Anda di halaman 1dari 45

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

BERBASIS SKKNI LEVEL IV

BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR

BUKU INFORMASI
Memijahkan Induk Secara
Alami
PBD.AT.02.013.01

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Perikanan Air Tawar PLK.MP02.008.01

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii


BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. TUJUAN UMUM .......................................................................... 1
B. TUJUAN KHUSUS ........................................................................ 1

BAB II Menyiapkan Peralatan, Bahan Dan Media Pemijahan ................... 2


A. Pengetahuan yang diperlukan dalam menyiapkan peralatan, bahan
dan media pemijahan ................................................................ 2
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Menyiapkan peralatan, bahan
dan media pemijahan .................................................................. 8
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Menyiapkan peralatan, bahan
dan media pemijahan .................................................................. 8

BAB III Memilih Induk Siap Pijah ............................................................ 9


A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam memilih induk siap pijah ....... 9
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam memilih induk siap pijah ....... 20
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam memilih induk siap pijah ......... 20

BAB IV Memberok (Memisah Dan Memuasakan) Induk ........................... 21


A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memberok (Memisah
Dan Memuasakan) Induk ............................................................. 21
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memberok (Memisah
Dan Memuasakan) Induk ............................................................. 22
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Memberok (Memisah
Dan Memuasakan) Induk ............................................................. 22

BAB V Melakukan pemijahan ................................................................. 23


A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melakukan pemijahan ........... 23
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melakukan pemijahan ........... 28
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Melakukan pemijahan ............. 29
Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 2 dari 28
Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

BAB VI Memeriksa hasil pemijahan ....................................................... 30


A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Memeriksa hasil pemijahan ... 30
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memeriksa hasil pemijahan ... 32
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Memeriksa hasil pemijahan ...... 32

BAB VII Membuat laporan hasil pemijahan ............................................. 33


A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Membuat laporan hasil pemijahan
..................................................................................................
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Membuat laporan hasil pemijahan
.................................................................................................. 37
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Membuat laporan hasil pemijahan
.................................................................................................. 38

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 40


A. Buku Referensi ........................................................................... 40
B. Referensi Lainnya ....................................................................... 40
DAFTAR ALAT DAN BAHAN ......................................................................... 41
A. DAFTAR PERALATAN/MESIN ....................................................... 41
B. DAFTAR BAHAN ......................................................................... 41
DAFTAR PENYUSUN ................................................................................... 42

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: iii dari 42


Buku Informasi - Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

BAB I
PENDAHULUAN

A. TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu memijahkan induk
ikan air tawar secara alami yang dilakukan di kolam atau di bak pemijahan, yang
terdiri dari menyiapkan peralatan, bahan dan media pemijahan, memilih induk,
memberok, dan memijahkan induk

B. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Memijahkan
Induk Secara Alami ini guna memfasilitasi peserta sehingga pada akhir diklat
diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Menyiapkan peralatan, bahan dan media pemijahan
2. Memilih induk siap pijah
3. Memberok (memisah dan memuasakan) induk
4. Melakukan pemijahan
5. Memeriksa hasil pemijahan
6. Membuat laporan hasil pemijahan

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 1 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

BAB II
MENYIAPKAN PERALATAN, BAHAN DAN MEDIA PEMIJAHAN

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam menyiapkan peralatan, bahan dan


media pemijahan.

1. Peralatan
Dalam kegiatan pemijahan ikan secara alami, peralatan merupakan komponen
yang sangat penting yang harus ada, baik dari segi kelengkapan, keberfungsian,
maupun kecukupannya. Peralatan pemijahan ikan secara alami antara lain ;
a. Wadah
Jenis wadah yang diperlukan antara lain kolam dan bak. Wadah sesuai
peruntukannya dibedakan menjadi wadah pemeliharaan induk dan wadah
pemijahan.
Luas kolam atau bak pemeliharan induk ikan tergantung spesies dan bobot.
Sebagai contoh untuk 1 kg induk ikan mas memerlukan kolam seluas 5 m2
dan kedalaman 70 cm apabila hanya mengandalkan pakan alami pada dasar
kolam. Sedangkan bila diberi pakan buatan, maka untuk 1 kg induk
memerlukan luas lebih kecil yaitu 1 m2 dan kedalaman 70 cm. sedangkan
pada induk ikan bukan perenang bebas seperti lele, setiap 2 kg induk ikan
lele perlu luasan kolam 1 m2 dan kedalaman dapat dikurangi yaitu cukup 40
cm. Kepadatan tersebut berdasarkan ruang gerak ikan dan kebutuhan akan
parameter kualitas air (O2, NH3 dan pH) yang stabil. Parameter kulaitas air
yang harus distabilkan adalah kadar oksigen terlarut (Dissolved Oxygent -
DO) selalu optimal yaitu diatas 5 ppm, NH3 selalu rendah yaitu dibawah 0,1
ppm sedang pH 6 - 7. Oleh karena itu bila tidak menggunakan aerator
(pompa udara) maka kolam memerlukan pemasukkan debit air minimal 1
liter/detik untuk luasan kolam 50 m2 kedalaman 70 cm. Dengan perhitungan
sebagai berikut luasan kolam 50 m2 kedalaman 70 cm maka volume air
adalah 500.000 cm2 x 70cm = 35.000.000 cm3 = 35.000 liter. Dengan
pemasukkan 1 liter/detik maka air akan berganti dengan yang baru setiap

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 2 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

35000 : 3600 =9,7 jam atau kurang dari sehari. Hal ini diperhitungan dari
tingkat laju konsumsi oksigen dan akumulasi NH3. Untuk kebutuhan tersebut
maka perlu sumber air yang stabil baik jumlah (debit) maupun parameter
kualitas air yang layak untuk kebutuhan ikan.

Bentuk kolam atu bak sebaiknya persegi panjang dengan dinding dapat
ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu bagian
dalamnya. Pintu pemasukan air dapat dengan paralon dan dipasang saringan
dari injuk agar hama tidak masuk dalam kolam, sedangkan untuk
pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik, agar ketinggian air kolam dapat
diatur. Kolam atau bak pemeliharaan induk betina dipisahkan dengan induk
jantan. Agar tidak terjadi induk bentina memijah diluar kontrol, maka saluran
pengeluaran pemeliharaan induk jantan tidak boleh berhubungan dengan
pemeliharaan induk betina. Kolam atau bak sebelum digunakan untuk
pemeliharaan induk dan pemijahan sebaiknya dibersihkan dari gulma atau
kotoran, pasang saringan pemasukan air.

Gambar 1. Kolam pemeliharaan induk

Luas kolam atau bak pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan
dengan bentuk kolam empat persegi panjang. Sebagai acuan bahwa untuk 1
ekor induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 6 m x 3 m =

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 3 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

18 m² dan kedalaman 70 cm. Debit air untuk pemijahan tergantung jenis


ikan (dibahas pada bab pemijahan). Dasar kolam atau bak dibuat miring
kearah pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam atau bak dapat
dikeringkan. Pintu pemasukan dapat dengan pralon dan pengeluarannya
dapat juga memakai pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik.

Gambar 2. Bak pemijahan ikan

b. Aerator.
Alat ini untuk memompa udara ke dalam air wadah pemeliharaan maupun
pemijahan induk ikan. Sehingga akan meningkatkan kadar oksigen terlarut
(DO) dalam air. Contoh aerator antara lain Blower selain aerator diperlukan
juga selang aerasi dan batu aerasi

Gambar 3. Blower, selang dan batu arasi

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 4 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

c. Seser.
Seser suatu alat yang digunakan untuk menangkap induk ikan. Seser
sebaiknya dibuat dari bahan halus agar tidak melukai induk ikan pada saat
ditangkap.

