Anda di halaman 1dari 8

JURNAL IDEGURU Vol.5, No.

1 Mei 2020

UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI


MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD
PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 BANGUNTAPAN

Suyatinah
SMA Negeri 1 Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta
suyatinah.ninok@mail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan dan pengaruh pembelajaran tipe STAD
terhadap proses dan hasil pembelajaran geografi di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Banguntapan tahun
ajaran 2018/2019. Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah 36 siswa
kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Banguntapan. Tahapan penelitian meliputi perencanaan, implementasi,
observasi dan refleksi, yang dilakukan dalam 2 siklus. Pembelajaran geografi dengan tipe STAD
dilaksanakan dengan mengelompokkan siswa dalam 6 kelompok heterogen untuk membahas tugas yang
diberikan kepada masing-masing kelompok. Hasil diskusi kelompok dicatat kemudian dipresentasikan.
Pada akhir kegiatan, siswa diberikan kuis individu, kemudian nilainya digabungkan menjadi nilai
kelompok. Kelompok yang mendapat nilai tertinggi akan mendapatkan hadiah. Kerjasama siswa terjadi
dalam pembelajaran menggunakan STAD. Adanya proses tutor sebaya ini meningkatkan proses
pembelajaran siswa kelas XI IPS 3 dari 91,30% pada siklus I, menjadi 96,00% pada siklus II. Tipe STAD
juga dapat meningkatkan hasil belajar geografi, hal ini ditunjukan dengan meningkatnya nilai kuis untuk
masing-masing kelompok dari 5,68 pada siklus I menjadi 8,27 pada siklus II, juga terjadi peningkatan
pada pengajuan Studi awalnya 71,92% pada siklus I dan 82,12%. dalam siklus II.
Kata kunci: motivasi belajar, pembelajaran kooperatif, STAD

IMPROVING THE PROCESS AND LEARNING OUTCOMES OF GEOGRAPHY


THROUGH COOPERATIVE LEARNING MODEL STAD TYPE FOR GRADE
XI OF SOCIAL STUDENTS IN SMA NEGERI 1 BANGUNTAPAN

Abstract: The purpose of research is to determine the implementation of our Cooperative Learning model
of the STAD type in the learning Geography and to know influence this STAD type to process and results
of geography learning in the class XI IPS 3 SMA Negeri 1 Banguntapan school year 2018/2019. The type
of research used is classroom action research. The subject of research is class student XI IPS 3 SMA
Negeri 1 Banguntapan Bantul school year 2018/2019 amounted to 26 people. The research measures
include planning, implementation, observation and reflection, implemented in 2 cycles. The learning of
geography with STAD type is implemented by dividing students in 6 groups heterogeneous to discuss the
tasks given to each group. Results of group discussions are noted for group presentation purposes. At the
end of the requestor are given an individually performed quiz, the value is combined into a group score.
The group that gets the highest points increase will earn rewards. The training STAD type can to
collaborate in the learning process, there is the process of peer tutor, this enhances the learning process
of students Klas XI IPS 3 from 91.30% (pertinent) in cycle I, to 96.00% (pertinent) in cycle II. This type
can also improve the results of geography learning, evidenced by the increase of quiz result group points
results from 5.68 points in cycle I to 8.27 points in cycle II, also occurs improvement of the submission
Study originally 71.92% in cycle I and 82.12% in cycle II.
Keywords: motivation to learn, cooperative learning, STAD.
PENDAHULUAN peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
Upaya pemerintah untuk meningkatkan memberi ruang yang cukup bagi prakarsa,
kualitas pendidikan di Indonesia dijelaskan kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan
dalam pasal 19 ayat 1 Peraturan Pemerintah bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar psikologis peserta didik. Hal ini menunjukkan
Nasional Pendidikan, menyatakan bahwa adanya paradigma proses pembelajaran yang
proses pendidikan pada satuan pendidikan selama ini berpusat pada guru (teacher
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, oriented) ke arah proses pembelajaran yang
menyenangkan, menantang, memotivasi berpusat pada siswa (student oriented).

- 115 -
JURNAL IDEGURU Vol.5, No.1 Mei 2020

Geografi merupakan ilmu yang Model Cooperative Learning Tipe STAD


mempelajari gejala alam (litosfer, pedosfer, (Student Teams – Achievment Divission).
hidrosfer, atmosfer, biosfer) dan manusia, Model Pembelajaran yang dipilih dalam
serta interaksi antara keduanya. Obyek kajian Penelitian Tindakan Kelas ini Cooperative
geografi adalah hal- hal yang nyata Learning tipe adalah STAD (Student Teams-
dipermukaan bumi, seharusnya dapat Achievement Division) dengan langkah-
dibelajarkan dengan berbagai metode aktif langkahnya adalah sebagai berikut : a).
seperti CTL/ Contextual Teaching and Membentuk kelompok siswa dengan anggota 4
Learning, Inquiri, Problem Solving, orang secara heterogen (campuran menurut
Cooperatif Learning, dll sesuai dengan prestasi, agama, jenis kelamin, dll), b). Guru
tuntutan Kurikulum 2013. Namun pada menyampaikan materi pokok pembelajaran, c).
kenyataannya metode ceramah dan variasinya Guru memberi tugas kepada kelompok untuk
masih sulit ditinggalkan, sehingga dikerjakan secara bersama, selanjutnya hasil
pembelajaran geografi lebih dikenal sebagai diskusi kelompok disampaikan kepada semua
materi hafalan. Siswa cenderung kurang siswa melalui presentasi, d). Guru memberi kuis/
menyukai mata pelajaran ini, dampaknya pertanyaan kepada seluruh siswa yang
terlihat pada kurang maksimalnya hasil dikerjakan secara individu, dalam menjawab
belajar. Kondisi seperti itu terjadi pula di tidak saling membantu, e). Skor kuis para siswa
Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Banguntapan. dibandingkan dengan rata- rata pencapaian
Pada semester ganjil tahun pelajaran 2018/ siswa sebelumnya, Poin itu selanjutnya
2019 diperoleh data bahwa rata- rata hasil dijumlahkan untuk memperoleh skor tim.
penilaian harian, penilaian tengah semester Masing-masing tim akan diberikan poin
dan penilaian akhir semester tidak mencapai peningkatan/penurunan poin. Tim yang berhasil
KKM yang ditetapkan, yaitu 76. Untuk memenuhi kriteria tertentu/ memperoleh poin
memperbaiki kondisi tersebut, akan tertinggi akan diberikan penghargaan/ reward.
diterapkan model pembelajaran Kooperatif Pada tipe STAD ini tanggung jawab individual
tipe STAD (Student Teams – Achievment sangat diperlukan demi keberhasilan kelompok
Divission). Model ini menekankan pembagian (Robert E. Slavin, 2009 : 11).
siswa secara heterogen dalam kelompoknya,
METODE PENELITIAN
sehingga diharapkan akan terjadi tutor teman
sebaya. Proses belajar yang lebih aktif Jenis Penelitian
diharapkan mampu meningkatkan hasil Penelitian ini merupakan Penelitian
belajar. Tindakan Kelas.
Proses Belajar Waktu dan Tempat Penelitian
Merupakan interaksi semua komponen Penelitian dilaksanakan 4 (empat) bulan
atau unsur yang terdapat dalam proses belajar mulai bulan Januari 2019 sampai dengan bulan
mengajar, yang meliputi tujuan instruksional, April 2019, yang bertempat di SMA Negeri 1
materi pelajaran, metode mengajar, media Banguntapan Bantul yang ber alamat di
pembelajaran/ alat peraga, dan evaluasi. Ngentak, Baturetno, Banguntapan, Bantul.
Berbagai komponen tersebut saling Subjek Penelitian
berhubungan (interdependensi) dalam ikatan Subjek penelitian adalah siswa klas XI
untuk mencapai tujuan. IPS 3 SMA Negeri 1 Banguntapan Bantul
Hasil belajar merupakan hasil yang tahun pelajaran 2018/ 2019 yang berjumlah 26
dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar siswa, terdiri 11 siswa laki- laki dan 15 siswa
sebagaimana yang dinyatakan dalam raport. perempuan.
(Poerwanto dalam Jamaliah, 2010 : 63).
Proses belajar dan hasil belajar atau Prosedur Penelitian
prestasi belajar merupakan dua hal yang tidak Setiap siklus dalam kegiatan Penelitian
dapat dipisahkan, karena kegiatan belajar Tindakan Kelas yang dilaksanakan meliputi 4
merupakan proses dan prestasi merupakan tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
hasil dari proses belajar. Agar dapat mencapai observasi, dan refleksi. Pada tahap
prestasi belajar yang optimal, proses belajar perencanaan kegiatan yang dilakukan meliputi
harus berlangsung secara efektif. penyusunan : RPP, instrumen observasi
pengamatan proses belajar dan mengajar,

- 116 -
JURNAL IDEGURU Vol.5, No.1 Mei 2020

instrumen penilaian, LKS, dll. Pada tahap HASIL PENELITIAN


pelaksanaan, guru melaksanakan kegiatan Kondisi Pra Siklus
pembelajaran. Aktivitas mengajar guru dan Kondisi pra siklus yang mendukung
aktivitas belajar siswa diobservasi. Hasil motivasi belajar geografi antara lain :
pengamatan digunakan sebagai refleksi pada a. 95,5 % siswa kelas XI IPS 3 SMA N 1
siklus berikutnya. Jika sudah ada peningkatan Bangutapan Tahun Ajaran 2018/ 2019
proses belajar dan hasil belajar dari siklus I ke senang belajar geografi dengan alasan
siklus II, maka siklus dihentikan. materi yang dipelajari merupakan materi
yang kontekstual.
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data dalam b. Semua siswa memiliki buku latihan soal
penelitian ini meliputi : c. Siswa memiliki buku paket yang dipinjam
1. Data pra siklus terkait motivasi belajar dari sekolah.
siswa diperoleh dari angket yang diisikan Kondisi yang kurang mendukung proses
siswa pada instrumen angket, sedangkan belajar geografi berjalan dengan baik antara
data terkait hasil belajar diperoleh dari lain :
dokumen leger. a. 45 % siswa menyatakan frekwensi
2. Data terkait proses belajar siswa dan proses belajarnya tidak ajeg,
mengajar guru saat pelaksanaan tindakan b. 86 % siswa menyatakan metode mengajar
diperoleh melalui observasi dengan guru kurang bervariasi, cenderung metode
menggunakan lembar observasi dan ceramah sehingga proses pembelajaran
dokumentasi foto. berpusat pada guru,
3. Data terkait hasil belajar diperoleh dengan c. Hasil dari dua kali penilaian harian,
pemberian kuis yang diberikan pada akhir penilaian tengah semester dan penilaian
kegiatan pembelajaran, sedangkan akhir semester rata- rata belum mencapai
penilaian harian diberikan pada setiap akhir KKM (76).
siklus, dengan menggunakan instrumen Hasil Penelitian Siklus I
kuis dan penilaian harian. Siklus I terdiri dari 3 pertemuan, yaitu
pertemuan ke-1 dan ke-2 merupakan kegiatan
Teknik Analisis Data dan Indikator
pembelajaran dan pertemuan ke-3 digunakan
Keberhasilan
Teknik analisa data pada penelitian ini untuk penilaian harian.
meliputi: 1) Teknik analisa diskriptif kualitatif Pertemuan ke-1, Siklus I
digunakan untuk mendiskripsikan kondisi pra Pada setiap pertemuan terdiri dari 4
siklus terkait motivasi belajar siswa, 2) Teknik tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi.
analisa kuantitatif digunakan untuk
menghitung: a) Prosentase proses belajar 1) Tahap perencanaan
siswa dari lembar obsevasi, dimana siswa Tahap ini dilaksanakan pada bulan
yang on task (terlibat aktif dalam kegiatan Januari berupa penyusunan beberapa
belajar) dan siswa yang off task (tidak aktif instrumen penelitian, seperti : RPP, Lembar
dalam kegiatan belajar pada setiap siklus/ Kerja Siswa (LKS), bahan ajar, media
setiap periode tertentu, bahwa on task > 80 % pembelajaran, lembar observasi/ pengamatan
tergolong adekuat dan > 90 % tergolong bagus proses belajar siswa dan proses mengajar guru,
(Muij & Reynolds, 2008: 385). b) Menghitung instrumen angket motivasi belajar siswa,
peningkatan poin kelompok yang diperoleh instrumen penilaian, meliputi penilaian kuis
dan penilaian harian, menyusun kelompok
dari penilaian kuis. Peningkatan nilai tertinggi
pada kelompok digunakan dasar untuk belajar.
memberi reward. Reward ini diberikan untuk 2) Tahap pelaksanaan
lebih memotivasi kelompok lainnya untuk Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari
mencapai proses belajar yang maksimal, c) Rabu, tanggal 27 Pebruari 2019, jam ke 5-6
dengan materi Memahami Budaya Indonesia.
menghitung hasil belajar siswa dari hasil
penilaian harian, dengan mengacu pada KKM Tahap pelaksanaan berjalan sebagai berikut:
yang ditetapkan yaitu 76, siswa yang sudah Kegiatan Pendahuluan (10 menit): guru
melampaui KKM digolongkan tuntas, dan mengawali pembelajaran dengan salam
siswa yang belum mencapai KKM tergolong pembuka dilanjutkan presensi siswa, guru
belum tuntas. memberikan apersepsi, guru menyampaikan

- 117 -
JURNAL IDEGURU Vol.5, No.1 Mei 2020

tujuan pembelajaran dan guru menjelaskan Tabel 1. Peningkatan poin kelompok


model pembelajaran yang akan digunakan Pertemuan ke-1 Siklus I
yaitu Student Team Achievment Division Kelompok
Nilai Nilai Peningkatan poin
dimana siswa dibagi dalam kelompok secara awal kuis kelompok
heterogen. Kegiatan Inti (70 menit) : guru 1. 74,25 57,5 - 16,75
menjelaskan materi secara garis besar, guru 2. 69,6 77,5 7,9
membagi tugas kelompok, meliputi kelompok 3. 68 82,5 14,5
4. 69 50 - 19
1 membahas materi : konsep budaya, konsep
5. 67,2 70 2,8
budaya lokal dan budaya nasional, kelompok 6. 68 75 7
2 membahas materi: Unsur-unsur kebudayaan, Rata- rata peningkatan poin - 0,59
kelompok 3 membahas materi: Bentuk-bentuk
kebudayaan, Kelompok 4 membahas materi : 4) Tahap refleksi
Pengaruh letak geografis terhadap keragaman Kekurangan yang ditemukan pada
budaya nasional, kelompok 5 membahas pertemuan ke-1 dipergunakan sebagai masukan
materi: Pengaruh posisi strategis terhadap untuk perbaikan pertemuan berikutnya.
keragaman budaya nasional, kelompok 6 Pertemuan ke-2, Siklus I
membahas materi: Pengaruh ekologis 1) Tahap Perencanaan
terhadap keragaman budaya nasional. Siswa Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan
dalam kelompoknya berdiskusi sesuai dengan perbaikan RPP sesuai masukan saat refleksi
materi bahasannya masing-masing. Salah satu pertemuan ke-1, menyiapkan lembar observasi
kelompok mempresentasikan hasil diskusi guru, lembar observasi siswa, LKS, instrumen
kelompoknya, sedangkan kelompok lain penilaian kuis, dll.
bertanya/ menanggapi. Guru memantau 2) Tahap Pelaksanaan
pelaksanaan diskusi dan presentasi. Kegiatan Tahap ini dilaksanakan kegiatan
Penutup (10 menit): guru bersama siswa pembelajaran, pada hari Selasa, tanggal 5 Maret
membuat kesimpulan dan refleksi 2019 jam ke- 3-4, dengan penjelasan sebagai
pembelajaran, guru memberikan kuis sebagai berikut : pendahuluan (10 menit), kegiatan inti
ukuran penguasaan materi oleh siswa secara (70 menit) berupa proses pembelajaran dengan
individu. Poin dari masing- masing anggota model Cooperative Learning tipe STAD yang
kelompok akan dijumlahkan menjadi nilai dimulai dengan penjelasan materi pokok oleh
tim/nilai kelompok. Guru memberikan tugas guru, diskusi kelompok membahas materi sesuai
untuk pertemuan yang akan datang. kelompok masing- masing, dilanjutkan
3) Tahap Observasi presentasi kelompok, diakhiri dengan penutup
Pada tahap ini dilakukan pengamatan (10 menit) berupa kesimpulan dan diakhiri
terhadap : pemberian kuis.
a) proses belajar siswa, diperoleh data bahwa 3 3) Tahap Observasi
siswa tidak masuk, sehingga ada 23 siswa Pada tahap ini dilaksanakan saat kegiatan
yang masuk, dan 2 diantaranya tidak aktif pembelajaran, berupa observasi terhadap
mengikuti proses belajar dalam kegiatan guru saat mengajar dan observasi
kelompoknya, sehingga tingkat keaktifan terhadap aktivitas siswa belajar. Hasil
siswa sebesar 91,3 %, tergolong bagus/ aktif. observasinya sebagai berikut :
b) Proses mengajar guru dengan menggunakan a) proses belajar siswa, diperoleh data bahwa 3
instrumen observasi, diperoleh skor 75, siswa tidak masuk, sehingga ada 23 siswa
tergolong baik, namun ada sedikit yang masuk, dan 2 diantaranya tidak aktif
kekurangan pada tahap pendahuluan, guru mengikuti proses belajar dalam
lupa menyampaikan tujuan pembelajaran, kelompoknya, sehingga tingkat keaktifan
pembagian kelompok dan penyampaian siswa sebesar 91,3 %, tergolong bagus/ aktif.
tugas kelompok kurang cepat. b) Proses mengajar guru dengan
c) Hasil Belajar Siswa menggunakan instrumen observasi,
Data penilaian kuis pada pertemuan ke- 1, diperoleh skor 77, tergolong baik, namun
siklus I terjadi penurunan poin rata- rata – 0,59, ada sedikit kekurangan media
kelompok 3 memperoleh peningkatan reward pembelajaran yang digunakan guru kurang
karena mencapai peningkatan poin terbesar, interaktif, hanya berupa rangkuman materi
seperti dipaparkan dalam tabel berikut. berupa power point.

