MANAJEMEN
LA TANSA MASHIRO
NPM : 21131018
NAMA : DICKY ANDIKA DHERMAWAN
Kabupaten Lebak adalah salah satu daerah penghasil padi di Provinsi Banten,
Peningkatan di sektor pertanian ini tidak lepas dari kerja sama antara penyuluh, masyarakat
dan dinas yang terkait. Jumlah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Kabupaten Lebak
adalah 146 orang yang terdiri dari Penyuluh PNS sebanyak 60 orang, Penyuluh PPPK 51
Orang, Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) sebanyak 1
Orang, dan Tenaga Kerja Kontrak Tenaga Bantu Penyuluhan Pertanian (TKK-TBPP)
Sebanyak 34 Orang.
Indikasi penurunan kinerja penyuluh pertanian di Lebak dapat dilihat dari lemahnya
dampak penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian yang meliputi 1) Pembinaan
petani; 2 ) Penerapan teknologi pertanian ditingkat petani; 3) Produktivitas komoditas
pertanian yang dihasilkan petani; 4) Hubungan kerjasama petani dan kelompok tani.
Selanjutnya indikasi lain yang memperlihatkan penurunan kinerja penyuluh adalah
banyaknya keluhan-keluhan masyarakat atau petani, maupun lembaga legislatif serta
lembaga-lembaga masyarakat lainnya yang sering mempertanyakan keberadaan penyuluh
pertanian.
Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut, kemudian menimbulkan pertanyaan yang
saling bertentangan satu sama lain. Apakah kinerja penyuluh menurun karena
kelembagaannya atau segala fasilitas yang mendukung dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya tidak terpenuhi , ataukah sebaliknya apakah kelembagaanya atau fasilitas yang
mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya tidak dipenuhi oleh Pemda Kabupaten
Lebak, karena penyuluh selama ini dianggap tidak memperlihatkan peran yang nyata
Akibat dari kondisi rill yang ada di Kabupaten Lebak tersebut, maka hal yang perlu
dan medesak untuk dilaksanakan agar dapat keluar dari polemik tersebut adalah melakukan
suatu upaya atau strategi yang dapat memperbaiki kinerja penyuluh pertanian yang pada
gilirannya akan memberdayakan petani dengan mengkaji berbagai aspek yang berkaitan
dengan ruang lingkup kelembagaan penyuluhan pertanian yang terdiri dari aspek organisasi,
sumberdaya dan aturan/prosedur kerja yang diduga memengaruhi kinerja penyuluh dengan
berpedoman pada hasil-hasil penelitian sebelumnya dan fakta-fakta yang terjadi di lapangan
dengan menerapkan fungsi manajemen secara baik.
Dalam rangka mengoptimalkan kinerja penyuluh pertanian, maka banyak faktor yang
dapat dipertimbangkan sehingga dapat melaksanakan tufoksinya dengan baik. Menurut
Gibson et al (2008:123-124), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja diantaranya adalah
faktor kepemimpinan, faktor kompetensi dan faktor motivasi.
Keberhasilan suatu organisasi pada dasarnya ditopang oleh kepemimpinan yang
efektif terhadap bawahannya. Dengan pola kepemimpinan yang tepat, maka akan timbul
sinergi antara atasan dengan bawahab. Koordinator Wilayah Penyuluh Pertanian Kecamatan
sebagai pemimpin secara langsung dapat memimpin dan membina bawahannya sehingga
dapat bekerja secara efektif dan menghasilkan kinerja lebih baik seperti yang diharapkan.
Kepemimpinan seorang pemimpin akan berhasil apabila memperhaitkan motivasi
bawahannya. Sebagai manusia biasa yang bekerja dan mengabdikan dirinya pada organisasi,
penyuluh juga perlu diperhatikan kebutuhan yang datang dari keinginan mereka sendiri.
Secara tidak langsung, kondisi tersebut akan membuat penyuluh pertanian menjadi semangat
bekerja dan lebih efektif lagi dalam meningkatkan kinerjanya bagi organisasi tempat mereka
bekerja.
Kinerja penyuluh pertanian tidak terlepas dari kompetensi yang dimiliki oleh masing-
masing penyuluh pertanian tersebut. Kompetensi merupakan modal awal dari dalam diri
penyuluh pertanian yang harus dimiliki untuk dapat menduduki suatu pekerjaan tertentu dan
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Tingkat motivasi penyuluh pertanian dalam bekerja menjadi tinggi apabila memiliki
tingkat kompetensi yang tinggi. Secara tidak langsung, tingkat kompetensi yang memadai
tersebut akan mempengaruhi kinerja mereka melalui motivasi dari dalam diri mereka yang
tumbuh dengan baik.
Berdasarkan berbagai penjabaran di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa variabel
kepemimpinan dan kompetensi dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja penyuluh
pertanian secara tidak langsung melalui variabel motivasi. Selain itu juga sebagaimana yang
dijelaskan bahwa faktor kepemimpinan, kompetensi dan motivasi dapat mempengaruhi
secara langsung variabel kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Berdasarkan semua yang di jelaskan tersebut, penulis tertarik mengambil Penelitian dengan
judul dalam bahasa Indonesia
“Pengaruh Kepemimpinan, Kompetensi dan Motivasi Terhadap Kinerja
Penyuluh Pertanian di Dinas Pertanian Kabupaten Lebak”
1. Pertanyaan Penelitian
Apakah ada Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kompetensi Penyuluh
Pertanian di Dinas Pertanian Kabupaten Lebak.
Apakah ada Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian
di Dinas Pertanian Kabupaten Lebak.
Apakah ada Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian
Apakah ada Pengaruh Kepemimpinan dan Kompetensi Terhadap Kinerja
Penyuluh Pertanian di Dinas Pertanian Kabupaten Lebak
2. Tujuan
Untuk Mengetahui Apakah ada Pengaruh Kepemimpinan Terhadap
Kompetensi Penyuluh Pertanian di Dinas Pertanian Kabupaten Lebak.
Untuk Mengetahui Apakah ada Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Penyuluh Pertanian di Dinas Pertanian Kabupaten Lebak.
Untuk Mengetahui Apakah ada Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja
Penyuluh Pertanian
Untuk Mengetahui Apakah ada Pengaruh Kepemimpinan dan Kompetensi
Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian di Dinas Pertanian Kabupaten Lebak
3. Hipotesis
.
Kepemimpinan (X1) H2
Kinerja Penyuluh
H1 H4 Pertanian
H3
Kompetensi (X2)