2022 Adanya Praktik Maladministrasi di Kasus Joko Tjandra
Perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh penyelenggara pemerintah dalam
pelayanan publik dalam membuat keputusan pemerintah harus memperhatikan syarat materiil dan syarat formil agar keputusan tersebut sah, dan setiap keputusan yang diambil harus mampu dipertanggung jawabkan. Tanggung jawab jabatan berkenaan dengan legalitas , tindakan pemerintah berkaitan dengan pendekatan terhadap kekuasaan pemerintah. Tanggung jawab pribadi berhubungan dengan fungsional atau pendekan perilaku dalam hukum administrasi. Tanggung jawab pribadi berkaitan dengan maladministrasi dalam wewenang maupun public servis. Peranan hukum administrsi negara dalam melakukan kontrol terhadap jalanya setiap badan-badan negara maupun pejabat pemeritahan yang menjalakan setiap tugasnya maupun perbuatan melakukan pelanggaran baik itu korupsi ataupun penyalahgunaan wewenang yang merugikan semua pihak baik itupada pemerintahan maupun individu dan perlindungan hukum dalam HAN. Pengawasan terhadap pemrintah agar dapat melaksanakan ketaatan berdasarkan undang-undang yang telah ditetapka secara yuridis serta pengawasan terhadap keputusan yang meletakan keputusan kepada individu ataupun pihak pemerintahan. Salah satu isu isu penyelewengan etika dalam pelayanan publik adalah adanya praktik Maladministrasi di Kasus Joko Tjandra. Ombudsman melakukan investigasi atas kasus DPO Joko Soegiarto Tjandra. Hasilnya, ada maladiminstrasi dalam kasus Djoko Tjandra tersebut. Kewenangan investigasi ini sesuai ketentuan Pasal 7 huruf d Undang-undang Nomor 37 tahun 2008 tentang Ombudsman. Dimana investigasi atas prakarsa sendiri bisa dilakukan terhadap dugaan maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Serangkaian permintaan keterangan dilakukan kepada Kejaksaan Agung, Kepolisian Negara, Ditjen Imigrasi, Inspektur Jenderal Kemenkum HAM, Ditjen Dukcapil dan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan ahli dilakukan mulai Juli hingga Agustus 2020. "Berdasarkan hasil pemeriksaan dan analisa peraturan perundang-undangan serta dokumen, Tim Pemeriksa Ombudsman berpendapat terjadi maladministrasi," kata Anggota Ombudsman, Adrianus Meliala dalam keterangan resmi yang diterima Republika, Rabu (7/10). Dia menyebutkan, maladministrasi pada kejaksaan berupa penyimpangan prosedur dan penyalahgunaan wewenang. Sedangkan pada kepolisian berupa penundaan berlarut, penyimpangan prosedur, dan penyalahgunaan wewenang. Ombudsman mendapati, kesalahan tak hanya dilakukan Kejaksaan dan Kepolisian. Kesalahan pada Ditjen Imigrasi berupa tindakan tidak kompeten dan penyimpangan prosedur. "Dan pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berupa tindakan tidak patut," lanjut Adrianus dalam Laporan Akhir Hasil Pemeriksaan itu. Berkenaan hal itu, Ombudsman menyampaikan tindakan korektif antara lain memperbaiki sistem dan kualitas pelayanan publik bagi masing-masing instansi. Ombudsman menuntut, Ketua Mahkamah Agung, Jaksa Agung, Kapolri, Menteri Hukum dan HAM serta Mendagri, agar dilakukan tindakan korektif. Khususnya, terkait proses pemeriksaan terhadap pihak internal maupun pihak eksternal yang diduga terkait dengan kasus Joko Tjandra, pembaharuan dan perbaikan pada SPPT-TI, SIMKIM dan SIAK untuk memuat Daftar DPO dan Red Notice, pembuatan dan perbaikan peraturan pada masing-masing instansi tersebut. "Kami akan memantau pelaksanaan tindakan korektif tersebut dan meminta tindak lanjut dalam waktu 30 hari," tegas Ninik Rahayu, anggota Ombudsman lainnya. Ninik menyampaikan, perlunya sinergi yang efektif antar aparat penegak hukum agar penyelesaian permasalahan DPO Joko Tjandra secara lebih obyektif, transparan dan akuntabel. Ombudsman diharap persoalan yang sama tidak terulang kembali di masa mendatang. Faktor yang mempengaruhi munculnya maladministrasi ada dua yaitu faktor internal dan faktor ekternal. Faktor internal berupa kepribadian yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor kepribadian ini berwujud dari suatu niat,kemauan, doronganyang tumbuh di dalam diri sesorang dalam melakukan praktik maladministrasi itu sendiri lemahnya mental seseorang akan mempengaruhi tindakan yang akan di perbuat , kurangnya peningkatan iman , ketakwaan terhadap agama yang dianut setiap orang berbeda. Keadaan sosial, Walaupun sebenarnya mereka tahu tentang perbuatan yanngdilakukakn tersebut. ketika peluang kesempatan itu muncul tak jarang mereka manfaatkan dengan cara yang salah dengan melakukan maladminitrasi. Tak jarang tuntutan ekonomi , tuntutan keluarga saat ini yang menjadi pendorong dalam melakukan maladministrasi Adapun faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang yang melakukan tindakan mal-administrasi, bisa berupa lemahnya peraturan,lemahnya lembaga kontrol, lingkungan kerja dll peraturan perundang-undangan dimana mereka berkerja, merupakan suatu tatanan nilai yang dibuat untuk di ikuti dan dipatuhi oleh para pegawai dalam menjalankan tugas dankewajiban yang diberikan kepadanya. Adapun cara pencegahan dan mengatasi maladministrasi yaitu di hadirkannya lembaga Ombusdman yaitu lembaga yang mengawasi kewenangan penyelenggaran pelayanan publik baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara negara dan pemerintahan termasuk yang di selenggarakan BUMN,BUMD maupun badan swasta yang dana nya berasal dari APBN dan APBD . Serta selanjutnya yaitu menegakan kewenangan hukum dengan tegas jika melakukan pelanggaran yang melanggar asas-asas umum pemerintahan keterlibatan masyarakat juga perlu dalam mengatasi dan pencegahan praktik maladministrasi tersebut. Masyarakat cukup pintar dalam mengkritik perbuatan maladministrasi tersebut sehingga jika terdapat maladministrasi dapat langsung mengajukan pengaduan kelembaga yang berwenang agar di tindak dengan tegas.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu