Anda di halaman 1dari 15

PENTINGNYA MELIHAT FAKTOR EKSTERNAL DALAM

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Dosen :
Prof. Muh. Ilham, M.Si

Oleh :

Maria Kamil 30.1006


Ida Bagus Nyoman Maheswara 30.1054

I-2

Studi Kependudukan dan Pencatatan Sipil


Fakultas Perlindungan Masyarakat
Institut Pemerintahan Dalam Negeri
2021

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan paper yang berjudul “Pentingnya Melihat Faktor
Eksternal dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah” dengan
baik dan tepat pada waktunya.

Dalam menyusun paper ini, kami banyak memperoleh bantuan


serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami ucapakan
terima kasih kepada pihak yang bersangkutan.

Kami menyadari bahwa penulisan paper ini masih jauh dari


sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna sempurnanya paper ini. Kami berharap
semoga paper ini dapat bermanfaat bagi saya khususnya dan
pembaca.

22 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................2

1.3 Tujuan.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................3

2.1 Pengertian ekologi pemerintahan.............................................3

2.2 Faktor eksternal yang mempengaruhi penyelenggaraan


pemerintahan daerah ......................................................................6

BAB III PENUTUP...........................................................................11

3.1 Kesimpulan............................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pada hakikatnya, permasalahan lingkungan hidup merupakan


permasalahan ekologi. Berkembangnya lingkungan secara dinamis dan sulit
diprediksi menimbulkan pemikiran di mana perlu adanya ilmu yang
mengatur tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya termasuk cara beradaptasi dengan perubahan lingkungan.

Ekologi pemerintahan merupakan bagian terpenting dari sebuah


kehidupan
pemerintah karena menentukan kualitas maupun kuantitas pemerintah itu
sendiri dalam menjalankan pemerintahan. Oleh karena itu, ekologi
pemerintahan merupakan landasan alat analisis bagi pengambil kebijakan
dalam pengambilan keputusan pemerintah daerah.

Lembaga pemerintahan daerah di bentuk untuk melayani dan mengayomi


masyarakat luas, salah satunya dengan adanya pembangunan-pembangunan
di daerah-daerah tidak hanya kota besar saja. Yang bertujuan untuk
memajukan setiap daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah.
Demi mewujudkan kemajuan tersebut Pemerintah Pusat memberikan
wewenang kepada Pemerintah Daerah untuk melakukan otonomi daerah,
tentunya dengan diberikan kewenangan tersebut Pemerintah Daerah tidak
ada batasan untuk melakukan kegiatan pembangunan atau pemerintahan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ekologi pemerintahan yang
mengakibatkan hubungan timbal balik baik antar lembaga pemerintahan
maupun hubungan timbal balik masyarakat dengan lembaga pemerintahan.
Berikut penulis ingin lebih lanjut membahas mengenai faktor eksternal yang
mempengaruhi ekologi pemerintahan tersebut.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian ekologi pemerintahan?
2. Apa saja faktor eksternal yang mempengaruhi dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengerian dari ekologi pemerintahan.
2. Mengetahui dan memahami faktor eksternal yang mempengaruhi
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ekologi pemerintahan


Secara etimologi (asal kata), ekologi berasai dari bahasa Yunani yang
terdiri dari dua akar kata yakni Oikos berarti rumah, rumah tangga atau tempat
tinggal, logos berarti ilmu atau teori etologi mempelajari tentang seluk beluk
rumah tangga alam dan biasanya dirumuskan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari hubungan timbal balik antara mahkluk hidup dengan
lingkungannya. Suatu rumah tangga dibentuk oleh organisme hidup
dimana organisme ini berada dalam suatu lingkungan hidup lainnya dalam
kondisi dan situasi yang bermacam-macam.

Menurut Syafiie (2019 : 2-3) terdapat berbagai pendapat yang


memberikan pendefinisian tentang ekologi, yaitu sebagai berikut

a. Menurut Edward S. Rogers ekologi adalah pelajaran tentang hubungan


antara makhluk hidup dengan lingkungan sekitar mereka.

b. Menurut J.W. Bews (1935) (ekologi) adalah berasal dari Bahasa Yunani,
“Oikos” suatu rumah tangga atau tempat tinggal, sama dengan akar kata dari
ekonomi dan ilmu ilmu ekonomi, Ekonomi adalah suatu subyek yang biasa
berkenaan dengan ekologi, tetapi ekologi lebih luas jangkauannya, hal tersebut
berkenaan dengan seluruh antar hubungan dari makhluk hidup dengan
lingkungan sekitar nereka.

c. Menurut Prajudi Atmosudirdjo Ekologi adalah suatu tata hubungan total


(menyeluruh) dan mutual (timbal balik yang berguna) antara suartu organisme
dengan lingkungan sekitarnya.
d. Menurut Komarudin (1994) Ekologi adalah suatu kajian yang berhubungan
dengan anter relasi antara organisme dengan lingkungan, dasar empirisnya
terletak pada hasil penelitian bahwa organisme yang hidup itu bervariasi
menurtut lingkungannya .

Pemerintahan merupakan organisasi atau wadah orang yang mempunyai


kekuasaan, mengurus kesejahteraan rakyat, dan pembangunan masyarakat
dengan melaksanakan kepemimpinan dan koordinasi pemerintahan dalam
negara. Pemerintahan merupakan sebuah sistem yang dinamis di mana
perubahan lingkungan terjadi dengan sangat cepat dan sulit diprediksi. Oleh
karena itu, perlu suatu ilmu yang memelajari interaksi komponen pembentuk
sistem pemerintahan dengan lingkungannya, baik dalam segi internal maupun
eksternalnya.

Pemerintah sebagai sebuah organisasi oleh banyak kalangan diibaratkan


sebagai sebuah organisme hidup layaknya binatang dan tumbuh-tumbuhan,
yang dilahirkan atau dibentuk, berkembang, dan kemudian dapat mati. Karena
memiliki karakteristik seperti binatang atau tumbuh-tumbuhan, makanya dapat
dilakukan kajian secara ekologis terhadap pemerintah. Dikatakan demikian
karena pemerintah adalah lembaga negara yang diberi kewenangan untuk
melindungi, melayani, memfasilitasi kepentingan negara dan publik. Sedangkan
ilmu pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari gejala dan peristiwa
pemerintahan dalam konteks kewenangan dan pelayanan publik.

Pengertian Ekologi Pemerintahan yaitu suatu ilmu yang mempelajari


adanya proses saling mempengaruhi sebagai akibat adanya hubungan normatif
secara total dan timbal balik antara pemerintah dengan lembaga-lembaga
tertinggi Negara maupun antar pemerintah, vertikal-horisontal, dan dengan
masyarakatnya. Dimensi pemerintahan dapat dikaji berdasarkan salah satu teori
dari Aristoteles, yaitu teori organisme. Asumsi teori ini menyatakan bahwa
Negara atau pemerintahan itu adalah kodrat danmerupakan satu organism yang
mempunyai kehidupan tersendiri. Dalam bukunya “politics” Aristoteles
menyatakan bahwa Negara adalah satu masyarakat paguyuban (perkumpulan)
yang paling tinggi diatas masyarakat paguyuban lainnya. “Dimana Negara
bersifat kodrat dan memiliki semua sifat organisme yang terdapat pada mahluk
hidup”. Tingkatan paguyuban menurut Aristoteles yaitu : keluarga, kehidupan
bermasyarakat secara berkelompok, dan kehidupan bernegara.

Penyesuaian dalam ekologi pemerintahan:

1. Penyesuaian kedaulatan dengan pencapaian tujuan dalam kehidupan


bernegara.
2. Penyesuaian dengan lingkungannya, baik faktor lingkungan eksternal
dan internal.

Pada tahun 1950 – an muncul istilah ekologi administrasi, sedangkan


istilah ekologi pemerintahan itu sendiri barulah dikenal pada tahun 1980 – an.
Ekologi pemerintahan merupakan suatu disiplin ilmu / cabang ilmu
pemerintahan yang mempelajari adanya suatu proses saling mempengaruhi
sebagai akibat adanya hubungan normative secara total dan timbal balik antara
pemerintah dengan lembaga – lembaga Negara, masyarakat, lingkungan fisik
dan lingkungan social dimana pemerintahan itu berada, baik secara vertical
maupun horizontal. Ekologi pemerintahan dibagi atas dua lingkungan, yakni
lingkungan fisik (tri gatra) dan lingkungan social (panca gatra).
2.2 Faktor Eksternal yang mempengaruhi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi penyelenggaraan
pemerintahan daerah ialah:

1. Ideologi
Ideologi merupakan salah satu hal yang digolongkan ke dalam
lingkungan eksternal pemerintahan. Ideologi dalam suatu Negara tentu
memberi pengaruh terhadap perwujudan good governance suatu
Negara dan akan berpengaruh kepada sistem pemerintahan yang ada
di daerah.

Sistem pemerintahan di Indonesia yang sangat mendapat pengaruh


dari ideologi Pancasila yang dianut dan diterapkan di dalamnya.
Dengan Pancasila yang menjadi ideologi yang dianut dan berlaku
diseluruh wilayah Indonesia, termauk di Pemerintah Kota Banjarbaru
maka seluruh aktivitas pemerintahan yang berlaku pun bertumpu pada
Pancasila yang menjadi dasar Negara. Sejumlah kebijakan dan
pelaksanaannya pun tidak boleh bertentangan dengan nilai – nilai yang
diakui dan dijunjung tinggi di dalamnya. Tentu corak pemerintahan
yang berlaku di Indonesia yang berlandaskan ideologi Pancasila
berbeda dengan corak pemerintahan yang berlaku di negara lain.

2. Sosial budaya
Sosial budaya juga termasuk dalam lingkungan eksternal
pemerintahan memberikan impact terhadap perwujudan good
governance. Kondisi budaya suatu daerah kemudian akan sangat nampak
dari corak pemerintahannya.Dengan masyarakat yang plural mengenai
agama, semuanya sangat berpengaruh pada iklim pemerintahannya yang
menjunjung tinggi sikap toleransi yang kemudian memunculkan
semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”. Lebih jauh lagi pengaruh
kemajemukan budaya banjar dalam kehidupan pemerintahannya, yaitu
dengan penerapan sistem pemerintahan daerah yang otonom, dengan
harapan daerah dapat mengembangkan segala potensi yang dimiliki.
Dengan penerapan asas desentralisasi tersebut, diharapkan pemerintah
Kota Banjarbaru memiliki daya saing tinggi yang sifatnya sehat untuk
terus menggali potensinya agar lebih maju, namun tetap dalam kerangka
NKRI.

3. Ekonomi
Pengaruh ekonomi merupakan faktor eksternal pemerintahan
terhadap perwujudan good governance, karena ekonomi mempengaruhi
suatu kebijakan pemerintah yang berusaha peningkatkan taraf ekonomi
suatu negara maupun daerah. Di Indonesia, akibat sistem pemerintahan
yang otonom pada tiap daerah menyebabkan lahirnya bermacam –
macam masalah terkait ekologi yang apabila dianalisis lebih dalam
masalah tersebut ternyata berakar dari ekonomi. PAD tiap daerah
dijadikan “ajang parsaingan” bagi daerah - daerah, sehingga pengerukan
kekayaan daerah dilakukan sebagaimana mungkin asalkan PAD nya
tinggi.

Hal tersebut tentu sangat miris kedengarannya, dan lebih miris lagi
pada saat kabar bencana yang terjadi disejumlah daerah itu terjadi.
Kemudian, muncul pula masalah lain dalam bidang yang serupa, kondisi /
jumlah penduduk di Kota Banjarbaru yang sangat besar yang
tidakditunjang dengan kebijakan berupa penyediaan lapangan kerja,
sehingga menyebabkan tingginya angka pengangguran dan kriminalitas.
Semua ini berangkat dari kebijakan ekonomi yang tidak seimbang, yang
dimana kebijakan – kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah tidak
bersifat holistik pertimbangannya dalam melihat potensi dan masalah -
masalah lain yang mungkin atau telah hadir selain masalah ekonomi yang
terus menerus menjadi fokusnya. Maka dalam hal ini, tentu sangat
dibutuhkan kejelian pemerintah Kota Banjarbaru dalammencari solusi
atas masalah masalah ekonomi yang berskala daerah atas agar dapat
teratasi dengan bijak

4. Geografis
Dalam sebuah Pemerintahan terdapat unsur yang salah satunya
adalah geografis atau unsur wilayah dalam suatu pemerintahan. UU No.
32 Tahun 2004 , mengatakan Pemerintah daerah mempunyai kewenangan
untuk mengatur dan mengurus segala kewenangan pemerintahan dalam
skala lintas kabupaten/kota, dan dalam posisinya sebagai Gubernur yang
juga menjadi wakil Pemerintah, memiliki kewenangan untuk mengatur
dan mengurus segala kewenangan pemerintahan dalam upaya
memperpendek rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah.
Faktor geografis ini memiliki pengaruh yang banyak dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah utamanya dalam tugas maupun
fungsi (tupoksi) pemerintah dalam melakukan pelayanan langsung
kepada masyarakat, maka pemerintah untuk menyediakan jumlah
aparatur pelayanan untuk masyarakat yang sebanding dengan tugas,
beban, dan jangkauan wilayah pelayanannya, hal tersebut berkaitan
dengan luas wilayah (geografis) dan jumlah penduduk yang terdapat
dalam wilayah pemerintahan tersebut.

5. Struktur Politik
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilihat dari aspek
fungsi bawasda (badan pengawas daerah) di bidang politik yakni struktur
politik lokal yang dimana terdapat dominasi orang dalam terhadap
penyelenggaraan pemerintahan daerahyang menyebabkan Peran dari
Bawasda yang melakukan pengawasan dan penilaian atas kebenaran
laporan pembangunan non fisik menjadi lemah sehingga pengasawan
Bawasda menjadi efektif jika melakukan tugas tanpa adanya pengaruh
orang dalam.

Dari aspek struktur dan kewenangan, hal tersebut dapat dilihat dari
Bawasda yang lebih efektif melakukan pengawasan terhadap Lembaga
diluar SOTK Pemerintah Daerah. yang berbanding terbalik, dimana
Bawasda lebih longgar atau lebih lemah ketika melaksanakan
pengawasan terhadap lembaga yang termasuk SOTK pemerintah daerah,
yang hal tersebut menyebabkan melemahnya peran pimpinan sekaligus
pegawai Bawasda

6. Agama,
Faktor agama merupakan salah satu faktor ekologi atau lingkungan
administrasi negara yang cukup berpengaruh dalam pelaksanaan
Administrasi Negara di Indonesia secara keseluruhan. Seseorang yang
memiliki nilai-nilai agama akan dapat membentuk moral dan akhlak yang
baik.

Dengan demikian akan berdampak pada pelaksanaan Administrasi


Negara khususnya dalam memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya
kepada masyarakat. Dengan moral dan akhlak yang baik pasti dalam
melakukan tugas-tugas pelayanan kepada masyarkat akan dapat berjalan
dengan baik. Oleh sebab itu dalam rekruitmen pegawai atau pejabat
selalu harus memenuhi salah satu persyaratan yakni “bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa”.
7. Hukum
Dalam pelaksanaan pelayanan publik sangat diperlukan upaya
penegakan hukum atau Law Enforcement sehingga masyarakat yang
mendapatkan layanan dari pemerintah akan mendapatkan sebuah
kepastian hukum dalam hubungannya dengan layanan yang diterima

8. Pertahanan dan Keamanan


Faktor pertahanan dan keamanan juga merupakan salah satu faktor
ekologi yang turut mempengaruhi jalannya Administrasi Negara baik di
tingkat nasional maupun di tingkat daerah kabupaten/kota. Dari uraian
faktor – faktor ekologi di atas, peneliti mengambil salah satu faktor untuk
diteliti yaitu faktor agama yang menjadi salah satu aspek penting
khususnya dalam pelayanan publik.
BAB III
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Ekologi pemerintahan merupakan suatu cabang ilmu pemerintahan yang
mempelajari adanya suatu proses saling mempengaruhi, akibat adanya
hubungan normative secara total dan timbal balik antara pemerintah dengan
lembaga – lembaga Negara, masyarakat, lingkungan fisik dan lingkungan social
dimana pemerintahan itu berada, baik secara vertical maupun horizontal.
Ekologi Pemerintahan dapat juga didefinisikan sebagai cabang ilmu
pemerintahan yang memelajari pengaruh lingkungan ruang dan waktu terhadap
pemerintahan, baik sebagaimana adanya (das sein) maupun sebagaimana
diharapkan (das sollen).
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, H. F., Turmuji, H. F., Lestari, M. D., Jabbar, M. A., & Abdal, A. (2021).
Faktor-Faktor Ekologi Administrasi Dalam Sistem Pemerintahanan Daerah.
Jurnal Inovasi Penelitian, 1(12), 2751-2760.

Cahyadi, R. (2020). Ekologi Pemerintahan.

Hasibuan, A. S. (2019). Peranan Ekologi Pemerintahan dalam Meningkatkan


Daya Saing Kebijakan Pemerintah Daerah. Jurnal Kebijakan Pemerintahan,
33-47.

M. Rendi Aridhayandi. 2018. "Peran Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan


Pemerintahan Yang Baik (Good Governance) Dibidang Pembinaan Dan
Pengawasan Indikasi Geografis" dalam Jurnal Hukum dan Pembangunan,
890-891.

Pratikno. 2006. “Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan


pelaksanaan tugas Bawasda : Studi kasus Bawasda Kabupaten Buol Provinsi
Sulawesi Tengah” dalam Tesis Politik Lokal dan Otonomi Daerah.

Anda mungkin juga menyukai