Gambar 4. Seser

d. Waring
Waring diperlukan untuk menyimpan induk sementara sebelum atau
sesudah dipijahkan. Hal ini dikarenakan untuk memudahkan pemindahan
induk.

Gambar 5. Waring

e. Baskom dan ember plastik


Waskom diperuntukan untuk menampung induk maupun benih. Ukuran
Waskom, Jolang maupun ember sekitar 10 liter.

Gambar 6. Baskom dan Ember

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 5 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

2. Bahan-bahan pemijahan Ikan


a. Induk ikan
Induk ikan yang dapat dipijahkan secara alami antara lain, ikan Mas
(Cyprinus carpio L.), ikan lele (Clarias sp.), ikan Nila (Oreochromis niloticus),
ikan Gurame (Osphronemus sp.), ikan Tawes (Barbonymus gonionotus) dan
lain-lain.
b. Pakan
Pakan diperlukan untuk mempercepat pematangan gonad. Faktor yang
menentukan kualitas pakan adalah kandungan protein selain kandungan gizi
lainnya, seperti lemak, karbohidrat vitamin dan mineral. Protein sangat
diperlukan dalam pengembangan telur dan sperma ikan. Oleh karena itu
kelengkapan asam amino yang terdapat pada protein sangat menentukan
kualitas pakan. Pada saat proses pengembangan telur induk sangat
membutuhkan jumlah protein yang tinggi.
Pada ikan karnifora dapat diberikan makanan hewani. Sedangkan pada ikan
herbifora dan omnifora dapat diberikan pakan buatan yang mengandung
protein lebih dari 40 %, selain daun-daunan yang sangat dibutuhkan pada
ikan herbifora.

3. Media pemijahan Ikan


Media pemijahan sangat diperlukan sebagai tempat untuk meletak telur hasil
pemijahan. Apabila tidak disediakan media pemijahan maka telur yang dihasilkan
akan menyebar keseluruh wadah pemijahan, sehingga sulit dilakukan
pengontrolan saat proses penetasan. Jenis ikan yang memerlukan media
pemijahan antara lain ; ikan mas, ikan gurame dan lele. Sedangkan ikan yang
tidak memerlukan media pemijahan antara lain ikan tawes. Ikan nila membuat
media pemijahan oleh ikan nila jantan yaitu sarang berbentuk kubangan didasar
kolam. Oleh karena itu sebaiknya dasar kolam berlumpur dan banyak
mengandung pasir serta permukaan dasar kolam rata.

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 6 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

a. Kakaban
Kakaban dibuat dari ijuk pohon aren yang dijepit bambu dengan ukuran 1,5 m
x 0,5 m. Ijuk disisir rapi dengan sisir kawat, diletakkan berjejer hingga
sepanjang kakaban. Kemudian siapkan dua bilah bambu untuk menjepit ijuk
tersebut. Bagian yang dijepit adalah tengah, lihat gambar dibawah. Paku
kedua bilah bambu tersebut agar menjepit ijuk dengan kuat. Kakaban ini
diperlukan bagi ikan mas dan lele.

Gambar 7. Kakaban

b. Sosog
Media pemijahan ikan gurame adalah sarang berbentuk kerucut (sosog) dibuat
dari bambu. Ukuran sosog adalah diameter 25 – 30 cm, panjang 50 cm, yang
diletakkan 10 -15 cm dibawah permukaan air. Jarak antar sosog-sosog 2 m
dipasang sepanjang sisi kolam, agar mudah pengontrolan setiap saat.

Gambar 8. Sosog

Selain sosog disediakan pula ijuk pohon aren atau sabut kelapa pada kotak
bambu yang terapung dipermukaan air. Hal ini diperlukan saat gurame akan

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 7 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

membuat sarang pada sosog, serabut injuk atau kelapa akan diambil oleh ikan
gurame jantan helai demi helai dan disusun pada sosog untuk membentuk
sarang tempat pemijahan.

Gambar 9. Tempat penyimpanan injuk atau serabut kelapa dan sarang

B. Keterampilan yang diperlukan dalam menyiapkan peralatan, bahan dan


media pemijahan.

1. Periksa kolam pemeliharaan induk maupun bak pemijahan dari kebocoran.


2. Lakukan perbaikan wadah sebelum digunakan.
3. Bersihkan wadah pemeliharaan induk dan pemijahan dari gulma dan kotoran
yang ada.
4. Periksa seser, waring, kakaban dan sosog, lakukan perbaikan alat-alat
tersebut sebelum digunakan.
5. Bersihkan peralatan dari kotoran yang ada.

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam menyiapkan peralatan, bahan dan


media pemijahan.
Harus bersikap secara:
1. Cermat dan teliti dalam mendata jenis dan jumlah peralatan;
2. Cermat dalam mengidentifikasi peralatan yang dibutuhkan, baik dari segi
spesifikasi, jumlah peralatan, dan teliti dalam mengecek kondisi peralatan
yang dipilih.
3. Taat azas dan disiplin dalam mengelompokkan jenis peralatan sesuai dengan
jenis kegiatannya, misalnya kolam, rak dan bak.
4. Disiplin dalam merawat dan menyimpan peralatan sesuai dengan teknik
perawatan dan tempatnya.

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 8 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

BAB III
MEMILIH INDUK SIAP PIJAH

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam memilih induk siap pijah


Pemilihan induk ikan yang baik merupakan persyaratan yang utama dalam
kegiatan pembenihan ikan, hal ini dikarenakan dari hasil seleksi yang kurang baik
maka benih yang akan dihasilkan juga tidak akan baik. Induk ikan yang bersifat
unggul akan mempengaruhi kualitas benih yang dihasilkan. Seringkali pembenih
ikan melakukan pemijahan dengan menggunakan induk yang tidak jelas asal
usulnya sehingga dimungkinkan terjadinya perkawinan sekerabat (Inbreeding)
yang beresiko menurunkan sifat resesif dari induknya yang bersifat merusak
kualitas benih, diantaranya pertumbuhan benih yang dihasilkan lambat serta
rentan terhadap serangan penyakit sehingga mengakibatkan kualitas benih yang
dihasilkan jauh dari standar. Induk ikan yang digunakan sebaiknya tidak
mengalami kelainan fisik maupun dari satu keturunan, tidak terkena penyakit dan
memiliki pertumbuhan cepat. Hal ini didapat saat pemeliharaan calon induk. Oleh
karena itu dilakukan seleksi terhadap calon induk yang bersifat unggul sehingga
hanya induk-induk unggul saja yang dipelihara sehingga dapat menekan biaya
perawatan induk karena untuk merawat induk diperlukan biaya pakan dan lain-
lain yang tidak sedikit.

1. Ikan Mas (Cyprinus carpio L.)


Ras (Strain) ikan mas yang ada di Indonesia antara lain; Ikan Mas Punten,
Ikan Mas Majalaya, Ikan Mas Sinyonya, Ikan Mas Karper Kaca dan lain-lain.

Gambar 10. Ikan Mas Punten

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 9 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

Gambar 11. Ikan Mas Majalaya

Gambar 12. Ikan Mas Sinyonya

Gambar 13. Ikan Mas Karper Kaca

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 10 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

Indukan betina dan jantan harus dipelihara di kolam terpisah sebelum


dipijahkan. Pemeliharaan dilakukan hingga indukan memasuki masa matang
gonad. Indukan matang gonad adalah indukan ikan yang telah siap untuk
melakukan pemijahan. Secara umum indukan ikan mas betina yang baik
untuk dipijahkan berumur 1,5-2 tahun dengan bobot tubuh 2-3 kg.
Sedangkan untuk ikan mas jantan lebih cepat memasuki masa matang gonad,
yaitu pada umur 10-12 bulan dengan bobot tubuh 0,6 kg.

Induk ikan mas betina akan matang gonad kembali setelah 3 bulan dari
proses pemijahan. Sedangkan induk jantan hanya dalam waktu seminggu
sudah matang gonad.

Ciri-ciri indukan ikan mas betina matang gonad:


a. Perut bagian bawah lunak, bentuknya buncit dan membulat.
b. Alat genital kemerahan dan mengembang agak terbuka.
c. Bagian anus terlihat menonjol seperti membengkak

Ciri-ciri indukan jantan ikan mas matang gonad:


a. Bila perut bagian bawah ditekan akan mengeluarkan sperma (cairan
putih)
b. Tubuh ramping dan gesit.

2. Ikan Lele (Clarias sp.)


Saat ini ras ikan lele yang masih bertahan adalah ikan lele dumbo (Clarias
gariepinus). Ras ini tahan terhadap penyakit dan memiliki pertumbuhan cepat.
Indukan lele dipilih dari calon indukan lele masih berukuran sekitar 5-10 cm.
Pilih ikan lele yang mempunyai sifat-sifat unggul seperti tidak cacat, memiliki
bentuk tubuh yang normal, gerakannya lincah, pertumbuhannya paling cepat
dibanding lainnya. Kemudian pelihara calon-calon indukan unggul tersebut
dalam kolam pemeliharaan tersendiri. Pemeliharaan calon indukan akan lebih
baik bila diperlakukan lebih istimewa, dengan memberikan pakan berkualitas
dan pengairan yang baik.

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 11 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

Penyeleksian terhadap calon indukan dilakukan setiap 2 minggu sekali,


dengan ukuran yang sama. Lakukan secara berkala sampai mendapatkan
indukan yang benar-benar baik.

Ikan lele jantan dapat dijadikan indukan setelah berumur 8 bulan, sedangkan
untuk ikan lele betina setelah berumur satu tahun. Bobot indukan jantan dan
betina yang baik kira-kira sudah mencapai lebih dari 0,5 kg.
Setelah calon-calon indukan cukup umur dan ukuran, pilih indukan-indukan
yang bebas penyakit dan tidak cacat untuk proses pemijahan. Indukan yang
akan dipijahkan sebaiknya dipelihara dalam kolam khusus. Pisahkan antara
jantan dan betina agar tidak terjadi pembuahan diluar rencana.

Kolam pemeliharaan induk diperuntukan untuk calon induk sampai siap


matang gonad. Berikan pakan dengan mutu baik (kandungan protein lebih
dari 40 %) untuk mempercepat kematangan gonad. Jumlah pakan yang harus
diberikan pada calon induk setidaknya 3-5% dari bobot tubuhnya setiap hari
dan diberikan dengan frekuensi 3-5 kali sehari. Kepadatan kolam untuk
pemeliharan indukan ini tidak boleh lebih dari 6 ekor per m2. Dari kolam ini
indukan lele yang memenuhi kriteria matang gonad, dipilih untuk dipijahkan.

Indukan betina yang telah matang gonad memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Bagian perut membesar ke arah anus, apabila diraba tersa lembek
b. Apabila diurut akan keluar telur berwarna hijau tua
c. Alat kelamin berwarna kemerahan dan terlihat membengkak
d. Warna tubuh berubah menjadi coklat kemerahan
e. Gerakannya lambat

Sedangkan untuk indukan jantan untuk pembenihan ikan lele hendaknya


memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tubuhnya ramping
b. Alat kelaminnya memerah
c. Sirip-sirip dan sungut berwarna kemerahan
d. Warna tubuh akan terlihat coklat kemerahan
e. Gerakannya lincah

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 12 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

Ikan Lele Jantan Ikan Lele Betina

Gambar 14. Ikan Lele Jantan dan Betina

3. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


Ras (Strain) Ikan Nila saat ini sudah berkembang cukup pesat yang dilakukan
oleh Balai Benih Ikan antara lain;
Ikan nila hitam didatangkan di Indonesia dari Taiwan. Awalnya, ikan spesies
Oreochromis niloticus Bleeker ini dikembangkan di Danau Tondano, Sulawesi
Utara, kemudian menyebar ke seluruh Indonesia. Dengan banyak tersebar,
banyak yang menganggap nila ini adalah jenis lokal. Tubuh nila ini berwarna
hitam keabu-abuan sedangkan di bagian perutnya berwarna terang. Nila
hitam memiliki beberapa keunggulan, seperti pertumbuhannya cepat dan
mampu bertahan terhadap kondisi air dalam kisaran lebar sehingga mudah
dibudidayakan.

Gambar 15. Ikan Nila Hitam

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 13 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

Ikan nila GIFT adalah hasil persilangan dari 8 strain ikan nila Kenya, Israel,
Senegal, Ghana, Singapura, Thailand, Mesir, dan Taiwan. GIFT merupakan
singkatan dari “Genetic Improvement Of Farmed Tilapia”, sebuah upaya
persilangan ini dilakukan oleh International Center for Living Aquatic Research
Management (ICLARM) di Filipina. Nila GIFT generasi keempat kemudian
dibawa ke Indonesia pada tahun 1994. Pertumbuhan ikan nila abu-abu ini
terkenal cepat, pada umur 5-6 bulan, nila GIFT mampu mencapai bobot 600
gram per ekor. Presentase kepala, tulang, dan rongga perut lebih kecil
sehingga dagingnya lebih banyak. Interval pemijahan dapat dilakukan dalam
waktu 3 – 6 minggu dengan produksi telur sebanyak 2000 – 3000 ribu butir
sekali pijah.

Gambar 16. Ikan Nila GIFT

Ikan Nila BEST

BEST diambil dari kalimat “Bogor Enhanced Strain Tilapia” dan merupakan nila
persilangan dari 4 strain, termasuk nila GIFT. Oleh karenanya, nila BEST ini
memiliki warna yang sama seperti nila GIFT.

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 14 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

Gambar 17. Ikan Nila BEST

Nila BEST yang dihasilkan tahun 2008 ini dinilai lebih unggul dari
pendahulunya. Di antaranya adalah ukuran benih lebih besar dan secara
umum lebih tahan lingkungan buruk sehingga tahan penyakit.

Ikan Nila GESIT

Nila jenis ini adalah hasil rekayasa genetik nila GIFT sehingga mampu
menghasilkan larva jantan dengan persentasi hidup hingga 98%. GESIT, yang
merupakan singkatan dari “genetically supermale Indonesian tilapia”,
dihasilkan dari kerjasama peneliti di BPPT, BBPBAT, serta IPB.

Gambar 18. Ikan Nila GESIT

Nila GESIT dapat tumbuh sepanjang 8 cm pada umur 4 – 5 bulan dengan


bobot 500 – 600 gram/ekor. Jantan GESIT banyak disukai pembudidaya
karena memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan ikan nila betina.

Ikan Nila Larasati

Nila jenis ini juga dikenal dengan nama nila Janti karena dikembangkan oleh
BBI Janti di Klaten. Selain pertumbuhannya yang cepat, nila merah ini juga
tahan terhadap penyakit, khususnya yang disebabkan oleh bakteri
Streptococcus dan Algalectiae. Nila Larasati juga sangat adaptif sehingga bisa

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 15 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

dibudidayakan di berbagai media budidaya, dari mulai kolam air deras, air
tenang, KJA, maupun tambak air payau.

Gambar 19. Ikan Nila Larasati

Ikan Nila Citralada

Salah satu strain ikan nila merah ini telah beredar di Indonesia sejak tahun
1989. Didatangkan dari Thailand, nila Citralada memiliki warna tubuh yang
lebih terang dari ikan nila merah pada umumnya dan sirip yang lebih panjang.
Selain Citralada, nila merah dari Thailand yang dikenalkan di Indonesia adalah
ikan nila nifi. Perbedaannya, nila nifi dapat menghasilkan anakan lebih banyak
jantan.

Gambar 20. Ikan Nila Citralada

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 16 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

Upaya pemuliaan genetis nila citralada dan nila nifi kemudian dilakukan oleh
BBI Cangkringan menghasilkan nila Cangkringan.

Menurut Hepher dan Pruginin (1981) ikan nila dapat dibedakan jantan dan
betinanya pada saat berumur 3-6 bulan, karena pada umur tersebut ikan nila
telah mampu untuk berkembang biak.
Dilihat dari ciri kelamin primer, ikan nila jantan dan betina dapat dibedakan
berdasarkan jumlah lubang disekitar anus, pada ikan nila jantan terdapat dua
lubang yaitu lubang anus dan lubang urogenital. (tempat keluarnya urine dan
sperma) sedangkan pada betina terdapat 3 lubang yaitu anus, ureter (tempat
kelauarnya urine) dan genital (tempat keluarnya telur). Sedangkan ciri
sekunder pada ikan nila biasanya nila jantan memiliki tubuh yang lebih besar
pada ukuran yang sama dan juga warnanya lebih gelap dibandingkan warna
betinanya (Trewavas, 1982).

Gambar 21 Kelamin Ikan Nila Jantan Dan Betina

4. Ikan Gurame (Osphronemus sp.)


Ikan gurame (Indonesian Giant Goramy, Osphronemus gouramy, Lac.)
merupakan salah satu ikan asli perairan Indonesia. Ikan ini berasal dari
kepulauan Sumatera, Jawa dan Kalimantan sedangkan penyebarannya sudah
meliputi Asia Tenggara, India, Cina, Madagaskar, Mauritius, Seychelles,
Australia, Srilanka, Suriname, Guyana, artinique dan Haiti.

Ciri Induk Gurame Betina


a. Sirip ekor melengkung/membulat

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 17 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

b. Dahi rata
c. Bibir bawah proposional
d. Dasar sirip dada gelap/berwarna kehitaman

Gambar 22 Ikan Gurame Betina

Ciri Induk Gurame Jantan


a. Sirip ekor hampir datar/rata
b. Dahi menonjol/jenong (nuchal hump)
c. Bibir bawah/rahang tebal
d. Dasar sirip dada terang/berwarna keputihan

Gambar 23 Ikan Gurame Jantan

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 18 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

Ikan jantan yang siap menjadi induk memiliki ciri-ciri: panjang standar 30-35
cm, berumur 24-30 bulan dan bobot 1,5-2 kg. Sedangkan induk betina
memiliki ciri- ciri: panjang standar 30-35 cm, berumur 30-36 bulan dan bobot
2-2,5 kg. Dalam pemijahan sebaiknya digunakan induk yang sudah mencapai
berat sekitar 3 kg (betina) dan 4-5 kg (jantan).

5. Ikan Tawes (Barbonymus gonionotus)


Ikan tawes adalah jenis ikan air tawar yang berwarna putih abu-abu, albino,
berwarna abu-abu dengan bercak perak, dan ikan tawes dengan sirip perut
relatif panjang. Ikan tawes merupakan salah satu jenis ikan herbivora.
Pemijahan ikan tawes dapat dilakukan secara alami. Induk yang digunakan
dalam pemijahan mempunyai berat sekitar 300--500 g/ekor dan umur
kematangan gonadnya 8--12 bulan. Jumlah telur yang dapat dihasikan sekitar
1000 butir/gram berat badan. Umumnya induk betina dapat menghasilkan
telur hingga 20.000 butir/ekor/ Induk, pada umur produksi 2-3 tahun dengan
berat 1 kg bisa menjapai jumlah telur 700.000 butir / induk.

Gambar 24 Ikan Tawes

Ciri-ciri Indukan Betina ikan Tawes :


a. Letak lubang dubur terletak relatif lebih dekat ke pangkal ekor
b. Kepala relatif lebih kecil dan meruncing

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 19 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

c. Sisik-sisiknya besar dan teratur


d. Pangkal ekor lebar dan kokoh
e. Perutnya mengembang kearah genetal (pelepasan) bila diraba lebih
lembek
f. Lubang dubur berwarna agak kemerah-merahan
g. Tutup insang bila diraba lebih licin
h. Bila perut diurut dari arah kepala ke anus akan keluar cairan kehitam-
hitaman.

Ciri-ciri Indukan jantan ikan Tawes :


a. Bila perut diurut dari arah kepala ke anus akan keluar cairan berwarna
keputih-putihan (sperma)
b. Tutup insang bila diraba terasa kasar

B. Keterampilan yang diperlukan dalam memilih induk siap pijah


1. Menentukan induk ikan jantan dan betina.
2. Menentukan induk ikan matang gonad.

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam memilih induk siap pijah


Harus bersikap secara:
1. Cermat dan teliti dalam memilih induk siap pijah;
2. Cermat dalam mengidentifikasi induk siap pijah
3. Taat azas dan disiplin dalam memilih induk siap pijah.
4. Disiplin dalam merawat induk ikan.

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 20 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

BAB IV
MEMBEROK (MEMISAH DAN MEMUASAKAN) INDUK

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam memberok (memisah dan


memuasakan) induk

Setelah induk ikan dipilih sesuai kriteria induk matang gonad, kemudian dilakukan
pemberokan induk ikan, antara lain;
1. Memisahkan wadah antara induk jantan dan betina.
2. Menghentikan pemberian pakan (puasa) pada umumnya selama 1-2 hari,
sedangkan untuk ikan tawes 4-5 hari.
3. Mengkondisikan lingkungan air dalam wadah pemberokan.

Tujuan pemberokan induk adalah untuk mengurangi lemak yang terdapat pada
saluran pengeluaran telur, menambah rangsangan pada saat pemijahan. Lemak
yang terdapat pada saluran pengeluaran telur dapat mengganggu keluarnya sel
telur pada saat pemijahan. ikan mas, nila, dan lele berpengaruh baik pada proses
pemijahan jika dilakukan pemberokan.

Wadah yang dipergunakan pada saat pemberokan induk ikan tidak baku harus
wadah tertentu. Tetapi wadah tersebut hendaknya memenuhi syarat sebagai
wadah pemberokan induk, diantaranya adalah luas wadah sesuai dengan ukuran
dan jumlah ikan, kedalaman wadah 70 cm. Kepadatan pada wadah pemberokkan
adalah 1 kg induk /m2. Wadah tersebut bisa berupa bak semen, bak plastik, hapa,
waring atau kolam.

Teknik Pemberokan Induk Ikan


1. Pemberokan induk ikan dilakukan pada air yang mengalir dengan debit air 1
liter/detik, wadah induk ikan jantan ditempatkan pada wadah bagian atas/hulu
dan induk ikan betina ditempatkan pada wadah bagian bawah/hilir. Hal ini
untuk menghindari adanya induksi yang berasal dari induk jantan, sehingga
tidak terjadi mijah diluar kontrol.

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 21 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

2. Pemberokan induk ikan ditempatkan dalam wadah hapa atau waring pada
kolam air tenang debit air 0,5 liter/detik sebaiknya induk ikan antara jantan
dan betina saling melihat, maka penempatan hapa atau waring tidak begitu
berjauhan. Hal tersebut diduga akan menambah daya rangsang terutama pada
saat pemijahan.
3. Pemberokan induk ikan dilakukan pada wadah berupa bak semen maka wadah
sebaiknya diberi aerasi secukupnya. Pastikan bahwa induk yang diberok tidak
loncat keluar wadah, sehingga wadah perlu ditutup.

B. Keterampilan yang diperlukan dalam memberok (memisah dan


memuasakan) induk

1. Menentukan jenis dan ukuran wadah pemberokan induk ikan.


2. Menentukan teknik pemberokan induk ikan.
3. Melakukan pemberokan induk ikan.

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam memberok (memisah dan


memuasakan) induk

Harus bersikap secara:


1. Cermat dan teliti dalam memberok (memisah dan memuasakan) induk
2. Taat asas dalam memberok (memisah dan memuasakan) induk
3. Berpikir analitis serta evaluatif sewaktu memberok (memisah dan
memuasakan) induk

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 22 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

BAB V
MELAKUKAN PEMIJAHAN

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam melakukan pemijahan

1. Ikan Mas (Cyprinus carpio L.)


Persiapan kolam pemijahan ikan mas meliputi;
a. Membersihkan kolam pemijahan dari kotoran ,
b. Memperbaiki pematang dan pintu air kolam pemijahan,
c. Mengeringkan kolam pemijahan dibawah terik matahari, agar terhindar dari
hama dan penyakit, selain itu dapat memunculkan petrikor (aroma tanah
kering yang terkena air - aerosol )
d. Membersihkan kakaban dari kotoran,

Kebutuhan kakaban untuk pemijahan ikan mas tergantung pada bobot


indukan. Untuk kakaban berukuran 50×150 cm dibutuhkan 5-6 kakaban per
kg induk ikan mas betina. Contoh, indukan seberat 2 kg membutuhkan 10-12
kakaban.

Pemijahan ikan mas.


a. Kakaban ijuk dipasang dengan posisi melayang di tengah kolom air, sekitar
10-15 cm dibawah permukaan air. Ikat kakaban pada patok yang
menancap kuat agar tidak terjadi perpindahan kakaban saat terjadi proses
pemijahan..
b. Buka pintu pemasukkan air, pertahankan debit air 1 liter/detik dengan luas
kolam 18 m2
c. Masukan indukan betina dan jantan setelah dilakukan pemberokan
bersama-sama. Perbandingan bobot indukan betina dan jantan 1:1,
sedangkan dari jumlah ekor dapat 2:1 atau 3:1 tergantung bobot ikan
jantan yang digunakan.
d. Pelepasan indukan dilakukan pada sore hari sekitar pukul 16.00-17.00.
Proses pemijahan akan berlangsung dini hari sekitar pukul 01.00-06.00

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 23 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

wib. Biasanya ditandai dengan saling berkejaran dan bau amis menyelimuti
air kolam.

Gambar 25 Letak Kakaban Pada Kolam Pemijahan Ikan Mas

2. Ikan Lele (Clarias sp.)


Pemijahan ikan lele dapat dilakukan di kolam tanah atau tembok yang
disediakan secara khusus untuk pemijahan. Selain itu dapat pula
memanfaatkan plastik terpal. Plastik terpal tersebut dibentuk menyerupai bak
sehingga dapat menampung air. Caranva dengan menyusun sejumlah bata
atau batako di sekeliling pinggiran plastik menyerupai tanggul. Ukuran kolam
pemijahan, baik yang dari tembok maupun plastik terpal tidak terlalu luas.
Untuk 1 pasang induk ikan lele yang akan dipijahkan memerlukan luasan 3
m² yaitu panjang 2 meter, lebar 1,5 meter kedalaman 1 meter. Sedangkan
kolam tanah untuk pemijahan lele adalah panjang 2-3 meter, lebar 1-2 meter
dan kedalaman 1 meter.

Sebelum digunakan, kolam pemijahan harus dibersihkan dan dikeringkan


terlebih dahulu beberapa hari. Agar terhindar dari hama dan penyakit.
Selanjutnya, bak diisi air jernih dan bersih setinggi 30-40 cm dengan debit 0,5
liter/detik. Jika air yang digunakan tersebut kotor atau keruh, telur-telur ikan
lele akan tertutup oleh lapisan lumpur sehingga tidak dapat menetas.

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 24 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

Untuk tempat penempelan telur, di dalam kolam pemijahan harus disediakan


kakaban yang terbuat dari ijuk. Jumlah kakaban disesuaikan dengan ukuran
kolam pemijahan. Untuk 1 pasang induk ikan lele dengan berat induk betina
500 gram, dibutuhkan kakaban paling sedikit 4 buah. Jika kurang, telur yang
dikeluarkan ketika pemijahan tidak tertampung seluruhnya atau menumpuk di
kakaban, sehingga mudah membusuk dan tidak menetas.

Selanjutnya, kakaban yang telah disiapkan dipasang rata menutupi seluruh


permukaan dasar kolam pemijahan. Cara pemasangannya adalah dengan
menindihkan batu pada kakaban sebagai pemberat. Hal ini dimaksudkan agar
telur-telur ikan lele hasil pemijahan dapat tertampung di kakaban dan seluruh
bagiannva tetap dalam kondisi terendam air.

Pemijahan Ikan Lele

Setelah tempat pemijahan dipersiapkan, induk ikan lele jantan dan betina
ditangkap dari kolam pemeliharaan induk dengan menggunakan waring
(jaring yang bermata kecil). Kemudian induk dilepaskan ke kolam pemijahan.
Untuk satu kolam pemijahan, jumlah induk yang dipijahkan sebaiknya 1
pasang. Jika induk yang dipijahkan lebih dari 1 pasang, dapat terjadi
perkelahian antara induk-induk jantan tersebut, sehingga proses pemijahan
tidak dapat berlangsung dengan sempurna. Di samping itu, kerugian lainnya
adalah induk akan mengalami luka-luka dan kondisinya lemah.

Gambar 26 Letak Kakaban Pada Kolam Pemijahan Ikan Lele

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 25 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

3. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar yang sangat mudah sekali
dipelihara dan dipijahkan. Bahkan ikan nila mudah memijah secara alami.
Untuk kolam pemijahan sebaiknya dasar kolam didesain miring dengan
tingkat kemiringan sekitar 2 atau 5%. Kolam pemijahan ikan nila adalah
kolam air tenang (debit 0,5 liter/detik), agar anakan tidak tebawa arus keluar
kolam.Dasar kolam pemijahan harus berlumpur dan mengandung pasir. Hal
ini dikarenakan ikan nila jantan akan membuat kubangan dengan lebar 20 –
30 cm. Pemijahan ikan nila bisa dilakukan secara massal dengan
perbandingan jumlah indukan jantan dan indukan betina 1 : 3 (1 indukan
jantan dan 3 indukan betina). Kepadatan tebar kolam pemijahan adalah 1
ekor ikan nila per m2. Contoh bila luasan kolam 400 m2, maka jumlah ikan
nila jantan sebanyak 100 ekor dan jumlah ikan nila betina sebanyak 300
ekor.Pemijahan ikan nila pada umumnya berlangsung pada hari ke tujuh sejak
indukan dimasukkan kekolam pemijahan. Pemberian pakan selama proses
pemijahan sebaiknya harus mengandung protein yang tinggi, yaitu pakan
yang memiliki kadar protein diatas 40%. Pemijahan akan terjadi pada
kubangan-kubanagan yang telah dibuat oleh ikan nila jantan didasar kolam.
Indukan betina akan mengeluarkan telur pada tempat tersebut dan kemudian
akan dibuahi oleh indukan jantan. Setelah dibuahi telur-telur akan dierami
oleh indukan betina didalam rongga mulutnya. Indukan betina akan
mengerami telur didalam mulutnya selama 7 hari. Selama proses pengeraman
tersebut pemberian pakan sebaiknya dikurangi, karena saat mengerami telur
indukan betina tidak makan.

4. Ikan Gurame (Osphronemus sp.)


Pemindahan induk dari kolam pemeliharaan induk sebaiknya dilakukan
dengan menggunakan baskom atau ember besar yang berisi air agar ikan
tidak stres pada waktu ditebar di kolam pemijahan. Selain menggunakan
baskom, induk juga dapat diangkat dengan menggunakan karung goni atau
kain halus yang basah, kemudian dilepas secara perlahan ke kolam
pemijahan. Perpindahan dengan cara ini akan mengurangi risiko stres pada

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 26 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

ikan. Sebaiknya, induk dimasukan ke kolam dekat pintu pemasukan air,


karena pada bagian tersebut oksigen yang terlarut masih tinggi.

Padat tebar induk adalah 1 ekor ikan untuk 5 m2 kolam pemijahan, dengan
perbandingan jumlah jantan : betina adalah 1 : 3. Kolam pemijahan gurame
adalah kolam air tenang (debit 0,5 liter/detik). Cara penebaran induk ke
kolam pemijahan dapat dilakukan baik secara komunal dimana satu kolam
diisi hanya beberapa pasangan maupun secara masal sesuai dengan
perbandingan yang ada.

Proses pemijahan umunya akan berlangsung satu minggu setelah induk


gurame berada di dalam kolam pemijahan dan dua hari setelah sarang selesai
dibuat oleh induk ikan jantan, yaitu pada siang menjelang sore hari antara
pukul 15.00 – 17.00. Pengeluaran telur oleh betina terjadi di depan sarang.
Pemindahan telur ke dalam sarang dilakukan oleh induk jantan dengan cara
mengisap terlur ke dalam mulutnya, kemudian menyemprotkannya ke dalam
sarang untuk dibuahi. Selanjutnya, induk jantan akan merapikan sarang pada
sosog, Induk jantan akan membuat kembali sarang lain untuk betina lain.

5. Ikan Tawes (Barbonymus gonionotus)


Ikan tawes adalah jenis ikan air tawar yang berwarna abu-abu dengan bercak
perak, dan ikan tawes dengan sirip perut relatif panjang. Ikan tawes
merupakan salah ssatu jenis ikan herbivora. Pemijahan ikan tawes dapat
dilakukan secara alami. Induk yang digunakan dalam pemijahan mempunyai
berat sekitar 300--500 g/ekor dan umur kematangan gonadnya 8--12 bulan.
Jumlah telur yang dapat dihasikan sekitar 1000 butir/gram berat badan.
Umumnya induk betina dapat menghasilkan telur hingga 20.000 butir/ekor/
Induk, pada umur produksi 2-3 tahun dengan berat 1 kg bisa menjapai
jumlah telur 700.000 butir / induk.

Setelah diperoleh indukan yang baik dan persiapan kolam selesai dilakukan,
berikutnya dilakukan tahapan pelepasan indukan tawes sebagai berikut :

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 27 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

a. Kolam pemijahan ikan tawes sekaligus merupakan kolam penetasan dan


kolam pendederan. Sebelum dipergunakan untuk pemijahan, kolam
dikeringkan.
b. Perbaikan pematang dan dasar kolam, dengan cara membuat saluran
memanjang (caren/kamalir) dari pemasukan air kearah pengeluaran air
dengan lebar 40 cm dan dalamnya 20-30 cm.
c. Kolam pemijahan untuk ikan tawes dibuat persegi panjang dengan luas
sekitar 200- 300 m2 dengan kedalamam 50 cm. Kolam ikan tawes
sebaiknya memiliki aliran air cukup deras yaitu 3 liter/detik. Bagian dasar
kolam pemijahan sebaiknya dibuat tidak terlalu berlumpur karena dapat
menyebabkan telur tidak menetas.
d. Setelah diberok kemudian induk ikan dimasukkan ke kolam pemijahan
yang telah dipersiapkan
e. Tahapan pemasukan induk ke kolam dilakukan pada saat air mencapai
kurang lebih 20 cm
f. Perbandingan jumlah induk yang dilepas induk betina 25 ekor dan induk
jantan 50 ekor
g. Pemijahan Ikan Tawes umumnya pada pukul 16.00 dengan memasukkan
air dalam kolam untuk merangsang ikan tawes memijah. Setelah itu, ikan
akan berkejaran. Umumnya induk ikan tawes memijah pada pukul 19.00-
22, pemijahan tersebut terjadi pada bagian tepi yang dangkal dekat pintu
air masuk.
h. Setelah seluruh induk memijah pada siang hari sekitar pukul 09.00, air
pemasukkan diperkecil .
i. Induk segera diambil dan dipindahkan ke kolam pemeliharaan induk.

B. Keterampilan yang diperlukan dalam melakukan pemijahan


a. Menentukan spesies induk yang akan dipijahkan induk ikan
b. Menentukan teknik pemijahan induk ikan
c. Memijahakan induk ikan

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 28 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam melakukan pemijahan


Harus bersikap secara:
1. Cermat dan teliti dalam melakukan pemijahan
2. Taat asas dalam melakukan pemijahan
3. Berpikir analitis serta evaluatif waktu melakukan pemijahan

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 29 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

BAB VI
MEMERIKSA HASIL PEMIJAHAN

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam memeriksa hasil pemijahan


1. Indukan Yang Memijah Tidak Pada Media Pemijahan (Kakaban)
Pada indukan ikan yang memijah tidak pada media pemijahan buatan seperti
kakaban dan sosog agak sulit untuk menghitung presentase telur yang dibuahi.
Contoh ikan nila, jumlah telur yang menetas hanya dapat diprediksi dari jumlah
larva yang dihasilkan, walaupun tingkat akuratnya rendah. Faktor yang
mempersulit perhitungan presentasi jumlah telur yang terbuahi pada ikan nila
ini antara lain; induk nila betina memijah dikubangan dasar kolam (sarang),
telur dari sarang yang akan dierami oleh induk betina tidak semua terambil dan
benih nila yang sudah berenang bebas tidak semua dapat ditangkap.

2. Indukan Yang Memijah Pada Kakaban


Induk yang proses pemijahannya memerlukan kakaban, pemeriksaan dilakukan
setelah 24 jam sejak indukan dilepaskan di kolam pemijahan. Apabila terjadi
pemijahan maka kakaban akan dipenuhi telur yang menempel. Amati
presentase hasil pembuahan dengan cara menyampling telur pada permukaan
kakaban. Amati telur yang terbuahi (warna jernih kecoklatan untuk ikan mas
dan warna jernih kehijauan untuk ikan lele) serta telur yang tidak terbuahi
(warna putih keruh) pada suatu luasan sampel. Misal luasan sampel 2 x 3 cm2,
jumlah telur yang terhitung secara total adalah 120, diketemukan 100 telur
yang terbuahi dan 20 telur yang tidak terbuahi. Maka presentase yang terbuahi
adalah (100 : 120) x 100% = 83 %. Estimasi jumlah telur yang dikeluarkan
induk betina dihitung dari luas total kakaban dibagi luas sampel dikali jumlah
rata-rata telur total pada sampel. Dalam hal ini diasumsikan semua telur
menyebar rata seluruh permukaan kakaban.
Contoh setiap kakaban luasnya 1,5 x 0,5 m2 = 0,75 m2 bila semua permukaan
tertutup telur maka luas permukaan kakaban yang tertutup telur adalah 0,75 x
2 m2 = 1,5 m2 atau 15.000 cm2. Luasan sampel 6 cm2, jumlah rata-rata total
telur sampel adalah 120, jumlah telur yang terbuahi adalah 100. Jumlah total

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 30 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

telur yang dikeluarkan induk betina adalah 15.000/6 x 120 = 300.000 telur.
Jumlah telur yang terbuahi adalah 15.000/6 x 100 = 250.000 telur.

Gambar 27. Sampling Telur Pada Kakaban Hasil Pemijahan

3. Indukan Yang Memijah Pada Sarang


Induk yang memerlukan sarang dalam sosog pada proses pemijahan adalah
ikan gurame. Keberhasilan pemijahan ikan gurame sangat dipengaruhi oleh
kondisi perairan dan kualitas pakan yang diberikan. Tingkat suhu dari air
optimum yang dapat memperbesar tingkat keberhasilan dalam pemijahan
adalah 28 C dimana pH air 5,6 – 7 dan pakan dengan kandungan protein lebih
dari 40 %.
Pengecekan telur dilakukan setiap pagi pada setiap sarang yang sudah dibuat
induk ikan dengan cara menusuk sarang atau dengan menggoyangkannya. Bila
keluar telur atau minyak maka pemijahan sudah terjadi dan sarang berisi telur.

Sarang yang berisi telur dikeluarkan dari sosog secara perlahan untuk
dipindahkan ke dalam baskom plastik yang telah diisi air kolam induk. Secara
perlahan sarang dibuka sampai telur keluar dan mengapung di permukaan air.
Telur-telur tersebut diambil dengan menggunakan sendok untuk dipindahkan ke
dalam wadah penetasan berupa corong dari fiber glass atau akuarium yang

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 31 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

sudah diisi dengan air bersih. Jumlah telur yang dihasilkan oleh satu induk
betina gurame berkisar 5000 – 7000 butir.

4. Indukan Yang Memijah Dengan Menyebarkan Telur Di Air


Induk yang menyebarkan telur dalam air pada proses pemijahan adalah ikan
tawes. Pemeriksaan hasil pemijahan ikan tawes adalah sebagai berikut ;
a. Pagi hari diperiksa bila ada telur-telur yang rnenumpuk di sekitar air
pemasukan atau bagian dasar kolam yang dangkal disebarkan dengan
mengayun-ayunkan sapu lidi di dasar kolam
b. Telur hasil pemijahan akan menetas setelah 13 jam pada shu sekitar 24°C-
32°C.

B. Keterampilan yang diperlukan dalam memeriksa hasil pemijahan


a. Sampling telur hasil pemijahan
b. Menghitung jumlah telur yang dikeluarkan induk
c. Menghitung jumlah telur yang dibuahi.

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam memeriksa hasil pemijahan


Harus bersikap secara:
1. Cermat dan teliti dalam memeriksa hasil pemijahan
2. Taat asas dalam memeriksa hasil pemijahan
3. Berpikir analitis serta evaluatif waktu memeriksa hasil pemijahan

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 32 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

BAB VII
MEMBUAT LAPORAN HASIL PEMIJAHAN SECARA ALAMI

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam membuat laporan hasil memijahkan


induk secara alami.

1. Pengertian Laporan

Pengertian Laporan adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan atau
suatu kegiatan, pada dasarnya fakta yang disajikan itu berkenaan dengan
tanggung jawab yang ditugaskan kepada si pelapor. Fakta yang disajikan
merupakan bahan atau keterangan untuk informasi yang dibutuhkan,
berdasarkan keadaan objektif yang dialami sendiri oleh si pelapor (dilihat,
didengar, atau dirasakan sendiri) ketika si pelapor telah melakukan suatu
kegiatan atau pekerjaan.

2. Fungsi Laporan

a. Sebagai bahan pertanggungjawaban


b. Alat menyampaikan informasi
c. Alat pengawasan
d. Bahan penilaian
e. Bahan pengambilan keputusan

3. Manfaat Laporan

a. Dasar penentuan kebijakan.


b. Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya.
c. Mengetahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan.
d. Sebagai sumber informasi

4. Macam-macam Laporan
a. Laporan Ilmiah
Laporan Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui tahapan berdasarkan
teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati oleh
para ilmuwan ( E.Zaenal Arifin,1993 ). Dan menurut Nafron Hasjim dan

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 33 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

Amran Tasai ( 1992 ) Karangan ilmiah adalah tulisan yang mengandung


kebenaran secara obyektif karena didukung oleh data yang benar dan
disajikan dengan penalaran serta analisis yang berdasarkan metode ilmiah.
b. Laporan Teknis.
Laporan tentang hal teknis penyelenggaraan kegiatan suatu badan atau
instansi.Laporan teknis mengandung data obyektif tentang sesuatu.data
obyektif dalam laporan teknis itu juga mengandung sifat ilmiah,tetapi segi
kepraktisannya lebih menonjol.sehingga yang dimaksud dengan laporan
teknis adalah suatu pemberitahuan tentang tanggung jawab yang
dipercayakan,dari pelapor ( perseorangan, tim, badan, atau instansi )
kepada penerima laporan tentang teknis penyelenggaraan suatu kegiatan (
E.Zaenal Arifin,1993 ). Dan menurut Muljanto Sumardi ( 1982 ) Dalam
laporan teknik manusia menggunakan bahasa tulis untuk
mengkomunikasikan gagasan, paham, serta hasil pemikiran dan penelitian.

5. Ciri-ciri Laporan
a. Dalam laporan yang ditulis hanya mengemukakan hal-hal pokok secara
ringkas yang berhubungan dengan tugasnya sehingga penerima laporan
segera mengetahui permasalahannya.
b. Laporan dapat semakin sempurna jika dilengkapi dengan biografi atau
sumber kepustakaan.
c. Laporan dianggap logis jika keterangan yang dikemukakannya dapat
ditelusuri alasan-alasannya yang masuk akal.
d. Laporan dianggap sistematik jika keterangan yang tulisannya disusun
dalam satuan-satuan yang berurutan dan saling berhubungan.
(http://www.artikelmateri.com/2015)

6. Waktu Penyampaian
a. Laporan Insidental
Laporan ini tidak disampaikan secara rutin, hanya sekali- sekali saja dalam
rangka suatu kegiatan yang tidak terjadwal tetap.

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 34 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

b. Laporan Periodik
Ditulis dalam suatu periode tertentu dan dinamai sesuai periodenya pula.
Contoh: Laporan harian, Mingguan, Bulanan dan seterusnya.

7. Sistematika Laporan
Sistematika laporan adalah urutan letak dari bagian-bagian yang ada dalam
sebuah laporan. Secara garis besar, semua laporan memiliki 3 bagian utama,
yang terdiri atas : bagian awal/pendahuluan, bagian inti, dan bagian penutup.
Namun demikian, setiap laporan memiliki sistematika yang khas.

Sistematika Laporan Secara Umum

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, bahwa pada dasarnya setiap


sistematika laporan itu memiliki 3 bagian utama dan di antara 3 bagian utama
itu ada bagian-bagian lagi yang dinamakan subbagian. Berikut adalah sub-sub
bagian yang pasti ada di setiap jenis laporan.
a. Judul
Dalam lembar judul, didalamnya mencakup judul laporan, yang telah
menulis/membuat laporan, dan tanggal saat laporan tersebut
ditulis/disampaikan.
b. Kata Pengantar
Dalam lembar kata pengantar, di dalamnya berisi ucapan terima kasih
kepada orang-orang atau organisasi yang telah membantu pelaksanaan
kegiatan yang sedang dilaporkan.
c. Daftar Isi
Seperti dalam sebuah buku, dalam laporan juga harus menyertakan daftar
isi. Hal ini dimaksudkan adalah agar mempermudah pengguna dalam
mencari hal-hal yang dibutuhkan.
d. Abstrak/ringkasan
Abstrak adalah bagian yang paling penting dari laporan dan juga (mungkin)
satu-satunya bagian yang dibaca secara rinci oleh pengguna laporan.
Karenanya, abstrak harus hati-hati ditulis dan harus berisi gambaran

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 35 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

lengkap dari pesan dalam laporan tersebut, dengan ringkasan yang jelas
tentang rekomendasi yang akan diberikan.
e. Ruang Lingkup dan Tujuan
Bagian ini harus mendefinisikan ruang lingkup dan keterbatasan
penyelidikan dan tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapai.
f. Metodologi
Bagian ini menjelaskan bagaimana menyelidiki daerah tersebut. Bagaimana
mengumpulkan informasi, dari mana dan berapa banyak (misalnya jika
menggunakan survei, bagaimana survei dilakukan, bagaimana memutuskan
pada kelompok sasaran, berapa banyak yang disurvei, bagaimana mereka
disurvei -? Oleh wawancara atau kuesioner).
g. Pendahuluan/Latar Belakang
Hal ini akan membantu untuk menyempurnakan pembaca ke dalam latar
belakang laporan. Berisi secara detail mengenai latar belakang laporan-
tapi ingat untuk tetap relevan, faktual dan singkat.
h. Analisa/Pembahasan
Ini adalah tubuh utama laporan, di mana ide-ide dikembangkan. Pastikan
bahwa yang dikembangkan terstruktur, judul yang jelas, dan bahwa
pembaca/pengguna dapat menemukan informasi dengan mudah. Sifat
bagian ini akan tergantung pada ruang lingkup laporan. Bagian harus
berurusan dengan topik utama yang dibahas – harus ada urutan logis,
bergerak dari deskriptif ke analitis. Selain itu, harus berisi informasi yang
cukup untuk membenarkan kesimpulan dan rekomendasi yang mengikuti.
Pemilihan informasi yang tepat sangat penting di sini: jika informasi
penting untuk membantu memahami, maka harus dimasukkan; informasi
yang tidak relevan harus dihilangkan.
i. Kesimpulan
Kesimpulan diambil dari analisis di bagian sebelumnya dan harus jelas dan
ringkas. Mereka juga harus berkaitan dengan kajian teoritis yang menjadi
acuan. Pada tahap ini, tidak ada informasi baru dapat dimasukkan.

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 36 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

j. Rekomendasi
Pastikan bahwa yang disoroti adalah apa yang pembaca/pengguna ingin
tahu dan apa yang harus mereka lakukan sebagai hasil dari membaca
laporan, karena tujuan mereka membaca laporan BUKAN untuk menggali
informasi. Jadi usahakan, jangan menggunakan kata “ disarankan ” Seperti
Kesimpulan, rekomendasi-rekomendasi harus jelas berasal dari tubuh
utama laporan dan informasi baru juga harus disertakan.
k. Daftar Pustaka
Daftar Pustaka berisi materi tambahan yang tidak secara khusus disebut,
namun yang pembaca mungkin ingin untuk menindaklanjuti.
l. Apendiks
Gunakan ini untuk memberikan informasi lebih rinci yang
pembaca/pengguna mungkin perlu untuk referensi. Lampiran harus relevan
dan harus diberi nomor sehingga mereka bisa disebut dalam tubuh utama.
m. Glossari
Glossari dibutuhkan jika di dalam laporan ada kata-kata baru yang
sekiranya belum dimengerti oleh pembaca/pengguna.

B. Keterampilan yang diperlukan dalam membuat laporan hasil memijahkan


induk secara alami.

Laporan hasil memijahkan induk secara alami disertai lampiran data hasil
pengamatan yang dicatat pada format-format yang sesuai spesies ikan yang akan
dilaporkan. Format berisi data-data tentang spesies ikan, teknik pemijahan yang
digunakan dan hasil dari pemijahan. Pencatatan dapat dilakukan setiap hari,
mingguan, bulanan dan direkap setiap tahun. Pencatatan harian bila pemijahan
dilakukan setiap hari. Pencatatan mingguan dan bulanan bila pemijahan dilakukan
setiap minggu atau setiap bulan.

Rekap laporan dapat berupa rekap mingguan, bulanan dan tahunan. Laporan
diarsipkan pada lemari arsip dengan mengikuti katalog arsip. Penggunaan kode
arsip mengikuti kode bahan, tanggal pemijahan, dan kode kolam. Lampiran format
data dibuat berdasarkan spesies ikan dan kolam pemijahan.

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 37 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

Format

Nama Kolam 1 : …………………………………………. Kode : ………………………


Teknik Pemijahan : …………………………
No Nama Kode Jumlah Tanggal Jumlah Jumlah Telur Yang
Spesies Induk Pemijahan Telur Dibuahi

Nama Kolam 2 : …………………………………………………. Kode : ………………………


Teknik Pemijahan : …………………………
No Nama Kode Jumlah Tanggal Jumlah Jumlah Telur Yang
Spesies Induk Pemijahan Telur Dibuahi

Rekap Pemijahan Mingguan, Bulanan dan Tahunan


No Kode Spesies Kode Tanggal Jumlah Jumlah telur yang
Kolam Ikan Pemijahan telur terbuahi

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam membuat laporan hasil memijahkan


induk secara alami.

Sikap kerja yang diperlukan dalam membuat laporan memijahkan induk secara
alami meliputi:
1. Sikap jujur apa adanya dalam membuat laporan memijahkan induk secara
alami.
2. Sikap bertanggungjawab, merupakan sikap yang harus dimiliki pengguna
terhadap apapun resiko dari kondisi laporan yang dibuat walaupun harus
ditegur oleh atasan.
3. Sikap terbuka terhadap masukan atau kritikan yang sifatnya membangun
terhadap isi laporan yang dibuat.

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 38 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

4. Sikap teliti dalam memuat data-data tentang kondisi ruang penyimpanan, rak,
kolam dan bak..
5. Sikap taat azas. Laporan dibuat sesuai dengan urutan-urutannya, tidak dibuat
serampangan tidak beraturan.
6. Sikap mandiri, laporan dibuat dengan memuat data yang akurat serta dibuat
sendiri.

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 39 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku Referensi

a. Effendi, H. 2000. Telaahan Kualitas Air. Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan


Lingkungan Perairan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
b. Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. Jakarta.
c. Effendi. M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.
d. Fujaya. Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Rineka
Cipta. Jakarta.
e. Sumantadinata, K., 1983. Pengembangbiakan Ikan-ikan Peliharaan di
Indonesia. Sastra Hudaya.
f. Steffens W. 1989. Principles of Fish Nutrition. Ellis Horwood Limited. John
Wiley & Sons. England.

B. Referensi Lainnya

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 40 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

DAFTAR ALAT DAN BAHAN

A. Daftar Peralatan/Mesin

No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan


1. Laptop, infocus, laserpointer Untuk di ruang teori
2. Kolam Setiap peserta
3. Seser Setiap peserta
4. Waring Setiap peserta
5. Kakaban Setiap peserta
6. Sosog Setiap peserta

B. Daftar Bahan

No. Nama Bahan Keterangan


1. Induk Ikan Setiap peserta
2. Pakan Ikan Setiap peserta

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 41 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Golongan Perikanan Air Tawar PBD.AT02.013.01

DAFTAR PENYUSUN

No. Nama Profesi

1. Instruktur…
1. Ir. WAWAN KARWANI ROESLANI, MT 2. Asesor…
3. Anggota…

Judul Modul: Memijahkan Induk Secara Alami Halaman: 42 dari 42


Buku Informasi - Versi: 2009

Anda mungkin juga menyukai