Anda di halaman 1dari 42

Proses Belajar

DR. EMMY AMALIA, SP.KJ


Objectives
1. Proses Belajar
2. Proses pembentukan memori
3. Peran emosi dalam perilaku
4. Peran Motivasi
Belajar
Proses perubahan perilaku yang bertahan lama
Kemampuan berperilaku dengan cara tertentu, yang dihasilkan dari
latihan dan mendapat pengalaman
3 Komponen Pembelajaran
•Belajar melibatkan perubahan
•Proses belajar bertahan lama
•Perubahan muncul karena adanya pengalaman
Teori Belajar Utama
1. Teori perilaku: pembelajaran adalah perubahan dalam tingkat, frekuensi
kejadian, respon atau bentuk perilaku, yang terjadi karena faktor
lingkungan → stimulus (faktor lingkungan) mempengaruhi respon perilaku
a. Classical conditioning → secara otomatis stimulus mempengaruhi perilaku,
banyak melibatkan sistem saraf otonom
Tokoh: Ivan Pavlov
a. Operant conditioning → stimulus membuat individu secara sadar melakukan
perilaku tertentu, banyak melibatkan otot-otot rangka, untuk mendapat
gain/konsekuensi tertentu
Tokoh: B. F. Skinner → Ganjaran positif membuat respon lebih kuat, ganjaran
negatif membuat respon berkurang
2. Teori kognitif:
Belajar adalah fenomena mental internal yang dapat dinilai dari
apa yang orang tersebut katakan dan lakukan. Pemrosesan mental dari
suatu informasi. Melibatkan penyimpanan, pengorganisasian memori,
persepsi, kemampuan berpikir, dan emosi.
Memori
Daya ingat, unsur inti dari perkembangan kognitif
➢Kemampuan individu untuk menyimpan informasi dan
menggunakan kembali informasi yang tersimpan tersebut
➢Retensi informasi dari waktu ke waktu
➢Kita adalah memori kita: perubahan memori → perubahan sikap –
kepribadian kita
Fungsi kognitif
Memori merupakan bagian penting dari fungsi kognitif, yang meliputi:
1. Fungsi reseptif: kemampuan mendapat/menerima informasi
2. Fungsi memori dan belajar: informasi yang didapat disimpan dan dapat
dipanggil kembali
3. Fungsi berpikir: kemampuan mengorganisasi dan mereorganisasi
informasi
4. Fungsi ekspresif: informasi yang diperoleh diinformasikan kembali dan
digunakan
Konsolidasi memori
Informasi yang didapat dari panca indera disalurkan ke otak dalam
bentuk perubahan sinyal yang terjadi antar sel saraf satu dengan yang
lain, membentuk memory trace
Setiap neuron menghantarkan informasi dengan cara yang kurang lebih
sama → impuls listrik sepanjang akson (potensial aksi), zat,
neurotransmitter
Memori tersimpan (jangka pendek) diproses agar tetap bertahan
melalui konsolidasi (di hipokampus) menjadi memori jangka panjang
3 Sistem Konsolidasi Memori
1. Memori sensori: berhubungan erat dengan stimulus, persepsi kita terhadap
dunia, berlangsung hanya beberapa detik sebelum akhirnya masuk ke
memori jangka pendek.
2. Memori jangka pendek (working memory): bekerja secara aktif terhadap
informasi yang telah diterjemahkan memori sensori, diubah menjadi hal
yang lebih bermakna → mengantarkan ke memori jangka panjang. Waktu
penyimpanan lebih lama dari memori sensori.
3. Memori jangka panjang: memperbolehkan kita untuk menahan informasi
selama beberapa menit-tahun, bahkan seumur hidup.
Memori Sensorik
Penyimpanan cepat terhadap suatu informasi perspektif sebelum
dilanjutkan menuju memori jangka pendek.
Informasi/rangsang dari panca indra
Memori Jangka Pendek
Tidak lebih dari 20 detik, 7 digit span
Selanjutnya: - rusak seiring berjalannya waktu (decay) → decay terjadi akibat adanya
pembentukan neuron-neuron baru di hipokampus
- terganggu, karena berkompetisi dengan adanya informasi-
informasi baru (interference)
Bagaimana mempertahankannya? → konsolidasi
- Mengorganisasi materi dalam pengelompokan bermakna (chunking) →
meningkatkan span memori jangka pendek → jembatan keledai
- Pengulangan (rehearsal) → meningkatkan durasi memori jangka pendek
- maintenance rehearsal
- elaborative rehearsal
Memori Jangka Panjang
Kapasitas penyimpanan besar
Informasi dapat bertahan bertahun-tahun sd permanen
Kesalahan pada memori jangka panjang bersifat semantik (kesalahan
mengartikan), memori jangka pendek → kesalahan menerima
respon sensorik.
TYPES OF MEMORY

Sensory Short-term Long-term


Memory (Secondary, (Primary)
Working)

Declarative Procedural
(knowing what) (knowing how)

Episodic Generic

Semantic Generic non-verbal


Subtipe Memori Jangka Panjang
• Semantik (konsep, kata, numerik, fakta)

Eksplisit • Episodik (peristiwa, situasi,


pengalaman)

• Prosedural (how to do)

Implisit • Priming
• Conditioning
• Habituation
Tipe Memori Jangka Panjang
I. Memory eksplisit
Membutuhkan kesadaran dan awareness untuk mengingatnya
1. Memori semantik
Pengetahuan kita akan fakta dunia
>>> korteks frontalis kiri
2. Memori episodik
Sekumpulan ingatan kita berdasarkan pengalaman dalam hidup
>>> korteks frontalis kanan
II. Memori implisit
Tidak memerlukan kesadaran penuh untuk mengingatnya. Contoh: proses
mengunci pintu pagar rumah.
3 Proses Pembentukan Memori
1. Registrasi (encoding)
Proses memasukkan informasi ke penyimpanan, dalam bentuk/kode tertentu, misal:
kode visual, bunyi, kode akustik tertentu agar informasi tetap aktif
Membutuhkan atensi/perhatian
2. Penyimpanan (storage)
Proses penyimpanan informasi dalam memori
Peran skema/memory trace (model/struktur pengetahuan yang terorganisir yang
telah disimpan dalam memori):
(+) → menyederhanakan, (-) → oversimplify/overgeneralized
3. Penggunaan kembali (retrieval)
Reaktivasi/ rekonstruksi pengalaman dari tempat penyimpanan memori
Memori deklaratif
Informasi deklaratif (input visual, pendengaran) → memori sensori di
korteks serebral → hipokampus dan lobus temporal medial terdekat.
Input relatif tidak berubah, terdaftar dalam format yang hampir sama
dengan yang ditampilkan (misal: sebagai visual atau stimulus
pendengaran).
Hipokampus bukan tempat penyimpanan utama (prosesor dan pengantar
input). Jika input terjadi lebih sering → koneksi saraf makin kuat. Dengan
beberapa aktivasi, terbentuk ingatan melalui jaringan saraf yang menjadi
tertanam kuat di korteks frontalis dan temporalis.
Memori jangka panjang untuk informasi deklaratif → terutama berada di
korteks frontalis dan temporalis.
Memori Prosedural
Informasi prosedural → awalnya memastikan bahwa kita secara
sadar memperhatikan gerakan atau langkah-langkah dan bahwa
serangkaian gerakan atau langkah-langkah ini dirakit dengan benar
→ melibatkan korteks prefrontal, lobus parietal, dan otak kecil
Seiring berjalannya waktu, dengan latihan berulang-ulang, area-area
diatas menjadi kurang aktif, dan justru struktur otak lainnya, seperti
korteks motorik, menjadi lebih terlibat → prosedur dapat dicapai
dengan lebih sedikit kesadaran → terotomatisasi.
Primacy and Recency Effect
Kecenderungan lebih mengingat informasi yang pertama kali
diberikan atau yang terbaru diberikan.
Menggambarkan mekanisme kerja berbagai sistem memori.
- Primacy effect: kerja memori jangka panjang
- Recency effect: kerja memori jangka pendek
Serial Position Curve
Meningkatkan Kinerja Memori
1. Maintenance rehearsal:
Pengulangan, pemeliharaan, untuk menjaga informasi tetap dalam
memori jangka pendek
2. Elaborative rehearsal:
Pengulangan elaboratif yang mendorong informasi memori jangka pendek
menuju memori jangka panjang
3. Encoding specificity Principle:
Meningkatkan potensi pengambilan memori dari jangka panjang dengan
menyediakan isyarat yang dapat menjadi akses ke jejak-jejak memori yang
telah ada.
Kita cenderung lebih mengingat suatu informasi apabila kondisi saat menerima
informasi tersebut (registrasi) sama dengan kondisi saat mengingat kembali
(retrieval)
1. Context dependent learning : kecenderungan lebih mengingat suatu informasi
bila kondisi eksternal saat registrasi sama dengan kondisi eksternal saat
retrieval
2. State dependent learning: kecenderungan lebih mengingat informasi bila
kondisi internal (kondisi fisiologis dan psikologis) saat registrasi sama dengan
kondisi internal saat retrieval.
Biologi
Setiap memori yang tersimpan mempunyai jalur sendiri (engram)
Tidak tersimpan pada 1 tempat tunggal → tersebar dan dapat ‘merambat’ →
plastisitas.
Neuron 1 terhubung dengan neuron lain → berulang kali diaktivasi →
neurotransmitter & potensial aksi → jaras/sirkuit makin kaya/kompleks →
pengalaman hidup yang tersimpan banyak
Potensiasi Jangka Panjang
Long Term Potentiation (LTP)
‘Penguatan’ jaras (hubungan antar neuron) secara bertahap melalui
perangsangan berulang dari waktu ke waktu.
Merangsang pengeluaran neurotransmitter glutamate di celah sinap
Memori disimpan di hipokampus, prefrontal korteks → dapat menyebar
sepanjang area korteks
Kerusakan di hipokampus: mengganggu memori eksplisit, memori implisit
tidak terganggu
Kesimpulan
Input sensorik diproses di memori sensorik → yang dipertahankan
cukup lama ditransfer ke working memori (memori jangka pendek).
Working memori menetap di beberapa bagian otak terutama di
korteks prefrontal lobus frontalis → informasi hilang dari working
memori dalam beberapa detik kecuali dilatih atau ditransfer ke
memori jangka panjang. Agar disimpan, harus ada sinyal-sinyal saraf
yang melakukannya, misalnya: informasi dianggap penting, atau
perlu digunakan.
Bagian otak yang terutama terlibat dalam pemrosesan informasi dan
penyimpanan memori adalah korteks dan lobus temporal medial.
Otak memproses dan menyimpan memori dengan struktur yang
sama yang awalnya memproses informasi. Kemudian terdapat
bagian-bagian tertentu dari otak yang terlibat dalam long term
memory (bervariasi, tergantung jenis memorinya).
Observasi: sirkuit-sirkuit di korteks yang terlibat dalam melakukan suatu tindakan
juga teraktivasi / berespon ketika mengamati orang lain melakukan tindakan
tersebut.
Prosedur non motorik (misalnya penguraian kata-kata, penambahan sederhana)
sangat melibatkan korteks visual. Pengulangan → merubah struktur saraf korteks
visual. Sehingga berikutnya perubahan ini memungkinkan seseorang mengenali
rangsang visual (misal kata-kata, angka) secara lebih cepat tanpa secara sadar
harus memproses artinya → selanjutnya tugas-tugas kognitif menjadi rutinitas.
Pemrosesan informasi secara sadar (misal berhenti membaca untuk berpikir apa
makna dari suatu bacaan), membutuhkan aktivitas lebih di bagian otak lainnya.
Bagaimana jika tidak ada makna? Bagaimana jika informasi yang masuk,
walaupun sudah dianggap penting, tidak bisa ditautkan dengan sesuatu di
memori? → perlu diciptakan jaringan memori/trace baru.
Jaringan Memori
Dengan stimulus atau informasi berulang, jaringan/jaras saraf akan
semakin lebih kuat sehingga respon saraf terhadap stimulus tersebut
terjadi lebih cepat (fasilitasi) → terjadi penguatan koneksi saraf dan
jaringan (koneksi sinaps).
Motivasi
Suatu proses mendorong dan mempertahankan keinginan untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu agar mencapai bertujuan.
Meliputi tindakan tertentu, usaha (fisik dan mental), kegigihan, dan
prestasi.
Melibatkan komponen kognitif, reward, dan tingkat motivasi itu
sendiri.
Reward & Punishment
Korteks
prefrontal

Girus
Enthorinal Hipokampus Subikulum
angularis

Enthorinal Nc. Septal Corpus


mamilaris

Korteks Asosisasi Limbik


Sirkuit untuk ganjaran (reward circuit) → melibatkan jaras input dan output yang
melibatkan hipokampus
Sirkuit untuk hukuman (punishment circuit) melibatkan jaras input dan output yang
melewati subiculum
Stimulus (masalah) → masuk sirkuit punishment → korteks asosiasi limbik – korteks
prefrontal: mengalami pemecahan masalah (melalui proses berpikir atau belajar).
Jika masalah berhasil dipecahkan → output: ke sirkuit reward → dikonsolidasi di
hipokampus, disimpan di area otak tertentu sebagai memori hasil belajar
Makin lama, dengan stimulus serupa dapat langsung ke sirkuit reward →
menimbulkan minat → motivasi → pemecahan masalah, ingin memecahkan
masalah lebih kompleks
Reward
Perilaku yang dihargai, cenderung berulang di masa depan → baca teori Operant
Conditioning
Reward → perasaan senang/’high’ akibat dihasilkannya opioid endogen di otak →
ingin mendapatkan lagi → sirkuit reward di otak teraktivasi. Jaras-jaras atau
jaringan reward di otak diperkuat, dengan bantuan neurotransmitter dopamine →
dikonsolidasi di hipokampus.
Dopamin meningkat jika ada perbedaan reward antara yang diharapkan dengan
yang terealisasi.
Pada titik tertentu, otak dapat menjadi ‘kenyang’ (jenuh) dengan reward
sedemikian rupa sehingga adanya reward tidak menimbulkan perasaan senang
seperti sebelumnya → motivasi menurun.
Integrasi antara kognitif, emosi, dan perilaku adalah penting
Contoh: siswa merasa siap dan termotivasi untuk belajar, tetapi
secara kognitif kenyataannya tidak melakukan aksi/proses belajar →
hasil tidak maksimal
Seorang siswa yang sedang mengalami masalah emosional, sudah
melakukan aksi pembelajaran berkali-kali untuk memasukkan
memori, hasil tetap tidak maksimal karena emosi menghalangi
pembentukan koneksi sinaps dan konsolidasi.
Pengaruh Emosi
Amigdala bertanggung jawab mempersiapkan tubuh dalam kondisi darurat,
tempat komponen emosi primer disimpan → pusat rasa takut, cemas,
kenangan peristiwa buruk.
Amigdala – hipokampus berinteraksi saat proses pembentukan memori →
amigdala menyimpan komponen emosi, hipokampus menyimpan komponen
factual
Kerusakan amigdala → individu mengingat fakta akan kejadian yang
menyakitkan tanpa merasa emosional
Kerusakan hipokampus → individu merasakan emosi yang menyakitkan
tanpa benar-benar mengingat fakta kejadian
Pengaruh Emosi
Emosi dapat membantu mengarahkan perhatian, yang diperlukan
dalam proses belajar.
Stimulus dari lingkungan → thalamus → amygdala (menilai respon
emosional dari stimulus tersebut) → korteks frontalis
(menginterpretasikan stimulus secara kognitif, tetapi butuh waktu)
→ emosi dapat mempengaruhi pembelajaran dan memori
Sekresi epinefrin dan norepinefrin → memicu respon otonom yang
terlibat dalam emosi, juga meningkatkan memori akan stimulus
tersebut → respon emosional lebih baik.
Motivasi dan emosi dapat digunakan untuk membantu proses
belajar
Emosi → memicu sekresi epinefrin/norepinefrin (senang,
termotivasi) dan kortisol (stress, takut, cemas) → epinefrin bekerja
cepat, kortisol bertahan lama → kortisol dalam jangka waktu lama
→ kerusakan neuron, sinaps, dan hipokampus
Memori yang bersifat emosional dapat bertahan lama → karena
adanya pengeluaran hormon adrenalin, nor epinefrin, maupun
mengaktifkan reseptor protein (beta adrenergic) di sel neuron saat
kita menghadapi peristiwa yang emosional atau mengingat peristiwa
yang emosional tersebut dengan kejadian emosional di memori kita
di masa lalu → dapat membuat kita mengingat atau menolak
menghadapi memori tersebut
Perkembangan Memori
Seiring berjalannya waktu, memori berkembang menjadi lebih baik
Kapasitas memori meningkat sesuai umur → karena latihan, pengalaman
yang bertambah, maturitas komponen otak
Pengertian konseptual individu meningkat seiring bertambahnya umur
Berkembangnya meta-memory skills (kesadaran & pengetahuan akan
kemampuan dan keterbatasan memori masing-masing)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai