Anda di halaman 1dari 20

Baby Blues Syndrome Ibu &

Depresi Postnatal Ayah:


Aspek Psikiatrik dari Kehamilan dan Persalinan

dr Isa Multazam Noor, MSc, SpKJ(K)


Instalasi Diklat RSJ Dr Soeharto Heerdjan
Grogol Jakarta
Agustus 2022
Pendahuluan
• Persalinan merupakan posisi menentukan bagi perempuan untuk menjadi
seorang ibu: melahirkan dan menyusui
• Masa nifas adalah proses yang mempengaruhi kesehatan jiwa ibu dan ayah
• Depresi pascapersalinan (postpartum) adalah kondisi psikologis yang
paling umum setelah melahirkan
• Mayoritas penelitian menunjukkan angka 16.7% di Asia dan 17.22% dari
populasi dunia * satu dari sepuluh wanita alami depresi pascapersalinan
• Kondisi ini dapat berdampak negatif bagi seluruh keluarga *
• Terjadinya underdiagnosis dan misdiagnosis dari kondisi ini
• Efek merugikan pada kesehatan sosial & kognitif pasangan, bayi, dan anak
Gejala Psikologis Baby Blues Syndrome
• Putus asa
• Perasaan tidak mampu sebagai orangtua
• Gangguan tidur dan nafsu makan
• Konsentrasi terganggu
• Kecemasan & rasa bersalah
• Sikap ibu yang negatif
• Efikasi diri orangtua yang buruk
• masalah dengan keterikatan (bonding) ibu-bayi
• Komunikasi ibu-bayi yang bermusuhan
• Sensitif (lekas marah)
• Kurangnya minat atau kesenangan dalam kegiatan
• Kelelahan ekstrim
• Pikiran untuk melukai diri sendiri atau bunuh diri
• Takut menyakiti anak sendiri * apabila berat dapat menunjukkan gejala halusinasi & waham
Dampak Depresi Pascapersalinan
• Transisi menjadi orangtua dapat menimbulkan stres dengan
konsekuensi negatif bagi kesehatan jiwa orangtua
• Gejala depresi sering dimulai selama kehamilan (periode peripartum)
• Ayah yang mendukung ibu dengan depresi pascapersalinan sendiri
berisiko mengalami depresi
• Depresi pascaprsalinan pada laki-laki lebih mungkin berkembang jika
pasangannya sudah memiliki gejala depresi
• Baik ibu maupun ayah menggambarkan pengalaman
ketidakmampuan dalam pengasuhan anak
• Depresi dan kecemasan ayah meningkatkan risiko kekerasan
Faktor Risiko Maternal Blues
• Terdapat banyak istilah: baby blues syndrome, depresi postpartum, depresi
pascapersalinan
• Biologis: hubungan negatif antara kadar leptin saat melahirkan dan depresi, riwayat
neurasthenia
• Kehamilan usia muda menjadi pemicu risiko utama bagi ibu
• Gejala depresi antenatal sangat terkait gejala depresi pascapersalinan * prevalensi
sebesar 6.2%
• Riwayat gangguan depresi sebelumnya * kehilangan kehamilan sebelumnya dan sindrom
pramenstruasi
• Pengalaman negatif terkait masalah selama kehamilan, jenis persalinan, dan kesehatan
anak
• Merokok dan status tidak menikah meningkatkan risiko 4x lipat
• Kekerasan pasangan intim selama periode perinatal
• Vulnerabilitas: tekanan keuangan (pengangguran), konflik antar orang tua dan memiliki
bayi laki-laki
Faktor Psikososial Tekanan Perkawinan
• Usia muda dan pendidikan yang rendah dari orangtua
• Status atau situasi ekonomi rendah * mata pencarian keluarga
• Lingkungan yang padat penduduk (daerah miskin kota)
• Dukungan sosial yang buruk misal pasangan
• Riwayat kekerasan dalam keluarga (KDRT)
• Perubahan peran * Stres orangtua dan tekanan membesarkan anak
• Kehamilan yang tidak direncanakan & memiliki tiga anak atau lebih
• Kualitas hubungan dengan pasangan * ketidakpuasan perkawinan &
wellbeing
• Jumlah orang yang tinggal di rumah (extended family)
• Pandemi COVID-19 berdampak secara tidak langsung: perubahan
perawatan kesehatan, kebijakan sosial, atau kondisi sosial dan ekonomi
Instrumen Penilaian Depresi Pascapersalinan
• Edinburgh Postpartum Depression Scale: Jika skor > 5; laki-laki harus
dinilai dengan cut-off skor mulai dari 7 sampai 10
• Untuk penggunaan antara 28 – 32 minggu pada semua kehamilan dan
6 – 8 postpartum
• Skala Maternity Blues (MBS)
• Skala Gotland untuk menilai Depresi Laki-laki * 13 – 26 dan 26 sampai
39
• Skala Depresi Maskulin dan Skala Risiko Depresi Pria - pengukuran
"depresi maskulin"
• Mengidentifikasi dengan skala penilaian yang mencakup gejala
depresi laki-laki
Depresi Postnatal pada Ayah
• Prevalensi berkisar antara 6% sampai 19.1%
• Prediktor: depresi pascapersalinan ibu, peristiwa kehidupan, stres yang
dirasakan, potensi ancaman pengangguran, hubungan suami-istri yang
buruk, kurangnya dukungan sosial selama kehamilan, dan adanya
perawatan bayi
• Depresi terjadi pada 10% laki-laki dari trimester pertama sampai satu
tahun pascapersalinan pasanagannya
• Tiga sampai enam bulan setelah kelahiran adalah periode yang sangat
sensitif untuk peningkatan gejala depresi
• Kondisi psikologis penyerta: perasaan sedih, marah, takut, bingung, dan
berada dalam penyangkalan
• Proses psikologis terhadap tekanan (stres) pascapersalinan: rasa bersalah,
penghindaran dan masalah penyesuaian sebagai orangtua
Peran Ayah dalam Keluarga
• Motivator bagi para ayah untuk memimpin, mencari dan meminta
informasi dan bantuan terkait peranan dalam keluarga
• Memastikan kesehatan jiwa terbaik para ayah dalam mengapai
“keluarga sehat”
• Menjadi ayah adalah periode transisi yang membuat stres bagi
individu laki-laki
• Peran ayah dalam mendukung perkembangan anak usia dini sangat
penting
• Kebutuhan informasi: perawatan/pengasuhan bayi (53-82%),
dukungan dan peningkatan hubungan (69.5-71.3%), keseimbangan
pekerjaan/keluarga (69%), perbaikan tidur (57%), dan pengelolaan
stres (56.3%)
Gejala Depresi Postnatal Ayah
• Emosional: sedih, cemas, frustrasi, mudah tersinggung, marah,
kesulitanmerasa terjebak, tidak berdaya, putus asa, dan kesepian
• Kognitif: kewalahan, bingung, dan konsentrasi buruk
• Fisik: rasa lelah, penurunan nafsu makan, masalah tidur, keluhan fisik
(somatik)
• Perilaku: penurunan keterlibatan pengasuhan ayah, isolasi dan
penghindaran, penarikan sosial dan koping maladaptif
• Psikososial: masalah terkait pekerjaan, penyalahgunaan zat/alkohol,
berjudi
• Pengasuhan: pola interaksi yang buruk dengan bayi mereka dalam hal daya
tanggap, suasana hati, kesulitan emosional dan kepekaan
Faktor Risiko Depresi Postnatal pada Ayah
• Penelitian menunjukkan depresi ibu, tekanan perkawinan, dan stres
orangtua merupakan faktor risiko penting bagi kesehatan jiwa ayah
pada periode perinatal
• Meta-analisis mengidentifikasi stres peran gender, kekerasan dalam
rumah tangga (KDRT), dan harapan yang tidak sesuai dari kehamilan
dan persalinan menjadi faktor risiko bagi ayah hanya pada periode
perinatal
• Kecenderungan kekerasan meningkat karena tekanan yang terkait
dengan transisi menjadi orangtua
• Tekanan (stres): kekhawatiran terhadap kesehatan jiwa pasangan,
perubahan hubungan dengan istri, pendapatan rendah, gangguan
tidur dan beban perawatan bayi saat ibu tidak bisa lagi mengatasi
Hubungan Kausalitas Orangtua
• Ekspresi emosi ayah yang negatif merupakan mediator parsial efek depresi
postnatal pada ukuran respons & sensivitas pengasuhan anak
• Anak alami kesulitan yang lebih besar dalam mengenali wajah orang
dewasa bahagia daripada wajah orang dewasa yang sedih
• Stres pengasuhan merupakan faktor risiko yang bermakna terkait
kecemasan ayah pada periode perinatal
• Bayi menangis lebih sering pada 4 sampai 6 minggu setelah lahir
dibandingkan waktu lainnya
• Ketika ayah didiagnosis menderita depresi, pasangannya memiliki risiko
31% menderita depresi
• Masalah kesehatan jiwa ibu setelah melahirkan berdampak pada peran
laki-laki sebagai ayah/pasangan * menimbulkan emosi negatif
Perkembangan Anak dan Remaja
• Depresi pascapersalinan dapat berdampak pada perkembangan bayi dan anak
• Ketergantungan bayi yang ekstrim pada pengasuh dan kepekaan terhadap kontak
interpersonal
• Ibu merupakan lingkungan utama bagi bayi pada bulan-bulan pertama pasca kelahiran
• Studi terbaru menunjukkan hubungan antara gejala depresi awal ibu dan perkembangan
kognitif dan emosional bayi yang merugikan
• Depresi pascapersalinan menimbulkan risiko bagi hubungan ibu-bayi dan hasil perkembangan
bayi
• Efek buruk dari depresi pascapersalinan dimediasi melalui hubungannya dengan kognisi ibu
dan pola asuh
• Pentingnya keterlibatan ayah akan dampak positif perkembangan anak dan keluarga
• Perilaku internalisasi anak (kecemasan, depresi somatik) dan perilaku eksternalisasi (perilaku
buruk, kinerja sekolah)
Program Pencegahan
• Skrining dan penilaian rutin kesehatan jiwa kedua orangtua harus
dilakukan selama kehamilan dan periode pascapersalinan
• Intervensi skrining pascapersalinan untuk ayah bisa hemat biaya dan
memiliki efek kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan tanpa skrining
• Skrining ayah untuk depresi setidaknya dua kali selama tahun
pertama pascapersalinan * krusial 12 - 15 bulan setelah melahirkan
• Depresi pada ayah setelah kelahiran anak dikaitkan riwayat depresi
sebelumnya dan adanya depresi pada pasangan selama kehamilan
dan segera setelah melahirkan
• Optimalisasi pendidikan antenatal baik terhadap ibu maupun ayah
Manajemen Perlindungan
• Program pengasuhan anak gratis untuk keluarga: tinggal & belajar bersama bayi
• Pembelajaran membangun koneksi pada usia 0-1 atau 1-2 tahun dari bayi * Ayah
yang sehat dan bebas rokok untuk mitra pendukung
• Berpartisipasi dalam semua aspek pengasuhan anak (parental efficacy) untuk
peluang menciptakan kenangan ayah-anak
• Depresi ibu berkorelasi sedang dengan depresi ayah selama periode perinatal *
faktor suasana hati pasangan
• Mengidentifikasi kebutuhan dukungan ayah * keterlibatan dalam kehidupan anak
• Layanan konseling bagi orangtua yang baru pertama kali memiliki anak
• Mengembangkan fungsi dan peran orangtua secara bersama
• Kesenjangan dalam dukungan sosial untuk ayah: meskipun ada kelompok
dukungan untuk ibu, tetapi lebih sedikit kelompok yang setara untuk ayah
Manajemen Tata Laksana
• Manajemen komprehensif: farmakoterapi, psikoterapi, atau kombinasi
• Pilihan farmakoterapi lini pertama - obat anti depressan adalah Inhibitor
reuptake serotonin selektif (SSRI)
• Rekomendasi pengobatan disesuaikan tingkat keparahan depresi dan
factor yang mempengaruhi kepatuhan (misal: kendala waktu untuk
datang berobat dan efek samping obat)
• Target untuk intervensi psikologis: kendali emosi, rasa bersalah dan
menyalahkan diri sendiri
• Pendekatan psikoterapi: terapi perilaku kognitif, terapi berbasis
mindfulness (missal terapi penerimaan dan komitmen), dan psikoterapi
interpersonal
Intervensi Psikososial
• Edukasi tentang depresi pascapersalinan untuk ayah
• Perhatian efek samping obat: disfungsi seksual
• Masalah seksual lebih mungkin terjadi pada individu laki-laki daripada
perempuan
• Intervensi dini: kunjungan rumah (home visit) untuk keluarga
• Aplikasi Skrining Baby Blues Berbasis Android
• Dukungan sosial bagi ayah untuk mengambil cuti melahirkan
Program Good Parenting Skills
• Bersiap untuk membangun hubungan dan perubahan peran dalam keluarga
• Meningkatkan kesadaran akan tekanan dan depresi orangtua * mengenali gejala
awal
• Meningkatkan kemampuan untuk mendukung pasangan secara lebih baik
• Meningkatkan kemampuan ayah untuk mengidentifikasi dan menafsirkan
komunikasi bayi
• Pengakuan atas peran yang dimainkan laki-laki dalam mendukung pemulihan
baby blues syndrome perempuan dan tumbuh kembang bayi
• Mempromosikan pengembangan aliansi pengasuhan yang kuat Bersama
pasangan
• Mengembangkan inisiatif untuk swabantu * kelompok ayah lokal
• Forum rutin *kelompok orangtua dan aktivitas bayi
• Dukungan dari pekerjaan dan pemberian cuti
Take Home Message
TERIMA KASIH
kebocha@yahoo.com
Instagram siggi_psyctelston

Anda mungkin juga menyukai