Penerbit :
BIDANG I A I SINODE
GEREJA PROTESTAN INDONESIA DI PAPUA
Jln. A.Yani, Telp. (0956) 22426 Fakfak – Papua Barat
Email : iaisinodegpipapua@gmail,com
Editor :
1. Pdt. Nth. Essuruw, M.Si
2. Pdt. T. Y. Singale, M.Mis
I. PENGANTAR
Hidup rukun adalah anugerah. Orang yang suka berkonflik dengan orang lain
adalah orang yang tidak dapat hidup berdampingan dengan orang lain. Kehidupan tanpa
kerukunan akan menyebabkan keretakan dan bahkan kehancuran. Kerukunan dalam teks
Mazmur 133 diumpamakan seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang
meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Hidup berdampingan dengan siapa saja
sangat indah, Tuhan berkenan dengan kerukunan semesta. Bahkan, Tuhan memerintahkan
berkat-Nya kepada siapa saja yang hidup dalam kerukunan. Kerukunan juga harus diciptakan
dalam kehidupan bermasyarakat sehingga ada kesatuan dalam usaha untuk membangun
kehidupan bersama seluruh warga masyarakat.
Kitab Mazmur ini menekankan pentingnya kehidupan yang rukun, kesatuan dan
kebersamaan. Tergambar dalam nyanyian ziarah Daud ini, salah satu kerinduannya untuk
umat Tuhan dapat hidup rukun satu dengan yang lainnya. Membangun hidup yang lebih
baik, tidak berbeda jauh dengan mendirikan sebuah bangunan. Ada usaha, ada perjuangan,
ada pengorbanan yang harus dilakukan untuk menyelesaikannya.
II. KAJIAN TEKS
Ayat 1
Apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun. Mazmur ini mengungkapkan
kebenaran kasih. Tetapi kasih yang sungguh-sungguh bagi Allah dan sesama, bersamaan
dengan penyucian dalam kebenaran firman Allah, akan membuat Allah mendekati dan
Ayat 3
Sedangkan Embun Hermon, adalah gunung yang tinggi yang selalu ditutupi salju. Suhu
di gunung ini memiliki kelembaban yang sangat tinggi, sehingga memungkinkan setiap
pagi nampak embun membasahi permukaan tanah. Embun dari Gunung Hermon menjadi
sumber air bagi tanaman yang tumbuh di kaki Gunung Hermon. Saat suhu panas salju
mencair dan menetes turun menjadi mata air yang sejuk. Embun Hermon memberi
I. PENGANTAR
Surat Roma adalah surat Paulus yang paling panjang, paling teologis dan paling
berpengaruh. Paulus menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada dunia bukan
Yahudi, karena pada saat Paulus manulis surat ini, ia berhadapan dengan persoalan
perbedaan antara bangsa Yahudi dan non Yahudi. Dalam surat ini Paulus ingin menerangkan
tentang kehidupan Kristen yang bukan hanya soal aturan tetapi kehidupan Kristen juga harus
ditempuh di tengah pergaulan masyarakat, yang dinyatakan dalam perkataan dan
perbuatan, kerja maupun pergaulan dengan sesama.1 Kerukunan dimaknai dalam
maksud Paulus adalah seperti hubungan seperti orang-orang dalam keluarga yang “saling
mengasihi sebagai saudara” dan “saling mendahului dalam memberi hormat”.
II. KAJIAN TEKS
Ayat 9 – 10
Ketika Rasul Paulus mengatakan”…. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai
saudara” ini menjelaskan bahwa ada ajakan untuk tetap mengasihi sesama atau satu
sama lain seperti saudara kita sendiri dengan kasih yang tulus, bukan sebuah ucapan semata
tetapi dapat dilakukan dengan tindakan yang nyata. Sebab Tuhan Yesus sangat mengasihi
umatNya maka kita pun saling mengasihi. Mengasihi dengan sepenuh hati kita, itu berarti
janganlah
Ayat 11 – 17
Sebagai orang percaya kita harus rajin dan setia melayani Tuhan, artinya melayani
dengan sungguh, sukacita, sabar dan tekun dalam doa maka itu sangat berarti dalam
kehidupan umat, bahkan terhadap Tuhan. saling menolong dan dapat memberi
tumpangan ini menunjukan kepekaan dan rasa peduli yang ada dalam diri untuk mampu
melakukan kebaikan bagi sesama. Ketika kita melakukan hal yang baik, namun ada yang
menganiaya atau menjatuhkan kita janganlah dibalas dengan kekerasan atau kebencian
tetapi sebaliknya kita memberkati artinya kejahatan dibalas dengan kebaikan (Band;
Matius 5:44). Walaupun hal ini sulit dilakukan namun dengan kasih Allah, kita
dimampukan untuk bisa mengampuni orang yang bersalah dan jahat kepada kita baik
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 11
secara sikap, tindakan dan perbuatan.
III. APLIKASI
1) Mengacu pada tema: berkat kehidupan atas kerukunan maka jadikanlah hidupmu
menjadi persembahan yang berkenaan bagi Tuhan, melalui kerja membangun
kehidupan yang lebih baik, harmonis/rukun di antara beragam perbedaan yang
ada.
3) Sebagai umat Tuhan mengasihi bukan hanya dengan kata tetapi tindakan
nyata, sebab Tuhan melihat kesungguhan hati bukan rupa atau harta.
Mengasihi orang lain sama seperti kita mengasihi diri sendiri, karena mengasihi
seseorang adalah wujud mengasihi Tuhan. Dari pada menunggu
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 13
mendapatkan rasa hormat dan
4) Kita harus mengakui bahwa sebagai gereja kita terdiri dati banyak orang
dengan banyak talenta yang diberikan Tuhan. Semua orang harus dapat saling
mengakui dan menerima keberadaan orang lain bahwa mereka juga diberikan
kemampuan yang lebih..
I. PENGANTAR
Kasih adalah dasar hidup orang Kristen untuk melaksanakan segala sesuatu sesuai
kehendak Allah, Praktek tolong menolong atau topang-menopang merupakan panggilan
kita sebagai gereja yang terpanggil untuk mengasihi. Praktek topang-menopang adalah suatu
cara belajar yang efektif untuk melaksanakan kasih sekaligus sebagai tanda kehidupan anak-
anak Allah. Sudah sejak zaman Perjanjian Lama, praktek topang-menopang atau tolong-
menolong merupakan salah satu cara yang dipakai Allah mendidik umatNya untuk hidup
dalam kasih.
Demikian juga yang diajarkan oleh Kristus dan Rasul-rasul supaya orang percaya baik,
sebagai pribadi, maupun selaku Jemaat-jemaat dapat tolong-menolong dan topang-
menopang (baca misalnya II Korintus 8 dan 9). Sangat penting untuk dicatat, dihayati
dan dipraktekkan oleh gereja agar saling memperhatikan, saling membantu mewujudkan
kehidupan yang penuh buah berlimpahan.
III. APLIKASI
1) Dunia kita berubah dengan segala bentuk tantangan dan ancamannya, hal itu
kadang mencengangkan, menakutkan, menguatirkan dan membuat resah sehingga
sulit bagi kita untuk fokus, tenang dan berdoa. Jangan biarkan situasi mengendalikan
kita, karena itu betapa pentingnya menguasai diri dan tetap tenang menghadapi
segala situasi yang terjadi.
2) Memiliki rasa kemanusiaan yang makin halus memungkinkan kita cepat tanggap dan
tidak hitung-hitungan (bersungut-sungut) terhadap keberadaan orang lain
dengan segala kesulitan yang dihadapinya. Memberi tempat baginya berarti kita
mau menerima ia apa adanya. Menerima berarti memahami betapa sulitnya
berjuang untuk bertumbuh secara dewasa rohani. Seperti Tuhan menerima
kita dengan
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 19
begitu banyak kekurangan dan kelemahan kita maka sudah seharusnya kita
melakukan hal yang sama kepada pasangan kita suami kepada istri dan istri kepada
suami, orang tua kepada anak, pun sebagai sesama persekutuan
3) Setiap orang memiliki kisah hidupnya yang tidak kita ketahui sehingga ia
bertindak di luar perkiraan kita. Karena itu jangan apriori terhadap orang lain.
Mengasihi (=menerima orang lain apa adanya dia), memberi tumpangan
(=memberi ruang untuk bertumbuh) dan melayani sesuai karunia yang Tuhan
berikan (=terlibat bersama dalam kerja bagi Tuhan dan sesama) itulah sejatinya
hidup seorang Kristen. (WD)
I. PENDAHULUAN
Tentang kesatuan jemaat masih menjadi perjuangan dan pergumulan gereja untuk
terus menyuarakan dan menjemaatkannya dalam kehidupan persekutuan keluarga, jemaat,
masyarakat dan bangsa. Kesatuan adalah jiwa persekutuan. Membunuh kesatuan, maka
berarti menarik jantung dari tubuh anda yang akibatnya menuju kepada kematian. Kesatuan
merupakan hakikat, inti, dari betapa Allah ingin agar kita mengalami kehidupan bersama-
sama di dalam Gereja-Nya.
Kitab Amsal ditulis dalam tradisi sastra hikmat, bentuk sastra hikmat dalam suatu
perikop sangatlah perlu dipertimbangkan, karena bentuk sastranya biasanya mempengaruhi
makna teologisnya. Dalam hal ini, bentuk yang ditekankan dalam sastra hikmat adalah
bentuk ucapan. Ucapan merupakan suatu kalimat yang mengekspresikan suasana hati
dan biasanya didasarkan pada pengalaman.3 Amsal 17 adalam amsal yang didasarkan
atas pengalaman dan juga ucapan didaktik. Didaktik adalah ucapan yang menjelaskan
perilaku manusia dengan tujuan pengajaran etika, serta memberikan ketegasan dengan
mengevaluasi prinsip-prinsip moral.
3
Roland E. Murphy, The Wisdom Literature (Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans Publishing Co, 1983), 4.
I. PENGANTAR
Kita tidak dapat memungkiri bahwa kita berada di dunia yang menghargai
kehidupan seseorang dari penampilan dan penampakannya. Dari apa yang dimilikinya;
Harta, kedudukan, status sosial dan lain sebagainya. Padahal ukuran seperti itu belum
tentu mendatangkan kebahagiaan bagi seseorang yang memilikinya. Fakta menunjukkan
bahwa justru karena makin kaya seseorang atau makin tinggi jabatan seseorang justru
membawa mereka kepada beragam persoalan, stress dan depresi. Semua manusia
mengingin kehidupan yang bahagia karena itu kita bekerja keras supaya dapat
mewujudkannya. Terkadang karena hal ini, kita mengabaikan kualitas kehidupan bersama
orang-orang yang kita cintai yaitu keluarga.
I. PENGANTAR
Orang yang mengerjakan bagiannya dengan penuh cinta disebut lebih berbahagia
dari Salomo menurut nats kidung agung 8:11. Karena kebahagian yang diukur dengan harga
bukanlah kebahagiaan tetapi pada hati, jika hati kita tidak berbahagia apapun yang kita
miliki tidak akan membahagiakan kita. Orang yang mengukur kebahagian dengan harta itu
hanya sesaat, semu. Kitab kidung agung mengajak kita untuk berbahagia dengan
melihat sesuatu di dalam cinta, sesuatu yang mungkin terlewatkan dalam pikiran kita karena
sudah terlalu sering mendiskusikannya, terlewatkan dalam perasaan kita karena sudah
terlalu biasa menikmati atau mengalaminya, dan terlewatkan dari kesadaran atau
tindakan kita karena sudah terlalu sering berkhotbah tentang cinta-kasih. Dengan
penggambaran yang bersifat superlatif, kidung agung hendak menegaskan bahwa
mengerjakan sesuatu berdasar cinta akan beri kekuatan yang luar biasa yang mendorong
kita untuk bahagia.
II. KAJIAN TEKS 5
Ayat 11
Ungkapan dari kepemilikan kebun anggur tidak mengarah kepada satu kenyataan
fisik saja, tetapi betul-betul menunjuk pada hak dan tanggung jawab terhadap sesuatu yang
dimiliki. Cara pengungkapan maksud seperti ini dipakai di sini untuk menunjukkan
bahwa kebun anggur dimaksud bukan sekedar sebidang tanah yang ditanami anggur.
Lebih dari
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 28
5
J. A. Telnoni, Tafsiran Kidung Agung – Kidung Pembebasan, Kidung Solidaritas Perempuan, Kidung Kesetaraan Perempuan dan laki-laki;
Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2013. Hal. 254 – 263
6
A. Simanjuntak, dkk. Tafsiran Alkitab Masa Kini, jilid 2 (Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1985)364
III. APLIKASI
1) Kitab Kidung Agung mencerminkan kepedulian dari Allah yang sangat
memperhatikan segala segi kehidupan kita, termasuk hal-hal yang bagi
sebagian orang tabu dan tidak boleh dibicarakan. Kita belajar dari kelemahan
hidup seorang Salomo, seorang raja yang tidak mampu menjaga kehidupan
moral pernikahannya. Tetapi juga melaluinya, kita dituntut untuk bersikap jujur
dan tulus terhadap kelemahan-kelemahan kita. Jika Salomo mempercayakan
kebun anggurnya kepada para pekerjanya, maka kita tidak boleh
melakukannya. Kita harus menjaganya; merawat dengan sepenuh hati,
memastikan ia bertumbuh dan menghasilkan buah.
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 31
2) Kita tidak perlu membandingkan kehidupan kita dengan orang lain. Bersyukur
bahwa kita diberi kekuatan untuk mengupayakan segala sesuatu bagi
kehidupan kita dan keluarga. Hidup dengan merasa cukup pasti akan membuat
kita bahagia. Rasa cukup itu lahir dari sikap yang selalu bersyukur. Tidak
merasa tersaingi melihat keberadaan orang lain melimpah seperti kehidupan
Salomo. Kebahagiaan kita tidak tergantung pada kelimpahan harta seperti
Salomo, juga tidak tergantung pada seberapa dekat keberadaan kita pada
lingkaran kekuasaan. Kebahagiaan itu bergantung dari hati kita sendiri.
I. PENGANTAR
Proses kemerdekaan sebuah bangsa hampir sama dengan proses kemerdekaan sebuah
jiwa. Terbebas dari belenggu yang mengekang, yang membatasi gerak langkah.
Bedanya, Pembebasan Sebuah bangsa dilakukan oleh bangsa lainnya, sedangkan
pembebasan jiwa dilakukan oleh diri kita sendiri. Diri sendiri yang dimaksud adalah ego
dan nafsu. Sederhananya, ego dan nafsu itu adalah keinginan buruk yang berdampak
tidak baik bagi diri sendiri dan bahkan orang lain. Desakan di dalam diri yang
bertentangan dengan hati nurani. Ini adalah bentuk banyak pembatasan yang halus,
yang orang tidak menyadari kalau jiwanya sedang dijajah oleh ego dan nafsu.
Kemerdekaan adalah hak azasi setiap manusia. Merdeka adalah bebas dari perbudakan,
intimidasi penjajahan dan beragam bentuk tindakan kekerasan.7 Merdeka adalah
menunggalkan penghambaan hanya kepada Tuhan semesta, membebaskan manusia
dari dunia yang sempit menuju dunia yang luas, serta dari kesewenang-wenangan.
Kehidupan merdeka akan memungkinkan setiap orang berjuang untuk menunjukan diri
dan perannya mengisi kemerdekaan.
Dalam suratnya yang pertama, Rasul Petrus menulis kepada orang-orang percaya yang
menjadi pendatang di berbagai tempat. Dapat dimengerti bahwa saat itu, orang
beriman dalam perantauan tidak disambut baik oleh masyarakat setempat. Sebaliknya, tidak
jarang mereka bahkan difitnah dan ditindas. Sebagian mereka yang menjadi hamba
diperlakukan
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 33
7
Kamus Besar Bahasa Indonesia
I. PENGANTAR
Intimidasi Saul terhadap Daud sungguh membelenggu kehidupan Daud sehingga ia
terus melarikan diri dari satu goa ke goa yang lain. Situasi itu sungguh tidak
mengenakan. Daud sungguh terjajah Daud tidak merdeka dalam menggunakan otoritas yang
melekat pada dirinya. Ia tidak berani melawan bahkan membunuh Saul dalam kesadaran
bahwa Saul adalah orang yang diurapi Tuhan. Daud tidak mau mendahulukan keamanan
pribadinya, menghindari Saul dengan bersembunyi dari goa ke goa bahkan pura-pura gila
adalah upaya Daud melepaskan diri dari jajahan Saul.
Daud menulis Mazmur ini, bukan ketika hidupnya sedang baik-baik saja, tetapi
ketika dia seorang diri, terkungkung dan terancam oleh Saul yang ingin membunuhnya.
Satu- satunya cara untuk ditolong hanyalah bergantung kepada Tuhan. Kunci Daud
mengalami perlindungan dan kemenangan adalah takut akan Tuhan dan tidak
mengandalkan perlindungan yang lain.
III. APLIKASI
1. Mungkin saat ini kita sedang rasakan, ketakutan karena ancaman akan nyawa kita,
nyawa keluarga kita, atau kita dalam keadaan terpuruk. Di sini, Daud mengajak
kita untuk tetap takut akan Tuhan dan bergantung padaNya. Kita memandang Dia,
dengan kecapan dan penglihatan, kita mengalami dan merasakan betapa
baiknya Tuhan. Dia baik, sebab Dia membuat semua orang yang percaya
kepada-Nya benar-benar diberkati. Oleh karena itu, yakinlah akan kebaikan-Nya,
sebegitu rupa sampai kita bisa berbesar hati untuk percaya kepada-Nya pada
masa-masa buruk.
2. Perlindungan Tuhan selalu nyata dan sempurna dalam hidup kita, apapun
situasi, pergumulan, dan kesulitan yang kita sedang hadapi atau alami saat ini.
Tuhan mengasihi kita dan akan melepaskan kita dari semua hal yang
mengancam dan membahayakan kita. Saul adalah gambaran dari “roh maut”
yang terus-menerus mengejar untuk membunuh. Namun perlindungan Tuhan
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 43
nyata atas Daud, hingga Saul tidak pernah bisa menyentuh Daud. Apapun
manisfestasi dari roh maut yang
3. Orang yang berlindung pada Tuhan, akan berbahagia, orang yang takut akan
Tuhan, beroleh kemenangan dan orang yang mencari Tuhan tidak akan
kekurangan sesuatupun yang baik. Kunci dari kehidupan beriman adalah
mengandalkan Tuhan, takut akan Tuhan dan mengandalkan Tuhan. Tuhanlah yang
akan membebaskan kita dari segala bentuk intimidasi. Amin (ST)
1) Persiapan:
a. Pilihlah waktu yang tepat untuk kegiatan ini
b. Orang tua melibatkan seluruh anggota keluarga di rumah. Sesuaikan pula
dengan kondisi keluarga dalam rumah.
c. Instrumen musik lagu-lagu kemerdekaan
2) Ajakan Beribadah10:
a. Menyanyi
b. Berdoa pembukaan
c. Menyanyi
d. Doa pembacaan Alkitab: Roma 6 : 18
10
Orang tua dapat melibatkan seluruh anggota keluarga dalam kegiatan ibadah
11
Pembukaan UUD 1945 diakses dari https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5804914/pembukaan-uud- 1945-alinea-1-4-dan-
maknanya, pada hari Jumat, 27 Mei 2022 pukul 18.00 Wit.
e. Menyanyi
f. Doa syafaat – doa berantai
g. Menyanyi
h. Doa berkat
12
Persiapan:
a. Orang tua mempersiapkan waktu yang tepat, agar kegiatan ini dapat
berlangsung dengan baik.
b. Berilah pemahaman, pengertian kepada seluruh anggota keluarga tentang
pentingnya berbagi kasih kepada sesama tanpa memandang status kepada
orang yang akan diberikan bantuan.