- 118 -
JURNAL IDEGURU Vol.5, No.1 Mei 2020

c) Hasil Belajar Siswa Learning tipe STAD yang dimulai dengan


Data penilaian kuis pada pertemuan ke- 1, penjelasan materi pokok oleh guru , diskusi
siklus I terjadi kenaikan poin rata- rata 11,95, kelompok membahas materi sesuai kelompok
kelompok 4 memperoleh reward karena masing- masing, dilanjutkan presentasi
mencapai peningkatan poin tertinggi, seperti kelompok, diakhiri dengan penutup (10 menit)
dipaparkan dalam tabel berikut. berupa kesimpulan dan pemberian kuis.
Tabel 2. Peningkatan Poin Kelompok 3) Tahap Observasi
Pertemuan ke- 2, Siklus I Pada tahap ini dilaksanakan saat kegiatan
Kelompok
Nilai Nilai Peningkatan pembelajaran, berupa observasi terhadap
awal kuis poin kelompok kegiatan guru saat mengajar dan observasi
1. 57,5 87,5 30 terhadap aktivitas siswa belajar. Hasil
2. 77,5 80 2,5 observasinya sebagai berikut :
3. 82,5 85 2,5 a) proses belajar siswa, diperoleh data bahwa
4. 50 66,7 16,7
1 siswa tidak masuk, sehingga ada 25 siswa
5. 70 80 10
6. 75 85 10 yang masuk, dan 1 diantaranya tidak aktif
Rata- rata peningkatan poin 11,95 mengikuti proses belajar dalam
kelompoknya, sehingga tingkat keaktifan
4) Tahap Refleksi siswa sebesar 96,00 %, tergolong bagus/
Pada tahap ini dicermati kekurangan yang aktif.
ada, untuk perbaikan pada pertemuan b) Proses mengajar guru dengan
berikutnya. menggunakan instrumen observasi,
Pertemuan ke-3, Siklus I diperoleh skor 79, tergolong baik, guru
Pertemuan ke-3 digunakan sebagai melakukan moving untuk memantau proses
penilaian harian siklus I. Dilaksanakan pada diskusi kelompok, tujuannya agar siswa
hari Selasa, 6 Maret 2019 jam 3- 4, ada 3 siswa lebih aktif dalam proses belajar.
tidak hadir, sehingga siswa yang mengikuti c) Hasil Belajar Siswa
penilaian harian ada 23 anak, hasilnya sebagai Data penilaian kuis pada pertemuan ke- 1,
berikut. siklus I terjadi kenaikan poin rata- rata 8,27,
Tabel 3. Hasil Penilaian Harian Siklus I kelompok 4 memperoleh reward karena
No Kriteria Jumlah Siswa mencapai peningkatan poin tertinggi, seperti
1. Tuntas 15 dipaparkan dalam tabel berikut.
2. Tidak Tuntas 8 Tabel 4. Peningkatan Poin Kelompok
Pertemuan ke- 1, Siklus II
Prosentase Ketuntasan 65,22 %
Nilai Nilai Peningkatan
Kelompok
awal kuis poin kelompok
Hasil Penelitian Siklus II 1. 87,5 87,5 0
Siklus II terdiri dari 3 pertemuan, yaitu 2. 80 90 10
pertemuan ke-1 dan ke-2 merupakan kegiatan 3. 85 87,5 2,5
pembelajaran dan pertemuan ke-3 digunakan 4. 66,7 90 23,3
untuk penilaian harian. 5. 80 86 6
Pertemuan ke-1, Siklus II 6. 85 92,5 7,5
Kegiatan ini terdiri dari 4 tahap yaitu : Rata- rata peningkatan poin 8,27
1) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan 4) Tahap Refleksi
perbaikan RPP sesuai masukan saat refleksi Hasil refleksi antara lain : masih ada
siklus I, menyiapkan lembar observasi guru, siswa yang kurang aktif dalam kegiatan
lembar observasi siswa, LKS, instrumen pembelajaran, hal ini menjadi tantangan bagi
penilaian kuis, dll. guru untuk dapat mengelola kondisi yang
2) Tahap Pelaksanaan negatif tersebut secara konstruktif, dengan
Tahap ini dilaksanakan kegiatan terus memberikan motivasi kepada siswa
pembelajaran, pada hari Selasa, tanggal 12 tersebut agar dapat mencapai hasil belajar
Maret 2019 jam ke- 3-4, dengan penjelasan semaksimal mungkin.
sebagai berikut : pendahuluan (10 menit), Pertemuan ke-2, Siklus II
kegiatan inti (70 menit) berupa proses Kegiatan ini terdiri 4 tahap sebagai
pembelajaran dengan model Cooperative berikut :

- 119 -
JURNAL IDEGURU Vol.5, No.1 Mei 2020

1) Tahap Perencanaan 4) Tahap Refleksi


Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan Hasil refleksi antara lain : masih ada
perbaikan RPP sesuai masukan saat refleksi siswa yang kurang aktif dalam kegiatan
siklus I, menyiapkan lembar observasi guru, pembelajaran, hal ini merupakan hal yang
lembar observasi siswa, LKS, instrumen sering terjadi dalam model pembelajaran
penilaian kuis, dll. kooperatif yang disebut dengan “free-rider
2) Tahap Pelaksanaan effect” (efek “pendompleng”) yaitu adanya
Tahap ini berupa kegiatan pembelajaran , murid tertentu yang kurang aktif dalam
yang dilaksanakan pada Rabu, tanggal 13 Maret kegiatan pembelajaran dan membiarkan orang
2019 jam ke 5-6, dengan penjelasan sebagai lain melakukan tugas pembelajaran, baik
berikut : pendahuluan (10 menit), kegiatan inti (70 karena merasa tidak bisa atau tidak mau. Guru
menit) berupa proses pembelajaran dengan model harus tertantang untuk dapat mengelola
Cooperative Learning tipe STAD yang dimulai kondisi yang negatif tersebut secara
dengan penjelasan materi pokok oleh guru, konstruktif, agar hasil belajar dapat tercapai
diskusi kelompok membahas materi sesuai semaksimal mungkin.
kelompok masing- masing, dilanjutkan presentasi Pertemuan ke-3, Siklus II
kelompok, diakhiri dengan penutup (10 menit) Pertemuan ke-3 digunakan sebagai
berupa kesimpulan dan pemberian kuis. penilaian harian siklus I. Dilaksanakan pada
3) Tahap Observasi hari Selasa, 19 Maret 2019 jam 3- 4, seluruh
Obsevasi dilaksanakan saat kegiatan siswa hadir, sehingga siswa yang mengikuti
pembelajaran berlangsung, berupa observasi penilaian harian ada 26 anak, hasilnya sebagai
terhadap kegiatan guru saat mengajar dan berikut.
observasi terhadap aktivitas siswa belajar. Tabel 6. Hasil Penilaian Harian Siklus II
Hasil observasinya sebagai berikut : No Kriteria Jumlah Siswa
a) proses belajar siswa, diperoleh data bahwa 1. Tuntas 20
5 siswa tidak masuk, sehingga ada 21 siswa 2. Tidak Tuntas 6
yang masuk, dan 1 diantaranya tidak aktif Prosentase Ketuntasan 76,92 %
mengikuti proses belajar dalam
kelompoknya, sehingga tingkat keaktifan PEMBAHASAN
siswa sebesar 95,24 %, tergolong bagus/ Penerapan Model Cooperative Learning
aktif. Guru sudah melibatkan semua siswa Tipe STAD pada Pembelajaran Geografi
dalam membuat kesimpulan dan refleksi. Kelas XI IPS 3 SMA N 1 Banguntapan,
b) Proses mengajar guru dengan Bantul Tahun Ajaran 2018/ 2019
menggunakan instrumen observasi, STAD (Student Team Achievment
diperoleh skor 80, tergolong baik, guru Divission) merupakan model pembelajaran
melakukan moving untuk memantau proses yang diterapkan untuk mengatasi rendahnya
diskusi kelompok, tujuannya agar siswa proses belajar dan hasil belajar siswa kelas XI
lebih aktif dalam proses belajar. IPS 3 SMA N 1 Banguntapan, Bantul Tahun
c) Hasil Belajar Siswa Ajaran 2018/ 2019, dimana siswa dibagi
Data penilaian kuis pada pertemuan ke- 2, dalam kelompok secara heterogen sehingga
siklus II terjadi kenaikan poin rata- rata 8,30, anak yang berbada gender, agama,
kelompok 3 memperoleh reward karena kemampuan akademik, dll dimungkinkan ada
mencapai peningkatan poin tertinggi, seperti dalam suatu kelompok. Perbedaan akademik
dipaparkan dalam tabel berikut. justru dikelola secara positif. Siswa dengan
Tabel 5. Peningkatan Poin Kelompok kemampuan akademik tinggi dapat menjadi
Pertemuan ke- 2, Siklus II tutor teman sebaya bagi anak dengan
Nilai Nilai Peningkatan poin kemampuan akademik sedang dan rendah.
Kelompok
awal kuis kelompok Dalam proses pembelajaran guru menjelaskan
1. 87,5 100 12,5 materi pokok, kemudian masing- masing
2. 90 95 5 kelompok diberikan materi untuk dibahas
3. 87,5 98,3 10,8 secara kelompok, selanjutnya hasil diskusi
4. 90 90 0 kelompok dipresentasikan. Pada akhir
5. 86 100 14 pembelajaran diberikan penilaian berupa kuis
6. 92,5 100 7,5
yang dikerjakan secara individu, tetapi
Rata- rata peningkatan poin 8,30

- 120 -
JURNAL IDEGURU Vol.5, No.1 Mei 2020

perolehan nilainya dikumpulkan menjadi Tabel 9. Hasil Penilaian Kuis


nilai/ poin kelompok. Model pembelajaran ini
menimbulkan sikap positif antara lain : a)
siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran
karena secara berkelompok melakukan diskusi
untuk membahas materi yang diberikan guru,
b) menumbuhkan interaksi yang lebih intens
antara siswa dengan siswa dan siswa dengan
guru, c) meningkatkan kemampuan
berkomunikasi saat mempresentasikan hasil
diskusi kelompok, d) adanya tanggung jawab Hasil penilaian kuis terjadi peningkatan
individu yang lebih karena keberhasilan dari siklus I sebesar 5,68 poin menjadi 8,29
mendapatkan poin kelompok ditentukan oleh poin pada siklus II. Sedangkan hasil penilaian
perolehan poin dari masing- masing individu. harian juga mengalami peningkatan tingkat
Proses Mengajar Guru. ketuntasan belajar dari 15,38 % pada pra
Model Pembelajaran aktif tipe STAD siklus, menjadi 65,22 % pada siklus I dan
meningkatkan kemampuan guru dalam 76,92 % pada siklus II seperti tertera pada
pembelajaran, seperti pembuatan media tabel berikut.
pembelajaran, penyususnan Lembar Kerja Tabel 10. Hasil Penilaian Harian
Siswa, penyusunan instrumen penilaian,
meningkatkan kemampuan pengelolaan kelas,
dll. Skor kemampuan guru mengajar meningkat
dari siklus I sebesar 76, menjadi 79,5 ke siklus II
seperti tertera pada tabel berikut.
Tabel 7. Peningkatan Skor Kemampuan
Mengajar Guru
Jumlah skor observasi guru Skor rata- rata
Pertemuan 1 75 KESIMPULAN
Siklus I 76
Pertemuan 2 77 Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Pertemuan 1 79 dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Siklus II 79,5
Pertemuan 2 80 STAD (Student Teams- Achievement Devision)
Proses Belajar Siswa. pada pelajaran geografi di kelas XI IPS 3 SMA
Model Pembelajaran aktif tipe STAD Negeri 1 Banguntapan Tahun Ajaran 2018/ 2019
meningkatkan peran aktif siswa dalam proses menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
pembelajaran. 1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tabel 8. Keaktivan Proses Belajar Siswa Tipe STAD (Student Teams Achievement
Devision) sebagai upaya meningkatkan
proses dan hasil belajar geografi pada siswa
kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Banguntapan
Tahun Ajaran 2018/ 2019 dilakukan dengan
membagi siswa kedalam 6 kelompok belajar
secara heterogen. Proses belajar meliputi
menggali informasi terkait materi ajar
melalui diskusi kelompok dilanjutkan
presentasi hasil diskusi kelompok, dan
penilaian kuis pada akhir pembelajaran.
Pada siklus I aktivitas siswa sebesar Perolehan skor/ nilai kuis dibandingkan
91,30 % tergolong aktif/ bagus dan siklus II dengan skor penilaian sebelumnya untuk
sebesar 95,62 % tergolong aktif/ bagus. mengetahui peningkatan poin. Poin individu
Hasil Belajar digabung menjadi poin kelompok, sehingga
Penerapan Model Pembelajaran aktif tipe masing- masing anggota kelompok harus
STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa, berkontribusi maksimal untuk meraih sukses
baik hasil penilaian kuis maupun penilaian kelompok, hal ini akan menumbuhkan
harian, seperti tertera pada tabel berikut. motivasi belajar yang berperan penting bagi
perolehan hasil belajar yang maksimal.
- 121 -
JURNAL IDEGURU Vol.5, No.1 Mei 2020

2. Model pembelajaraan kooperatif tipe Rickey, W.R. 1973. Planing for Teaching An
STAD mampu meningkatkan proses belajar Introduction To Eddition. Fifth
geografi siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri Education. New York : McGraw- Hill
1 Banguntapan Tahun Ajaran 2018/ 2019 Book Company
berdasarkan peningkatan tingkat keaktifan
Saidiharjo. (1994). Pengembangan Kurikulum
belajar siswa dari siklus I sebesar 91,3 %
Ilmu Pengetahuan Sosial. Modul.
menjadi 95,62 % pada ke siklus II,
Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UPY
keduanya tergolong tingkat partisipasi
yang bagus. Silabus Mata Pelajaran Geografi SMA. (2013)
3. Model pembelajaraan kooperatif tipe Slavin, Robert E. (1994). Cooperative
STAD mampu meningkatkan hasil belajar Learning Theory, Research, and
geografi siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri Practice. Terjemahan. Bandung : Nusa
1 Banguntapan Tahun Ajaran 2018/ 2019 Media
berdasarkan peningkatan poin hasil
penilaian kuis dari siklus I sebesar 5,68 Soewandi, Slamet dkk. (2005). Perspektif
poin menjadi 8,27 poin pada siklus II. Pembelajaran Bebagai Bidang Study.
Disamping itu terjadi peningkatan Kumpulan Hasil Penilaian . Yogyakarta :
ketuntasan belajar dari siklus I sebesar dari Universitas Sanatadarma.
15,38 % pada pra siklus, menjadi 65,22 % Usman, Uzer dan Lilis Setiawati. (1993).
pada siklus I dan 76,92 % Upaya Optimalisasi Belajar Mengajar.
DAFTAR PUSTAKA Bandung : Rosda Karya
Andriantari, Jamaliah. (2010). Upaya Wasisto, Agus. (2018). Cara Mudah
Meningkatkan Minat dan Prestasi Melakukan Penelitian Tindakan Kelas.
Belajar IPS Melalui Cooperative Yogyakarta: Graha Cendikia
Learning Tipe STAD Pada Siswa Kelas V
SD Negeri Pengenjuru Tengah Widarwati. (2009). Strategi dan Metode
Purworejo Tahun 2008/ 2009. Pembelajaran. Makalah disampaikan
Universitas PGRI Yogyakarta. Tesis pada Pendidikan dan Pelatihan Guru
Geografi SMA Jenjang Dasar.
Bahri, Syaiful. (2006). Strategi Belajar Malang: Pusat Pengembangan dan
Mengajar .Jakarta : Rineka Cipta Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Daniel Muijs & David Reynolds. (2008). Kependidikan.
Effective Teaching Teori dan Aplikasi. Widarwati. 2009. Pengembangan Sistem
Edisi kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Penilaian. Makalah disampaikan pada
Terjemahan Pendidikan dan Pelatihan Guru Geografi
SMA Jenjang Dasar. Malang: Pusat
Haryati, Mimin. (2008). Model dan teknik Pengembangan dan Pemberdayaan
Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada Press

- 122 -

Anda mungkin juga menyukai