BUKU INFORMASI
MENYIAPKAN PERALATAN
PBD.AT.01.008.01
KATA SAMBUTAN
Peran guru profesional dalam proses pembelajaraan sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun
proses pembelajaraan yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang
berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus
perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu
pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.
Mari kita sukseskan program PKB ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu menyiapkan peralatan
pembenihan ikan air tawar. Penggunaan peralatan diawasi secara rutin dan
diperiksa secara berkala. Kompetensi yang dinilai adalah penerapan pengetahuan
dan keterampilan yang berkaitan dengan tugas-tugas penggunaan peralatan.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Menyiapkan
Peralatan ini guna memfasilitasi peserta sehingga pada akhir diklat diharapkan
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi jenis peralatan
2. Menentukan peralatan
3. Mengontrol cara kerja peralatan
4. Membuat laporan
BAB II
MENGIDENTIFIKASI JENIS PERALATAN
b. Seser, berfungsi untuk menangkap ikan. Seser terdiri dari 2 jenis, yaitu
seser kasar dan seser halus. Seser kasar digunakan untuk menangkap
induk ikan atau ikan yang berukuran yang besar. Sedangkan seser halus
digunakan untuk menangkap larva dan benih ikan, baik pada waktu
pemeliharaan, maupun pada waktu panen.
Gambar 3. Seser
e. Baskom. Baskom ini ada dua ukuran, karena digunakan untuk kegiatan
yang berbeda. Baskom yang berukuran besar digunakan untuk menampung
induk hasil seleksi/pemilihan induk, dan baskom berukuran kecil biasanya
digunakan untuk menampung air ketika disifon, karena biasanya sering
terjadi benih ikan terbawa air ketika
disifon. Namun pada kegiatan sampling
dan panen, baskom juga berfungsi
sebagai wadah penampungan
sementara untuk benih ikan. Gambar 5. Baskom
q. Anco.
Anco biasanya digunakan untuk
alat panen benih yang dipelihara
di bak atau kolam. Gambar 17. Pengoperasian Anco
d. Refractometer. Refractometer
adalah alat untuk mengukur
salinitas air, sehingga akan
diketahui nilai salinitas air
tersebut.
Gambar 22. Refractometer
4. Peralatan sampling.
Untuk melakukan sampling terutama pada
sampling benih lele dan patin yang dipelihara
di bak yaitu menggunakan Baskom sampling.
Pada kegiatan sampling yang dilakukan di
kolam atau di tambak, bisa menggunakan jala
sampling, dan anco sampling.
BAB III
MENENTUKAN PERALATAN
Kesalahan dalam menentukan peralatan yang akan digunakan, bukan saja dapat
merugikan pembenih karena tidak dapat mendukung suksesnya pembenihan
yang dilakukan, tetapi juga bisa menyebabkan kecelakaan yang bisa berakibat
fatal. Sebagai contoh kalau kita membeli Automatic Water Heater bukan dari
merek terkenal, maka akan cepat rusak dan bisa mengakibatkan konsleting listrik.
(Automatic Water Heater) yang dibutuhkan. satu buah alat pemanas tersebut
optimalnya mampu memanaskan air dengan volume 1000 liter air. Maka untuk
menentukan berapa alat pemanas yang dibutuhkan, maka kita harus tahu berapa
volume media pemeliharaan benihnya, lalu dibagi dengan kemampuan optimal
kerja alat tersebut.
Sanitasi peralatan merupakan hal yang cukup penting. Sanitasi dilakukan baik
ketika akan digunakan, waktu digunakan, maupun sesudah digunakan. hal ini
disebabkan karena kemungkinan peralatan terkontaminasi oleh bibit penyakit
selalu ada. Penggunaan bahan-bahan desinfektan harus mengacu kepada aturan
dan dosis yang telah ditentukan oleh perusahaan.
BAB IV
MENGONTROL CARA KERJA PERALATAN
Keberfungsian peralatan yang akan kita gunakan harus kita cek, apakah berfungsi
normal atau tidak. Begitu juga dari fisiknya, apakah terdapat cacat atau tidak.
Apabila peralatan yang akan kita gunakan sudah terjamin berfungsi dengan baik
serta tidak cacat, maka barulah peralatan tersebut dipilih sebagai peralatan yang
disiapkan untuk digunakan.
Ada beberapa peralatan yang cukup rentan terhadap kerusakan atau error.
Peralatan yang membutuhkan sumber energi baik listrik maupun baterei
merupakan peralatan yang tergolong mudah rusak. Untuk itu perlu pengontrolan
dan perawatan rutin untuk meminimalisir peralatan cepat rusak. Dari segi resiko,
peralatan listrik juga paling berbahaya apabila tidak mengetahui cara kerjanya.
Sebagai contoh, pengoperasian Outomatic Water Heater apabila dioperasikan
ketika tidak terpasang di dalam wadah yang sudah berisi air, akan bisa pecah dan
menimbulkan luka bakar bagi seseorang yang mengoperasikannya. Prosedur
yang benar adalah :
1) Menyetel suhu yang akan digunakan, misalnya 30 oC
2) memasang alat Outomatic Water Heater pada wadah yang sudah berisi air
3) menghidupkan alat dengan memasangnya pada sumber listrik terdekat yang
ada pada hatchery.
Sering juga terjadi pada peralatan kualitas air yang menggunakan baterei sebagai
sumber energinya. Ketika selesai penggunaan alatnya tidak dimatikan, sehingga
batereinya “drop” ketika akan digunakan lagi pada penggunaan berikutnya. Cara
yang seharusnya dilakukan ketika selesai menggunakannya adalah dengan
mematikan alat dengan menggeser tombol switch dari “on” ke “off”.
Sikap kerja yang diperlukan dalam mengontrol cara kerja peralatan meliputi:
1. Disiplin dan taat azas dalam memeriksa peralatan yang dibutuhkan dalam
pembenihan
2. Cermat dan teliti dalam merangkai peralatan
3. Disiplin dan tanggung jawab dalam perawatan peralatan baik selama
digunakan maupun ketika tidak digunakan/digudangkan.
4. Disiplin dan tanggung jawab dalam perbaikan-perbaikan rutin peralatan baik
selama digunakan maupun ketika tidak digunakan/digudangkan.
BAB V
MEMBUAT LAPORAN
1. Pengertian Laporan
Pengertian Laporan adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan
atau suatu kegiatan, pada dasarnya fakta yang disajikan itu berkenaan
dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada si pelapor. Fakta yang
disajikan merupakan bahan atau keterangan untuk informasi yang
dibutuhkan, berdasarkan keadaan objektif yang dialami sendiri oleh si pelapor
(dilihat, didengar, atau dirasakan sendiri) ketika si pelapor telah melakukan
suatu kegiatan atau pekerjaan.
2. Fungsi Laporan
a. Sebagai bahan pertanggungjawaban
b. Alat menyampaikan informasi
c. Alat pengawasan
d. Bahan penilaian
e. Bahan pengambilan keputusan
3. Manfaat Laporan
a. Dasar penentuan kebijakan.
b. Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya.
c. Mengetahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan.
d. Sebagai sumber informasi
4. Ciri-ciri Laporan
a. Ringkas. Dalam laporan yang ditulis hanya mengemukakan hal-hal pokok
secara ringkas yang berhubungan dengan tugasnya sehingga penerima
laporan segera mengetahui permasalahannya.
b. Lengkap. Laporan dapat semakin sempurna jika dilengkapi dengan
bibliografi atau sumber kepustakaan.
c. Logis. Laporan dianggap logis jika keterangan yang dikemukakannya
dapat ditelusuri alasan-alasannya yang masuk akal.
d. Sistematis. Laporan dianggap sistematik jika keterangan yamg
tulisannya disusun dalam satuan-satuan yang berurutan dan saling
berhubungan.
D PERALATAN PANEN
1
2
E PERALATAN SAMPLING
1
2
2. Isilah format isian laporan seperti waktu penggunaan peralatan (dari awal
misalnya parameter seluruh persiapan peralatan, meliputi pengecekan
peralatan yang digunakan, daftar pengecekan rutin, daftar perawatan, daftar
perbaikan peralatan, serta daftar kondisi peralatan sesudah digunakan.
WAKTU
NO NAMA BARANG KETERANGAN
PENGECEKAN
B. PERALATAN KUALITAS AIR
1.
2.
C PERALATAN IDENTIFIKASI
PENYAKIT
1
2
D PERALATAN PANEN
1
2
E PERALATAN SAMPLING
1
2
WAKTU PEMERIKSAAN
NO NAMA BARANG KETERANGAN
RUTIN BERIKUTNYA
A. PERALATAN
PEMIJAHAN
1.
2.
B. PERALATAN
KUALITAS AIR
1.
2.
C PERALATAN
IDENTIFIKASI
PENYAKIT
1
2
WAKTU PEMERIKSAAN
NO NAMA BARANG KETERANGAN
RUTIN BERIKUTNYA
D PERALATAN
PANEN
1
2
E PERALATAN
SAMPLING
1
2
B. PERALATAN KUALITAS
AIR
1.
2.
D PERALATAN PANEN
1
2
E PERALATAN SAMPLING
1
2
3. Periksalah laporan yang sudah dibuat agar informasi yang diberikan dapat
digunakan sebagai:
a. Dasar penentuan kebijakan.
b. Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya.
c. Mengetahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan.
d. Sebagai sumber informasi
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku Referensi
1. Abel, P.D., 1989. Water pollution biology. Ellis Horwood Limited, Chichester.
UK. 231 p.
2. Amlacher Erwin, 1966. Textbook Of Fish Diseases, Laboratorium fur
Fischkrankheiten, Berlin.
3. Aslamyah, S. 2004. Penggunaan Mikroflora dari Saluran Pencernaan Sebagai
Probiotik untuk meningkatkan Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan
Bandeng (Chanos chanos Forskal). Tesis. IPB. Bogor
4. Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau, 2003. Peningkatan
Produktivitas Tambak Melalui Penerapan Probiotik Secara Terkendali Pada
Budidaya Udang Sistem Tertutup, Jepara.
5. Balca’zar J L , De Blas I, Zarzuela I R, Cunningham D, Vendrell D, Mu’zquiz J
L.2006. The Role of Probiotics in Aquaculture. Veterinery Microbiology. 114.
173 – 186. www.Akuakultur Weblog (07 Juni 2008)
6. Boyd Claude E., 1990. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Auburn
University Alabama, 482
7. Budi Setiawan, B., 1993. Laporan Praktek Kerja Lapang Budidaya Udang
Windu (Penaeus monodon Fab) Secara Intensif di Tambak Plastik di Blok I
PT. Dipasena Citra Darmaja Lampung Utara. 1993.
8. Effendi Irzal, 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. Jakarta. 188
hal.
9. Saputra Dadang, 2009. Teknik Budi Daya Intensif Tambak Bandeng. Titian
Ilmu. Bandung 98 hal.
10. Suyanto Rahmatun dan Takarina Enny P, 2009. Panduan Budi Daya Udang
Windu. Penebar Swadaya. Jakarta. 212 hal.
11. Suyanto Rahmatun dan Mujiman A, 2008. Budi Daya Udang Windu. Penebr
Swadaya. Jakarta. 113 hal.
12. Sudrajat Achmad dan Wedjatmiko, 2010. Budi Daya Udang di Sawah dan
Tambak. Penebar Swadaya. Jakarta 76 hal.
13. Sutomo H.A. moch, 2000. Teknik Budi Daya Udang Windu. Sinar Baru
Algensindo. Bandung. 175 hal.
14. www.wikipedia Indonesia. Krustasea. Diunggah pukul 15.30. tanggal 3 Maret
2014.
15. Yuasa, K. 2003. Gambaran Umum Diagnosis ikan. Panduan Diagnosis
Penyakit Ikan. BBAT Jambi, kerjasama DKP dan JICA.
16. (http://www.artikelmateri.com/2015)
A. Daftar Peralatan/Mesin
B. Daftar Bahan
DAFTAR PENYUSUN
1. Instruktur …
1. Ir. Dardiani,M.Si 2. Asesor …
3. Anggota …