12
Ilustrasi gambar diakses dari https://www.kibrispdr.org/dwn-1/gambar-bakti-sosial-kartun.html, pada tanggal 27 Mei 2022,
pukul 21.30 Wit
14
13
Belajar pada kegiatan outdoor bersama keluarga, diakses dari https://kelasimpian.com/belajar-pada-kegiatan-outdoor-bersama-
keluarga/, pada tanggal 27 Mei 2022 pukul 21.27 Wit
Pada situasi itu anak dilatih untuk belajar mengenal lingkungan baru dan
beradaptasi dengan lingkungan sekitar yang tentunya sangat berbeda dengan
keadaan di rumah. Ayah dan bunda bisa melibatkan anak mulai dari membuat
daftar barang yang mau dibawa kemudian packing barang-barang. Selain itu,
menggunakan kendaraan umum lebih menambah keseruan. Banyak nilai-nilai
yang bisa di sampaikan kepada anak tentang aturan-aturan di tempat umum
dengan harapan dapat membentuk karakter yang taat aturan.
Menggunakan kendaraan umum juga dapat melatih keberanian dan
kemandirian loh, karena anak dapat berinteraksi sosial secara langsung
bahkan tak jarang mendapatkan kenalan baru selama di perjalanan. Tak hanya
itu, anak- anak ikut terlibat dalam mendirikan tenda yang digunakan untuk
bermalam. Saat perut sudah mulai keroncongan, memasak menggunakan
nesting atau alat masak juga dapat melibatkan anak. Mereka dengan senang
hati ikut turut andil untuk mempersiapkan makanan dan memasaknya.
Untuk mengisi waktu, ayah dan bunda beserta anak-anak dapat mencari
kayu bakar dari ranting-ranting di sekitar perkemahan. Secara tidak langsung
anak-anak diajarkan untuk mencintai alam karena mereka kelak yang
menjaga keseimbangan alam ini. Tentu keterampilan ini perlu diasah dan dilatih.
Persiapan:
1. Libatkan seluruh anggota keluarga dalam rumah
2. Orang tua dapat membantu anak-anak yang juga ingin terlibat dalam kegiatan ini
3. Buat suasana memasak dengan gembira
4. Carilah waktu yang tepat untuk kegiatan ini
5. Manfaat dari kegiatan ini: menciptakan suasana harmonis antar anggota keluarga
15
Talam singkong, diakses dari https://cookpad.com/id/resep/6195926-talam-singkong, tanggal 24 Mei 2022, pukul 14.57.
Bahan B :
- 3 sendok makan - tepung beras
- 3 sendok makan - tepung tapioka (sagu)
- Garam secukupnya
- 200 ml – air
3. Cara Membuat:
Siapkan smua bahan.
Siapkan wadah, campur semua bahan A jadi 1. Tepung beras+tepung
tapioka+garam+gula+pewarna makanan. Aduk merata lalu tambahkan
santan.
Panaskan kukusan terlebih dahulu. Siapkan cetakan yg sudah dioles
minyak terlebih dahulu. Masukkan bahan A ke dalam cetakan lalu kukus
selama 10 menit.
Selagi mengukus bahan A, siapkan bahan B. Campur semua jadi satu.
Jika adonan sudah tidak ada yg lembek, tambahkan adonan bahan B
keatas bahan A yg sedang di kukus tadi. Kukus lagi selama 10 menit.
Jika sudah matang angkat dan dinginkan dulu dari cetakan. Sajikan.
(Bisa juga mengganti tepung dengan umbi-umbian)
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 45
TATA IBADAH HUT REPUBLIK INDONESIA KE-77
Rabu, 17 Agustus 2022
PERSIAPAN
Saat teduh pribadi
Penyalaan Lilin Ibadah
Lonceng Dibunyikan 3x…….Jemaat berdiri
Prosesi pelayan masuk ruang ibadah, melagukan NKB 3:1
‘Terpujilah Allah’
Terpujilah Allah, hikmatNya besar,
begitu kasihNya ‘tuk dunia cemar,
sehingga dib’rilah PutraNya Kudus
mengangkat manusia serta menebus.
Reff :
Pujilah, pujilah! Buatlah dunia bergemar,
bergemar mendengar suaraNya.
Dapatkanlah Allah demi PutraNya,
b’ri puji padaNya sebab hikmatNya.
MENGHADAP TUHAN
VOTUM DAN SALAM
PF : Kiranya ibadah syukur Hari Ulang Tahun Negara Kesatuan Republik Indonesia ke-77 yang
berlangsung saat ini, jadi dalam nama Bapa, Anak & Roh Kudus. Damai sejahtera Allah menyertai
kita semua.
J : A - min
Reff:
Indonesia Raya, Merdeka, Merdeka, tanahku, negriku yang kucinta,
Indonesia Raya, Merdeka, Merdeka, hiduplah Indonesia Raya
(Duduk)
16
Aubade adalah istilah umum yang merujuk kepada nyanyian atau alunan musik untuk memberikan penghormatan pada pagi hari.
Aubade biasanya dibawakan oleh banyak orang, bisa dalam bentuk paduan suara, nyanyian tunggal, atau kelompok musik. Aubade
kerap kali ditambahkan sebagai bagian dari upacara perayaan hari peringatan kemerdekaan Republik Indonesia, yang ditampilkan
saat dan setelah pengibaran bendera selesai. Lagu perjuangan, lagu nasional, dan lagu bertema patriotisme/nasionalisme yang
dinyanyikan dalam aubade bertujuan untuk mengenang para pahlawan yang telah gugur di medan perang dalam rangka ikut
PENGUCAPAN SYUKUR
Ajakan Untuk Memberi :
Dkn : “Aku tahu, ya Allahku, bahwa Engkau adalah penguji hati dan berkenan kepada
keikhlasan, maka aku pun mempersembahkan semuanya itu dengan sukarela dan
Doa Persembahan
Dkn : Jemaat, mari kita berdoa menyerahkan persembahan syukur kita kepada Tuhan;
Telah Tuhan anugerahkan 77 tahun kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.
Kemerdekaan sejati melalui pengorbananMu telah kami orang percaya terima.
J : Pakailah kami sebagai orang yang merdeka yang menghargai sesama, mengasihi saudara-
saudara, takut akan Allah, pemerintah-pemerintah bangsa ini
Dkn+J : Berkenanlah atas pemberian tulus umatMu ya Tuhan, agar bermanfaat bagi kesaksian dan
Pelayanan gereja Tuhan yang berdampak baik kepada bangsa dan dunia. Amin.
Berkat
PF : Terimalah Berkat Tuhan.
“Janganlah takut sebab Aku ini menyertai engkau, janganlah bimbang sebab Aku ini
Allahmu, Aku akan meneguhkan bahkan akan menolong engkau, Aku akan memegang
engkau dengan tanganKu yang membawa kemenangan.” (Yes. 41 : 10)
(Duduk)
Lilin Dipadamkan
Saat Teduh
(Berdiri)
NYANYIAN JABAT TANGAN Hari Merdeka
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia, Merdeka
I. PENGANTAR
Janji-janji manis terkadang diucapkan oleh manusia tapi sering diingkari. Dengan sikap
yang demikian apakah kita bisa menjaga dan merawat akan kehidupan kita ditengah bangsa
dan negara kita, yakni bangsa indonesia. Itu berarti kita harus merenungkan akan janji Tuhan
yang tidak pernah diingkari karena janji Tuhan itu Ya dan Amin. Sehingga kita tidak akan
pernah melupakan janji Tuhan itu, seperti syair lagu pada Pelengkap Kidung Jemaat N0.165
“Janji Yang Manis” janji yang manis “Kau tak kulupakan ………. Karena Tuhan memimpin,
membimbing dan menolong kita, agar tetap teguh didalamNya.Maka Kitab Yesaya 27 : 1-
13 akan menuntun kita untuk kembali belajar akan janji – janji kita.
II. KAJIAN TEKS
Kitab Yesaya 27:1-13 telah menyampaikan janji Allah untuk menghukum Lewiatan.
Lewiatan adalah raksasa laut yang adalah symbol kekacauan yang ditaklukan Allah pada saat
penciptaan. Lewiatan sering dilambangkan dengan kejahatan. kemenangan atas makhluk ini
bisa juga berarti kuasa Allah mengatasi semua ciptaan atau berarti kekalahan musuh-
musuhNya, terutama Mesir (Lih. Ayb 41:1, Maz 74:14,104:26)18 bangsa yang
menyengsarakan Israel itu pada akhirnya akan dihukum oleh Allah(1).
Umat Allah yang digambarkan sebagai kebun anggur akan dipelihara oleh Allah.
Allah berjanji untuk mengurus kebun anggurNya (bangsa Israel) namun Ia akan membakar
kebun
19
Lembaga Alkitab Indonesia, Edisi Studi, (Jakarta: 2012), Hal.
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 5
menghasilkan buah yang baik sepanjang hidup kita bagi keluarga, gereja dan
masyarakat.
2. Sebagaimana Tuhan menjaga kebun anggurNya supaya jangan ada orang yang
mengganggunya dengan rupa-rupa cara, demikian pula Tuhan menjaga bangsa dan
negara Indonesia dari beragam ancaman dan serangan yang berupaya
menghancurkan kesatuan Indonesia dengan tindakan intoleran, radikalisme. Tuhan
akan menggerakan anak bangsa untuk bersatu padu junjung kesatuan perangi
beragam gerakan intoleran, radikalisme dan gerakan separatisme. Seperti
Tuhan yang selalu menepati janjinya, menjaga dan merawat Indonesia, Tuhan
juga menjaga GerejaNya. Kita terpanggil untuk bergerak cepat dengan setiap
janji kita, komitmen kita di tengah kehidupan bersama. Mari jauhkan generasi-
generasi muda kita dari sikap radikalisme (hama/putri malu) yang merupakan
ancaman terhadap ketahanan ideologi. Bukan hanya dalam kehidupan
bermasyarakat saja tetapi juga dalam kehidupan bergereja.
3. Sebagai orang Kristen yang telah dimerdekakan oleh Kristus dan atas
penyertaan Allah yang membebaskan kita dari cengkaraman penjajah hingga
ada diusia RI ke 77 tahun, dalam kehidupan bermasyarakat kita terpanggil untuk
mengambil bagian dalam menjaga dan merawat kehidupan bersama sesuai apa
yang diharapkan oleh Allah (bersaksi, bersekutu serta melayani). Menjaga dan
merawat keutuhan Indonesia perlu dengan Rahmat Tuhan, PertolonganNya,
dengan penyertaanNya yaitu dengan cara membangun kesatuan, merawat
persatuan, menumbuh kembangkan kesadaran berbangsa Indonesia, semangat
kebangsaan dalam diri, keluarga, persekutuan dan bermasyarakat. Kesadaran
berbangsa dan bernegara “sikap seseorang yang dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari dimana ia menyadari bahwa ia hidup sebagai bagian dari suatu bangsa.
Rasa cinta akan bangsanya. (ST)
I. PENGANTAR
Tema ”Seperti Bapa sayang kepada anak-anakNya”, diangkat dari Mazmur 103:13,
yang menegaskan kepada kita bahwa Tuhan begitu mengasihi dan menyayangi kita. Seperti
Bapa, seperti seorang ayah yang baik yang menjaga kehidupan anak-anaknya dengan giat
mencari nafkah, tetapi tidak akan pernah melewatkan waktu untuk keluarga terlebih anak-
anaknya dan menjadikan anak-anaknya skala prioritasnya. Seperti Bapa sayang kepada
anak-anakNya, Kasih sayang Tuhan kepada kita hadir dalam bentuk yang begitu akrab dan
dekat, begitu dekat sehingga dikatakan seperti seorang ayah dengan anaknya.
Umat Israel telah mengalami banyak kesabaran dan kesetiaanNya walau mereka sering
memberontak. Adalah sesuai dengan sifat Allah sendiri, manusia mendapatkan berulang kali
pengampunan, kesempatan kedua dan seterusnya. Dia adalah Bapa bagi anak-anakNya.
Bapak mana yang membuang anaknya sendiri ? Dia tahu manusia fana. Kasih setiaNya yang
kekal melampaui dan menutupi kefanaan manusia. Tuhan ingat bahwa kita ini adalah debu.
Tuhan sangat mengasihi manusia. Ia sadar tidak ada seorang pun dalam kefanaannya
yang mampu bertahan terhadap hukuman dahsyat dosa. Oleh karena itu, Tuhan melakukan
tindakan yang sangat mendasar yaitu Ia mengampuni Dosa. Pemazmur menggambarkan
pengampunan Tuhan dengan dua ilustrasi yang indah. Kasih setia Allah itu setinggi langit
dari bumi dan pengampunanNya sejauh timur dan barat. Keduanya adalah jarak-jarak
terjauh yang bisa dibayangkan manusia. Rangkulan kasih Allah bagaikan pelukan Bapa
kepada anak-anakNya.
III. APLIKASI
1. Kalau Tuhan menyayangi kita seperti anakNya, kemudian bagaimana kita
meresponinya dengan berkomitmen untuk sungguh-sungguh lebih lagi
mengasihi Tuhan, Takut Tuhan, jangan lupakan kebaikan Tuhan, pujilah Tuhan
bukan hanya di bibir saja, tetapi pujian yang mengalir akibat relasi yang baik
dengan Tuhan, taatilah kehendak Tuhan.
2. Semakin mengenal kasih Allah, maka selaku orang percaya harus mampu
memanjatkan puji syukur kepada Allah, karena Allah telah memberikan kasih
dan pengampunanNya. Kita harus belajar mendisiplinkan diri untuk terus
belajar
3. Kita baru saja memperingati HUT RI yang ke-77, sesuai sub tema Seperti Bapa
sayang kepada anakNya. Dia juga sayang kepada Bangsa Indonesia dengan
terus diberkatiNya Laut, hutan, daratan dan gunung-gunung menghasilkan hasil
alam yang memuaskan.
4. Menyadari segala kelemahan kita sebagai manusia, membuat kita harus lebih
mengenal Allah dan mendekatkan diri dan semakin dekat denganNya, itu akan
membuat dan memampukan kita untuk terus memuji serta menghormati
namaNya.
I. PENGANTAR
Kata kerendahan hati dalam terjemahan Yunani berarti ‘menjadikan rendah’.
Sedangkan dalam bahasa Inggris kerendahan hati disebut dengan humility yang
berasal dari kata humus (diambil dari bahasa Latin), artinya tanah/ bumi. Jadi,
kerendahan hati maksudnya adalah menempatkan diri 'membumi' ke tanah. Secara
khusus mengingatkan kita akan hal ini: ‘Ingatlah bahwa kamu adalah debu, dan kamu
akan kembali menjadi debu’ (Kej 3:19). Dari semua arti tentang kerendahan hati,
keseluruhannya memiliki makna yaitu mau menjadi yang di bawah, direndahkan,
terendah, bahkan menjadi sama rendah dengan tanah. Betapa dalamnya makna
perkataan ini, dan jika kita renungkan, kita akan semakin mengenal diri kita yang
sesungguhnya, bahwa kita ini sebagai manusia hanyalah tanah dan tidak ada yang
dapat disombongkan sedikitpun karena pada akhirnya sehebat, sekaya, sepintar, sekuat
apapun kita, pada akhirnya akan kembali menjadi tanah.
Hari ini ada seorang yang menghormati kita, namun demikian besok. Hari ini ada
seorang yang memiliki jabatan, harta dan kemampuan dan orang menghormati dan
menyanjungnya, namun semuanya itu akan berlalu. Hari ini kita merasa senang dan bangga
karena orang menghormati dan menyanjung kita, namun besok belum tentu. Sikap
tinggi hati itu justru akan membawa kita semakin dibawa ke tempat yang paling tinggi
untuk jatuh. Ada dua hal yang sering bergandengan erat, yaitu meninggikan diri
dengan cara
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 6
merendahkan orang lain, karena itu biasanya ada orang yang dijadikan korban untuk
memperoleh kepuasan hati !
II. KAJIAN TEKS
Lukas 14 :7-11 merupakan sebuah perumpamaan tentang tamu yang berusaha duduk
di tempat terhormat. Dalam perumpamaanNya, Yesus berbicara soal para tamu, Yesus
mengatakan, apabila seseorang diundang, janganlah pertama-tama memilih duduk di
tempat kehormatan (paling depan dengan kursi khusus). Akan tetapi, lebih baik orang
itu memilih duduk di tempat paling tidak terhormat dan rendah. Sebab, jika ia duduk di
tempat terhormat dan setelah itu tamu terhormat tiba, tuan rumah akan memintanya
pindah. Orang yang hidup dalam kerendahan hati tidak akan pernah merasa layak untuk
mendapatkan suatu kehormatan, ia tidak akan memburu penghargaan, meningkatkan
status sosial demi gengsi ataupun harga diri. Dengan menggunakan analogi tamu,
Yesus mengingatkan supaya masing-masing orang sadari keberadaan dirinya lalu tahu
menempatkan dirinya di tengah kehidupan bermasyarakat. Jangan permalukan diri dengan
memaksakan diri untuk duduk ditempat yang telah dikhususkan bagi tamu kehormatan.
Jika tempat kita di belakang baiklah posisikan diri di tempat itu, jika kita memang layak
mendapatkannya pasti kehormatan itu akan kita dapatkan.
Dalam tradisi pesta perkawinan Yahudi, keluarga pengantin akan meminta
seseorang menjadi pemimpin pesta yang dipercaya dan mengenal para undangan. Ia akan
mengelola pesta perkawinan, kalau jaman sekarang kita kenal dengan penerima tamu.
Kebanyakan orang cenderung memilih duduk di depan agar lebih dekat dengan mempelai.
Yesus dalam perumpamaan ini mengajak setiap orang, sebagai undangan untuk memilih
duduk di belakang. Ketika pemimpin pesta melihatnya sebagai tamu terhormat, ia akan
memberitahukan kepada tuan rumah yang akan menjumpai dan menyambutnya.
Dengan mengajaknya kedepan, tuan rumah akan mempersilahkan tamu tersebut duduk
di tempat yang telah disiapkan baginya. Artinya, sang tamu ditinggikan bukan karena
posisi duduk melainkan karena tuan rumah menyambut dengan hormat di depan mata
banyak orang.
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 6
Adegan ini disimpulkan Yesus dengan firman. Barang siapa meninggikan diri, ia akan
direndahkan dan barang siapa merendahkan diri ia akan ditinggikan.20
Tuhan Yesus bukan sedang membuat suatu aturan tentang hal kedudukan, mana
tempat duduk yang pantas atau tidak, namun Yesus hendak mengajar suatu sikap yang
semestinya dilakukan dan dihidupi oleh seorang pengikutNya yaitu kerendahan hati.
III. APLIKASI
1. Jika kita tahu menempatkan diri dengan baik itu menunjukkan bahwa kita
adalah orang-orang yang cerdas emosi sehingga kita tidak mudah berselisih dengan
orang lain hanya perkara tempat.
2. Semua orang pasti ingin tampil dan dikenal, namun menonjolkan diri adalah
sikap tinggi hati. Yesus adalah teladan utama kita tentang mempelajari hidup
dalam kerendahan hati. Selama hidupNya di dunia ini, Yesus selalu berjalan
dalam kerendahan hati. Ia memilih berada di tempat rendah, berada di
belakang dalam jubah seorang pelayan dan lihatlah……bagaimana Allah
meninggikanNya. Tempat kehormatan kita di hadapan Allah jauh lebih penting
daripada kehormatan kita di bumi. Kehormatan semacam itu tidak dapat
diperoleh dengan menonjolkan diri, sebab hal itu hanya datang melalui
kerendahan hati. Orang yang rendah hati adalah orang yang tahu bersyukur
dalam keadaan apapun.
