Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN METODE CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN


PEMAHAMAN ILMU TAJWID HUKUM NUN MATI DAN TANWIN
( Pada Siswa Kelas III Madrasah Diniyah Takmiliyah Sabiilissalaam Pasir-
Pogor Kec. Majalaya Kab. Bandung)
Penulis: Riska Sayidah Alpiani (Nim: 2018110067)

A. Latar Belakang Masalah


Al-Qur’an adalah kalam Allah yang tiada tandingannya, diturunkan
kepada Nabi Muhammad Saw penutup para nabi dan rasul, dengan
perantaraan malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan
kepada kita secara mutawatir (oleh orang banyak), serta mempelajarinya
merupakan suatu ibadah, dimulai dengan surah al-Fatihah dan ditutup dengan
surah al-Nash (Shabuny, 2002).1
Membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sebagaimana A-Qur’an di
turunkan menjadi kewajiban bagi setiap muslim. Namun kenyataannya masih
banyak anak-anak bahkan orang dewasa pun belum bisa membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar. Adapun ilmu yang mempelajari cara membaca Al-
Qur’an dengan baik adalah ilmu tajwid maka perlu sekiranya, dalam
pembelajaean ilmu tajwid untuk memperbaiki serta memberi pemahaman
mengenai cara membaca Al-Qur’an dengan baik.
Ilmu tajwid merupakan suatu disiplin ilmu yang bermanfaat untuk
menghindari agar tidak terjadi kesalahan dan perubahan bacaan Al-Qur’an
serta memelihara lisan dari kesalahan membacanya.
Hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardhu kifayah artinya jika ada
sebagian kaum muslimin yang mempelajari ilmu tajwid maka gugurlah
kewajiban sebagai kaum muslimin lainnya untuk mempelajari ilmu tajwid.
Adapun membaca Al-Qur’an sesuai dengan ilmu tajwid merupakan suatu
kewajiban bagi orang yang membacanya. Sebagaimana firman Allah Swt
dalam surat Al-Muzzammil {73} ayat : 4
)‫َو َرتِّ ِل ا ْلقُرْ انَ تَرْ تِ ْيالً (المز ّمل‬

1
Nurhidayat, Penggunaan Gaya Bahasa Simile Dalam Al-Qur’an

1
2

“Dan bacalah Al-Qur’an dengan tartil”


Di dalam ilmu tajwid ada yang di sebut nun mati dan tanwin, nun mati di
sebut nun sakinah sedang yang di maksud nun mati adalah nun yang tidak
berbaris, ia menggunakan harakat sukun sehingga nun itu tidak dapat di
bunyikan kecuali di awali dengan huruf lain. Sedangkan yang di maksud
dengan tanwin adalah nun mati yang bertempat di akhir isim (kata benda)
yang terlihat apabila di baca washal (sambung dengan kata lain) dan hilang
ketika di tulis (diwakafkan).
Nun mati atau tanwin yang bertemu salah satu huruf hijaiyah, mempunyai
dampak hukum tersendiri dalam membacanya. Ada yang di baca terang/jelas
(izh-har), memasukan (idgham), menukarkan atau merubah (iqlab), dan
menyembunyikan/samar (ikhfa), maka bila ada nun mati atau tanwin bertemu
huruf hijaiyah mempunyai 4 hukum yaitu : 1) izh-har, 2) idgham, 3) iklab,
4)ikhfa’. Di dalam idgham di bagi menjadi dua bagian yaitu : 1)idhgom ma’al
gunnah/ bigunnah, 2) idgham bila gunnah. Dan di dalam hukum ikhfa terbagi
menjadi tiga bagian yaitu : 1) ikhfa ausath, 2) ikhfa aqrob, 3) ikhfa ab’ad.
Madrasah diniyah mempunyai peran penting dalam pengembangan
pendidikan islam yakni : a) sebagai lembaga tranfer pengetahuan agama, b)
sebagai media pelestarian ajaran islam, c) untuk melengkapi pendidikan
agama islam di sekolah. 2
Madrasah Diniyah Takmiliyah Sabiilissalaam berada di kampung pasir-
pogor Rt 001 Rw 007 Ds. Padaulun Kec. Majalaya Kab. Bandung, berdiri
sejak tahun 1996 hingga saat ini kurang lebih sudah mencapai 170 santri.
Madrasah Diniyah merupakan salah satu lembaga pendidikan keagamaan pada
jalur luar sekolah yang di harapkan mampu secara terus menerus memberikan
pendidikan agama islam kepada anak didik yang tidak terpenuhi pada jalur
sekolah yang di berikan melalui system klasikal serta menerapkan jenjang
pendidikan.
Madrasah Diniyah Takmiliyah Sabiilissalaam adalah lembaga pendidikan
yang memfokuskan terhadap pembelajaran Al-Qur’an, namun demikian dalam

2
Departemen Agama RI, Pedoman penyelenggaraan dan Pembinaan Madrasah Diniyah
(Jakarta: Depag, 2000), 7.
3

pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an harus tartil dan memahami akan hukum-


hukum bacaan yang ada di dalamnya yang di namakan hukum ilmu tajwid.
Dalam pembelajran di Madrasah Diniyah Takmiliyah sabiilissalam
khususnya pada pembelajaran ilmu tajwid materi hukum nun mati dan tanwin
sudah di pelajari sejak di jenjang kelas bawah namun yang di pelajarinya
hanya dasar-dasar namanya saja. Dan di mulai dengan materi-materi seperti
pengertian secara lughah dan seterusnya di mulai pada kelas 3 diniyah.
Dan dalam hal ini siswa kelas tiga diniyah kurang faham terhadap
pembejaran materi hukum nun mati dan tanwin sehingga menyebabkan
merasa sulit, tidak bersemagat, dan tidak aktif dalam pembelajran tersebut.
Yang menjadi penyebab santri tidak faham terhadap materi hukum nun mati
dan tanwin adalah sebagaian besar dari metode yang di gunakan oleh guru
pada proses pembelajaran.
Oleh karena itu guru harus menggunakan metode yang menarik agar
membuat para santri tidak merasa kesulitan dalam mempelajari materi
tersebut. Metode yang biasa di lakukan dalam pembelajaran kelas III
Madrasah Diniyah Takmiliyah terhadap materi nun mati dan tanwin adalah
metode ceramah dan tes, hal ini menyebabkan santri menjadi bosan dan
tegang ketika mengikuti pelajaran tersebut.
Dari hasil pengamatan penulis menemukan bahwa siswa kelas III di
Madrasah Diniyah Takmilyah Sabiilissalaam yang berjumlah 16 siswa di lihat
dari hasil tes hanya 4 (25%) santri yang sudah faham betul terhadap hukum
nun mati dan tanwin dan 12 (75% ) santri yang belum dan tidak faham
terhadap materi hukum nun mati dan tanwin.
Oleh karena itu penulis mencari metode yang tepat untuk pembelajaran
materi hukum nun mati dan tanwin pada santri kelas III Madrasah Diniyah
Takmiliyah Sabiilissalam yaitu dengan menggunakan menerapkan metode
card sort (mensortir kartu) untuk meningkatakn pemahanan santri terhadap
materi hukum nun mati dan tanwin. Metode card sort (mensortir kartu) ini
menurut Fatah Yasin, adalah “suatu metode yang digunakan pendidik dengan
maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui
4

klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran”.3 Mengapa penulis


mengambil metode card sort ini untuk meningkatkan pemahaman santri
terhadap materi hukum nun mati dan tanwin karena metode ini akan
merangsang semangat santri dalam pembelajaran tersebut karena di dalamnya
terdapat permainan-permainan dan kerjasama satu dengan yang lainnya,
Adapun kelebihan yang di miliki metode card sort ini adalah, dapat
membatu siswa untuk mempelajari informasi yang beragam dengan mudah,
dapat mengairahkan siswa yang merasa penat karena terdapat gerakan fisik di
dalamnya, dapat meningkat kan minat siswa terhadap pembelajaran, dapat
mengungkapkan daya ingat terhadap materi pembelajaran yang telah di
pelajari siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti
bagaimana impelentasi metode card sort pada materi hukum nun mati dan
tanwin yang akan di gunakan di kelas III Madrasah Diniyah, yang di kemas
dalam penelitian yang berjudul “Penerapan Metode Card Sort Untuk
Meningkatkan Kepahaman Siswa Terhadap Materi Hukum Nun Mati Dan
Tanwin Pada Siswa Kelas III Madrasah Diniyah Takmiliyah
Sabiilissalaam”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemahaman siswa terhadap materi hukum nun mati dan tanwin
sebelum penerapan metode Card Sort di Madrasah Diniyah Takmiliyah
Sabiilissalaam?
2. Bagaimana penerapan metode card sort dalam pembelajaran ilmu tajwid
hukum nun mati dan tanwin di Madrasah Diniyah Takmiliyah
Sabiilissalaam?
3. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa terhadap materi hukum nun
mati dan tanwin setelah penerapan metode Card Sort di Madrasah
Diniyah Takmiliyah Sabiilissalaam?

3
A. Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN Malang Press, 2008)
5

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi hukum nun mati dan
tanwin sebelum penerapan metode Card Sort di Madrasah Diniyah
Takmiliyah Sabiilissalaam.
2. Untuk mengetahui Bagaimana penerapan metode card sort dalam
pembelajaran ilmu tajwid hukum nun mati dan tanwin di Madrasah
Diniyah Takmiliyah Sabiilissalaam.
3. Untuk mengetahui Bagaimana peningkatan pemahaman siswa terhadap
materi hukum nun mati dan tanwin setelah penerapan metode Card Sort
di Madrasah Diniyah Takmiliyah Sabiilissalaam.

D. Kegunaan Penelitian
1. Teoretis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan serta memperkaya ilmu pengetahuan terkait tentang metode card
sort yang di gunakan dalam meningkatkan pemahaman santri terhadap
hukum nun mati dan tanwin. Dan dapat menambah informasi dalam
bidang pendidikan bagi penyusun pada khususnya pendidikan di madrasah
Diniyah Takmilyyah Sabiilissalaam.
2. Praktis
a. Untuk Lembaga Tempat Penelitian
Lembaga Madrasah Diniyah Takmiliyah Sabiilissalaam
memperoleh data penelitian yang berkaitan dengan teori-teori dan hasil
penelitian mengenai penerapan metode card sort dalam meningkatkan
kepahaman materi hukum nun mati dan tanwin yang dapat digunakan
pada siswa kelas III di Madrasah Diniyah Takmiliyyah sabiilissalaam
b. Untuk Tenaga Pendidik
Dapat memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran
peserta didik dengan menggunakan metode card sort dalam
meningkatkan kepahaman pada materi hukum num mati dan tanwin.
6

c. Untuk Siswa
1) Dapat mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran dengan
metode card sort pada materi hukum nun mati dan tanwin.
2) Dapat meningkatkan kepahaman siswa terhadap materi hukum nun
mati dan tanwit dengan metode card sort.
d. Untuk Orangtua
Dari hasil penelitian ini diharapkan orang tua siswa dapat
memberikan masukan dalam mendampingi anak, serta memberikan
motivasi pada anak saat belajar dan menumbuhkan semangat dalam
mencari ilmu.
e. Untuk Peneliti Selanjutnya
Dari hasil penelitian ini di harapkan bisa menjadi sebuah motivasi
untuk dapat menyelesaikan tugas seberat apapun bentuknya. Dan
diharapkan dapat menjadi pengalaman yang berharga bagi peneliti
dalam mengimplementasikan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan,
untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan serta wawasan
berfikir kritis guna meningkatkan kemampuan analisis dalam
problematika pendidikan Agama Islam khususnya terhadap
peningkatan kepahaman siswa terhadap materi hukum nun mati dan
tanwin.

E. Kerangka Pemikiran
1. Landasan Teosentris Penelitian
Allah Swt berfirman di dalam Al-qur’an :
‫َو َرتِّ ِل ا ْلقُرْ انَ تَرْ تِ ْي َل‬
”Dan bacalah Al-qur’an dengan tartil” (Q.S. 73 Al-muzzammil:4)
Maksud dari ayat tersebut adalah agar kita membaca al-qur’an
dengan perlahan-lahan sehingga membantu pemahaman dan perenungan
terhadap Al-Qur’an. Demikian cara Nabi Saw membaca Al-qur’an sebagai
mana di jelaskan ‘Aisyah r.a bahwa Rosulullah Saw membaca Al-Qur’an
7

deangan tartil sehingga bacaan yang seharusnya di baca panjang memang


di baca panjang. 4
Ayat-ayat lain yang senada dengan maksud ayat di atas adalah :
ٍ ‫َوقُرْ انًا فَ َر ْقناَهُ َعلَى النَّا ِس َعلَى ُم ْك‬
) ‫ث (اال ساء‬
“Dan Al-Qur’an itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar
kamu membacanya perlahan-lahan kepada manusia,,, (Q.S. 17. Al-Israa
“106)

)‫ك لِتَجْ َع َل بِ ِه اِ َّن َعلَيْنَ َج ْم َعهُ َو قُرْ اَ نَهُ (القيمه‬


َ َ‫االَ تُ ِح ُّر ْك ِب ِه لِ َسن‬
“janganlah kamu gerakan lidahmu untuk (membaca) Al-Qur’an karena
hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Seseungguhnya atas tanggungan
kami-lah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai)
membacanya. (Q.S.75 Al-Qiyaamah: 16-17)

Annas bin Malik r.a ketika di tanya mengenai cara Nabi Saw
membaca Al-Qur’an, menjawab :
‫( بِس ِْم هللا ال َّر حْ م ِن ألل َّر ِحي ِْم) يَ ُم ُّد بِ ْس ِم هللاِ َو يَ ُم ُّد الرَّحْ م ِن َو يَ ُم ُّد ال َّر ِح ْي ِم‬: َ‫ قَ َرا‬, ‫ت َم ًّد‬
ْ َ‫َكان‬
Nabi Saw membaca (Al-Qur’an) dengan madd kemudian (Annas bin malik
r.a mencontohkan dengan ) membaca bismillaahir rahmaanir rahiim
seraya memanjangkan bismillaah, memanjangkan ar-rahmaan, dan
memanjangkan ar-rahiim.

2. Konsep Tentang Metode Card Sort


Card sort merupakan strategi pembelajaran berupa potongan-
potongan kertas yang di bentuk seperti kartu yang berisi informasi atau
materi pelajaran. Pembelajaran aktif model card sort merupakan
pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa, di mana dalam
pembelajaran ini setiap siswa di beri kartu indeks yang berisi informasi
tentang materi yang akan di bahasa, kemudian siswa mengelompk sesuai
dengan katu indeks yang di milikinua, setelah itu siswa mendiskusikan dan
mempresentasikan hasil diskusi tentang materi dan kategori kelompoknya,
pendidikan lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan
materi yang perlu di bahas atau materi yang belum dimengerti siswa
setelah presentasi selesai. Card sort (sortir kartu) strategi ini merupakan
kegiatan kolaboratif yang bisa di gunkan untuk mengajarkan konsep,

4
lihat tafsir Qur’annil ‘Azhim. hlm 142
8

pengetahuan sifat, fakta tentang suatu objek atau meriview ilmu yang telah
di berikan sebelumnya atau mengulangi informasi. Gerakan fisik yang
dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamisir kelas yang
kelelahan.5
Menurut Fath Yasin, card sort (mensortir kartu) yaitu suatu stategi
yang di gunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk
menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi meteri yang di bahas
dalam pembelajran.6
Metode card sort, dengan menggunkan media kartu dalam praktek
pembelajran, akan membantu siswa dalam memahami pelajaran dan
menumbuhkan motivasi dan kemampuan mereka dalam pembelajaran,
sebab dalam penerapan metode card sort, guru hanya berperan sebagai
fasilitator, yang memfasilitasi siswanya dalam pembelajran, sementara
siswa belajar secara aktif dengan fasilitas itu sendiri yang harus aktif
dalam pembelajaran.7
Tujuan dari strategi dan metode belajar menggunakan memilah dan
memilih kartu “card sort” ini adalah untuk mengungkapkan daya ingat
terhadap materi pelajaranyang telah di pelajari siswa. Sehingga siswa
benar-benar memahami dan mengingat pelajaran yang telah di berikan.
Hal-hal yang perlu di perhatikan adalah :
a. Kartu-kartu tersebut jangan di beri nomor urut
b. Kartu tersebut di buat dalam ukuran yang sama
c. Jangan memberi “tanda kode” apapun pada kartu kartu tersebut
d. Kartu-kartu tersebuut terdiri dari “beberapa bahasan” dan di buat
dalam jumlah yang banyak atau sesuai dengan jumlah siswa
e. Materi yang di tulis dalam kart-lartu tersebut, telah di ajarkan dan telah
di pelajari oleh mahasiswa atau siswa.8

5
Hisyam Zaini, dkk., stretegi pembelajaran aktif, (Yogyakarta : CTSD, 2004), hlm.,53
6
A. Fatah Yasin, dimensi-dimensi pendidikan islam, (Malang :UIN Malang Press,2008), hlm.
185
7
Hisyam Zaini, dkk, strategi pembelajaran.,,, hlm.54
8
Hartonom strategi pembelajaran aktiv learning (suatu strategi pembelajaran berbasis student
centred) www.sanaky.com
9

Prosedur card sort yang harus di lakukan dalam pembelajaran


adalah:
a. Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pokok bahasan yang
sesuai dengan SK/KD (sejumlah murid di kelas)
b. Seluruh kartu di acak/ di kocok agar campur.
c. Guru membagikan kartu kepada peserta didik dan pastikan masing-
masing memperoleh satu kartu (atau boleh dua kartu).
d. Guru memerintahkan setiap peserta didik bergerak mencari kartu
induknya dengan mencocokan kepada teman sekelas.
e. Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu,
perintahkan masing-masing membentuk kelompok dan menempelkan
hasilnya secara urut.
f. Lakukan koreksi bersama-sama setelah semua kelompok
menempelkan hasilnya.
g. Mintalah salah satu penanggung jawab kelompok untuk menjelaskan
hasil sortir kartunya, kemudian mintalah komentar dari kelompok
lainnya.
h. Guru memberi apresiasi setiap hasil kerja peserta didik.
i. Guru melakukan klarifikasi, menyimpulkan dan tindak lanjut
pembetulan bila ada yang salah.
j. Guru memberi tugas rumah kepada siswa.9
3. Konsep Tentang Pemahaman
Menurut Nana Sudjana, pemahaman adalah hasil belajar, misalnya
peserta didik dapat menjelaskan dengan susunan kalimat sendiri atas apa
yang di bacanya atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah di
di contohkam guru dan menggunakan petunjuk penerapan pada kasus
lain.10
Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatu. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui

9
Ismail, Strategi pembelajaran agama islam berbasis PAIKEM (semarang. RaSAIL Media Grup,
2008) halm 88.
10
Nana Sudjana penilaian hasil proses belajar mengajar (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1995). Hal. 24.
10

tentang sesuatu dan dapat melihatnya dalam berbagai segi. Seseorang


dikatakan memahami suatu hal apabila ia dapat memberikan penjelasan
dan meniru hal tersebut dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
Winkel (2004: 274) mengemukakan bahwa pemahaman menacakup
kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari.
Gardner (Minggi, 2010: 31) mengemukakan bahwa pemahaman
adalah salah satu aspek dalam belajar yang digunakan sebagai dasar
mengembangkan model pembelajaran dengan memperhatikan indikator
pemahaman. Anderson et al. Menyatakan understand is defined as
constructing the meaning of instructional messages, including oral,
written, and graphic communication. Pendapat tersebut menjelaskan
bahwa seseorang dikatakan memahami sesuatu jika mereka mampu
mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pengajaran seperti komunikasi
lisan, tulisan, dan grafik. Seseorang mampu memahami suatu pengetahuan
baru ketika mampu membangun hubungan antara pengetahuan yang baru
diintegrasikan tersebut dengan skema kognitif yang sudah ada padanya.
Tingkat pemahaman seseorang terhadap suatu konsep dapat dilihat dari
jenis-jenis pemahaman yang dimilikinya.
4. Ilmu Tajwid dan Hukum Nun Mati dan Tanwin
Dalam kamus besar bahasa indonesia kata pemahaman berasal dari
kata dasar paham yang berarti pengertian, pengetahuan pendapat dan
pemikiran. Sedangkan kata pemahaman sendiri proses, pembuatan dan
cara memahami atau menanamkan.11 Definisi pemahaman menurut
sujdana adalah tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan.
Tajwid secara bahasa berasal dari kata jawwada, yujawwidu,
tajwiidan yang artinya membaguskan atau membuat jadi bagus. Pengertian
lain menurut lughah, tajwid dapat di artikan pula sebagai :
‫اَ ْ ِال ْتيَانُ ِبا ْل َج ِّي ِد‬
“segala sesuatu yang mendatangkan kebajikan”12

11
Ana Retnoningsih dan Suharso, Kamus besar bahasa indonesia, (Semarang: WidyaKarya,
2005), h. 350
12
Hidayatul mustafid, hlm, 4.
11

Sedangkan tajwid menurut istilah adalah :


َ ِ‫ت َو ا ْل ُم ُدوْ ِد َو َغي ِْر َذا ل‬
ِ ‫ك َكتَّرْ قِي‬
‫ْق‬ ِ ‫صفَا‬ ٍ ْ‫ِع ْل ٌم يُع َْرفُ بِ ِه اِ ْعطَا ُء ُك ِّل َحر‬
ِّ ‫ف َحقَّهُ َو ُم ْستَ َحقَّهُ ِمنَ ال‬
‫َوالتَّ ْف ِحي ِْم َو نَحْ ِو ِه َما‬
“ilmu yang memberikan segala pengertian tentang huruf, baik hak-hak
huruf (haqqul huruf) maupun hukum-hukum baru yang timbul setelah hak-
hak (mustahaqqul harf) di penuhi, yang terdiri atas sifat-sifat huruf,
hukum-hukum madd, dan lain sebagainya. Sebagai contoh adalah tarqiiq,
tafkhim, dan yang semisalnya.13

Menurut mas’ud syafi’i pemahaman ilmu tajwid ialah


“membaguskan bacaan huruf atau kalimat-kalimat Al-Qur’an satu persatu
dengan terang, teratur, perlahan dan tidak terburu-buru, bercampur aduk
sesuai dengan hukum-hukum yang ada dalam ilmu tajwid.14
Hukum nun mati dan tanwin adalah empat hukum yang muncul
tatkala nun mati atau tanwin mengahadapi huruf hijaiyah. 15 Empat hukum
tersebut ialah : 1) izh-har, 2) idghom, 3) iqlab, 4) ikhfa’.
ْ Nun
Nun bersukun adalah huruf nun yang bertanda sukun (‫)ن‬.
bersukun di kenal pula dengan sebutan nun mati atau bersukun.
Dalam kitab kaifa taqra-ul Qur’aan16 di jelaskan bahwa nun
bersukun ialah huruf nun yang tidak berharokat, baik fathah, kasrah,
maupun dhamah. Nun bersukun bisa terletak pada kalimat berbentuk isim,
fi’il, atau harf, serta bisa terletak di tengah kalimat atau di ujung kalimat.
Di sebut pula nun bersukun akan selalu nyata keberadaannya 17 dalam
bentuk tulisan, pengucapan, washal, maupun waqof.
Tanwin menurut bahasa adalah at-Tashwit (‫ )التصويت‬artinya suara
seperti kicauan burung. Sedangkan menurut istilah ialah :
‫طًا َو َو ْقفًا‬
ّ ‫ق اَ ِخ َر ْاال س ِْم لَ ْفظًا َو َوصْ الَ َو تُفَا ِر قُهُ َخ‬
ُ ‫نُوْ ٌن َسا ِكنَةٌ تَ ْل َح‬
Nun bersukun yang terdapat pada akhir isim yang tampak dalam
bentuk suara dan ketika washal, dalam penulisan dan pada saat waqaf.

13
Hidayatul mustafid, hlm, 4.
14
A. Mas’ud Syafi’i, pelajaran Tajwid, (Semarang:M.G. 1957). Hal:3
15
Selain alif (‫)ا‬, karena huruf ini tidak berfungsi apa-apa dalam kaitannya dengan hukum nun
bersukun dan tanwin. Huruf alif hanyalah berfungsi sebagai huruf madd.
16
Kaifa taqra-ul Qur’an, hlm 40.
17
Maksudnya, nyata terdengar suara/bunyi nun-nya. Wallahu a’alam (pen).
12

Tanwin merupakan tanda harkat rangkap dari fat-hah, kasrah, dan


dhammah. Perhatikan tabel di bawah ini.
No Tanwin Tanda Suara Contoh
1 Fat-Hah ً An ‫ِكتَا بًا‬
2 Kasrah ً In ٍ‫ِكتَاب‬
3 Dhammah ً un ٌ‫ِكتَا ب‬
Adapun perbedaan pokok antara nun bersukun dan tanwin18 ialah :
‫ُت َخطًّا َو لَ ْفظًا َو َوصْ الً َو َو ْقفًا‬
ُ ‫النُّوْ نُ السَّا ِكنَةُ تَثْب‬
Nun bersukun tetap nyata dalam penulisan maupun pengucapan, baik
ketika washal maupun waqaf.19

‫ُت لَ ْفظًا َو َوصْ الً الَ َخطًّ َوال َ َو ْق ًفا‬


َ ‫التَّ ْن ِو ْي ِن فَاِنَّهُ تَثْب‬
(sedangkan) tanwin tetap nyata (terdengar) dalam pengucapan dan ketika
washal, tidak dalam penulisan maupun waqaf.20

Tentang empat hukum yang muncul tatkala nun bersukun atau


tanwin bertemu dengan huruf hijaiyyah, sebagaimana di jelaskan di sebuah
nadzom.
‫ اَرْ بَ ُع اَحْ َك ٍم فَ ُخ ْد تَب ِْيي ِْن‬# ‫لِلنُّوْ ِن اِ ْن تَ ْس ُك ْن َو لِلتَّ ْن ِوي ِْن‬
Untuk nun bersukun dan tanwin ada empat hukum, maka ambilah semua
pelajaran tersebut.21

18
Uraian lengkap tentang perbedaan nun berseukun dan tanwin dapat di kaji dalam kaifa
Taqra-ul Qur’an hlm.42.
19
Al-Manahul Fikriyyah, hlm. 46.
20
Al-Qaulus Sadiid, hlm. 19.
21
Fat-hul Aqfaal, hlm.6.
13

5. Skema Kerangka Pemikiran

Belum pemahaman Siswa Rendah


Kondisi Awal Menggunakan
Metode Card Sort

Model kurt lewin


Menggunakan Maks 3
Tindakan
Metode Card Sort 1. Plain siklus
2. Act
3. Observe
4. reflect

pemahaman siswa
Kondisi akhir meningkat

F. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini menjadi salah sati acuan penulis dalam
melakukan penelitian sehingga penulis hanya memperkaya teori yang di
gunakan dalam mengkaji penelitian yang akan di lakukan. Dari penelitian
terdahulu, penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam
rangka memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan
penelitian terdahulu berupa beberapa penelitian tindakan kelas yang terkait
dengan penelitian yang di lakukan penulis.
1. Penelitian Sri Rahayu, pada tahun 2010 dengan judul “ upaya
meningkatkan pemahaman ilmu tajwid dalam mata pelajaran Al-Qur’an
Hadits dengan menggunakan metode mind mapping” menyatakan bahwa
pembelajaran Al-Qur’an Hadits dengan menggunakan metode mind
mapping dapat lebih menyenangkan siswa, lebih imajinatif, kreatif, dan
14

menumbuhkan motivasi dalam belajar, sehingga pemahaman tajwid dalam


mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dapat meningkat.22
2. Penelitian Afifah, pada tahun 2018 dengan judul “peningkatan hasil
belajar materi tajwid hukum bacaan nun mati dan tanwin dengan strategi
card sort” menyatakan bahwa penelitian ini terjadi peningkatan hasil
belajar. Rerata hasil penilaian mencapai 70,40 sementara presentase
ketuntasan adalah 92,85%.23
3. Penelitian Inayatul Musyafaah, pada tahun 2009 dengan judul “upaya
meningkatkan kemampuan mengidentifikasi bacaan pada pembelajran
tajwid mata pelajaran Pai melalui strategi inkuiri” menyatakan bahwa
strategi inkuirio dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi bacaan
pada pembelajaran tajwid mapel Pai.24
Penelitian terdahulu dapat di lihat orsinilnya dalam tabel di bawah ini:
Tabel 1.1 Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu
Nama peneliti, judul dan persamaan Perbedaan Orsinilitas peneliti
tahun penelitian
1 2 3 4
Penelitian Sri Rahayu, Berupaya dalam Guru Pai yang Meningkatkan
pada tahun 2010 dengan meningkatkan berusaha pemahaman siswa
judul “ upaya pemahaman ilmu meningkatkan terhadap materi
meningkatkan tajwid pemahaman Qur’an ilmu tajwid pada
pemahaman ilmu tajwid Hadis pembelajaran
dalam mata pelajaran Al- Qur’an Hadits
Qur’an Hadits dengan
menggunakan metode
mind mapping”
Penelitian Afifah, pada Menggunkan Mempengaruhi Meningkatkan hasil
tahun 2018 dengan judul matode card sor dalam belajar bacaan
“peningkatan hasil untk pembelajaran hukum nun mati
belajar materi tajwid meningkatkan materi tajwid dan tanwin
hukum bacaan nun mati hasil belajar siswa hukum bacaan nun
dan tanwin dengan mati dan tanwin
strategi card sort”

22
Rahayu, Sri, 2011. “upaya meningkatkan pemahaman ilmu tajwid dalam mata pelajaran
alqur’an hadits dengan menggunakan mind mapping” Skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri Salatiga.
23
Afifah, 2019, “peningkatan hasil belajar materi tajwid hukum bacaan nun mati dan tanwin
dengan strategi card sort” Skripsi Institut Agama Islam Negeri Iain Purwokerto.
24
Musyafaah, Inayatul, 2009, “upaya meningkatkan kemampuan mengidentifikasi bacaan
pada pembelajran tajwid mata pelajaran Pai melalui strategi inkuiri” Skripsi Institut Agama
Islam Negeri Walisongo Semarang
15

Penelitian Inayatul Meningkatkan Berupaya Meningkatkan


Musyafaah, pada tahun pembelajaran meningkatkan kemampuan
2009 dengan judul ilmu tajwid kemampuan mengidentifikai
“upaya meningkatkan pelajaran PAI bacaan pada
kemampuan pembelajaran ilmu
mengidentifikasi bacaan tajwid
pada pembelajran tajwid
mata pelajaran Pai
melalui strategi inkuiri”

G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan teori pembelajaran dan hasil penelitian yang telah di
paparkan sebelumnya, dengan menggunaka metode card sort akan dapat
meningkatkan kepahaman siswa terhadap materi ilmu tajwid hukum nun mati
dan tawin di Madrasah Diniyah Takmiiyah Sabiilissalaam.

H. Langkah-langkah Penelitian
1. Metode penelitian
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini menggunakan
metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode yang dalam
penelitian status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
sifat-sifat, fakta-fakta serta hubungan antarfenomena yang di miliki.
Metode deskriptif adalah penelitian yang di rancang untuk memperoleh
informasi tentang status sesuatu gejala saat penelitian di lakukan. Metode
deskriptif adalah metode yang di gunakan untuk menggambarkan atau
menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak di gunakan untuk membuat
kesimpulan yang lebih luas. (sugiyono, 2011, 21). Metode deskriftip
merupakan metode yang bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu
16

yang telah berlangsung pada saat riset di lakukan dan memeriksa seba-
sebab dari suatu gejala tertentu.25
Model penelitin yang di gunakan peneliti yaitu penelitian tindakan
kelas. Penelitian tindakan kelas adalah “penelitian praktis yang di
laksanakan untuk memecahkan masalah faktual yang di hadapi guru
sebagai suatu pencermatan terhadap kegiatan pengelolaan
pembelajaran,”26
Penelitian tindakan kelas (PTK) atau (classroom action research)
yang berfokus pada upaya mengubah kondisi nyata yang ada ke arah
kondisi yang di harapkan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas yang berupaya membantu memecahkan persoalan praktis dalam
pembelajran dan untuk menghasilkan pengetahuan yang ilmiah dalam
bidang pembelajaran di kelas.
2. Tempat dan Lokasi Penelitian
Penelitian di laksanakan di Madrasah Diniyah Takmiliyah
Sabiilissalaam Kp. Pasir Pogor Rt 001 Rw 007 Ds. Padaulun Kec.
Majalaya Kab. Bandung.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian atau responden adalah pihak pihak yang di
jadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Subjek dalam penelitian
ini adalah siswa kelas III Madrasah Diniyah Takmiliyah Sabiilissalaam
yang terdiri dari perempuan sebanyak 12 siswa dan laki-laki sebanyak 4
siswa.
Objek penelitian yaitu apa yang menjadi sasaran peneliti dalam
penelitiannya, sasaran penelitian tidak bergantung pada judul dan topik
penelitian tetapi secara konkret tergambarkan dalam rumusan masalah
penelitian. Menurut nyoman kutha ratna (2010: 20), objek adalah
keseluruhan gejala yang ada di sekitar kehidupan menusian. Apabila di
lihat dari sumbernya, obyek dalam penelitian kualitatif menurut spradley
di sebut social situation atau situasi social yang terdiri dari tiga elemen,

