Anda di halaman 1dari 138

BULLETIN KHOTBAH MINGGU

Penerbit :
BIDANG I A I SINODE
GEREJA PROTESTAN INDONESIA DI PAPUA
Jln. A.Yani, Telp. (0956) 22426 Fakfak – Papua Barat
Email : iaisinodegpipapua@gmail,com

EDISI JULI - OKTOBER 2022

Penanggung Jawab Umum : Badan Pekerja Sinode GPI Papua


Penanggung Jawab Isi : Wakil Ketua I Sinode GPI Papua

Editor :
1. Pdt. Nth. Essuruw, M.Si
2. Pdt. T. Y. Singale, M.Mis

Penyusun Materi Edisi ini :


1. Pdt. J.L. Ruimassa, S.Th : Waket I BPK GPI Papua Muting
2. Pdt. Welmina. Obyaan, S.Th : KMJ GPI Papua Diaspora Mandekman
3. Pdt. B. R. Tuasela, S.Si : KMJ GPI Papua Bait El Tanas
4. Pdt. Antomina H. Songyanan, S.Th : KMJ GPI Papua Getsemani Elnggol Jaya
5. Pdt. Welhelmina Dokainubun, S.Th : KMJ GPI Papua Siloam Gerisar
6. Pdt. G. K. A. Binnendyk, S.Th : KMJ GPI Papua Man Way bob
7. Pdt. R Luhulima, S.Th : KMJ GPI Papua Siloam Bia 1
8. Pdt. S. Termas, S.Si.Teol : KMJ GPI Papua Maranatha Sigabel Jaya
9. Pdt. Hanna B Madmuar, S.Th : KMJ Pos Pelayanan Betlehem Rawahayu
10. Pdt. Lanny R Titarsole, S.Si.Teol : KMJ GPI Papua Exsodus Kir Ely Bupul 1367
11.Pdt. Thomas Diego Hehalatu, S.Th : Penghentar Jemaat GPI Papua Mizpa Pachas
12.Pdt. Paulina M Nanulaitta, S.Th : Penghentar Jemaat Pos Pelayanan Ebenhaezer Kukumid
13.Pdt. Yosina M Kailem, S.Th : Penghentar Jemaat GPI Papua Sinar Kasih Andaito
14.Pdt. Nth. Essuruw, M.Si : Waket I Sinode GPI Papua
15.Pdt. Y. Leuwol, M.Th : Kabid Pelkat Sinode GPI Papua
16.Pdt. Y. Singale, M. Mis : Kabid IAI Sinode GPI Papua

Gambar Cover : Joyce Essuruw’s Photo


Design Cover : Joyce Essuruw

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 2


SEKAPUR SIRIH

Terima kasih Tuhan,


Telah memampukan bidang IAI Sinode GPI Papua untuk mengerjakan materi khotbah
minggu edisi Juli – Oktober 2022 bersama Klasis Muting. Tuhan Sang Ilham saja yang telah
memampukan tim penulis hingga penulisan Bulletin Khotbah edisi ini dapat diterbitkan, Bersyukur
telah dimampukan-Nya memasuki tahun terakhir penulisan dengan tema lima tahunan :
Rapi Tersusun dan Diikat Menjadi Satu
Harapan kami pergumulan bersama dalam mengejewantahkan tema ini dapat dicapai dengan segala
dinamikanya di masing-masing lingkup pelayanan.
Tuhan sungguh baik, teramat baik, Ia telah memungkinkan tim IAI Sinode menggumuli
Rapi Tersusun dan Diikat Menjadi Satu dalam beragam tulisan khotbah minggu dan kunci bulan
yang diberitakan dimimbar pemberitaan. Dia sajalah yang akan menyempurnakan seluruh kerja IAI
Sinode.

Fakfak, Medio Mei 2022


Bidang IAI Sinode GPI
Papua

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 3


PENJELASAN TEMA
Berpayungkan tema dua tahun terakhir; “Gereja yang Misioner di Tengah Dunia Yang
Terus Berubah”, IAI Sinode mengangkat beberapa tema yang penting untuk digumuli bersama
di semester kedua akhir periode untuk tema kerja Rapi Tersusun Dan Diikat Menjadi Satu.
Tema Semester Seperti Minyak Yang Baik Atas Kepala Hidup rukun adalah anugerah
yang oleh Mazmur 133 diumpamakan seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke
janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Hidup berdampingan dengan
siapa saja sangat indah, Tuhan berkenan dengan kerukunan semesta. Bahkan, Tuhan
memerintahkan berkat-Nya kepada siapa saja yang hidup dalam kerukunan. Kerukunan juga
harus diciptakan dalam kehidupan bermasyarakat sehingga ada kesatuan dalam usaha untuk
membangun kehidupan bersama seluruh warga masyarakat. Dari tema semester ini kemudian
dibagi dalam beberapa tema bulanan, yaitu :

Tema Bulan Juli : “Persaudaraan Yang Rukun”


Pemazmur sendiri mengakui bahwa kehidupan komunal yang harmonis, rukun dan
damai akan berdampak pada kebaikan bersama; yaitu Tuhan memerintahkan berkatNya atas
kerukunan kehidupan yang lebih luas. Hidup rukun adalah sikap menjaga hubungan baik
dengan sesama. Hubungan baik dapat tercapai jika individu memahami etika dalam pergaulan
di rumah, gereja masyarakat. Apa yang dilakukan oleh individu akan berdampak pada
kehidupan sesama. Hidup damai, rukun dan harmonis merupakan sebuah kualitas hidup yang
harus dimiliki oleh orang percaya.

Tema Bulan Agustus : ”Tuhan Memberkati Indonesia”


Mengingatkan kita bahwa Kemerdekaan adalah merupakan Anugerah Tuhan. Bangsa
Indonesia menjadi suatu bangsa yang menderita di tanah airnya sendiri, korban dari
kekejaman penguasa penjajah; menderita di bawah kekuasaan pemerintahan Hindia Belanda
yang diskriminatif, melecehkan, menghina, eksploitatif, dan tidak adil. Penguasa Hindia
Belanda selalu menggembar-gemborkan bahwa kehadirannya di Indonesia adalah untuk
mengadabkan penduduk pribumi, seolah-olah penduduk pribumi tidak beradab; tetapi yang
terjadi adalah eksploitasi penduduk dan bumi Indonesia untuk memperkaya negaranya
sendiri, menjalankan kebijakan diskriminatif, kerja paksa, suka memaksakan kehendak dan
tidak adil.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 4


Tuhan menganugerahkan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia, yang berjuang
dengan sepenuh hati untuk memperoleh kemerdekaannya; dan pada 17 Agustus 1945, bangsa
Indonesia diwakili Soekarno dan Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia; 18
Agustus 1945 negara-bangsa Republik Indonesia didirikan, dengan menetapkan UUD 1945
dan memilih Soekarno menjadi Presiden dan Hatta menjadi Wakil Presiden. Pembukaan UUD
1945 menyatakan: Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Pernyataan pembukaan Undang-undang alenia ke-
3 ini merupakan “pengakuan iman” bangsa Indonesia bahwa kemerdekaan yang diperoleh
dan diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah benar-benar anugerah Tuhan, dan
bukan semata-mata perjuangan para pahlawan saja. Karena itu di Hari Ulang Tahun ke -77
kemerdekaan Bangsa Indonesia saat ini, selaku warga gereja yang adalah juga warga Negara,
kita patut bersyukur kepada Tuhan atas penyertaan dan perlindungan-Nya atas perjalanan
hidup berbangsa dan bernegara selama 77 tahun ini. Tuhan tetap memberkati Indonesia!!

Tema Bulan September Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan


Tema ini menggumuli bulan september sebagai bulan Alkitab yang digemakan dengan
aksi Hari Doa Alkitab yang jatuh pada tanggal 2 september. Dalam semangat itulah tema
Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan dijadikan tema khotbah bulan september. Firman
Tuhan memberi hikmat dan petunjuk kehidupan, menyegarkan jiwanya, membangkitkan
semangat. Firman Tuhan adalah Pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Maz.119:105).

Tema Oktober : Mencari Pemimpin


Bulan Oktober adalah bulan pemilihan pimpinan Sinode GPI Papua, kita semua
menggumulinya, kita berdoa kiranya Tuhan berkenan menetapkan hambaNya untuk
memimpin lembaga tercinta ini di periode 2022 – 2027. Dan sepanjang bulan oktober mimbar
pemberitaan firman di hari minggu adalah tentang tokoh dan pemimpin dengan karakter
kepemimpinan mereka masing-masing. Tuhan tidak pernah salah dalam memilih dan
menetapkan orang yang dipilih-Nya sebagai pemimpin.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 5


MATERI KHOTBAH MINGGU
Minggu, 3 Juli 2022

Tema Semester : Seperti Minyak Yang Baik Di atas


Kepala Tema Juli : Persaudaraan Yang Rukun
Sub Tema : Berkat Kehidupan Atas
Kerukunan Bacaan : Mazmur 133
Kalender Liturgi : Minggu Biasa 9
Warna Liturgi : Hijau berlogo Alkitab terbuka di atasnya terdapat salib dan
tulisan (Alfa) A dan (Omega).

I. PENGANTAR
Hidup rukun adalah anugerah. Orang yang suka berkonflik dengan orang lain
adalah orang yang tidak dapat hidup berdampingan dengan orang lain. Kehidupan tanpa
kerukunan akan menyebabkan keretakan dan bahkan kehancuran. Kerukunan dalam teks
Mazmur 133 diumpamakan seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang
meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Hidup berdampingan dengan siapa saja
sangat indah, Tuhan berkenan dengan kerukunan semesta. Bahkan, Tuhan memerintahkan
berkat-Nya kepada siapa saja yang hidup dalam kerukunan. Kerukunan juga harus diciptakan
dalam kehidupan bermasyarakat sehingga ada kesatuan dalam usaha untuk membangun
kehidupan bersama seluruh warga masyarakat.
Kitab Mazmur ini menekankan pentingnya kehidupan yang rukun, kesatuan dan
kebersamaan. Tergambar dalam nyanyian ziarah Daud ini, salah satu kerinduannya untuk
umat Tuhan dapat hidup rukun satu dengan yang lainnya. Membangun hidup yang lebih
baik, tidak berbeda jauh dengan mendirikan sebuah bangunan. Ada usaha, ada perjuangan,
ada pengorbanan yang harus dilakukan untuk menyelesaikannya.
II. KAJIAN TEKS
Ayat 1
Apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun. Mazmur ini mengungkapkan
kebenaran kasih. Tetapi kasih yang sungguh-sungguh bagi Allah dan sesama, bersamaan
dengan penyucian dalam kebenaran firman Allah, akan membuat Allah mendekati dan

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 6


mengurapi umat-Nya. Umat Tuhan dapat diajak untuk merasakan dan melihat betapa
baiknya dan indahnya apabila kita diam bersama dengan rukun, aman dan damai dalam
hidup. Kita harus hidup rukun untuk dapat memberi dampak bagi pekerjaan Tuhan,
seperti kerinduan Daud. Dengan hidup yang rukun kita memiliki kekuatan untuk
melakukan apa yang menjadi bagian kita dalam hidup ini dengan baik, tenang dan aman
dalam segala kondisi di dunia ini.
Ayat 2
Pemazmur mengakui tentang pentingnya kehidupan rukun kebaikan dan keindahan
diam bersama dengan rukun. Kebaikan dari kerukunan itu adalah kelangsungan
kehidupan yang bermakna dan berfungsi; dalam aksi bertolong-tolongan, bekerja
bersama, saling menopang dan meneguhkan.
Kerukunan bagi pemazmur diumpamakan seperti minyak yang baik di atas kepala
….meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya . Minyak di kepala dan embun dari
gunung keduanya bermakna sama turun dari atas. Dalam Kitab Keluaran 30:22-33,
menjelaskan tata cara pembuatan minyak urapan kudus khusus untuk Imam Besar.
Imam Besar pertama adalah Harun. Minyak di sini adalah Minyak Pengurapan. Minyak itu
mahal, dibuat dari bahan yang dikhususkan, murni. Minyak ini digunakan untuk
pengurapan dan atau penabhisan imam dan raja. Jelaslah bahwa kerukunan adalah
kehidupan yang dimurnikan supaya mendatangkan faedah bagi kehidupan. Dan hanya
dengan keadaan rukun, kedamaianlah kita dapat mengerjakan kehidupan.

Ayat 3
Sedangkan Embun Hermon, adalah gunung yang tinggi yang selalu ditutupi salju. Suhu
di gunung ini memiliki kelembaban yang sangat tinggi, sehingga memungkinkan setiap
pagi nampak embun membasahi permukaan tanah. Embun dari Gunung Hermon menjadi
sumber air bagi tanaman yang tumbuh di kaki Gunung Hermon. Saat suhu panas salju
mencair dan menetes turun menjadi mata air yang sejuk. Embun Hermon memberi

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 7


kesuburan tanah dan kelimpahan hasil tanaman. Embun gunung Hermon menghidupkan
dan menyegarkan. Jadi, embun Gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion
adalah analogi dari; diam bersama dengan rukun dalam perspektif persaudaraan
berfungsi dalam kelangsungan hidup dan menghidupkan, serta menyegarkan.
III. APLIKASI
1) Kerukunan adalah juga keesaan, harus terus dibangun dan dirawat. Karena
dalam kehidupan persaudaraan yang rukunlah kehidupan dapat dihidupkan.
Maksudnya kehidupan menjadi bermakna karena kita dapat memberi banyak
manfaat dalam kondisi itu. Karena konflik tidak akan beri ketenangan, karena
kita akan saling percaya tetapi akan terus saling mencurigai dan menciptakan
jurang pemisah antara kita dengan orang lain.

2) Dalam kehidupan yang penuh kerukunanlah Allah mencurahkan berkatNya.


Hidup yang penuh konflik dengan sesama dan keluarga tidak akan pernah
mendatangkan faedah. Sebaliknya, keegoisan, pementingan diri sendiri, dan
tidan akan beri ketenangan dan kedamaian. Ketiadaan kerukunan akan
meretakkan dan menghancurkan sebuah keluarga, juga persekutuan maupun
kehidupan bermasyarakat. Kehidupan yang rukun ke sanalah berkat-berkat Tuhan
dicurahkan. Allah akan hadir dan berdiam dalam kehidupan keluarga dan
persekutuan yang rukun.

3) Hidup rukun dalam keragaman bukanlah perkara mudah. Kita wajib


mengupayakannya. (WO)

(Silahkan dikembangkan sesuai konteks masing-masing Jemaat)

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 8


MATERI KHOTBAH MINGGU
Minggu, 10 Juli 2022

Tema Semester : Seperti Minyak Yang Baik Di atas


Kepala Tema Juli : Persaudaraan Yang Rukun
Sub Tema : Berkat Kehidupan Atas
Kerukunan Bacaan : Roma 12 : 9 – 21 (Fokus
Ayat 10) Kalender Liturgi : Minggu Biasa 10
Warna Liturgi : Hijau berlogo Alkitab terbuka di atasnya terdapat salib dan
tulisan (Alfa) A dan (Omega)

I. PENGANTAR
Surat Roma adalah surat Paulus yang paling panjang, paling teologis dan paling
berpengaruh. Paulus menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada dunia bukan
Yahudi, karena pada saat Paulus manulis surat ini, ia berhadapan dengan persoalan
perbedaan antara bangsa Yahudi dan non Yahudi. Dalam surat ini Paulus ingin menerangkan
tentang kehidupan Kristen yang bukan hanya soal aturan tetapi kehidupan Kristen juga harus
ditempuh di tengah pergaulan masyarakat, yang dinyatakan dalam perkataan dan
perbuatan, kerja maupun pergaulan dengan sesama.1 Kerukunan dimaknai dalam
maksud Paulus adalah seperti hubungan seperti orang-orang dalam keluarga yang “saling
mengasihi sebagai saudara” dan “saling mendahului dalam memberi hormat”.
II. KAJIAN TEKS
Ayat 9 – 10
Ketika Rasul Paulus mengatakan”…. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai
saudara” ini menjelaskan bahwa ada ajakan untuk tetap mengasihi sesama atau satu
sama lain seperti saudara kita sendiri dengan kasih yang tulus, bukan sebuah ucapan semata
tetapi dapat dilakukan dengan tindakan yang nyata. Sebab Tuhan Yesus sangat mengasihi
umatNya maka kita pun saling mengasihi. Mengasihi dengan sepenuh hati kita, itu berarti
janganlah

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 9


1
Tafsiran Kitab Roma

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 10


kita saling membenci sebagai saudara seiman. Mengenal saudara kita menjadi bagian
dari kita sendiri, untuk dapat menjaga hati yang tetap mengasihi. Hati adalah sumber
yang menyatakan perilaku kita, karena baik dan buruk sikap kita terlihat dari cerminan isi
hati.
Salah satu kebiasaan yang selalu dilakukan setiap orang, yaitu suka memberi pujian
dan hormat kepada orang lain atau lawan bicaranya. Kebiasaan memberikan hormat atau
apresiasi merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk membangun komunikasi yang
berhasil. Semua orang pasti senang saat beroleh rasa hormat dari orang lain, dengan
saling memuji atas apa yang dicapai atau dimilikinya dalam hidup dengan baik.
Pengertian rasa hormat disini mencakup sikap menunjukan penghargaan, apresiasi,
pujian serta komentar positif. Ada paradigama yang salah selama ini dari kebanyakan orang,
yaitu mereka menunggu sampai terjadi hal-hal yang besar dan luar biasa dulu baru memberi
pujian dan hormat kepada orang lain. Pada hal sebenarnya ada begitu banyak hal-hal
kecil di sekeliling kita yang layak beroleh pujian atau apresiasi. Sejak kita membuka mata
dan bangun dipagi hari sampai tiba lagi tidur dimalam hari, sebenarnya ada banyak
orang yang berjasa disekeliling kita, dengan senyum yang manis, sapaan yang tulus serta
kasih dan perhatian yang diberikan menyatakan rasa hormat mereka kepada kita.

Ayat 11 – 17
Sebagai orang percaya kita harus rajin dan setia melayani Tuhan, artinya melayani
dengan sungguh, sukacita, sabar dan tekun dalam doa maka itu sangat berarti dalam
kehidupan umat, bahkan terhadap Tuhan. saling menolong dan dapat memberi
tumpangan ini menunjukan kepekaan dan rasa peduli yang ada dalam diri untuk mampu
melakukan kebaikan bagi sesama. Ketika kita melakukan hal yang baik, namun ada yang
menganiaya atau menjatuhkan kita janganlah dibalas dengan kekerasan atau kebencian
tetapi sebaliknya kita memberkati artinya kejahatan dibalas dengan kebaikan (Band;
Matius 5:44). Walaupun hal ini sulit dilakukan namun dengan kasih Allah, kita
dimampukan untuk bisa mengampuni orang yang bersalah dan jahat kepada kita baik
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 11
secara sikap, tindakan dan perbuatan.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 12


Ayat 18 – 21
Hidup yang damai, aman dan tentram sangat didambahkan oleh semua orang
sehingga hidup bahagia, maka setiap orang berusaha untuk mendapatkannya.
Pembalasan adalah hak Tuhan, ini berarti hanya Tuhanlah yang sanggup membalas
setiap perbuatan manusia, sebab Tuhan hakim yang benar dan adil dalam segala
ketetapan dan keputusanNya. Tugas orang percaya melakukan kebaikan, saling melayani
dalam setiap keadaan dan situasi yang terjadi walaupun begitu banyak tantangan dan
cobaan yang dialami namun tetap percaya ada Kuasa dan tangan Tuhan menyertai
selalu.

III. APLIKASI
1) Mengacu pada tema: berkat kehidupan atas kerukunan maka jadikanlah hidupmu
menjadi persembahan yang berkenaan bagi Tuhan, melalui kerja membangun
kehidupan yang lebih baik, harmonis/rukun di antara beragam perbedaan yang
ada.

2) Saling mendahului dalam memberi hormat merupakan salah satu perwujudan


kasih, menghormati dan menghargai adalah sikap hidup yang harus tetap
dipegang teguh untuk menunjukan sikap hati kita kepada sesama. Jika kita
ingin supaya kita dihormati maka berikanlah hal yang sama juga kepada orang
lain. Kita sebagai orang percaya harus belajar berlomba memberi hormat satu
sama lain dalam hidup ini, dengan demikian tidak ada lagi persungutan, yang
ada hanyalah saling menaruh hormat.

3) Sebagai umat Tuhan mengasihi bukan hanya dengan kata tetapi tindakan
nyata, sebab Tuhan melihat kesungguhan hati bukan rupa atau harta.
Mengasihi orang lain sama seperti kita mengasihi diri sendiri, karena mengasihi
seseorang adalah wujud mengasihi Tuhan. Dari pada menunggu
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 13
mendapatkan rasa hormat dan

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 14


pujian, lebih baik mencari kesempatan untuk mendahului dalam
melakukannya. Berlomba memberi hormat satu sama lain di dalam hidup
orang percaya setiap hari merupaka kebiasaan yang positif dan baik untuk
dipertahankan. Maka Tuhan berkenaan memerintahkan berkatNya turun atas
kita.

4) Kita harus mengakui bahwa sebagai gereja kita terdiri dati banyak orang
dengan banyak talenta yang diberikan Tuhan. Semua orang harus dapat saling
mengakui dan menerima keberadaan orang lain bahwa mereka juga diberikan
kemampuan yang lebih..

5) Kebaikan Tuhan selalu dinyatakan dalam hidup supaya kita mampu


membangun persaudaraan yang erat bersatu dalam kasih Kristus serta selalu
rukun ditengah kebersamaan hidup kita. Kerendahan hati seorang hamba sangat
diperlukan untuk mendapatkan hasil dari pekerjaan dan pelayanan yang dicapai
dengan sikap rendah hati dan tidak sombong. (WO)

(Silakan dikembangkan sesuai konteks masing-masing)

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 15


MATERI KHOTBAH MINGGU
Minggu, 17 Juli 2022

Tema Semester : Seperti Minyak Yang Baik Di atas


Kepala Tema Juli : Persaudaraan Yang Rukun
Sub Tema : Kerukunan dalam Keragaman
Bacaan : I Petrus 4 : 7 - 11 (Fokus Ayat
8) Kalender Liturgi : Minggu Biasa 11
Warna Liturgi : Hijau berlogo Alkitab terbuka di atasnya terdapat salib dan
tulisan (Alfa) A dan (Omega).

I. PENGANTAR
Kasih adalah dasar hidup orang Kristen untuk melaksanakan segala sesuatu sesuai
kehendak Allah, Praktek tolong menolong atau topang-menopang merupakan panggilan
kita sebagai gereja yang terpanggil untuk mengasihi. Praktek topang-menopang adalah suatu
cara belajar yang efektif untuk melaksanakan kasih sekaligus sebagai tanda kehidupan anak-
anak Allah. Sudah sejak zaman Perjanjian Lama, praktek topang-menopang atau tolong-
menolong merupakan salah satu cara yang dipakai Allah mendidik umatNya untuk hidup
dalam kasih.
Demikian juga yang diajarkan oleh Kristus dan Rasul-rasul supaya orang percaya baik,
sebagai pribadi, maupun selaku Jemaat-jemaat dapat tolong-menolong dan topang-
menopang (baca misalnya II Korintus 8 dan 9). Sangat penting untuk dicatat, dihayati
dan dipraktekkan oleh gereja agar saling memperhatikan, saling membantu mewujudkan
kehidupan yang penuh buah berlimpahan.

II. KAJIAN TEKS


Ayat 7
Kuasailah dirimu dan jadilah tenang bermakna menjaga hati dan pikiran, tidak
ceroboh, penuh pengendalian diri, dapat melihat segala sesuatu dengan baik, kita perlu
memiliki hati dan pikiran yang tenang untuk berdoa, karena pikiran yang baik akan

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 16


menentukan doa kita. Berdoa bukanlah sekedar menutup mata lalu mulut berkomat-
kamit mengucapkan serangkain kata-kata. Sikap berdoa perlu dan penting dijaga.
Ayat 8
Orang yang dapat menguasai diri dengan tenang sangat paham apa yang wajib ia
kerjakan. Petrus menggaris bawahi keutamaan saling mengasihi sebagai sesama
manusia, yang dalam tulisan ini dikatakan : “….. Kasih menutupi banyak sekali dosa.“
Nampak jelas Petrus membuat perbedaan antara menutupi banyak dosa dengan
menutup-nutupi banyak banyak dosa. Maksud perkataan ini adalah adalah : Kasih
membuat mata kita tidak fokus pada dosa, kekurangan atau kesalahan seseorang
melainkan melihat dia sebagai sesama manusia yang harus ditolong, digugah,
disadarkan, dibimbing dan dituntun untuk hidup yang lebih baik (=bertobat).
Kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak
sekali dosa. Teks ini bermakna : Mengasihi dengan sungguh seorang akan yang lain
merupakan hasil dari menguasai diri dengan tenang.2 Kasih yang besar tidak akan melihat
alasan apapun kasih yang besar akan merangkul dan menolong. Menutupi bukan dalam
arti menyembunyikan atau sekongkol dengan dosa dan pelanggaran. Menutupi berarti
mengampuni, melupakan lalu menerimanya sebagaimana ia ada dan menolongnya untuk
bertumbuh.
Ayat 9
Memberi tumpangan, memberi ruang, memberi tempat, memberi kesempatan lebih
menekankan pada saling menyembuhkan. Berikan tumpangan kepada orang-orang yang
masih terluka, mengalami kepahitan hidup, bahkan yang sedang dalam masalah. Dunia yang
kita hidupi ini dipenuhi dengan beragam beban hidupnya. Fokus dengan diri kita sendiri
kita tidak akan dapat membuka mata kita untuk melihat. Berempati dan bereaksi positif
terhadap mereka dan beban mereka pikul. Petrus melalui nats ini mengajak setiap kita untuk
wajib menjadi “Rumah” dan dapat menabur kata-kata yang menguatkan dan
membangun.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 17


2
Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, hal. 2104

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 18


Ayat 10 - 11
Sebagai ciptaan yang mulia, kita wajib memuliakan Sang Pencipta melalui karya
kita bagiNya. Penghormatan yang memuliakan Allah adalah mengabdikan seluruh
kehidupan bagi kemuliaanNya. Bekerja dan melayani adalah keutamaan bagi setiap
orang percaya. Layanilah seorang akan sesuai dengan karunia yang telah diperoleh artinya
merujuk kepada ajakan untuk hidup sesuai panggilan kita. Kita harus mengenal dengan baik
apa karunia Allah untuk masing-masing kita agar melaluinya kita total bekerja
menggunakan karuniaNya. Hidup sesuai panggilan kita maksudnya : Jika kita hidup dan
bekerja sebagai nelayan baiklah kita bekerja dengan baik dan menghasilkan hasil yang baik
untuk kepentingan banyak orang. Jika kita hidup sebagai Pelayan Tuhan atau pun Pelayan
masyarakat baiklah kita mengabdi dengan setia dan tulus. Sebab, kita yang disebut Pelayan
wajib melayani dengan baik dengan kekuatan yang berasal dari Allah. Kita tidak dapat
bekerja sendiri. Kita tidak dapat bekerja sendiri. Kita perlu orang lain untuk menopang
dan bersama bekerja hanya untuk kemuliaan Allah.

III. APLIKASI
1) Dunia kita berubah dengan segala bentuk tantangan dan ancamannya, hal itu
kadang mencengangkan, menakutkan, menguatirkan dan membuat resah sehingga
sulit bagi kita untuk fokus, tenang dan berdoa. Jangan biarkan situasi mengendalikan
kita, karena itu betapa pentingnya menguasai diri dan tetap tenang menghadapi
segala situasi yang terjadi.

2) Memiliki rasa kemanusiaan yang makin halus memungkinkan kita cepat tanggap dan
tidak hitung-hitungan (bersungut-sungut) terhadap keberadaan orang lain
dengan segala kesulitan yang dihadapinya. Memberi tempat baginya berarti kita
mau menerima ia apa adanya. Menerima berarti memahami betapa sulitnya
berjuang untuk bertumbuh secara dewasa rohani. Seperti Tuhan menerima
kita dengan
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 19
begitu banyak kekurangan dan kelemahan kita maka sudah seharusnya kita
melakukan hal yang sama kepada pasangan kita suami kepada istri dan istri kepada
suami, orang tua kepada anak, pun sebagai sesama persekutuan
3) Setiap orang memiliki kisah hidupnya yang tidak kita ketahui sehingga ia
bertindak di luar perkiraan kita. Karena itu jangan apriori terhadap orang lain.
Mengasihi (=menerima orang lain apa adanya dia), memberi tumpangan
(=memberi ruang untuk bertumbuh) dan melayani sesuai karunia yang Tuhan
berikan (=terlibat bersama dalam kerja bagi Tuhan dan sesama) itulah sejatinya
hidup seorang Kristen. (WD)

(Silahkan kembangkan sesuai konteks masing-masing Jemaat)

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 20


MATERI KHOTBAH MINGGU
Minggu, 24 Juli 2022

Tema Semester : Seperti Minyak Yang Baik Di atas


Kepala Tema Juli : Persaudaraan Yang Rukun
Sub Tema : Hidup Berdampingan Dalam Perdamaian
Bacaan : Amsal 17 : 1 – 17 (Fokus Ayat 17)
Kalender Liturgi : Minggu Biasa 12
Warna Liturgi : Hijau berlogo Alkitab terbuka di atasnya terdapat salib dan
tulisan (Alfa) A dan (Omega).

I. PENDAHULUAN
Tentang kesatuan jemaat masih menjadi perjuangan dan pergumulan gereja untuk
terus menyuarakan dan menjemaatkannya dalam kehidupan persekutuan keluarga, jemaat,
masyarakat dan bangsa. Kesatuan adalah jiwa persekutuan. Membunuh kesatuan, maka
berarti menarik jantung dari tubuh anda yang akibatnya menuju kepada kematian. Kesatuan
merupakan hakikat, inti, dari betapa Allah ingin agar kita mengalami kehidupan bersama-
sama di dalam Gereja-Nya.
Kitab Amsal ditulis dalam tradisi sastra hikmat, bentuk sastra hikmat dalam suatu
perikop sangatlah perlu dipertimbangkan, karena bentuk sastranya biasanya mempengaruhi
makna teologisnya. Dalam hal ini, bentuk yang ditekankan dalam sastra hikmat adalah
bentuk ucapan. Ucapan merupakan suatu kalimat yang mengekspresikan suasana hati
dan biasanya didasarkan pada pengalaman.3 Amsal 17 adalam amsal yang didasarkan
atas pengalaman dan juga ucapan didaktik. Didaktik adalah ucapan yang menjelaskan
perilaku manusia dengan tujuan pengajaran etika, serta memberikan ketegasan dengan
mengevaluasi prinsip-prinsip moral.

3
Roland E. Murphy, The Wisdom Literature (Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans Publishing Co, 1983), 4.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 21


II. KAJIAN TEKS
Ayat 1 – 6
Amsal 17 ini menyoroti baik relasi antara orang tua dan anak maupun relasi dengan
sesama. Suatu relasi yang harmonis atau penuh konflik di dalam keluarga akan
berdampak dalam pembawaan anak di kehidupan sosialnya. Lebih baik sekerat roti yang
kering disertai dengan ketentraman dari pada makanan daging serumah disertai dengan
perbantahan. Artinya : Nats ini menyampaikan nasihat tentang bagaimana hidup
sederhana penuh ketenteraman. Tenteram dalam KBBI dapat diartikan sebagai aman,
damai, tenang (tidak ada kekacauan). Ini penanda, setiap orang termasuk di dalamnya
keluarga, ingin agar kehidupan mereka bisa menikmati hidup yang tenteram. Betapa
berharganya hidup keluarga ketika menikmati hidup tenteram. Dalam ketentraman,
sekerat roti kering akan terasa lebih nikmat, daripada makan daging namun selalu
berkonflik. Penting memiliki relasi yang harmonis di antara anggota keluarga. Jangan
bertengkar hanya soal makan dan minum, itu tidak bagus.
Seorang anak wajib menjaga kehormatan orang tuanya, dengan hidup benar agar
tidak mempermalukan keluarga, karena anak-anak adalah ahli waris orang tua. Jangan
sampai warisan baik dari orang tua, tidak dipelihara oleh anak-anak. Demikian pula orang
tua harus menunjukkan teladan yang baik dalam hidup. Didiklah anakmu supaya jangan
membuat malu, oleh penulis amsal menggambarkan Budak yang berakal budi akan
berkuasa atas anak yang membuat malu.
Tidak ada seorangpun yang lebih penting dari pada yang lainnya, orang tua dan
anak yang mau saling mendengarkan dan tidak merasa diri paling benar. Akhirnya,
tentulah kedamaian dan ketenangan senantiasa menjadi bagian hidup mereka. Tuhanlah
yang menguji hati artinya segala perbuatan kita akan diuji oleh Tuhan sendiri. Karakter
buruk dapat ditandai dari kesukaran orang akan hal-hal yang buruk dan juga dari
perkataannya. Penulis Amsal berulang kali mengingatkan kita agar hati-hati berbicara
demi memelihara ketentraman yang merupakan kebalikan dari pertengkaran. Jangan
merendahkan orang
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 22
miskin karena sikap seperti itu berarti menghina penciptaan-Nya. Artinya Allah sendiri
menyatakan telah keberpihakanNya kepada orang yang lemah, tidak berdaya dan miskin
maka ketika kita mencela dan merendahkannya itu membuat Allah murka dan Ia pasti
bertindak membela mereka.
Mahkota orang tua adalah anak cucu dan kehormatan anak-anak ialah nenek
moyang mereka. Dalam PL Mahkota bermakna lambang kedaulatan, kuasa, menjadi
lambang kehormatan atau kemenangan, juga menjadi lambang kesempurnaan dan
kekayaan anugerah Allah bagi umat-Nya. Sedangkan dalam PB mahkota diterjemahkan
sebagai penghargaan atas kemenangan atas suatu kejuaraan/kompetisi. Jadi, dengan
demikian disebut anak adalah mahkota berarti anak adalah kehormatan ayah dan ibu. 4 Setiap
anggota keluarga memiliki peranan dan kedudukan yang penting dalam menjaga nama
baik keluarga.
Ayat 7 – 16
Amsal ini mengajarkan kita untuk memiliki perbendaharaan kata-kata yang baik, tidak
mengungkit-ungkit kesalahan supaya relasi tetap terjaga. Ingatlah kebebalan yang
menghasilkan kebodohan lebih berbahaya daripada beruang betina yang kehilangan
anaknya. Hiduplah dalam relasi yang harmonis dengan siapa saja. Jangan memburukan
orang baik dengan melakukan kejahatan kepadanya. Sebab, dengan melakukan demikian
maka kejahatan akan menimpa kita dan seisi rumah kita. Setiap orang hendaknya tidak
melibatkan diri dalam perbantahan sedapat mungkin menghindarinya.
Ayat 17
Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam
kesukaran. Sahabat adalah orang yang dekat, seseorang yang mengikatkan persahabat
layaknya seperti Yonatan dan Daud : Ada Tuhan di antara engkau dan aku akan berdampak
jangka panjang (=setiap waktu). Sahabat yang menaruh kasih akan teruji kualitasnya ketika
kita sedang berada di ‘titik nol’ / titik terendah di kehidupan kita. Relasi yang sangat
dekat

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 23


4
Tafsiran Amsal

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 24


akan memungkinkan kita saling menyediakan waktu kepada sahabat kita kapanpun itu,
termasuk pada masa-masa kesukaran.
III. APLIKASI
1) Hidup berdampingan secara damai adalah sebuah kemuliaan. apa yang Tuhan
beri harus dinikmati dengan syukur dan penuh sukacita. Bukan persoalan
daging atau roti tapi bagaimana mampu bersyukur atas berkat Tuhan dan
hidup mencukupkan diri dengan apa yang Tuhan beri. Karena terkadang
gengsi kita lebih tinggi dari kenyataan kehidupan kita.
2) Orang tua harus berjuang sekuatnya menjamin anak-anak memiliki masa
depan yang baik adalah wujud iman orangtua terhadap Tuhan. Orang tua
harus memberikan perhatian dan bahkan mau berkorban untuk masa depan
anaknya. Ia harus menjamin pendidikan anak-anaknya serta mengupayakan
keterampilan yang mau tidak mau harus dimiliki oleh anak-anaknya. Karena
memang benar pendidikan formal itu penting tapi pendidikan informal juga
harus dimiliki oleh anak-anak kita. Dan jangan biarkan anak-anak kita
terbuai/dimanja dengan fasilitas yang kita miliki dan menjadikan mereka masa
bodoh dan selalu beranggapan bahwa semuanya ada dan tersedia. Ingat apa
yang dibahasakan pengamsal dalam bacaan ini di ayat yang kedua. Jangan
sampai pula kita sebagai anak menganggap remeh pendidikan, keterampilan
dan akhirnya kita kehilangan masa depan.
3) Hiduplah penuh persahabatan sebagai sesama umat Tuhan. Loyallah memberikan
perhatian dan pelayanan kita terhadap sesama layaknya seperti seorang
sahabat yang menaruh kasih setiap waktu. Menjadi sahabat yang baik yang
menyediakan waktunya bagi sahabatnya apapun musim kehidupan yang sedang
dihadapi. (LT)

(Silahkan dikembangkan sesuai konteks pelayanan masing-masing jemaat)

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 25


MATERI KHOTBAH MINGGU
Minggu, 31 Juli 2022

Tema Semester : Seperti Minyak Yang Baik Di atas


Kepala Tema Juli : Persaudaraan Yang Rukun
Sub Tema : Kebahagiaan Sejati
Bacaan : Mazmur 49 : 1 –
21 Kalender Liturgi : Minggu Biasa 13
Warna Liturgis : Hijau berlogo Alkitab terbuka di atasnya terdapat salib dan tulisan (Alfa)
A dan (Omega).

I. PENGANTAR
Kita tidak dapat memungkiri bahwa kita berada di dunia yang menghargai
kehidupan seseorang dari penampilan dan penampakannya. Dari apa yang dimilikinya;
Harta, kedudukan, status sosial dan lain sebagainya. Padahal ukuran seperti itu belum
tentu mendatangkan kebahagiaan bagi seseorang yang memilikinya. Fakta menunjukkan
bahwa justru karena makin kaya seseorang atau makin tinggi jabatan seseorang justru
membawa mereka kepada beragam persoalan, stress dan depresi. Semua manusia
mengingin kehidupan yang bahagia karena itu kita bekerja keras supaya dapat
mewujudkannya. Terkadang karena hal ini, kita mengabaikan kualitas kehidupan bersama
orang-orang yang kita cintai yaitu keluarga.

II. KAJIAN TEKS


Ayat 1 – 9
Mazmur pasal 49 memberikan peringatan akan kecenderungan hidup dari orang-
orang yang mengukur kehidupan bahagia hanya dengan memiliki, yaitu memiliki
kekayaan, jabatan, kekuasaan dan status di tengah masyarakat. Baik yang hina maupun
yang mulia baik yang kaya maupun yang miskin bagi Tuhan semua manusia adalah setara,
sejajar tidak ada seorang lebih tinggi dari pada yang lain hanya karena status tersebut
melekata pada dirinya. Bagi pemazmur, tidak ada seorangpun manusia yang dapat
membebaskan dirinya
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 26
atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya. Orang yang hanya
mengandalkan dirinya sendiri dengan kekayaan yang dimilikinya ia sementara membawa
dirinya ke dalam jurang kebinasaan. Keselamatan, kebahagiaan sejati tidak terletak pada
banyaknya harta, tinggi atau rendahnya jabatan.
Ayat 10 – 21
Orang yang hanya mengandalkan Allah di hidupnya akan menemukan kebebasan
dalam hidupnya. Sukacita, tidak bersandar pada apa pun, melainkan hanya pada
keintiman relasinya dengan Allah. Relasi dengan Allah itulah satu-satunya hal yang kekal
dalam hidup ini. Kekayaan, kemuliaan, kebahagiaan, kegemilangan seseorang akan
ditinggal ketika mereka turun ke dunia orang mati. “Jangan takut apabila seseorang
menjadi kaya dan keluarganya semakin mulia”. Tentu seseorang yang dimaksud
dalam ayat ini tidak menggambarkan orang benar, melainkan orang fasik. Artinya adalah
bahwa jika orang benar menjadi kaya karena kerja kerasnya dan karena berkat Tuhan, itu
tidak menjadi masalah. Akan tetapi jika orang fasik menjadi kaya karena kefasikannya,
Alkitab mengatakan bahwa kita tidak perlu takut dan iri.
Alkitab mengatakan bahwa segala kekayaan itu hanya terbatas hingga di bumi ini.
Segala kekayaan dan kemuliaan di bumi ini, tidak akan dibawa ke dunia orang mati (ayat
18). Saat kita mati dan menghadap tahta pengadilan Allah, kekayaan kita tidak akan mampu
“menyogok” atau “menyuap” Tuhan agar kita bisa diijinkan masuk surga. Semua tergantung
kepada iman percaya kita di hadapan Tuhan.
III. APLIKASI
Jangan mengukur segala sesuatu berdasarkan uang, jabatan, kekuasaan Allah
merombak pemikiran umat-Nya. Allah mengajarkan bahwa harta dunia tidak
menjamin seseorang untuk memperoleh keselamatan jiwa. Seseorang tidak boleh
mengandalkan dirinya sendiri, atau hartanya, apalagi jabatannya. (GB)

( Silakan dikembangkan sesuai kebutuhan pelayanan masing-masing jemaat )

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 27


MATERI KHOTBAH KUNCI BULAN
Minggu, 31 Juli 2022

Tema Juli : Hidup Rukun Kunci Berkat


Sub Tema : Kebahagiaan Sejati
Bacaan : Kidung Agung 8 : 11 – 12
Warna Liturgi : Hijau berlogo Alkitab terbuka di atasnya terdapat salib dan tulisan (Alfa)
A dan (Omega).

I. PENGANTAR
Orang yang mengerjakan bagiannya dengan penuh cinta disebut lebih berbahagia
dari Salomo menurut nats kidung agung 8:11. Karena kebahagian yang diukur dengan harga
bukanlah kebahagiaan tetapi pada hati, jika hati kita tidak berbahagia apapun yang kita
miliki tidak akan membahagiakan kita. Orang yang mengukur kebahagian dengan harta itu
hanya sesaat, semu. Kitab kidung agung mengajak kita untuk berbahagia dengan
melihat sesuatu di dalam cinta, sesuatu yang mungkin terlewatkan dalam pikiran kita karena
sudah terlalu sering mendiskusikannya, terlewatkan dalam perasaan kita karena sudah
terlalu biasa menikmati atau mengalaminya, dan terlewatkan dari kesadaran atau
tindakan kita karena sudah terlalu sering berkhotbah tentang cinta-kasih. Dengan
penggambaran yang bersifat superlatif, kidung agung hendak menegaskan bahwa
mengerjakan sesuatu berdasar cinta akan beri kekuatan yang luar biasa yang mendorong
kita untuk bahagia.
II. KAJIAN TEKS 5
Ayat 11
Ungkapan dari kepemilikan kebun anggur tidak mengarah kepada satu kenyataan
fisik saja, tetapi betul-betul menunjuk pada hak dan tanggung jawab terhadap sesuatu yang
dimiliki. Cara pengungkapan maksud seperti ini dipakai di sini untuk menunjukkan
bahwa kebun anggur dimaksud bukan sekedar sebidang tanah yang ditanami anggur.
Lebih dari
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 28
5
J. A. Telnoni, Tafsiran Kidung Agung – Kidung Pembebasan, Kidung Solidaritas Perempuan, Kidung Kesetaraan Perempuan dan laki-laki;
Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2013. Hal. 254 – 263

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 29


itu ungkapan ini menunjuk kepada satu nilai dasar kehidupan. Dan dalam ayat ini, nilai
dasar itu adalah cinta. Cintanya Salomo kepada kebun anggur digadaikannya dengan 1000
keping perak. Begitu pentingnya kepingan perak itu sehingga ia menyerahkan
penjagaan dan pengelolaan kebun anggur kepada orang lain.
Hal utama yang menjadi perhatian di sini adalah sikap pemilik kebun anggur; yaitu
Salomo mempercayakan kebun anggur itu kepada para penjaga. Kehadiran penjaga-
penjaga di sini menunjukan bahwa merekalah yang memperhatikan, mengawasi dan
merawat kebun anggur itu. Bukan Salomo sendiri, melainkan para penjaga yang bekerja
demi upah dan akhirnya Salomo juga yang mendapatkan uang sebesar 1000 keping
perak untuk hasilnya.
Jumlah 1000 keping atau 1000 syikal perak adalah ukuran kekayaan yang paling
tinggi yang diperoleh setelah para pekerja mengelolanya. Penyair di sini menggunakan cara
ini untuk menunjukkan satu kedudukan tertinggi bahwa Salomo adalah simbol dari
kekuasaan, kedudukan dan kehormatan. Tetapi gaya superlatif di sini menempatkan
Salomo dalam kedudukan yang tidak berbeda dari para penjaga kebun anggur itu.
Mereka semuanya hadir karena uang dan sumber keuangannya adalah kebun anggur itu
inilah bencana karena cinta diukur dengan uang. Maksudnya pemilik kekayaan yang
menyewakan kebun anggurnya kepada orang-orang lain.6
Nama Salomo kembali dikumandangkan pada bagian terakhir ini seolah-olah
menjadi ingatan bahwa kekayaan yang dimiliki Salomo berarti segala-galanya. Karena
justru pasangan suami istri yang saling memiliki cinta yang tulus, itu melebihi kekayaan sang
raja. Kebahagiaannya langgeng melebihi harta yang bisa hilang dalam sekejap!
Ayat 12
Pernyataan ; “kebun anggurku ada dihadapanku…..” diucapkan oleh pemuda itu
mengungkapkan satu peranan dan kehadiran yang paling kuat pernyataan ‘kebun
anggurku” langsung disejajarkan dengan “kebun anggur” Salomo, tetapi dalam nada yang

6
A. Simanjuntak, dkk. Tafsiran Alkitab Masa Kini, jilid 2 (Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1985)364

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 30


berlawanan. Jika Salomo memberi kebun anggurnya kepada penjaga-penjaga, itu
berarti Salomo tidak memberi perhatian terhadap kebun anggurnya tetapi seorang
pekerja / pemuda (ayat 12a) mengatakan kebun anggurku ada dihadapanku, artinya dia
menjaganya. Dengan ungkapan “kebun anggurku sendiri” atau “kebun anggur yang
untukku” hendak menunjukkan bagaimana eratnya hubungan antara pemiliki dan kebun
anggur. Kebun anggurku….. dihadapanku merujuk pada pengertian kekuasaan
terkadang pengertian ini juga dipakai untuk menekankan kedudukan orang yang
bermurah hati dan berbelas kasihan. Walaupun demikian, dalam puisi ini tekanan
pengertiannya adalah hubungan yang dekat sehingga mudah diperhatikan dan dirawat.
Di sinilah mempelai perempuan membuat sebuah perbandingan antara kebun anggur
milik Salomo dan kebun anggur miliknya. Ia sudah merasa cukup dan bahagia dengan
kebun anggur miliknya sendiri, tanpa harus ada Salomo atau digabungkan dengan
kebun anggur Salomo. Melainkan ia merasa berbahagia bila tetap berdiri sendiri.
Mungkin yang dimaksud ialah rasa bangga akan apa yang secara nyata dimiliki sekarang
dan di sini, walaupun itu bukan dari Raja atau pun bersama Raja. Kebahagiaan tidak
tergantung pada Raja, juga tidak tergantung karena ada dekat raja. Kebahagiaan
adalah perkara hati.

III. APLIKASI
1) Kitab Kidung Agung mencerminkan kepedulian dari Allah yang sangat
memperhatikan segala segi kehidupan kita, termasuk hal-hal yang bagi
sebagian orang tabu dan tidak boleh dibicarakan. Kita belajar dari kelemahan
hidup seorang Salomo, seorang raja yang tidak mampu menjaga kehidupan
moral pernikahannya. Tetapi juga melaluinya, kita dituntut untuk bersikap jujur
dan tulus terhadap kelemahan-kelemahan kita. Jika Salomo mempercayakan
kebun anggurnya kepada para pekerjanya, maka kita tidak boleh
melakukannya. Kita harus menjaganya; merawat dengan sepenuh hati,
memastikan ia bertumbuh dan menghasilkan buah.
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 31
2) Kita tidak perlu membandingkan kehidupan kita dengan orang lain. Bersyukur
bahwa kita diberi kekuatan untuk mengupayakan segala sesuatu bagi
kehidupan kita dan keluarga. Hidup dengan merasa cukup pasti akan membuat
kita bahagia. Rasa cukup itu lahir dari sikap yang selalu bersyukur. Tidak
merasa tersaingi melihat keberadaan orang lain melimpah seperti kehidupan
Salomo. Kebahagiaan kita tidak tergantung pada kelimpahan harta seperti
Salomo, juga tidak tergantung pada seberapa dekat keberadaan kita pada
lingkaran kekuasaan. Kebahagiaan itu bergantung dari hati kita sendiri.

3) Bersyukur untuk 31 hari penyertaan Tuhan yang telah memampukan kita


mengerjakan tanggung jawab mengurus kebun anggur dengan sepenuh hati. (NE)

(Silakan dikembangkan sesuai dengan konteks masing -masing jemaat)

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 32


MATERI KHOTBAH MINGGU
Minggu, 07 Agustus 2022

Tema Semester: Seperti Minyak Yang Baik Di atas Kepala


Tema Agustus : Tuhan Memberkati Indonesia
Sub Tema : Hidup sebagai orang merdeka, memperjuangkan keadilan
Bacaan : I Petrus 2 : 11 – 17 (Fokus Ayat 16)
Kalender Liturgi : Minggu Biasa 14
Warna Liturgi : Hijau berlogo Alkitab terbuka di atasnya terdapat salib dan tulisan (Alfa)
A dan (Omega).

I. PENGANTAR
Proses kemerdekaan sebuah bangsa hampir sama dengan proses kemerdekaan sebuah
jiwa. Terbebas dari belenggu yang mengekang, yang membatasi gerak langkah.
Bedanya, Pembebasan Sebuah bangsa dilakukan oleh bangsa lainnya, sedangkan
pembebasan jiwa dilakukan oleh diri kita sendiri. Diri sendiri yang dimaksud adalah ego
dan nafsu. Sederhananya, ego dan nafsu itu adalah keinginan buruk yang berdampak
tidak baik bagi diri sendiri dan bahkan orang lain. Desakan di dalam diri yang
bertentangan dengan hati nurani. Ini adalah bentuk banyak pembatasan yang halus,
yang orang tidak menyadari kalau jiwanya sedang dijajah oleh ego dan nafsu.
Kemerdekaan adalah hak azasi setiap manusia. Merdeka adalah bebas dari perbudakan,
intimidasi penjajahan dan beragam bentuk tindakan kekerasan.7 Merdeka adalah
menunggalkan penghambaan hanya kepada Tuhan semesta, membebaskan manusia
dari dunia yang sempit menuju dunia yang luas, serta dari kesewenang-wenangan.
Kehidupan merdeka akan memungkinkan setiap orang berjuang untuk menunjukan diri
dan perannya mengisi kemerdekaan.
Dalam suratnya yang pertama, Rasul Petrus menulis kepada orang-orang percaya yang
menjadi pendatang di berbagai tempat. Dapat dimengerti bahwa saat itu, orang
beriman dalam perantauan tidak disambut baik oleh masyarakat setempat. Sebaliknya, tidak
jarang mereka bahkan difitnah dan ditindas. Sebagian mereka yang menjadi hamba
diperlakukan
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 33
7
Kamus Besar Bahasa Indonesia

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 34


semena-mena oleh tuan mereka. Dalam kondisi mereka yang tertekan, Petrus tidak
memberi nasihat yang menghibur dan memberi pengharapan tentang masa depan yang
lebih baik. Sebaliknya, Petrus justru meminta mereka berbuat baik sebagai balasan atas
perlakuan tidak adil yang mereka terima.
II. KAJIAN TEKS
Ayat 11 – 12
Petrus dalam suratnya menggunakan istilah pendatang dan perantau, surat ini
ditujukan kepada para pendatang yang tersebar di berbagai kota di wilayah kekaisaran
Romawi (1 Ptr 1:1). Mereka ini adalah orang-orang percaya yang tersebar ke berbagai
daerah karena penganiayaan dan pengusiran karena iman mereka. Pendatang dan
perantau, dalam pengertian ini yang sebenarnya bukan tentang tempat yang sesungguhnya.
Petrus menggunakan istilah “menumpang di dunia” untuk menunjukkan bahwa kita juga
adalah orang-orang pendatang dan perantau di dunia ini.
Memang kehadiran pendatang dan perantau diterima dengan beragam sikap. Ada
yang menerima, ada pula yang menolak secara tegas. Karena itu, Petrus perlu menulis surat
untuk mengingatkan agar mereka menyatakan sikap hidup yang baik sebagai pengikut
Yesus. Kehidupan dan perbuatan baik yang dilandasi kasih kepada mereka (pendatang
& perantau) akan menjadi penangkal terhadap fitnah yang dilontarkan untuk
menjatuhkan kita. Milikilah cara hidup yang baik (kata yang sama dengan ‘perbuatan-
perbuatan baik’ yang dipakai di bagian yang kemudian dari ayat ini). Sekalipun mereka
ini adalah umat pilihan Allah, tetapi mereka hidup di tengah-tengah orang kafir yang
cenderung memfitnah mereka sebagai orang durjana.
Ayat 13 – 178
Karena Allah, telah menetapkan pemerintah demi kebaikan umat manusia, serta yang
telah menuntut ketaatan dan kepatuhan, dan karena kehormatanNya berkaitan dengan
perilaku warga negara kepada para penguasa mereka. Demi tujuan dan kegunaan
jabatan pejabat pemerintah, yaitu untuk menghukum para pelaku kejahatan dan
memuji serta

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 35


8
https://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=60&chapter=2&verse=13, download hari selasa tanggal 24 Mei 2022

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 36


memberikan semangat kepada semua orang yang berbuat baik. Mereka telah ditunjuk demi
kebaikan masyarakat. Jika tujuan ini tidak terpenuhi, maka kesalahan tidak terletak
pada lembaga itu tetapi pada pelaksanaannya.
Rasul Petrus mengingatkan mereka perihal sifat rohani dari kebebasan Kristen. Orang-
orang Yahudi, seperti yang disebut di dalam Kitab Ulangan 17:15, menyimpulkan bahwa
mereka tidak boleh menaati siapa pun selain pemegang kekuasaan tertinggi yang diangkat
dari tengah-tengah saudara-saudara mereka sendiri. Di lain pihak, orang-orang Yahudi yang
sudah beralih ke agama Kristen berpikir bahwa mereka bebas dari ketentuan untuk tunduk
kepada penguasa lain karena mereka memiliki hubungan dengan Kristus. Untuk mencegah
kesalahan ini, Rasul Petrus berkata kepada orang-orang Kristen itu bahwa mereka memang
merdeka, tetapi dari apa? Bukan dari kewajiban atau ketaatan kepada hukum Allah,
yang menghendaki kepatuhan kepada pejabat pemerintah sipil. Secara rohani mereka
memang merdeka dari belenggu dosa dan Iblis, serta dari hukum Taurat dengan
upacara- upacaranya. Namun, mereka tidak boleh menggunakan kebebasan kristiani mereka
sebagai selubung untuk menutup-nutupi kejahatan dalam bentuk apa saja, atau untuk
menutupi kelalaian dalam menunaikan kewajiban terhadap Allah ataupun atasan mereka.
Sebaliknya, mereka harus ingat bahwa mereka adalah hamba-hamba Allah.
Hamba-hamba Yesus Kristus harus sangat berhati-hati agar tidak menyalahgunakan
kebebasan Kristen mereka. Mereka tidak boleh memanfaatkannya sebagai selubung
untuk menutupi kejahatan apa saja terhadap Allah atau ketidaktaatan terhadap atasan.
Rasul Petrus menutup pembicaraannya perihal kewajiban para bawahan atau warga
negara dengan empat ajaran mengagumkan:
1) Hormatilah semua orang.
Rasa hormat sebagaimana mestinya patut diberikan kepada semua orang. Kaum
miskin tidak boleh dipandang rendah (Ams. 17:5). Orang fasik pun harus dihormati,
bukan karena kefasikan mereka, melainkan karena kecakapan-kecakapan lain seperti
misalnya kecerdasan, kebijaksanaan, keberanian, jabatannya yang tinggi, atau yang

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 37


sudah lanjut usia. Abraham, Yakub, Samuel, para nabi, dan para rasul, tidak
pernah segan-segan memberikan hormat yang seharusnya kepada orang-orang
yang jahat sekalipun.
2) Kasihilah saudara-saudaramu.
Semua orang Kristen terikat tali persaudaraan, disatukan dengan Kristus sebagai
Kepala, sama-sama diatur dan memenuhi syarat, memiliki hubungan dekat dalam
kepentingan yang sama, saling bersekutu, serta sedang menuju rumah yang
sama. Oleh sebab itu mereka harus saling mengasihi dengan penuh kasih sayang
yang istimewa.
3) Takutlah akan Allah dengan rasa hormat, kewajiban, dan kepatuhan tertinggi.
Jika tidak ada rasa takut seperti ini, maka tidak satu pun dari ketiga kewajiban
yang lain bisa dilaksanakan sebagaimana mestinya.
4) Hormatilah raja dengan rasa hormat tertinggi yang khusus baginya melebihi
orang lain.
III. APLIKASI
1. Kita tidak bisa meminta orang lain untuk menyukai kita, kitalah yang harus
menunjukkan sikap baik kepada siapa saja bukan supaya kita disukai tetapi karena
nilai dirilah dan cara untuk membungkam orang-orang yang suka memfitnah
(memutarbalikan kebenaran), kepo dan picik karena bodoh adalah dengan
menunjukkan cara hidup yang baik, sekuat apapun orang berjuang
menjatuhkan kita namun perbuatan baik kita akan membungkam mereka.
2. Rasa hormat kita kepada Allah dapat mewujud melalui sikap hormat kepada
para pemimpin. Dalam mengerjakan tugas; setia dan jujurlah, menjaga perilaku
sebagaimana seharusnya orang yang berkedudukan lebih rendah, sebagai hamba.
Yang dengan penuh rasa hormat dan sepenuh hati, tunduk dengan sabar dalam
menanggung ketidaknyamanan. (AS)

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 38


MATERI KHOTBAH MINGGU
Minggu, 14 Agustus 2022

Tema Semester: Seperti Minyak Yang Baik Di atas Kepala


Tema Agustus : Tuhan Memberkati Indonesia
Tema Mingguan : Hidup sebagai orang merdeka, memperjuangkan
keadilan Bacaan : Mazmur 34 : 1 – 10 (Fokus Ayat 9a)
Kalender Liturgi : Minggu Biasa 15
Warna Liturgis : Hijau berlogo Alkitab terbuka di atasnya terdapat salib dan tulisan (Alfa)
A dan (Omega).

I. PENGANTAR
Intimidasi Saul terhadap Daud sungguh membelenggu kehidupan Daud sehingga ia
terus melarikan diri dari satu goa ke goa yang lain. Situasi itu sungguh tidak
mengenakan. Daud sungguh terjajah Daud tidak merdeka dalam menggunakan otoritas yang
melekat pada dirinya. Ia tidak berani melawan bahkan membunuh Saul dalam kesadaran
bahwa Saul adalah orang yang diurapi Tuhan. Daud tidak mau mendahulukan keamanan
pribadinya, menghindari Saul dengan bersembunyi dari goa ke goa bahkan pura-pura gila
adalah upaya Daud melepaskan diri dari jajahan Saul.
Daud menulis Mazmur ini, bukan ketika hidupnya sedang baik-baik saja, tetapi
ketika dia seorang diri, terkungkung dan terancam oleh Saul yang ingin membunuhnya.
Satu- satunya cara untuk ditolong hanyalah bergantung kepada Tuhan. Kunci Daud
mengalami perlindungan dan kemenangan adalah takut akan Tuhan dan tidak
mengandalkan perlindungan yang lain.

II. KAJIAN TEKS


Sejak Daud diurapi Tuhan ia menjadi musuh Saul yang terus mengejarnya untuk
membunuhnya. Karena takut akan nyawanya, ia mencari perlindungan dengan berpura-
pura tidak waras pikirannya di depan Abimelekh. Dengan tipuannya itu akhirnya ia
berhasil lolos. Dalam pasal ini, Daud mengajak dan menggugah dirinya untuk

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 39


memuji Allah.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 40


Meskipun ia telah bersalah namun kasih setia Tuhan membuat dia terhindar dari bahaya.
Begitu besar kasih Tuhan sehingga Tuhan tidak mengganjar Daud sesuai apa yang
dilakukannya atas tipuannya itu. Karena itu Daud pun mengucap syukur ; “Aku hendak
memuji Tuhan pada segala waktu, puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku”
menunjukkan tekadnya untuk tetap memuji Tuhan dalam segala waktu dan keadaan
serta mengakui kasih Tuhan agar membuat orang lain juga sadar akan hal itu.Pemazmur
mengajak untuk memuji Tuhan. Sekalipun ia bersalah, ia melihat Kasih Tuhan yang
menolongnya dari bahaya. Daud ingin menyampaikan bahwa Tuhan selalu
membebaskannya dari kesesakan. Ia selalu merasakan Campur tangan Tuhan dalam
hidupnya dan bagaimana ia memposisikan dirinya dihadapan Tuhan. Daud memilih bersatu
dengan Allah (ay.2) “Aku hendak memuji Tuhan pada segala waktu…., (ay.3a) Karena
jiwaku bermegah… (ay.4) Memuliakan Tuhan……, Ay 5Aku telah mencari Tuhan)
Karena sudah terbukti dalam benak Daud, Ia mengingat bahwa Allah punya cara untuk
menolong dia mengalahkan singa saat mengembalakan dombanya/ mengingat bahwa
Allah menolongnya mengalahkan ribuan musuh.
Justru dengan mengingat cara/ kebaikan Tuhan yang tidak pernah berubah (6b…..
maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu”) Ay.8a Malaikat
Tuhan berkemah disekeliling orang-orang yang takut akan Dia ……”. Malaikat: mal’akh Kata
ibrani yang berarti utusan. para utusan yang misterius kadang kadang tampak dalam rupa
manusia untuk melakukan pekerjaan Tuhan. 9
malaikat menyampaikan pesan atau
memberi perintah secara langsung, atau pun lewat mimpi. malaikat sering hadir dalam
penglihatan. mereka mengarahkan orang pada penglihatan dan menafsirkan maknanya.
Malaikat Tuhan mengacu kepada para malaikat disorga; mereka adalah roh-roh yang
melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan. Allah telah menugaskan para
malaikat untuk melindungi dan menyelamatkan orang-orang kudusNya dari cedera
jasmaniah dan rohani. Janji campur tangan ilahi ini diperuntukan hanya untuk mereka yang
sungguh-sungguh takut akan Allah.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 41


1
Lembaga Alkitab Indonesia, Edisi Studi, (Jakarta 2012) Hal 897

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 42


(ay.9) Kecaplah dan lihatlah dalam keadaan yang seakan tiada harapan, Daud selalu
mengingat betapa baiknya Tuhan itu dan berusaha untuk mengecap segala kebaikan-
Nya. Kata 'kecaplah' (Ibrani: ta'am) artinya merasakan, sedangkan kata 'lihatlah' (Ibrani:
ra'ah) artinya memperhatikan atau memeriksa. Yang perlu dirasakan dan diperhatikan
adalah kebaikan Tuhan. Daud telah merasakan dan melihat kebaikan Tuhan dalam
hidupnya, telah mengingatkan bahwa Tuhan itu baik maka berbahagialah orang yang
berlindungan pada- Nya. Dia Yakin, bahwa setiap kesulitan yang dihadapinya, Tuhan ada
dipihakNya, Tuhan pasti menolongnya. Karena pengalamannya bersama Tuhan. (ay.10)
tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia. Setelah diselamatkan oleh Tuhan,
pemazmur menyampaikan pengalamannya sebagai contoh untuk orang lain. Janji Tuhan
bukan akhir dari penderitaan, tetapi lebih dari sukacita dan perlindungan bahkan ketika
menghadapi penderitaan.

III. APLIKASI
1. Mungkin saat ini kita sedang rasakan, ketakutan karena ancaman akan nyawa kita,
nyawa keluarga kita, atau kita dalam keadaan terpuruk. Di sini, Daud mengajak
kita untuk tetap takut akan Tuhan dan bergantung padaNya. Kita memandang Dia,
dengan kecapan dan penglihatan, kita mengalami dan merasakan betapa
baiknya Tuhan. Dia baik, sebab Dia membuat semua orang yang percaya
kepada-Nya benar-benar diberkati. Oleh karena itu, yakinlah akan kebaikan-Nya,
sebegitu rupa sampai kita bisa berbesar hati untuk percaya kepada-Nya pada
masa-masa buruk.

2. Perlindungan Tuhan selalu nyata dan sempurna dalam hidup kita, apapun
situasi, pergumulan, dan kesulitan yang kita sedang hadapi atau alami saat ini.
Tuhan mengasihi kita dan akan melepaskan kita dari semua hal yang
mengancam dan membahayakan kita. Saul adalah gambaran dari “roh maut”
yang terus-menerus mengejar untuk membunuh. Namun perlindungan Tuhan
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 43
nyata atas Daud, hingga Saul tidak pernah bisa menyentuh Daud. Apapun
manisfestasi dari roh maut yang

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 44


ingin menyerang kita (kecelakaan, kutuk, sakit penyakit, santet, dsb) tidak akan
pernah bisa menyentuh kita selama ada perlindungan Tuhan dalam hidup kita.

3. Orang yang berlindung pada Tuhan, akan berbahagia, orang yang takut akan
Tuhan, beroleh kemenangan dan orang yang mencari Tuhan tidak akan
kekurangan sesuatupun yang baik. Kunci dari kehidupan beriman adalah
mengandalkan Tuhan, takut akan Tuhan dan mengandalkan Tuhan. Tuhanlah yang
akan membebaskan kita dari segala bentuk intimidasi. Amin (ST)

( Silahkan dikembangkan sesuai kebutuhan pelayanan masing-masing jemaat )

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 45


PAKET PENTAS INDONESIA RAYA

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 46


Sekapur Sirih
Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman suku, adat
istiadat, budaya, ras bahkan agama. Keragaman/ kemajemukan ini tentu saja
menambah pesona keindahan Indonesia. Namun sayangnya, kadangkala
keindahan keragaman tersebut terusik oleh orang-orang tak bertanggung jawab,
yang memprovokasi dengan mengatakan jika suku atau agama tertentu lebih
unggul dari agama yang dianut orang lain. Paham radikalisme yang turut
mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara bukan tidak mungkin
dapat merusak persatuan bahkan kesatuan bangsa dan negara. Apalagi di era
digital seperti ini, orang merasa bebas untuk berpendapat dan mempercayai
berita hoax yang belum tentu kebenarannya. Persoalan bangsa kita memasuki
usia yang ke-77 tahun tentu sangat kompleks. Mulai dari persoalan sosial,
ekonomi bahkan politik. Persoalan ini tentu saja tidak dapat diatasi hanya oleh
pemerintah, tetapi juga peran aktif kita sebagai warga gereja.
Sebagai gereja, kita terpanggil untuk menjaga dan merawat
Indonesia sebagai rumah bersama dalam bingkai bhineka tunggal ika. Kita
perlu menghargai perbedaan sehingga tercipta suasana harmonis. Perlu pula
kita meneladani cinta kasih Allah yang tetap merangkul tanpa melihat
perbedaan (lihat Yohanes 13:34). Kunci untuk menjaga dan merawat
keberagaman Indonesia adalah dengan kasih yang tulus. Menghargai dan
menghormati sesama, tanpa memandang status sosial orang tersebut.
77 tahun Indonesia merdeka menjadi momen sukacita bagi semua orang.
Mari kita mengisi kemerdekaan dengan rasa tanggungjawab sehingga
kemerdekaan kita langgeng, damai sejahtera karena saling mengasihi sesama
yang berbeda. Dirgahayu NKRI ke-77. Merdeka

Fakfak, 27 Mei 2022


Tim Redaksi,

Bidang IAI Sinode GPI Papua

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 47


BINA KELUARGA GPI PAPUA
Minggu Pertama Agustus 2022

Tema Agustus : Tuhan Memberkati Indonesia


Sub Tema : Jaga Indonesia, Rawat Indonesia
Bacaan : Roma 6 : 18

1) Persiapan:
a. Pilihlah waktu yang tepat untuk kegiatan ini
b. Orang tua melibatkan seluruh anggota keluarga di rumah. Sesuaikan pula
dengan kondisi keluarga dalam rumah.
c. Instrumen musik lagu-lagu kemerdekaan

2) Ajakan Beribadah10:
a. Menyanyi
b. Berdoa pembukaan
c. Menyanyi
d. Doa pembacaan Alkitab: Roma 6 : 18

10
Orang tua dapat melibatkan seluruh anggota keluarga dalam kegiatan ibadah

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 48


RENUNGAN
Persekutuan keluarga yang dikasihi Allah,
Semua orang di dunia ini, termasuk kita tentunya pasti ingin hidup merdeka.
Kira-kira mengapa kita semua ingin merdeka, hidup bebas dari ancaman….? (beri
kesempatan peserta ibadah berpendapat). Kita sepakat hidup merdeka itu
sangat menyenangkan. Kita hidup bahagia tanpa tekanan, rasa aman, damai
dan nyaman. Itulah sebabnya dalam pembukaan UUD 1945 dalam alinea 1
mengatakan: Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa
dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan 11. Undang-undang ini
mengatur dan juga mengingatkan supaya kita hidup merdeka. Tentu saja
merdeka bukan asal merdeka, lalu hidup sewenang-wenang tetapi
bertanggung jawab terhadap kemerdekaan yang dijalaninya. Tanpa
kemerdekaan orang akan hidup dalam ancaman ketakutan yang akan
menghilangkan damai sejahtera.
Itulah sebabnya dalam teks bacaan ini, Rasul Paulus dalam jemaat di
kota Roma menegaskan: Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi
hamba kebenaran. Rasul Paulus mengaitkan kemerdekaan dengan dosa.
Mengapa? Sebab jemaat di kota besar ini, hidup dalam banyak kejahatan
(Roma 12:21). Jemaat yang besar ini, karena merasa memiliki kebebasan,
kemerdekaan tapi justru bertindak sewenang-sewenang, sehingga Rasul Paulus
menegaskan: kamu merdeka dari dosa, merdeka dari kejahatan, jadilah hamba
kebenaran.
Persekutuan keluarga yang dikasihi Allah,
Kita menyadari masih banyak orang yang belum menikmati
kemerdekaan sesungguhnya. Karena masih hidup dalam kejahatan,
dibelenggu kejahatan, hawa nafsu yang merusak, iri hati, benci, dendam,
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 49
sombong, tidak adil, pemarah,

11
Pembukaan UUD 1945 diakses dari https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5804914/pembukaan-uud- 1945-alinea-1-4-dan-
maknanya, pada hari Jumat, 27 Mei 2022 pukul 18.00 Wit.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 50


dll. Dosa ini membelenggu hidup kita sehingga tidak ada kemerdekaan dalam diri.
Jadi keluargaku…marilah kita membuang jauh-jauh kejahatan itu, supaya kita
hidup merdeka. Kemerdekaan kita merupakan anugerah dari Tuhan. Ia
memerdekakan kita melalui jalan kematianNya. Mari kita bersyukur, karena hidup
merdeka dan terus merdeka jelang 77 tahun perayaan HUT RI. Kita menjadi
warga negara yang bertanggung jawab melalui kehidupan kita sebagai
persekutuan keluarga. Kita berjuang menjaga Indonesia, merawat negeri tercinta
ini agar tetap damai dalam keragaman. Amin

e. Menyanyi
f. Doa syafaat – doa berantai
g. Menyanyi
h. Doa berkat

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 51


BINA KELUARGA GPI PAPUA
Minggu Kedua - Agustus 2022

Tema Agustus : Tuhan Memberkati Indonesia


Sub Tema : Jaga Indonesia, Rawat Indonesia
Bacaan : Yohanes 8:36
Metode : Berbagi Kasih – Memberi Itu Indah

12

Persiapan:

a. Orang tua mempersiapkan waktu yang tepat, agar kegiatan ini dapat
berlangsung dengan baik.
b. Berilah pemahaman, pengertian kepada seluruh anggota keluarga tentang
pentingnya berbagi kasih kepada sesama tanpa memandang status kepada
orang yang akan diberikan bantuan.

12
Ilustrasi gambar diakses dari https://www.kibrispdr.org/dwn-1/gambar-bakti-sosial-kartun.html, pada tanggal 27 Mei 2022,
pukul 21.30 Wit

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 52


c. Libatkan seluruh anggota keluarga, mintalah mereka untuk memberikan satu
benda bekas tapi layak pakai sebagai bentuk ungkapan kasih. Benda
tersebut dapat berbagai bentuk, buku bacaan, alat tulis, alat olahraga,
pakaian, dll.
d. Pemberian dapat diberikan ke orang yang membutuhkan.
e. Berdoalah sebelum melakukan kunjungan kasih ini.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 53


BINA KELUARGA GPI PAPUA
Minggu Ketiga - Agustus 2022

Tema Agustus : Tuhan Memberkati Indonesia


Metode : Kegiatan Outdoor Bersama Keluarga13

14

Kemping atau hiking bahkan bermalam di gunung? Pernahkah terlintas atau


masuk dalam daftar liburan keluarga ayah dan bunda? Tidak ada salahnya
sesekali untuk mencoba kegiatan ini. Di era milenial kemajuan teknologi semakin
berkembang pesat, tidak dipungkiri lagi memiliki pengaruh negatif. Seperti
penggunaan gawai yang berlebihan dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan serta kurang berinteraksi dengan lingkungan.
Hal ini dapat mempengaruhi menurunnya kematangan motorik dan interaksi
sosialnya. Masalah ini seperti duri dalam daging yang dapat mengganggu
perkembangan anak. Keluarga memiliki peranan penting untuk melakukan
perubahan demi kebaikan anak. Sebagai orang tua milenial harus bekerja
keras untuk mengurangi dampak negatifnya, seperti melakukan kegiatan
outdoor. Contoh kegiatan outdoor seperti camping, hiking atau bahkan
bermalam di

13
Belajar pada kegiatan outdoor bersama keluarga, diakses dari https://kelasimpian.com/belajar-pada-kegiatan-outdoor-bersama-
keluarga/, pada tanggal 27 Mei 2022 pukul 21.27 Wit

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 54


14
Ilustrasi gambar diakses dari https://id.theasianparent.com/camping-bersama-anak-di-rrrec-fest-in-the-valley, pada tanggal
27 Mei 2022, pukul 21.36 Wit

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 55


gunung. Kegiatan ini bisa dilakukan secara bertahap seperti camping cantik di
perkemahan yang sudah menyediakan fasilitas toilet, dan warung serta sudah
menyediakan penyewaan perlengkapan untuk berkemah. Atau memanfaatkan pekarangan
rumah yang luas.

Pada situasi itu anak dilatih untuk belajar mengenal lingkungan baru dan
beradaptasi dengan lingkungan sekitar yang tentunya sangat berbeda dengan
keadaan di rumah. Ayah dan bunda bisa melibatkan anak mulai dari membuat
daftar barang yang mau dibawa kemudian packing barang-barang. Selain itu,
menggunakan kendaraan umum lebih menambah keseruan. Banyak nilai-nilai
yang bisa di sampaikan kepada anak tentang aturan-aturan di tempat umum
dengan harapan dapat membentuk karakter yang taat aturan.
Menggunakan kendaraan umum juga dapat melatih keberanian dan
kemandirian loh, karena anak dapat berinteraksi sosial secara langsung
bahkan tak jarang mendapatkan kenalan baru selama di perjalanan. Tak hanya
itu, anak- anak ikut terlibat dalam mendirikan tenda yang digunakan untuk
bermalam. Saat perut sudah mulai keroncongan, memasak menggunakan
nesting atau alat masak juga dapat melibatkan anak. Mereka dengan senang
hati ikut turut andil untuk mempersiapkan makanan dan memasaknya.
Untuk mengisi waktu, ayah dan bunda beserta anak-anak dapat mencari
kayu bakar dari ranting-ranting di sekitar perkemahan. Secara tidak langsung
anak-anak diajarkan untuk mencintai alam karena mereka kelak yang
menjaga keseimbangan alam ini. Tentu keterampilan ini perlu diasah dan dilatih.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 56


BINA KELUARGA GPI PAPUA
Minggu Keempat - Agustus 2022
Memasak bersama keluarga
‘Kue Talam Merah Putih’15

Persiapan:
1. Libatkan seluruh anggota keluarga dalam rumah
2. Orang tua dapat membantu anak-anak yang juga ingin terlibat dalam kegiatan ini
3. Buat suasana memasak dengan gembira
4. Carilah waktu yang tepat untuk kegiatan ini
5. Manfaat dari kegiatan ini: menciptakan suasana harmonis antar anggota keluarga

15
Talam singkong, diakses dari https://cookpad.com/id/resep/6195926-talam-singkong, tanggal 24 Mei 2022, pukul 14.57.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 57


2. Bahan-bahan:
Bahan A:
- 100 gr - tepung beras.
- 30 gr - tepung tapioka (sagu).
- Garam secukupnya
- 5 sendok makan - gula pasir (jika tidak terlalu suka manis, kurangi gula)
- 260 ml - santan kekentalan sedang
- 2 tetes - pewarna merah makanan

Bahan B :
- 3 sendok makan - tepung beras
- 3 sendok makan - tepung tapioka (sagu)
- Garam secukupnya
- 200 ml – air
3. Cara Membuat:
 Siapkan smua bahan.
 Siapkan wadah, campur semua bahan A jadi 1. Tepung beras+tepung
tapioka+garam+gula+pewarna makanan. Aduk merata lalu tambahkan
santan.
 Panaskan kukusan terlebih dahulu. Siapkan cetakan yg sudah dioles
minyak terlebih dahulu. Masukkan bahan A ke dalam cetakan lalu kukus
selama 10 menit.
 Selagi mengukus bahan A, siapkan bahan B. Campur semua jadi satu.
 Jika adonan sudah tidak ada yg lembek, tambahkan adonan bahan B
keatas bahan A yg sedang di kukus tadi. Kukus lagi selama 10 menit.
Jika sudah matang angkat dan dinginkan dulu dari cetakan. Sajikan.
(Bisa juga mengganti tepung dengan umbi-umbian)
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 45
TATA IBADAH HUT REPUBLIK INDONESIA KE-77
Rabu, 17 Agustus 2022

Tema : Jaga Indonesia Rawat Indonesia

PERSIAPAN
 Saat teduh pribadi
 Penyalaan Lilin Ibadah
 Lonceng Dibunyikan 3x…….Jemaat berdiri
 Prosesi pelayan masuk ruang ibadah, melagukan NKB 3:1
‘Terpujilah Allah’
Terpujilah Allah, hikmatNya besar,
begitu kasihNya ‘tuk dunia cemar,
sehingga dib’rilah PutraNya Kudus
mengangkat manusia serta menebus.
Reff :
Pujilah, pujilah! Buatlah dunia bergemar,
bergemar mendengar suaraNya.
Dapatkanlah Allah demi PutraNya,
b’ri puji padaNya sebab hikmatNya.

MENGHADAP TUHAN
VOTUM DAN SALAM
PF : Kiranya ibadah syukur Hari Ulang Tahun Negara Kesatuan Republik Indonesia ke-77 yang
berlangsung saat ini, jadi dalam nama Bapa, Anak & Roh Kudus. Damai sejahtera Allah menyertai
kita semua.
J : A - min

JEMAAT MENYANYIKAN Lagu : “Indonesia Raya”


Indonesia Tanah Airku, tanah tumpah darahku,
Di sanalah aku berdiri, jadi pandu ibuku,
Indonesia kebangsaanku, bangsa dan tanah airku,
Marilah kita berseru, Indonesia bersatu.

Hiduplah Tanahku, hiduplah negeriku, bangsaku, rakyatku, semuanya,


Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, untuk Indonesia Raya.

Reff:
Indonesia Raya, Merdeka, Merdeka, tanahku, negriku yang kucinta,
Indonesia Raya, Merdeka, Merdeka, hiduplah Indonesia Raya
(Duduk)

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 4


AUBADE16 (Persembahan Lagu-Lagu Perjuangan Kemerdekaan)17
Paduan Suara PAR : Sorak-sorak Bergembira
Sorak-sorak bergembira Bergembira semua
Sudah bebas negeri kita Indonesia merdeka
Indonesia merdeka Republik Indonesia
Itulah hak milik kita Untuk slama-lamanya
Paduan Suara Pemuda : Tanah Airku
Tanah airku tidak kulupakan ‘kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh tidakkan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai, engkau kuhargai

Walaupun banyak negri kujalani,


yang masyhur permai dikata
orang
Tetapi kampung dan rumahku, di sanalah kurasa senang
Tanahku tak kulupakan, engkau kubanggakan

Paduan Suara Perwata : Indonesia Pusaka


Indonesia tanah air beta, Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala, tetap di puja-puja bangsa

Di sana tempat lahir beta, dibuai dibesarkan bunda


Tempat berlindung di hari tua, tempat akhir menutup
mata Paduan Suara Perpri : Rayuan Pulau Kelapa
Tanah airku Indonesia
Negeri elok amat
kucinta
Tanah tumpah darahku yang
mulia Yang kupuja spanjang masa
Tanah airku aman dan
makmur Pulau kelapa nan
amat subur Pulau melati
pujaan bangsa Sejak dulu kala
Melambai-lambai nyiur di pantai
Berbisik-bisik raja klana
Memuja pulau nan indah permai
Tanah airku Indonesia
Jemaat : Padamu Pahlawan
Dengar-lah dengar nyanyian
gembira Bagimu pahlawan kusuma
bangsa Dengarlah dengar seruan
mulia

16
Aubade adalah istilah umum yang merujuk kepada nyanyian atau alunan musik untuk memberikan penghormatan pada pagi hari.
Aubade biasanya dibawakan oleh banyak orang, bisa dalam bentuk paduan suara, nyanyian tunggal, atau kelompok musik. Aubade
kerap kali ditambahkan sebagai bagian dari upacara perayaan hari peringatan kemerdekaan Republik Indonesia, yang ditampilkan
saat dan setelah pengibaran bendera selesai. Lagu perjuangan, lagu nasional, dan lagu bertema patriotisme/nasionalisme yang
dinyanyikan dalam aubade bertujuan untuk mengenang para pahlawan yang telah gugur di medan perang dalam rangka ikut

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 4


memerdekakan Indonesia. Selain itu juga untuk membangkitkan semangat seluruh generasi dalam rangka mengisi kemerdekaan.
17
Lagu-lagu perjuangan kemerdekaan dapat dinyanyikan secara kategorial maupun per unit / sektor pelayanan, dapat dinyanyikan
secara serentak atau dibawakan dalam bentuk parade.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 4


Seluruh Negara memuji dikau

Dengar derap langkah


pahlawan Menuju medan
perang Memanggil setiap
putera
Ikut bela bangsa

Dengarlah dengar nyanyian


gembira Bagimu pahlawan kusuma
bangsa
PENGAKUAN DAN JANJI PENDAMAIAN
Pnt/Dkn : Jemaat yang dikasihi Tuhan, mari kita ungkapkan pengakuan dan Janji kita di hadapan Tuhan
secara litani.
Ya Tuhan, ketika kami menghayati kemerdekaan ini sebagai karunia Tuhan Allah bagi
kami, namun kami tidak mampu mengisi kemerdekaan ini dengan semestinya. Kami masih
sering melakukan pelanggaran hukum, tidak mematuhi peraturan demi kehidupan
bersama.
J : Ampunilah kami, ya Tuhan.
Pnt/Dkn : Kami sebagai warga negara Indonesia sering kurang peduli untuk memajukan peradaban
bangsa ini. Kami masih sering mengutamakan kepentingan diri kami sendiri.
J : Ampunilah kami, ya Tuhan.
Pnt/Dkn : Marilah kita ungkapkan pula penyesalan kita dalam refleksi pujian dari KJ. 467 : 1 – 3 “Tuhan,
Bila Hati Kawanku”
Pria : Tuhanku, bila hati kawanku terluka oleh tingkah
ujarku, dan kehendakku jadi panduku, ampunilah.
Wanita : Jikalau tuturku tak semena dan aku tolak orang berkesah,
pikiran dan tuturku bercela, ampunilah.
Semua : Dan hari ini aku bersembah serta padaMu, Bapa,
berserah, berikan daku kasihMu mesra. Amin, amin.
ANUGERAH TUHAN MEMBARUKAN
PF : Saudara sekalian terimalah Berita Anugerah dari Tuhan :
“Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan
Anak- Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.”
(Kol. 1:13-14)
J : Syukur kepada Allah!
(Jemaat saling berjabat tangan dan saling mengucapkan “Merdeka, Damai Sejahtera Tuhan
Besertamu”)
NYANYIAN JEMAAT NKB No. 19:1 ‘Dalam Lautan yang Kelam’
Dalam lautan yang kelam, terancam jiwaku,
dalam dosa tenggelam, hilang harapanku.
Tapi Tuhan berkenan dengar seruanku,
lalu ‘ku dis’lamatkan Mukhalisku.
Reff :
Kasih kudus! Kasih kudus!
Yang t’lah mengangkatku: Kasih kudus!
Kasih kudus! Kasih kudus!
Yang t’lah mengangkatku: Kasih kudus!

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 4


PELAYANAN FIRMAN
 Doa Epiklese
PF : Ya Tuhan, kami akan membaca Alkitab yang berisikan firmanMu. Roh Kudus tolonglah
kami supaya kami beroleh pengertian atas firman yang akan kami baca. Amin
 Pembacaan Alkitab
Pnt : Beginilah Firman Tuhan menurut ………….
(setelah selesai membaca Alkitab mengatakan) : Demikianlah pembacaan Alkitab.
PF : Berbahagialah orang yang mendengar Firman Allah dan melaksanakannya dalam
hidupnya. J : Melagukan PKJ 295
Haleluya, Haleluya, Pujilah Tuhanmu s’lamanya Haleluya!
Nyanyi dan soraklah, agungkan nama-Nya,
Pujilah Tuhanmu s’lamanya Haleluya!
KHOTBAH
(Berdiri)
PEMAHAMAN IMAN GPI Papua tentang Negara dan Bangsa
PF : Mari kita ucapkan Pemahaman Iman GPI Papua tentang Bangsa dan Negara secara bersama…..
PF+J : KAMI MENGAKU :
1. Bahwa Bangsa Indonesia adalah satu bangsa yang besar, berdaulat dan bermartabat karena Allah
telah mengaruniakan kepadanya kemerdekaan sejak tanggal 17 Agustus 1945
2. Bzhwa Bangsa ini terdiri dari berbagai suku, agama dan budaya tersebar di dalam wilayah
kesatuan Republik Indonesia
3. Bahwa Pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah alat dalam tangan Tuhan, Allah Tri Tunggal, terpanggil untuk mewujudkan
keadilan, kebenaran dan perdamaian, serta menyejahterakan seluruh rakyat yang ada di
dalamnya
4. Bahwa sebagai bangsa yang berdaulat dan bermartabat, serta menjunjung tinggi hak-hak
azasi manusia, maka Negara dan pemerintah Republik Indonesia akan menjamin kebebasan
seluruh warganya untuk melaksanakan ibadah sesuai keyakinan masing-masing.
(Duduk)
NYANYIAN JEMAAT PKJ. 175 ‘Satu Tanah Air’
Satu tanah Air, satu Bangsa
dan satu dalam Bahasa.
Indonesia kebangsaanku,
engkaulah Tanah Airku.
Alam indah mempesona,
suku bangsa beraneka,
budayanya sungguh kaya,
karya agung Sang Pencipta.
Mari kita semuanya
menghayati maknanya, satu
Tanah Air kita,

DOA SYAFAAT BAGI BANGSA

PENGUCAPAN SYUKUR
 Ajakan Untuk Memberi :
Dkn : “Aku tahu, ya Allahku, bahwa Engkau adalah penguji hati dan berkenan kepada
keikhlasan, maka aku pun mempersembahkan semuanya itu dengan sukarela dan

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 5


tulus

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 5


ikhlas. Dan sekarang, umat-Mu yang hadir di sini telah ku lihat memberikan persembahan
sukarela kepada-Mu dengan sukacita.” (I Taw.29:17)
 Lagu Persembahan
KJ 337 : 1 – dst “Betapa Kita Tidak Bersyukur”
1. Betapa kita tidak bersyukur bertanah air kaya dan subur;
lautnya luas, gunungnya megah, menghijau padang, bukit dan lembah.
Reff :
Itu semua berkat karunia Allah yang Agung, Mahakuasa;
Itu semua berkat karunia Allah yang Agung, Mahakuasa.
2. Alangkah indah pagi merekah bermandi cah'ya surya nan cerah,
ditingkah kicau burung tak henti, bunga pun bangkit harum berseri….Reff
3. Bumi yang hijau, langitnya terang, berpadu dalam warna
cemerlang; indah jelita, damai dan teduh, persada kita jaya dan
teguh…..Reff

KJ 292 : 1 – dst ‘Tabuh Gendang’


1. Tabuh gendang! Sambil menari nyanyikan lagu yang
merdu! Bunyikanlah gambus, kecapi: mari memuji
Allahmu!
Karya besar yang agung benar t'lah dilakukanNya terhadap umatNya!
2. Israel pun atas berkatNya riang gembira bermazmur. Ikut serta
kita percaya dan kepadaNya bersyukur: "Tuhanlah baik,
KasihNya ajaib kekal selamanya; terpuji namaNya!"
3. Dulu telah dari himpitan Ia bebaskan umatNya. Habis
mendung Ia berikan sinar mentari yang cerah! Puji terus yang
Mahakudus: Bebanmu yang berat digantiNya berkat!

 Doa Persembahan
Dkn : Jemaat, mari kita berdoa menyerahkan persembahan syukur kita kepada Tuhan;
Telah Tuhan anugerahkan 77 tahun kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.
Kemerdekaan sejati melalui pengorbananMu telah kami orang percaya terima.
J : Pakailah kami sebagai orang yang merdeka yang menghargai sesama, mengasihi saudara-
saudara, takut akan Allah, pemerintah-pemerintah bangsa ini
Dkn+J : Berkenanlah atas pemberian tulus umatMu ya Tuhan, agar bermanfaat bagi kesaksian dan
Pelayanan gereja Tuhan yang berdampak baik kepada bangsa dan dunia. Amin.

PENGUTUSAN DAN BERKAT


 Pengutusan
PF : Arahkanlah hati saudara kepada Tuhan.
J : Kami mengarahkan hati kami kepada
Tuhan. PF : Jadilah saksi Kristus.
U : Kiranya Tuhan menolong kami menjadi saksi
Kristus. PF : Terpujilah Tuhan.
U : Kini dan selamanya.

NYANYIAN PENGUTUSAN Menyanyikan KJ No. 336 : 1, 2, 4 ‘Indonesia, Negaraku’


1. Indonesia negaraku, Tuhan yang membrikannya
Kuserahkan di doaku pada yang Maha Esa

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 5


2. Bangsa rakyat Indonesia, Tuhanlah pelindungnya

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 5


Dalam duka serta suka, Tuhan yang dipandangnya

4. Dirgahayu Indonesia, bangsa serta alamnya


Kini dan sepanjang masa, Tuhan serta dalamnya

 Berkat
PF : Terimalah Berkat Tuhan.
“Janganlah takut sebab Aku ini menyertai engkau, janganlah bimbang sebab Aku ini
Allahmu, Aku akan meneguhkan bahkan akan menolong engkau, Aku akan memegang
engkau dengan tanganKu yang membawa kemenangan.” (Yes. 41 : 10)

J : Melagukan PKJ 293

(Duduk)
Lilin Dipadamkan
Saat Teduh
(Berdiri)
NYANYIAN JABAT TANGAN Hari Merdeka
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia, Merdeka

Sekali merdeka tetap merdeka


Selama hayat masih dikandung badan
Kita tetap setia tetap sedia
Mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia tetap sedia, membela negara kita

……Dirgahayu Ke-77 Republik Indonesia!!!.....


Jayalah Indonesiaku!!!

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 5


MATERI KHOTBAH HUT RI Ke-77
Rabu, 17 Agustus 2022

Tema Semester : Seperti Minyak Yang Baik Di atas Kepala


Tema Agustus : Tuhan Memberkati Indonesia
Sub Tema : Jaga Indonesia, Rawat Indonesia
Bacaan : Yesaya 27 : 1 – 13 (Fokus Ayat 3)
Kalender Nasional : HUT RI
Warna Liturgis : Merah berlogo Burung Merpati

I. PENGANTAR
Janji-janji manis terkadang diucapkan oleh manusia tapi sering diingkari. Dengan sikap
yang demikian apakah kita bisa menjaga dan merawat akan kehidupan kita ditengah bangsa
dan negara kita, yakni bangsa indonesia. Itu berarti kita harus merenungkan akan janji Tuhan
yang tidak pernah diingkari karena janji Tuhan itu Ya dan Amin. Sehingga kita tidak akan
pernah melupakan janji Tuhan itu, seperti syair lagu pada Pelengkap Kidung Jemaat N0.165
“Janji Yang Manis” janji yang manis “Kau tak kulupakan ………. Karena Tuhan memimpin,
membimbing dan menolong kita, agar tetap teguh didalamNya.Maka Kitab Yesaya 27 : 1-
13 akan menuntun kita untuk kembali belajar akan janji – janji kita.
II. KAJIAN TEKS
Kitab Yesaya 27:1-13 telah menyampaikan janji Allah untuk menghukum Lewiatan.
Lewiatan adalah raksasa laut yang adalah symbol kekacauan yang ditaklukan Allah pada saat
penciptaan. Lewiatan sering dilambangkan dengan kejahatan. kemenangan atas makhluk ini
bisa juga berarti kuasa Allah mengatasi semua ciptaan atau berarti kekalahan musuh-
musuhNya, terutama Mesir (Lih. Ayb 41:1, Maz 74:14,104:26)18 bangsa yang
menyengsarakan Israel itu pada akhirnya akan dihukum oleh Allah(1).
Umat Allah yang digambarkan sebagai kebun anggur akan dipelihara oleh Allah.
Allah berjanji untuk mengurus kebun anggurNya (bangsa Israel) namun Ia akan membakar
kebun

18 Lembaga Alkitab Indonesia, Edisi Studi, (Jakarta:2012), Hal.


Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 5
itu jika menghasilkan “putri malu dan rumput” dalam hal ini yang tidak taat (Allah juga
tidak segan-segan menghukum bangsa-bangsa yang menyesatkan umat Israel).
Allah digambarkan sebagai penjaga kebun anggur yang mengelola kebun anggur
dengan sepenuh hati, membuang tanaman hama yang merusak tanaman inti. Namun
Allah itu adil, bahkan jika perusak itu mau mencari Allah, maka Allah akan menerima
mereka, Allah tidak menolak (4-5) karena Allah mengasihi semua bangsa. Seperti Yehuda
yang dibuang ke Babel pun pada akhirnya bisa kembali ke tanah perjanjian. Kata
“Berkembang dan bertunas memenuhi muka bumi” menunjuk pada berita injil yang
tersebar ke seluruh Dunia (6). Allah juga memberkati umatNya sehingga dapat
bertumbuh dengan baik, bertunas dan menghasilkan banyak buah hingga semua orang
dapat menikmatinya (mengasilkan buah keadilan dan kebenaran).
Buah Israel adalah rakyatnya yang menjadi berkat bagi bangsa-bangsa di dunia. 19
Hukuman bukanlah tindakan untuk membinasakan tetapi tujuannya adalah untuk
bertobat (7-11). Ketika umat Allah bertobat maka mereka akan dikumpulkan kembali oleh
Allah dengan bunyi sangkakala, Allah akan menyatukan kembali orang-orang Israel yang
telah tersebar ke wilayah lain karena kekalahan yang mereka alami menjadi satu bangsa
yang utuh. Bersatu dan sujud menyembah Allah di gunung yang Kudus di Yerusalem, maka
nama Tuhan ditinggikan (12-13)
III. APLIKASI
1. Seperti pemilik kebun Anggur yaitu Tuhan, Ia selalu bekerja, merawat dan menjaga
baik siang atau malam menjaga kebun anggurNya, Ia memberi dengan cukup
apa yang dibutuhkan; seperti begitu pula Ia menjaga hidup kita terhadap segala
hal yang mengancam, merusak bahkan menghancurkan kehidupan percaya kita
padaNya. Kasih setia Tuhan selalu ada bagi kita, Ia tidak menyerah atas kita. Tuhan
terus berusaha memperbaiki kebun anggurNya, dan menjauhkan musuh-musuh
dari kita. Itu berarti bahwa kita pun tidak boleh menyerah harus berjuang untuk

19
Lembaga Alkitab Indonesia, Edisi Studi, (Jakarta: 2012), Hal.
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 5
menghasilkan buah yang baik sepanjang hidup kita bagi keluarga, gereja dan
masyarakat.

2. Sebagaimana Tuhan menjaga kebun anggurNya supaya jangan ada orang yang
mengganggunya dengan rupa-rupa cara, demikian pula Tuhan menjaga bangsa dan
negara Indonesia dari beragam ancaman dan serangan yang berupaya
menghancurkan kesatuan Indonesia dengan tindakan intoleran, radikalisme. Tuhan
akan menggerakan anak bangsa untuk bersatu padu junjung kesatuan perangi
beragam gerakan intoleran, radikalisme dan gerakan separatisme. Seperti
Tuhan yang selalu menepati janjinya, menjaga dan merawat Indonesia, Tuhan
juga menjaga GerejaNya. Kita terpanggil untuk bergerak cepat dengan setiap
janji kita, komitmen kita di tengah kehidupan bersama. Mari jauhkan generasi-
generasi muda kita dari sikap radikalisme (hama/putri malu) yang merupakan
ancaman terhadap ketahanan ideologi. Bukan hanya dalam kehidupan
bermasyarakat saja tetapi juga dalam kehidupan bergereja.
3. Sebagai orang Kristen yang telah dimerdekakan oleh Kristus dan atas
penyertaan Allah yang membebaskan kita dari cengkaraman penjajah hingga
ada diusia RI ke 77 tahun, dalam kehidupan bermasyarakat kita terpanggil untuk
mengambil bagian dalam menjaga dan merawat kehidupan bersama sesuai apa
yang diharapkan oleh Allah (bersaksi, bersekutu serta melayani). Menjaga dan
merawat keutuhan Indonesia perlu dengan Rahmat Tuhan, PertolonganNya,
dengan penyertaanNya yaitu dengan cara membangun kesatuan, merawat
persatuan, menumbuh kembangkan kesadaran berbangsa Indonesia, semangat
kebangsaan dalam diri, keluarga, persekutuan dan bermasyarakat. Kesadaran
berbangsa dan bernegara “sikap seseorang yang dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari dimana ia menyadari bahwa ia hidup sebagai bagian dari suatu bangsa.
Rasa cinta akan bangsanya. (ST)

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 5


( Silahkan dikembangkan sesuai konteks masing-masing jemaat )

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 5


MATERI KHOTBAH MINGGU
Minggu, 21 Agustus 2022

Tema Semester : Seperti Minyak Yang Baik Di atas


Kepala Tema Agustus : Tuhan Memberkati
Indonesia
Sub Tema : Seperti Bapa Sayang Kepada
AnakNya Bacaan : Mazmur 103 : 1 – 13 (Fokus Ayat 13)
Kalender Liturgi : Minggu Biasa 16
Warna Liturgis : Hijau berlogo Alkitab terbuka di atasnya terdapat salib dan tulisan (Alfa) A dan
(Omega).

I. PENGANTAR
Tema ”Seperti Bapa sayang kepada anak-anakNya”, diangkat dari Mazmur 103:13,
yang menegaskan kepada kita bahwa Tuhan begitu mengasihi dan menyayangi kita. Seperti
Bapa, seperti seorang ayah yang baik yang menjaga kehidupan anak-anaknya dengan giat
mencari nafkah, tetapi tidak akan pernah melewatkan waktu untuk keluarga terlebih anak-
anaknya dan menjadikan anak-anaknya skala prioritasnya. Seperti Bapa sayang kepada
anak-anakNya, Kasih sayang Tuhan kepada kita hadir dalam bentuk yang begitu akrab dan
dekat, begitu dekat sehingga dikatakan seperti seorang ayah dengan anaknya.

II. KAJIAN TEKS


Seperti Bapa sayang anaknya, demikianlah Engkau mengasihiku. Kasih sayang Allah
kepada kita hadir dalam bentuk yang intim, begitu dekat, seperti kedekatan seorang ayah
dengan anaknya. Daud menyadari itu, sehingga ia berkata demikian : Seperti Bapa
sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut
akan Dia. Mazmur ini yang merupakan ingatan Pemazmur akan pengalamannya bersama
Tuhan. Pemazmur mengajak jiwanya sendiri untuk memuji Tuhan. Apa saja bukti
kebaikan Allah yang membuat sehingga pemazmur MemujiNya ; Allah mengampuni
segala kesalahan kita, Dia telah mengutus anakNya yang tunggal untuk menebus dosa
manusia, Allah juga menyembuhkan segala penyakit kita. Dia telah menebus kita dari

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 5


lobang kubur dan Allah

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 5


juga memberikan kasih setia dan rahmat bagi kita. Dia memberikan segala apa yang kita
inginkan yang sesuai dengan kehendakNya, hari-harinya menjadi bersemangat seperti
rajawali.

Umat Israel telah mengalami banyak kesabaran dan kesetiaanNya walau mereka sering
memberontak. Adalah sesuai dengan sifat Allah sendiri, manusia mendapatkan berulang kali
pengampunan, kesempatan kedua dan seterusnya. Dia adalah Bapa bagi anak-anakNya.
Bapak mana yang membuang anaknya sendiri ? Dia tahu manusia fana. Kasih setiaNya yang
kekal melampaui dan menutupi kefanaan manusia. Tuhan ingat bahwa kita ini adalah debu.

Tuhan sangat mengasihi manusia. Ia sadar tidak ada seorang pun dalam kefanaannya
yang mampu bertahan terhadap hukuman dahsyat dosa. Oleh karena itu, Tuhan melakukan
tindakan yang sangat mendasar yaitu Ia mengampuni Dosa. Pemazmur menggambarkan
pengampunan Tuhan dengan dua ilustrasi yang indah. Kasih setia Allah itu setinggi langit
dari bumi dan pengampunanNya sejauh timur dan barat. Keduanya adalah jarak-jarak
terjauh yang bisa dibayangkan manusia. Rangkulan kasih Allah bagaikan pelukan Bapa
kepada anak-anakNya.

III. APLIKASI
1. Kalau Tuhan menyayangi kita seperti anakNya, kemudian bagaimana kita
meresponinya dengan berkomitmen untuk sungguh-sungguh lebih lagi
mengasihi Tuhan, Takut Tuhan, jangan lupakan kebaikan Tuhan, pujilah Tuhan
bukan hanya di bibir saja, tetapi pujian yang mengalir akibat relasi yang baik
dengan Tuhan, taatilah kehendak Tuhan.

2. Semakin mengenal kasih Allah, maka selaku orang percaya harus mampu
memanjatkan puji syukur kepada Allah, karena Allah telah memberikan kasih
dan pengampunanNya. Kita harus belajar mendisiplinkan diri untuk terus
belajar

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 5


kebenaran firman Tuhan dan terus ada dalam ibadah kepada Tuhan, itulah yang
dapat kita lakukan sebagai respons dari kita yang telah ditebus.

3. Kita baru saja memperingati HUT RI yang ke-77, sesuai sub tema Seperti Bapa
sayang kepada anakNya. Dia juga sayang kepada Bangsa Indonesia dengan
terus diberkatiNya Laut, hutan, daratan dan gunung-gunung menghasilkan hasil
alam yang memuaskan.

4. Menyadari segala kelemahan kita sebagai manusia, membuat kita harus lebih
mengenal Allah dan mendekatkan diri dan semakin dekat denganNya, itu akan
membuat dan memampukan kita untuk terus memuji serta menghormati
namaNya.

5. Dalam menjalani hidup pastilah kita akan berhadapan dengan hantaman


gelombang dunia, tetaplah bertahan dalam Tuhan. Pastikan langkah dan hidup kita
kuat dalam menghadapi masalah-masalah tersebut karena masih ada Bapa yang
sayang kepada kita. Dia akan menolong setiap persoalan yang dihadapi. Percayalah
janji-janji Tuhan dalam hidup kita. (TH)

(Silahkan dikembangkan sesuai kebutuhan pelayanan masing-masing jemaat)

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 5


MATERI KHOTBAH MINGGU
Minggu, 28 Agustus 2022

Tema Bulanan : Tuhan Memberkati Indonesia


Tema Mingguan : Hiduplah dalam Kerendahan Hati
Bacaan : Lukas 14 : 7 – 11
Kalender Liturgi : Minggu Biasa 17
Warna Liturgis : Hijau berlogo Alkitab terbuka di atasnya terdapat salib dan tulisan
(Alfa) A dan (Omega).

I. PENGANTAR
Kata kerendahan hati dalam terjemahan Yunani berarti ‘menjadikan rendah’.
Sedangkan dalam bahasa Inggris kerendahan hati disebut dengan humility yang
berasal dari kata humus (diambil dari bahasa Latin), artinya tanah/ bumi. Jadi,
kerendahan hati maksudnya adalah menempatkan diri 'membumi' ke tanah. Secara
khusus mengingatkan kita akan hal ini: ‘Ingatlah bahwa kamu adalah debu, dan kamu
akan kembali menjadi debu’ (Kej 3:19). Dari semua arti tentang kerendahan hati,
keseluruhannya memiliki makna yaitu mau menjadi yang di bawah, direndahkan,
terendah, bahkan menjadi sama rendah dengan tanah. Betapa dalamnya makna
perkataan ini, dan jika kita renungkan, kita akan semakin mengenal diri kita yang
sesungguhnya, bahwa kita ini sebagai manusia hanyalah tanah dan tidak ada yang
dapat disombongkan sedikitpun karena pada akhirnya sehebat, sekaya, sepintar, sekuat
apapun kita, pada akhirnya akan kembali menjadi tanah.
Hari ini ada seorang yang menghormati kita, namun demikian besok. Hari ini ada
seorang yang memiliki jabatan, harta dan kemampuan dan orang menghormati dan
menyanjungnya, namun semuanya itu akan berlalu. Hari ini kita merasa senang dan bangga
karena orang menghormati dan menyanjung kita, namun besok belum tentu. Sikap
tinggi hati itu justru akan membawa kita semakin dibawa ke tempat yang paling tinggi
untuk jatuh. Ada dua hal yang sering bergandengan erat, yaitu meninggikan diri
dengan cara
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 6
merendahkan orang lain, karena itu biasanya ada orang yang dijadikan korban untuk
memperoleh kepuasan hati !
II. KAJIAN TEKS
Lukas 14 :7-11 merupakan sebuah perumpamaan tentang tamu yang berusaha duduk
di tempat terhormat. Dalam perumpamaanNya, Yesus berbicara soal para tamu, Yesus
mengatakan, apabila seseorang diundang, janganlah pertama-tama memilih duduk di
tempat kehormatan (paling depan dengan kursi khusus). Akan tetapi, lebih baik orang
itu memilih duduk di tempat paling tidak terhormat dan rendah. Sebab, jika ia duduk di
tempat terhormat dan setelah itu tamu terhormat tiba, tuan rumah akan memintanya
pindah. Orang yang hidup dalam kerendahan hati tidak akan pernah merasa layak untuk
mendapatkan suatu kehormatan, ia tidak akan memburu penghargaan, meningkatkan
status sosial demi gengsi ataupun harga diri. Dengan menggunakan analogi tamu,
Yesus mengingatkan supaya masing-masing orang sadari keberadaan dirinya lalu tahu
menempatkan dirinya di tengah kehidupan bermasyarakat. Jangan permalukan diri dengan
memaksakan diri untuk duduk ditempat yang telah dikhususkan bagi tamu kehormatan.
Jika tempat kita di belakang baiklah posisikan diri di tempat itu, jika kita memang layak
mendapatkannya pasti kehormatan itu akan kita dapatkan.
Dalam tradisi pesta perkawinan Yahudi, keluarga pengantin akan meminta
seseorang menjadi pemimpin pesta yang dipercaya dan mengenal para undangan. Ia akan
mengelola pesta perkawinan, kalau jaman sekarang kita kenal dengan penerima tamu.
Kebanyakan orang cenderung memilih duduk di depan agar lebih dekat dengan mempelai.
Yesus dalam perumpamaan ini mengajak setiap orang, sebagai undangan untuk memilih
duduk di belakang. Ketika pemimpin pesta melihatnya sebagai tamu terhormat, ia akan
memberitahukan kepada tuan rumah yang akan menjumpai dan menyambutnya.
Dengan mengajaknya kedepan, tuan rumah akan mempersilahkan tamu tersebut duduk
di tempat yang telah disiapkan baginya. Artinya, sang tamu ditinggikan bukan karena
posisi duduk melainkan karena tuan rumah menyambut dengan hormat di depan mata
banyak orang.
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 6
Adegan ini disimpulkan Yesus dengan firman. Barang siapa meninggikan diri, ia akan
direndahkan dan barang siapa merendahkan diri ia akan ditinggikan.20
Tuhan Yesus bukan sedang membuat suatu aturan tentang hal kedudukan, mana
tempat duduk yang pantas atau tidak, namun Yesus hendak mengajar suatu sikap yang
semestinya dilakukan dan dihidupi oleh seorang pengikutNya yaitu kerendahan hati.

III. APLIKASI
1. Jika kita tahu menempatkan diri dengan baik itu menunjukkan bahwa kita
adalah orang-orang yang cerdas emosi sehingga kita tidak mudah berselisih dengan
orang lain hanya perkara tempat.

2. Semua orang pasti ingin tampil dan dikenal, namun menonjolkan diri adalah
sikap tinggi hati. Yesus adalah teladan utama kita tentang mempelajari hidup
dalam kerendahan hati. Selama hidupNya di dunia ini, Yesus selalu berjalan
dalam kerendahan hati. Ia memilih berada di tempat rendah, berada di
belakang dalam jubah seorang pelayan dan lihatlah……bagaimana Allah
meninggikanNya. Tempat kehormatan kita di hadapan Allah jauh lebih penting
daripada kehormatan kita di bumi. Kehormatan semacam itu tidak dapat
diperoleh dengan menonjolkan diri, sebab hal itu hanya datang melalui
kerendahan hati. Orang yang rendah hati adalah orang yang tahu bersyukur
dalam keadaan apapun.

3. Memiliki rasa malu itu sangat penting dalam hidup ini. Dengan rasa malu dapat
memacu kita untuk lebih mengekang hidup kita untuk tidak menyombongkan
diri, kekayaan dan kepandaian kita. Pada dasarnya, semua manusia normal (sehat
fisik, sehat rohani, sehat jiwa) mempunyai rasa malu, serta pahami betul hal-hal
apa saja

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 6


20
Renungan rohani-renungan harian, diakses dari http://www.sabda.org/publikasi/sh/2019/10/2005/ pada hari Senin, 25 April 2022,
pukul 19.00 WIT

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 6


yang membuat dirinya kehilangan rasa malu sehingga menjadi tak tahu malu.
Pemahaman itu, menjadikan dirinya berhati-hati bila berbicara, bertindak, atau
memosisikan diri.

4. Perumpamaan ini disampaikan Yesus untuk menegur kita yang haus ingin
dihormati. Mari kita buka hati untuk teguran ini supaya kita lebih rendah hati
dan mau lebih dahulu memberi hormat kepada orang lain. Kita perlu belajar
untuk bersikap rendah hati. Rendah hati bukan karena kurang penghargaan
terhadap diri sendiri, tetapi justru bagaimana menjadi orang yang tahu
menempatkan diri. (DH)

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 6


MATERI KHOTBAH KUNCI BULAN
Rabu, 31 Agustus 2022

Tema Bulanan : Tuhan Memberkati Indonesia


Tema Mingguan : Hiduplah Dalam Kerendahan Hati
Bacaan : Mazmur 112 : 1 – 10 (Fokus Ayat
9)
Warna Liturgis : Hijau berlogo Alkitab terbuka di atasnya terdapat salib dan tulisan (Alfa)
A dan (Omega).

I. PENGANTAR
Kerendahan hati diartikan sebagai 'nilai yang diperoleh dari penghormatan yang
dalam kepada Tuhan.' Hal ini melibatkan pengenalan akan 'tempat' kita yang sebenarnya
dalam hubungan dengan Allah sebagai Pencipta dan dengan ciptaan-ciptaan Tuhan yang
lain, dan sikap ini menentukan perbuatan kita. Kerendahan hati juga mengantar kita
untuk mengakui bahwa kita dan segala ciptaan di dunia ini bukan apa-apa di hadapan
Tuhan, dan kerendahan hati mengarahkan kita untuk hidup sesuai dengan pemahaman
ini. Jadi, kerendahan hati membantu kita untuk melihat segalanya dengan kaca mata
Tuhan: kita melihat diri kita yang sesungguhnya, tidak melebih-lebihkan hal positif yang
ada pada kita, namun juga tidak mengingkari bahwa segalanya itu adalah pemberian Tuhan.
Kerendahan- hati sesungguhnya adalah sifat bijak dalam diri seseorang yang membuat ia
dapat memposisikan dirinya sama dengan orang lain, tidak merasa lebih pintar, tidak merasa
lebih baik, tidak merasa lebih mahir, tidak merasa lebih hebat, dan dapat menghargai
orang lain dengan tulus.21
Mazmur 112 adalah mazmur kebijaksanaan disebut demikian karena nampak dalam
kata pembuka mazmur ini; Berbahagialah….. Dalam kesusasteraan kebijaksanaan seruan ini
termasuk seruan orang bijak yang mau memuji orang karena keadaan atau
perbuatannya yang mengarah atau membawanya kepada keselamatan. Mazmur
kebijaksanaan ini melukiskan tentang kebahagiaan orang benar yang isinya sesuai
dengan ayat 1.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 6


21
Dirangkum dari berbagai sumber

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 6


II. KAJIAN TEKS
Ayat 1 : Orang yang takut Tuhan adalah orang yang berbahagia
Pada ayat 1 menyebut berbahagialah orang yang takut akan Tuhan bersamaan dengan
itu pula pada ayat ke-2 menyebut orang benar akan diberkati. Namun jika ditelusuri,
tidak ada perbedaan antara keduanya. Orang yang takut akan Tuhan dapat dikatakan
sebagai orang yang benar juga. Menurut pemazmur, orang yang takut akan Tuhan dan
yang suka pada perintah-Nya adalah orang yang tidak akan takut terhadap apapun.
Orang seperti itu akan memiliki keturunan yang perkasa; angkatannya, harta
kekayaannya akan tetap dan kebajikannya akan dikenang. Pemazmur selain mengajak
orang benar untuk berbahagia, ia juga menunjukkan alasan mendasar mengapa orang
benar itu patut berbahagia. Bahwasanya orang yang hidup benar di hadapan Tuhan akan
diberkati hidupnya dengan berkat yang melimpah.

Ayat 2 – 4 : Berkat Tuhan atas orang benar22


Nats ini juga menunjukkan sekalipun hidup orang yang benar itu terancam oleh
para lawannya dan oleh kabar buruk, baik itu berita tentang kecelakaan yang akan
terjadi atau kabar angin yang mencemoohkan nama baiknya sekali kali ia tidak takut dan
hatinya tetap teguh percaya kepada Tuhan. Kasih Tuhan selalu menaungi hidupnya dan
berkat Tuhan melimpah atasnya. Berkat itu dalam bentuk : keturunan yang perkasa,
rumahnya diberkati dengan harta dan kekayaan, orang benar tidak berjalan dalam
kegelapan karena terbit terang bagi orang benar.
Berkat Tuhan bagi orang benar yang takut dan taat pada hukum dan perintah
Tuhan. Pemazmur selain menunjukkan berkat Tuhan bagi orang benar yang takut akan
Tuhan juga menunjukkan sebuah sikap yang sesuai yang harus dilakukan oleh orang
benar terhadap sesamanya manusia. Di sini dapat dilihat bahwa dalam Mazmur 112
menunjukkan 2 hal atau sikap penting yakni:

22
Bdk. Konrad Schaefer, O.S.B, Psalms, (Minnesota: The Liturgical Press Collegeville, 2001), hlm. 3.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 6


1)menunjukkan sikap atau hubungan manusia dengan Tuhan (ay. 1), dan
2)menunjukkan sikap atau hubungan manusia dengan manusia lain atau sesamanya
Ayat 5 – 9 Sikap orang benar terhadap sesama
Orang benar selain taat dan tunduk pada perintah Tuhan, ia juga harus mampu
memperhatikan sesamanya yang berkekurangan. Di sini pemazmur menekankan sikap yang
adil dan benar, yakni sebuah kerelaan berbagi dan memberikan kepada orang miskin apa
yang mereka butuhkan untuk hidup, baik dalam bentuk pemberian (membagi-bagikan)
maupun pinjaman. Sikap yang dapat ditunjukkan kepada sesama adalah dengan
menaruh belas kasihan dan memberikan pinjaman kepada mereka yang
membutuhkannya dengan sewajarnya.

III. APLIKASI
1. Setiap kehidupan manusia membutuhkan berkat, baik itu berkat jasmani tetapi juga
berkat rohani. Berkat- berkat akan diberikan Tuhan kepada orang- orang
pilihannya dengan syarat Takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan yang dimaksudkan
adalah bagaimna aksi hidup kita dapat menampilkan buah-buah roh dalam
setiap aksi hidup kita, atau dengan kata lain Menaati firman-Nya dan menjauh
dari larangan-Nya. Ingat kata Pemazmur bahwa Hidup Bahagia itu karena
bagaimana relasi seseorang dengan Allah.

2. Merendah berarti Hormat atau tunduk kepada Allah. Dan dampak dari hidup
merendah kepada Allah yaitu
a) Anak cucunya akan diberkati
b) Kita tidak akan berkekurangan
c) Kita tidak akan goyah oleh apapun
d) Hatinya akan teguh dan tidak akan takut oleh apapun
e) Suka untuk berbagi.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 6


3. ‘Komitmen untuk hidup menjadi orang benar yang takut akan Allah serta suka
pada firman-Nya, bukan berarti kita akan hidup dikelilingi dengan orang-orang
yang dapat menciptakan damai, tetapi sebaliknya akan ada orang-orang yang akan
menaruh sikap iri hati pada setiap perjalanan hidup kita, namun jangan pernah kita
takut terhadap mereka, karena sebagaimana pemazmur menerima janji
pernyertaan dan berkat, itu pun akan dialami oleh kita semua asalakan tetap hidup
pada takut akan Tuhan.

4. Bila kita hidup takut akan Tuhan maka berkat Tuhan akan sampai kepada anak
cucu (keturunan) kita. Luar biasa! Hidup dalam perjanjian berkat Tuhan bukan
berarti kita bebas dari masalah, justru masalah akan Tuhan pakai untuk
meneguhkan perjanjian-Nya; dan satu hal yang tak boleh dilupakan adalah tujuan
Tuhan memberkati yaitu supaya kita jadi berkat. Karena itu orang yang takut akan
Tuhan pasti akan banyak memberi karena ia diberi kelimpahan oleh Tuhan.
(PMN)

( Silahkan di kembangkan sesuai Konteks Masing-Masing Jemaat)

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 6


MATERI KHOTBAH MINGGU
Minggu, 4 September 2022

Tema Bulanan : Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan


Sub Tema : Orang Benar Menghasilkan Buah Pada Musimnya
Bacaan : Mazmur 1 : 1 – 6
Kalender Liturgi : Minggu Biasa 18
Warna Liturgi : Hijau berlogo Alkitab terbuka di atasnya terdapat salib dan tulisan
(Alfa) A dan (Omega).

I. PENGANTAR
Di zamannya, Pemazmur menghadapi aneka ragam sikap, sifat dan prinsip
hidup manusia dan semuanya saling mempengaruhi. Sikap, sifat dan prinsip hidup itu
dapat digolongkan dalam 2 kelompok besar yaitu : orang benar dan orang fasik.
Dalam keadaan seperti itu bukan tidak mungkin seseorang dapat berubah haluan
prinsip hidupnya atau pendirian dan ketetapan hatinya. Maka Pemazmur melalui
tulisannya mengingatkan orang-orang benar agar tidak terjerumus dan berubah menjadi
orang fasik yang pasti akan menerima penghukuman Allah.
Mazmur ini juga merupakan suatu pengajaran bagi kita seperti menggunakan
media cermin untuk menampilkan diri kita saat ini. Seperti apa diri kita ketika di
perhadapkan dengan Firman Tuhan. Maka akan terlihat seperti apa dan bagaimana
kita menempatkan diri kita saat ini. Apakah kita benar-benar bahagia? Apa yang
membuat kita bahagia? Jalan apa yang kita tempuh dan apa ukuran kebahagiaan itu?
Ada berbagai ukuran kebahagiaan di dunia ini. Setiap orang memiliki ukuran
kebahagiannya sendiri. Ada yang menilai kebahagiaan dari segi materi (uang, harta,
kekayaan, dan sejenisnya) yang banyak, memiliki anak laki-laki dan perempuan, serta
menduduki suatu jabatan tertentu. Lengkaplah kebahagiaannya, demikian anggapan
banyak orang.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 7


Apakah ukuran kebahagiaan tersebut tidak tepat? Tidak! Tetapi, apakah
dengan memiliki salah satu atau semuanya itu dapat menjamin kebahagiaan sampai
selama- lamanya? Tidak! Dalam kenyataannya, materi, keturunan dan pekerjaan atau
jabatan tersebut seringkali menjadi jerat bagi manusia yang membuatnya lupa diri
dan kadang- kadang menjadi serigala bagi sesamanya.
Menyikapi tema tentang kehidupan orang benar yang mesti menjadikan Alkitab
sebagai penuntun sehingga dengannya dapat berubah pada musimnya sehingga
kehidupan bergereja yang misioner dapat terwujud ke depan. Terkait dengan hari
doa Alkitab yang menjiwai dunia berpelayanan dalam bergereja maka kita diarahkan
untuk maknai diri bahwa orang benar yang berdoa adalah orang yang mampu
menjaga lakunya yang benar dan menjauhi perilaku orang fasik.

II. KAJIAN TEKS


Ayat 1
Nats khobah membandingkan perjalanan hidup orang yang benar dan
perjalanan hidup orang yang fasik. Ada dua jenis orang yang diakui Allah yaitu orang
benar dan orang Fasik. Orang benar dan orang fasik adalah sama-sama berdosa,
namun orang benar mengenal dirinya sebagai orang berdosa, sehingga dia
memerlukan keselamatan dari Tuhan, dia membutuhkan tuntunan Tuhan.
Ayat 2 – 3
Orang benar atau orang saleh adalah orang yang jalan hidupnya bercirikan :
kebenaran, kasih, ketaatan kepada Firman Allah dan terpisah dari persekutuan orang
yang kesukaanya berbuat dosa. Kesukaannya adalah Taurat Tuhan dan
membutuhkan tuntunan Tuhan. Perjalanan hidup orang yang benar dapat diketahui dari
apa yang tidak dia lakukan yaitu : tidak menuruti nasehat orang Fasik (jalan orang
Fasik), tempat yang tidak mereka kunjungi (orang pencemooh) dan kesukaannya
adalah ialah Taurat Tuhan

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 7


(hidup dekat dengan Tuhan). Ia bahkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk
menaatinya.
Hasil perjalanan hidup orang yang benar. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi
air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya dan tidak layu daunya dan apa yang
diperbuatnya berhasil (ay. 3). Artinya, bahwa Firman Tuhan yang diserap masuk
dalam diri adalah sumber kehidupan, sumber kekuatan, sumber kebahagiaan dan
sumber keberhasilan. Sebab Firman Tuhan yang dibaca, didengarkan, direnungkan,
dipercayai dan yang dilakukan itu pasti akan berhasil.
Firman Tuhan pasti akan berbuah dalam diri orang benar, pada saat yang
tepat, sesuai dengan kebutuhan bukan keinginannya. Firman Tuhan akan bekerja
mendatangkan kebaikan sesuai dengan rencana dan kasih karunia Tuhan.
Orang yang sudah merenungkan Firman Tuhan dan melakukannya tidak langsung
berbuah. Dia tahu bahwa ia harus menunggu waktu untuk berbuah. Meski begitu dia
menantikan dengan sabar. Dia menyadari bahwa ada proses yang harus dilalui
hingga tiba waktunya berbuah. Dia harus berakar, bertumbuh dan kadangkala harus
dipangkas. Namun dia melaluinya dengan ketekunan. Siang dan malam berarti setiap
hari, bukan hanya sehari, dua hari atau saat perlu saja, namun di segala situasi atau
keadaan dan secara konsisten.

Ayat 4 – 6
Orang Fasik adalah orang yang tidak tinggal dalam Firman Allah yang
kesukaannya berbuat dosa. Orang fasik adalah orang yang tahu tentang Tuhan dan
Firman-Nya tapi tidak mau melakukannya ; orang berdosa adalah orang yang
melakukan kejahatan dan hidup menuruti hawa nafsunya.
Sementara pencemooh adalah orang yang kesukaannya mengritik, mengejek,
mencari-cari kesalahan, menghakimi, menggosip dan merendahkan sesamanya ; orang
seperti ini mudah sekali menemukan selumbar di mata orang lain tetapi tidak dapat

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 7


melihat balok di matanya sendiri. Mereka juga meremehkan dan memandang rendah
sesama bahkan kebenaran Tuhan.
Orang fasik seperti sekam yang dengan mudahnya ditiupkan angin kemanapun
berhembus ; mereka sebenarnya tidak mengasihi dirinya, yang mereka lakukan
adalah hanya utamakan keinginan dan nafsunya tercapai. Tidak perduli itu baik atau
tidak, jika sudah menjadi keinginannya maka akan dilakukannya.
Orang benar menerima sumber hidup yang tidak habis-habisnya. Apa yang
diperbuatnya berhasil bukan berarti tidak pernah mengalami masalah atau
kegagalan, tetapi orang benar akan mengetahui kehendak Allah dan berkat Allah di
pergumulannya. Bukan hanya itu, dalam masa-masa sulit pun, ia tidak layu dan
menjadi mati tetapi apa saja yang diperbuatnya dibuat Tuhan berhasil. Mereka akan
berbahagia atau yang lebih tepat disebut sebagai orang yang diberkati. Berkat rohani
memang yang sangat menyenangkan jiwa.
Bagaimana pemazmur dapat mengatakan bahwa Tuhan tahu jalan orang benar
dan tampaknya menyatakan secara tidak langsung, pada waktu yang sama bahwa Ia
tidak tahu jalan orang fasik? Jelas, bagi pemazmur, Tuhan tahu segala sesuatu.
Dalam hal ini IA mengenal baik jalan orang benar maupun jalan orang fasik. Apa
yang pemazmur maksudkan, bahwa Tuhan terlibat dalam memelihara orang benar
dan memampukan mereka untuk taat kepada-Nya dan menghasilkan buah.
Hasil perjalanan hidup orang Fasik digambarkan dengan beberapa gambaran :
a) Mereka seperti sekam yang ditiupkan angin (ay.3).
Ini suatu gambaran berbagai kekuatan yang tidak mereka lihat yang akan
menghancurkan perjalanan hidup mereka. Mereka terlepas dari kasih karunia
Allah dan berada di bawah penghukuman Allah (bd. Efesus 2:2 kamu hidup di
dalamnya (dosa-dosa); karena kamu mengikuti jalan dunia ini; karena kamu
mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sedang bekerja di antara
orang-orang

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 7


yang durhaka. Sekam menggambarkan karakter yang lemah dan tidak berguna dari
orang fasik.
b)Tidak tahan dalam penghakiman dan tidak tahan dalam perkumpulan orang
benar. Tidak ada orang fasik yang dapat bertahan saat Allah murka (Mazmur
76:8) dan penghakiman terakhir Mat. 25:31-46, khusus ay. 46 dan mereka ini
akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang yang benar ke dalam
hidup yang kekal).
c) Menuju kebinasaan. Alkitab mengajarkan bahwa ada hukuman atas orang yang
berbuat kejahatan adalah pasti. Hukuman itu berupa kutukan, penderitaan dan
pemisahan dari Allah tanpa jangka waktu tidak terbatas.
III. APLIKASI
1) Jalan Tuhan adalah jalan yang menuju kebahagiaan dan jalan yang
menawarkan sampai ke tujuan. Sekalipun mengadakan perjalanan jauh
yang mengikuti jalur yang benar, walaupun banyak tantangan akan sampai
ke tujuan dengan dengan selamat. Rahasia hidup yang diberkati Tuhan
dan hidup yang berbahagia adalah memperhatikan sikap, tingkah laku dan
gaya hidupnya. Tentu saja seturut dengan Firman Tuhan.

2) Jalan hidup orang benar akan Berhasil, maksudnya ia akan menjadi lebih baik,
mengalami kemajuan, beruntung, makmur dan sukses. Hal ini bukan
berarti orang benar tidak akan mengalami kegagalan ataupun kekurangan.
Kita harus mengakui ajaran Alkitab bahwa Allah mungkin mengijinkan anak-
anakNya mengalami kekurangan. Kemungkinan Allah mengijinkannya agar
didorong untuk lebih percaya kepada Allah, mengembangkan iman dan
memiliki ketabahan rohani.