3. Memiliki rasa malu itu sangat penting dalam hidup ini. Dengan rasa malu dapat
memacu kita untuk lebih mengekang hidup kita untuk tidak menyombongkan
diri, kekayaan dan kepandaian kita. Pada dasarnya, semua manusia normal (sehat
fisik, sehat rohani, sehat jiwa) mempunyai rasa malu, serta pahami betul hal-hal
apa saja
4. Perumpamaan ini disampaikan Yesus untuk menegur kita yang haus ingin
dihormati. Mari kita buka hati untuk teguran ini supaya kita lebih rendah hati
dan mau lebih dahulu memberi hormat kepada orang lain. Kita perlu belajar
untuk bersikap rendah hati. Rendah hati bukan karena kurang penghargaan
terhadap diri sendiri, tetapi justru bagaimana menjadi orang yang tahu
menempatkan diri. (DH)
I. PENGANTAR
Kerendahan hati diartikan sebagai 'nilai yang diperoleh dari penghormatan yang
dalam kepada Tuhan.' Hal ini melibatkan pengenalan akan 'tempat' kita yang sebenarnya
dalam hubungan dengan Allah sebagai Pencipta dan dengan ciptaan-ciptaan Tuhan yang
lain, dan sikap ini menentukan perbuatan kita. Kerendahan hati juga mengantar kita
untuk mengakui bahwa kita dan segala ciptaan di dunia ini bukan apa-apa di hadapan
Tuhan, dan kerendahan hati mengarahkan kita untuk hidup sesuai dengan pemahaman
ini. Jadi, kerendahan hati membantu kita untuk melihat segalanya dengan kaca mata
Tuhan: kita melihat diri kita yang sesungguhnya, tidak melebih-lebihkan hal positif yang
ada pada kita, namun juga tidak mengingkari bahwa segalanya itu adalah pemberian Tuhan.
Kerendahan- hati sesungguhnya adalah sifat bijak dalam diri seseorang yang membuat ia
dapat memposisikan dirinya sama dengan orang lain, tidak merasa lebih pintar, tidak merasa
lebih baik, tidak merasa lebih mahir, tidak merasa lebih hebat, dan dapat menghargai
orang lain dengan tulus.21
Mazmur 112 adalah mazmur kebijaksanaan disebut demikian karena nampak dalam
kata pembuka mazmur ini; Berbahagialah….. Dalam kesusasteraan kebijaksanaan seruan ini
termasuk seruan orang bijak yang mau memuji orang karena keadaan atau
perbuatannya yang mengarah atau membawanya kepada keselamatan. Mazmur
kebijaksanaan ini melukiskan tentang kebahagiaan orang benar yang isinya sesuai
dengan ayat 1.
22
Bdk. Konrad Schaefer, O.S.B, Psalms, (Minnesota: The Liturgical Press Collegeville, 2001), hlm. 3.
III. APLIKASI
1. Setiap kehidupan manusia membutuhkan berkat, baik itu berkat jasmani tetapi juga
berkat rohani. Berkat- berkat akan diberikan Tuhan kepada orang- orang
pilihannya dengan syarat Takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan yang dimaksudkan
adalah bagaimna aksi hidup kita dapat menampilkan buah-buah roh dalam
setiap aksi hidup kita, atau dengan kata lain Menaati firman-Nya dan menjauh
dari larangan-Nya. Ingat kata Pemazmur bahwa Hidup Bahagia itu karena
bagaimana relasi seseorang dengan Allah.
2. Merendah berarti Hormat atau tunduk kepada Allah. Dan dampak dari hidup
merendah kepada Allah yaitu
a) Anak cucunya akan diberkati
b) Kita tidak akan berkekurangan
c) Kita tidak akan goyah oleh apapun
d) Hatinya akan teguh dan tidak akan takut oleh apapun
e) Suka untuk berbagi.
4. Bila kita hidup takut akan Tuhan maka berkat Tuhan akan sampai kepada anak
cucu (keturunan) kita. Luar biasa! Hidup dalam perjanjian berkat Tuhan bukan
berarti kita bebas dari masalah, justru masalah akan Tuhan pakai untuk
meneguhkan perjanjian-Nya; dan satu hal yang tak boleh dilupakan adalah tujuan
Tuhan memberkati yaitu supaya kita jadi berkat. Karena itu orang yang takut akan
Tuhan pasti akan banyak memberi karena ia diberi kelimpahan oleh Tuhan.
(PMN)
I. PENGANTAR
Di zamannya, Pemazmur menghadapi aneka ragam sikap, sifat dan prinsip
hidup manusia dan semuanya saling mempengaruhi. Sikap, sifat dan prinsip hidup itu
dapat digolongkan dalam 2 kelompok besar yaitu : orang benar dan orang fasik.
Dalam keadaan seperti itu bukan tidak mungkin seseorang dapat berubah haluan
prinsip hidupnya atau pendirian dan ketetapan hatinya. Maka Pemazmur melalui
tulisannya mengingatkan orang-orang benar agar tidak terjerumus dan berubah menjadi
orang fasik yang pasti akan menerima penghukuman Allah.
Mazmur ini juga merupakan suatu pengajaran bagi kita seperti menggunakan
media cermin untuk menampilkan diri kita saat ini. Seperti apa diri kita ketika di
perhadapkan dengan Firman Tuhan. Maka akan terlihat seperti apa dan bagaimana
kita menempatkan diri kita saat ini. Apakah kita benar-benar bahagia? Apa yang
membuat kita bahagia? Jalan apa yang kita tempuh dan apa ukuran kebahagiaan itu?
Ada berbagai ukuran kebahagiaan di dunia ini. Setiap orang memiliki ukuran
kebahagiannya sendiri. Ada yang menilai kebahagiaan dari segi materi (uang, harta,
kekayaan, dan sejenisnya) yang banyak, memiliki anak laki-laki dan perempuan, serta
menduduki suatu jabatan tertentu. Lengkaplah kebahagiaannya, demikian anggapan
banyak orang.
Ayat 4 – 6
Orang Fasik adalah orang yang tidak tinggal dalam Firman Allah yang
kesukaannya berbuat dosa. Orang fasik adalah orang yang tahu tentang Tuhan dan
Firman-Nya tapi tidak mau melakukannya ; orang berdosa adalah orang yang
melakukan kejahatan dan hidup menuruti hawa nafsunya.
Sementara pencemooh adalah orang yang kesukaannya mengritik, mengejek,
mencari-cari kesalahan, menghakimi, menggosip dan merendahkan sesamanya ; orang
seperti ini mudah sekali menemukan selumbar di mata orang lain tetapi tidak dapat
2) Jalan hidup orang benar akan Berhasil, maksudnya ia akan menjadi lebih baik,
mengalami kemajuan, beruntung, makmur dan sukses. Hal ini bukan
berarti orang benar tidak akan mengalami kegagalan ataupun kekurangan.
Kita harus mengakui ajaran Alkitab bahwa Allah mungkin mengijinkan anak-
anakNya mengalami kekurangan. Kemungkinan Allah mengijinkannya agar
didorong untuk lebih percaya kepada Allah, mengembangkan iman dan
memiliki ketabahan rohani.
3) Mungkin saja kita melihat jalan orang fasik lebih mudah dari pada jalan orang
benar (egois, mau menang sendiri, pemfitnah, tidak adil, penipu, tidak punya
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 7
kasih, sombong) tidak perlu iri, sebab mereka tidak mencapai kebahagian
5) Manusia hendaknya tetap kita memilih jalan Tuhan, harus dekat dengan Firman
Tuhan itu sendiri (dengan Allah). Apa yang kita rasakan, pikirkan dan
lakukan mestinya sesuai (sejajar) dengan Firman Allah, untuk itu Roh
Kuduslah yang berkuasa dalam hati kita dan memanggil kita untuk bertobat.
Hal ini mencerminkan bahwa orang benar akan selalu berbuah dan dengan
demikian kekuatan berkat yang baik itu Tuhan berikan tanpa tertahan
seperti minyak yang baik di atas kepala sehingga terus turun kepada mereka
yang percaya dalam doa kepadaNya. (BT)
I. PENGANTAR
Ikatan kebersamaan tidak dapat memberi jaminan untuk sebuah pengenalan dapat
terwujud. Waktu dan kedekatan emosional, kadang bukan ukuran untuk orang dapat
saling memahami dan mengerti karakter pribadi masing-masing. Hal ini harus dilatih,
diasah bahkan mesti ada unsur saling mempercayai yang menjadi landasan penting,
demi untuk mewujud-nyataka pengenalan yang benar. Dengan begitu kebersamaan
menjadi kekuatan untuk memupuk kebersamaan bergereja yang misioner.
Buah dari ikatan kebersamaan itu akan menghadirkan berkat seperti minyak yang baik
di atas kepala karena sesungguhnya kebersamaan yang rukun itu sesuatu yang baik
untuk dipupuk. Itu merepresentasikan kredibilitas sebagai orang benar yang
menghasilkan buah yang tepat dan indah pada waktunya. Selain itu menjadi bukti bahwa
kehidupan orang percaya mampu menghidupkan jiwa Alkitab sebagai penuntun hidup
dalam pergumuluan keseharian.
Ikatan kebersamaan yang tidak saling pahami dan tidak ada pengenalan yang baik pun
sangat terasa dalam hubungan antara Allah dengan umatNya, bangsa Israel termasuk dengan
Musa dan Harun. Hal inilah yang akan dikisahkan dalam pembacaan Keluaran 32 : 7 – 14
dengan berfokus pada ayat 11.
2. Jabatan sebagai pemimpin bukanlah hal mudah. Posisi itu menuntut teladan
sekaligus tanggung jawab. Krisis akan menguji kualitas kepemimpinan itu
sendiri. Tekanan dan situasi genting akan menyingkapkan wajah asli seseorang.
Apapun tugas dan tanggung jawab kita, mestinya memiliki pemahaman bahwa
mencari titik aman bukan pilihan sikap terbaik. Tidak mengizinkan diri untuk
mau digiring, dipengaruhi dengan hal-hal yang merusak kebersamaan
persaudaraan. Kita diingatkan bahwa jika kita tidak menegur orang yang
berbuat jahat dan kemudian mereka mendapat hukuman, maka kita yang diam
atas kejahatan itu akan dituntut oleh Allah atas hukuman yang ditimpakan
kepada mereka
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 8
(Yeh.33:8). Kita belajar bahwa untuk tidak menjadi pemimpin yang mudah
memelintir prinsip karena tekanan umat. Bahkan, mengakui bahwa kemampuan
manipulatif itu sesuatu yang berbahaya.
3. Jadilah pribadi yang menjembatani ikatan kebersamaan karena untuk hal itu
tersedia berkat yang mengalir seperti minyak yang dirasakan merata oleh
semua orang di sekitar kita. Menjadi jembatan penghubung perdamaian merupakan
bukti bahwa kita memaknai arti kehadiran jati diri orang benar yang membuahi
hal-hal baik dan bermanfaat. Dengan begitu orang akan meyakini bahwa
kekristenan kita nyata dalam bingkai perwujudan makna Alkitab sebagai
penuntun yang berkelimpahan.
5. Murka Tuhan atas umatNya ternyata dapat reda atas kebesaran kasih-Nya. Kita
memiliki Tuhan yang sangat mengasihi kita. Tuhan tidak dapat menyangkal diri-
Nya adalah kasih. Banyak orang percaya dengan hal demikian dalam hidupnya.
Sering meragukan kasih dan kebenaran janji Allah akan membuat orang
mencari topangan yang lain dan bersandar kepada kekuatan dan apa yang
dimiliki. Kita
7. Kebinasaan adalah hukuman yang TUHAN siap berikan bagi mereka yang tidak
mau berubah dan tetap hidup tegar tengkuk, keras kepala dan berjalan dalam
pemahaman sendiri dan memegang itu sebagai sebuah kebenaran. Sebaliknya
pengampunan dan kesempatan Tuhan sediakan bagi yang mau berubah untuk taat
dan setia padaNya. (BT)
I. PENGANTAR
Sikap jujur akan melahirkan kepercayaan antara pekerja dan pemberi kerja. Sikap jujur
juga menjauhkan rasa curiga hingga kekhawatiran akan rusaknya sebuah kepercayaan yang
dibangun. Oleh sebab itulah sangat penting memiliki sikap jujur dalam bekerja, itulah
integritas23 dan Setiap orang sangat perlu memiliki integritas yang tinggi dan kejujuran
hati yang tulus. Di manapun kita berada, semua orang akan menghormati individu
berintegritas dan semua orang perlu memiliki karakter tersebut, tidak peduli di manapun
kita bekerja.
Dari semua perumpamaan yang diajarkan Yesus, Perumpamaan tentang Bendahara
yang tidak jujur adalah yang paling banyak menimbulkan teka-teki. Yesus
menyampaikan suatu cerita, yang benar-benar dapat terjadi. Lazimnya seorang kaya
mempunyai seorang bendahara untuk mengurus keuangan perusahaannya.
Ayat 3 – 4
Membayangkan dirinya tanpa pekerjaan, ia resah dan mulai mencari solusi : “aku
tahu apa yang harus aku perbuat, apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara.” Setelah
tuannya memecat bendahara yang tidak jujur itu, ia peka terhadap situasi/keadaan dan
langsung memikirkan apa yang harus dilakukan. Ia menyadari bahwa dengan non job
akan berdampak terhadap kehidupannya, bisa jadi ia melarat, kelaparan, jatuh miskin,
kehilangan harga diri. Pemecatan dirinya tidak dipandang remeh tetapi dipandang sebagai
sesuatu yang penting dan serius untuk dicari solusinya.24
24
Renungan Harian Kristen Tentang Bendahara Yang Tidak Jujur
25
https://blessedday4us.wordpress.com/2010/10/19/belajar-dari-bendahara-yang-tidak-jujur/ download 1 Mei 2022 jam 15.56wit
26
Rita Wahjoe, Perumpamaan Bendahara Yang Tidak Jujur
27
Kamus Besar Bahasa Indonesia
2)Jangan korupsi, jangan mencuri, jangan curangi tuan kita dengan kerja-kerja yang
tidak bertanggung jawab. Jangan menutup berkat Tuhan atas kita dan keluarga
dengan kerja yang tidak jujur.
4)Jangan berorientasi kekayaan (mamon) ketika kita bekerja. Jika kita ingin dikenang
sebagai orang jujur maka bangunlah kejujuran dalam setiap relasi siapapun dia,
memberilah dengan tulus dan jujur. Bangunlah relasi yang baik dengan Sang Tuan.
(HM)
I. PENGANTAR
Berdoa berarti menyampaikan isi hati kepada Tuhan, bersekutu dengan Tuhan
setelah memahami kehendak-Nya, berkomunikasi dengan Tuhan lewat firman-Nya, merasa
sangat dekat dengan Tuhan, merasa bahwa Dia ada di depan kita, dan bahwa ada
sesuatu yang akan kita katakan kepada-Nya. Hati kita merasa penuh dengan terang dan
kita merasakan betapa indahnya bersekutu dengan Tuhan.
Kitab Daniel merupakan salah satu kitab dalam kitab suci Ibrani yang memiliki
bentuk sastra apokaliptik. Dalam penulisannya, kitab ini sangat dipengaruhi oleh tradisi
Ibrani dan Aramaic. Kitab ini merupakan salah satu kitab yang sangat penting dalam tradisi
Yudaisme, khususnya pada periode Hellenistic, Imperium Romawi dan yang terakhir dalam
sejarah kekristenan. Di dalam Alkitab berbahasa Yunani, Latin maupun tradisi
kekristenan, Daniel dipandang sebagai salah satu dari nabi-nabi besar seperti Yesaya,
Yeremia dan Yehezkiel. Sementara dalam kitab suci Ibrani, Kitab Daniel hanya
digolongkan sebagai bagian dari kitab-kitab/tulisan-tulisan dari pada sebagai seorang
nabi.28
II. KAJIAN TEKS
Ayat 1 – 10
Darius mengangkat 120 wakil-wakil kerajaan dan mengangkat Daniel sebagai
pejabat tingginya yang mengepalai seluruh wilayah kerajaannya. Maka timbullah
Ayat 12 – 19
Daniel yang tetap menjaga kehidupan ibadahnya dipantau oleh para pejabat
tinggi yang mau menjatuhkan dia dan kemudian mengadukannya kepada raja. Tindakan
para petinggi ini adalah perangkap bagi raja untuk tidak membela apalagi
menyelamatkan Daniel dan juga bagi Daniel untuk tunduk pada larangan raja. Raja
Darius berusaha membela Daniel, tetapi ia juga terbentur konsekuensi hukum yang
berlaku. Raja sangat sedih dan berupaya mencari jalan keluar untuk melepaskan Daniel,
namun ia tidak dapat menganulir keputusannya sendiri. Satu hal yang menghiburnya
adalah bahwa Allah yang disembah Daniel pasti menyelamatkan Daniel (bdk. Ayat 17b)
“Allahmu yang kau sembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!”
Ayat 20 – 25
Raja gelisah terhadap peghukuman Daniel, pagi-pagi sekali raja sudah bergegas ke
gua singa untuk memastikan bahwa Daniel masih hidup, raja meyakini itu. Dengan takzim,
dari luar goa raja berseru; “Daniel, hamba Allah yang hidup….. Allah yang hidup menunjukkan
bahwa Allah ada, berkuasa dan bekerja. respon Daniel menunjukkan rasa hormatnya
kepada raja : “Ya raja kekallah hidupmu……. Mengetahui bahwa Daniel selamat
betapa bersukacitanya raja, ia lalu memerintahkan supaya Daniel dikeluarkan dari goa.
Dan menyuruh untuk membuang ke goa singa para petinggi yang berkonspirasi untuk
menghabisi Daniel dengan menggunakan kekuasaan.
III. APLIKASI
1) Orang lain tidak akan dapat berhasil menjatuhkan kita jika tidak menemukan
cela dalam diri kita. Jika kita hidup berintegritas, pasti ada yang membela,
hidup kita diproteksi oleh Tuhan saat menghadapi masalah. Milikilah
integritas itu, maka Allah akan membela kita. Tetap setia melakukan
kebenaran firman Tuhan, apa pun tantangannya.
2) Saat menghadapi tantangan di lingkungan kerja, jagalah komitmen kita
untuk selalu konsisten sebagai orang yang berintegritas, yang di dalamnya
kita membangun dan menjaga mezba doa kita dalam wujud bekerja dengan
tulus sebagai persembahan kepada Allah.
3) Ketika kita menghadapi masalah, ketika kita menghadapi tuduhan-tuduhan,
ketika kita difitnah, ketika kita mengalami persoalan, Jangan lari, jangan
mengandalkan diri sendiri karena kemampuan diri kita terbatas. Jangan jauh
dari Tuhan. Carilah Tuhan, berdoalah. Bandingkan Daniel 3x sehari ia
berlutut, berdoa serta memuji Allah
4) Tetap menunjukkan rasa hormat kepada pemimpin walaupun kebijakannya
untuk menyelamatkan kepemimpinan telah membuat hidup kita makin sulit
dan menderita.
I. PENGANTAR
Kita patut mengucap syukur pada Tuhan Yesus, bahwa dalam Tuntunan pemeliharaan-
Nya kita boleh dimampukan untuk melewati hari-hari kehidupan sepanjang bulan yang
kita jalani, dan yang akan kita lewati / ahkiri saat ini mata kita masih terbuka sampai
sekarang ini berarti bahwa cerita, kehidupan kita ini masih panjang dan belum selesai,
amat terlebih kasih serta kesetiaan Tuhan bagi kita tiada berkesudahan. Tentu banyak
persoalan pergumulan, masalah datang silih berganti bagi kita, namun tidak sedikit berkat
yang Tuhan Allah anugerahkan kepada kita dan yang kita nikmati sepanjang bulan yang
akan kita lalui adakah kita senantiasa mengucap syukur kepada Tuhan atau justru sebaliknya
menjauh dari Tuhan dengan cara meninggalkan persekutuan dan kehidupan berjemaat
karena berbagai macam bentuk kesulitan serta berbagai macam masalah hidup yangn kita
jumpai sepanjang bulan yang akan kita akhiri?
Mazmur 113 ini adalah Seruan yang mengajak manusia untuk terus memuji Tuhan.
Mazmur ini dibingkai dengan seruan haleluya! Nyanyian pujian ini digunakan untuk
memanggil semua orang datang beribadah
Ayat 7 – 9
Tuhan Mahatinggi dan layak dipuji. Dari tempatNya Yang Mahatinggi, Tuhan
memperhatikan ke bawah ke kehidupan orang-orang yang rendah dan direndahkan
karena mereka dipandang hina dan bercela, yang dalam mazmur ini disebut Ia
menegakkan orang yang hina dari debu, mengangkat orang yang miskin dari lumpur dan
mendudukannya bersama para bangsawan. Tuhan bertindak! Ia menegakkan dan
mengangkat mereka, artinya; karena status sosial mereka bukan siapa-siapa di dalam
masyarakat mereka disisihkan dan dipandang terhina, karena tidak memiliki apa-apa
mereka dipandang sebagai orang yang hina, tindakan Tuhan adalah menjadikan orang
hina dan miskin menjadi sederajat, sama dengan para bangsawan yang dalam mazmur
ini disebut Tuhan menegakkan dan mengangkat mereka serta mendudukkan mereka
bersama para bangsawan. Tuhan tidak berkenan kepada orang yang merendahkan orang
lain, karena Ia sendiri akan bertindak mengangkat dan meninggikan mereka yang telah
direndahkan.
Sedang bagi Perempuan mandul dalam budaya Yahudi ia tidak mendapat tempat
dalam keluarga, ia diasingkan dipandang kena kutuk karena tidak mampu memberikan
keturunan. Namun dalam ayat 9 dikatakan “Ia mendudukan perempuan yang mandul di
rumah sebagai ibu anak-anak…….” Artinya Tuhan mengangkat perempuan mandul dengan
memberkati rahimnya sehingga ia disebut Ibu anak-anak. Ia tidak lagi menjadi cemooh
karena kemandulannya.
3. Puji Pujian yang kita naikan kepada Allah hendak menegaskan dan menjadarkan
kita bahwa siapa kita dan bagaimana kehidupan kita kalai tanpa campur tangan
dan pertolongan Tuhan sebab itu melalu pujian pujian yang kita naikan biarlah
Tuhan semakin dibesarkan dan di tinggikan dan kita semakin kecil serta
semakin hidup memuliakan Nama Tuhan.
4. Tuhan adalah Allah yang penuh dengan kasih Ia memberikan matahari bagi
orang yang baik dan yang jahat dari pagi sampai terbenamnya agar semua manusia
dapat beraktifitas,bekerja sehinga dapat memperoleh dan menikmati berkat
berkat Tuhan, itulah bukti kasih dan kesetiaan Tuhan yangn tidak pernah
berkesudahan sehingga sudah seharusnyalah manusia menjawab itu dengan
tetap senantiasa mengandalkan serta dalam hidup selalu memuji dan memuliakan
namaNya karena kasih setianya kekal bagi kita. (RL)
I. PENGANTAR
Seperti Minyak Yang Baik di atas Kepala, demikianlah arah tema pemberitaan
Firman pada semester kedua di tahun 2022 ini. Diam bersama dengan rukun dalam
perspektif persaudaraan di Maz.133 diumpamakan seperti minyak yang baik di atas
kepala. Minyak di sini merujuk kepada minyak pengurapan dan minyak ini adalah minyak
yang baik, murni dan mahal. Minyak dimaksud digunakan dalam penahbisan imam, raja.
Minyak yang baik yaitu minyak yang suci. Jadi, seperti minyak yang baik di atas kepala
bermakna pengurapan, pengokohan, peneguhan demi kelangsungan kehidupan bersama.
Dalam keseharian terkadang kita merasa khawatir ketika diberi tanggung-jawab
sebagai pemimpin, dalam bidang apapun itu. Rasa khawatir bisa membuat kita
melupakan potensi yang kita miliki. Penting mengingat bahwa Tuhan tidak pernah salah
memilih dan menyertai setiap orang yang dipilih-NYA. Janji kesuksesan dan penyertaan,
bahkan meneguhkan hati akan memantapkan kita bahwa ketika seseorang dikenan
Tuhan, ia akan dipilih untuk memimpin umatNya.
Para dasarnya semua orang yang mengerjakan kepemimpinan diberi mandat oleh
Allah untuk dapat memberdayakan orang lain menjadi pribadi yang berdayaguna bagi
dirinya dan orang lain. Seorang pemimpin yang baik ia tidak hanya mampu menjadi
teladan bagi orang-orang yang dipimpinnya, ia juga mampu memberdayakan mereka.
dikerjakan Musa dalam tugasnya sebagai pemimpin; tidak baik. Sebuah kritik tajam; bahwa
Musa haru dapat memberi kepercayaan kepada orang lain untuk menopangnya
menyelesaikan tugas. Memberi kepercayaan merupakan tugas pemimpin setelah ia
melengkapi mereka yang dipimpinnya dengan pembinaan dan uraian tugas yang jelas.
Kemampuan memberi tugas memungkinkan regenerasi kepemimpinan menjadi
kepastian. Musa terlalu fokus dengan penanganan masalah, ia tidak memikirkan
bagaimana memaksimalkan sumberdaya umat untuk menopang pekerjaan berat itu,
sehingga ia dapat sangat kelelahan menangani masalah yang banyak itu.
III. APLIKASI
1) Pemimpin yang tidak mau menerima kritik dan saran, ia tidak akan berkembang
dalam segi apapun. Menerima kritik akan menolong kepemimpinan yang ada
untuk menata pola kepemimpinannya untuk menjadi lebih efektif dan kuat. Hal
itulah yang dilakukan Nabi Musa terhadap kritikan mertuanya Yitro, ia
mendengar, menyimak, menerima dan memperbaiki kinerjanya. Kritik itu
berguna untuk membangun tim yang solid dan kuat untuk kerja bersama yang
besar dan berat. Kritik adalah penilaian jujur atas kinerja. Kritik jangan bersifat
menyerang pribadi kritik harus memberi saran solutif untuk perbaikan kinerja
demi pencapaian yang lebih baik.
2) Kita perlu melatih diri kita untuk ‘memberi telinga’ mendengar masalah orang
lain dan menolongnya mencari solusi. Orang yang mau mendengar adalah orang
yang menghargai pendapat dan bahkan kritik orang lain. Jadi seorang pemimpin
harus selalu rendah hati untuk belajar memperbaiki diri guna kebaikan bersama.
I. PENGANTAR
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam memengaruhi orang lain yang
umumnya melalui motivasi untuk bekerja sesuai dengan tujuan dan sasaran yang
berlaku. Sebagai manajer atau pimpinan sudah umum diketahui bahwa gaya
kepemimpinan yang dilakukan akan sangat mempengaruhi bagaimana perilaku orang-
orang yang dipimpin dalam bekerja untuk capai tujuan. Pemimpin yang mengutamakan
pelayanan, dimulai dengan perasaan alami seseorang yang ingin melayani dan
mendahulukan pelayanan. Selanjutnya secara sadar, pilihan ini membawa aspirasi dan
dorongan dalam memimpin orang lain. 29
29
https://www.academia.edu/43199858/KEPEMIMPINAN_YANG_MELAYANI
kemampuannya. Barak yakin bahwa kehadiran Debora akan memberi spirit sehingga
kemenangan dapat diraih. Debora adalah perempuan cerdas, ia memiliki kemampuan
berbicara, ia mampu menilai setiap hal dan orang yang bekerja dengannya. Debora
mampu memimpin bangsa Israel kembali kepada Allah.
Debora peduli kepada orang Israel, ia tidak menginginkan mereka menderita.
Karena itu, ia bangkit berperang membela rakyatnya. Debora merangkul semua
pemimpin dari 12 suku Israel, mempersatukan mereka untuk menghadapi
peperangan.30 Debora berhasil
30
Peperangan dalam Perjanjian Lama bukanlah berita utama yang mau disampaikan melainkan tentang kebesaran dan kemuliaan
Allah terhadap kuasa-kuasa lain. Selain itu, peperangan juga adalah pembuktian iman bangsa Israel bahwa Allah yang mereka
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 1
sembah bertindak dalam sejarah untuk menyatakan kekudusan, kemahakuasaan dan kebesaranNya.
III. APLIKASI
1) Bangunlah kesetaraan peran di dalam kehidupan keluarga, dan gereja yang
juga pasti akan berdampak kepada masyarakat luas. Didiklah anak perempuan
dan laki-laki untuk saling menghormati atas setiap peran dan tugas yang telah
diberikan oleh orang tua secara adil. Jangan mensubordinasikan perempuan
sebagai yang harus berperan di belakang dan hanya laki-laki yang harus
tampil. Peran laki-laki dan perempuan sebenarnya sama, kitalah yang memberi
label dan membedakan peran gender, sehingga pemosisian dan peran
perempuan dalam berbagai bidang selalu diragukan.
I. PENDAHULUAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata merengkuh adalah menarik,
mendekatkan, meraih arah ke dada (tubuh). Contoh: Ia merengkuh kepala anak itu, lalu
didekapnya. Arti lainnya dari merengkuh adalah menjadikan (menganggap) sebagai.
Contoh: Dia merengkuh anak itu seperti anak sendiri. Merengkuh Kasih Allah bertalian
dengan teks kita saat ini, Yakub bergumul dengan Allah, Ia merengkuh, meraih dan
mendekatkan dirinya kepada Allah supaya ia dapat memperoleh kasih Allah. Untuk
memahami kisah Yakub bergumul dengan Allah, kita perlu mengingat seluruh kehidupan
Yakub dari awal sampai kisah pergulatannya. Yakub memang pegulat sejak dari kandungan.
Namanya berarti “pemegang tumit” (Kej. 25:26). Walaupun dia sudah dinubuatkan
sebagai penerima hak kesulungan, dia tetap mengupayakan hal itu dengan tangan
sendiri. Dia menipu kakak dan ayah untuk jaminan berkat kesulungan.
Perjalanan hidup Yakub penuh konflik, dalam keluarga ia berhadapan dengan Esau
kakaknya yang penuh dendam karena tertipu olehnya. Dia juga menghadapi pertikaian
dengan ayah mertua dan saudara-saudara iparnya. Namun, melalui pimpinan Allah,
Yakub akhirnya melarikan diri dari Laban dan kembali ke tempat asalnya. Keputusan ini
meletakkan dia pada dua bahaya: di belakang ada Laban yang akan mengejar, di depan
ada Esau yang penuh dendam padanya. Yakub sangat takut dan tertekan.
Allah menemui dan menyapa Yakub di tempat penyeberangan sungai Yabok. Yakub
mati-matian bergumul dengan Allah untuk memperoleh berkat yang dijanjikan, Allah
mengizinkannya menang tetapi pangkal paha Yakub dicederai Allah sebagai peringatan
bahwa Yakub tidak boleh lagi hidup dalam kekuatannya sendiri, tetapi harus bersandar
sepenuhnya kepada Allah dan hidup dalam ketergantungan pada-Nya.31
Bahwa Yakub mengatakan: ‘Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau
tidak memberkati aku’ (ay 26b), tidak bisa diartikan bahwa Yakub memaksa Allah.
Yakub bukannya memaksa Allah memenuhi permintaannya, tetapi Yakub bertekun
dengan gigih sampai ia mendapatkan apa yang dimintanya. Memang antara memaksa
Tuhan dan bertekun dengan gigih dalam berdoa, hanya ada batasan yang sangat tipis.
Perbedaannya adalah dalam sikap hati. Kalau kita memaksa Tuhan, maka sikap hati kita
adalah merasa berhak, bahkan memberontak atau juga marah kalau tidak dikabulkan.
Sedangkan kalau bertekun dalam doa, kita bersikap memohon belas kasihan Tuhan!
Inisiatif Allah menemui dan menyapa Yakub membuatnya bergulat merengkuh
kasih Allah di tengah-tengah pergumulan mengatasi masa lampau yang sangat
membebaninya. Keseriusan Yakub merengkuh kasih Allah itu membuat dia mengalami
proses trasformasi dalam jalan hidupnya yang disimbolkan dengan perubahan namanya
dari Yakub menjadi Israel. Yakub dapat menang dalam pergumulannya dengan Allah
bukan melalui kekuatan yang dimilikinya, tetapi dengan menangis dan memohon belas
kasihan. Inilah kunci dari kemenangan Yakub dalam pergumulannya dengan Allah. Dari
pergumulan sengit dan keinginan kuat untuk memohon berkat dari Tuhanlah Yakub
mendapatkan nama barunya, Israel.
31
Tafsiran Kitab Kejadian
2) Belas kasih Allah akan mengubah kita. Belas kasih Allah mengubahkan seseorang
yang yang penuh kebencian, fanatik, atau rasis menjadi orang yang baik, lembut,
dan penuh kasih. Ketika belas kasih Allah menyentuh hati kita, itu mengubahkan.
Jika hidup kita belum berubah, maka kita tidak mengenal Tuhan. Tidak ada orang
yang dapat mengasihi kita sebesar kasih yang Allah berikan, tidak ada yang
sanggup mengubah kita jika bukan Tuhan.
3) Hidup dalam bayang-bayang masa lalu sangat tidak mengenakan, kita selalu
diselimuti perasaan bersalah dan tidak nyaman. Kita membelenggu diri kita
pada peristiwa masa lalu sementara kita sendiri sedang berdiri dan berjuang di
masa depan. Kita tidak akan mungkin dapat maju dan meraih masa depan
dengan gemilang jika kita masih ‘terpenjara’ oleh kesalahan masa lalu. Kisah
ini mengajarkan kepada kita, bahwa sesungguhnya Allah memiliki belas kasih,
ketika kita melakukan kesalahan, jangan takut untuk mengakui di hadapan Allah.
Karena tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya.
5) Kita semua harus berjuang merengkuh kasih Allah supaya Allah menyatakan belas
kasihNya memberikan orang-orang terbaik dalam gerejaNya ini untuk
kepemimpinan GPI Papua 5 tahun ke depan. Kita semua dipanggil sebagai
para murid dan pelayan Kristus, untuk terus merengkuh kasih Allah hingga kita
bersama-sama mengalami kasih Allah yang sanggup mengubah situasi
bergereja kita secara konkrit di tengah pergumulan mencari pemimpin yang
loyal dan total dalam pengabdian kepada gerejaNya ini. Mari terus berjuang
merengkuh kasih Allah, demi jaminan berkatNya atas pemimpin dan umat GPI
Papua, Amin.
I. PENDAHULUAN
Pemimpin yang membawa pembaharuan adalah pemimpin yang membuat
pembaharuan menjadi suatu tatanan baru dalam kepemimpinannya yang berdampak
jangka panjang. Pemimpin pembaharu adalah seorang pejuang yang fight yang
memberi energy positif dalam kepemimpinannya baik pada masa kepemimpinannya
maupun pada generasi selanjutnya.
32
Christop Barth, Theologia Perjanjian Lama 2 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982), 135-136.
2) Pembaharuan harus dimulai dari diri sendiri (teladan Yosia yang secara besar-
besaran memulai dari dirinya sendiri). Sejak belia ia sudah fokus pada apa
yang ingin ia capai dalam kepemimpinannya, yaitu kepemimpinan yang bersih
dan takut Tuhan. Memulai dari diri, membangun dengan kokoh kehidupan
rohani setelah mapan baru keluar membaharui rakyatnya.
I. PENDAHULUAN
GPI Papua akan memasuki babakan baru dengan pemimpin yang baru, kita
mencari dan memilih seorang terbaik di antara yang baik untuk menjadi pemimpin.
Kepemimpinan bukanlah barang yang “sudah jadi”. Kepemimpinan bukan pula sesuatu
yang “jatuh dari langit”. Kepemimpinan atau lebih tepatnya karakter seorang pemimpin
bisa dan malahan harus dikembangkan dari hari ke hari! Karakter ini amat penting bagi
seorang pemimpin. John C. Maxwell mengatakan; “Karisma dapat membawa kita sampai
ke puncak, namun hanya karakterlah yang mempertahankannya.” Itu artinya tanpa karakter
yang baik, seorang pemimpin yang sudah sampai puncak sekalipun tidak akan bertahan
lama. Sebab begitu ketahuan ada cacat dalam karakternya, maka ia akan segera
kehilangan reputasinya!
Seseorang yang memilih untuk menjadi pemimpin pada sejatinya ia sedang
menazarkan hidupnya untuk orang lain. Pemimpin berpikir, bertindak, dan bekerja bukan
untuk dirinya, keluarganya, atau kerabatnya, melainkan untuk gereja, umat dan masyarakat.
Jika seorang pemimpin keluar dari prinsip ini, pada dasarnya dia bukan pemimpin.
III. APLIKASI
1) Kehidupan rohani anak bertumbuh di dalam keluarga dengan menjadikan
orang tua, ayah dan ibu sebagai pola anutan. Jika orang tua menanamkan
benih kehidupan moral dan rohani yang kuat ia tentu dapat mengerjakan
kebaikan dan menjauhi kejahatan. Bandingkan Hizkia yang menjadikan
leluhurnya Daud dan ibu sebagai teladan hidup beriman. Ia tidak meneladani
ayahnya karena ia tahu bahwa ayahnya adalah orang yang jahat (murtad
kepada Allah). Hizkia berkarakter baik sehingga ia dapat memilih kebenaran
dan hidup di jalan kebenaran itu (melakukan apa yang benar di mata Tuhan).
33
Beberapa referensi
3) Jangan padam kemuliaan Allah dihidup kita dengan menutup pintu hati kita
(menjauhi kehidupan beribadah), dan tidak mengindahkan rumah Tuhan (padam
pelita, membiarkan kehidupan kita gelap) dengan berbuat demikian kita menutup
kebaikan Allah atas hidup kita (mendatangkan murka Tuhan)
4) Tuhan menolong pemimpin baru kita, kiranya dapat membawa GPI Papua kita
yang ke arah yang makin maju dan lebih baik. Tuhan menolong kita. Amin.
I. PENGANTAR
Dalam mengakiri bulan oktober, kita diberikan penguatan firman Tuhan dari Ayub
42: 7-17, di bawah sorotan tema Merengkuh Kasih Allah, Mengubah Kehidupan.
Betapapun beratnya penderitaan yang menderanya, Ayub selalu merengkuh kasih Allah,
didalam penderitaannya itu ia tidak menyalahkan Tuhan, ia malah makin dekat kepada
Tuhan dalam doa-doa yang tiada hentinya. Walaupun Ayub tidak menemukan jawaban
tentang semua penderitaan yang terjadi padanya, tetapi Ayub akhirnya menerima
semua jawaban dari doa-doanya kepada Tuhan. Ayub tidak terjebak dengan apa
kata teman-temannya tentang Tuhan Allah yang diimaninya yang mengizinkan
semua penderitaan menimpa hidupnya.
Ayat 10 – 15
Kasih Allah direngkuhnya dengan mempersembahkan korban bakaran serta
permohonan dan doa kepada Allah bagi para kawannya. Allah memulihkan hidup Ayub
karena Allah melihat bagaimana ketulusan hati Ayub bagi para kawannya. Ayub
bermohon agar Tuhan mengasihani para kawan. Ayub tidak berdoa untuk dirinya
melainkan untuk keselamatan para kawan. Yang terjadi kemudian, Tuhan pulihkan relasi
mereka juga kehidupan Ayub. Semua yang diambil darinya dikembalikan Tuhan kepada
Ayub bahkan berlipat ganda. Dalam segala pergumulan yang dihadapi Ayub, ia masih
memberikan waktu dan perhatiannya untuk mendoakan para kawan agar selamat.
Penderitaannya berakhir dalam pertolongan Allah yang memulihkan
III. APLIKASI
1. Kasih dan rahmat Tuhan hanya akan dicurahkanNya kepada orang-orang yang
berjuang merengkuh pengasihanNya. Jangan menjadikan diri sebagai orang
yang paling malang di dunia ini lalu hanya meratapi kemalangan dan tidak mau
berjuang menata kehidupan meregkuh kasih Allah. Allah tidak berbelarasa
dengan orang yang putus asa lalu berhenti berjuang hingga titik penghabisan.
“GPI Papua Menjadi Sebuah Institusi yang Tersusun Rapi, Sebuah Persekutuan yang Utuh,
Yang Setia Beribadah, Bersaksi Dan Melayani Serta Kehadirannya Senantiasa Menjadi
Berkat”
SUB TEMA
Berdasarkan Kasih Kristus yang Mengikat Satukan Kita
Sebagai Keluarga Allah, Hendaklah Kita Bertolong-tolongan
Menanggung Beban Mewujudkan Gereja yang Mandiri dan Misioner