Anda di halaman 1dari 13

PLAN OF ACTION (POA)

PROGRAM HIV

DINAS KESEHATAN KABUPATEN


JEMBER
PUSKESMAS BALUNG
KECAMATAN BALUNG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, bahwa POA (Plan Of Action)
Program HIV Puskesmas Balung tahun 2021 telah dapat diselesaikan. Plan of Action
merupakan rencana kegiatan Puskesmas yang harus dilaksanakan dan dicapai semua
selama satu tahun.
Selain sebagai salah satu sarana penyajian informasi kesehatan juga dapat
sebagai evaluasi dari hasil yang telah dicapai selama satu tahun terakhir dan berguna
untuk mengembangkan tatalaksana kegiatan ditahun yang akan datang. Oleh karena
itu, Plan of Action (POA) ini, diharapkan dapat dijadikan acuan bagi pengelola program
dalam mencapai target yang telah ditetapkan berdasarkan indikator Standar Pelayanan
Minimal (SPM) bidang kesehatan serta dapat menjadikan pelayanan publik yang lebih
baik dan professional.
Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu penyelesaian dan ikut mendukung dalam penyusunan Plan of Action
(POA) baik dalam pelaksanaan program maupun dalam penyusunan perencanaan
tahunan.
Akhir kata, kami menyadari bahwa buku Plan of Action (POA) ini masih belum
sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan Plan of
Action (POA) ini sangat kami diharapkan.

Jember, 1 Mei 2021


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome


(HIV/AIDS) merupakan penyakit defisiensi imun sekunder yang paling umum di
dunia dan merupakan masalah epidemik dunia yang serius (Chahya K, 2019).
Populasi terinfeksi HIV terbesar di dunia adalah di benua Afrika (25,7 juta orang),
kemudian di Asia Tenggara (3,8 juta), dan di Amerika (3,5 juta). Sedangkan yang
terendah ada di Pasifik Barat sebanyak 1,9 juta orang. Tingginya populasi orang
terinfeksi HIV di Asia Tenggara mengharuskan Indonesia untuk lebih waspada terhadap
penyebaran dan penularan virus ini (pusdatin kemenkes, 2020).
Meskipun cenderung fluktuatif, data kasus HIV AIDS di Indonesia terus
meningkat dari tahun ke tahun. Selama sebelas tahun terakhir jumlah kasus HIV di
Indonesia mencapai puncaknya pada tahun 2019, yaitu sebanyak 50.282 kasus
(pusdatin kemenkes, 2020).
Menurut Ditjen P2P 2019, lima provinsi di Indonesia dengan jumlah kasus HIV
terbanyak adalah Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Papua,
dimana pada tahun 2017 kasus HIV terbanyak juga dimiliki oleh kelima provinsi
tersebut. Prevalendi HIV di DKI Jakarta sebesar 6701, Jawa Barat 6066, Jawa tengah
sebesar 5630 dan Jawa timur 8935. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa peringkat
tertinggi terjadi pada provinsi Jawa Timur (Pusdatin kemenkes, 2020).
Berdasarkan data Ditjen P2P yang bersumber dari Sistem Informasi HIV, AIDS,
dan IMS (SIHA) tahun 2019, laporan triwulan 4 menyebutkan bahwa kasus HIV dan
AIDS pada laki-laki lebih tinggi dari perempuan. Kasus HIV tahun 2019 sebanyak
64,50% adalah laki-laki, sedangkan kasus AIDS sebesar 68,60% pengidapnya adalah
laki-laki. Hal ini sejalan dengan hasil laporan HIV berdasarkan jenis kelamin sejak tahun
2008-2019, dimana persentase penderita laki-laki selalu lebih tinggi dari perempuan.
Berdasarkan data SIHA mengenai jumlah infeksi HIV tahun 2010-2019 yang
dilaporkan menurut kelompok umur, kelompok umur 25-49 tahun atau usia produktif
merupakan umur dengan jumlah penderita infeksi HIV terbanyak setiap tahunnya
(pusdatin kemenkes, 2020)
Melihat fenomena seperti ini di masyarakat, kita sebagai petugas kesehatan
tentulah harus lebih bijak menyikapinya. Penyuluhan tentang pencegahan HIV AIDS
sangat penting harus dilakukan petugas kesehatan kepada para remaja dikarenakan
mayoritas hiv aids terbanyak pada usia produktif. Puskesmas bertanggung jawab untuk
tercapainya Visi Pembangunan Kesehatan melalui Upaya Kesehatan Perseorangan
(UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Kedua upaya tersebut dilaksanakan
oleh Puskesmas sesuai dengan fungsinya sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga serta sebagai
pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (permenkes No 43, 2019)
Untuk melaksanakan fungsi Puskesmas dalam memberikan pelayanan yang
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat, maka diperlukan adanya perencanaan
berdasarkan analisis situasi dan masalah terutama masalah kesehatan yang ada di
wilayah kerja Puskesmas yang bersangkutan. Perencanaan tersebut berisi Rencana
Usulan Kerja (RUK) atau Plan Of Action (POA) tahunan yang selanjutnya dilaksanakan
sesuai dengan tujuan, target atau sasaran yang telah ditetapkan
MAKSUD DAN TUJUAN

MAKSUD
Pembuatan POA (Plan Of Action) progam HIV AIDS merupakan kegiatan perencanaan
tingkat puskesmas yang merupakan suatu proses yang urut yang terdiri dari proses
penyusunan rencana kegiatan program HIV AIDS di Puskesmas Balung pada tahun
2021 yang dilakukan secara sistematis untuk mengatasi masalah HIV AIDS di wilayah
kerja Puskesmas Balung dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya guna.

TUJUAN
a). Tujuan Umum
Tujuan umum dari penyusunan POA (Plan Of Action) Program HIV AIDS adalah
untuk menyusun RPK (Rencana Pelaksanaan Kerja) dalam pelaksanaan program
HIV AIDS di UPT Puskesmas Balung pada tahun 2021.
b). Tujuan Khusus
1. Mendeskripsikan penyelenggaraan program HIV AIDS di UPT Puskesmas
Balung tahun 2021.
2. Mengidentifikasi permasalahan HIV AIDS di UPT Puskesmas Balung tahun 2021
3. Menentukan prioritas masalah HIV AIDS di UPT Puskesmas Balung berdasarkan
metode USG (Urgency, Severity, and Growth).
4. Menganalisis penyebab masalah HIV AIDS di wilayah kerja UPT Puskesmas
Blaung berdasarkan teknik fishbone (tulang ikan).
5. Menganalisis alternatif pemecahan masalah HIV AIDS di wilayah kerja UPT
Puskesmas Balung.
6. Menyusun RUK (Rencana Usulan Kerja) Program HIV AIDS tahun 2022
MANFAAT
1. POA Program HIV AIDS sebagai dasar untuk menyelenggarakan program HIV AIDS
di UPT Puskesmas Balung tahun 2021.
2. POA Program HIV AIDS sebagai dasar monitoring dan evaluasi kinerja pemegang
progam HIV AIDS di UPT Puskesmas Balung.
3. POA Program HIV AIDS sebagai wahana untuk menganalisis penyebab masalah dan
menyusun alternatif pemecahan masalah HIV AIDS di UPT Puskesmas Balung tahun
2021.
4. POA Program HIV AIDS sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan POA
Program HIV AIDS di UPT Puskesmas Balung pada tahun berikutnya.
BAB II
ANALISA SITUASI
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH

A. HASIL KEGIATAN PKP 2020


Dari hasil PKP program HIV tahun 2020 didapatkan capaian beberapa indikator
program HIV dan beberapa masalah adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil capaian HIV puskesmas balung 2020

INDIKATOR CAPAIAN DALAM


NO TARGET CAPAIAN
PROGRAM HIV PERSEN %
Sekolah (SMP
dan
SMA/sederajat)
Tidak
1 yang sudah 2 10.5%
19 Tercapai
dijangkau
penyuluhan
HIV/AIDS

Orang yang
beresiko
Tidak
2 terinfeksi HIV 623 82.1%
759 Tercapai
mendapatkan
pemeriksaan HIV

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan hasil evaluasi hasil program HIV tahun 2020, ada 2 variabel yang
menyebabkan belum mencapai target yang diinginkan,yaitu :
1. Kurangnya kegiatan penyuluhan yang dilakukan di sekolah SMP dan
SMA/sederajat. Hal ini disebabkan selama pandemic covid 19 pemerintah
mengeluarkan kebijakan untuk melakukan pembelajaran sekolah via daring sejak
16 maret 2020.
2. Kurangnya kegiatan testing HIV pada orang yang beresiko terinfeksi HIV (ibu
hamil, pasien TB baru, pasien IMS, LSL, WPS, waria, pengguna napza, dll). Hal
ini disebabkan masih ada ibu hamil yang belum semua dilakukan pemeriksaan
HIV.
C. MENENTUKAN PRIORITAS MASALAH
Dari hasil identifikasi masalah berdasarkan PKP tahun 2020 yang telah dilakukan,
berikut adalah prioritas masalah yang diambil dengan metode Urgency (U),
Seriousness (S) dan Growth (G) (USG) dengan kriteria sebagai berikut :
U : Urgency (tingkat kepentingan yang mendesak)
S : Seriousness (tingkat kesungguhan, bukan dengan waktu untuk penanganan
masalah)
G : Growth (tingkat perkiraan dan bertambah buruknya keadaan pada saat masalah
mulai terlihat dan sesudahnya)

Sedangkan penilaian kriteria USG adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Penilaian Kriteria USG

Tabel 3. USG hasil identifikasi masalah

Kriteria Penilaian Total Peringkat


No Isu Masalah
Urgency Seriousness Growth Score
1. Kurangnya
penyuluhan HIV
pada sekolah 4 4 4 12 II
SMP san SMA
sederajat
2. Kurangnya
pemeriksaan
HIV pada orang 5 5 5 15 I
yang beresiko
HIV

Berdasarkan tabel di atas, isu masalah yang menduduki peringkat I adalah


kurangnya pemeriksaan HIV pada orang yang beresiko.
C. ANALISA PENYEBAB MASALAH DAN PENYELESAIAN MASALAH (FISH BONE)
Berikut ini adalah diagram sebab akibat yang menunjukkan identifikasi kemungkinan
penyebab masalah dari prioritas masalah yang telah ditetapkan, kemudian disajikan
dalam bentuk Diagram Fish Bone

Man/ Manusia Machine/ Alat sarana

Kurangnya petugas Terkadang kurang


laboratorium stok reagen
pemeriksaan HIV
Kurangnya
pemeriksaan HIV
pada orang yang
beresiko

Enviroment/Lingkungan Metode/ Cara

Rendahnya keinginan Kurangnya koordinasi


masyarakat yang dengan PJ TB, bidan
beresiko tertular HIV wilayah dan Laskar HIV
seperti WPS, waria, LSL,
Penasun untuk
melakukan pemeriksaan
HIV
D. PEMECAHAN MASALAH
NO IDENTIFIKASI PENYEBAB MASALAH AKAR PENYELESAIAN
MASALAH PENYEBAB
MASALAH
1 Kurangnya Man /Manusia Kurangnya Meminta bantuan bidan
pemeriksaan petugas wilayah untuk melakukan
HIV pada laboratorium. pengambilan sampel darah
orang yang Sehingga bila ibu hamil K1 dan akan
beresiko jadwal petugas dilakukan pemeriksaan oleh
terinfeksi HIV laboratorium petugas laboratorium di
bebarengan puskesmas
dengan tugas
lain maka tidak
ada yang bisa
melakukan
pemeriksaan di
wilayah
Machine/Alat Sarana Terkadang Berkoordinasi dengan petugas
reagen pengadaan barang bila stok
pemeriksaan HIV reagen di PKM menipis. Bila
ada yang kosong di GFK stok kosong maka bisa
sehingga berkoordinasi dengan
kesulitan dalam puskesmas terdekat untuk
menegakkan meminjam reagen dan bisa
diagnose HIV berkonsultasi dengan PJ HIV
pada pasien DINKES Kab
yang beresiko
Metode/Cara Kurangnya Melakukan crosscek setiap
koordinasi bulan jumlah pasien yangn
dengan PJ TB, sudah dilakukan pemeriksaan
bidan wilayah dengan jumlah K1 dan jumlah
dan Laskar HIV. pasien TB baru. Bila
Sehingga tidak ditemukan adanya
semua orang kesenjangan maka segera
yang beresiko dilakukan koordinasi dengan
HIV dilakukan bidan wilayah dan PJ TB agar
pemeriksaan mengajak bumil/pasien TB
seperti pasien TB untuk melakukan pemeriksaan
baru, Ibu hamil, HIV di PKM.
WPS, LSL, waria, Selain itu juga setiap awal
penasun, dll tahun berkoordinasi dengan
tim Laskar HIV mengenai
jadwal mobile VCT
Enviroment/Lingkungan Rendahnya Koordinasi dengan Tim Laskar
keinginan HIV. Sehingga bisa dilakukan
masyarakat yang mobile VCT secara bersama-
beresiko tertular sama. Selain itu juga ada
HIV seperti WPS, pembagian alat kontrasepsi
waria, LSL, gratis bagi pekerja seperti
Penasun untuk WPS, waria, LSL untuk
melakukan mencegah penularan. Bila
pemeriksaan HIV ditemukan ada yang positif
HIV maka akan didampingi
untuk melakukan pengobatan.
BAB IV
RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK)

KEBUTUHAN WAKTU SUMBER PEMBIAYAAN


UPAYA TARGET PENANGGUNG MITRA INDIKATOR
NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN SUMBER PELAKSA KEBUTUHAN ANGGARAN JKN
KESEHATAN SASARAN JAWAB KERJA KINERJA
DAYA NAAN
25 lembar x R p. 1000 19 s ekolah x R p. KAPITASI NON KAPITASI BOK DAU LAIN LAIN
leaflet = R p. 25.000 25.000 = R p. 475.000

banner 1 x R p. 35.000 = R p. 35.000
S ekolah (S MP dan kons ums i 1 s ekolah : 25 orang x 19 s ekolah x R p. 100% s ekolah
untuk S DM :
S MA/s ederajat) R p.35.000 = R p. 875.000 = R p. S MP dan S MA
mening katkan S MP dan S MA di pemegang J anuari -
yang s udah dr. Ais yiyah promkes , 875.000 16.625.000 di wilayah kerja
pengetahuan wilayah kerja 100% promkes dan D es ember
dijangkau alviana lintas s ektor P K M B alung
pelajar tentang P us kes mas B alung pemeg ang HIV, 2021
penyuluhan mendapat √
HIV leaflet, banner
HIV/AID S penyuluhan

S DM 12x2 orang x 85.000 =


S tik HIV √
:pemeriks aan 2.040.000
1 bulan = 100 s tik x 12 x R p. 1.200.000 =
S tik HIV 12.000 = R p 1.200.000 R p. 14.400.000

T abung E TA 1 bulan = 100 tabung x 12x R p.200000 =
Tabung E T A 2000 = R p. 200.000 R p. 2.400.000 100 % yang
untuk melakukan
s etiap orang yang laboratorium, J anuari - 1 bulan = 100 s puit x 12 x R p. 300000 = beres iko HIV
deteks i HIV pada dr. Ais yiyah S puit 3 c c
T E S T ING HIV beres iko HIV (ibu hamil, 100% K IA, TB , P TM, D es ember S puit 3 cc 3000 = R p. 300.000 R p. 3.600.000 mendapatkan
HIV orang yang alviana
TB) VK , P 2 2021 pemeriks aan
beres iko 1 bulan = 2 box x 80.000 12 x R p. 160.000 =
Hands coon HIV
Hands coon = R p. 160.000 R p. 1.920.000 √

Torniquet T orniquet 1 biji = 20.000

T OT AL R p. 22.320.000

S DM
S DM 2X5X85.000=850.000 2X5X85.000=850.000

S tik HIV 40 STIK X


S tik HIV 40 STIK X 12.000=480.000 12.000=480.000 100 % yang
untuk melakukan
Orang yang beresiko WPS, beres iko HIV
deteks i HIV pada dr. Ais yiyah 2X DALAM
MOBILE VCT
orang yang
LSL, Warga binaan, 100%
alviana
T abung E TA TIM HIV
SETAHUN
mendapatkan √
pengguna napza dll Tabung E T A 40 X 2000=80000 40 X 2000=80000 pemeriks aan
beres iko
HIV
S puit 3 c c
S puit 3 cc 40 X 3000=120000 40 X 3000=120000
Hands coon Hands coon 1 BOX X 80000=80.000 1 BOX X 80000=80.000
Torniquet
T orniquet

Anda mungkin juga menyukai