Anda di halaman 1dari 2

ELEMEN KELENGKAPAN RESEP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO/RSUDP/PKPO/001/2022 01 1/2
RSUD
PERDAGANGAN
KAB. SIMALUNGUN
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,

04 April 2022
SPO
dr. LIDYA RAYAWATI SARAGIH,
M.Kes
NIP. 197009242007012003
Merupakan kegiatan penulisan resep lengkap serta penetapan dan
penerapan langkah-langkah untuk pengelolaan
PENGERTIAN peresepan/permintaan obat, instruksi pengobatan yang tidak benar,
tidak lengkap, dan tidak terbaca agar hal tersebut tidak terulang lagi.
1. Sebagai panduan cara peresepan obat yang benar dan lengkap.
2. Mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat pada tahap
TUJUAN
peresepan (prescribing error).

Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan


KEBIJAKAN Nomor tentang syarat kelengkapan resep.

1. Identitas pasien yang terdiri dari : nama lengkap, tempat tanggal


lahir dan nomor rekam medis.
Identitas dokter terdiri dari : nama , Surat Izin Praktik
2. Resep dibagi menjadi :
a. Inscriptio : nama kota rumah sakit, tanggal penulisan resep
b. Invocatio : tanda R/sebagai tanda pembukaan resep
c. Prescriptio/ordinatio : nama obat, jumlah/kekuatan obat, cara
pembuatan, bentuk sediaan yang dipilih dan jumlahnya
d. Penutup : tanda penutup dan tanda tangan dokter
3. Penulisan resep nama obat generik diharuskan, namun obat nama
PROSEDUR
dagang dapat digunakan apabila :
a. Pada Formularium tidak ada nama obat generik dengan
komposisi yang sama.
b. Terjadi kekosongan obat generik
4. Penggunaan istilah :
a. Untuk aturan pakai jika perlu atau prn atau (pro re nata) harus
dituliskan dosis maksimal dalam sehari.
b. Penulisan CITO/URGENT/PIM! (Periculum In Mora) ditulis
pada resep emergensi (injeksi epinefrin, lidokain, sulfat
atropine, efedrin). Bagian atas resep dibuat paraf dokter.
5. Resep harus menyertakan berat badan pada pasien anak (pediatrik)

ELEMEN KELENGKAPAN RESEP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01 2/2
RSUD PERDAGANGAN
KAB. SIMALUNGUN
dan pada pasien usia lanjut (geriatrik) karena terdapat penyesuaian
dosis.
6. Kecepatan tetesan infus ditentukan oleh DPJP dan dilaksanakan
oleh perawat pelaksana.
7. Instruksi khusus akan ditulis DPJP pada resep seperti :
a. Titrasi dosis yaitu peningkatan dosis secara bertahap sampai
efek terapai yang diinginkan tercapai.
b. Tappering dosis yaitu penurunan dosis secara bertahap sampai
obat tidak digunakan lagi.
c. Rentang dosis yaitu batas dosis memberikan efek terapi
Automatic stop order (narkotika, hipnotik, sedatif,
antikoagulan) harus jelas aturan pakainya.
1. Instalasi farmasi
2. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
3. Intensive Care Unit (ICU)
UNIT TERKAIT 4. Instalasi rawat inap
5. Instalasi rawat jalan/poliklinik
6. Ruang bedah
7. Ruang PONEK

RIWAYAT DOKUMEN 1. Pergantian Pejabat yang menetapkan tahun 2022 (Rev. 01)

Anda mungkin juga menyukai