui bahwa perusahaan

cenderung stabil antara tahun 2009 dengan tahun 2010 yaitu sama-

sama mempunyai inventory turnover yang sama yaitu 3,17 kali.

Hal ini diakibatkan oleh terjadinya kenaikan penjualan dan

persediaan yang sama besar.


51

b. Average collection period

Interprestasi :

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa dalam penagihan

piutang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, yaitu dari

29,85 hari pada tahun 2008 menjadi 59,74 hari pada tahun.

Penurunan ini merupakan indikasi bahwa kemampuan manajerial

perusahaan serta kebijakan dalam pengelolaan piutang masih

lemah. Apabila dihubungkan dengan penjualan, dapat diketahui

bahwa penurunan Average collection period disebabkan oleh

adanya kenaikan penjualan bersih. Hal ini dapat disiasati dengan

adanya evaluasi kembali terhadap kebijakan perusahaan, yang

membuat para konsumen mau membayar hutangnya dalam jangka

pendek.
52

4. Rasio Probabilitas

a. Net profit margin

Interprestasi :

Dari hitungan di atas diketahui Net profit margin mengalami

penurunan dari tahun 2008 ke 2009 yaitu dari 15,03% pada tahun

2008 menjadi 10,00% pada tahun 2009. Berarti penurunan Net

profit margin disebabkan oleh meningkatnya penjualan. Hal ini

mencerminkan efisiensi perusahaan dalam mengelola biaya

operasionalnya yang masih cukup karena penurunannya tidak

terlalu signifikan

b. Retur on investment (ROI)


53

Interprestasi :

ROI pada tahun 2009 mengalami penurunan dibandingkan tahun

2008 dari 19,93% menjadi 12,88% pada tahun 2009. Ini

merupakan indikator karena kurang efektifnya penggunaan aktiva

perusahaan. Penyebab utamanya dikarenakan perputaran aktiva

yang begitu rendah, namun dengan kata lain perusahaan ini masih

cukup efektif dalam menghasilkan laba dari penjualan.

c. Return on equity (ROE)

Interprestasi :

ROE pada tahun 2009 mengalami penurunan dibandingkan tahun

2008 dari 22,39% menjadi 16,46% pada tahun 2009. Keadaan ini

disebabkan oleh tingkat kenaikan modal sendiri yang lebih besar

daripada tingkat kenaikan laba bersih. Penurunan ini berarti

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuk setiap

modal yang ditanamkan belum cukup baik. Hal ini kemungkina

besar disebabkan oleh ekspansi yang sebagian besar dibiayai oleh

modal sendiri.
54

C. Analisis kecukupan Agunan

Agunan yaitu merupakan tanah dan bangunan dilakukan penilaian

ulang dua tahun sekali, penilaian agunan utama yaitu dilakukan oleh

Bagian Apprasial.

Penulis mencoba menghitung kecukupan agunan ini berdasarkan

dari pengusulah kredit PT “X” tersebut. Yang bersangkutan diusulkan

mendapat fasilitas kredit maksimal Rp.1 Miliar.

Jaminan yang diberikan dalam mengajukan kredit berupa seluruh

stock barang dagang dan sertifikat tanah dan bangunan. Jaminan

controlled ditaksasi (harga pasar) tanah sebesar Rp.467.500.00 dan

bangunan sebesar Rp.546.000.000 jadi jumlah total jaminan controlled

menjadi Rp.1.013.500.000. Sehingga diketahui total nilai CEV (Cash

Ekuivalen Value) controlled tanah sebesar Rp.350.625.000 dan bangunan

sebesar Rp.327.600.000 dan total CEV (Cash Ekuivalen Value)

controlled antara tanah dan bangunan sebesar Rp.678.225.000. Untuk

jaminan uncontrolled ditaksasi (harga pasar) sebesar Rp.1.754.404.700

dengan nilai persentase marge-nya sekitar 50% sampai 55%. Sehingga

diketahui nilai CEV (Cash Ekuivalen Value) uncontrolled sebesar

Rp.850.552.350.

Setelah kita mengetahui nilai jaminan controlled dan uncontrolled

baik dari segi nilai taksasi (harga pasar) maupun nilai CEV (Cash

Ekuivalen Value), maka dapat diketahui total keseluruhan jaminan dari


55

nilai taksasi adalah Rp.2.767.904.700 dan nilai CEV (Cash Ekuivalen

Value) sebesar Rp.1.528.777.350. Akan dijabarkan lebih jelasnya lagi

dalam formulir penilaian jaminan, yaitu :

Formulir Penilaian Jaminan

Nama Perusahaan : PT “X”

Tanggal Kunjungan setempat : April 2010

Maksimum Fasilitas

o KMK Non-KUK (Kredit > 500juta) = Rp.1.000.000.000

Table 4.4

Penilaian Jaminan :

Jenis Barang Jaminan Harga Pasar CEV


Total Jaminan Controlled
(Tanah dan Bangunan) Rp.1.013.500.000 Rp.678.225.000

Total Jaminan
Uncontrolled (Stock Rp.1.754.404.700 Rp.850.552.350
Barang Dagang)
Total Seluruh Jaminan Rp.2.767.904.700 Rp.1.528.777.350

Sumber : PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk


56

Kesimpulan :

Berdasarkan data-data diatas, dapat diketahui hal-hal sebagai berikut :

1. Total % CEV sebesar 152,88% sedangkan syarat minimumnya dari

bank yaitu 100% dari total % CEV. Jadi pihak Bank BNI dapat

melihat bahwa jaminan dari Debitur/Badan “X” sudah baik, karena

lebih besar dari batas minimum yang telah ditentukan Bank.

2. Total % CEV controlled sebesar 67,82% sedangkan syarat

minimumnya adalah 50% dari total % CEV controlled. Sehingga

terlihat bahwa jaminan yang diberikan Debitur sudah baik karena total

CEVcontrollednya lebih besar daripada batas minimum yang

ditentukan Bank.
57

D. Analisis Kredit Modal Kerja Nasabah

Dengan analisis terhadap kebutuhan modal kerja nasabah berarti

pihak bank dapat memperkirakan berapa kebutuhan modal kerja yang

dibutuhkan dengan mengacu kepada laporan keuangan calon debitur.

Sehingga pihak bank dapat memberikan pertimbangan berapa kredit

modal kerja yang akan diberikan dengan melihat kemampuan perusahaan

memenuhi perjanjian kredit untuk membayar atau melunasi kreditnya

pada saat jatuh tempo. Dalam hal ini jumlah hari periode adalah 30 hari,

dikarenakan laporan keungan yang diberikan debitur untuk tahun terakhir

(2010) yaitu pada tanggal 31 Maret 2010.

Dalam menganalisa kebutuhan modal kerja nasabah diperlukan

adanya perhitungan-perhitungan sebagai berikut :

1. Lamanya perputaran masing-masing komponen modal kerja :

a.

b.

c.
58

Lamanya Perputaran Modal Kerja keseluruhan = 136 Hari

2. Perputaran Modal kerja Keseluruhan

3. Kebutuhan Modal Kerja

a.

b. Renacana Peningkatan penjualan = 15% x Rp.2.874,6 juta

= Rp.431,2 juta

c. Kebutuhan modal kerja (3a + 3b) = Rp.3.305,8 juta

d. Modal kerja yang ada - (total aktiva lancar)

= Rp.3.305,8 juta- Rp.2.633,61 juta = Rp.672,19 juta

e. Pembayaran kredit pada pihak lain 100% = Rp.380,68 juta

f. Jumlah kebutuhan kredit modal kerja =Rp.1.052,87 juta

Dari perhitungan analisa kredit di atas maka dapat diketahui

bahwa kebutuhan kredit modal kerja yang dibutuhkan perusahaan tersebut


59

sebesar Rp.1.052.870.000,- atau dibulatkan menjadi Rp. 1.000.000.000,-.

Pemberian kredit ini sebesar itu digunakan untuk meningkatkan

penjualan/produksi sebesar 15% dari penjualan tahun sebelumnya.

E. Analisis Laporan Keuangan dan Penilaian Agunan untuk Keputusan

Pemberian Kredit Modal Kerja

Berdasarkan kondisi iktisar ratio atas permohonan kredit modal kerja

diatas, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Hasil analisa rasio likuiditas PT “X” secara rinci pada analisa

current ratio, quick ratio menunjukkan peningkatan pada setiap

periodenya. Hal ini menggambarkan secara umum perusahaan

tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya.

2. Hasil analisa rasio leverage dari dua rasio yaitu Debt Equity

Ratio (DER) dan Debt Ratio menunjukkan keadaan yang

membaik dan meningkatkan. Dimana komposisi hutang dalam

pembiayaan terjadi penurunan ketingkat yang lebih rendah.

3. Ditinjau dari analisa aktivitas perusahaan, terlihat bahwa

perusahaan mengalami perputaran dana yng cukup baik untuk

proses produksi dan penjualan hasil produksi. Dari posisi piutang

perusahaan juga mengalami sedikit penurunan. Hal ini terkait


60

dalam masalah pembayaran hutang dalam jangka pendek.

Apabila pembayaran dari pembeli/konsumen dapat diterima

dalam waktu yang lebih cepat, maka perputaran modal kerja

akan dapat dipercepat.

4. Dalam analisa profitabilitas, terdapat hasil yang sedikit menurun

Dallam perhitungan Net Profit Margin, seangkan ROI dan ROE

menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam

memperoleh laba usahanya semakin meningkat dari tahun ke

tahun. Hal tersebut biasanya adanya kekuatan manajemen dalam

mengeluarkan kebijakan, penjualan dan pengelolaann aktiva.

5. Jaminan yang diserahkan berupa tanah dan bangunan serta stock

barang dagang atau persediaan. Total CEV Contrlled sebesar

Rp.678.225.000 atau 67,8% melebihi maksimal yang ditentukan

bank. Total CEV sebesar Rp.1.528.777.350 atau 101,92% lebih

besar dari maksimal yang ditentukan bank, maka hal ini telah

sesuai dengan kebutuhan yang berlaku.

6. Berdasarkan perhitungan kebutuhan modal kerja dengan

proyeksi penjualan meningkat sebesar 15% dari realisasi tahun

sebelumnya. PT “X” masih kekurangan modal kerja sebesar

Rp.1.052.870.000,- sehingga PT “X” dapat diberikan tambahan

kredit modal kerja maksimal sebesar Rp.1.000.000.000,-.

Anda mungkin juga menyukai