Anda di halaman 1dari 33

MATERI

PARASITOLOGI

DI
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA: RINDU FITRIA
NIM: 1916097

DOSEN: Apt. Adhitama Asmal,S.Si , M.Kes


1. Amoeba, flagella, coccicodia, malaria, leismania, tripanosoma, dan protozoa jaringan,
A. Amoeba
Amoeba  adalah genus yang dimiliki protozoa yang merupakan eukariota uniseluler (organisme
dengan organel sel membran-terikat). Ameba namanya berasal dari kata Yunani amoibe yang berarti
perubahan. Ada banyak spesies yang paling ekstensif dipelajari adalah Amoeba proteus. Sebagian besar
spesies yang sangat kecil dan tidak terlihat dengan mata telanjang. Meskipun ukurannya yang kecil, isi
genom beberapa kali lebih dari genom manusia. Spesies A. dubia terdiri dari sekitar 370 miliar pasangan
basa, padahal genom manusia memiliki sekitar 3 miliar pasangan basa
amoeba adalah hewan bersel satu yang berkembang biak dengan cara membelah diri. Lebih lanjut,
dalam buku tersebut juga dijelaskan bahwa amoeba mempunyai inti sel sebagai sel utama. Awalnya inti
sel amoeba akan membelah menjadi dua bagian. Setelah itu, hewan baru akan diikuti dinding dan cairan
selnya. Hasil pembelahannya kemudian menjadi dua amoeba baru.adapun
Amoeba bereproduksi dengan cara vegetatif atau melakukan pembelahan sel. Berikut ini adalah ciri-ciri
lengkap amoeba:

1. Tidak memiliki dinding sel.


2. Umumnya bersel tunggal (uniseluler)
3. Tidak menghasilkan makanan sendiri atau bersifat heterotroph
4. Berkembang biak dengan pembelahan biner.
5. Bersifat eukariotik yang berarti memiliki membran inti
6. Bergerak bebas dengan alat gerak berupa kaki semu yang disebut dengan pseudopodia.

 Amoeba berkembang biak dengan cara aseksual, yakni membelah diri. Mereka tidak membutuhkan
materi genetik individu lain untuk bereproduksi.

B. Flagellata

Flagellata adalah jenis hewan selanjutnya yang termasuk ke dalam jenis protozoa mirip hewan.
Dalam bahasa latin, Flagellata diambil dari kata flagell yang memiliki arti “cambuk. Sementara dalam
bahasa Yunani diambil dari kata mastig yang memiliki arti “cambuk” dan juga phora yang memiliki arti
“gerakan. Flagellata memiliki ciri khas flagellum atau cambuk getar sebagai alat geraknya. Tidak hanya
berfungsi sebagai alat gerak, flagel juga berfungsi untuk mengetahui keadaan lingkungan sekitarnya
sebagai alat indera. Hal ini karena adanya sel-sel reseptor yang terdapat di permukaan flagel untuk
membantunya dalam menangkap makanan. Hewan ini juga bernafas menggunakan alat yang disebut
sebagai stigma. Stigma ini nantinya berfungsi sebagai alat respirasi untuk melakukan pembakaran
hidrogen yang terkandung di dalam kornel.
Alat gerak Flagellata adalah flagellum atau cambuk getar, yang juga merupakan ciri khasnya, sehingga
disebut Flagellata (flagellum = cambuk). Letak flagel berada pada ujung depan sel (anterior), sehingga
saat bergerak seperti mendorong sel tubuhnya, namun ada juga letak flagel di bagian belakang sel
(posterior). Selain berfungsi sebagai alat gerak, flagela juga dapat digunakan untuk mengetahui keadaan
lingkungannya atau dapat juga digunakan sebagai alat indera karena mengandung sel-sel reseptor di
permukaan flagel dan alat bantu untuk menangkap makanan. Flagellata juga memiliki alat pernapasan
yang disebut stigma. Stigma ini berfungsi sebagai alat respirasi yang dilakukan untuk pembakaran
hidrogen yang terkandung di dalam kornel.
Flagellate terdiri dari beberapa karakteristik atau ciri-ciri yang membedakan jenis protozoa lainnya secara
umum ciri-ciri Flagellata (Mastigophora) sebagai berikut :

1. Mempunyai alat gerak yaitu flagel (bulu cambuk).


2. Hidup sebagai parasit atau hidup bebas di habitat air laut dan air tawar.
3. Permukaan tubuhnya dilapisi oleh kutikula sehingga bentuknya tetap.
4. Bentuk tubuh lebih tetap tanpa rangka luar, tubuhnya dilindungi olah suatu selaput yang fleksibel
yang disebut pellicle, di sebelah luarnya terdapat selaput plasma.).
5. Memiliki dua macam protoplasma, yaitu, ektoplasma (lapisan luar) yang memadat dan lapisan
dalam berupa endoplasma yang berwujud agak encer.
6.
7. Hidup secara soliter dan ada juga yang Uniseluler atau berkoloni.
8. Bersifat mikroskopis ( hanya bias dilihat dengan mikroskop).
9. Berkembang biak secara seksual dan aseksual, secara seksual di lakukan dengan konjugasi
sedangkan secara aseksual di lakukan dengan pembelahan diri.
10. Bentuk Tubuh Flagellata sangat beragam, ada yang berbentuk lonjong, menyerupai bola,
memanjang, dan polimorfik (memiliki berbagai bentuk morfologi). Adapun habitat dari flagelatta

Habitat flagellate yaitu:

Reproduksi pada Flagellata ada 2 macam, yaitu vegetatif dan generatif. Reproduksi vegetatif dengan
cara pembelahan biner secara longitudinal, misalnya pada Euglena. Reproduksi generatif terjadi karena
persatuan antara ovum dan spermatozoid, misalnya pada Volvox. Reproduksi secara generatif berfungsi
untuk memperkaya variasi genetik, sehingga menghasilkan individu muatan yang lebih tahan terhadap
kondisi lingkungan.

Pada Volvox terdapat koloni jantan yang menghasilkan sperma dan koloni betina yang menghasilkan
ovum, namun ada juga koloni yang bersifat hermafrodit yang dapat menghasilkan sperma serta ovum.
Meskipun koloni yang bersifat hermafrodit dapat menghasilkan sperma dan ovum dalam satu koloni,
kematangan sperma dan ovum tidak pada saat yang bersamaan, sehingga tidak dapat terjadi pembuahan
diri.

Ovum dihasilkan oleh oogonium, sedangkan Volvox jantan menghasilkan spermatozoid oleh


spermatogonium. Setelah terjadi fertilisasi akan menghasilkan zigot, zigot akan menghasilkan empat
spora, yang kemudian akan menjadi individu baru.

C. Coccicodia

Coccidia adalah parasit bersel satu, pembentuk spora dan mikroskopik yang masuk kedalam
filum apicomplexan dan kelas Conoidasida . Parasit Coccidia menginfeksi usus hewan, dan merupakan
grup protoza apicomplexan  terbesar. Coccidia adalah parasit intraselular obligat, yang berarti mereka
harus tinggal dan bereproduksi pada sel hewan.
D. Malaria
Malaria adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dari manusia dan hewan lain yang disebabkan
oleh protozoa  parasit (sekelompok mikroorganisme bersel tunggal) dalam tipe  Plasmodium Malaria
menyebabkan gejala yang biasanya termasuk demam, kelelahan, muntah, dan sakit kepala  Dalam kasus
yang parah dapat menyebabkan kulit kuning, kejang, koma, atau kematian.  Gejala biasanya muncul
sepuluh sampai lima belas hari setelah digigit. Jika tidak diobati, penyakit mungkin kambuh beberapa
bulan kemudian. Pada mereka yang baru selamat dari infeksi, infeksi ulang biasanya menyebabkan gejala
ringan Imunitas parsial ini menghilang selama beberapa bulan hingga beberapa tahun jika orang tersebut
tidak terpapar terus-menerus dengan malaria.

Tanda-tanda dan gejala malaria biasanya mulai 8-25 hari setelah terinfeksi Namun, gejala dapat terjadi
kemudian pada orang-orang yang telah mengambil obat antimalaria sebagai pencegahan. Manifestasi
awal dari penyakit—berlaku umum untuk semua spesies malaria—mirip dengan gejala flu, dan dapat
menyerupai kondisi lain seperti sepsis, gastroenteritis, dan penyakit virus.  Gejala yang timbul
termasuk sakit kepala, demam, menggigil, nyeri sendi, muntah, anemia hemolitik, penyakit
kuning, hemoglobin dalam urin, kerusakan retina, dan kejang-kejang

Malaria diklasifikasikan menjadi "parah" atau "tidak berkomplikasi" oleh organisasi kesehatan dunia
(World Health Organization, WHO).  Malaria dianggap parah ketika terdapat salah satu kriteria berikut
ini, jika tidak maka dianggap tidak berkomplikasi.

 Kesadaran menurun
 Kelemahan yang signifikan sehingga orang tersebut tidak bisa berjalan
 Ketidakmampuan untuk makan
 Dua atau lebih kejang
 Tekanan darah rendah (kurang dari 70 mmHg  pada orang dewasa dan 50 mmHg pada anak-anak)
 Masalah pernafasan
 Kejutan sirkulasi
 Gagal ginjl atau hemoglobin dalam urin
 Masalah perdarahan, atau hemoglobin kurang dari 50 g/L (5 g/dL)
 Edema paru
 Glukosa darah  kurang dari 2,2 mmol/L (40 mg/dL)
 Asidosis  atau tingkat laktat  yang lebih besar dari 5 mmol/L
 Tingkat parasit dalam darah lebih besar dari 100.000 per microliter  (µL) di daerah transmisi
intensitas rendah, atau 250.000 per µL di daerah transmisi intensitas tinggi
Malaria diobati dengan obat antimalarial yang digunakan tergantung pada jenis dan tingkat keparahan
penyakit. Meskipun obat terhadap demam umum digunakan, efek obat itu tidak jelas
Malaria tanpa komplikasi dapat diobati dengan obat oral. Pengobatan yang paling efektif untuk
infeksi P. falciparum adalah penggunaan artemisinin dalam kombinasi dengan obat antimalaria lainnya
(dikenal sebagai terapi artemisinin-kombinasi, atau artemisinin-combination therapy [ACT]), yang
menurunkan resistansi terhadap komponen obat tunggal. Obat antimalaria tambahan ini
meliputi: amodiakuin, lumefantrin, meflokuin atau sulfadoksin/pirimetamin.
E. Leismania

Leismaniasis disebabkan oleh beberapa spesies protozoa Leismaniasis, leismaniasis termasuk


gangguan-gangguan yang mempengaruhi organ-organ bagian dalam dan itu yang mempengaruhi kulit
dankadang kala membuat lendir pada hidung dan mulut,menyebabkan benjolan atau luka.

 Penyebabnya : Lalat pasir kecil yang menularkan protozoa ketika mereka menggigit orang atau
hewan,seperti anjing dan tikus .jarang infeksi menyebar dalam transfusi darah ,melalui gengan
jarum yang pernah digunakan oleh orang yang terinfeksi,dari ibu ke anak ketika lahir,atau melalui
hubungan seks.
 Gelajanya : Biasanya gejalah-gejala pada visceral leihsmaniasisadalah jaringan dan tidak dapat
dicatat perkembangan gangguan tersebut pada minoritas orang yang terinfeksi.Pada mereka,
gejala-gejala biasanya terjadi secara bertahap lebih dari seminggu sampai sebulan.
F. Tripanosoma

Tripanosoma genus dalam kelas kenetoplastida ,sebuah kelompok monofiletik,protozoa berflagelata


yang bersifat parasik. Nama ini berasal dari bahasa yunani trypano (bor) dan soma (tubuh) karena
mereka bergerak seperti alat pembuka botol. Sebagian besar trypanosoma bersifat bersifat
hereroksenosa( membutuhkan lebih dari satu inang untuk menyelesaikan siklus hidup) dan semuanya
ditularkan elah vektor berupa hewan invertebrata.kecuali T.equiperdum pada kuda yang menular
melalui hubungan kelami. Dalam tubuh invertebrata, mereka umumnya di temukan dalam
usus,sementara pada inang vertebrata, mereka biasanya menempati aliran darah atau lingkungan
intraseluler.penyakit yang diakibatkan oleh trypanosoma disebut Tripanosomiasis.

Ttypanosoma, dapat berpindah-pindah dari satu tubuh inang vertebrata melalui dua cara yaitu
transmisi siklikal dan nonsiklikal. Pada transmisi siklikal,Trypanosoma mengalami perubahan
morfologi dan bereplikasi di dalam tubuh vektor artropoda.

G. Protozoa Jaringan
Protozoa jaringan adalah protozoa yang hidup parasitic dalam sel-sel jaringan atau system organ
tertentu Protozoa yang bersifat parasit pada jaringan hospes ini meliputi 2 kelas yaitu kelas Flagellata dan
Sporozoa.

2. Nematoda Usus, Nematoda Jaringan, Nematoda Filaria.


A. Nematoda Usus :

Nematoda usus merupakan kelompok yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia karena masih
banyak yang mengidap cacing ini sehubungan dengan banyaknya faktor yang menunjang untuk hidup
suburnya cacing parasit ini. Faktor penunjang ini antara lain keadaan alam serta iklim ,sosial,
ekonomi, pendidikan, kepadatan penduduk serta masih berkembangnya kebiasaan yang kurang baik.

Ciri-ciri nematoda usus

 Simetris bilateral, tripoblastik, tidak memiliki appendages


 Memiliki coelom yang disebut pseudocoelomata
 Alat pencernaan lengkap
 Alat ekskresi dengan sel renette atau sistem H
 Belum memiliki organ peredaran darah, respirasi dengan permukaan tubuh
 Cincin saraf yang mengellingi esofagus merupakan pusat sistem saraf
 Berumah dua, fertilisasi internal, tidak dapat melakukan reproduksi Aseksual
 Hidup bebas atau parasite
SPESIES NEMATODA USUS :
1. SAscaris lumbricoides
2. Strongyloides stercoralis
3. Ancylostoma duodenale
4. Necator americanus
5. Enterobius vermicularis
6. Trichinella spiralis.
Klasifikasi :
Phylum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Ascaridida
Family : Ascarididae
Genus : Ascaris
Species : Ascaris lumbricoides
B. Nematoda Jaringan
Nermatoda jaringan adalah Cacing nematoda darah dan jaringan memiliki morfologi dasar yang
samadengan cacing yang lainnya. Cacing dewasa hidup dalam sistem limfatik,subkutan, dan
jaringan ikat dalam pada tubuh manusia. Mikrofilaria (prelarva) adayang bersarung dan tidak
bersarung dan terdapat pada darah perifer/jaringan kulitserta sifatnya sangat aktif. Penularan
penyakit melalui vektor artropoda (nyamuk).Siklus hidup tiap spesies memiliki pola kompleks
(larva infektif berkembangmenjadi dewasa dan memerlukan waktu bertahun-tahun agar
mendapatkan patologisnyata manusia)
C. Nematoda Filaria
Nermatoda filaria atau Filariasis atau kaki gajah adalah penyakit menular yang disebabkan
karena infeksi cacing filaria yang hidup disaluran dan kelenjar getah Bening (limfe) serta
menyebabkan gejala akut, kronis. Filariasis mulai dikenal di Indonesia tahun 1889 sejak Haga
dan Van Eecke menemukan kasus pembesaran scrotum di Jakarta. Penyakit tersebut dapat
menular kepada orang lain dengan perantara gigitan nyamuk. Seluruh wilayah Indonesia
berpotensi untuk terjangkitnya penyakit tersebut, hal ini mengingat cacing sebagai penyebabnya
dan nyamuk penularnya tersebar luas. Keadaan ini didukung oleh kerusakan lingkungan, seperti
banjir, penebangan hutan dan lainnya yang memperluas tempat berkembangbiaknya nyamuk.
Meskipun filariasis tidak mematikan secara langsung, dengan adanya demam dan bisul-bisul
(abses) yang hilang timbul, dan gejala menahun berupa pembesaran/elefantiasis yang merupakan
cacat menetap akan sangat mengganggu.
3. Cestoda Usus, Cestoda jaringan.
A. Cestoda Usus

Cestoda usus merupakan salah satu kelas dari filum Platyhelminthes. Cacing kelas inimampu
menyebabkan penyakit yang khususnya lebih menyerang usus hospesdefinitif (manusia). Hospes
perantara dari cacing ini sebagian besar berada di ikan,anjing, tikus, dan lain-lain.Cestoda yang
hidup di usus manusia sebagai hospes definitifnya. Hospesreservoarnya adalah hewan/mamalia
pemakan ikan. Cacing dewasanya menempatiusus vertebrata dan larvanya hidup di jaringan
vertebrata dan invertebrata.Bentuk cacing dewasa memanjang menyerupai pita, biasanya pipih
dorsoventral,tidak mempunyai alat cerna atau saluran vaskular dan biasanya terbagi
dalamsegmen-segmen yang disebut proglotid yang bila dewasa berisi alat reproduktif jantandan
betina.

B. Cestoda jaringan
Cestoda jaringan adalah Cacing dalam kelas Cestoidea disebut juga cacing pita karena bentuk
tubuhnya yang panjang dan pipih menyerupai pita. Cacing ini tidak mempunyai saluran
pencernaan ataupun pembuluh darah. Tubuhnya memanjang terbagi atas segmen-segmen yang
disebut proglotida dan segmen ini bila sudah dewasa berisi alat reproduksi jantan dan betina.

4. Trematoda Usus, Hati, Paru-paru, Trematoda Darah.


A. Trematoda usus
Cestoda jaringan yg penting dalam bidang medik adalah spesies yg stadium larvanya
menghinggapi berbagai jaringan tubuh manusia. Cacing dewasa tidak ditemukan pd tubuh
manusia karena tidak dapat menyelesaikan pertumbuhannya. Manusia berperan sebagai hospes
paratenik karena mengandung stadium infektif (larva/kista) yg tidak bisa menjadi cacing dewasa.
Stadium infektif ini dapat ditularkan dan menjadi dewasa pada hospes definitifnya, yaituhewan
karnivora seperti anjing, kucing, serigala dan lainnya. Cara penularan larva/kista (stadium
infektif) berlangsung bila hospes perantara (termasuk manusia) menelan telur yg berada dalam
tinja hospes definitif. Beberapa spesies yg telah menelan telur, di dalam usus hospes perantara
(hospes paratenik) melepaskan larva onkosfer.
 Morfologi dan Siklus hidup
Cacing dewasa ukurannya sangat kecil, berukuran 3-8 mm, skoleks bulat, mempunyai 4
batil isap menonjol yg dilengkapi rostelum berkait yg tersusun dalam dua baris yg
berjumlah 30-36 buah. Proglotid matang mengeluarkan telur yg berbentuk bulat, berisi
embrio heksakan dengan 6 kait. Bila telur tertelan oleh hospes perantara yg sesuai seperti
domba, kambing termasuk manusia. Di dalam duodenum menetas dan melepaskan
embrio (onkosfer). Larva setelah melepaskan kait-kaitnya menembus dinding usus,
menuju saluran limfe dan sirkulasi darah, selanjutnya terbawa ke organ lain terutama
otot, paru, hati, ginjal, limpa, otak, tulang dll.Larva dalam organ ini dalam waktu 1-5
bulan tumbuh menjadi kista hidatid yg berukuran 10-50 mm.
B. Trematoda Hati
Trematoda adalah cacing yang secara morfologi berbentuk seperti daun, pipih, melebar ke
anterior. Mempunyai batil isap mulut dan batil isap perut yang besarnya hampir sama. Fasciola sp
terdiri dari pharinx yang letaknya di bawah oral. Cacing jenis ini tidak mempunyai anus dan alat
eksresinya berupa sel api. Terdapat sebuah pharinx,namun pharinx tersebut tidak berotot.
Terdapat arterium yang letaknya di bawah penis dan esofagus, uterus, vasikula seminalis,
ovarium serta ovinduk . Fasciola gigantica berukuran 25-27 x 3-12 mm, mempunyai pundak
sempit, ujung posterior tumpul, ovarium lebih panjang dengan banyak cabang, sedangkan
Fasciola hepatica berukuran 35 x 10 mm, mempunyai pundak lebar dan ujung posterior
lancip.Telur Fasciola gigantica memiliki operkulum, dan berukuran 190 x 100 μ, sedangkan telur
Fasciola hepatica juga memiliki operkulum, dan berukuran 150 x 90 μ Daur hidup dari telur
menjadi mirasidium kemudian keluar mencari keong air. Dalam keong air menjadi sarkaria,
sarkaria keluar dari keong air dan mencari hospes perantara tumbuh-tumbuhan air membentuk
kista yang berisi metaserkaria, bila di telan
metaserkaria menetas dalam usus halus lalu menembus dinding usus dan bermigrasi menembus
hati. Larva masuk ke saluran empedu dan menjadi dewasa.
C. Trematoda paru-paru
Cacing dewasa biasanya hidup di paru yang diselaputi oleh jaringan ikat dan biasanya
berpasangan. Cacing tersebut juga dapat ditemukan pada organ lainnya. Fertilisasi silang dari dua
cacing biasanya terjadi (hermaprodit). Telurnya sering terjebak dalam jaringan sehingga tidak
dapat meninggalkan paru, tetapi bila dapat keluar kesaluran udara paru akan bergerak ke silia
epitelium. Sampai di pharynx, kemudian tertelan dan mengikuti saluran pencernaan dan keluar
melalui feses. Larva dalam telur memerlukan waktu sekitar 16 hari sampai beberapa minggu
sebelum berkembang menjadi miracidium. Telur kemudian menertas dan miracidium harus
menemukan hospes intermedier ke 1, siput Thieridae supaya tetap hidup.
D. Trematoda Darah
Trematoda darah adalah salah satu trematoda yang habitanya di dalam darah, trematoda darah
merupakan trematoda yang termasuk golongan anhermaprodit (organ genital terpisah). Spesies-
spesies penting dan dapat menimbulkan penyakit pada manusia adalah Schistosoma japonicum,
Schistosoma mansoni, dan Schistosoma haematobium. Ketiga spesies tersebut mempunyai
kemiripan pada lingkaran hidup dan perubahan-perubahan patologis pada hospes, tetapi berbeda
dalam morfologi cacing dewasa, telur, larva, jenis keong sebagai hospes perantara dan tempat
hidupnya di dalam hospes definitif. Disamping ketiga spesies diatas, terdapat pula spesies-spesies
lain yang kebanyakan adalah parasit pada burung dan tikus sawah antara lain : Schistosoma
intercalatum, Schistosoma muttheri, dan Schistosoma bovis yang dapat menimbulkan penyakit
disebut cercarial dematitis atau swimmer itch atau penyakit air bebek atau sawah itch. Pada
penyakit ini cercaria Schistosoma berbagai hewan dapat menembus kulit manusia, tetapi tidak
menjadi dewasa dan akan mati. Kelainan dengan gejala gatal-gatal hanya terbatas pada kulit.
5. Insecta, Arachnida, Crustacea.
A. Insecta : Insecta(serangga) dalam bahasa latin disebut dengan Insectum yang artinya trpotong
menjadi bagian-bagian yang disebut dengan serangga. Ukuan dari tubuh serangga sendiri
bermacam-macam, dengan panjangnya 2-40mm. Ada juga serangga dengan ukuran
mikroskopis da nada juga yang mempunyai ukuran panjang sampai 260mm, contohnya
seperti Phobaeticus serratipes , tubuh serangga sendiri terdiri dari tiga bagian yaitu
kepala(kaput), dada(toraks), serta perut(abdomen).
Klasifikasi Insecta(serangga)
Berdasarkan ada atau tidak ada nya sayap insect sendiri terbagi dalam beberapa subkelas
antara lain yaitu Apterygota dan Ptergota.
A. Apterygota yaitu kelompok serangga yang tidak mempunyai sayap, sedikit atau tidak
mengalami proses metamorphosis, empunyai appendage pada bagian ventral abdomen, serta
pada umumnya mempunyai ukuran kurag dari 5mm. Appendage sendiri yaitu bagian tubuh
yang menonjol, bisa digerakkan dan berfungsi sebagai alat gerak, untuk makan, alat indra.
Dan apterygota sendiri hidupnya di tempat lembab dimana mengandung humus atau sampah
organic, da nada juga yang memakan buku atau pakaian. Serangga yang termasuk ke dalam
apterygota yaitu ordo Thysanura(lepisma saccharina-kutubuku) dan Archaeognatha
(petrobius martimus).
Ciri-ciri Apterygota
 Tidak mempunyai sayap
 Tidak mengalami metamorphosis (ametabola)
 Contoh dari spesiesnya yaitu kutu buku(Lepisma sachariana)
 Tipe mulutnya mengigit
 Batas dari kepala, dada, dan juga perutnya tidak jelas.
Ciri-ciri Insecta (serangga)
 Tubuhnya dibedakan menjadi 3 yaitu kepala, dada dan juga perut
 Alat mulut nya digunakan untuk menggigit, mengunyah, menghisap, dan menjilat
 Bentuk kakinya berubah sesuai dengan fungsinya
 Pada kepalanya terdapat satu pasang mata facet (majemuk), mata tunggal (occellus), dan
satu pasang antena yang digunakan sebagai alat peraba
 Tempat hidupnya di darat dan air tawar
 Sistem peredaran darah terbuka
 Alat kelaminnya terpisah (jantan dan betina)
 Alat pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan, tembolok, lambung, usus, rectum,
serta anus
 Pada bagian mulut terdiri dari rahang belakang (mandibular), rahang depan (maksila),
serta bibir atas (labrum), dan bibir bawah (labium)
 Sistem pernapasannya dengan sistem trachea

Peran insect (serangga) untuk manusia


Insecta mempunyai peran yang sangat menguntungkan sekali bagi manusia tetapi ada juga
yang bisa merugikan untuk manusia antara lain yaitu:

A. Insecta (serangga) yang menguntungkan


 Insecta yang sangat menguntungkan terutama dari golongan kupu-kupu dan juga
lebah sangat bermanfaat sekali bagi petani karena bisa membantu dalam proses
penyerbukan Bungan
 Bisa menghasilkan madu contohnya Lebah madu
 Di dalam bidang industri kupu-kupu, ulat sutera yang membuat kepompong bisa
menghasilkan sutra
B. Insecta (serangga) yang merugikan
 Bisa merusak tanaman yang dibudidayakan oleh manusia, contohnya belalang,
dan ular
 Bisa merusak bahan bangungan contohnya kumbang kayu dan rayap
 Bisa menularkan beberapa macam penyakit contohnya lalat, tikus, dan kecoak
B. Arachnida
Arachnida adalah kelas hewan invertebrata Arthropoda dalam subfilum Chelicerata. Istilah
arachnid berasal dari bahasa Yunani άράχνη atau arachne, berarti laba-laba,[1] dan juga
merujuk pada figur mitologi Yunani, Arachne. Di dalamnya termasuk hewan seperti laba-
laba, kalajengking, serta ketonggeng. Adapun Nama kelas arachnida berasal dari kata
arachne= laba-laba. Anggotanya meliputi kalajengking, laba-laba, dan tungau.
Ciri-Ciri Arachnida :
Tubuh terdiri dari atas sefalotoraks (kepala-dada) dan abdomen (perut). Memiliki empat
pasang kaki pada bagian sefalotoraks. Bagian abdomen tidak memiliki kaki. Memiliki dua
pasang alat mulut, yaitu sebagai berikut: -Sepasang kelisera -Sepasang pedipalpus
Alat pernapasan berupa paru-paru buku. Jenis kelamin terpisah. Pembuahan secara internal.
Klasifikasi Arachnida :
Kelas arachnida dapat di kelompokkan atas 3 ordo, yaitu sebagai berikut -Ordo Spcorpid
Ordo ini meliputi segala macam golongan kalajengking. -Ordo Araneae Ordo ini meliputi
bangsa laba-laba. -Ordo Acarima Ordo ini meliputi jenis laba-laba yang bersifat parasit dan
merugikan manusia.
Struktur tubuh Arachnida :
Tubuh arachnida terbagi atas kepala-dada (sefalotoraks) dan badan belakang (abdomen).
Antara sefalotoraks dan abdomen terdapat bagian sempit seperti pinggang, disebut pedisel.
Pada bagian kepala-dada terdapat 4 pasangkaki, juga terdapat dua alat mulut, yaitu sebagai
berikut. 1) Alat sengat (chelicela = kelisera) 2) Alat cepit (pedipalpus) Tubuh Arachnida
dibagi menjadi dua bagian: anterior dan posterior. Bagian anterior, disebut sefalotoraks, berisi
organ-organ indra, mulut, dan anggota badan berpasangan. Pasangan pertama anggota badan
disebut chelicerae dapat membentuk penjepit atau taring racun, dan pasangan–kedua
pedipalpus–dapat berfungsi sebagai penjepit, peraba, atau kaki. Pasangan anggota tubuh
lainnya, umumnya empat, digunakan untuk berjalan. Bagian posterior tubuh, perut, terdapat
pembukaan genital dan struktur lainnya. Hal ini biasanya dilengkapi dengan gills yang telah
dimodifikasi disebut paru-paru buku. Kebanyakan Arachnida adalah soliter kecuali pada saat
kawin, ketika berbagai pola perilaku yang kompleks dapat diamati. Betina dapat menjaga
telur atau anak.
C. Crustasea :
Crustacea adalah Arthropoda yang termasuk ke dalam kelompok Mandibulata bersama-
sama dengan Myriapoda dan Hexapoda. Crustacea juga memiliki rahang bawah. Sebagian
besar anggota Subfilum Kanker adalah hewan yang hidup bebas di air, tetapi ada juga hewan
yang hidup di darat (subordo Oniscidea), ada yang sebagai parasit (superordo Rhizocephala),
dan ada yang sesil (infrakelas Cirripedia).
Crustasea atau Udang-udangan adalah suatu kelompok besar dari artropoda, terdiri dari
kurang lebih 52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan biasanya dianggap sebagai suatu
subfilum. Kelompok ini termasuk hewan terkenal seperti lobster, kepiting, udang dan teritip.
Mayoritas adalah hewan air, baik air tawar dan laut, meskipun beberapa kelompok telah
beradaptasi dengan kehidupan di bumi, seperti kepiting darat. Sebagian besar anggota bebas
bergerak, meskipun beberapa takson parasit dan hidup dari inangnya. Crustacea hidup di air
tawar dan laut, hanya beberapa yang hidup di darat.
Sistem Reproduksi Crustacea :
Hampir semua Crustacea kecuali teritip (en: barnacle) dapat dibedakan antara individu jantan
dan betinanya (gonokoris), dan bereproduksi secara s3ksual. Misalnya kepiting dan lobster
air tawar menggunakan anggota badan ekstra di perut untuk mengirim sperma ke dalam
lubang reproduksi wanita selama persetubuhan. Sebagian besar anggota air dari subfile
kanker melewati satu atau dua tahap larva yang berenang bebas.Telur Crustacea berkembang
menjadi larva nauplius. Nauplius ini menetas dengan tiga pasang anggota badan tambahan
dan melewati beberapa tahap metamorfosis sebelum menjadi dewasa. Larva nauplius ini
adalah karakteristik dari anggota subfile kanker, menunjukkan bahwa semua anggota
kelompok ini adalah keturunan leluhur yang memiliki nauplius selama siklus hidupnya.
Sebagai contoh, teritip, yang pernah dianggap moluska, memiliki larva nauplius, itulah
sebabnya mereka diklasifikasikan dalam subfilum krustasea.
Sistem Ekskresi Crustacea:
Organ ekskresi utama dari Crustacea adalah pasangan kelenjar antena dan rahang atas.
Kelenjar ini juga disebut kelenjar hijau. Lebih dari 90% limbah nitrogen dibuang dalam
bentuk amonia.
Ciri-ciri Crustacea
1. Pada umumnya perkembangan melalui fase larva
2. Memiliki 2 lubang genital di belakang dada
3. Habitat terutama di air tawar dan air laut dan beberapa di darat.
4. Di area depan ada dua mata tatapan komposit
5. Tubuh belakang udang bengkok berakhir dengan ekor
6. Sistem pencernaan: mulut -> kerongkongan -> perut -> usus -> anus
7. Bernafas dengan insang
8. Setiap segmen tubuhnya berisi sepasang kaki
9. Di perut ada 5 kaki renang
10. Di dada kelapa ada sepasang antena, sepasang rahang atas dan sepasang rahang bawah
11. Di kepala dan dada ada 5 pasang kaki (1 pasang cakar dan 4 pasang kaki)
12. Kepala dilindungi oleh kulit keras (cangkang)
13. Sistem saraf krustasea adalah sistem saraf tangga tali

Klasifikasi Crustacea

Berdasarkan dari ukuran tubuhnya, Crustacea dikelompokkan dalam beberapa macam, yaitu :

1. . Entomostraca (Udang Tingkat Rendah)


Umumnya kelompok Entomostraca adalah penyusun zooplankton, yang melayang-layang
di dalam air dan sebagai makanan ikan. Adapun pembagian ordo yang termasuk dalam
Entomostraca adalah sebagai berikut.Branchiopods, misalnya Daphnia pulex dan Asellus
aquaticus yang disebut sebagai kutu air oleh pembiakan partenogenesis dan sebagai salah
satu penyusun zooplankton
Ostracoda Contohnys adalah Cypris candida, kodona subur yang hidup sebagai plankton
di air tawar dan di laut, memiliki tubuh kecil dan dapat bergerak dengan antena.
Copepoda, misalnya Argulus indicus, Cylop, hidup di air laut dan air tawar dan
merupakan hewan tumbuhan dan parasit dengan segmentasi tubuh yang jernih.
Cirripedia, misalnya kendur atau bernafas, Sacculina ditutupi dengan kepala dan
payudara Karapaks yang berbentuk cakram dan melekat pada batu atau benda lain di laut.
2. Malakostraca (Udang Tingkat Tinggi)
Malakostraca adalah hewan dengan kebanyakan hiduip di laut, dan juga di air tawar
dengan tubuh yang terdiri dari sefalotoraks serta perut (abdomen). Malakostraca terbagi
dalam 3 ordo antara lain sebagai berikut. Isopoda, tubuh rata, dorsiventral, dengan kaki
yang sama. Misalnya Onicus asellus (kutu kapal) dan Limnoria lignorum yang keduanya
merupakan elevator kayu
Stomatopoda Sebagai contoh adalah squilla empusa (udang belalang) yang hidup di laut
dan memiliki bentuk seperti belalang yang berdoa, memiliki warna yang mencolok. Di
belakang kepala adalah sebuah tangki. Kepala dilengkapi dengan dua segmen anterior,
mata dan antena.
Decapoda, contohnya termasuk udang, kepiting dan kepiting kecil. Hewan berkaki
sepuluh adalah sekelompok udang yang memainkan peran penting dalam kehidupan
manusia dan berfungsi sebagai sumber makanan berprotein tinggi. Contohnya adalah
udang, kepiting dan kepiting kecil.
6. Protozoa, Nematoda, Cestoda, kutu , ceplak, Tungau.
A. PROTOZOA
Protozoa adalah hewan bersel satu yang hidup sendiri atau dalam bentuk koloni/kelompok. Tiap
Protozoa merupakan kesatuan yang lengkap, baik dalam susunan maupun fungsinya, sanggup
melakukan semua fungsi kehidupan yang pada jasad lebih besar dilakukan oleh sel-sel khusus.
Arti penting protozoa : Sebagai mata rantai penting dalam rantai makanan untuk komunitas dalam
lingkungan akuatik Contoh : zooplankton (hewan) hidup dari fitoplankton (t Morfologi protozoa
bervariasi, fisiologi dan metabolismenya disesuaikan dengan kebutuhan mereka; nutrisi adalah
heterotrofik dalam bentuk parasit dan autotrofik yang hidup bebas, mereka memiliki siklus hidup
yang lebih atau kurang kompleks, baik yang hidup bebas dan parasit, dan dalam banyak kasus,
bentuk vegetatif (trophozoite) dan bentuk lain tahan (kista).Dalam lebih memahami mengenai
morfologi protozoa yang bervariasi tersebut, Grameds dapat membaca buku Morfologi
Tumbuhan yang ditulis oleh Gembong di bawah ini.Bentuk dan ukuran protozoa sangat beragam.
Beberapa berbentuk lonjong atau membola, ada yang memanjang, ada pula yang polimorfik
(mempunyai berbagai bentuk morfologi pada tingkat tingkat yang berbeda dalam daur hidupnya).
Beberapa protozoa berdiameter sekecil 1 nanometer; yang lain, seperti Amoeba proteus
berukuran 600 nanometer atau lebih. Beberapa siliata yang umum mencapai ukuran 2.000
nanometer atau 2 mm, jadi dapat dilihat dengan mudah tanpa perbesaran. Berikut ini beberapa
ciri-ciri lainnya dari protozoa yang perlu kamu ketahui Grameds:tumbuhan yang fotosintetik
Sebagai protozoa saprofitik dan protozoa pemakan bakteri.
BENTUK TUBUH PROTOZOA YAITU:
Biasanya berkisar 10-50 cm,tetapi dapat tumbuh sampai 1 mm,dan mudah dilihat dibawah
microskop. Mereka bergerak di sekitar dengan cambuk seperti ekor disebut flagela.Mereka
sebelumnya jatuh dibawah keluarga Protista.Lebih dari 30.000jenis telah ditemukan .Protozoa
terdapat di seluruh lingkungan berair dan tanah, menduduki berbagai tingkat trophic.Tubuh
protozoa amat sederhana ,yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel).Namum demikian protozoa
merupakan system serba bisa.Semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa
mengalami tumpang tindih.Ukuran tubuhnya antara 3-1000 mikron. Bentuk tubuh macam –
macam ada yang seperti bola,bulat memanjang atau seperti sandal bahkan ada yang bentuknya
tidak menentu. Juga ada memiliki fligel atau bersilia.
Protozoa memiliki ukuran mikroskopis, yaitu berkisar antara 10 nm – 200 nm (1 nm = 10-9m).
Protozoa merupakan organisme uniseluler dengan bentuk yang bervariasi, ada yang bentuknya
tetap dan ada pula yang berubah-ubah. Protozoa mempunyai alat gerak berupa kaki semu
(pseudopodia), bulu cambuk (flagella), atau rambut getar (cilia).
HABITAT PROTOZOA
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah.Mereka umumnya hidup bebas dan
terdapat di lautan,lingkungan air tawar ,atau daratan .Beberapa spesies bersifat parasitik,hidup
pada organisme inang.Inang protozoa bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti
algae ,smapai vertebrata yang kompleks ,termasuk manusia.Beberapa spesies dapat tumbuh di
dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan .Semua protozoa memerlukan kelembaban
yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari
Zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut .Spesies yang hidup di air tawar dapat
berada di danau ,sungai,kolam,atau genangan air. Ada pula Protozoa yang tidak bersifat parasit
yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia.Beberapa protozoa
berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit serius .Protozoa yang lain
membantuh karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan
hewan lainnya. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan
menjadi makananuntuk ikan dan hewan lainnya. Protozoa hidup secara soliter atau bentuk
koloni.Didalam ekosistem air protozoa merupakan zooplankton.Permukaan tubuh protozoa di
bayangi oleh membran sel yang tipis, elastis, permeable,yang tersusun dari bahan
lipoprotein,sehingga bentuknya mudah berubah-ubah.
Beberapa jenis protozoa memiliki rangka luar protozoa (cangkok) dari zat kersik dan
kapur .Apabila kondisi lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek.Protozoa membentuk
kista dan menjadi aktif lagi.Organel yang terdapat di dalam sel antara lain Nucleus,badan golgi
microkondria, plastida dan vakluola.Nutrisi protozoa bermacam-macam. Ada yang holozoik
(heterotrof),yaitu makanannya berupa organisme lainnya.Ada pula yang holofilik (autotrof),yaitu
dapat mensintesis makanannya sendiri zat organic dengan bantuan klorofit dan cahaya.Selain itu
ada yang bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organic dari organisme yang telah
mati adapula yang bersifat parasitik. Apabila protozoa di bandingkan dengan tumbuhan
unisel,Terdapat banyak perbedaan tetapi ada persamannya. Hal ini mungkin protozoa merupakan
bentuk peralihan dari bentuk sel hewan dalam perjalanan evolusinya.
Protozoa hidup secara heterotrof dengan memangsa bakteri dan bersimbiosis dengan organisme
lain. Kebanyakan Protozoa hidup di dalam tubuh makhluk hidup atau di dalam air (air tawar
maupun air laut). Protozoa dapat bereproduksi secara vegetatif (aseksual) dengan pembelahan
biner, maupun secara generatif (seksual), dengan cara konjugasi.
CIRI-CIRI PROTOZOA
Protozoa adalah microoorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari
kingdom protista.Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan
organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria.
Ciri-ciri umum :
 Organisme uniseluler (bersel tunggal).
 Eukariotik (memiliki membran nucleus).
 Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok).
 Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof).
 Hidup bebas ,saprofit atau parasit.
 Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup.
 Alat gerak berupa pseudopodia,silia,atau flagela.
Ciri-ciri protozoa sebagai hewan adalah geraknya yang aktif dengan silia atau flagen memiliki
membran sel dari zat lipoprotein dan bentuk tubuhnya ada yang biasa berubah- ubah . Adapun
yang mencirikan sebagai tumbuhan adalah jenis protozoa yang hidup autotrof.Ada yang bisa
berubah-ubah adapun yang mencirikan sebagai tumbuhan adalah jenis protozoa yang hidup
autotrof.Perkembang biakan amuba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah dengan membela
diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan pembelaan setiap 15 menit. Peristiwa ini di
mulai dengan pembelaan inti sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan
pembelaan sitoplasmanya, menjadi dua masing-masing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya
bagian tenga sitoplasma menggenting diikuti dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya setelah
sitoplasma telah benar-benar terpisah maka bentuknya dua sel baru yang masing-masing
mempunyai inti sel baru dan sitoplasma yang baru pula. Dalam keadaan kista amuba dapat
membelah menjadi amuba-amuba baru yang lebih kecil. Bila keadaadaan lingkungan telah baik
kembali, maka dinding kista akan pecah dan amuba-amuba baru tadi dapat keluar. Selanjutnya
amuba ini akan tumbuh setelah sampai pada ukuran tertentu dia akan membela diri seperti
semula.
B. Nematoda
Nematoda atau cacing bulat, berbeda secara keseluruhan dari platyhelminthes dan nemertines.
Nematode dikenal dengan kulit ari tebal kasar di sisi luarnya dan didalamnya ada tekanan
hidrostatik yang tinggi. Mereka terlihat sama dan memberikan tekanan. Sulit untuk melihat
bagaimana bentuk lain dapat dijaga, karena ada sekitar satu juta spesies. Pilum ini ada dimana-
mana : nematoda hidup bebas di laut, air tawar dan habitat darat juga parasit pada hewan dan
tumbuhan.
Ciri-Ciri Nematoda
Ada beberapa ciri-ciri Nematoda sebagai berikut:
1. Memiliki bentuk bulat pajang ( gilik )atau mirip dengan benang
2. Hewan tripoblastik dan pseudoselomata ( berongga tubuh semu ).
3. Hidup bebas dengan memakan sampah organik, kotoran hewan, tanaman yang
membusuk , ganggang, jamur dan hewan kecil lainnya.
4. Dapat ditemukan di air tawar, air laut dan air payau serta tanah.
5. Cacing betina lebih besar dari pada cacing jantan
6. Hidup parasit di hewan, manusia dan tumbuhan.
7. Bagian anterior atau daerah mulut tampak simetru radial
8. Bentuk tubuh silindris atau bulat panjang ( gilik ) dan tidak bersegmen.
9. Semakin kea rah posterior membentuk ujung yang meruncing.
10. Berukuran bervariasi mulai dari air tawar dan darat berukuran kurang dari 1 mm,
sedangkan di laut hidup mencapai 5 cm
11. Terdapat di organ seperti anus, usus halus, pembuluh darah, pembuluh limfa, jantung,
paru-paru dan mata

Fungsi Nematoda

1. Sebagai sistem pencernaan nematoda.


2. Sistem peredaran darah dan pernapasan nematoda.
3. Sistem ekskresi nematoda.
4. Sistem alat indra nematoda.
Habitat nematoda ini ialah hidup bebas di alam dan memiliki daerah yang
penyebaran yang luas mulai daerah kutub yang dingin, padang pasir, hingga ke
laut yang dalam. Nematoda ini sangat mudah ditemukan di laut, air tawar, air
oayau dan tanah. Nematoda ini hidup bebas dengan memakan sampah organik,
bangkai, kotoran hewan, tanaman yang membusuk, ganggang jamur dan hewan
kecil lainnya.
Struktur Tubuh Nematoda
Berikut ini terdapat beberapa struktur tubuj nematoda, terdiri atas:
Sistem Reproduksi Nematoda
Dalam filum nematoda reproduksi selalu dilakukan secara seksual. Umumnya
dioecious, dan jantan ditandai dengan ekor berbentuk kait, berukuran lebih kecil
dari betina. Alat repoduksi jantan terdiri atas testis, rongga vesika, seminalis, dan
sebuah lubang kelamin. Alat reprodusi betina terdiri atas ovarium, receptacolom
seminalis, uterus, vagina, pulpa. Telur yang telah dibuahi akan menetas ± 8 hari
dan menjadi larva yang besarnya 0,2 mm kemudian menjadi dewasa setelah 4
minggu.Pembuahan terjadi di dalam uterus, telur yang telah dibuahi mendapat
cangkang yang tebal dan keras. Permukaan cangkang dihiasi ukiran yang
spesifik untuk masing-masing spesies, hingga bentuk telur dipakai untuk
identifikasi infeksi parasit dari pengamatan tinja penderita.Sistem reproduksi
cacing betina terdiri dari satu atau dua gulungan tubulus yang menyatu
membentuk suatu vagina yang bermuara keluar melewati vulva. Vulva biasanya
terletak di bagian anterior tubuh. Ujung distal tubulus tersebut diatas membentuk
ovarium, bagian-bagian selanjutnya adalah oviduk, dan sisanya adalah uterus.
Bagian anterior yang berkelenjar dari uterus mempunyai aktifitas metabolik dan
sintetik yang tinggi. Lipida cenderung melimpah pada organ reproduksi baik
pada yang jantan maupun betina.Bentuk telur pada nematoda sangat bervariasi.
Kulit telur terdiri dari tiga lapis pokok. Paling luar atau lapisan vitelinaadalah
submikroskopik dan kemungkinan berasal dari oolema. Lapisan tersebut
diselubungi oleh lapisan uterina. Berikutnya adalah lapisan kitinosa merupakan
lapisan yang paling jelas dan mengandung berbagai macam jumlah kitin. Paling
dalam adalahlapisan lipida yang dibentuk paling akhir, dan diduga bertanggung
jawab terhadap impermeabilitas kulit telur. Protein pada kulit telur mengandung
kira-kira 35% prolina.Pembelahan telur-telur Nematoda yaitu melalui
perkembangan embrio melalui beberapa stadia yaitu :
 Stadium morula, yang berbentuk ellipsoid.
 Stadium blastula.
 Stadium gastrula, dengan cara invaginasi terbentuk stomodaeum, dan
embrio memanjang.
 Stadium cacing muda yang berubah menjadi dewasa.
Cacing jantan mempunyai organ reproduksi yang juga merupakan modifikasi
dari gulungan tabung yang panjang. Cacing nematoda biasanya hanya
mempunyai satu testis, yang berada di ujung distal tabung yang melanjutkan
sebagai vas deferens dan bersatu dengan ujung bawah usus pada kloaka. Sebelum
persatuan itu, vasdeferens melebar membentuk vesikula seminalis sebagai
kantung penyimpanan sperma.Sistem Pencernaan Makanan
Kebanyakan nematoda yang hidup bebas karnivor dan memakan metazoa kecil,
termasuk jenis nematoda yang lain. Spesies lain baik laut maupun air tawar
adalah phytophagus, memakan diatom, ganggang dan jamur. Spesies terestrial
merupakan hama tanaman komersial. Ada pula spesies laut, air tawar dan
terestrial “deposit feeder”, memakan lumpur dan memanfaatkan bakteri dan
bahan organik yang terkandung dalam lumpur. Beberapa spesies memakan
sampah organik seperti kotoran hewan, bangkai dan tanaman busuk. Nematoda
yang bersifat parasit, memperoleh makan dari hospesnya. Cara-cara memperoleh
makanan ini antara lain:
1. Dengan menghisap darah, contoh : Ancylostoma.
2. Dengan merusak jaringan hospes, contoh : Trichuris.
3. Dengan memakan atau menghisap sari-sari makanan dalam intestinum
hospes, contoh : Ascaris.
4. Dengan mengabsorbsi sari-sari makanan dari cairan tubuh hospes,
contoh : Fillaria.
Makanan masuk melalui mulut pharinx, esopagus, usus halus, rekton pendek,
anus. Saluran pencernaan nematoda berupa tabung sederhana terdiri dari sel-sel
yang tersusun dalam lapisan tunggal. Mulut menuju ke kapsul bukalis (tidak
selalu ada), kemudian ke esofagus yang berotot yang selanjutnya ke usus.
Tonjolan-tonjolan kecil dinamakan mikrovilimelapisi permukaan dalam usus
telah ditemukan pada beberapa spesies.
Anus terdapat hampir diujung posterior cacing, dan sebuah pelebaran yang
dinamakan rektum terletak tepat di anterior anus. Sel-sel usus biasanya kaya akan
mitokondria, kompleks golgi, ribosom, glikogen, protein, lipida, dan retkulum
endoplasmik. Sel- sel kelenjar di daerah mulut dan anus berfungsi mensintesis
protein dan mukopolisakarida, dan hasilnya dikeluarkan ke dalam saluran
pencernaan atau langsung keluar tubuh.
Sistem Saraf Nematoda
Lingkaran cincin syaraf mengelilingi oesophagus merupakan otak, dan
berhubungan dengan enam benang syaraf anterior yang pendek dan enam benang
syaraf posterior. Alat indera pada nematoda adalah papila, setae dan amphid.
Setaeterdapat di kepala dan seluruh permukaan tubuh. Amphid di jumpai pada
nematoda yang hidup bebas, terutama spesies laut. Amphid ialah lubang kutikula
yang buntu dan bercilia, berfungsi sebagai chemoreceptor. Bentuk dari amphid
bermacam-macam karena itu di gunakan untuk identifikasi. Banyak nematoda
yang mempunyai phasmid pada bagian ekornya, yaitu sepasang kelenjar
uniseluler yang bermuara di kedua sisi lateral tubuh cacing, berfungsi sebagai
chemoreseptor. Beberapa spesies laut dan air tawar mempunyai bintik mata.
Sistem Ekskresi Nematoda
Alat ekskresi nematoda bukan protonephridia, melainkan suatu sistem sel
kelenjar, dengan atau tanpa saluran yang terletak pada anterior. Pseudecoelom
terisi hemolimpha yang mengandung berbagai substansi yang terlarut
didalamnya, mungkin juga hasil-hasil excresi. Hasil axcresi itu antara lain
nitrogen sebagai ammonia, asam urat, ureum, yang akan dikeluarkan dari tubuh
melalui porus excretorius. Pada spesies laut biasanya terdapat satu atau dua sel
kelenjar yang besar, tanpa saluran, terletak dekat pharinx dan mempunyai sebuah
lubang ekskresi, disebut kelenjar renette. Jenis lain mempunyai sistem kelenjar
dengan saluran, seperti bentuk huruf H.
Sistem Pernafasan Nematoda
Nematoda tidak mempunyai organ pernapasan yang spesial. Respirasi dilakukan
secara anaerob. Energi diperoleh dengan cara mengubah glikogen menjadi CO2
dan asam lemak yang di ekskresikan melalui kutikula. Haemoglobin terjadi pada
cairan perivisceral beberapa parasitik nematoda. Ini terbentuk dengan terang oleh
organisme, selama ini berbeda dari haemoglobin tuan rumah, dan haemoglobin
dari sifat yang berbeda kadang-kadang terjadi pada dinding tubuh dan cairan
periviscera.
Sistem Otot Nematoda
Nematoda mempunyai dua macam otot :
Somatik (yang tidak mengkhusus) yang terdiri dari satu lapis langsung di bawah
hipodermis.
Khusus, yang memiliki berbagai fungsi, tergantung pada lokasinya, sebagai
contoh otot spikuler berguna untuk mengeluarkan spikulum pada yang jantan.
Otot-otot dinding tubuh terletak longitudinal dan bertanggung jawab untuk
melakukan gerakan cacing seperti ular. Zona yang banyak berserabut pada setiap
ujung serabut otot melekat pada hipodermis, sedangkan ujung lain yang kurang
berserabut dari sel otot itu dihubungkan dengan batang-batang syaraf dorsal
maupun ventral, yang akan memberi stimulasi motor kepada otot-otot tersebut.
Bagian yang non kontraktil dari otot somatik bertindak sebagai penyimpan
glikogen. Diantara lapisan otot dan saluran pencernaan terdapat rongga tubuh
yang dikenal sebagai pseudoselom, yang berfungsi sebagai kerangka hidrostatik.
Sistem Gerak Nematoda
Gerak pada Nematoda disebabkan oleh adanya otot-otot yang terdapat pada
dinding tubuh. Otot-otot itu terletak diantara tali epidermal, dan membujur
sepanjang tubuh. Otot-otot itu terbagi menjadi empat kuadran, dua kuadran
terletak pada sisi dorsal, dan yang lain pada sisi ventral. Kontraksi dan relaksasi
daari otot-otot menyebabkan tubuh cacing memendek dan memanjannng.
Koordinasi gerak dari keempat kuadran otot menyebabkan cacing bergerak
dengan cara meliuk-liuk.
Klasifikasi Nematoda
Nematoda ini dibagi dalam beberapa kelas antara lain Adenophorea dan
Secernentea, nah berikut ini untuk lebih jelasnya simak dibawah ini.
1. Adenophorea
Phasmid tidak ada, amphid besar, kebanyakan hidup bebas.
 Cromadorida
Hidup bebas, amphid spiral dan melingkar, kantung oesophagus terbagi menjadi
tiga bagian, hidupnya di laut dan air tawar. Kebanyakan hidup di laut, bersifat
aquatis, cuticula halus atau tersusun dalam cincin-cincin, capsula buccalis
dilengkapi dengan gigi-gigi dan pharynx ujung posteriornya membesar.
Contoh : Chromadora sp, Wilsonema dan Monhystera
 Enoploidea
Pada Enoploidea tidak ada cincin-cincin cuticula, tetapi cuticula halus, seringkali
dilengkapi dengan bulu-bulu kaku. Pada bagian ujung anterior terdapat 6 papillae
labiales, 10 atau 12 bulu-bulu kaku di dalam 1 atau 2 gelang-gelang atau
lingkaran, sepasang celah cephal, dan amphid berbentuk cyathiform, hidup bebas
di laut. Oeshophagus terbagi menjadi dua bagian, amphid berbentuk kantung
panjang atau seperti tabung, hidup bebas dan parasit di laut, air payau, dan air
tawar.
Contoh : Metocholaimus pristiurus, hidup bebas di laut di benua Amerika Utara
dan Eropa, Enoplus dan Nygolaimus
 Dorylamoidea
Dorylamoidea umumnya hidup di dalam tanah dan air tawar, cuticula halus,
tanpa bulu-bulu kaku, ujung anterior dengan 2 lingkaran papillae yang masing-
masing terdiri atas 6 dan 10 papillae, amphid cyathiform, pharynx bersifat
muscular dan jarang bagian posteriornya membesar. contoh : Dorylaimus sp.
2. Secernentea
Secernentea disebut dengan phasmida, karena terdapat anggota spesiesnya
memiliki phasmid. Banyak anggota kelas hidup dalam tubuh vertebrata, serangga
dan tumbuhan. Berikut uraian tentang contoh-contoh spesies secernentea.

1. Ascaris Lumbricoides ( Cacing Perut )


Ascaris lumbricoides ialah parasit usus halus manusia yang menyebabkan
penyakit askariasis. Infeksi cacing perut menyebabkan penderita mengalami
kekurangan gizi, tubuh pada bagian anterior cacing memiliki mulut yang dengan
dikelilingi tiga bibir dan gigi-gigi kecil. Cacing betina memiliki ukuran panjang
sekitar 20-49 cm dengan diameter 4-6 mm, dibagian ekor runcing lurus dan dapat
menghasilkan 200.000 telur per hari. Cacing jantan berukuran panjang sekitar 15-
31 dengan diameter 2-4 mm, bagian ekor runcing melengkung dan di bagian anus
terdapat spikula yang berbentuk kait untuk memasukkan sperma ke tubuh
betina.Setelah terjadi perkawinan cacing betina menghasilkan telur, telur
kemudian keluar bersama tinja. Telur mengandung embrio terletan bersama-sama
dengan makanan yang tekontaminasi. Didalam usus inang telur menetas menjadi
larva. Larva selanjutnya menembus dinding usus dan masuk ke daerah pembuluh
darah, jantung, paru-paru, faring dan usus halus hingga cacing dapat tumbuh
dewasa.
2. Ancylostoma Duodenale ( Cacing Tambang )
Anylostoma duodenale disebut cacing tambang karena sering ditemukan di
daerah pertambangan, misalnya di Afrika. Spesies cacing tambang di Amerika
yaitu Necator americanus. Cacing yang hidup parasit di usus halus manusia dan
menghisap darah sehingga dapat menyebabkan anemia bagi penderita
ankilostomiasis. Cacing tambang dewasa betina yang berukuran 12 mm,
memiliki organ-organ kelamin luar ( vulva ) dan dapat menghasilkan 10.000
hingga 30.000 telur per hari. Cacing jantan yang berukuran 9 mm dan memiliki
alat kopulasi di ujung posterior. Diujung anterior cacing terdapat mulut yang
dilengkapi 1-4 pasang gigi kitin untuk mencengkram dinding usus inang.setelah
terjadi perkawinan, cacing betina menghasilkan telur. Telur keluar bersama feses
( tinja ) penderita. Ditempat yang becek telur menetas dan menghasilkan larva.
Larva masuk ke tubuh manusia dari pori-pori telapak kaki. Larva mengikuti
aliran darah menuju jantung, paru-paru, faring dan usus halus hingga yang
tumbuh dewasa.
3. Oxyuris Vernicularis ( Cacing Kremi )
Oxiyuris vermicularis atau Enterobius vermicularis ( cacing kremi ) berukuran
10-15. Cacing yang hidup di usus besar manusia khususnya pada anak-anak.
Cacing dewasa betina menujua ke dubur pada malah hari untuk bertelur dan
mengeluarkan suatu zat yang menyebabkan rasa gatal. Rasa gatal menyebabkan
penderita menggaruknya sehingga telur cacing mudah terselip di buku-buku.
Telur cacing dapat tertelan kembali pada saat penderita makan. Diusus telur akan
menetas menjadi cacing kremi baru, cara penularan cacing kremi tersebut disebut
dengan autoinfeksi.
4. Wuchereria Bancrofri ( Cacing Filaria atau Cacing Rambut )
Wuchereria bancrofri yang hidup parasit di kelenjar getah bening ( limfa ).
Cacing menyebabkan penyakit kaki gajah ( elephantiasis ) atau filariasis. Cacing
dewasa berdiameter 0.3 mm. cacing betina berukuran panjang 8 cm dan jantan
berukuran panjang 4 cm.setelah terjadi perkawinan cacing betina menghasilkan
microfilaria. Disiang hari microfilaria berada dipembuluh darah yang besar dan
malam hari pindah ke pembuluh darah kecil di bawah kulit. Bila nyamuk
perantara ( Culex, Anopheles Mansonia atau Aedes ) menggigit di malam hari,
microfilaria bersama darah masuk ke perut nyamuk. Microfilaria menembus
dinding usus nyamuk menuju ke otot toraks dan betmetamorfosis. Setelah
mencapai ukuran 1.4 mm, microfilaria pindah ke belalai nyamuk dan siap
ditularkan ke orang lain. Cacing akan menggulung ke kelenjar limfa dan tumbuh
hinffa dewasa. Cacing dewasa yang berjumlah banyak akan menghambat
sirkulasi getah benang, sehingga setelah beberapa tahun mengakibatkan
pembengkakan kaki.
5. Onchorcerca Volvulus
Onchorcea vovulus merupakan cacing mikroskopiss penyebab onchocerciasis
( river blindness ) yang mengakibatkan kebutaan. Vector pembawa ialah lalat
kecil penghisap darah black fly ( simulium ). Cacing banyak terdapat di Afrika
dan Amerika Selatan.
Reproduksi Nematoda
Nematode berproduksi dengan secara seksual, yang umumnya diesis atau
gonokoris yakni organ kelamin jantan dan betina yang terdapat di individu
berbeda. Fertilisasi terjadi secara internal di dalam tubuh cacing betina. Telur
yang sudah dibuahi memiliki cangkang yang tebal dank eras. Dipermukaan
ccangkang memiliki pola yang spesifik digunakan untuk proses identifikasi jenis
cacing yang menginfeksi manusia melalui pengamatan telur cacing pada tinja.
Telur menetas menjadi larva yang berbentuk mirip induknya. Larva mengalami
molting atau pergantian kulit hingga empat kali. Cacing dewasa tidak mengalami
pergantian kulit tetapi tubuhnya tumbuh membesar.
Daur hidup dari nematode ialah memerlukan satu inang atau lebih. Seperti
Wuchereria banchrofti ( cacing filarial ) memiliki inang utama manusia dan
inang perantara nyamuk. Oxyuris vermicularis ( Cacing kremi ) yang hanya
membutuhkan satu inang manusia dan tidak memerlukan inang perantara.
Peranan Nematoda
Pada umumnya Nematoda merugikan karena hidup parasit dan dapat
menyebabkan berbagai penyakit pada manusia dan tumbuhan. Contohnya
Globodera Rostochiensis yang menjadi parasit pada tanaman kentang dan tomat
dan sebagai vector dari virus sebagian tanaman pertanian. Tetapi ada juga
Nematoda yang menjadi predator hama, misalnya ulat tanah, Caenorhabditis
elegan merupajan Nematoda yang hidup bebas di tanah, telah lama digunakan
sebagai organisme model untuk penelitian mengenai perkembangan hewan,
termasuk perkembangan saraf, karena mudah dikembangbiakan dan mudah
dianalisis struktur genetiknya. NASA bahkan menggunakan Caenorhabditis
elegans untuk meneliti dampak dari gravitasi nol pada perkembangan otot dan
fisiologinya dengan mengirim sampel cacing tersebut ke luar angkasa selama dua
minggu.
C. KUTU
Kutu adalah parasit kecil dan tak bersayap yang ada di rambut. Kutu mudah menyebar dalam
tubuh atau pakaian dan menyebabkan dermatitis (merah, gatal, bengkak) yang disebut penyakit
kutu. Tidak hanya di kepala saja, kutu dibagi menjadi 3 kategori, tergantung di mana
ditemukannya kutu tersebut.
1. Kutu rambut kepala: kutu ini ditemukan di kulit kepala. Anda dapat melihatnya di leher
atau sekitar telinga Anda.
2. Kutu badan: kutu ini biasanya ditemukan di badan. Kutu ini dapat menular melalui
kontak dengan pakaian, tempat tidur, dan akan berpindah ke kulit Anda untuk mengisap
darah. Biasanya kutu ini ditemukan pada orang yang jarang mandi seperti gelandangan.
3. Kutu pubis atau rambut kemaluan. Kutu ini lebih sering dikenal dengan ketam yang
ditemukan pada kulit dan rambut pubis. Kutu ini dapat menyebar ke rambut tubuh seperti
rambut dada, alis atau bulu mata.

Apa penyebab kutu :

Kutu adalah kondisi yang disebabkan karena adanya kontak dengan penderita kutu. Telur
kutu biasanya menetas dalam 1-2 minggu. Kutu biasanya menyebar melalui:

1. Kontak langsung. Hal ini dapat terjadi melalui kontak dekat, yang lebih sering terjadi
pada anak-anak sekolah dan anggota keluarga. Kontak dapat berupa kepala ke kepala
atau badan ke badan.
2. Memakai barang bersama dengan teman atau keluarga. Barang dapat berupa sikat,
sisir, pakaian, helmet atau topi dengan penderita.
3. Menyimpan barang pribadi. Menumpuk pakaian atau bantal dapat mencemari barang
atau bantal dan selimut lain yang berdekatan.
4. Kontak dengan barang yang terkontaminasi. Hal ini dapat terjadi karena memakai
tempat tidur, sofa, atau tempat duduk bersama.
5. Hubungan seksual. Kutu adalah kondisi yang dapat menular melalui hubungan
seksual dari bulu kemaluan penderita kutu ke pasangannya.
D. Ceplak
Caplak atau dikenali dengan nama lainnya di Sumatera, Kalimantan dan Semenanjung Malaya
Sengkenit, cengkenit, kutu babi, tempiras atau pirah adalah nama umum bagi hewan kecil berkaki
delapan anggota Ixodoidea, yang bersama-sama dengan tungau dimasukkan ke dalam anakkelas
Acarina, ordo Arachnoidea (laba-laba dan kerabatnya). Caplak dikenal sebagai parasit luaran
(eksoparasit) yang hidup dari darah hewan vertebrata yang ditumpanginya. Karena kebiasaaannya
ini, caplak menjadi vektor bagi sejumlah penyakit menular. Caplak muda bertungkai enam, tetapi
setelah dewasa memiliki empat pasang tungkai.Caplak Ixodes hexagonus, rekaman close up.
Caplak merupakan serangga pemakan darah obligat. Setiap ingin berganti kulit atau berkembang
ke fase berikutnya, caplak membutuhkan darah. Hal ini diperkirakan terjadi sejak zaman
dinosaurus, dan kebutuhan akan darah itulah yang menyebabkan caplak berevolusi menjadi
pemakan darah.
Habitat
Caplak dalam hal habitat dapat dibagi menjadi 2, yaitu yang bergantung atau dekat pada inang
sejak lahir (nidikolus) dan yang tidak (non-nidikolus). Famili Argasidae dan kebanyakan spesies
dari genus Prostriata merupakan caplak yang bergantung pada inang sejak lahir. Karena sangat
dekat, spesies-spesies dari famili dan genus ini memiliki beberapa adaptasi yang membantunya.
Adaptasi-adaptasi itu adalah kemampuan bertahan tanpa inang selama bertahun-tahun,
fototropisme negatif, tigmotropisme, dan toleransi yang rendah terhadap suhu maupun
kelembaban.
Famili Metastriata merupakan salah satu yang tidak terlalu bergantung pada inang sejak lahir.
Walaupun tidak terlalu bergantung, tetapi tetap hidup dalam jangkauan yang bisa memangsa
inang. Ada yang hidup dalam habitat berbeda dengan inangnya (tetap bisa menjangkau inang) dan
adapula yang memiliki satu preferensi habitat seperti hutan.
E. Tungau
Tungau adalah sekelompok hewan kecil bertungkai delapan yang, bersama-sama dengan caplak,
menjadi anggota superordo Acarina. Tungau bukanlah kutu dalam pengertian ilmu hewan
walaupun sama-sama berukuran kecil (sehingga beberapa orang menganggap keduanya sama).
Apabila kutu sejati merupakan anggota Insecta (serangga), tungau lebih berdekatan dengan laba-
laba dilihat dari kekerabatannya.Hewan ini merupakan salah satu avertebrata yang paling
beraneka ragam dan sukses beradaptasi dengan berbagai keadaan lingkungan. Ukurannya
kebanyakan sangat kecil sehingga kurang menarik perhatian hewan pemangsa besar dan
mengakibatkan ia mudah menyebar.
Banyak di antara anggotanya yang hidup bebas di air atau daratan, tetapi ada anggotanya yang
menjadi parasit pada hewan lain (mamalia maupun serangga) atau tumbuhan, bahkan ada yang
memakan kapang. Beberapa tungau diketahui menjadi penyebar penyakit (vektor) dan pemicu
alergi. Walaupun demikian, ada pula tungau yang hidup menumpang pada hewan lain namun
saling menguntungkan. Di bidang pertanian, tungau menimbulkan banyak kerusakan pada
kualitas buah jeruk (umpamanya tungau karat buah Phyllocoptura oleivera Ashmed dan tungau
merah Panonychus citri McGregor),[1] merusak daun ketela pohon dan juga daun beberapa
tumbuhan Solanaceae (cabai dan tomat). Tungau juga menyebabkan penyakit skabies, penyakit
pada kulit yang mudah menular.
Ada lebih dari 45 ribu jenis tungau yang telah dipertelakan.[2] Para ilmuwan berpendapat, itu
baru sekitar 5% dari kenyataan total jenis yang ada. Hewan ini dipercaya telah ada sejak sekitar
400 juta tahun. Ilmu yang mempelajari perikehidupan tungau dan caplak dikenal sebagai
akarologi.
Taksonomi tungau masih belum stabil karena banyaknya perubahan. Namun dapat dikatakan
bahwa tungau mencakup semua anggota Acariformes, semua Parasitiformes kecuali Ixodida
(caplak), dan beberapa familia dan genera yang belum pasti penempatannya.

7.Entamoeba Hystolytica.

A. Entamoeba Hystolytica : ntamoeba histolytica merupakan salah satu spesies dari Rhizopoda.
Pertama kali ditemukan oleh Losch pada tahun 1875 dari tinja seorang penderita disentri di Rusia.
Schaudinn berhasil membedakannya dengan Entamoeba coli yan merupakan parasit komersial di
dalam usus besar. Pada tahun 1913, Walker dan Sellards membuktikan bahwa Entamoeba
histolytica merupakan penyebab Entamoeba histolytica termasuk kelas archamoebae filum
amoebozoa. Ini adalah hewan parasit bersel tunggal yaitu protozoa, terutama yang menginfeksi
manusia dan primata lainnya. Protozoa ini membutuhkan hospes intermediet  untuk menginfeksi
hospes definitifnya yaitu kucing dan anjing. Penyakit yang disebabkan oleh protozoa ini disebut
amoebiasis
Dalam daur hidup Entamoeba hystolitica mempunyai 2 stadium yaitu trofozoit dan kista.
Trofozoit sebagai tahap aktif hanya ada di inang dan dalam feses segar seperti kista bertahan
hidup di luar inang di air, di tanah, dan di makanan, terutama di bawah kondisi lembab.[7]
Terdapat kejadian dimana sebagai respons terhadap rangsangan yang tidak diketahui, trofozoit
bergerak melalui lapisan lendir di mana mereka bersentuhan dengan lapisan sel epitel dan
memulai proses patologis. E. histolytica memiliki lektin yang mengikat gula galaktosa dan N-
asetilgalaktosamin pada permukaan sel epitel. Lektin biasanya digunakan untuk mengikat bakteri
untuk pencernaan. Parasit memiliki beberapa enzim seperti protein pembentuk pori, lipase, dan
protease sistein, yang biasanya digunakan untuk mencerna bakteri dalam vakuola makanan tetapi
dapat menyebabkan lisis sel epitel dengan menginduksi nekrosis seluler dan apoptosis ketika
trofozoit bersentuhan dengan mereka. dan mengikat melalui lektin. Enzim yang dilepaskan
memungkinkan penetrasi ke dinding usus dan pembuluh darah, terkadang ke hati dan organ lain.
[8] Trofozoit kemudian akan menelan sel-sel mati ini. Kerusakan pada lapisan sel epitel ini
menarik sel kekebalan manusia dan ini pada gilirannya dapat dilisiskan oleh trofozoit yang
melepaskan enzim litik sel kekebalan itu sendiri ke jaringan sekitarnya, menciptakan jenis reaksi
berantai dan menyebabkan kerusakan jaringan. Penghancuran ini memanifestasikan dirinya dalam
bentuk 'ulkus' di jaringan, biasanya digambarkan sebagai berbentuk labu karena penampilannya
di bagian melintang yang akan menginduksi proses inflamasi di kolon sehingga menimbulkan
gejala-gejala amebiasis kolitis. Selain melakukan penempelan sel, trofozoit juga akan mens
Infeksi dapat terjadi ketika seseorang memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya yang telah
menyentuh kotoran orang yang terinfeksi E. histolytica. Bila kista matang tertelan, kista tersebut
dan bertahan terhadap asam lambung. Kista yang masuk ke dalam rongga terminal usus halus,
dinding kista dicernakan dan terjadi ekskistasi sehingga menjadi stadium trofozoit yang kemudian
masuk ke rongga usus besar. Stadium trofozoit dapat patogen. Melalui aliran darah trofozoit
dapat menyebar ke jaringan hati, paru, otak kulit dan vagina. E. histolytica, seperti namanya
histo-lytic yang berati perusakan jaringan, bersifat patogen artinya infeksi dapat terjadi tanpa
gejala yang dapat menyebabkan disentri amuba atau abses hati amuba. Gejalanya bisa termasuk
disentri fulminan, diare berdarah, penurunan berat badan, kelelahan, sakit perut, dan amoeboma.
Amuba dengan bantuan gerakan peristaltik yang cepat akan masuk kembali ke lumen usus dan
keluar bersama tinja dalam bentuk trofozoit, tetapi bila gerakan peristaltik normal trofozoit dapat
berdiferensiasi menjadi bentuk kista. Bentuk kista tiap hari dikeluarkan melalui tinja hingga 15
juta kista oleh individu carrier. Amoebiasis kolon bila tidak diobati akan menjalar keluar dari
usus menyebabkan amebiasis ekstra-intestinal yang terjadi secara hematogen dan
perikontunuitatum. Cara hemotogen terjadi bila amoeba telah masuk submukosa kemudian ke
kapiler darah. Cara perikontinuitatum terjadi bila abses hati pecah dan amoeba keluar menembus
diagfragma, masuk ke rongga pleura dan paru dan menimbulkan suatu abeses paru atau empiema.
ekresikan modulator sel imun yang akan meningkatkan produksi sitokin dan infiltrasi sel
inflamatori.
Faktor Resiko:
Kondisi sanitasi yang buruk diketahui meningkatkan risiko tertular amebiasis E. histolytica.[7] Di
Amerika Serikat, ada tingkat kematian terkait amebiasis yang jauh lebih tinggi di California dan
Texas, yang mungkin disebabkan oleh kedekatan negara bagian tersebut dengan daerah endemik
E. histolytica, seperti Meksiko, bagian lain Amerika Latin, dan Asia.[12] Data terkait infeksi E.
histolytica masih terbatas di Indoneisa. Data yang ada menunjukkan prevalensi amebiasis di
Indonesia berkisar antara 10 – 18%. [20] Sebuah studi di Jakarta pada tahun 2009 – 2010
menemukan bahwa 6,5% anak yang mengalami diare berdarah memiliki trofozoit di dalam
fesesnya.
histolytica juga diakui sebagai patogen menular seksual yang muncul, terutama pada hubungan
homoseksual pria, yang menyebabkan wabah di daerah non-endemik.Dengan demikian, perilaku
seks bebas yang tidak ama berisiko tinggi juga merupakan sumber infeksi yang
potensial.Meskipun belum pasti apakah ada hubungan sebab akibat, penelitian menunjukkan
kemungkinan yang lebih tinggi untuk terinfeksi E. histolytica jika seseorang juga terinfeksi HIV.
Masih perlu pengkajian ulang supaya bisa didapat data yang maskimal. Sumber lain juga
mengatakan keterlibatan paru terjadi akibat abses hepar yang ruptur ke dalam rongga
pleura.Penyebaran penyakit ini lebih banyak dijumpai di daerah tropis dan subtropis, terutama
pada daerah yang tingkat perekonomiannya rendah serta buruknya sistem sanitasi. Penyakit ini
sering ditemukan di tempat-tempat pelayanan umum seperti penjara, rumah sosial, dan rumah
sakit jiwa
Diagnosis
Infeksi E. histolytica biasanya bersifat asimtomatik sehingga sangat sulit sampai tidak dapat
ditemukan nya gejala pada pasien.[10][19][20] Maka untuk diagnosis harus dipastikan dengan
pemeriksaan mikroskopis untuk trofozoit atau kista pada spesimen feses segar atau yang
disimpan terlebih dahulu sehingga masih dalam kondisi yang baik, pemeriksaan dengan
menggunakan proktoskopi, dan aspirasi abses atau spesimen jaringan lainnya. Tes darah juga bisa
untuk dillakukan tetapi hanya disarankan ketika penyedia layanan kesehatan yakin bahwa infeksi
mungkin telah menyebar di luar usus (abses) ke beberapa organ tubuh lainnya, seperti hati.
Namun, hasil tes darah tersebut mungkin tidak akurat jika digunakan untuk mendiagnosis
penyakit yang disebabkan E. histolytica karena hasil tes ini bisa juga positif apabila pasien pernah
mengalami amebiasis di masa lalu, bahkan jika mereka tidak terinfeksi pada saat pengecekan.[7]
Deteksi antigen tinja dan pengunaan cara menggunakan PCR bisa untuk dilakukannya diagnosis,
hasil yang didapat akan lebih sensitif dan spesifik daripada menggunakan mikroskop
Pengobatan
Rekomendasi WHO/PAHO menyatakan bahwam bila memungkinkan, E histolytica harus
dibedakan dari spesies yang secara morfologis serupa dan diperlakukan dengan tepat. Mengingat
risiko penyakit invasif yang kecil namun substansial dan potensi untuk menularkan infeksi ke
orang lain, WHO/PAHO merekomendasikan untuk mengobati semua kasus terbukti E.
histolytica, terlepas dari gejalanya.[21] Di negara-negara miskin sumber daya, pendekatan standar
tetapi kurang optimal adalah untuk mengobati semua pasien dengan kista dan trofozoit yang
diidentifikasi pada pemeriksaan tinja tanpa pengujian tambahan untuk spesiasi. Metode ini
menghasilkan pengobatan yang berlebihan dan dapat mempercepat perkembangan resistensi obat
pada E. histolytica.[22] Dengan demikian, WHO/PAHO merekomendasikan untuk menahan
pengobatan dari pasien tanpa gejala ketika hanya diagnosis morfologis dengan pemeriksaan tinja
yang tersedia yaitu E. histolytica/E. dispar/E. moshkovskii, kecuali ada alasan lain untuk
mencurigai adanya infeksi E. histolytica. Bahkan jika pasien didiagnosis sebagai terinfeksi E.
histolytica/E. dispar/E. moshkovskii memiliki gejala, penyebab penyakit lain, seperti kolitis
bakteri, tidak boleh dikecualikan sampai pengujian lebih lanjut dilakukan.[21] Profilaksis untuk
infeksi E histolytica dengan amebisida tidak dianjurkan dalam keadaan apapun.
Obat-obatan yang direkomendasikan untuk mengobati amebiasis yang dikonfirmasi bervariasi
dengan manifestasi klinis. Infeksi usus tanpa gejala dengan E. histolytica harus diobati dengan
amebisida luminal, seperti paromomycin dan diloxanide furoate.[23] Obat-obat ini akan
membasmi amoeba luminal dan mencegah invasi jaringan berikutnya dan penyebaran infeksi
melalui kista. Paromomycin, lebih banyak tersedia di Amerika Serikat, memiliki keuntungan
karena tidak terserap di usus. Kram perut dan mual adalah efek samping yang paling sering
dilaporkan. Selain itu, diberikan pengobatan 10 hari dengan 30 mg/kg per hari (dibagi menjadi 3
dosis harian). Beberapa merekomendasikan pemeriksaan tinja lanjutan untuk mengkonfirmasi
pemberantasan kista. Dibandingkan dengan infeksi tanpa gejala, penyakit invasif usus dan
ekstraintestinal adalah proses aerobik dan harus diobati dengan amebisida jaringan, seperti 5-
nitroimidazole (misalnya, metronidazol), yang mudah diserap ke dalam aliran darah.Terapi utama
untuk amebiasis simtomatik membutuhkan hidrasi dan penggunaan metronidazol dan/atau
tinidazol. Kedua agen ini diberi dosis sebagai berikut: Dosis metronidazol untuk orang dewasa
adalah 500 mg per oral setiap 6 sampai 8 jam selama 7 sampai 14 hari,
Dosis dewasa Tinidazole adalah 2 g per oral setiap hari selama 3 hari.Agen luminal seperti
paromomycin dan diloxanide furoate juga digunakan. Abses hati amuba dapat dikelola dengan
aspirasi menggunakan panduan CT dalam kombinasi dengan metronidazol. Pembedahan
terkadang diperlukan untuk mengobati perdarahan gastrointestinal masif, megakolon toksik,
perforasi kolon, atau abses hati yang tidak dapat dilakukan drainase perkutan.
Pencegahan
Amebiasis adalah infeksi parasit yang relatif umum. Komponen penting dari perawatan adalah
pengetahuan pasien. Masyarakat harus mengetahui mengenai pentingnya menjaga kebersihan di
tingkat individu yang baik, sanitasi, dan menghindari perilaku seks bebas yang bisa berisiko
tinggi. Kista E. histolytica relatif tahan terhadap desinfeksi air dengan klorin maka anjuran untuk
minum air matang atau air kemasan lsangat disarankan. Semua makanan harus dicuci. Jika gejala
sakit perut, kram, dan diare berlanjut, disegerakan datang ke penyedia layanan kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
1. Leidy, Joseph (1878). "Amoeba proteus". The American Naturalist. 12 (4):
a. 235–238. doi:10.1086/272082. Diakses tanggal 2007-06-20
2. Flagellate | protozoan". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris).
Diakses tanggal 2020-11-27
3. Lalat Tsetse, Serangga Penyebab Penyakit Tidur". Alodokter. 2020-01-12.
Diakses tanggal 2020-11-27.
4. Biodiversity explorer: Apicomplexa (apicomplexans, sporozoans)". Iziko
Museums of
5. Cape Town. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-12-28. Diakses tanggal 2009-
01-15.
6. https://www.kompas.com/sains/read/2021/09/20/110200523/4-klasifikasi-
protozoa -berdasarkan-alat-gerak?page=all
7. RITA_SHINTAWATI/E_LEARN_PARASIT/NEMATODA_USUS.pdf
8. http://blog.unila.ac.id/wasetiawan/files/2010/01/PROTOZOA.pdf
9. https://www.coursehero.com/file/68310435/NEMATODA-JARINGAN-EKI-
Cdocx/
10. https://123dok.com/article/cestoda-jaringan-bentuk-larva-protozoa-plasmodium-
sp.y42g01rq
11. http://amhy17.blogspot.com/2016/02/trematoda-paru.html
12. https://pei-pusat.org/berita/11/pengertian-klasifikasi-serta-ciri-ciri-insecta-
serangga.html
13. "arachnid". Oxford English Dictionary (edisi ke-2nd edition). 1989.
14. Gibson, British Nemerteans (Cambridge: Cambridge University Press, 1982).
15. Little, The Terrestrial Invasion (Cambridge: Cambridge University Press, 1990).
16. Hodgkin, H. R. Horvitz, B. R. Jasny & J. Kimble, C. elegans: sequence to
biology.
17. Science, 282 (1998), 2011. Introduction to a special issue of Science devoted to
C. elegans.
18. Janet Moore.2001.E-Book An introduction of Invertebrates. Cambridge:
Cambridge University Press.
19. A. Plasterk, The Year of the Worm. BioEssays, 21 (1999), 105_109.
20. Blaxter, Two worms are better than one. Nature, 426 (2003), 395_396.
21. https://id.wikipedia.org/wiki/Entamoeba_histolytica

Anda mungkin juga menyukai