Anda di halaman 1dari 5

Nama/NIM

Putri Dwi Arifiyanti/ H93219053


Deskripsi Paper (Identitas Paper)
 Penulis : Erina Azzahra, Maman Surahman, Yandi Maryandi
 Judul : Tinjauan Fikih Muamalah terhadap Pemanfaatan Masjid sebagai Tempat Jual Beli dan
Promosi
 Penerbit : Prosiding Hukum Ekonomi Syariah Volume 6, No. 2, Tahun 2020
Citasi APA style
Azzahra Erina, dkk. (2020). Tinjauan Fikih Muamalah terhadap Pemanfaatan. Prosiding Hukum
Ekonomi Syariah. Volume 6, No. 2, Tahun 2020

Topik/Fokus Penelitian
Bagaimana tinjauan fikih muamalah terhadap pemanfaatan masjid sebagai tempat jual beli dan promosi
serta batasan-batasan di Masjid Agung Al Ukhuwwah Kota Bandung?
Latar Belakang Penelitian
Salah satu kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat adalah melakukan transaksi jual beli.
Area dalam masjid kini dianggap oleh masyarakat menjadi salah satu tempat strategis dalam
melakukan kegiatan jual beli yang menguntungkan. Saat ini area masjid tempat ibadah kini sering
mulai dimanfaatkan untuk kegiatan jual beli sehingga dapat menguntungkan bagi para pedagang untuk
berjualan di area dalam masjid.
Masjid Agung Al-Ukhuwwah Kota Bandung bisaanya rutin mengadakan acara kajian Islam, yang
mana pada saat kajian tersebut berlangsung terdapat banyak pedagang yang menjual barang
dagangannya di area dalam masjid. Dan pada setiap bulan Ramadhan tiba, pengurus masjid setempat
mengadakan Bazar Ramadhan.
Teori yang Berkaitan
A. Jual Beli
Menurut jumhur ulama, rukun jual beli itu ada empat, yaitu:
1. Adanya orang berakad atau aqidain, yakni penjual dan pembeli.
2. Adanya shighat, yakni ijab dan kabul.
3. Adanya mabi/ma’qud alaih’, yakni objek/barang yang diperjualbelikan.
4. Adanya nilai tukar pengganti barang atau ‘iwadh.
B. Masjid
Masjid berasal dari kata sajada-yasjudu yang berarti merendahkan diri, menyembah atau bersujud. Kata
masjid diambil dari kata bahasa Arab, sajada-yasjudu-sujuudan yang artinya meletakkan dahi di atas
bumi (bersujud), sedangkan masjid atau masjad dalam bahasa Arab berarti tempat sujud. Oleh sebab
itu, setiap tempat yang digunakan untuk shalat maka termasuk kategori masjid.
C. Batasan Masjid
Dari pengertian sujud secara terminoligis diatas, maka masjid dapat didefinisikan sebagai suatu
bangunan, gedung atau suatu lingkungan yang memiliki batas yang jelas (benteng/pagar) yang
didirikan secara khusus sebagai tempat ibadah umat Islam kepada Allah SWT khususnya untuk
menunaikan shalat.
Objek Penelitian
Masjid Agung Al-Ukhuwwah, Bandung
Metode Penelitian
-
Pengumpulan Data
-
Hasil Penelitian
Para pedagang yang berjualan di halaman Masjid Agung Al-Ukhuwwah Kota Bandung tersebut
tidak di pungut biaya oleh para pengurus masjid, akan tetapi para pedagang tersebut senantiasa
memberikan infak atau sedekah kepada Masjid Agung Al-Ukhuwwah Kota Bandung yang digunakan
sebagai sarana kebersihan atau lainnya.
Ditinjau dari fikih muamalah terhadap praktik jual beli di Masjid Agung Al-Ukhuwwah Kota
Bandung bahwa transaksi jual beli yang dilakukan para pedagang di masjid tersebut merujuk kepada
rukun dan syarat jual beli, bahwa rukun dan syarat jual belinya sudah terpenuhi, namun transaksi jual
beli tersebut masuk kedalam kategori jual beli yang fasid, yaitu jual beli yang rukun dan syarat jual
belinya terpenuhi, tetapi ada unsur di luar rukun dan syarat yang mengganggunya.

Rekomendasi Penelitian
Peneliti tidak menyebutkan dan menjelaskan mengenai metode penelitian apa yang dilakukan dan
Teknik pengumpulan data dalam melakukan penelitian ini.
Nama/NIM Putri Dwi Arifiyanti/ H93219053
Deskripsi Paper  Penulis : Mahram Mubarak M
(Identitas Paper)  Judul : Komodifikasi Waktu Tarawih Bulan Ramadhan di Masjid
Al Markaz Al Islami Maros
 Penerbit : Sulesana Volume 11 Nomor 2 Tahun 2017
Citasi APA style M, Mahram Mubarak. (2017). Komodifikasi Waktu Tarawih Bulan
Ramadhan. Sulesana. Volume 11 Nomor 2 Tahun 2017

Topik/Fokus Penelitian Hal apa yang melatari mesjid Al Markaz Al Islami Kabupaten Maros
beralih fungsi menjadi komoditas pasar di waktu Tarawih? Bagaimana
persaingan yang terjadi antara jemaah yang mengejar spiritualitas dan
jemaah yang mengejar keuntungan komoditas di bulan Ramadhan?
Latar Belakang Keberkahan bulan Ramadhan, oleh masyarakat pada umumnya
Penelitian didefinisikan sebagai keberkahan dari sisi ekonomi. Itulah yang
menyebabkan mengapa di bulan Ramadhan para pelapak ta’jil (santapan
berbuka puasa) dan sahur menjamur di hampir setiap pinggir jalan,
kawasan kuliner, pusat perbelanjaan dsb. Keberkahan bulan Ramadhan
sebagai komoditas tidak hanya terjadi di waktu sahur dan menjelang buka
puasa. Di masjid-masjid ramai diisi oleh pedagang yang menjajakan baik
berupa makanan, minuman, buku-buku, dan kostum Ramadhan berupa
peci, mukena, baju hingga parfum. Mesjid-mesjid tidak hanya berfungsi
sebagai tempat pengasahan spiritualitas, tetapi juga telah menjadi lahan
untuk berkembangnya komoditas. Salah satu mesjid yang ramai
dikunjungi oleh jama’ah shalat tarawih adalah Mesjid Al Markaz Al
Islami yang terletak di pusat kota Kabupaten Maros. Pada bulan
Ramadhan, mesjid ini adalah mesjid yang ramai dikunjungi oleh jama’ah,
khususnya di waktu shalat tarawih. Selain karena mampu menampung
ribuan jama’ah, mesjid ini juga menyediakan lahan bagi para pedagang
untuk berjualan.
Teori yang Berkaitan -
Objek Penelitian Masjid Al Markaz Al Islami Maros, Kab. Maros, Sulawesi Selatan
Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif baik dari segi pengumpulan
data maupun segi penyajiannya dalam bentuk narasi. Penelitian ini akan
difokuskan pada bulan Ramadhan. Penulis juga masih menyempatkan
untuk meneliti di luar bulan Ramadhan. Hal ini dilakukan karena
keterbatasan waktu yang tersedia sejak direncanakannya penelitian ini.
Kendatipun penelitian yang dilakukan di luar bulan Ramadhan masih
tetap signifikan karena masih berada dalam ruang yang sama, dalam hal
ini mesjid Al Markaz Al Islami.
Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam
dengan beberapa jamaah dan mendokumentasikan momen-momen yang
dianggap penting baik berbentuk narasi pendek maupun menggunakan
kamera digital
Hasil Penelitian Berbicara tentang pertumbuhan ekonomi tidak saja terjadi di kawasan
PTB maupun ruko-ruko yang berbaris di pinggir jalan protokol kota.
Penggagasan ekonomi juga terjadi di kawasan mesjid Al Markaz Al
Islami sendiri, dalam arti bahwa aktivitas perdagangan juga terjadi di
kawasan mesjid ini. Sebagaimana yang juga terjadi di mesjid-mesjid
agung di kota Makassar, yang membuka lahan untuk para pedagang,
mesjid Al Markaz Al Islami juga membuka lahan bagi para pedagang.
Para pedagang yang membuka lapak mereka didominasi oleh masyarakat
kabupaten Maros sendiri.
Bagaimanapun semarak Ramadhan, terlebih di waktu tarawih,
keramaian jemaah yang berangkat ke mesjid meniscayakan menjamurnya
