Anda di halaman 1dari 29

PSIKOLOGIS PRA

KONSEPSI
Retno Wulan, S.S.T.Keb.,MKM
Psikologi perkembangan sebagai cabang ilmu
psikologi yang meneliti berbagai perubahan
yang terjadi pada individu yang dimulai sejak
sebelum proses kehamilan, persalinan dan nifas.
Latar Belakang :
Kehamilan yang sehat membutuhkan:

Persiapan fisik dan mental dari setiap ibu

Perencanaan kehamilan yang sehat

Proses kehamilan yang direncanakan dengan baik,


maka akan berdampak positif pada kondisi janin dan
adaptasi fisik dan psikologis dari ibu menjadi lebih baik.
• Kehamilan merupakan sesuatu yang
membahagiakan dan didambakan oleh
pasangan suami istri. Menurut WHO (World
Health Organization) setiap tahunnya
terdapat 140 juta wanita yang melahirkan
diseluruh dunia. 

• Tahun 2019  AKI 305/100.000 kelahiran


hidup
• Sebagian besar kematian ibu tersebut
disebabkan oleh penyebab langsung, yaitu
perdarahan, infeksi, eklamsia, persalinan lama
dan abortus komplikasi abortus.
• Sebagian besar komplikasi kehamilan ini dapat
dicegah dengan melakukan persiapan pra
konsepsi.
• Hasil penelitian  4 dari 10 wanita mengalami
kehamilan yang tidak direncanakan, sehingga
intervensi medis yang dapat diberikan kepada ibu
atau pasangan menjadi terhambat. 

• Dengan persiapan kesehatan dan mental yang baik 


kematian ibu dapat dihindari.

• Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan segala


sesuatunya dengan baik, terutama dari segi kesehatan
dan mental calon ibu.
Apa Itu Prakonsepsi?
• Prakonsepsi merupakan penggabungan 2 kata,
yaitu pra yang berarti sebelum, konsepsi yang
berarti pertemuan antara sel telur wanita dan sel
sperma pria.

• Prakonsepsi dilakukan untuk mengidentifikasi dan


memodifikasi resiko biomedis, mekanis dan sosial
terhadap kesehatan wanita ataupun pasangan usia
produktif yang berenca untuk hamil.
KAJIAN PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN PEREMPUAN DAN
KELUARGA
PERKEMBANGAN PSIKIS MANUSIA

Fase Fase
Oral Anal

Fase Fase
Genital Phalik
TAHAPAN PSIKIS YANG DI ALAMI
WANITA

PRA
KONSEPSI
KONSEPSI

POST MELAHIRKAN
NATAL
• Persiapan sebelum hamil #1. Memahami
faktor risiko depresi pasca persalinan
(Postpartum Depression)
• Persiapan sebelum hamil #2. Memahami apa
yang yang bisa terjadi 
• Persiapan sebelum hamil #3. Mencari
support system
• Persiapan sebelum hamil #4. Menyadari
pentingnya kesehatan mental 
Ada beberapa strategi yang dibisa dilakukan untuk
menjaga kesehatan mental selama hamil:
• Jadikan kesehatan psikologis sebagai prioritas.
• Usir pikiran negatif pada diri sendiri.
• Luangkan waktu untuk diri sendiri.
• Ambil kelas melahirkan atau mengasuh anak.
• Bicaralah dengan pasangan persiapan ortu
SKRINNING PRA
KONSEPSI

• Riwayat penyakit dahulu yang dapat menjadi


penyulit dalam kehamilan, seperti diabetes,
hipertensi, penyakit jantung dan paru, tiroid,
riwayat kejang, infeksi, dan lain-lain.
• Riwayat konsumsi obat-obatan rutin yang
dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan
pada janin.
• Keadaan gizi pada ibu yang hendak hamil sangatlah
penting, karena akan menjadi sumber energi bagi ibu
maupun bayi.
 Sebaiknya ibu berada dalam berat badan yang ideal,
dikarenakan dengan berat badan yang lebih dapat
menyebabkan penyulit berupa hipertensi dan diabetes
dalam kehamilan serta preeklampsia.
 Sedangkan berat badan yang kurang, dapat
menyebabkan pertumbuhan janin terhambat. 
 Ibu perlu memasukkan unsur asupan gizi seimbang yang
berupa karbohidrat, protein, dan mineral, serta asam
folat.
• Riwayat vaksinasi seperti hepatitis B, toxoid,
cacar, campak, dan lain-lain.

• Riwayat keputihan, menstruasi, pendarahan,


penggunaan kontrasepsi, riwayat infertilitas maupun
riwayat penyakit seksual menular juga merupakan
hal penting untuk diketahui dari para calon ibu.
• Riwayat penyakit keluarga untuk mendeteksi ada tidaknya
riwayat retardasi mental, malformasi kongenital, infertilitas,
maupun keguguran.

• Riwayat sosial seperti tempat kerja, merokok, konsumsi


alkohol, obat-obatan, kafein juga penting karena sebaiknya
dihindari selama mempersiapkan kehamilan. Tidak boleh
dilupakan, olahraga yang rutin minimal 150 menit dalam
seminggu juga disarankan.
• Masalah psikososial yang terjadi sebelum dan
dalam kehamilan seperti depresi juga harus
diketahui agar dapat dilakukan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan ibu dan
menghindarkan calon ibu dari stress berlebih.
• Selanjutnya, prosedur prakonsepsi
dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik lengkap
dan pemeriksaan penunjang berupa EKG dan
pemeriksaan laboratorium yang bertujuan
untuk penyaringan resiko ataupun screening.
Persiapan Menjadi Ayah
dan Orang Tua
• Ada pernikahan  Keturunan 
• Menjadi orang tua tidak mudah
• Persiapan menjadi orang tua yang dilakukan dari
sekarang pun tidak akan berhenti begitu bayi
lahir di dunia melainkan terus berlanjut sebagai
proses pembelajaran yang berkelanjutan hingga
anak dewasa.
• Inilah sebabnya menjadi orang tua adalah
pengalaman yang tidak ternilai harganya.
• Menjadi orang tua merupakan salah satu hal yang
didambakan oleh semua orang.
• Orang tua merupakan komponen keluarga yang
terdiri dari ayah dan ibu,mereka merupakan hasil
dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat
membentuk sebuah keluarga.
• Berbagai perencanaan disiapkan untuk menanti
kehadiran buah hati agar dirinya menjadi orang tua.
Persiapan Fisik
Persiapan fisik penting untuk perencanaan
menjadi orang tua, melalui:
Perbanyak olah raga

Mengkonsumsi makanan dan


minuman yang bergizi tinggi
Kurangi bahkan hindari
merokok
Tidak minum minuman
beralkohol
Persiapan Psikologis
Bagi calon ayah dan ibu, proses kehamilan hingga
melahirkan akan menjadi pengalaman yang luar
biasa akan dirasakan ketika pasangan suami istri
menjadi orangtua.

Jadi sebelum memiliki anak sebaiknya didikusikan


perubahan dan tantangan hidup yang akan dialami
sehingga calon orangtua telah siap dengan segala
kemungkinan yang akan terjadi.
Persiapan Finansial
 Selain dua hal diatas persiapan finisial
memang bukan segalanya. Namun
faktor ini bisa dikatakan paling penting.
 Persiapan yang dimaksud adalah
perencanaan keuangan untuk
mencukupi keperluan anak sejak masa
pra konsepsi- konsepsi- persalinan-bayi
lahir-sekolah sampai dengan nanti dia
dewasa dan menikah.
Pola Asuh
Hurlock (1999) membagi bentuk pola asuh orang tua menjadi
3 macam yaitu :
• Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang
memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak
ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola
asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya
pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua tipe ini
pula bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak
berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak.
Orang tua tipe ini pula memberikan kebebasa kepada anak
untuk memilih dan melakukan suatu tindakan, dan
pendekatannya kepada anak bersifat hangat.
• Pola Asuh Otoriter
Pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang
mutlak harus dituruti, biasanya dibarengi
dengan ancaman-ancaman. Orang tua tipe ini
cenderung memaksa, memerintah, menghukum.
Apabila anak tidak mau melakukan apa yang
dikatakan oleh orang tua, maka orang tua tipe
ini tidak segan menghukum anak. Orang tua tipe
ini pula tidak kenal kompromi dan dalam
komunikasi biasanya bersifat satu arah. Orang
tua tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari
anaknya untuk mengerti mengenai anaknya.
• Pola Asuh Permisif
Pola asuh ini memberikan pola asuh yang sangat
longgar. Memberikan kesempatan kepada anaknya
untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang
cukup darinya. Orang tua cenderung tidak
menegur atau memperingatkan anaka apabila anak
sedang dalam bahaya dan sangat sedikit
bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun
orang tua tipe ini biasanya bersifat hangat,
sehingga seringkali disukai oleh anak.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai