Anda di halaman 1dari 5

Nama : Sabrina Annastiar

NIM : 22104040019

Prodi : Pendidikan Matematika

NILAI TOLERANSI DALAM DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW

1. ISLAM DAN TELADAN KEBERAGAMAAN


Islam merupakan agama dakwah, yaitu agama yang mene gaskan umatnya untuk
menyebarkan dan menyiarkan kepada seluruh umat manusia secara arif dan bijaksana.
Sebagai agama yang rahmatan lil alamin, Islam dapat menjamin akan terwujudnya
kebahagiaan dan kesejahteraan umatnya manakala ajaran Islam dilaksanakan dengan
sungguh-sungguh dan benar. Dakwah Nabi Muhammad SAW lebih menitikberatkan
aspek humanisme dan toleransi pada kebebasan di segala bidang baik agama, politik,
sosial, dan ekonomi serta batasan-batasan yang tertera dalam al-Qur'an, yaitu kebebasan
yang meng anugerahkan karya-karya baru, mencurahkan cinta dan tali kasih sebagai
kunci gotong royong untuk kebaikan bersama. Sebagaimana Natsir dalam bukunya
menjelaskan Islam tidak memandang bahwa agama lain sebagai suatu ancaman ataupun
musuh yang harus disingkirkan secepatnya dari muka bumi ini. Islam juga memandang
perbedaan yang ada tidaklah dijadikan sebagai alasan untuk memusuhi mereka.
Sebaliknya Islam menganggap mereka sebagai saudara dan partner dalam rangka
menjalin serta menbina kehidupan yang baik untuk mencapai kemajuan umat dan
masyarakat.Begitu juga dalam Piagam Madinah yang tertulis pada pasal 25 telah diatur
dengan tegas bagaimana sikap antara muslim terhadap non-Muslim. Perbedaan keyakinan
di antara mereka tidak menjadikan penyebab keretakan dalam membangun persatuan dan
kesatuan yang kuat di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Sikap saling
mengharmati, menghargai, dan toleransi dalam perbedaan agama berlaku bagi seluruh
masyarakat Madinah.
Berkaitan dengan hubungan umat beragama, hidup ber agama dapatlah dimaknai sebagai
suatu pengalaman ajaran agama dalam hidup serta kehidupan umat manusia baik secara
individu maupun secara sosial. Oleh karena itu, kerukunan yang dibenarkan apabila
hubungan yang tercipta kiranya dilandasi oleh petunjuk dan pengalaman ajaran agama,
secara murni bermula dari hati nurani paling dalam dan konsekwen terhadap ajaran
agama masing-masing. Hal ini di tujukan supaya adanya toleransi dapat berjalan sesuai
dengan ruh syari'at Islam.
Dalam beberapa pokok ajaran di atas, Islam telah meng ajarkan kepada umatnya agar
selalu bersikap toleran terhadap sesama secara keseluruhan, baik sesama muslim maupun
yang non muslim. Islam juga membawa ajaran toleransi yang ber sifat khusus dan
diperuntukan untuk umat beragama lain, ataupun yang memiliki keyakinan yang tidak
sama. Islam mengajarkan kepada umatnya bahwa tidaklah setiap orang yang berbeda
agama itu ingkar setelah mengetahui kebenaran Islam, tetapi kekurangan mereka tidak
memeluk Islam karena tidak mengetahui. Oleh karena itu umat Islam dalam menghadapi
mereka seyogyanya bersikap arif dan bijaksana dengan rasa persahabatan, saling tolong-
menolong, dan saling melindungi. Agar mereka lebih banyak mempunyai waktu dan
kesempatan untuk mendengarkan serta mengetahui Islam lebih banyak.
TOLERANSI DAN DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DALAM PIAGAM
MADINAH

Dakwah pada hakekatnya merupakan peran yang semestinya dilakukan oleh mereka yang
mempunyai ilmu yang mendalam. Dakwah tidak bisa disampaikan oleh orang yang
berpengetahuan rendah, apalagi tidak mengerti agama. Dakwah meniscayakan
pemahaman yang luas terhadap khazanah keislaman sekaligus penalaran untuk
menguatkan esensi agama Hal tersebut makin diperkuat, bahwa para ulama terdahulu
yang melakukan dakwah, pada umumnya mempunyai karya-karya spektakuler di
bidangnya masing-masing.
Karena dakwah bermodalkan hikmah, maka peradaban Islam menjadi salah satu
peradaban Islam yang adiluhung. Kekuatan Islam tidak ditentukan oleh kekuatan otot,
yang selalu di tandai dengan aksi kekerasan. Oleh karena itu, di tengah menguatnya
keberagamaan diperlukan toleransi yang bersifat aktif. Artinya, dakwah bukanlah upaya
menciptakan tebing ketertutupan terhadap yang lain. Dakwah yang ada merupakan usaha
untuk memperkenalkan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran. Disinilah dakwah dan
toleransi perlu menggarisbawahi kesanggupan untuk menerima yang lain sebagai
inspirasi menuju tangga kebenaran. Oleh karena itu pada bab empat ini, penulis
mengetengahkan tentang dakwah Nabi Muhammad SAW dan pokok ajaran tentang
toleransi.
A. BEBERAPA POKOK AJARAN ISLAM TENTANG TO LERANSI

Sikap toleran bukan berarti suatu sikap menerima apa ruang adanya dengan membiarkan
segala sesuatu berjalan dengan tanpa adanya kritik yang konstruktif, melainkan
memberikan dan waktu untuk berinteraksi secara harmonis dengan orang lain selama
tidak melanggar atau menyalahi aturan-aturan yang telah ditetapkan, mengikat dan
berlaku umum. Penunjukkan sikap ini, secara implisit ditegaskan oleh Farid Esack dalam
bentuk pernyataan sikap al-Qur'an terhadap agama lain (Esack, 2002: 201). Menurutnya
Islam merupakan agama yang benar benar ajaran yang pertama kali memperkenalkan
pandangan pandangan tentang toleransi dan kebebasan beragama kepada umat manusia.
Konsep ini juga mengandung dampak terhadap kosmopolitanisme bagi pengembangan
budaya dan peradaban yang gemilang, karena budaya tersebut bercorak toleran dan
kebebasan dalam beragama. Kita ketahui bahwa agama Islam yang disebarkan oleh Nabi
Muhammad SAW merupakan agama yang sangat toleran, oleh karena itu tidak terkecuali
ajaran-ajarannya juga akan senantiasa berkaitan dengan toleransi, khususnya toleransi
beragama.
Oleh karena itu dalam menghadapi kemajuan zaman, apa pun yang terjadi sebagai umat
Islam yang masih mempercayai Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanatun dan
(sumber hukum), sebagaimana yang telah dirintis dan diperjuangkan olehnya dengan
meletakan pondasi-pondasi keberagamaan yang saling menghormati dan menghargai
terhadap perbedaan serta keberagaman keyakinan di kota Madinah. Dengan menge
depankan nilai-nilai ajaran Islam yang toleran dan menjunjung tinggi kemanusiaan,
sehingga terwujudlah sebuah tatanan masyarakat yang bermoral dan beretika, adil,
makmur, dan sejahtra. Sebuah keberhasilan dalam penyebaran Islam yang harus
diteladani oleh umat Islam se-dunia, khususnya di Indonesia. Bahwasannya, dakwah
Nabi Muhammad SAW dalam konteks masyarakat modern pada masa itu, sampai
sekarang masih tetap relevan untuk dijadikan pegangan/minhaj dalam berdakwah yang
dihadapkan pada keberagaman masyarakat yang majemuk dan plural. Untuk itulah umat
Islam harus merombak secara mendasar pandangannya tentang dakwah. Bila Islam
dipahami lebih utuh, mendasar, jernih, dan rasional sebagai agama yang rachmatan li-
l'Alamin, sebagimana halnya Nabi Muhammad SAW berdakwah di tengah masyarakat
yang beragam di kota Madinah. Dakwah Nabi Muhammad SAW di masa lalu merupakan
dakwah yang layak untuk dijadikan pedoman bagi seluruh umat Islam, terutama para da'i
agar mampu menghadapi tantangan zaman. Dakwah Islam masa depan dalam
menghadapi kemo dernan zaman dan kemejemukan masyarakat yang beraneka ragam
keyakinan, mampu beradaptasi, bertoleransi, dan mem bentuk keharmonisan, serta
kenyamanan dalam lingkungannya. Pada akhirnya dakwah Islam dapat menjadi secercah
cahaya pencerahan pemikiran, solusi atas problem kehidupan, membawa kesejahteraan,
dan kenyamanan hidup. Inilah sejatinya Islam yang damai, agama dunia, dan agama yang
membawa rahmat untuk semua umat (rachmatan li-l'Alamin)..

Anda mungkin juga menyukai