aktivitas ekonomi di mesjid. Adanya aktivitas ekonomi adalah hal yang
wajar terjadi, hanya saja menjadi unik ketika hal ini bersaing dengan
aktivitas ibadah keagamaan, dan akan menjadi ambigu ketika melihat
jemaah lebih mengutamakan aktivitas ekonominya dibanding aktivitas
ibadah padahal ia sedang berada dalam situasi spiritualitas yang sama.
Rekomendasi Penelitian Pada bab tinjauan pustaka, kajian yang dituliskan masih minim
pembahasan dikarenakan referensi kebanyakan membahas hubungan
antara ekonomi dan agama secara luas sehingga peneliti cukup sulit
menemukan referensi yang sesuai. Maka dari itu, jurnal ini mencoba
untuk itu penelitian ini spesifik menjabarkan hubungan antara ekonomi
dan agama di lingkungan mesjid khususnya pada bulan Ramadhan.
Nama/NIM Putri Dwi Arifiyanti/ H93219053
Deskripsi Paper  Penulis : Muhammad Jawahir, Badrah Uyuni
(Identitas Paper)  Judul : Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid (Studi Pada
Masjid Besar Al Mahdy, Kel. Jatiranggon, Kec. Jatisampurna,
Bekasi)
 Penerbit : Spektra, Volume 1, No. 1 Tahun 2019
Citasi APA style Jawahir Muhammad, Uyuni Badrah. (2019). Pemberdayaan
Masyarakat Berbasis Masjid (Studi Pada Masjid Besar Al Mahdy,
Kel. Jatiranggon, Kec. Jatisampurna, Bekasi). Spektra, Volume 1, No.
1 Tahun 2019
Topik/Fokus Penelitian Bagaimana masjid dapat memberdayakan masyarakat sekitar untuk
kesejahteraan masyarakat melalui berbagai aspek, termasuk ekonomi
Latar Belakang Masjid merupakan tempat ibadah orang-orang islam. Masjid bukan
Penelitian hanya sebagai tempat ibadah ritual semata, melainkan masjid harus
dimaknai dalam berbagai dimensi kehidupan. Di antaranya, masjid
sebagai upaya pemberdayaan masyarakat, peningkatan ekonomi umat,
seperti penyelenggara baitul mal, unit pelayanan zakat, infaq dan
shodaqah. Oleh karena itu, dalam mengelola masjid harus disadari bahwa
masjid menyimpan potensi umat yang sangat besar jika digunakan secara
optimal akan meningkatkan kesejahteraan umat, sekurang- kurangnya
bagi jamaah masjid itu sendiri.
Teori yang Berkaitan -
Objek Penelitian Masjid Al Markaz Al Islami Maros, Kab. Maros, Sulawesi Selatan
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada studi ini adalah metode kualitatif.
Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data di lapangan, peneliti dibantu oleh bebrapa
Pengurus dan DKM, yang menempatkan diri menjadi instrumen sekaligus
membantu pengumpulan data, dengan metode survey dan wawancara
Hasil Penelitian Optimalisasi Pemberdayaan Ekonomi. Bidang ekonomi merupakan
bagian tak kalah penting dalam proses pemberdayaan masyarakat. Bahkan
sering dipandang sangat krusial dan menentukan dan menjadi pusat
perhatian. Kegiatan pemberdayaan ekonomi masjid yang saat ini telah
dilakukan di masjid besar Al Mahdy antara lain: (1) Pengelolaan kotak
amal masjid (2) Optimalisasi Halaman masjid untuk lahan Parkir (3)
Optimalisasi Gedung dilantai dasar untuk disewakan menjadi Gedung
serbaguna, dimana hamper setiap Sabtu dan Minggu selelau terpakai
untuk acara pernikahan, tentunya ini menjadi berkah tersendiri bagi
masyarakat sekitar masjid dan menjadi peluang usaha dibidang WO
(wedding Organizer), mulai dari Rias Pengantin, MC, Gambus,
Chattering dll.
Rekomendasi Penelitian Pada jurnal penelitian ini, antara bab pendahuluan dan tinjauan literatur
berada dalam satu bab, yakni pendahuluan, sehingga cukup susah
membedakan mana bagian pendahuluan dan tinjauan literaturnya.

Anda mungkin juga menyukai