Anda di halaman 1dari 7

Moderasi Beragama dan

Pengembangan Inklusivitas

PROF. DR. H. HASAN BISRI, M.AG.


Islam Moderat

 Visi pendidikan ayahanda K.H. Irfan Hielmy (alm.)


adalah mewujudkan muslim moderat, mukmin
demokrat, dan muhsin diplomat.
 Visi moderat diarahkan untuk membentuk muslim yang
moderat, toleran, menghormati perbedaan, menerima
kebinekaan dan keragaman, dan memiliki kesadaran
multikultural.
 Visi demokrat diarahkan agar santri dan alumni
Darussalam berjiwa demokrat, menerima sistem
demokrasi dengan segala kelebihan dan kekurangannya,
mengakui pemerintahan yang sah, taat hukum,
menjunjung tinggi persamaan, keadilan, dan
kesejahteraan masyarakat
Lanjutan ....

 Visi diplomat diarahkan agar santri dan alumni


Darussalam berakhlak mulia, berbudi pekerti
luhur, berintegritas, berkarakter, dan
berkepribadian sehat.
 Visi pendidikan Almarhum itu penting untuk
dijaga, dipertahankan, dan diwujudkan oleh
seluruh keluarga besar Pondok Pesantren
Darussalam.
Lanjutan ....

 Secara akademik, terminologi moderat atau


wasatiyyah pada umumnya merujuk pada
karakteristik-karakteristik perilaku individual dan
kolektif yang dianggap moderat, seimbang, tidak
bersikap berlebihan atau ekstrem (Yaakub, 2016:67).
 Menurut Kamal Hassan (2011:161), ruang lingkup
moderasi Islam (wasatiyyah al-Islam) mencakup
kombinasi berbagai kebajikan, termasuk keadilan,
kebaikan, toleransi, kerja sama, kepatuhan kepada
penguasa Muslim yang adil, dialog antar-agama,
menghormati perjanjian, dan penerimaan terhadap
keragaman budaya dan etnis, serta sikap optimisme.
Muslim Inklusif

 Inklusif berarti tidak meninggalkan atau mengabaikan


bagian atau kelompok mana pun.
 Inklusif juga bermakna keterbukaan atau membuka
diri kepada pihak-pihak yang berbeda.
 Contoh, lembaga pendidikan inklusif adalah yang
memiliki peserta didik dari semua ras dan latar
belakang.
 Jadi, santri yang inklusif adalah santri yang memiliki
sikap terbuka, sanggup bergaul dan menerima orang-
orang yang berbeda dengan dirinya, respek terhadap
setiap orang, menghormati keragaman, pluralitas, dan
memiliki kesadaran multikultural.
Muslim Inklusif

 Muslim inklusif berarti Muslim yang toleran,


bersikap terbuka, sanggup bergaul dan menerima
orang-orang yang berbeda dengan dirinya, respek
terhadap setiap orang, menghormati keragaman,
pluralitas, dan memiliki kesadaran multikultural.
 Muslim inklusif tidak boleh mengakui atau
meyakini kebenaran agama lain atau bersama-
sama beribadah di tempat ibadah non-Muslim.
Prinsip-Prinsip Inklusivitas

 Prinsip kebersamaan
 Prinsip Kesetaraan
 Prinsip Partisipasi
 Prinsip penerimaan dan penghargaan
 Penolakan hak-hak khusus
 Penerimaan terhadap perbedaan individu
 Kebalikan dari pengecualian
 Prinsip perubahan.

Anda mungkin juga menyukai