Dosen :
Prof. Muh. Ilham, M.Si
Oleh :
I-2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan paper yang berjudul “Pentingnya Melihat Faktor
Eksternal dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah” dengan
baik dan tepat pada waktunya.
22 November 2021
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................3
3.1 Kesimpulan............................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengerian dari ekologi pemerintahan.
2. Mengetahui dan memahami faktor eksternal yang mempengaruhi
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Menurut J.W. Bews (1935) (ekologi) adalah berasal dari Bahasa Yunani,
“Oikos” suatu rumah tangga atau tempat tinggal, sama dengan akar kata dari
ekonomi dan ilmu ilmu ekonomi, Ekonomi adalah suatu subyek yang biasa
berkenaan dengan ekologi, tetapi ekologi lebih luas jangkauannya, hal tersebut
berkenaan dengan seluruh antar hubungan dari makhluk hidup dengan
lingkungan sekitar nereka.
1. Ideologi
Ideologi merupakan salah satu hal yang digolongkan ke dalam
lingkungan eksternal pemerintahan. Ideologi dalam suatu Negara tentu
memberi pengaruh terhadap perwujudan good governance suatu
Negara dan akan berpengaruh kepada sistem pemerintahan yang ada
di daerah.
2. Sosial budaya
Sosial budaya juga termasuk dalam lingkungan eksternal
pemerintahan memberikan impact terhadap perwujudan good
governance. Kondisi budaya suatu daerah kemudian akan sangat nampak
dari corak pemerintahannya.Dengan masyarakat yang plural mengenai
agama, semuanya sangat berpengaruh pada iklim pemerintahannya yang
menjunjung tinggi sikap toleransi yang kemudian memunculkan
semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”. Lebih jauh lagi pengaruh
kemajemukan budaya banjar dalam kehidupan pemerintahannya, yaitu
dengan penerapan sistem pemerintahan daerah yang otonom, dengan
harapan daerah dapat mengembangkan segala potensi yang dimiliki.
Dengan penerapan asas desentralisasi tersebut, diharapkan pemerintah
Kota Banjarbaru memiliki daya saing tinggi yang sifatnya sehat untuk
terus menggali potensinya agar lebih maju, namun tetap dalam kerangka
NKRI.
3. Ekonomi
Pengaruh ekonomi merupakan faktor eksternal pemerintahan
terhadap perwujudan good governance, karena ekonomi mempengaruhi
suatu kebijakan pemerintah yang berusaha peningkatkan taraf ekonomi
suatu negara maupun daerah. Di Indonesia, akibat sistem pemerintahan
yang otonom pada tiap daerah menyebabkan lahirnya bermacam –
macam masalah terkait ekologi yang apabila dianalisis lebih dalam
masalah tersebut ternyata berakar dari ekonomi. PAD tiap daerah
dijadikan “ajang parsaingan” bagi daerah - daerah, sehingga pengerukan
kekayaan daerah dilakukan sebagaimana mungkin asalkan PAD nya
tinggi.
Hal tersebut tentu sangat miris kedengarannya, dan lebih miris lagi
pada saat kabar bencana yang terjadi disejumlah daerah itu terjadi.
Kemudian, muncul pula masalah lain dalam bidang yang serupa, kondisi /
jumlah penduduk di Kota Banjarbaru yang sangat besar yang
tidakditunjang dengan kebijakan berupa penyediaan lapangan kerja,
sehingga menyebabkan tingginya angka pengangguran dan kriminalitas.
Semua ini berangkat dari kebijakan ekonomi yang tidak seimbang, yang
dimana kebijakan – kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah tidak
bersifat holistik pertimbangannya dalam melihat potensi dan masalah -
masalah lain yang mungkin atau telah hadir selain masalah ekonomi yang
terus menerus menjadi fokusnya. Maka dalam hal ini, tentu sangat
dibutuhkan kejelian pemerintah Kota Banjarbaru dalammencari solusi
atas masalah masalah ekonomi yang berskala daerah atas agar dapat
teratasi dengan bijak
4. Geografis
Dalam sebuah Pemerintahan terdapat unsur yang salah satunya
adalah geografis atau unsur wilayah dalam suatu pemerintahan. UU No.
32 Tahun 2004 , mengatakan Pemerintah daerah mempunyai kewenangan
untuk mengatur dan mengurus segala kewenangan pemerintahan dalam
skala lintas kabupaten/kota, dan dalam posisinya sebagai Gubernur yang
juga menjadi wakil Pemerintah, memiliki kewenangan untuk mengatur
dan mengurus segala kewenangan pemerintahan dalam upaya
memperpendek rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah.
Faktor geografis ini memiliki pengaruh yang banyak dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah utamanya dalam tugas maupun
fungsi (tupoksi) pemerintah dalam melakukan pelayanan langsung
kepada masyarakat, maka pemerintah untuk menyediakan jumlah
aparatur pelayanan untuk masyarakat yang sebanding dengan tugas,
beban, dan jangkauan wilayah pelayanannya, hal tersebut berkaitan
dengan luas wilayah (geografis) dan jumlah penduduk yang terdapat
dalam wilayah pemerintahan tersebut.
5. Struktur Politik
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilihat dari aspek
fungsi bawasda (badan pengawas daerah) di bidang politik yakni struktur
politik lokal yang dimana terdapat dominasi orang dalam terhadap
penyelenggaraan pemerintahan daerahyang menyebabkan Peran dari
Bawasda yang melakukan pengawasan dan penilaian atas kebenaran
laporan pembangunan non fisik menjadi lemah sehingga pengasawan
Bawasda menjadi efektif jika melakukan tugas tanpa adanya pengaruh
orang dalam.
Dari aspek struktur dan kewenangan, hal tersebut dapat dilihat dari
Bawasda yang lebih efektif melakukan pengawasan terhadap Lembaga
diluar SOTK Pemerintah Daerah. yang berbanding terbalik, dimana
Bawasda lebih longgar atau lebih lemah ketika melaksanakan
pengawasan terhadap lembaga yang termasuk SOTK pemerintah daerah,
yang hal tersebut menyebabkan melemahnya peran pimpinan sekaligus
pegawai Bawasda
6. Agama,
Faktor agama merupakan salah satu faktor ekologi atau lingkungan
administrasi negara yang cukup berpengaruh dalam pelaksanaan
Administrasi Negara di Indonesia secara keseluruhan. Seseorang yang
memiliki nilai-nilai agama akan dapat membentuk moral dan akhlak yang
baik.
5.1 Kesimpulan
Ekologi pemerintahan merupakan suatu cabang ilmu pemerintahan yang
mempelajari adanya suatu proses saling mempengaruhi, akibat adanya
hubungan normative secara total dan timbal balik antara pemerintah dengan
lembaga – lembaga Negara, masyarakat, lingkungan fisik dan lingkungan social
dimana pemerintahan itu berada, baik secara vertical maupun horizontal.
Ekologi Pemerintahan dapat juga didefinisikan sebagai cabang ilmu
pemerintahan yang memelajari pengaruh lingkungan ruang dan waktu terhadap
pemerintahan, baik sebagaimana adanya (das sein) maupun sebagaimana
diharapkan (das sollen).
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, H. F., Turmuji, H. F., Lestari, M. D., Jabbar, M. A., & Abdal, A. (2021).
Faktor-Faktor Ekologi Administrasi Dalam Sistem Pemerintahanan Daerah.
Jurnal Inovasi Penelitian, 1(12), 2751-2760.