dalam seluruh perkataan maupun perbuatan. Hal ini pernah dibuktikan oleh berbagai
kalangan. Dalam kepahlawanan dibuktikan oleh Thomas Charly, dalam metode penyampaian
ajaran dibuktikan oleh Nazmi Lucke, begitu sempurna beliau sehingga Abu A’la Al-Maududi
dalam The Propbet Islam mengatakan. He is the only one example where all excelences have
been blanded in one personality, Nabi Muhammad adalah satu-satunya contoh terlengkap
semua keunggulan terkumpul dalam diri seorang pribadi. Demikian pula kebesaran beliau
dibuktikan oleh sejarah, beliau hidup dalam keadaan miskin, Allah menawarkan berbagai
kesenangan sosial harta, tahta, Wanita, bahkan Jabal Uhud siap jadi emas, beliau menjawab:
إذا ذهب واحد فقط من شعبي إلى جهنم، فال يوجد شيء يرضي، مهما أعطيتني، يا هللا، إذا كان األمر كذلك
Kalau demikian ya Allah, apapun yang Engkau berikan tidak ada satupun yang
menyenangkan hatiku, kalau satu saja umatku yang masuk neraka-Mu.
Allahu Akbar. Ini bukti sikap reformis sejati yang berorientasikan umat. Sebagaimana
kaidah mengatakan :
يتم إعطاء األولوية للمصلحة العامة على االهتمامات الشخصية والجماعية
Kepentingan umum lebih diprioritaskan di atas kepentinga pribadi dan golongan.
Tapi sebaiknya kalau reformasi yang hanya mengatasnamakan rakyat namun tidak
berorientasikan rakyat, di depan rakyat dia menyanyikan janji-janji manis, mendengaran
lagu-lagu mesra. Tapi di belakang rakyat dia tidak segan-segan mencekik dan mengisap
darah rakyat. Akibatnya, kita lihat Rumania, Ketika di pimpin oleh Nicoulas Susesco
pemimpin foya-foya tetapi rakyatnya sengsara, Iran Ketika dipimpin oleh Reza Pahlevi
pemimpin megah, rakyatnya susah, Perancis ketiaka dipimpin oleh Louis 16 dan Ratu Maria
Antoneta pemimpinnya makmur rakyatnya hancur tersungkur, demikian pula order baru,
pemimpinnya paling rendah naik BMW, rakyatnya paling mewah naik BMM yaitu Bemmo
akhirnya mereka tumbang dengan mengenaskan. Kenapa, karena mereka tidak mencontoh
kepemimpinan Rasul sebagai figure reformis sejati.
Timbul pertanyaan, bagaimana sikap beliau dalam mereformasi peradapan manusia ?
untuk mengetahui jawabannya kita renungkan firman Allah dalam surah Ali-Imran ayat 159:
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah
membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang
yang bertawakal.
Pada ayat tersebut terdapat lima akhlak reformis yang dicontohkan Rasulullah Muhammad
SAW.
Pertama ه ْم ُ َ لِ ْنتَ لkarena dengan lemah lembut secara filosofi dapat menunjukkan
keluhuran budi, bisa menarik simpati lawan, membuat segan bagi lawan. Karena itu
Rasulullah berhasi menciptakan kebersamaan antara sesama mukmin serta membuat
segan bagi semua lawan. Sifat ini yang harus kita miliki di era reformasi ini, agar
kebersamaan diantara kita tetap terjaga sehingga orang-orang yang akan mengganggu
agenda reformasi dapat kita adili.
Kedua, sifat Rasulullah tidak bengis dan berlaku kasar. Karena kalau pemimpi bengis,
berhati buruk, berjiwa kotor, maka kabijakannya niscaya diktator.
ُ فَ<<اعْفُ َع ْن, pemaaf اس <تَ ْغفِ ْر لَ ُه ْم
Ketiga, ه ْم ْ َوdan mudah memohonkan ampunan atau
amnesti kepada orang-orang bersalah, tidak menggunakan kesempatan untuk balas
dendam terhadap lawan-lawannya sekalipun kesempatan itu ada.
Keempat, اورْ هُ ْم فِى ااْل َ ْم ۚ ِر
ِ َو َشRasul sangat senang bermusyawara, artinya beliau bukan
tipe seorang pemimpin yang otoriter melainkan seorang democrat sejati, yang siap
dikritik Ketika keliru, dan
Kelima, beiau memiliki komitmen ِ علَى َ فَ <اِ َذا َع< َز ْمتَ فَتَ َو َّك ْلsetelah memantapkan هّٰللا
planning dalam suatu kegiatan, lalu bertawakal kepada Allah. Sebab Man Processis
And The God Judgis, manusia hanya berencana Allah yang menentukan.
Itulah sikap dan sifat yang Rasulullah mliki dalam mereformasi peradaban manusia.
Dengan demikian reformasi di negara kita ini hanya akan bergulir dengan baik, jika dalam
mekanisme reformasinya mencontoh kepribadian Rasulullah Muhammad SAW. Dan orang
yang dapat mencontoh beliau hanyalah orang-orang yang beriman, maka kalau bangsa kita
dapat mencontoh Rasulullah artinya telah lulus menjadi insan-insan beriman. Sebagai balasan
Allah menjanjikan keberkahan bagi bangsa kita, sebagaimana dalam sural Al-A’raf ayat 96 :
Demikian janji Allah apabila kita beriman dan bertaqwa yang diwujudkan dalam
sikap dan Langkah yang sesuai dengan ajaran yang dicontohkan Rasulullah, maka Allah
membukakan keberkahan dari langit dan bumi bagi bangsa kita, Aamiin Ya Rabal’alamin.
Dengan demikian dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa Rasulullah SAW.
merupakan reformis sejati yang telah berhasil mereformasi peradaban manusia. Untuk itu
kewajiban kita, saya, saudara, dan seluruh kita bangsa Indonesia dalam menjalankan agenda
reformasi ini menghayati, memahami, dan mencontoh akhlak Rasulullah agar reformasi ini
membuat hasil yang sesuai cita-cita bangsa dan rakyat kita. Aamiin.