Anda di halaman 1dari 2

1.

Pieter Both

Tokoh Belanda pertama yang pasti kamu kenal adalah Pieter Both. Ia merupakan gubernur jenderal
Hindia Belanda pertama yang menjabat pada 1610 hingga 1614. Pieter Both memiliki banyak
"pencapaian" di masa jabatannya.

Ia terlibat dalam berdirinya VOC pada tahun 1602, berhasil mendirikan pos perdagangan di Banten,
mengusir Spanyol dari Tidore, serta membuat perjanjian dengan penguasa di Maluku untuk
menguasai rempah-rempah. 

Pencapaian terakhir itulah yang membuat rakyat semakin menderita. Semua tenaga dan keringat
diperas habis-habisan untuk bercocok tanam. Namun semua hasil pertanian direbut oleh Pieter Both
demi kepentingan pemerintah Hindia Belanda. 

2. Jan Pieterszoon Coen

Jan Pieterszoon Coen atau J.P. Coen. Kamu pasti mengenal tokoh Belanda yang satu ini. Ia adalah
gubernur jenderal VOC keempat yang menjabat pada 1619-1623. Pemerintah Hindia Belanda menilai
bahwa J.P. Coen sangat sukses dan menguntungkan mereka sehingga ia dilantik kembali di tahun
1627-1629.

J.P. Coen memang membawa banyak keuntungan untuk VOC dan pemerintah Hindia Belanda.
Contohnya adalah memindahkan markas VOC dari Banten ke Jayakarta yang kemudian diubah
menjadi Batavia. Dengan pemindahan ini, organisasi dagang tersebut semakin melebarkan sayapnya
ke berbagai penjuru Nusantara. 

Salah satu ciri khas dari kepemimpinan J.P. Coen adalah politik adu domba atau devide et impera. Ia
sering kali mendekati para pemimpin kerajaan dan menghasut mereka agar berperang dengan satu
sama lain serta berbalik mendukung VOC. 

3. Herman Willem Daendels

Siapa yang tak kenal Herman Willem Daendels atau yang "akrab" disapa Daendels ini? Ia adalah
gubernur jenderal dari Hindia Belanda yang menjabat pada tahun 1808 hingga 1811. Walaupun
masa kepemimpinannya cukup singkat, kekejaman Daendels tak ada saingannya. 

Ialah tokoh di balik munculnya istilah kerja rodi. Ia mempraktikkan kebijakan tersebut untuk
membuat jalan raya dari Anyer, Jawa Barat hingga Panarukan, Jawa Timur yang dinamakan Jalan
Raya Pos. 

Pemimpin otoriter itu memiliki ambisi besar di balik pembangunan jalan raya tersebut. Ia ingin
melancarkan pengangkutan komoditas pertanian serta menjadikannya sarana untuk pertahanan
militer terhadap Sekutu.

Sesuai keinginan Daendels, hanya butuh waktu satu tahun untuk menyelesaikan jalan sepanjang
1.084 kilometer tersebut. Namun proyek Anyer-Panarukan sering disebut sebagai gerakan genosida
karena menelan ribuan korban. 
4. Godert van der Capellen

Jika kita lihat ke belakang, Belanda sempat "pergi" sebentar dari Indonesia karena kekuasaannya
direbut oleh Inggris. Hanya berlangsung selama lima tahun, Belanda kembali lagi menjajah negeri ini.

Saat itu, Godert van der Capellen-lah orang yang ditunjuk untuk menjadi gubernur jenderal Hindia
Belanda (1816-1826). Ia mengemban tugas yang sangat besar, yaitu memperbaiki situasi ekonomi
Belanda, memperkuat pengaruh, dan melindungi wilayah kekuasaan dari potensi serangan Sekutu. 

Semasa menjabat, Van der Capellen ingin merebut hati rakyat Indonesia. Oleh karena itu ia banyak
membuat kebijakan yang pro pribumi. Di antaranya adalah mengurangi monopoli perdagangan
rempah-rempah, membangun sekolah dasar, hingga melakukan imunisasi cacar. Itulah kenapa
pemerintahan Van der Capellen dinilai tidak sekejam tokoh Belanda lainnya.

Akan tetapi, pemerintah pusat di Belanda tidak menyukai cara Van der Capellen karena dinilai terlalu
lemah. Ia pun segera dipulangkan dan digantikan dengan Hendrik Merkus de Kock. 

Anda mungkin juga menyukai