Pokja Pab 2022
Pokja Pab 2022
Gambaran Umum
Tindakan anestesi, sedasi, dan intervensi bedah merupakan proses yang kompleks dan
sering dilaksanakan di rumah sakit. Hal tersebut memerlukan:
a. Pengkajian pasien yang lengkap dan menyeluruh;
b. Perencanaan asuhan yang terintegrasi;
c. Pemantauan yang terus menerus;
d. Transfer ke ruang perawatan berdasar atas kriteria tertentu;
e. Rehabilitasi; dan
f. Transfer ke ruangan perawatan dan pemulangan.
Anestesi dan sedasi umumnya merupakan suatu rangkaian proses yang dimulai dari
sedasi minimal hingga anastesi penuh. Tindakan sedasi ditandai dengan hilangnya
refleks pertahanan jalan nafas secara perlahan seperti batuk dan tersedak. Karena
respon pasien terhadap tindakan sedasi dan anestesi berbeda-beda secara individu
dan memberikan efek yang panjang, maka prosedur tersebut harus dilakukan
pengelolaan yang baik dan terintegrasi. Bab ini tidak mencakup pelayanan sedasi di
ICU untuk penggunaan ventilator dan alat invasive lainnya.
Karena tindakan bedah juga merupakan tindakan yang berisiko tinggi maka harus
direncanakan dan dilaksanakan secara hati-hati. Rencana prosedur operasi dan asuhan
pascaoperasi dibuat berdasar atas pengkajian pasien dan didokumentasikan. Bila
rumah sakit memberikan pelayanan pembedahan dengan pemasangan implant, maka
harus dibuat laporan jika terjadi ketidak berfungsinya alat tersebut dan proses tindak
lanjutnya.
Standar pelayanan anestesi dan bedah berlaku di area manapun dalam rumah sakit
yang menggunakan anestesi, sedasi ringan, sedang dan dalam, dan juga pada tempat
dilaksanakannya prosedur pembedahan dan tindakan invasif lainnya yang
membutuhkan persetujuan tertulis (informed consent). Area ini meliputi ruang operasi
rumah sakit, rawat sehari (ODC), poliklinik gigi, poliklinik rawat jalan, endoskopi,
radiologi, gawat darurat, perawatan intensif, dan tempat lainnya.
Fokus pada standard ini mencakup:
a. Pengorganisasian dan pengelolaan pelayanan sedasi dan anastesi.
b. Pelayanan sedasi.
c. Pelayanan anastesi.
d. d. Pelayanan pembedahan.
A. PENGORGANISASIAN DAN PENGELOLAAN PELAYANAN ANESTESI DAN
SEDASI
Standar PAB 1
Rumah sakit menerapkan pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam untuk
memenuhi kebutuhan pasien sesuai dengan kapasitas pelayanan, standar profesi dan
perundang undangan yang berlaku.
W • DPJP
• Pasien/keluarga
2. Pengkajian prainduksi D Bukti dalam rekam medis tentang 10 TL
telah dilakukan secara pelaksanaan pengkajian pra 5 TS
terpisah untuk induksi dengan konsep IAR oleh 0 TT
mengevaluasi ulang dokter anestesi sesuai PPK.
pasien segera sebelum
induksi anestesi. W DPJP.
3. Kedua pengkajian D Bukti pengkajian pra anestesi dan 10 TL
tersebut telah dilakukan pra induksi terisi lengkap dan 5 TS
oleh PPA yang kompeten ditanda tangani oleh PPA yang 0 TT
dan telah diberikan kompeten.
kewenangan klinis
didokumentasikan dalam W Dokter Anestesi.
rekam medis pasien.
Standar PAB 5
Risiko, manfaat, dan alternatif tindakan sedasi atau anestesi didiskusikan dengan
pasien dan keluarga atau orang yang dapat membuat keputusan mewakili pasien
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan PAB 5
Rencana tindakan sedasi atau anestesi harus diinformasikan kepada pasien, keluarga
pasien, atau mereka yang membuat keputusan mewakili pasien tentang jenis sedasi,
risiko, manfaat, dan alternatif terkait tindakan tersebut. Informasi tersebut sebagai
bagian dari proses mendapat persetujuan tindakan kedokteran untuk tindakan sedasi
atau anestesi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Elemen Penilaian PAB 5 Instrumen Survei KARS Skor
1. Rumah sakit telah D Bukti penerapan pemberian 10 TL
menerapkan pemberian informasi kepada pasien dan atau 5 TS
informasi kepada pasien keluarga atau pihak yang akan 0 TT
dan atau keluarga atau memberikan keputusan tentang
pihak yang akan jenis, risiko, manfaat, alternatif dan
memberikan keputusan analgesia pasca tindakan sedasi
tentang jenis, risiko, atau anestesi.
manfaat, alternatif dan
W Staf anestesi.
3. Waktu dimulai dan D Bukti dalam rekam medis tentang 10 TL
dihentikannya proses waktu dimulai dan dihentikannya 5 TS
pemulihan dicatat di proses pemulihan. 0 TT
dalam rekam medis
pasien. W Staf Anestesi.
D. PELAYANAN PEMBEDAHAN
Standar PAB 7
Asuhan setiap pasien bedah direncanakan berdasar atas hasil pengkajian dan dicatat
dalam rekam medis pasien.
W DPJP.
2. Diagnosis praoperasi dan D Bukti dalam rekam medis tentang 10 TL
rencana diagnosis praoperasi dan rencana 5 TS
prosedur/tindakan prosedur/tindakan operasi 0 TT
operasi berdasarkan hasil berdasarkan hasil pengkajian
pengkajian prabedah dan prabedah.
didokumentasikan di
rekam medik. W DPJP.
W • DPJP
• Pasien/keluarga.
2. Pemberian informasi D Bukti tentang pemberian informasi 10 TL
dilakukan oleh dokter dilakukan oleh dokter penanggung 5 TS
penanggung jawab jawab pelayanan (DPJP) 0 TT
pelayanan (DPJP) didokumentasikan dalam formulir
didokumentasikan dalam persetujuan atau penolakan
formulir persetujuan tindakan kedokteran.
tindakan kedokteran.
W DPJP.
Standar PAB 7.2
Informasi yang terkait dengan operasi dicatat dalam laporan operasi dan digunakan
untuk menyusun rencana asuhan lanjutan.
Maksud dan Tujuan PAB 7.2
Asuhan pasien pascaoperasi bergantung pada temuan dalam operasi. Hal yang
terpenting adalah semua tindakan dan hasilnya dicatat di rekam medis pasien. Laporan
ini dapat dibuat dalam bentuk format template atau dalam bentuk laporan operasi
tertulis sesuai dengan regulasi rumah sakit. Laporan yang tercatat tentang operasi
memuat paling sedikit:
a) Diagnosis pascaoperasi;
b) Nama dokter bedah dan asistennya;
c) Prosedur operasi yang dilakukan dan rincian temuan;
d) Ada dan tidak ada komplikasi;
e) Spesimen operasi yang dikirim untuk diperiksa;
f) Jumlah darah yang hilang dan jumlah yang masuk lewat transfusi;
g) Nomor pendaftaran alat yang dipasang (implan), (bila mempergunakan)
h) Tanggal, waktu, dan tanda tangan dokter yang bertanggung jawab.
Elemen Penilaian PAB 7.2 Instrumen Survei KARS Skor
W DPJP.
2. Laporan operasi telah D 1) Bukti laporan operasi terisi 10 TL
tersedia segera setelah lengkap sebelum pasien 5 TS
operasi selesai dan dipindah ke ruang lain untuk 0 TT
sebelum pasien dipindah perawatan selanjutnya.
ke ruang lain untuk 2) Bukti laporan operasi bila
perawatan selanjutnya. dilakukan di ruang intensif.
W DPJP.
Standar PAB 7.3
Rencana asuhan pascaoperasi disusun, ditetapkan dan dicatat dalam rekam medis.
Maksud dan Tujuan PAB 7.3
Kebutuhan asuhan medis, keperawatan, dan profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya
sesuai dengan kebutuhan setiap pasien pascaoperasi berbeda bergantung pada
tindakan operasi dan riwayat kesehatan
pasien. Beberapa pasien mungkin membutuhkan pelayanan dari profesional pemberi
asuhan (PPA) lain atau unit lain seperti rehabilitasi medik atau terapi fisik. Penting
membuat rencana asuhan tersebut termasuk tingkat asuhan, metode asuhan, tindak
lanjut monitor atau tindak lanjut tindakan, kebutuhan obat, dan asuhan lain atau
tindakan serta layanan lain. Rencana asuhan pascaoperasi dapat dimulai sebelum
tindakan operasi berdasarkan asesmen kebutuhan dan kondisi pasien serta jenis
operasi yang dilakukan. Rencana asuhan pasca operasi juga memuat kebutuhan pasien
yang segera. Rencana asuhan dicacat direkam medik pasien dalam waktu 24 jam dan
diverifikasi oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebagai pimpinan tim
klinis untuk memastikan kontuinitas asuhan selama waktu pemulihan dan masa
rehabilitasi.
Elemen Penilaian PAB 7.3 Instrumen Survei KARS Skor
1. Rencana asuhan D Bukti rencana asuhan pascaoperasi 10 TL
pascaoperasi dicatat di dicatat di rekam medis dalam 5 TS
rekam medis pasien waktu 24 jam oleh dokter 0 TT
dalam waktu 24 jam oleh penanggung jawab pelayanan
(DPJP).
W • DPJP
• Dokter yang menerima delegasi
• Perawat
• PPA lain.
3. Rencana asuhan D Bukti dalam rekam medis rencana 10 TL
pascaoperasi diubah asuhan pascaoperasi diubah 5 TS
berdasarkan pengkajian /dikembangkan berdasarkan 0 TT
ulang pasien. pengkajian ulang pasien.
W • DPJP
• Dokter yang menerima delegasi
• Perawat
• PPA lain.
Standar PAB 7.4
Perawatan bedah yang mencakup implantasi alat medis direncanakan dengan
pertimbangan khusus tentang bagaimana memodifikasi proses dan prosedur standar.
Maksud dan Tujuan PAB 7.4
Banyak tindakan bedah menggunakan implan yang menetap/permanen maupun
temporer antara lain panggul/lutut prostetik, pacu jantung, pompa insulin. Tindakan
operasi seperti ini mengharuskan tindakan
operasi rutin yang dimodifikasi dgn mempertimbangkan faktor khusus seperti:
a) Pemilihan implan berdasarkan peraturan perundangan.
b) Modifikasi surgical safety checklist untuk memastikan ketersediaan implan di
kamar operasi dan pertimbangan khusus untuk penandaan lokasi operasi.
c) Kualifikasi dan pelatihan setiap staf dari luar yang dibutuhkan untuk pemasangan
implan (staf dari pabrik/perusahaan implan untuk mengkalibrasi).
d) Proses pelaporan jika ada kejadian yang tidak diharapkan terkait implant.
e) Proses pelaporan malfungsi implan sesuai dgn standar/aturan pabrik.
f) Pertimbangan pengendalian infeksi yang khusus.
g) Instruksi khusus kepada pasien setelah operasi.