Anda di halaman 1dari 25

TUTORIAL KLINIK

“DENGUE HEMORRHAGIC FEVER”

Tutorial klinik ini dibuat untuk melengkapi persyaratan Kepaniteraan Klinik Senior
SMF Ilmu Kesehatan Anak di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam

Pembimbing :

dr. Sondang M Lumbanbatu, Sp,A

Oleh:

Karina Asysyifaa A. R. G 1808320070


Fawwaz Naufal Rachmadi 1808320087
M. Iqbal Rifai Fauzi 1808320090
Mutia Aryu Fitria 1808320050

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR SMF ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
RSUD DELI SERDANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan telaah jurnal
ini guna memenuhi persyaratan Kepaniteraan Klinik Senior di bagian SMF Ilmu Kesehatan
Anak di Rumah Sakit Umum Deli Serdang, Lubuk Pakam dengan judul “Dengue
Hemorrhagic Fever”.
Telaah jurnal ini bertujuan agar penulis dapat memahami lebih dalam teori-teori
yang diberikan selama menjalani Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Kesehatan Anak di RSUD
Deli Serdang Lubuk Pakam dan mengaplikasikannya untuk kepentingan klinis kepada
pasien. Penulis mengucapkan terimakasih kepada dr. Sondang M Lumbanbatu, Sp.A,
yang telah membimbing penulis dalam telaah jurnal ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa telaah jurnal ini masih memiliki kekurangan,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran yang membangun dari semua pihak yang
membaca telaah jurnal ini. Harapan penulis semoga telaah jurnal ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Lubuk Pakam, Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan........................................................................................................2
1.3 Identifikasi masalah...................................................................................2
1.4 Hipotesa.....................................................................................................2
1.5 Analisa masalah.........................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA3
2.1 Definisi3
2.2 Epidemiologi3
2.3 Etiologi4
2.4 Faktor resiko4
2.5 Patofisiologi4
2.6 Penegakan diagnosa5
2.7 Diagnosis banding7
2.8 Pencegahan7
2.9 Penatalaksanaan8
2.10 Komplikasi9
2.11 Prognosis9
BAB 3 KESIMPULAN11
LAMPIRAN12
DAFTAR PUSTAKA 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic
fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari ,pendarahan diatesis
seperti uji tourniquet positif, trombositopenia dengan jumlah trombosit ≤ 100 x 10 /L dan
9

kebocoran plasma akibat peningkatan permeabilitas darah. Sindrom renjatan dengue


(dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan
¿ syok .1
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan di
sebagian besar wilayah tropis dan subtropis, terutama asia tenggara, Amerika tengah,
Amerika dan Karibia. Host alami DBD adalah manusia, agentnya adalah virus dengue
yang termasuk ke dalam famili Flaviridae dan genus Flavivirus, terdiri dari 4 serotipe
yaitu Den-1, Den-2, Den-3 dan Den-4, ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk
yang terinfeksi, khususnya nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus 2 yang terdapat
hampir di seluruh pelosok Indonesia.
Virus dengue dilaporkan telah menjangkiti lebih dari 100 negara, terutama di daerah
perkotaan yang berpenduduk padat dan pemukiman di Brazil dan bagian lain Amerika
Selatan, Karibia, Asia Tenggara, dan India. Jumlah orang yang terinfeksi diperkirakan
sekitar 50 sampai 100 juta orang, setengahnya dirawat di rumah sakit dan mengakibatkan
22.000 kematian setiap tahun diperkirakan 2,5 miliar orang atau hampir 40 persen
populasi dunia, tinggal di daerah endemis DBD yang memungkinkan terinfeksi virus
dengue melalui gigitan nyamuk setempat.
1.2 Tujuan
1. Memahami gejala dan tanda dengue hemorrhagic fever pada anak
2. Memahami patogenesis dengue hemorrhagic fever pada anak
3. Memahami pengobatan dengue hemorrhagic fever pada anak
1.3 Identifikasi Masalah
Seorang anak perempuan berusia 16 tahun datang ke RSUD Deli Serdang dengan
keluhan demam dialami lebih dari 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, demam bersifat
naik-turun, demam terutama muncul pada malam hari disangkal. Demam sampai
menggigil dijumpai. Demam tidak turun dengan obat penurun panas. Riwayat bepergian
1
ke daerah endemis malaria tidak dijumpai. Sesak nafas dijumpai sejak 2 minggu sebelum
masuk rumah sakit. Riwayat kontak dengan penderita TB tidak jelas. Mual dan muntah
disangkal. Nyeri ulu hati dijumpai. Penurunan nafsu makan dijumpai dalam seminggu ini.
Penurunan berat badan dijumpai dalam 1 bulan terakhir ini tanpa sebab yang jelas. BAB
dan BAK dalam batas normal. Os mengeluhkan merasa lemas sejak seminggu sebelum
masuk rumah sakit. Os 3 hari yang lalu sudah dirawat di puskesmas dan mendapat infus
RL 5 fls tetapi belum ada perubahan. Riwayat pengobatan paracetamol.
1.4 Hipotesa
1. Dengue hemorrhagic fever
1.5 Analisa masalah
1. Definisi Dengue hemorrhagic fever
2. Epidemiologi Dengue hemorrhagic fever
3. Etiologi Dengue hemorrhagic fever
4. Faktor resiko Dengue hemorrhagic fever
5. Patofisiologi Dengue hemorrhagic fever
6. Penegakkan diagnosa Dengue hemorrhagic fever
7. Diagnosis banding Dengue hemorrhagic fever
8. Pencegahan Dengue hemorrhagic fever
9. Penatalaksanaan Dengue hemorrhagic fever
10. Komplikasi Dengue hemorrhagic fever
11. Prognosis Dengue hemorrhagic fever

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic
fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari ,pendarahan diatesis
seperti uji tourniquet positif, trombositopenia dengan jumlah trombosit ≤ 100 x 109/L dan
kebocoran plasma akibat peningkatan permeabilitas darah. Sindrom renjatan dengue
(dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan
¿ syok .1
2.2 EPIDEMIOLOGI
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan di
sebagian besar wilayah tropis dan subtropis, terutama asia tenggara, Amerika tengah,
Amerika dan Karibia. Host alami DBD adalah manusia, agentnya adalah virus dengue
yang termasuk ke dalam famili Flaviridae dan genus Flavivirus, terdiri dari 4 serotipe
yaitu Den-1, Den-2, Den-3 dan Den-4, ditularkan ke manusia melalui gigitannyamuk
yang terinfeksi, khususnya nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus 2 yang terdapat
hampir di seluruh pelosok Indonesia.
Virus dengue dilaporkan telah menjangkiti lebih dari 100 negara, terutama di daerah
perkotaan yang berpenduduk padat dan pemukiman di Brazil dan bagian lain Amerika
Selatan, Karibia, Asia Tenggara, dan India. Jumlah orang yang terinfeksi diperkirakan
sekitar 50 sampai 100 juta orang, setengahnya dirawat di rumah sakit dan mengakibatkan
22.000 kematian setiap tahun diperkirakan 2,5 miliar orang atau hampir 40 persen
populasi dunia, tinggal di daerah endemis DBD yang memungkinkan terinfeksi virus
dengue melalui gigitan nyamuk setempat.
2.3 ETIOLOGI
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang
termasuk dalam group B arthropod borne virus (arbovirus) dan sekarang dikenal sebagai
genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30 nm
terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4x10 6. Terdapat 4
serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 yang semuanya dapat

3
menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue. Keempat serotype ditemukan
di Indonesia dengan DEN-3 merupakan serotype terbanyak .5
Infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap
serotipe yang bersangkutan tetapi tidak ada perlindungnan terhadap serotipe yang lain.
Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi dengan 3 atau bahkan
4 serotipe selama hidupnya. Keempat jenis serotipe virus dengue dapat ditemukan di
berbagai daerah di Indonesia .6
2.4 FAKTOR RESIKO
1. Kekebalan host terhadap infeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya
adalah usia dan status gizi, usia lanjut akan menurunkan respon imun dan penyerapan
gizi.
2. Kemiskinan
Kemiskinan yang mengakibatkan orang tidak mempunyai kemampuan untuk
menyediakan rumah yang layak dan sehat, pasokan air minum dan
pembuangan sampah yang benar.
3. Peningkatan populasi nyamuk.
4. Pertumbuhan penduduk.6
2.5 PATOFISIOLOGI
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aeygypty. Virus
dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan viremia. Hal tersebut
akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu di hipotalamus sehingga
menyebabkan (pelepasan zat Bradikinin, Serotinin, Trombin, Histamin) terjadinya:
peningkatan suhu. Viremia mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala,
mual, nyeri otot pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam atau bitnik-bintik merah pada kulit,
hiperemia tenggorokan, hal lain yang mungkin terjadi pembesaran kelenjar getah bening
dan pembesaran hati( hepatomegali ) .3
Virus bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks virus antibodi dalam
sirkulasi dan akan mengativasi sistem komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan akan
di lepas C3a dan C5a dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan
merupakan mediator kuat sebagai faktor meningkatnya permeabilitas dinding kapiler
pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke ruang
ekstraseluler. Perembesan plasma ke ruang ekstaseluler mengakibatkan kekurangan
volume plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi dan hipoproteinemia serta efusi dan

4
renjatan (syok). Hemokonsentrasi (peningatan hematokrit >20%) menunjukan atau
menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) sehingga nilai hematokrit menjadi
penting untuk patokan pemberian cairan intravena .8
Trombositopenia dapat terjadi akibat dari penurunan produksi trombosit sebagai
reaksi dari antibodi melawan virus. Pada pasien dengan trombositopenia terdapat adanya
perdarahan baik kulit seperti petekie atau perdarahan mukosa di mulut. Hal ini
mengakibatkan adanya kehilangan kemampuan tubuh untuk melakukan mekanisme
hemostatis secara normal akhirnya menimbulkan perdarahan dan jika tidak tertangani
maka akan menimbulkan syok. Masa virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari .5
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler di buktikan dengan ditemukan
cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu rongga peritonium, pleura, dan
pericardium yang pada otopsi ternyata melebihi cairan yang diberikan melalui infus.
Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit menunjukan
kebocoran plasma telah teratasi, sehingga pemberian cairan intravena harus di kurangi
kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadi edema paru dan gagal jantung,
sebaliknya jika tidak mendapat cairan yang cukup, penderita akan mengalami kekurangan
cairan yang akan mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan.
Jika renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan, metabolik
asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi denganbaik .3,8
1.7 PENEGAKAN DIAGNOSA

5
Gejala dan tanda demam berdarah dengue yaitu :
 Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus selama
2-7 hari
 Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan:
o uji bendung positif
o petekie, ekimosis, purpura
o perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi
o hematemesis dan atau melena
 Pembesaran hati
 Syok, ditandai nadi cepat dan lemah sampai tidak teraba, penyempitan tekanan nadi
( 20 mmHg), hipotensi sampai tidak terukur, kaki dan tangan dingin, kulit lembab,
capillary refill time memanjang (>2 detik) dan pasien tampak gelisah .6
Laboratorium
 Trombositopenia (100 000/μl atau kurang)
 Adanya kebocoran plasma karena peningkatan permeabilitas kapiler, dengan
manifestasi sebagai berikut:
o Peningkatan hematokrit ≥ 20% dari nilai standar
o Penurunan hematokrit ≥ 20%, setelah mendapat terapi cairan
o Efusi pleura/perikardial, asites, hipoproteinemia.
 Dua kriteria klinis pertama ditambah satu dari kriteria laboratorium (atau hanya
peningkatan hematokrit) cukup untuk menegakkan Diagnosis Kerja DBD .3

6
1.7.1 Pemeriksaan penunjang

1.8 DIAGNOSIS BANDING


1. Demam tifoid
2. Demam chikungunya
3. Malaria
4. Idiopatic Thrombocytopenic Purpura (ITP)
5. Perdarahan dapat juga terjadi pada leukemia atau anemia aplastik4

1.9 PENCEGAHAN
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung kepada pengendalian vektornya,
yati nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :
1. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi
tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan
perbeikan desain rumah. Sebagai contoh :

7
 Mengruras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali
seminggu
 Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu
sekali
 Menutup dengan rapat tempat penampungan air
 Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah
dan lain sebagainya.
2. Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan
adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14).
3. Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan :
 Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion),
berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu
tertentu.
 Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan
air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan
mengkombinasikan cara-cara diatas, yang disebut dengan “3Mplus”, yaitu menutup,
menguras, menimbun. Selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan
pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang
kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk,
memeriksa jentik berkala dan disesuaikan dengan kondisi setempat.11
1.10 PENATALAKSANAAN
Pengobatan penderita Demam Berdarah Dengue bersifat simptomatik dan suportif yaitu
adalah dengan cara:
 Penggantian cairan tubuh
 Penderita diberi minum sebanyak 1,5 liter – 2 liter dalam 24 jam
 Kristal diare yaitu garam elektrolit (oralit), kalau perlu 1 sendok makan setiap 3-5
menit.

Apabila cairan oral tidak dapat diberikan oleh karena muntah atau nyeri perut yang
berlebihan maka cairan intravena perlu diberikan. Medikamentosa yang bersifat
simptomatis :

8
 Untuk Hiperpireksia dapat diberikan kompres
 Antipiretik golongan asetaminophen, atau golongan dipiron
 Antibiotik diberikan jika ada infeksi sekunder

Sampai saat ini obat untuk membasmi virus dan vaksin untuk mencegah penyakit
Demam Berdarah belum tersedia.11
1.11 KOMPLIKASI 3
Komplikasi yang dapat timbul antara lain :
 Shock Haemmoraghic

 Anemia
 Ensefalopati Dengue
 Akut Tubular Nekrosis
 Gagal Ginjal Akut
 Oedema Paru
1.12 PROGNOSIS 6
Prognosis DHF ditentukan oleh derajat penyakit, cepat tidaknya penanganan
diberikan, umur, dan keadaan nutrisi. Prognosis DBD derajat I dan II umumnya baik.
DBD derajat III dan IV bila dapat dideteksi secara cepat maka pasien dapat ditolong.
Angka kematian pada syok yang tidak terkontrol sekitar 40-50% tetapi dengan terapi
penggantian cairan yang baik bisa menjadi 1-2 %.

9
BAB III
KESIMPULAN

Demam dengue/DF (Dengue Fever) dan demam berdarah dengue/DBD (dengue


haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
manifestasi klinis demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari ,pendarahan diatesis seperti
uji tourniquet positif, trombositopenia dengan jumlah trombosit ≤ 100 x 10 /L dan kebocoran
9

plasma akibat peningkatan permeabilitas darah.


Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan
di sebagian besar wilayah tropis dan subtropis, terutama asia tenggara, Amerika tengah,
Amerika dan Karibia. Host alami DBD adalah manusia, agentnya adalah virus dengue yang
termasuk ke dalam famili Flaviridae dan genus Flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1,
Den-2, Den-3 dan Den-4, ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi,
khususnya nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus 2 yang terdapat hampir di seluruh
pelosok Indonesia.
Flavivirus, famili Flaviviridae. Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30
nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4x106. Terdapat 4
serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 yang semuanya dapat menyebabkan
demam dengue atau demam berdarah dengue. Keempat serotype ditemukan di Indonesia

dengan DEN-3 merupakan serotype terbanyak .
Gejala dan tanda demam berdarah dengue yaitu :
 Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus selama
2-7 hari
 Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan:
o uji bendung positif
o petekie, ekimosis, purpura
o perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi
o hematemesis dan atau melena
 Pembesaran hati

10
Syok, ditandai nadi cepat dan lemah sampai tidak teraba, penyempitan tekanan nadi ( 20
mmHg), hipotensi sampai tidak terukur, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, capillary refill
time memanjang (>2 detik) dan pasien tampak gelisah .6
 Trombositopenia (100 000/μl atau kurang)
 Adanya kebocoran plasma karena peningkatan permeabilitas kapiler, dengan
manifestasi sebagai berikut:
o Peningkatan hematokrit ≥ 20% dari nilai standar
o Penurunan hematokrit ≥ 20%, setelah mendapat terapi cairan
o Efusi pleura/perikardial, asites, hipoproteinemia.
Pengobatan penderita Demam Berdarah Dengue bersifat simptomatik dan suportif yaitu
adalah dengan cara:
 Penggantian cairan tubuh
 Penderita diberi minum sebanyak 1,5 liter – 2 liter dalam 24 jam
 Kristal diare yaitu garam elektrolit (oralit), kalau perlu 1 sendok makan setiap 3-5
menit.

Apabila cairan oral tidak dapat diberikan oleh karena muntah atau nyeri perut yang
berlebihan maka cairan intravena perlu diberikan. Medikamentosa yang bersifat
simptomatis :

 Untuk Hiperpireksia dapat diberikan kompres


 Antipiretik golongan asetaminophen, atau golongan dipiron
 Antibiotik diberikan jika ada infeksi sekunder

Sampai saat ini obat untuk membasmi virus dan vaksin untuk mencegah penyakit
Demam Berdarah belum tersedia.11
Komplikasi yang dapat timbul antara lain :
 Shock Haemmoraghic
 Anemia

 Ensefalopati Dengue
 Akut Tubular Nekrosis
 Gagal Ginjal Akut
 Oedema Paru

11
Prognosis DHF ditentukan oleh derajat penyakit, cepat tidaknya penanganan diberikan,
umur, dan keadaan nutrisi. Prognosis DBD derajat I dan II umumnya baik. DBD derajat III
dan IV bila dapat dideteksi secara cepat maka pasien dapat ditolong. Angka kematian pada
syok yang tidak terkontrol sekitar 40-50% tetapi dengan terapi penggantian cairan yang baik
bisa menjadi 1-2 %.

LAMPIRAN

ANAMNESIS PRIBADI
Nama : Valensia
Usia : 16 tahun, 0 bulan, 30 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Budha
Alamat : Jl. Inpres LK II
Tanggal Masuk : 25 Februari 2020
BB Masuk : 47 kg
ANAMNESIS ORANGTUA
Nama Wali : Lina
Umur : 43 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Perkawinan : Kawin
Alamat : Jl. Inpres LK II
Riwayat Penyakit :-
RIWAYAT KELAHIRAN PASIEN
Tanggal Lahir : 26 Januari 2004
Tempat Lahir : Pematang siantar
Kelahiran : Normal
BB Lahir : 3200 gram
PB Lahir : 51cm

12
Ditolong oleh : Bidan
PERKEMBANGAN FISIK
0-3 Bulan : Lahir segera menangis
4-6 Bulan : Menegakkan kepala (4 Bulan) dan membalikkan badan (6 Bulan)
7-12 Bulan : Duduk (10 Bulan), merangkak dan berdiri
1 Tahun-Sekarang : Berjalan, berlari, melompat dan mulai lancar berbicara
ANAMNESIS MAKANAN
0-4 Bulan : Susu formula
5-6 Bulan : Susu formula + Bubur susu
7-12 Bulan : Susu formula + Nasi Tim
1 Tahun-Sekarang : Makanan Keluarga
RIWAYAT IMUNISASI
BCG : dilakukan 1x
DPT : dilakukan 3x
Polio : dilakukan 4x
Campak : dilakukan 2x
Hepatitis B : dilakukan 4x
KESAN : lengkap
ANAMNESIS PENYAKIT PASIEN
Keluhan Utama : Demam
Telaah :
Seorang anak perempuan berusia 16 tahun datang ke RSUD Deli Serdang
dengan keluhan demam dialami lebih dari 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, demam
bersifat naik-turun, demam terutama muncul pada malam hari disangkal. Demam sampai
menggigil dijumpai. Demam tidak turun dengan obat penurun panas. Riwayat bepergian ke
daerah endemis malaria tidak dijumpai.
Sesak nafas dijumpai sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Riwayat
kontak dengan penderita TB tidak jelas.
Mual dan muntah disangkal. Nyeri ulu hati dijumpai. Penurunan nafsu makan
dijumpai dalam seminggu ini. Penurunan berat badan dijumpai dalam 1 bulan terakhir ini
tanpa sebab yang jelas. BAB dan BAK dalam batas normal.
Os mengeluhkan merasa lemas sejak seminggu sebelum masuk rumah sakit.

13
Os 3 hari yang lalu sudah dirawat di puskesmas dan mendapat infus RL 5 fls
tetapi belum ada perubahan.
RPO : paracetamol
RPT :-
Pemeriksaan Fisik
Status Present
KU/KP/KG : Baik/sedang/baik
Sessorium : Compos Mentis
HR : 100x/i
RR : 24x/i
Temperatur : 38,3˚C
BB Masuk : 47kg
STATUS LOKALISATA
A. Kepala : Ukuran Normocephali

 Rambut : berwarna hitam, tidak mudah dicabut


 Mata : conjungtiva anemis (+/+), skelra ikterik (-/-), cekung (-/-), refleks pupil (+/+)
 Hidung : Rinorrhea (-/-), pernafasan cuping hidung (-/-)
 Mulut : T1/T1, bibir kering (-)
 Telinga : Sekret (-) nyeri tekan tragus (-)
B. Leher : Pembesaran KGB(-)
C. Thoraks

 Inspeksi : Simetris, retraksi dinding dada (-)


 Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri
 Perkusi : Sonor
 Auskultasi: SP: Vesikuler (+/+), ST: ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
D. Abdomen

 Inspeksi : Simetris
 Palpasi : Soepel, nyeri tekan (-), nyeri ulu hati (+), hepar dan lien tidak teraba, turgor
kulit normal
 Perkusi : Timpani
 Auskultasi: Peristaltik normal
E. Ektremitas

 Superior : Akral Hangat, CRT < 2s


 Inferior : Akral Hangat, CRT < 2s

14
F. Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
G. Status Neurologi : Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan Laboratorium
25 Februari 2020

Nama Test Flag Hasil Satuan Nilai Rujukan


HEMATOLOGI
Darah Lengkap :
Hemoglobin 8.57 g/dL 11.5-14.5
Hematokrit 25.5 % 33-43
Luekosit 2.85 10˄3/uL 4.0-12.0
Trombosit 145.3 10˄3/uL 150.0-450.0
Eritrosit 2.95 Juta/uL 4.0-5.3
Index Eritrosit :
MCV 86,5 Fl 76-90
MCH 29.1 Pg 25-31
MCHC 33.6 g/dL 31.5-35.0
RDW 14.9 % 10.0-15.0
MPV 8.2 fL 7.0-11.0
Hitung Jenis    
Basofil 0.23 % 0-1
Eosinofil 0.76 % 1-4
N. Segmen 59.21 % 60-70
Limfosit 28.4 % 25-40
Monosit 11.4 % 2-8

Urine lengkap
Makroskopis :
Warna : Kuning
Kejernihan : Keruh
Berat jenis : 1.025
pH/ Reaksi : 6.5

15
Blood : Negatif
Lekosit : Negatif
Nitrit : Negatif
Protein : Positif 2

26 Februari 2020

Nama Test Flag Hasil Satuan Nilai Rujukan


HEMATOLOGI
Darah Lengkap :
Hemoglobin 9.1 g/dL 11.5-14.5
Hematokrit 25.3 % 33-43
Luekosit 3.11 10˄3/uL 4.0-12.0
Trombosit 3.3 10˄3/uL 150.0-450.0
Eritrosit 148.9 Juta/uL 4.0-5.3
Index Eritrosit :
MCV 81.4 Fl 76-90
MCH 29.1 Pg 25-31
MCHC 35.8 g/dL 31.5-35.0
RDW 10.7 % 10.0-15.0
MPV 6.5 fL 7.0-11.0
Hitung Jenis    
Basofil 0.30 % 0-1
Eosinofil 0.24 % 1-4
N. Segmen 64.5 % 60-70
Limfosit 26.2 % 25-40
Monosit 8.74 % 2-8

Serologi Test Hasil Nilai rujukan

Salmonella Ig M +2 Negatif:<=2
Borderline :3
Positif : 4-5
Indikasi kuat :>6
Dengue Ig G Negatif Negatif
Dengue Ig M Positif Negatif

16
27 Februari 2020

Nama Test Flag Hasil Satuan Nilai Rujukan


HEMATOLOGI
Darah Lengkap :
Hemoglobin 8.8 g/dL 11.5-14.5
Hematokrit 25.5 % 33-43
Luekosit 3.09 10˄3/uL 4.0-12.0
Trombosit 3.7 10˄3/uL 150.0-450.0
Eritrosit 139.7 Juta/uL 4.0-5.3
Index Eritrosit :
MCV 82.6 Fl 76-90
MCH 28.6 Pg 25-31
MCHC 34.6 g/dL 31.5-35.0
RDW 10.6 % 10.0-15.0
MPV 6.2 fL 7.0-11.0
Hitung Jenis    
Basofil 0.45 % 0-1
Eosinofil 0.33 % 1-4
N. Segmen 58.8 % 60-70
Limfosit 30.0 % 25-40
Monosit 10.39 % 2-8

17
28 Februari 2020

Nama Test Flag Hasil Satuan Nilai Rujukan


HEMATOLOGI
Darah Lengkap :
Hemoglobin 8.3 g/dL 11.5-14.5
Hematokrit 22.1 % 33-43
Luekosit 5,1 10˄3/uL 4.0-12.0
Trombosit 139,0 10˄3/uL 150.0-450.0
Eritrosit 2.94 Juta/uL 4.0-5.3
Index Eritrosit :
MCV 75.3 Fl 76-90
MCH 28.4 Pg 25-31
MCHC 37.8 g/dL 31.5-35.0
RDW 13.2 % 10.0-15.0
MPV 6.2 fL 7.0-11.0
Hitung Jenis    
Basofil 1 % 0-1
Eosinofil 1 % 1-4
N. Segmen 76 % 60-70
Limfosit 15 % 25-40
Monosit 7 % 2-8
LED 30 % 1-20

Hasil Pemeriksaan Radiologist


-Cor dalam batas normal

-Sinus dan diafragma normal

-Corakan bronkovaskular baik

-Tampak fibro infiltrat pada kedua paru dan perselubungan pada lapangan bawah paru kiri

-Tulang tulang intact

Kesan : Efusi pleura kiri ec TB paru

Diagnosa

18
Diagnosa Banding : 1. DHF + Efusi pleura sinistra

2. Demam Thypoid + Efusi pleura sinistra

3. Demam Malaria + Efusi pleura sinistra

Diagnosa kerja : DHF + Efusi pleura sinistra

Prognosis: Bonam (Baik)

Penatalaksanaan

1. Ivfd RL 2:1 20gtt/i mikro

2. Inj Ceftriaxone 1g/12 jam

3. Inj Novalgin ½ amp/8jam

4. Domperidon syr 3x1 cth

5. Curcuma syr 3x1 cth

6. Elkana syr 3x1 cth

7. Ferriz syr 2x1 cth

8. Nystatin drop 3x1 cth

9. Paracetamol tab 500mg 3x1

Penatalaksanaan obat pulang

1. Curcuma syr 3x1 cth

2. Elkana syr 3x1 cth

3. Ferriz syr 2x1 cth

4. Paracetamol tab 500mg 3x1

Follow up harian

19
25 Februari 2020 26 Februari 2020 27 Februari 2020 28 Februari 2020

S Demam (+), mual (-), S Demam (+), sesak nafas S Demam (-), sesak nafas S Demam (-), sesak nafas
Muntah (-), sesak (-), mual (-), Muntah (-) (-), mual (-), muntah (-) (-), mual (-), muntah (-),
nafas (+) belum ada BAB

O Sens : Compos mentis O Sens : Compos mentis O Sens : Compos mentis O Sens : Compos mentis
HR : 90 x/i HR : 94 x/i HR : 92 x/i HR : 100x/i
RR : 28 x/i RR : 26 x/i RR : 26 x/i RR : 24x/i
T : 37,20C T : 38,80C T : 37,10C T : 37,20C
BB : 47 kg BB : 47 kg BB : 47 kg BB : 47 kg

A DHF + Efusi Pleura A DHF + Efusi Pleura A DHF + Efusi Pleura A DHF + Efusi Pleura

P Ivfd RL 2:1 20gtt/i P Ivfd RL 2:1 20gtt/i P Ivfd RL 2:1 20gtt/i P Ivfd RL 2:1 20gtt/i
mikro mikro mikro mikro

Inj Ceftriaxone 1g/12 Inj Ceftriaxone 1g/12 Inj Ceftriaxone 1g/12 Inj Ceftriaxone 1g/12
jam jam jam jam

Inj Novalgin ½ Inj Novalgin ½ Inj Novalgin ½ Inj Novalgin ½


amp/8jam amp/8jam amp/8jam amp/8jam

Domperidon syr 3x1 Domperidon syr 3x1 Domperidon syr 3x1 cth Domperidon syr 3x1 cth
cth cth
Curcuma syr 3x1 cth Curcuma syr 3x1 cth
Curcuma syr 3x1 cth Curcuma syr 3x1 cth
Elkana syr 3x1 cth Elkana syr 3x1 cth
Elkana syr 3x1 cth Elkana syr 3x1 cth
Ferriz syr 2x1 cth Ferriz syr 2x1 cth
Ferriz syr 2x1 cth Ferriz syr 2x1 cth
Nystatin drop 3x1 Nystatin drop 3x1
cth cth
Nystatin drop 3x1 cth Nystatin drop 3x1 cth

Follow up harian

20
29 Februari 2020 Februari 2020 Februari 2020 Februari 2020

S Demam (-), sesak S S S


nafas (-), mual (-),
muntah (-), BAB
normal

O Sens : Compos mentis O Sens : Compos mentis O Sens : Compos mentis O Sens : Compos mentis
HR : 100 x/i HR : x/i HR : x/i HR : x/i
RR : 24 x/i RR : x/i RR : x/i RR : x/i
T : 37,00C T : 0C T : 0C T : 0C
BB : 47 kg BB : gr BB : gr BB : gr

A DHF + Efusi Pleura A A A

P Curcuma syr 3x1 cth P P P

Elkana syr 3x1 cth

Ferriz syr 2x1 cth

Paracetamol tab
500mg 3x1

DAFTAR PUSTAKA

21
1. Siregar D, Djadja IM, Arminsih R. Analysis of the Risk Factors of Dengue Hemorrhagic
Fever (DHF) In Rural Populations in Panongan Subdistrict, Tangerang. KnE Life
Sciences. 2016. doi: 10.18502/kls.v4i1.1373
2. Hasan S, Jamdar SF, Alalowi M, Al Ageel Al Beaiji SM. Dengue virus: A global human
threat: Review of literature. J Int Soc Prev Community Dent. 2016;6(1):1–6.
doi:10.4103/2231-0762.175416
3. Departemen Ilmu Kesehatan Anak. Update Management of Infectious Diseases and
Gastrointestinal Disorders. 2012. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
4. Ranjit S, Kissoon N. Dengue hemorrhagic fever and shock syndromes. Pediatr Crit Care
Med. 2011;12:90-100.
5. Rajapakse S, Rodrigo C, Rajapakse A. Treatment of dengue fever. Infect Drug Resist.
2012;5:103–112. doi:10.2147/IDR.S22613
6. Alejandria MM. Dengue haemorrhagic fever or dengue shock syndrome in children. BMJ
Clin Evid. 2015;2015:0917. Published 2015 Apr 10.
7. Sumpelmann R, Witt L, Brutt M, Osterkorn D, Koppert W, Osthaus WA. Changes in
acid-base, electrolyte and hemoglobin concentrations during infusion of hydroxyethyl
starch 130/0.42/6 : 1 in normal saline or in balanced electrolyte solution in children.
Pediatric Anesthesia. 2010;20:100
8. Soedarmo, Sumarmo S. Poorwo, dkk. 2012. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis Edisi
Kedua. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia
9. Harapan H, Michie A, Mudatsir M, Sasmono RT, Imrie A. Epidemiology of dengue
hemorrhagic fever in Indonesia: analysis of five decades data from the National Disease
Surveillance. BMC Res Notes. 2019;12(1):350. Published 2019 Jun 20.
doi:10.1186/s13104-019-4379-9
10. Marcdante, dkk., 2013. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial Edisi Keenam. Elsevier -
Local. Jakarta.
11. WHO 2011. Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and dengue
haemorrhagic Fever. New Delhi: Mahatma Ghandi Marg; 2011.
12. Bäck AT, Lundkvist A. Dengue viruses - an overview. Infect Ecol Epidemiol.
2013;3:10.3402/iee.v3i0.19839. Published 2013 Aug 30. doi:10.3402/iee.v3i0.19839
13. Schaefer TJ, Panda PK, Wolford RW. Dengue Fever. [Updated 2019 Nov 3]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2019 Jan-. Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430732/

22

Anda mungkin juga menyukai