3) Mungkin saja kita melihat jalan orang fasik lebih mudah dari pada jalan orang
benar (egois, mau menang sendiri, pemfitnah, tidak adil, penipu, tidak punya
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 7
kasih, sombong) tidak perlu iri, sebab mereka tidak mencapai kebahagian

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 7


seperti jalan orang benar. Mereka seperti sekam, mereka tidak dapat
bertahan di pengadilan dan mereka akan dihukum Allah; tetaplah di jalan
yang sempit karena itu adalah jalan keselamatan. Umat Tuhan semestinya
tidak mencari jalan yang gampang, yang bertentangan dengan Firman
Tuhan. Tuhan tahu segala sesuatu. Tuhan terlibat dalam memelihara orang
benar. Ia memampukan mereka untuk taat kepada-Nya dan menghasilkan
buah.

4) Bahwa hidup yang berkelimpahan (materi) bukanlah satu-satunya yang


dijanjikan Tuhan. Ada hal lain yang tidak kalah pentingnya yaitu ketahanan
terhadap ujian (ay. 4-5). Sebab apa yang dimiliki seseorang, baik itu harta
dan apapun pengakuan mereka yang telah merasakan berkat kebahagiaan,
pada akhirnya akan diperhadapkan dengan penghakiman (ujian). Ada harga
yang harus dibayar pada masa sekarang oleh mereka yang berbuat benar dan
mereka yang berbuat jahat, bahkan ada harga yang harus dibayar di masa
depan juga.

5) Manusia hendaknya tetap kita memilih jalan Tuhan, harus dekat dengan Firman
Tuhan itu sendiri (dengan Allah). Apa yang kita rasakan, pikirkan dan
lakukan mestinya sesuai (sejajar) dengan Firman Allah, untuk itu Roh
Kuduslah yang berkuasa dalam hati kita dan memanggil kita untuk bertobat.
Hal ini mencerminkan bahwa orang benar akan selalu berbuah dan dengan
demikian kekuatan berkat yang baik itu Tuhan berikan tanpa tertahan
seperti minyak yang baik di atas kepala sehingga terus turun kepada mereka
yang percaya dalam doa kepadaNya. (BT)

(Silahkan dikembangkan sesuai kebutuhan pelayanan masing-masing Jemaat)

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 7


MATERI KHOTBAH MINGGU
Minggu, 11 September 2022

Tema Bulanan : Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan


Sub Tema : Orang Benar Menghasilkan Buah Pada
Musimnya Bacaan : Keluaran 32 : 7 – 14
Kalender Liturgi : Minggu Biasa 19
Warna Liturgi : Hijau berlogo Alkitab terbuka di atasnya terdapat salib dan
tulisan (Alfa) A dan (Omega).

I. PENGANTAR
Ikatan kebersamaan tidak dapat memberi jaminan untuk sebuah pengenalan dapat
terwujud. Waktu dan kedekatan emosional, kadang bukan ukuran untuk orang dapat
saling memahami dan mengerti karakter pribadi masing-masing. Hal ini harus dilatih,
diasah bahkan mesti ada unsur saling mempercayai yang menjadi landasan penting,
demi untuk mewujud-nyataka pengenalan yang benar. Dengan begitu kebersamaan
menjadi kekuatan untuk memupuk kebersamaan bergereja yang misioner.
Buah dari ikatan kebersamaan itu akan menghadirkan berkat seperti minyak yang baik
di atas kepala karena sesungguhnya kebersamaan yang rukun itu sesuatu yang baik
untuk dipupuk. Itu merepresentasikan kredibilitas sebagai orang benar yang
menghasilkan buah yang tepat dan indah pada waktunya. Selain itu menjadi bukti bahwa
kehidupan orang percaya mampu menghidupkan jiwa Alkitab sebagai penuntun hidup
dalam pergumuluan keseharian.
Ikatan kebersamaan yang tidak saling pahami dan tidak ada pengenalan yang baik pun
sangat terasa dalam hubungan antara Allah dengan umatNya, bangsa Israel termasuk dengan
Musa dan Harun. Hal inilah yang akan dikisahkan dalam pembacaan Keluaran 32 : 7 – 14
dengan berfokus pada ayat 11.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 7


II. KAJIAN TEKS
Pembacaan Keluaran 32 : 7 – 14 tidak dapat dilepas-pisah dengan kisah dalam ayat 1-
6. Gambaran yang dimunculkan di sana bahwa ada situasi dimana umat Israel
membangun lembu emas karena tidak ada kepastian tentang kehadiran Musa (ay.1) sebagai
satu-satunya pribadi yang menghubungkan umat dengan Allah. Tidak ada Musa berarti
tidak ada komunikasi dengan Allah. Jadi sangat mungkin alasan utama mereka
membangun lembu emas karena mencari kepastian tentang adanya Allah ; kehausan
spiritual dan atau kehilangan keyakinan di tengah ketidak-pastian padang gurun.
Bagaimana proses berdirinya patung lembu emas itu? Umat berseru kepada Harun
untuk membuat bagi mereka “allah” yang akan berjalan menggantikan Musa (ay.1). jadi, ide
pertama datang dari umat Israel yang tegar tengkuk itu. Kemudian apakah reaksi Harun?
Sayangnya, Harun mengikuti kemauan orang Israel dengan membuat patung lembu
emas (2-4). Padahal itu dosa di mata Tuhan. Dengan berbuat demikian, mereka
menyamakan Allah dengan patung yang tidak memiliki kuasa apa pun. Harun
menyambut positif keinginan mereka dan meminta mereka untuk mengumpulkan
perhiasan dari emas (ayat 2,3), lalu ia membangun patung dari tuangan emas itu yang
berbentuk anak lembu. Setelah selesai, ia menunjuk patung itu dan berkata kepada
Israel : “Inilah allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah mesir (ayat 4).
Harun dengan sengaja menyamakan Tuhan Allah Israel dengan patung anak lembu tuangan
itu dan bahkan membangun mezbah serta mengajak umat untuk menyampaikan korban
bakaran dan menyembah benda itu (ayat 5,6).
Harun gagal menjadi pemimpin, ketika seharusnya sebagai pendamping Musa
dalam memimpin umat Israel ia mengajak umat untuk bersabar dan atau menolak
permintaan mereka. Sekalipun mungkin waktu itu Harun menghadapi ancaman, sehingga
terpaksa ia melakukannya, tetapi bagaimanapun dan apapun alasannya itu tidak dapat
dibenarkan. Demi kemauan dan kesenangan umat, ia menyetujui untuk membuat patung
lembu emas tuangan itu. Harun bahkan memberi solusi dengan meminta mereka untuk
mengumpulkan
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 7
emas yang dimiliki untuk dijadikan patung tuangan dalam bentuk anak lembu emas.
Harun manipulative keadaan itu demi mencari posisi aman.
1. Umat Israel tidak mengenal Allah dan tidak ada kesabaran.
Umat Israel rupanya hanya mengenal Tuhan Allah di kulit saja. Mereka lupa
bahwa Tuhan adalah Tuhan yang punya kuasa untuk membebaskan mereka dari
perbudakan Mesir dan memelihara hidup mereka. Bangsa Israel disebutkan
sebagai bangsa yang “tegar tengkuk”, keras kepala dan keras hati memilih
jalan hidup sendiri dan meninggalkan Tuhan yang senantiasa setia menyertai
mereka. Mereka meninggalkan Tuhan, membuat lembu emas dan
menyembahnya. Sikap dan situasi ini sebetulnya berakibat hukuman dari Allah
terhadap mereka. Hukuman tersebut sedemikian berat sampai kemungkinan
dapat terjadi kebinasaan bagi mereka.

2. Rekasi Tuhan Allah Israel (ayat 7-10)


Tuhan Allah tidak menemui Harun atau bangsa itu, melainkan datang
berbicara kepada Musa di gunung itu dan menyampaikan apa yang terjadi di
bawah gunung. Di mata Tuhan, perilaku Israel disebut telah rusak yang
dalam terjemahan asli berarti hancur, penyebab masalah. Rusak, hancur dan
tidak dapat diperbaiki ini kemudian meningkat status mereka di hadapan
Tuhan sebagai bangsa yang tegar tengkuk (ayat 9) atau dengan kata lain
tidak mau berubah, tidak ingin diubah. Demikian bangsa ini maju “melawan”
Allah tanpa malu. Itulah sebabnya hukuman dirancangkan oleh Allah
yaitu Kebinasaan adalah hukuman yang Tuhan siap berikan bagi mereka (ayat
10).

3. Musa menjadi Jembatan Perdamaian (ayat 11,14)


Ketika kita melihat pembacaan ini kita kagum terhadap keberanian Musa dan
cara berpikirnya untuk “melunakkan” hati Tuhan, Allah Israel. Ia mengunakan
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 7
pendekatan “kasih karunia” untuk menjadi kesaksian bagi bangsa lain. Musa

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 8


tidak sedang membela Israel, tidak sedikitpun dia membantah pernyataan
Allah tentang rusak dan tegar tengkuknya Israel. Di sisi lain Musa mengingatkan
janji yang sudah Tuhan beri kepada para bapak leluhur yang berbenturan
dengan kondisi rusak Israel. Memang mereka tidak termaafkan. Tapi ada janji
yang harus Tuhan tepati yakni menjadikan mereka sebagai bangsa yang
besar. Apa usul Musa? Berbaliklah dari murkaMu yang bernyala-nyala itu
(ayat 12), demikian usul Musa. Dengan kata lain Musa meminta Tuhan tidak
lagi mengingat kejahatan Israel tetapi mengingat janji yang diberikanNya
kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Musa, adalah pemimpin yang tulus hati
dan mengasihi umat, ia memohon agar Tuhan mengampuni umat-Nya.
III. APLIKASI
1. Orang yang tidak tekun di dalam doa itu dapat terlihat ketika ada ketidak-
sabarannya atas harapan/doa permohonannya kepada Tuhan. Akhirnya orang
terkadang melupakan harapan/doanya kepada Tuhan dan beralih kepada kuasa-
kuasa duniawi. Ketidak-sabaran umat menanti jawaban telah membuat Tuhan
murka. Ingatlah bahwa hanya dengan taat, tekun dan sabar kita pantas
menyaksikan dengan sempurna kuasa-Nya.

2. Jabatan sebagai pemimpin bukanlah hal mudah. Posisi itu menuntut teladan
sekaligus tanggung jawab. Krisis akan menguji kualitas kepemimpinan itu
sendiri. Tekanan dan situasi genting akan menyingkapkan wajah asli seseorang.
Apapun tugas dan tanggung jawab kita, mestinya memiliki pemahaman bahwa
mencari titik aman bukan pilihan sikap terbaik. Tidak mengizinkan diri untuk
mau digiring, dipengaruhi dengan hal-hal yang merusak kebersamaan
persaudaraan. Kita diingatkan bahwa jika kita tidak menegur orang yang
berbuat jahat dan kemudian mereka mendapat hukuman, maka kita yang diam
atas kejahatan itu akan dituntut oleh Allah atas hukuman yang ditimpakan
kepada mereka
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 8
(Yeh.33:8). Kita belajar bahwa untuk tidak menjadi pemimpin yang mudah
memelintir prinsip karena tekanan umat. Bahkan, mengakui bahwa kemampuan
manipulatif itu sesuatu yang berbahaya.

3. Jadilah pribadi yang menjembatani ikatan kebersamaan karena untuk hal itu
tersedia berkat yang mengalir seperti minyak yang dirasakan merata oleh
semua orang di sekitar kita. Menjadi jembatan penghubung perdamaian merupakan
bukti bahwa kita memaknai arti kehadiran jati diri orang benar yang membuahi
hal-hal baik dan bermanfaat. Dengan begitu orang akan meyakini bahwa
kekristenan kita nyata dalam bingkai perwujudan makna Alkitab sebagai
penuntun yang berkelimpahan.

4. Jadilah seperti Musa yang bertangung-jawab kepada Allah atas segala


kesalahan umat. Jadilah pribadi yang juga mampu memohon belas-kasihan
Allah bagi orang yang melakukan kesalahan. Dengan kata lain jadilah pribadi
yang benar untuk kemudian mampu berdiri di hadapan Allah memohon
pengampunan bagi orang lain dan keselamatan mereka. Menjadi pemimpin, kita
diingatkan untuk mementingkan keselamatan umat dari pada keuntungan diri
sendiri. Sebagai apapun kita, mestinya meyakini bahwa sesulit apapun kondisi
yang sedang kita hadapi, doa/harapan memiliki kuasa yang hebat.

5. Murka Tuhan atas umatNya ternyata dapat reda atas kebesaran kasih-Nya. Kita
memiliki Tuhan yang sangat mengasihi kita. Tuhan tidak dapat menyangkal diri-
Nya adalah kasih. Banyak orang percaya dengan hal demikian dalam hidupnya.
Sering meragukan kasih dan kebenaran janji Allah akan membuat orang
mencari topangan yang lain dan bersandar kepada kekuatan dan apa yang
dimiliki. Kita

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 8


mesti tetap ingat bahwa bukan karena Allah berubah setia, tetapi manusia yang
berubah dalam keputusan hidupnya.

6. Tuhan menyediakan ruang, kesempatan untuk berkomunikasi, melalui


permohonan kasih dan kuasa-Nya yang besar melalui doa/harapan kepadaNya.
Sehingga adalah sesuatu yang fatal dan patut dipertanyakan kepercayaannya
kepada Tuhan, ketika ada orang Kristen yang tidak hidup dalam doa/harapan.

7. Kebinasaan adalah hukuman yang TUHAN siap berikan bagi mereka yang tidak
mau berubah dan tetap hidup tegar tengkuk, keras kepala dan berjalan dalam
pemahaman sendiri dan memegang itu sebagai sebuah kebenaran. Sebaliknya
pengampunan dan kesempatan Tuhan sediakan bagi yang mau berubah untuk taat
dan setia padaNya. (BT)

Silahkan dikembangkan sesuai konteks pelayanan masing-masing Jemaat

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 8


MATERI KHOTBAH MINGGU
Minggu, 18 September 2022

Tema Semester : Seperti Minyak Yang Baik Di atas Kepala


Tema September : Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan
Sub Tema : Berlakulah Jujur dalam Kerjamu
Bacaan : Lukas 16 : 1 - 9
Kalender Liturgi : Minggu Biasa 20
Warna Liturgi : Hijau berlogo Alkitab terbuka di atasnya terdapat salib dan tulisan (Alfa) A dan
(Omega).

I. PENGANTAR
Sikap jujur akan melahirkan kepercayaan antara pekerja dan pemberi kerja. Sikap jujur
juga menjauhkan rasa curiga hingga kekhawatiran akan rusaknya sebuah kepercayaan yang
dibangun. Oleh sebab itulah sangat penting memiliki sikap jujur dalam bekerja, itulah
integritas23 dan Setiap orang sangat perlu memiliki integritas yang tinggi dan kejujuran
hati yang tulus. Di manapun kita berada, semua orang akan menghormati individu
berintegritas dan semua orang perlu memiliki karakter tersebut, tidak peduli di manapun
kita bekerja.
Dari semua perumpamaan yang diajarkan Yesus, Perumpamaan tentang Bendahara
yang tidak jujur adalah yang paling banyak menimbulkan teka-teki. Yesus
menyampaikan suatu cerita, yang benar-benar dapat terjadi. Lazimnya seorang kaya
mempunyai seorang bendahara untuk mengurus keuangan perusahaannya.

II. KAJIAN TEKS


Ayat 1 – 2 Pertanggungan Jawab Kerja
Yesus menyampaikan pengajaran kepada para murid dan banyak orang dengan
menggunakan perumpamaan. Ia mengisahkan bahwa ada seorang kaya yang
mempunyai bendahara dan bendahara tersebut diberinya otorita atau kewenangan
untuk mengurus

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 8


23
Integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang
memancarkan kewibawaan serta kejujuran.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 8


semua harta miliknya. Kemudian, tuan mendapat laporan bahwa bendaharanya telah
menghamburkan harta milik tuannya. Memang itu baru bersifat sebuah tuduhan.
Mendapat informasi tersebut sang tuan check and recheck meminta klarifikasi dari
si bendahara yang disertai dengan laporan pertanggunganjawab pengelolaan harta milik sang
tuan termasuk didalamnya bukti penggunaan uang sesuai maksud kebutuhan rumah tangga.
Jika ia kedapatan mencurangi tuannya maka si bendahara tidak lagi mendapat kepercayaan
tuannya; jabatan sebagai bendahara dicopot, ia dipecat.

Ayat 3 – 4
Membayangkan dirinya tanpa pekerjaan, ia resah dan mulai mencari solusi : “aku
tahu apa yang harus aku perbuat, apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara.” Setelah

tuannya memecat bendahara yang tidak jujur itu, ia peka terhadap situasi/keadaan dan
langsung memikirkan apa yang harus dilakukan. Ia menyadari bahwa dengan non job
akan berdampak terhadap kehidupannya, bisa jadi ia melarat, kelaparan, jatuh miskin,
kehilangan harga diri. Pemecatan dirinya tidak dipandang remeh tetapi dipandang sebagai
sesuatu yang penting dan serius untuk dicari solusinya.24

Ayat 5 – 9 Penyelesaian Surat Hutang


Untuk mengerti teks ini kita perlu memahami budaya pada masa itu dalam hal
pengelolaan keuangan yang dipercayakan kepada seorang bendahara. Pada masa itu, si
pemilik modal hanya menyediakan suatu dana agar manajer yang diangkatnya mampu
mengelola uang tersebut sehingga usaha tersebut menghasilkan keuntungan. Karena itu
manager yang disebutnya sebagai bendahara yang menentukan tingkat besarnya suatu
bunga. Sehingga risiko kerugian harus ditanggung penuh oleh bendahara; tetapi kalau
dia berhasil, maka dia akan memperoleh keuntungan lebih.25

24
Renungan Harian Kristen Tentang Bendahara Yang Tidak Jujur
25
https://blessedday4us.wordpress.com/2010/10/19/belajar-dari-bendahara-yang-tidak-jujur/ download 1 Mei 2022 jam 15.56wit

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 8


Bendahara itu tahu, bahwa tuduhan-tuduhan yang ditujukan kepadanya adalah benar,
bahwa ia telah korupsi dan sekarang ia kebingungan tidak bisa mempertanggung-
jawabkan uang yang sudah ia korup dan mengembalikan kepada tuannya. Maka untuk
menyelamatkan diri, dia membuat suatu siasat. Yaitu dengan membuat para debitur yang
berhutang kepada tuannya itu menjadi berhutang kepada bendahara itu. Kepada seorang
debitur yang berhutang 100 tempayan minyak, hutangnya didiscount 50%!, 100 pikulan
gandum didiscount 20% Dengan syarat debitur itu membuat surat hutang yang lain yang
jumlahnya menjadi 50 tempayan minyak dan 80 pikulan gandum saja. Di satu pihak tuannya
dirugikan (tetapi dia tidak tahu), di lain pihak debitur tentu dengan senang hati membuat
surat hutang baru, karena dengan demikian dia diuntungkan karena hutangnya di-
discount 50 dan 20%.26
Kedua contoh surat piutang memperlihatkan uang dalam jumlah yang besar.
Bendahara itu memerlukan exhibit (alat bukti) untuk mendukung catatan keuangan yang
harus ia berikan kepada Tuannya (yang sebenarnya pembukuannya sudah diubah/sudah
direkayasa). Bendahara itu perlu bukti fisik dari uang yang diduga diselewengkan itu,
diberikan kepada debitur sebagai hutang (kuitansi sudah ditangannya) nanti jika tuan tanya
bukti fisik, ia punya keduanya. Itulah kenapa sang tuan memujinya dan menyebutnya
bertindak cerdik. Bendahara yang tidak jujur itu disebut bertindak cerdik artinya ia cepat
tanggap terhadap situasinya dan pandai mencari pemecahannya; panjang akal. 27 Yang di
puji sang tuan adalah kecerdikan bendahara dalam menyelesaikan piutang, bukan
ketidakjujuran. Tujuan utama tindakan bendahara itu adalah supaya ada orang yang
akan menampungnya ketika ia di pecat. Bendahara itu tidak lagi berorientasi lagi pada
harta, tetapi pada persahabatan.

26
Rita Wahjoe, Perumpamaan Bendahara Yang Tidak Jujur
27
Kamus Besar Bahasa Indonesia

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 8


III. APLIKASI
1)Seperti bendahara yang gagal mengerjakan kepercayaan tuannya dalam
mengemban tugas yang diberikan, kita sering gagal dalam mengemban tugas untuk
menjadi manager atau juga pengelola yang baik. Jabatan yang diberikan
kepada kita adalah kepercayaan maka adalah wajib kita mengerjakan
kepercayaan itu secara jujur, itu wujud tanggung jawab kita. Karena pada
prinsipnya, kita mengatur dan mengelola sesuatu yang sebenarnya bukan milik
kita melainkan milik pemberi tugas, mandat dan tanggung jawab. Awalilah
pekerjaaan dengan menyelaraskan pikiran dan hati nurani, bekerja keras adalah
bagian dari fisik, bekerja cerdas adalah bagian dari otak, sedangkan bekerja ikhlas
adalah bagian dari hati. Itulah reputasi yang harus kita bangun dalam kerja kita,
semakin kita jujur akan semakin besar kepercayaan yang diberikan kepada kita.

2)Jangan korupsi, jangan mencuri, jangan curangi tuan kita dengan kerja-kerja yang
tidak bertanggung jawab. Jangan menutup berkat Tuhan atas kita dan keluarga
dengan kerja yang tidak jujur.

3)Jika kedapatan kita mencurangi maka adalah wajib kita mempertanggung


jawabkannya dengan menanggung kerugian dari tempat dimana kita dipercayakan
untuk mengelola keuangannya. Jangan mengelak, jangan cuci tangan. Jangan
mencuri dari gereja nanti tidak jadi berkat.

4)Jangan berorientasi kekayaan (mamon) ketika kita bekerja. Jika kita ingin dikenang
sebagai orang jujur maka bangunlah kejujuran dalam setiap relasi siapapun dia,
memberilah dengan tulus dan jujur. Bangunlah relasi yang baik dengan Sang Tuan.
(HM)

(Silahkan dikembangkan sesuai kebutuhan pelayanan masing-masing jemaat)

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 8


MATERI KHOTBAH MINGGU
Minggu, 25 September 2022

Tema Bulanan : Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan


Sub Tema : Tekun dalam Doa dan Kerja
Bacaan : Daniel 6 : 1 – 29 (fokus
Ayat Kalender Liturgi : Minggu Biasa 21
Warna Liturgi : Hijau berlogo Alkitab terbuka di atasnya terdapat salib dan
tulisan (Alfa) A dan (Omega).

I. PENGANTAR
Berdoa berarti menyampaikan isi hati kepada Tuhan, bersekutu dengan Tuhan
setelah memahami kehendak-Nya, berkomunikasi dengan Tuhan lewat firman-Nya, merasa
sangat dekat dengan Tuhan, merasa bahwa Dia ada di depan kita, dan bahwa ada
sesuatu yang akan kita katakan kepada-Nya. Hati kita merasa penuh dengan terang dan
kita merasakan betapa indahnya bersekutu dengan Tuhan.
Kitab Daniel merupakan salah satu kitab dalam kitab suci Ibrani yang memiliki
bentuk sastra apokaliptik. Dalam penulisannya, kitab ini sangat dipengaruhi oleh tradisi
Ibrani dan Aramaic. Kitab ini merupakan salah satu kitab yang sangat penting dalam tradisi
Yudaisme, khususnya pada periode Hellenistic, Imperium Romawi dan yang terakhir dalam
sejarah kekristenan. Di dalam Alkitab berbahasa Yunani, Latin maupun tradisi
kekristenan, Daniel dipandang sebagai salah satu dari nabi-nabi besar seperti Yesaya,
Yeremia dan Yehezkiel. Sementara dalam kitab suci Ibrani, Kitab Daniel hanya
digolongkan sebagai bagian dari kitab-kitab/tulisan-tulisan dari pada sebagai seorang
nabi.28
II. KAJIAN TEKS
Ayat 1 – 10
Darius mengangkat 120 wakil-wakil kerajaan dan mengangkat Daniel sebagai
pejabat tingginya yang mengepalai seluruh wilayah kerajaannya. Maka timbullah

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 8


28
John J. Collins, Introduction to The Hebrew Bible, Minneapolis : Fortress Press, 2004, hal. 553

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 9


kecemburuan . Ternyata Daniel membawa ancaman bagi pejabat-pejabat lain yang
punya kebiasaan korupsi. Mereka kemudian bersiasat untuk menjatuhkannya, tetapi
tidak menemukan celah pada Daniel kecuali untuk kegiatan keagamaannya.
Dalam menjalankan tugasnya kedapatan Daniel masih yang terbaik dibanding para
pejabat tinggi yang ada, hal ini memungkinkan raja bermaksud menempatkannya
sebagai pejabat tertinggi yang membawahi seluruh kerajaannya. Menurut ayat 4, Daniel
melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ada ‘roh yang luar biasa’ di
dalam dirinya. Daniel menjadi pejabat yang bersih dan tak bercela. Dengan jabatan
tinggi, kepandaian, dan kepercayaan besar dari raja, Daniel punya banyak peluang
untuk menyalahgunakan kekuasaan dan berlaku sewenang-wenang. Namun, ia tetap
menunjukkan integritas yang tinggi dalam kerjanya. Kualitas hidup Daniel sangat
menentukan keberhasilannya. Semakin berkualitas hidupnya, semakin tinggi nilainya
dan ia menjadi perhatian raja karena kinerjanya.
Dengan diangkatnya Daniel oleh raja mengepalai seluruh wilayah kerajaannya,
maka timbullah kecemburuan di antara para pejabat tinggi. Kecemburuan ini bisa jadi
didasarkan fakta bahwa Daniel hanyalah seorang buangan dari Yehuda mendapat
kedudukan tinggi dalam pemerintahan. Dan para pejabat itu melakukan konspirasi
untuk mencekal Daniel dengan cara mencari-cari kesalahannya. Namun, mereka tidak
menemukan kesalahan Daniel, merekanpun berupaya merusak citra Daniel di hadapan raja
melalui kehidupan ibadahnya.
Para pejabat tinggi kerajaan bermufakat supaya dikeluarkan penetapan raja perihal
larangan beribadah (menyampaikan permohonan hanya kepada raja) jika kedapatan
ada yang melanggarnya maka ia akan dibuang ke dalam goa singa. Surat larangan
itupun ditandangani raja tanpa berpikir dua kali dan menurut undang-undang yang
berlaku titah raja tidak dapat diubah ataupun ditinjau kembali.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 9


Ayat 11
Cara Daniel menghadapi peraturan baru yang dikeluarkan raja adalah dengan
masuk dalam ruang khusus di rumahnya, di tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem (seperti
arah kiblat dalam tradisi Yahudi); ia berlutut, berdoa serta memuji Allah. Ia lakukan 3x
sehari. Daniel tidak lari atau melarikan diri. Ia tidak mencari pertolongan ke manapun,
Daniel mencari Tuhan 3x dalam sehari. Daniel bertekun dalam ibadahnya kepada
Tuhan, ia tidak cengeng hadapi situasi itu.

Ayat 12 – 19
Daniel yang tetap menjaga kehidupan ibadahnya dipantau oleh para pejabat
tinggi yang mau menjatuhkan dia dan kemudian mengadukannya kepada raja. Tindakan
para petinggi ini adalah perangkap bagi raja untuk tidak membela apalagi
menyelamatkan Daniel dan juga bagi Daniel untuk tunduk pada larangan raja. Raja
Darius berusaha membela Daniel, tetapi ia juga terbentur konsekuensi hukum yang
berlaku. Raja sangat sedih dan berupaya mencari jalan keluar untuk melepaskan Daniel,
namun ia tidak dapat menganulir keputusannya sendiri. Satu hal yang menghiburnya
adalah bahwa Allah yang disembah Daniel pasti menyelamatkan Daniel (bdk. Ayat 17b)
“Allahmu yang kau sembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!”

Ayat 20 – 25
Raja gelisah terhadap peghukuman Daniel, pagi-pagi sekali raja sudah bergegas ke
gua singa untuk memastikan bahwa Daniel masih hidup, raja meyakini itu. Dengan takzim,
dari luar goa raja berseru; “Daniel, hamba Allah yang hidup….. Allah yang hidup menunjukkan
bahwa Allah ada, berkuasa dan bekerja. respon Daniel menunjukkan rasa hormatnya
kepada raja : “Ya raja kekallah hidupmu……. Mengetahui bahwa Daniel selamat
betapa bersukacitanya raja, ia lalu memerintahkan supaya Daniel dikeluarkan dari goa.
Dan menyuruh untuk membuang ke goa singa para petinggi yang berkonspirasi untuk
menghabisi Daniel dengan menggunakan kekuasaan.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 9


Ayat 26 – 29
Peristiwa penyelamatan Daniel oleh Allah telah menunjukkan betapa dahsyatnya
Allah. Pembebasan Daniel melatarbelakangi devosi dan proklamasi iman dari raja Darius
; “Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar
kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-
Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir. Dia melepaskan dan menolong, dan
mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkaman
singa-singa.” Dan perintah raja adalah mutlak.

III. APLIKASI
1) Orang lain tidak akan dapat berhasil menjatuhkan kita jika tidak menemukan
cela dalam diri kita. Jika kita hidup berintegritas, pasti ada yang membela,
hidup kita diproteksi oleh Tuhan saat menghadapi masalah. Milikilah
integritas itu, maka Allah akan membela kita. Tetap setia melakukan
kebenaran firman Tuhan, apa pun tantangannya.
2) Saat menghadapi tantangan di lingkungan kerja, jagalah komitmen kita
untuk selalu konsisten sebagai orang yang berintegritas, yang di dalamnya
kita membangun dan menjaga mezba doa kita dalam wujud bekerja dengan
tulus sebagai persembahan kepada Allah.
3) Ketika kita menghadapi masalah, ketika kita menghadapi tuduhan-tuduhan,
ketika kita difitnah, ketika kita mengalami persoalan, Jangan lari, jangan
mengandalkan diri sendiri karena kemampuan diri kita terbatas. Jangan jauh
dari Tuhan. Carilah Tuhan, berdoalah. Bandingkan Daniel 3x sehari ia
berlutut, berdoa serta memuji Allah
4) Tetap menunjukkan rasa hormat kepada pemimpin walaupun kebijakannya
untuk menyelamatkan kepemimpinan telah membuat hidup kita makin sulit
dan menderita.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 9


MATERI KHOTBAH KUNCI BULAN
Jumat, 30 September 2022

Tema Semester : Seperti Minyak Yang Baik Di atas


Kepala Tema September : Alkitab Penuntun Hidup
Berkelimpahan Sub Tema : Kasih Tuhan Tiada
Berkesudahan Bacaan : Mazmur 113 : 1 - 9
Warna Liturgi : Hijau berlogo Alkitab terbuka di atasnya terdapat salib dan
tulisan (Alfa) A dan (Omega).

I. PENGANTAR
Kita patut mengucap syukur pada Tuhan Yesus, bahwa dalam Tuntunan pemeliharaan-
Nya kita boleh dimampukan untuk melewati hari-hari kehidupan sepanjang bulan yang
kita jalani, dan yang akan kita lewati / ahkiri saat ini mata kita masih terbuka sampai
sekarang ini berarti bahwa cerita, kehidupan kita ini masih panjang dan belum selesai,
amat terlebih kasih serta kesetiaan Tuhan bagi kita tiada berkesudahan. Tentu banyak
persoalan pergumulan, masalah datang silih berganti bagi kita, namun tidak sedikit berkat
yang Tuhan Allah anugerahkan kepada kita dan yang kita nikmati sepanjang bulan yang
akan kita lalui adakah kita senantiasa mengucap syukur kepada Tuhan atau justru sebaliknya
menjauh dari Tuhan dengan cara meninggalkan persekutuan dan kehidupan berjemaat
karena berbagai macam bentuk kesulitan serta berbagai macam masalah hidup yangn kita
jumpai sepanjang bulan yang akan kita akhiri?
Mazmur 113 ini adalah Seruan yang mengajak manusia untuk terus memuji Tuhan.
Mazmur ini dibingkai dengan seruan haleluya! Nyanyian pujian ini digunakan untuk
memanggil semua orang datang beribadah

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 9


II. KAJIAN TEKS
Ayat 1 - 4
Seruan ajakan untuk hamba-hamba Tuhan agar selalu senantiasa memuji,
mengagungkan Tuhan sebab kedudukan, kebesaran, kemulian-Nya melebihi segala sesuatu
yang ada di dalam dunia.

Ayat 7 – 9
Tuhan Mahatinggi dan layak dipuji. Dari tempatNya Yang Mahatinggi, Tuhan
memperhatikan ke bawah ke kehidupan orang-orang yang rendah dan direndahkan
karena mereka dipandang hina dan bercela, yang dalam mazmur ini disebut Ia
menegakkan orang yang hina dari debu, mengangkat orang yang miskin dari lumpur dan
mendudukannya bersama para bangsawan. Tuhan bertindak! Ia menegakkan dan
mengangkat mereka, artinya; karena status sosial mereka bukan siapa-siapa di dalam
masyarakat mereka disisihkan dan dipandang terhina, karena tidak memiliki apa-apa
mereka dipandang sebagai orang yang hina, tindakan Tuhan adalah menjadikan orang
hina dan miskin menjadi sederajat, sama dengan para bangsawan yang dalam mazmur
ini disebut Tuhan menegakkan dan mengangkat mereka serta mendudukkan mereka
bersama para bangsawan. Tuhan tidak berkenan kepada orang yang merendahkan orang
lain, karena Ia sendiri akan bertindak mengangkat dan meninggikan mereka yang telah
direndahkan.
Sedang bagi Perempuan mandul dalam budaya Yahudi ia tidak mendapat tempat
dalam keluarga, ia diasingkan dipandang kena kutuk karena tidak mampu memberikan
keturunan. Namun dalam ayat 9 dikatakan “Ia mendudukan perempuan yang mandul di
rumah sebagai ibu anak-anak…….” Artinya Tuhan mengangkat perempuan mandul dengan

memberkati rahimnya sehingga ia disebut Ibu anak-anak. Ia tidak lagi menjadi cemooh
karena kemandulannya.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 9


III. APLIKASI
1. Sama seperti bangsa Israel kita sebagai orang percaya juga mengalami
pemeliharaan serta campur tangan Tuhan respon, kasih kebaikan Tuhan harus
di respon dengan iman agar senantiasa mau memuji Tuhan

2. Puji-pujian kepada Allah bukan hanya kita menikmati dan merasakan


kesuksesan dan keberhasilan tapi dalam segala situasi sebab di tengah keadaan
sulit sekalipun kasih sayang Tuhan tidak pernah meniggalkan kita Ia mendekati
menolong. Membebaskan dan membaharui memuaskan kerinduan manusia
Berbagai macam pergumulan dalam hidup mau menyadarkan kita bahwa Allah
mendidik kita untuk senantiasa berharap akan pertolongan Tuhan

3. Puji Pujian yang kita naikan kepada Allah hendak menegaskan dan menjadarkan
kita bahwa siapa kita dan bagaimana kehidupan kita kalai tanpa campur tangan
dan pertolongan Tuhan sebab itu melalu pujian pujian yang kita naikan biarlah
Tuhan semakin dibesarkan dan di tinggikan dan kita semakin kecil serta
semakin hidup memuliakan Nama Tuhan.

4. Tuhan adalah Allah yang penuh dengan kasih Ia memberikan matahari bagi
orang yang baik dan yang jahat dari pagi sampai terbenamnya agar semua manusia
dapat beraktifitas,bekerja sehinga dapat memperoleh dan menikmati berkat
berkat Tuhan, itulah bukti kasih dan kesetiaan Tuhan yangn tidak pernah
berkesudahan sehingga sudah seharusnyalah manusia menjawab itu dengan
tetap senantiasa mengandalkan serta dalam hidup selalu memuji dan memuliakan
namaNya karena kasih setianya kekal bagi kita. (RL)

(Silahkan di kembangkan sesuai dengan kebutuhan pelayanan masing-masing Jemaat)

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 9


MATERI KHOTBAH MINGGU
Minggu, 02 Oktober 2022

Tema Semester : Seperti Minyak Yang Baik di atas


Kepala Tema Oktober : Mencari Pemimpin
Sub Tema : Kepemimpinan Yang Memberdayakan
Bacaan : Keluaran 18:13-27
Kalender Liturgi : Minggu Biasa 22
Warna Liturgi : Hijau berlogo Alkitab terbuka di atasnya terdapat salib dan
tulisan (Alfa) A dan (Omega).

I. PENGANTAR
Seperti Minyak Yang Baik di atas Kepala, demikianlah arah tema pemberitaan
Firman pada semester kedua di tahun 2022 ini. Diam bersama dengan rukun dalam
perspektif persaudaraan di Maz.133 diumpamakan seperti minyak yang baik di atas
kepala. Minyak di sini merujuk kepada minyak pengurapan dan minyak ini adalah minyak
yang baik, murni dan mahal. Minyak dimaksud digunakan dalam penahbisan imam, raja.
Minyak yang baik yaitu minyak yang suci. Jadi, seperti minyak yang baik di atas kepala
bermakna pengurapan, pengokohan, peneguhan demi kelangsungan kehidupan bersama.
Dalam keseharian terkadang kita merasa khawatir ketika diberi tanggung-jawab
sebagai pemimpin, dalam bidang apapun itu. Rasa khawatir bisa membuat kita
melupakan potensi yang kita miliki. Penting mengingat bahwa Tuhan tidak pernah salah
memilih dan menyertai setiap orang yang dipilih-NYA. Janji kesuksesan dan penyertaan,
bahkan meneguhkan hati akan memantapkan kita bahwa ketika seseorang dikenan
Tuhan, ia akan dipilih untuk memimpin umatNya.
Para dasarnya semua orang yang mengerjakan kepemimpinan diberi mandat oleh
Allah untuk dapat memberdayakan orang lain menjadi pribadi yang berdayaguna bagi
dirinya dan orang lain. Seorang pemimpin yang baik ia tidak hanya mampu menjadi
teladan bagi orang-orang yang dipimpinnya, ia juga mampu memberdayakan mereka.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 9


II. KAJIAN TEKS
Ayat 13 – 20 Yitro menawarkan strategi kepemimpinan kepada Musa
Nabi Musa terlihat mengerjakan tanggung jawab kepemimpinannya sendiri. Ia bekerja
sejak pagi hingga petang, sendiri ia menangani masalah hukum bangsa Israel. Semua
pekerjaan itu nampak oleh Yitro, bapak mertuanya : “Apakah ini yang kau lakukan kepada bangsa
itu? Mengapakah engkau seorang diri saja yang duduk, sedang seluruh bangsa itu berdiri di depanmu
dari pagi sampai petang?”….. "Tidak baik seperti yang kau lakukan itu. Engkau akan menjadi sangat
lelah….. Pola kerja Musa menurut Yitro sangatlah tidak efisien. Yitro menilai semua yang

dikerjakan Musa dalam tugasnya sebagai pemimpin; tidak baik. Sebuah kritik tajam; bahwa
Musa haru dapat memberi kepercayaan kepada orang lain untuk menopangnya
menyelesaikan tugas. Memberi kepercayaan merupakan tugas pemimpin setelah ia
melengkapi mereka yang dipimpinnya dengan pembinaan dan uraian tugas yang jelas.
Kemampuan memberi tugas memungkinkan regenerasi kepemimpinan menjadi
kepastian. Musa terlalu fokus dengan penanganan masalah, ia tidak memikirkan
bagaimana memaksimalkan sumberdaya umat untuk menopang pekerjaan berat itu,
sehingga ia dapat sangat kelelahan menangani masalah yang banyak itu.

Ayat 21 – 27 Menjadi Pendengar yang baik


Yitro memberikan solusi agar Musa mendelegasikan tugasnya dengan mencari
orang yang memiliki kualifikasi khusus, membina mereka, memberi kewenangan menjadi
pemimpin seribu, seratus, lima puluh dan sepuluh orang. Masalah kecil dapat mereka
tangani dan yang besar ditangani Musa.
Nasihat Yitro agar Musa merekrut orang-orang yang akan menopang kerjanya dan
menyusun job description (=pembagian tugas) kepada orang-orang yang sudah direkrutnya
supaya kerja mereka lebih efisien. Syarat rekruitmen berlaku disebutkan dalam ayat ini:
1) Orang yang cakap,
2) Orang yang takut akan Allah,
3) Orang yang dapat dipercaya

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 9


4) Orang yang dibina dalam kebenaran dan sangat terikat pada kebenaran itu, dan
5) Orang yang membenci kepada pengejaran suap

Musa mendengarkan nasehat mertuanya Yitro, mendengarkan berarti Musa menaruh


perhatian dan menindaklanjuti nasehat itu dengan memberdayakan orang-orang yang
dipimpinnya dengan kapasitas keilmuan dan integritas, Musa sedang memberdayakan
mereka untuk menjadi pemimpin yang berkualitas atas seribu orang, seratua orang, lima
puluh orang dan sepuluh orang. Mereka mengadili di antara bangsa itu setiap perkara
yang dapat mereka selesaikan dan yang menurut mereka sangat berat dan sukar untuk
diselesaikan mereka menyerahkannya kepada Musa.

III. APLIKASI

1) Pemimpin yang tidak mau menerima kritik dan saran, ia tidak akan berkembang
dalam segi apapun. Menerima kritik akan menolong kepemimpinan yang ada
untuk menata pola kepemimpinannya untuk menjadi lebih efektif dan kuat. Hal
itulah yang dilakukan Nabi Musa terhadap kritikan mertuanya Yitro, ia
mendengar, menyimak, menerima dan memperbaiki kinerjanya. Kritik itu
berguna untuk membangun tim yang solid dan kuat untuk kerja bersama yang
besar dan berat. Kritik adalah penilaian jujur atas kinerja. Kritik jangan bersifat
menyerang pribadi kritik harus memberi saran solutif untuk perbaikan kinerja
demi pencapaian yang lebih baik.

2) Kita perlu melatih diri kita untuk ‘memberi telinga’ mendengar masalah orang
lain dan menolongnya mencari solusi. Orang yang mau mendengar adalah orang
yang menghargai pendapat dan bahkan kritik orang lain. Jadi seorang pemimpin
harus selalu rendah hati untuk belajar memperbaiki diri guna kebaikan bersama.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 9


3) Kerja memang banyak, namun kita juga perlu menjaga kesehatan. Kebiasaan
kita adalah berpacu dengan waktu untuk menyelesaikan banyak tugas. Penting
membangun kekuatan kerja tim agar lebih efektif.

4) Jangan cuci tangan atas persoalan yang dihadapi. Jangan melemparkan


persoalan kepada orang lain. Belajarlah untuk dapat menyelesaikan persoalan yang
dihadapi, mintalah selalu hikmat Allah menolong kita untuk dapat menemukan
solusi terhadap setiap persoalan yang dihadapi.

5) Kepemimpinan atau kecakapan dalam memimpin, sangat dibutuhkan untuk level


kepemimpinan tertinggi di lembaga gereja kita. Kita perlu belajar dari pola
kepemimpinan Musa ini yang mampu melihat setiap potensi dari orang-orang yang
dipimpinnya, ia memberdayakan potensi yang mereka miliki untuk perluasan
dan pengembangan kerja bersama. Semua orang terlihat dan terlibat. Semua
orang bertanggung jawab sekecil apapun peran yang dipercayakan kepadanya.

(Silahkan dikembangkan sesuai kebutuhan pelayanan masing-masing Jemaat)

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 1


MATERI KHOTBAH MINGGU
Minggu, 09 Oktober 2022

Tema Semester: Seperti Minyak Yang Baik di atas Kepala


Tema Oktober : Mencari Pemimpin
Sub Tema : Kepemimpinan Yang Melayani
Bacaan : Hakim 4 : 1 – 24
Kalender Liturgi : Minggu Biasa 23
Warna Liturgi : Hijau berlogo Alkitab terbuka di atasnya terdapat salib dan tulisan
(Alfa) A dan (Omega).

I. PENGANTAR
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam memengaruhi orang lain yang
umumnya melalui motivasi untuk bekerja sesuai dengan tujuan dan sasaran yang
berlaku. Sebagai manajer atau pimpinan sudah umum diketahui bahwa gaya
kepemimpinan yang dilakukan akan sangat mempengaruhi bagaimana perilaku orang-
orang yang dipimpin dalam bekerja untuk capai tujuan. Pemimpin yang mengutamakan
pelayanan, dimulai dengan perasaan alami seseorang yang ingin melayani dan
mendahulukan pelayanan. Selanjutnya secara sadar, pilihan ini membawa aspirasi dan
dorongan dalam memimpin orang lain. 29

Pola kepemimpinan yang dibangun Debora adalah kepemimpinan yang melayani,


yang mengutamakan kesejahteraan (=keselamatan) orang-orang yang dipimpinnya. Debora
menggunakan wewenangnya untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para
prajurit yang bertanggung jawab, demi mencapai tujuan memerangi Yabin yaitu;
kemenangan (=kembali kepada Allah).

29
https://www.academia.edu/43199858/KEPEMIMPINAN_YANG_MELAYANI

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 1


II. KAJIAN TEKS
Setelah kematian Ehud, orang Israel melakukan apa yang jahat di mata Tuhan.
Kemurtadan Israel telah membuat Tuhan murka. Dalam murkaNya, Tuhan menyerahkan
Israel dalam kekuasaan Yabin, Raja Kanaan. Yabin memiliki panglima perang yaitu Sisera
dengan armada perangnya yang besar dan kuat sehingga Sisera tidak terkalahkan.
Dalam kondisi terkepung dan sulit terlepas dari intimidasi Sisera selama 20 tahun. Israel
berseru kepada Tuhan, berharap Tuhan turun tangan menolong mereka keluar dari
kekuasaan Yabin.
Israel tidak lagi aman karena di mana-mana terjadi perampokan, mereka tinggal di
gua-gua dan di gunung akibat penindasan yang membuat keterpurukan baik secara ekonomi,
sosial budaya dan keagamaan maupun hak-hak asasi terpasung dan kebebasanpun
terbelenggu. Walaupun Tuhan sendiri yang menyerahkan Israel dalam kendali kekuasaan
Yabin dan panglimanya Sisera namun, seruan Israel menggetarkan hati Tuhan untuk segera
menolong mereka.
Debora mengakui kemampuan Barak, ia tahu Barak dapat mengalahkan Sisera ia
pun mendorong Barak untuk maju kalahkan Sisera. Namun sepertinya, Barak tidak yakin
sehingga ia berkata : “Jika engkau turut maju akupun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju akupun
tidak maju.” Barak melihat keberadaan Debora secara utuh dan tidak meragukan

kemampuannya. Barak yakin bahwa kehadiran Debora akan memberi spirit sehingga
kemenangan dapat diraih. Debora adalah perempuan cerdas, ia memiliki kemampuan
berbicara, ia mampu menilai setiap hal dan orang yang bekerja dengannya. Debora
mampu memimpin bangsa Israel kembali kepada Allah.
Debora peduli kepada orang Israel, ia tidak menginginkan mereka menderita.
Karena itu, ia bangkit berperang membela rakyatnya. Debora merangkul semua
pemimpin dari 12 suku Israel, mempersatukan mereka untuk menghadapi
peperangan.30 Debora berhasil

30
Peperangan dalam Perjanjian Lama bukanlah berita utama yang mau disampaikan melainkan tentang kebesaran dan kemuliaan
Allah terhadap kuasa-kuasa lain. Selain itu, peperangan juga adalah pembuktian iman bangsa Israel bahwa Allah yang mereka
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 1
sembah bertindak dalam sejarah untuk menyatakan kekudusan, kemahakuasaan dan kebesaranNya.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 1


mempersatukan Israel. Bagi Debora, rakyat yang dipimpinnya adalah orang-orang yang
harus diselamatkan. Perjuangan Debora tulus dan tidak dilandasi kepentingan lain.

III. APLIKASI
1) Bangunlah kesetaraan peran di dalam kehidupan keluarga, dan gereja yang
juga pasti akan berdampak kepada masyarakat luas. Didiklah anak perempuan
dan laki-laki untuk saling menghormati atas setiap peran dan tugas yang telah
diberikan oleh orang tua secara adil. Jangan mensubordinasikan perempuan
sebagai yang harus berperan di belakang dan hanya laki-laki yang harus
tampil. Peran laki-laki dan perempuan sebenarnya sama, kitalah yang memberi
label dan membedakan peran gender, sehingga pemosisian dan peran
perempuan dalam berbagai bidang selalu diragukan.

2) Saling mendukung dalam mengerjakan tanggung masing-masing dibangun dari


saling mempercayai. Sebagaimana anggota keluarga mempercayai Ayah sanggup
membawa keluarga kepada kehidupan yang lebih baik, atau anggota tim yang
tahu kapabilitas ketua tim mereka dan akan membawa mereka keluar dari
masa sulit masuki perubahan yang lebih baik, maka seperti begitulah yang
harus dibangun dan dikokohkan; saling percaya dan menopang.

3) Debora adalah model bagi kepemimpinan perempuan, yang melaluinya kita


belajar Kepemimpinan yang melayani (servant leadership) kepemimpinan model
ini mempunyai kecenderungan lebih mengutamakan kebutuhan, kepentingan dan
aspirasi orang-orang yang dipimpinnya. Orientasinya adalah untuk melayani
dan cara pandangnya holistik.

(Silakan dikembangkan sesuai kebutuhan pelayanan masing-masing jemaat)

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 1


MATERI KHOTBAH MINGGU
Minggu, 16 Oktober 2022

Tema Semester : Seperti Minyak Yang Baik di Atas


Kepala Tema Oktober : Mencari Pemimpin
Sub Tema : Merengkuh Kasih Allah, Mengubah Kehidupan
Bacaan : Kejadian 32:22-32
Kalender Liturgi : Minggu Biasa 24
Warna Liturgi : Hijau berlogo Alkitab terbuka di atasnya terdapat salib dan
tulisan (Alfa) A dan (Omega).

I. PENDAHULUAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata merengkuh adalah menarik,
mendekatkan, meraih arah ke dada (tubuh). Contoh: Ia merengkuh kepala anak itu, lalu
didekapnya. Arti lainnya dari merengkuh adalah menjadikan (menganggap) sebagai.
Contoh: Dia merengkuh anak itu seperti anak sendiri. Merengkuh Kasih Allah bertalian
dengan teks kita saat ini, Yakub bergumul dengan Allah, Ia merengkuh, meraih dan
mendekatkan dirinya kepada Allah supaya ia dapat memperoleh kasih Allah. Untuk
memahami kisah Yakub bergumul dengan Allah, kita perlu mengingat seluruh kehidupan
Yakub dari awal sampai kisah pergulatannya. Yakub memang pegulat sejak dari kandungan.
Namanya berarti “pemegang tumit” (Kej. 25:26). Walaupun dia sudah dinubuatkan
sebagai penerima hak kesulungan, dia tetap mengupayakan hal itu dengan tangan
sendiri. Dia menipu kakak dan ayah untuk jaminan berkat kesulungan.
Perjalanan hidup Yakub penuh konflik, dalam keluarga ia berhadapan dengan Esau
kakaknya yang penuh dendam karena tertipu olehnya. Dia juga menghadapi pertikaian
dengan ayah mertua dan saudara-saudara iparnya. Namun, melalui pimpinan Allah,
Yakub akhirnya melarikan diri dari Laban dan kembali ke tempat asalnya. Keputusan ini
meletakkan dia pada dua bahaya: di belakang ada Laban yang akan mengejar, di depan
ada Esau yang penuh dendam padanya. Yakub sangat takut dan tertekan.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 1


II. KAJIAN TEKS

Allah menemui dan menyapa Yakub di tempat penyeberangan sungai Yabok. Yakub
mati-matian bergumul dengan Allah untuk memperoleh berkat yang dijanjikan, Allah
mengizinkannya menang tetapi pangkal paha Yakub dicederai Allah sebagai peringatan
bahwa Yakub tidak boleh lagi hidup dalam kekuatannya sendiri, tetapi harus bersandar
sepenuhnya kepada Allah dan hidup dalam ketergantungan pada-Nya.31
Bahwa Yakub mengatakan: ‘Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau
tidak memberkati aku’ (ay 26b), tidak bisa diartikan bahwa Yakub memaksa Allah.
Yakub bukannya memaksa Allah memenuhi permintaannya, tetapi Yakub bertekun
dengan gigih sampai ia mendapatkan apa yang dimintanya. Memang antara memaksa
Tuhan dan bertekun dengan gigih dalam berdoa, hanya ada batasan yang sangat tipis.
Perbedaannya adalah dalam sikap hati. Kalau kita memaksa Tuhan, maka sikap hati kita
adalah merasa berhak, bahkan memberontak atau juga marah kalau tidak dikabulkan.
Sedangkan kalau bertekun dalam doa, kita bersikap memohon belas kasihan Tuhan!
Inisiatif Allah menemui dan menyapa Yakub membuatnya bergulat merengkuh
kasih Allah di tengah-tengah pergumulan mengatasi masa lampau yang sangat
membebaninya. Keseriusan Yakub merengkuh kasih Allah itu membuat dia mengalami
proses trasformasi dalam jalan hidupnya yang disimbolkan dengan perubahan namanya
dari Yakub menjadi Israel. Yakub dapat menang dalam pergumulannya dengan Allah
bukan melalui kekuatan yang dimilikinya, tetapi dengan menangis dan memohon belas
kasihan. Inilah kunci dari kemenangan Yakub dalam pergumulannya dengan Allah. Dari
pergumulan sengit dan keinginan kuat untuk memohon berkat dari Tuhanlah Yakub
mendapatkan nama barunya, Israel.

31
Tafsiran Kitab Kejadian

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 1


III. APLIKASI
1) Merengkuh kasih Allah bukanlah dengan berpangku tangan melainkan dengan
terus mengerjakan pekerjaan-pekerjaan untuk mengolah kehidupan setiap hari
dengan sabar dan tekun. Kesabaran dan ketekunan adalah ‘rahim yang
mengandung dan melahirkan’ kehidupan baru. Yakub membutuhkan sekitar 14
tahun antara Bethel dan Pniel untuk menggumuli dan memperjuangkan berkat
Tuhan. Setelah itu Yakub dapat menikmati berkat dan memilikinya sesudah
berdamai dengan Esau. Terkait hal ini hendak ditegaskan bahwa berkat Tuhan
menjadi nyata melalui sikap kita yang benar dalam menerimanya. Yakub tekun
bergumul dan berjuang sampai Tuhan memperhatikan kesengsaraan dan jerih
payahnya hingga berkat itu menjadi miliknya. Karena memang, berkat Tuhan
adalah seluruh kehidupan itu sendiri.

2) Belas kasih Allah akan mengubah kita. Belas kasih Allah mengubahkan seseorang
yang yang penuh kebencian, fanatik, atau rasis menjadi orang yang baik, lembut,
dan penuh kasih. Ketika belas kasih Allah menyentuh hati kita, itu mengubahkan.
Jika hidup kita belum berubah, maka kita tidak mengenal Tuhan. Tidak ada orang
yang dapat mengasihi kita sebesar kasih yang Allah berikan, tidak ada yang
sanggup mengubah kita jika bukan Tuhan.

3) Hidup dalam bayang-bayang masa lalu sangat tidak mengenakan, kita selalu
diselimuti perasaan bersalah dan tidak nyaman. Kita membelenggu diri kita
pada peristiwa masa lalu sementara kita sendiri sedang berdiri dan berjuang di
masa depan. Kita tidak akan mungkin dapat maju dan meraih masa depan
dengan gemilang jika kita masih ‘terpenjara’ oleh kesalahan masa lalu. Kisah
ini mengajarkan kepada kita, bahwa sesungguhnya Allah memiliki belas kasih,
ketika kita melakukan kesalahan, jangan takut untuk mengakui di hadapan Allah.
Karena tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 1


4) Pengalaman Yakub merengkuh kasih Allah, mengingatkan kita tentang siapa Allah
dalam jalan hidup kita. Sesungguhnya Allah adalah pelindung dan Pembuka masa
depan yang setia. Ia adalah Allah Pelindung kehidupan yang tidak akan pernah
terlelap. Maka siapapun yang terus-menerus merengkuh kasih Allah di jalan
hidupnya, betapapun pengalaman hidup itu berliku, sakit dan gelap,
pengalaman hidup itu tidak akan menyakitkan lagi. Merengkuh kasih Allah
mengubah kehidupan sehari-hari.

5) Kita semua harus berjuang merengkuh kasih Allah supaya Allah menyatakan belas
kasihNya memberikan orang-orang terbaik dalam gerejaNya ini untuk
kepemimpinan GPI Papua 5 tahun ke depan. Kita semua dipanggil sebagai
para murid dan pelayan Kristus, untuk terus merengkuh kasih Allah hingga kita
bersama-sama mengalami kasih Allah yang sanggup mengubah situasi
bergereja kita secara konkrit di tengah pergumulan mencari pemimpin yang
loyal dan total dalam pengabdian kepada gerejaNya ini. Mari terus berjuang
merengkuh kasih Allah, demi jaminan berkatNya atas pemimpin dan umat GPI
Papua, Amin.

(Silahkan dikembangkan sesuai konteks pelayanan masing-masing jemaat)

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 1


MATERI KHOTBAH MINGGU
Minggu, 23 Oktober 2022

Tema Semester : Seperti Minyak Yang Baik Di atas


Kepala Tema Oktober : Mencari Pemimpin
Sub Tema : Pemimpin Yang Membawa
Pembaharuan Bacaan : 2 Tawarikh 34 : 1 – 7
Kalender Liturgi : Minggu Biasa 25
Warna Liturgi : Hijau berlogo Alkitab terbuka di atasnya terdapat salib dan
tulisan (Alfa) A dan (Omega).

I. PENDAHULUAN
Pemimpin yang membawa pembaharuan adalah pemimpin yang membuat
pembaharuan menjadi suatu tatanan baru dalam kepemimpinannya yang berdampak
jangka panjang. Pemimpin pembaharu adalah seorang pejuang yang fight yang
memberi energy positif dalam kepemimpinannya baik pada masa kepemimpinannya
maupun pada generasi selanjutnya.

II. KAJIAN TEKS


Ayat 1 – 2 Umur 8 Tahun
Yosia diangkat menjadi raja dalam usia yang sangat belia, ia makin berkembang maju
dalam kepemimpinannya seiring dengan bertambahnya usia dan pengenalannya kepada
Tuhan. Yosia berumur 8 tahun ketika ia menjadi raja, ia melakukan apa yang benar di
mata Tuhan. Kualitas kehidupan spiritualitasnya diungkap dalam teks ini; ia melakukan apa
yang benar di mata Tuhan dan hidup seperti Daud. Yosia memiliki keistimewaan,
karena kehidupan spiritualnya sangat berkualitas.

Ayat 3a Umur 16 Tahun


Pada tahun kedelapan kepemimpinannya, ia sudah berumur 16 tahun, ia masih
belia namun ia belajar mencari Tuhan, membangun kehidupan spiritualnya.Yosia mulai
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022 100
membekali dirinya dengan pengetahuan dan pengenalan akan Allah. Yosia merasa
penting memiliki pengetahuan yang baik tentang Allah yang diimaninya. Dengan
pengetahuan yang bertambah, pengalaman yang cukup Yosia makin mantap mengubah
tatanan kehidupan yang lama bangsa Yehuda yang hidup murtad terhadap Tuhan.
Mereka mendirikan tiang berhala, bukit pengorbanan, patung pahatan dan patung
tuangan. Yosia sangat paham situasi kehidupan beragama rakyatnya. Kemurtadan para
raja terdahulu Yehuda telah melibatkan bangsa. Situasi yang demikian mendorongnya
untuk segera melakukan pembaharuan kehidupan Yehuda yang telah jauh berpaling dari
Tuhan, bahkan memuncak pada pemerintahan kakeknya, Manasye, sebagai raja yang
paling buruk dan jahat dalam keagamaan di mata Tuhan (bdk. 2 Raj 21:1-18). 32 1)
Pembaharuan yang dilakukan Yosia dimulai dari dirinya sendiri. Ia tidak meneladani
ayahnya, Raja Amon maupun kakeknya, Raja Manasye yang jahat di mata Tuhan. Namun
ia meneladani leluhurnya, Daud, dengan melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Yosia
mengalami pembaharuan diri secara rohani dengan menyembah dan taat kepada Tuhan.

Ayat 3b – 7 Umur 20 Tahun


Pada tahun keduabelas ia mulai mentahirkan Yehuda dan Yerusalem daripada
bukit- bukit pengorbanan, tiang-tiang berhala, patung-patung pahatan dan patung-
patung tuangan. Yosia melakukan reformasi yang radikal yang dimulainya dari dalam
Bait Allah yang telah dicemarkan di Yerusalem. Tidaklah mudah melakukan reformasi
spiritual secara besar-besaran. Yosia tidak gentar, semua berhala, mezbah para Baal
dirobohkannya, dihancurkan, diremukkan dan menghancurluluhkan tiang-tiang berhala
dan menghamburkannya ke atas kuburan orang-orang yang mempersembahkan korban
kepada berhala-berhala itu.

32
Christop Barth, Theologia Perjanjian Lama 2 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982), 135-136.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 1


III. APLIKASI
1) Seringkali kita mengukur kedewasaan seseorang dari berapa banyak tahun
usia yang sudah dijalaninya. Lalu mereka yang masih muda kita sebut ‘ anak
kemaren sore’ dan menganggapnya tidak tahu apa-apa dan tidak bisa apa-
apa. Padahal banyaknya usia bukanlah ukuran menjadikan seseorang itu
dewasa melainkan pada sikap, karakter.

2) Pembaharuan harus dimulai dari diri sendiri (teladan Yosia yang secara besar-
besaran memulai dari dirinya sendiri). Sejak belia ia sudah fokus pada apa
yang ingin ia capai dalam kepemimpinannya, yaitu kepemimpinan yang bersih
dan takut Tuhan. Memulai dari diri, membangun dengan kokoh kehidupan
rohani setelah mapan baru keluar membaharui rakyatnya.

3) Memang tidak mudah kerja pembaharuan. Karena tidak semua orang


menyukai perubahan, ada yang lebih suka menjaga pola kepemimpinan lama,
karena pola itu menguntungkannya. Mari kita belajar dari Yosia yang mandiri
dalam berpikir dan membuat keputusan untuk mereformasi kepemimpinan, ia
berprinsip dan tidak mudah dipengaruhi oleh siapapun. Jangan menilai
kemampuan dan karakter orang dari usia dan penampilannya.

4) Tuhan saja satu-satunya pemimpin yang akan menolong kita menemukan


orang terbaik untuk memimpin gerejaNya ini. Amin

(Silahkan dikembangkan sesuai kebutuhan pelayanan masing-masing jemaat)

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 1


MATERI KHOTBAH MINGGU
Minggu, 30 Oktober 2022

Tema Semester : Seperti Minyak Yang Baik Di atas


Kepala Tema Oktober : Mencari Pemimpin
Sub Tema : Pemimpin Yang Membawa
Pembaharuan Bacaan : 2 Tawarikh 29 : 1 - 36
Kalender Liturgi : Minggu Biasa 26
Warna Liturgi : Hijau berlogo Alkitab terbuka di atasnya terdapat salib dan
tulisan (Alfa) A dan (Omega).

I. PENDAHULUAN
GPI Papua akan memasuki babakan baru dengan pemimpin yang baru, kita
mencari dan memilih seorang terbaik di antara yang baik untuk menjadi pemimpin.
Kepemimpinan bukanlah barang yang “sudah jadi”. Kepemimpinan bukan pula sesuatu
yang “jatuh dari langit”. Kepemimpinan atau lebih tepatnya karakter seorang pemimpin
bisa dan malahan harus dikembangkan dari hari ke hari! Karakter ini amat penting bagi
seorang pemimpin. John C. Maxwell mengatakan; “Karisma dapat membawa kita sampai
ke puncak, namun hanya karakterlah yang mempertahankannya.” Itu artinya tanpa karakter
yang baik, seorang pemimpin yang sudah sampai puncak sekalipun tidak akan bertahan
lama. Sebab begitu ketahuan ada cacat dalam karakternya, maka ia akan segera
kehilangan reputasinya!
Seseorang yang memilih untuk menjadi pemimpin pada sejatinya ia sedang
menazarkan hidupnya untuk orang lain. Pemimpin berpikir, bertindak, dan bekerja bukan
untuk dirinya, keluarganya, atau kerabatnya, melainkan untuk gereja, umat dan masyarakat.
Jika seorang pemimpin keluar dari prinsip ini, pada dasarnya dia bukan pemimpin.

II. KAJIAN TEKS


Hizkia adalah pewaris takhta ke-14 dari kerajaan Yehuda. Ia tidak seperti ayahnya,
Raja Ahas, yang hidup dalam keberdosaan. Ayahnya bukanlah teladan baik bagi Hizkia,

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 1


ia membangun kehidupan berkarakter hamba Tuhan dengan meneladani bapa
leluhurnya

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 1


Daud. Dalam usia yang sangat muda, ia menetapkan hati untuk hidup benar di hadapan
Allah. Hal itu terlihat dari upayanya membarui rumah Tuhan (membuka pintu-pintu
rumah Tuhan dan memperbaikinya) dan mengembalikan fungsi peribadatan yang benar
di hadapan Allah.
Pada pemerintahan raja Ahaz, ia telah mengabaikan kehidupan ibadah dengan
menutup rumah Tuhan dan dibiarkan gelap tidak ada cahaya nyala pelita, tidak ada
nyala api dan asap dari persembahan korban bakaran bagi Tuhan. Ini sangat fatal.
Membuat murka Tuhan menimpa Yehuda dan Yerusalem. Latar belakang inilah yang
mendorong raja Hizkia secara tegas dan berani melakukan pembaruan mental dan
rohani; Pertobatan dan kehidupan ibadah yang dijaga. Tanpa pertobatan, kehidupan
ibadah tidak dapat berlangsung terus menerus. Ibadah bukanlah rutinitas melainkan
kebutuhan. Skala prioritas Hizkia adalah; Tuhan di atas segalanya, pembaharuan
dilakukan supaya kehidupan tidak berakhir tetapi berkelanjutan dalam perkenaan Tuhan
(Ayat 10; Sekarang aku bermaksud mengikat perjanjian dengan Tuhan, Allah Israel,
supaya murka-Nya yang menyala-nyala itu undur daripada kita).
Tahun pertama pemerintahnya secara tegas, jelas, terarah dan terukur langkah
reformasi dilakukan Hizkia dengan menggelar ‘pertobatan masal’ yang dimulai dari para
pemuka agama (para imam dan orang-orang Lewi), para pelayan Tuhan (Ayat 5 ;
Kuduskanlah dirimu dan kuduskanlah rumah Tuhan). Tuhan merestui langkah
pembaharuan bagi Yehuda dan Yerusalem yang diambil Hizkia. Allah membuat Hizkia
berupaya membalikkan keadaan. Ia mereformasi jabatan dan fungsi keimaman Lewi. Itu
sebabnya, ia memerintahkan seluruh suku Lewi menguduskan dirinya di hadapan Allah.
Hizkia menggerakan orang Lewi untuk bangkit dan berbenah; (Ayat 11; “Anak-anakku,
sekarang janganlah kamu lengah, karena kamu telah dipilih Tuhan untuk berdiri di
hadapan-Nya untuk melayani Dia, untuk menyelenggarakan kebaktian dan
membakarkorban bagi-Nya.”). Betapa sangat bersemangatnya orang-orang Lewi menata
kembali kehidupan mereka dan membarui komitmen melayani mereka yang ditandai

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 1


dengan kegerakan (Ayat 12; bangunlah orang-orang Lewi itu) dan tidak hanya itu
saja, mereka mengumpulkan saudara-saudaranya dan menguduskan diri lalu mentahirkan
rumah Tuhan. Betapa berdampaknya reformasi Hizkia. Pentahiran itu dimulai dari Imam,
rumah Tuhan dan berlanjut ke seluruh rakyat. Setelah orang-orang Lewi dan Imam
kudus dulu, baru mereka mentahirkan rumah Tuhan menurut perintah raja, sesuai
dengan firman Tuhan. Pelayan Tuhan (Imam) dan rumah Tuhan adalah satu kesatuan
yang harus terus dijaga oleh umat, dengan mengerjakan ibadah. Hizkia kemudian
memerintahkan seluruh bangsanya untuk menghormati rumah Tuhan. Ia menekankan
pentingkan menjaga kekudusan diri dan menghormati rumah Tuhan. Kekudusan adalah
syarat penting mengerjakan kepemimpinan yang dipercayakan Tuhan kepadanya.
Setelah semuanya ditahirkan, babakan baru bagi Yehuda dimulai. Hizkia mengawalinya
dengan mempersembahkan korban penghapus dosa di atas mezbah Tuhan, artinya
Hizkia menunjukkan bahwa hanya dengan kekudusanlah Allah berkenan kepadanya dan
umat- Nya.33

III. APLIKASI
1) Kehidupan rohani anak bertumbuh di dalam keluarga dengan menjadikan
orang tua, ayah dan ibu sebagai pola anutan. Jika orang tua menanamkan
benih kehidupan moral dan rohani yang kuat ia tentu dapat mengerjakan
kebaikan dan menjauhi kejahatan. Bandingkan Hizkia yang menjadikan
leluhurnya Daud dan ibu sebagai teladan hidup beriman. Ia tidak meneladani
ayahnya karena ia tahu bahwa ayahnya adalah orang yang jahat (murtad
kepada Allah). Hizkia berkarakter baik sehingga ia dapat memilih kebenaran
dan hidup di jalan kebenaran itu (melakukan apa yang benar di mata Tuhan).

33
Beberapa referensi

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 1


2) Beriman kepada Tuhan bukan berarti hidup kita jauh dari tantangan,
menempatkan Tuhan sebagai prioritas utama di tengah tantangan kerja
memungkinkan Tuhan terus memampukan kita menghadapi tantangan dan
menyelesaikannya.

3) Jangan padam kemuliaan Allah dihidup kita dengan menutup pintu hati kita
(menjauhi kehidupan beribadah), dan tidak mengindahkan rumah Tuhan (padam
pelita, membiarkan kehidupan kita gelap) dengan berbuat demikian kita menutup
kebaikan Allah atas hidup kita (mendatangkan murka Tuhan)

4) Tuhan menolong pemimpin baru kita, kiranya dapat membawa GPI Papua kita
yang ke arah yang makin maju dan lebih baik. Tuhan menolong kita. Amin.

(Silahkan dikembangkan sesuai kebutuhan pelayanan masing-masing jemaat)

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 1


MATERI KHOTBAH KUNCI BULAN
Senin, 31 Oktober 2022

Tema Semester: Seperti Minyak Yang Baik Di atas Kepala


Tema Oktober : Mencari Pemimpin
Sub Tema : Merengkuh Kasih Allah, Mengubah Kehidupan
Bacaan : Ayub 42 : 7 - 17 (Fokus Ayat 10)
Warna Liturgi : Hijau berlogo Alkitab terbuka di atasnya terdapat salib dan tulisan
(Alfa) A dan (Omega).

I. PENGANTAR
Dalam mengakiri bulan oktober, kita diberikan penguatan firman Tuhan dari Ayub
42: 7-17, di bawah sorotan tema Merengkuh Kasih Allah, Mengubah Kehidupan.
Betapapun beratnya penderitaan yang menderanya, Ayub selalu merengkuh kasih Allah,
didalam penderitaannya itu ia tidak menyalahkan Tuhan, ia malah makin dekat kepada
Tuhan dalam doa-doa yang tiada hentinya. Walaupun Ayub tidak menemukan jawaban
tentang semua penderitaan yang terjadi padanya, tetapi Ayub akhirnya menerima
semua jawaban dari doa-doanya kepada Tuhan. Ayub tidak terjebak dengan apa
kata teman-temannya tentang Tuhan Allah yang diimaninya yang mengizinkan
semua penderitaan menimpa hidupnya.

II. KAJIAN TEKS


Ayat 7 – 9
Menceritakan tentang sikap Tuhan kepada para kawan Ayub yang tidak berbelarasa
dengan kondisi Ayub lalu kemudian tidak berkata benar tentang Allah. Allah murka
kepada mereka, karena mereka tidak mampu untuk berkata benar tentang Allah kepada
Ayub. Para kawan Ayub tidak mampu memberi penguatan dan pencerahan kepada Ayub
atas penderitaannya. Mereka memberi pemahaman yang dangkal kepada Ayub perihal
kebenaran dan keberadaan Allah. Bagi para kawan, hanya orang jahatlah yang mendapat
cobaan separah penderitaan Ayub, mereka lalu menjudge bahwa Ayub adalah orang
jahat,
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 1
tidak taat sehingga Allah menghukum Ayub. Allah membuka fakta di hadapan para
kawan Ayub; bahwa sekalipun Ayub menderita dia tetap mampu mengatakan yang benar
tentang Allah dan dia tidak menyalahkan Allah. Allah murka terhadap Elifas dan kedua
temannya. Ayub tampil merekonsiliasi relasi para kawannya dengan Allah (karena hanya
permintaan Ayub yang diterima Allah). Ayub berjuang merengkuh kasih Allah terhadap
dirinya dan para kawannya dengan mempersembahkan korban bakaran dan permohonan,
para kawan Ayub beroleh pengasihan dan pengampunan Allah. Ayub mediator yang baik,
ia tidak mengingat perlakuan para kawan padanya yang ia inginkan adalah para kawan
selamat dari murka Allah yang menyala-nyala.

Ayat 10 – 15
Kasih Allah direngkuhnya dengan mempersembahkan korban bakaran serta
permohonan dan doa kepada Allah bagi para kawannya. Allah memulihkan hidup Ayub
karena Allah melihat bagaimana ketulusan hati Ayub bagi para kawannya. Ayub
bermohon agar Tuhan mengasihani para kawan. Ayub tidak berdoa untuk dirinya
melainkan untuk keselamatan para kawan. Yang terjadi kemudian, Tuhan pulihkan relasi
mereka juga kehidupan Ayub. Semua yang diambil darinya dikembalikan Tuhan kepada
Ayub bahkan berlipat ganda. Dalam segala pergumulan yang dihadapi Ayub, ia masih
memberikan waktu dan perhatiannya untuk mendoakan para kawan agar selamat.
Penderitaannya berakhir dalam pertolongan Allah yang memulihkan

III. APLIKASI
1. Kasih dan rahmat Tuhan hanya akan dicurahkanNya kepada orang-orang yang
berjuang merengkuh pengasihanNya. Jangan menjadikan diri sebagai orang
yang paling malang di dunia ini lalu hanya meratapi kemalangan dan tidak mau
berjuang menata kehidupan meregkuh kasih Allah. Allah tidak berbelarasa
dengan orang yang putus asa lalu berhenti berjuang hingga titik penghabisan.

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 1


2. Berdoalah untuk pemulihan setiap relasi. Relasi antar sesama anggota keluarga,
relasi dengan sesama tetangga, relasi dalam kehidupan bergereja kita. Allah
pasti melipatgandakan berkatNya ketika kita mendoakan pemulihan relasi dan
kehidupan orang lain.

3. Tuhan sanggup memulihkan dan bahkan menggandakan apa yang sempat


hilang dari hidup kita, iman seperti Ayub adalah iman yang kuat dan teruji. Jika
kita tulus mendoakan pemulihan hubungan dengan sahabat atau orang-orang
terdekat kita, Allah dapat mengembalikan harta dan kebahagiaan keluarga.
Janganlah mengukur berkat Allah dari apa yang kita terima melainkan juga dari apa
yang diambil Tuhan dari kita. Dengan mengambil semua yang dimiliki Ayub, iman
Ayub makin teruji dan terbukti; bahwa ia taat dan setia bukan karena harta dan
kekayaan melainkan karena Allah terbukti Allah yang Mahakuasa. (PN)

(Silahkan di kembangkan sesuai kebutuhan pelayanan masing-masing jemaat)

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 1


VISI GPI PAPUA

“GPI Papua Menjadi Sebuah Institusi yang Tersusun Rapi, Sebuah Persekutuan yang Utuh,
Yang Setia Beribadah, Bersaksi Dan Melayani Serta Kehadirannya Senantiasa Menjadi
Berkat”

MISI GPI PAPUA

1. Memperkuat Kapasitas Kelembagaan.


2. Penguatan Komitmen untuk Melayani Dalam Semangat Kebersamaan yang Saling
Mendukung dan Menguatkan.
3. Mengangkat Harkat dan Martabat Masyarakat di Tanah Papua.
4. Berupaya Menjadikan Tanah Papua rumah Perdamaian dan Rumah Tuhan Bagi
Semua yang Berdiam di dalamnya.
5. Senantiasa Menjadi Berkat Bagi Manusia, Alam Lingkungannya Dengan Segala
Isinya, Kapan dan Di manapun GPI Papua berada.

MOTTO GPI PAPUA


Kami Memberitakan Kristus yang Tersalib
(I Korintus 1 : 23a)

TEMA LIMA TAHUNAN GPI PAPUA (2018 – 2022)


Rapi Tersusun Dan Diikat Menjadi Satu
(Efesus 4 : 16)

SUB TEMA
Berdasarkan Kasih Kristus yang Mengikat Satukan Kita
Sebagai Keluarga Allah, Hendaklah Kita Bertolong-tolongan
Menanggung Beban Mewujudkan Gereja yang Mandiri dan Misioner

TEMA TAHUNAN (25 MEI 2021-25 MEI 2022)


“Gereja Yang Missioner di Tengah Dunia Yang Berubah”

Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 1


Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022
Bulletin Khotbah GPI Papua Edisi Juli – Oktober 2022

Anda mungkin juga menyukai