25
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 20040, hlm. 22.
26
Suharsimi Arikunto, dkk, penelitian tindakan kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008). Hlm. 3
17

yaitu (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi


secara sinergis (Sugiyono, 2007:49). 27
Adapun objek penelitian dalam tulisan ini adalah Penerapan
Metode Card Sort Dalam Peningkatakan Pemahaman Ilmu Tajwid Materi
Hukum Nun Mati Dan Tanwin Di Madrasah Diniyah Takmiliyah
Sabiilissalaam.
4. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data Penelitian
Adapun yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif, Data kuantitatif yaitu data yang dapat di ukur secra
langsung atau di nilai dengan angka, misalnya saja tinggi atau berat
badan, banyaknya gedung, dan sebagainya. Dalam hal ini data
kuantitatif yang di perlukan adalah gambaran kepahaman siswa, yang
di peroleh dengan menggunakan observasi.
b. Sumber Data Penelitian
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
di peroleh.28 Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data
primer. Sumber data primer yakni data yang di peroleh dari sumber-
sumber primer, yaitu sumber asli yang memuat informasi atau data
tersebut ( Tatang M. Amirin, 1990: 132). Adapun yang menjadi
sumber data primer dalam penelitian ini adalah siswa Madrasah
Diniyah Takmiliyah Sabiilissalaam.
5. Instrumen Penelitian/Teknik Pengumpulan Data
a. Test Pemahaman
Tes di lakukan pada setiap pertemuan pembelajaran, tes tersebut
berupa tes tertulis yang di mana masing-masing siswa mendapatkan satu
soal mengenai materi hukum nun mati dan tanwin. Tes tersebut berguna
untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi nun mati dan tanwin.

27
Prahesti surani,makalah subyek dan obyek penelitian, blogspot.com, 16 januari
28
Sumardi Suryabrata, metode penelitian (Jakarta Rajawali, 1987), 93.
18

No Tingkat pemahaman kategori


1 80-100 Sangat tinggi
2 60-80 tinggi
3 40-60 Cukup
4 20-40 rendah
5 <20 Sangat rendah

b. Metode observasi
Adapun teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik observasi, observasi
adalah teknikpengumpulan data yang di lakukan melalui sesuatu
pengamatan dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan
atau perilaku objek sasaran.29 Menurut Nana Sudjana observasi adalah
pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala
yang di teliti.30
Observasi yang di gunakan untuk mengumpulkan data tentang
kepahaman pembelajaran di bagi ke dalam aktivitas siswa dan guru
selama proses pembelajaran yang sedang berlangsung serta kesesuaian
antara materi dengan model yang akan di gunakan oleh guru dalam
pelaksanaan tindakan pada setiap siklus.

Tingkat keaktifan siswa Predikat


80-100 Sangat Aktif
70-90 Aktif
60-69 Kurang aktif
50-59 Tidak aktif

c. Catatan refleksi
Refleksi merupakan kegiatan merenungkan, mencermati, hasil
analisis data apakah tindakan yang sudah terlaksana sesuai
perencanaan, dan di mana letak kelemahan yang harus di perbaiki pada
siklus berikutnya.

29
Abdurrohman Fatoni, metodelogi penelitian dan teknik penyusunan skripsi (Jakarta: Rineka
Cipta, 2011), hlm. 104
30
Nana Sudjana, penelitian dan penilaian (Bandung: Sinar Baru, 1989), hlm,84
19

Refleksi dalam penelitian tindakan kelas mencakup analisis,


sistensi, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang di
lakukan.
Dalam penelitian ini catatan refleksi akan di gunakan sebagai
ajang pengamatan tindakan kelas dalam rangka memetakan
pemahaman siswa terhadap ilmu tajwid materi hukum nun mati dan
tanwin di Madrasah Diniyah Takmiliyah Sabiilissalaam kec. Majalaya
kab. Bandung.
6. Model Penelitian dan Desain Tindakan
a. Model Penelitian
Model dan desain tindakan yang di gunakan yaitu model Kurt
Lewin. Ada empat komponen yang di kenalkan dalam penelitian
tindakan yaitu, perencanaan (planning), tindakan (action), observasi
(observing), dan refleksi (reflecting). Hubungan dari komponen
tersebut di maknai menjadi satu siklus.

Tindakan

Perencanaan Pengamatan

Refleksi

Gambar 1.2. model penelitian tindakan dari kurt lewin


Berdasarkan gambar di atas bahwa model Kurt Lewin langkah
pertama yang dilakukan adalah:
1) Perencanaan
Merancang penelitian tindakan yang akan di lakukan. Kalau
pelaksanaan di kelas berarti rencana/perencanaan tersebut di
sesuaikan dengan objek dan masalah yang di tingkatkan.
20

2) Tindakan
Melakukan intervensi sesuai dengan rencana yang telah di
susun. Tindakan di lakukan dengan hati-hati dan teliti agar
mencapai peningkatan yang baik.
3) Pengamatan
Mengamati dampak tindakan yang di lakukan. Apakah rencana
dan tindakannya berhasil atau tidak. Artinya apakah ketika proses
ada peningkatan atau tidak.
4) Refleksi
Membuka dan membahas kembali terhadap apa yang telah di
lakukan. Refleksi disini untuk mengetahui kekurangan, kelemahan,
dan ketidakberhasilan tindakan yang telah di lakukan kemudian
menysuun rekomendasi dan saran-saran untuk melangkah pada
siklus berikutnya jika belum tuntas.31
b. Desain Tindakan
1) Pra kondisi
Penelitian ini di kenakan pada siswa kelas III Madrasah
Diniyah Sabiilissalaam Kab. Bandung, karena di kelas III ini baru saja
menginjak ke materi ilmu tajwid pokok bahasan hukum nun mati dan
tanwin. Sebelum di adakan tindakan peneliti merasa bahwa ada
beberapa masalah yang menyebabkan siswa tidak atau belum faham
terhadap materi tersebut. Maka dari itu peneliti membuat solusi untuk
permasalahan tersebut dengan menerapkan metode card sort untuk
meningkatkan kepahaman siswa terhadap materi ilmu tajwid hukum
nun mati dan tanwin.
Kurang paham nya siswa terhadap materi ilmu tajwid hukum
nun mati dan tanwin di kelas III Madrasah Diniyah Takmiliyyah
Sabiilissalaam ini di sebakan karena guru kurang tepat memilih
strategi dan metode yang di gunakan. Hal ini menyebabkan siswa
kurang paham terhadap materi yang di sampaikan.

31
Styawan Pujiyono, “Desain Penelitian Tindakan Kelas dan Teknik Pengembangan Kajian
Pustaka” (2008); 3-4.
21

Berdasarkan pengamatan peneliti menemukan masalah


mengenai kepahaman siswa terhadap materi ilmu tajwid hukum nun
mati dan tanwin di kelas III yang berjumlah 16 siswa dan yang faham
sebanyak 4 siswa (25%) dan dan tidak atau belum faham 12 siswa
(75%).
2) Tindakan
a) Perencanaan
Rencana tindakan kelas di lakukan di kelas III Madrasah
Diniyah Takmiliyah Sabiilissalaam pada hari jum’at 30 juli 2021
dengan alokasi waktu 1 jam pelajaran, dengan materi ilmu tajwid
hukum nun mati dan tanwin. Pada tindakan kelas ini menggunkan
matode card sort untuk pembelajaran pada materi hukum nun mati
dan tanwin yaitu idzhar, idghom, iqlab, ikhfa.
b) Tindakan dan perngamatan
Pelaksanaan di lakukan di kelas dengan menggunakan
metode card sort. Pada pelaksanaan tindakan pengajaran peneliti di
bantu kerabat yang juga mengajar di madrasah terebut, dan yang
menjadi penerima tindakan adalah siswa kelas III Madrasah
Diniyah Takmilyah Sabiilissalaam. Selama pembelajaran peneliti
mengobservasi serta mengamati siswa dalam pembelajaran
menggunakan metode card sort tersebut, peneliti juga mencatat
beberapa hal penting dalam proses pembelajaran tersebut.
Pada pelaksanaan tes di lakukan tiap masing-masimg siswa
di beri kan satu kartu dan ada yang dua kartu dengan isi yang
berbeda setiap siswanya, siswa tidak di perboleh kan membuka
kartu tersebut sebelum di perintahkan oleh gurunya, dan setelah
semua nya siap guru mulai memerintahkan siswa untuk membuka
kartu dan mencari rincian materi yang ada pada teman nya setelah
itu siwa berkelompok sesuai dengan materinya dan jika sudah ada
yang selesai siswa menempelkan kartu tersebut di papan tulis
kemudian guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil
22

karyanya. Dalam tes ini siswa aktif dalam pembelajaran dan paham
atas apa yang mereka pelajari.
c) Refleksi
Refleksi tindakan kelas di laksanakan setelah berakhir
pembelajaran. Dalam refleksi ini peneliti bersama kerabat
mendiskusikan hasil observasi terhadap siswa kela III.
7. Analisis Data Penelitian
a. Teknik analisis data
Teknis analisis data ini menggunakan metode miles dan
huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif di lakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus amapi tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data
di tandai dengan tidk di perolehnya lagi data atau informasi baru.
Aktivitas dalam analisis menliputi, reduksi data (data reduction),
penyajian data (data display), penarikan kesimpulan dan verivikasi
(conclusion drawing/ verification).
Sejumlah peneliti kualitatif berupaya mengumpulkan data
selama mungkin dan bermaksud akan menganalisis setelah
meninggalkan lapangan. Cara tersebut untuk peneliti kulitatif salah,
karena banyak situasi atau konteks yang tak terekam dan peneliti lupa
enghayatan situasinya, sehingga berbagai hal yang terkait dapat
berubah menjadi fragmen-fragmen tak berarti. Analisis data kualitatif
model Miles dan Huberman terdapat tiga tahap:32
1) Tahap reduksi data
Sejumlah langkah analisis selama pengumpulan data
menurut Miles dan Huberman adalah:
pertama, meringkas data kontak langsung dengan orang,
kejadian dan situasi di lokasi penelitian. Pada langkah pertama ini
termasuk pula memilih dan meringkas dokumen yang relevan.
Kedua, pengkodean. Pengkodean hendaknya
memperhatikan setidaknya empat hal: a. Di gunakan simbul atau

32
Mey Harianti, Analisis Data Kualitatif Miles Dan Huberman, kompasiana.com, 17 juni 2015
23

ringkasan. b. Kode di bangun dalam suatu struktur tertentu. c.


Kode di bangun dengan tingkat rinci tertentu. d. Keseluruhannya di
bangun dalam suatu sistem yang intregratif. Ketiga, dalam analisis
selama pengumpulan data adalah pembuatan catatan obyektif.
Keempat, membuat catatan reflektif. Menuliskan apa yang
terngan dan terfikir leh peneliti dalam sangkut paut dengan catatan
obyektif tersebut di atas. Harus di pisahkan antara catatn obyekif
dan catatan reflektif.
Kelima, membuat catatan marginal. Miles dan Huberman
memisahkan komentar peneliti mengenai subtansi dan
metodologinya. Komentar subtansi merupakan catatan marginal.
Keenam, penyimpanan data, untuk penyimpanan data
setidak-tidaknya ada tiga hal yang perlu di perhatikan : a.
Memberikan label. b. Mempunyai format yang uniform dan
normalisasi tertentu. c. Menggunakan angka indeks dengan sistem
terorganisasi baik.
Ketujuh, analisi data selam pengumpula data merupaka
pembuatan memo, memo yng di maksdu Miles dan Huberman
adalah teoritisasi ide atau konseptualisasi ide, di mulai dengan
pengembangan pendapat atu porposisi.
Kedelapan, analisis antar lokasi. Ada kemungkinan bahwa
studi di lakukan pada lebih dari satu lokasi atau di lakukan oleh
lebih satu staf peneliti. Pertemuan antar peneliti untuk menuliskan
kembali catatan dekriftif, catatan reflektif, catatan marginal, dan
memo masing-masing lokasi atau masing-masing peneliti menjadi
yang konform satu dengan lainnya, perlu di lakukan.
Kesembilan, pemuatan ringkasan sementara antar lokasi.
Isinya lebih bersifat matriks tentang ada tidaknya data yang di cari
pada setiap lokasi.
2) Tahap penyajian data/ analisis data setelah pengumpulan data
Pada tahap ini peneliti banyak terlibat dalam kegiatan
penyajian atau penampilan (display) dari data yang di kumpulak
24

dan di analisis sebelumnya, mengingat bahwa peneliti kualitatif


banyak menyusun teks naratif. Display adalah format yang
menyajikan informasi secara tematik kepada pembaca. Miles dan
Huberman (1984) memperkenalkan dua macam format, yaitu :
diagram konteks (context chat) dan matriks. Miles dan Huberman
(1984) menyatakan : yang sering di gunakan untuk menyajikan
data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif.
3) Tahap penarilam kesimpulan dan verifikasi
Langkah selanjutnya adalah tahap penarikan kesimpulan
berdasarkan temuan dan melakukan veriikasi data. Seperti yang di
jelaskan di atas bahwa kesimpulan awal yang bersifat sementara
dan akan berunah bila di temukan bukti-bukti buat yang
mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Proses untuk
mendapatkan bukti-bukti inilah yang di sebut sebagai verifikasi
data. Apabila kesimpulan yang di kemukakan pada tahap awal di
dukung oleh bukti-bukti yang kuat dalam arti konsisten dengan
kondisi yang di temukan saat kembali ke lapangan maka
kesimpulan yang di peroleh merupakan kesimpulan yang kredibel.
Langkah verifikasi yang di lakukan peneliti seharusnya maih tetap
terbuka untuk menerima masukan data, walaupun data tersebut
adalah data yang tergolong tidak bermakna. Namun demikian
peneliti pada tahap ini sebaiknya telah memutuskan antara data
yang tidak di perlukan atau tidak bermakna. Data yang dapat di
proses dalam analisis lebih lanjut seperti absah, berbobot, dan kuat
sedang data lain yang tidak menunjang, lemah, dan menyimpang
dari kebiasaan harus di pisahkan,
b. Model analisis data
1. Analisis Hasil Tes Pemahaman
Menghitung presentase banyaknya siswa yang mempunyai
pemahaman minimal pada kategori tinggi.
25

Perhitungan di lakukan dengan menggunakan rumus


sebagai berikut:
x
𝑡 = 𝑛 x 100%

Keterangan :
t = presentase banyaknya siswa yang mempunyai pemahaman
minimal kategori tinggi.
x = banyaknya siswa yang mempunyai pemahaman minimal
pada kategori tinggi.
n = banyaknya siswa yang mengikuti tes.
2. Analisis Hasil observasi
Masing-masing lembar observasi di hitung dengan mencari
nilai rerata kepahaman siswa berdasarkan lembar observasi.
Jumlah skor
nilai akhir = X 100
Skor maksimum

nilai rata-rata = Jumlah skor total

Jumlah siswa

Sedangkan kategori yang di tentukan :


Angka (0-100) Predikat
85-100 Sangat baik
70-84 Baik
55-69 Cukup
40-54 Kurang
0-39 Sangat kurang

3. Analisis catatan refleksi


Catatan refleksi akan di analisis dengan mengacu pada
pemenuhan tuntutan perbaikan dalam proses pembelajaran dan di
masukan ada bagian perencanaan di siklus berikutnya.
26

8. Keabsahan Data Penelitian


Keabsahan data yang di pergunakan dalam penelitian ini adalah
kredibilitas data. Dalam peneitian ini penulis menggunakan teknik
tringulasi untuk melakukan uji kredibilitas data penelitian. Tringulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan
faktor lain di luar data itu guna keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Beberapa jenis tringulasi yang penulis
gunakan sebagai berikut:
a. Tringulasi sumber: melakukan perbandingan dan pengecekan ulang
derajat kepercayaan suatu informasi yang di peroleh melalui waktu
dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.
b. Tringulasi metode: pengecekan derajat kepercayaan penemuan
hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan
erajat keprcayaan beberapa sumber data dengan metod yang sama.
9. Standar Ketuntasan Penelitian
penelitian ini di katakan tuntas jika skor rata-rata kepahaman
siswa mencapai skor 80% dari seluruh siswa selama dalam waktu
maksimal 3 siklus pembelajaran.
27

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrohim, Acep Lim. Pedoman ilmu tajwid lengkap. Bandung: CV Penerbut di


ponegoro, 2003.
Al-Mahmud, Syeikh Muhammad, Hidayatul mustafid fii Ahkami Tajwid.
Semarang: Pustaka Awaliyah, 1999.
Al Raji, Fahrul, 2016. “hukum nun mati dan tanwin”,
http://fahrulalraji30.blogspot.com/2016/03/hukum-nun-mati-atau-
tanwin.html?m=1
Rahayu, Sri, 2011. “upaya meningkatkan pemahaman ilmu tajwid dalam mata
pelajaran al-qur’an hadits dengan menggunakan mind mapping”
Skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Wulan, trisna, 2021 “hukum mempelajari ilmu tajwid berdasarkan AlQur’an dan
hadits lengkap” https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
5535011/hukum-mempelajari-ilmu-tajwid-berdasarkan-al-quran-dan-
haditslengkap#:~:text=Salah%20satu%20ibadah%20umat%20muslim,ilm
u%20tajwid%20adalah%20fardhu%20kifayah
meeftha, 2017 “Tajwid dan ilmu Tajwid” https://tajwid.web.id/hukum-nun-mati-
dan-tanwin
astutifajriyani, siti fauziyah, 2016 “upaya meningkatkan hasil belajar siswa
mlalui metode card sort dalam mata pelajaran baca tulis qur’an”
afufudin dan beni ahmad saebani. Netodelogi penelitian kualitatif. Bandung:
Pustaka setia, 2012.
28

LAMPIRAN-LAMPIRAN FORMAT LEMBAR OBSERVASI

Lembar Observasi Guru


No Aspek yang Di Amati Nilai
1 2 3 4
1 Membuka Pelajaran

1. Mengkondisikan situasi pembelajaran


dan kesiapan siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Memotivasi siswa

2 Kegiatan initi
4. Penguasaan materi
5. Menjelaskan materi pelajaran
6. Menjelaskan media belajar card sor
7. Menggunakan alat atau media
8. Memusatkan perhatian siswa
9. Menjawab pertanyaan atau menanggapi
siswa
10. Pengelolaan kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan media belajar card
sort
11. Memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya dan mengungkapkan jawaban
12. Memberikan evaluasi pembelajaran
13. Kontrol emosi
3 Menutup pelajaran
14. Membimbing siswa untuk
menyimpulkam pembelajaran
15. Menyimpulkan materi yang di sampaikan
29

Total skor
presentase
kualfikasi

Lembar observasi siswa


No Nama siswa Aktivitas Belajar Siswa

terhadap
senang
teknik dan media pembelajaran
Antusias mengikuti pembelajaran

Aktif dalam kerja kelomok

perasaan
Aktif bertanya

Rata -rata (%)


Memiliki

Jumlah
1 Tresna Wening
2 Sindi Angholis
3 Sifa rahmawati
4 Tesa triyani
5 Kirana
6 Audya
7 Salma
8 Tesa aulia
9 Kamilah aulia
10 Diva
11 Nurisma
12 Sela
13 Restu nur ikhwan
14 Hizriyatul Azmi
30

15 Samba hudan
16 Ruli
Rata Rata Pesentase Aktivitas Belajar Siswa

Anda mungkin juga menyukai