Anda di halaman 1dari 5

UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH PENGKAJIAN STRATEJIK

“REVIEW JURNAL PERTAHANAN: STRATEGI E-GOVERNMENT BRUNEI


DARUSSALAM DALAM MENGATASI ANCAMAN CYBER”

Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengkajian Stratejik:


Robi Sugara, M.Sc.
Disusun Oleh:
Syarah Shabrina (11201130000029) HI-4A

A. Identitas Jurnal
a. Judul Jurnal : Strategi E-Government Brunei Darussalam Dalam
Mengatasi Ancaman Militer
b. Nama Jurnal : Jurnal Pertahanan
c. Volume : Vol. 4 No. 3
d. Halaman : 145-161
e. Tahun : 2018
f. E-ISSN : 2549-9459
g. Penulis : Mahendro Bhirowo, Fauzia Gustarina Cempaka Timur, dan
Mardi Siswoyo
h. Link Akses Jurnal :
https://jurnal.idu.ac.id/index.php/DefenseJournal/article/view/409/pdf4-3-3
i. Sumber Jurnal : Universitas Pertahanan Indonesia
j. Reviewer : Syarah Shabrina
k. Tanggal : 19 Juni 2022

B. Abstrak
E-Government merupakan sistem administrasi pemerintahan yang memegang
peranan vital dalam komunikasi global internasional, dan sangat menentukan kemajuan
suatu negara. Namun, sistem penyelenggaraan pemerintahan yang memanfaatkan
Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat terkena ancaman, terutama ancaman yang
berasal dari dunia maya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis strategi
E-Government Brunei Darussalam dalam mengatasi ancaman siber. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif-kualitatif disertai dengan data yang diperoleh
dari presentasi dan wawancara selama kunjungan studi lapangan ke luar negeri di Brunei
Darussalam oleh perwakilan Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan (MOFAT), IT
Protective Security Services (ITPSS), dan Prime Minister's Office (PMO) Brunei
Darussalam, sebagai bagian dari penelitian terkait strategi e-Government Brunei
Darussalam dalam mengatasi ancaman dunia maya. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa strategi e-Government Brunei Darussalam dalam mengatasi ancaman siber dilakukan
dengan fokus pada citizen-centric service delivery secara bertahap. Dimulai dengan
pembentukan undang-undang tentang penyalahgunaan komputer pada tahun 2000, diikuti
oleh pembentukan Tim Tanggap Darurat Komputer Nasional Brunei (BruCERT) pada tahun
2004, pengenalan Etika Internet dan Program Kesadaran Keamanan Siber pada tahun 2009,
dan pengembangan sistem keamanan siber nasional. kerangka keamanan tahun 2014. Semua
terintegrasi ke dalam kebijakan bersama yang dicetuskan sebagai Brunei Insight 2035. Hal
ini dapat menjadi masukan bagi implementasi e-Government di Indonesia, dalam rangka
meningkatkan pemerataan dan keterbukaan akses informasi dan komunikasi di Indonesia,
tanpa mengabaikan prinsip keamanan dan kenyamanan dalam berkomunikasi dan
memperoleh informasi.

C. Tujuan Penelitian
Jurnal ini memiliki tujuan untuk memahami strategi pertahanan militer Brunei
Darussalam dalam penerapan e-Government (electronic government) yang dapat menjadi
pelajaran berharga bagi Indonesia yang juga akan membangun sistem e-Government, yang
tidak hanya untuk mengatasi ancaman dunia maya, tetapi juga untuk ancaman lain yang
sering memanfaatkan dunia maya seperti ancaman asimetris ataupun ancaman serangan
cyber yang telah mengganggu pertahanan dan keamanan negara.

D. Metodologi Penelitian
Jurnal yang diteliti ini menggunakan metode penelitian kualitatif-deskriptif yang
disertai dengan data yang diteliti melalui studi pustaka dan penelitian online. Metodologi
kualitatif merupakan metodologi yang dapat dipahami dan dilakukan dengan prosedur riset
yang memanfaatkan data deskriptif berupa kata-kata atau kalimat tertulis maupun lisan dari
subjek yang dapat diamati. Metodologi kualitatif ini juga merupakan metodologi untuk
menjelaskan dan menganalisis sebuah fenomena, peristiwa, dinamika sosial, dan persepsi
atau pandangan seseorang ataupun kelompok terhadap sesuatu. Metode ini juga dapat
dikatakan sebagai metode yang terjadi karena adanya paradigma mengenai eksplorasi dan
klarifikasi suatu fenomena atau kenyataan sosial atau atas temuan penelitian dilapangan.
Oleh karena itu, metodologi penelitian kualitatif deskriptif menurut Sugiyono bertujuan
untuk menggambarkan, melukiskan, menerangkan, menjelaskan, dan menjawab lebih rinci
permasalahan yang akan diteliti dari kejadian atau fenomena sosial yang nyata namun tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.

Analisis data yang dilakukan dalam jurnal ini adalah menggunakan analisis framing
model Entman yaitu induksi dan temuan penelitian dapat memberikan penjelasan yang lebih
bermakna daripada generalisasi. Data yang terdapat dalam jurnal ini adalah data primer yang
didapatkan melalui wawancara dan pemaparan saat kunjungan Kuliah Asing di Brunei
Darussalam oleh perwakilan Kementerian Luar negeri dan Perdagangan (MOFAT), IT
Protective Security Services (ITPSS), dan Prime Minister’s Office (PMO) Brunei
Darussalam, yang menjadi bagian dari proyek penelitian terkait strategi e-Government
Brunei Darussalam dalam mengatasi ancaman dunia maya. Adapun data sekunder yang ada
di dalam jurnal ini diperoleh dari segala sumber informasi yang signifikan atau relevan
mengenai strategi e-Government Brunei Darussalam dalam mengatasi ancaman dan
gangguan cyber terutama terkait dengan isu perang asimetris.

E. Kerangka Pemikiran Penelitian


Artikel yang berjudul ‘The Cyber Threat to National Security: Why Can’t We
Agree?’ karya Forest Hare menyatakan bahwa ancaman yang berasal dari dunia maya
sangatlah luas karena jenis dan sasaran ancamannya cukup beragam, bisa dari negara,
penjahat, peretas, bahkan teroris. Setiap negara memiliki kerentanan yang beragam juga
dalam ancaman cyber, yang mana sesuai dengan ciri-ciri dan karakteristik negara-negara
yang dimaksud. Definisi perang cyber bagi mantan Koordinator Nasional Keamanan,
Perlindungan Infrastruktur, dan Kontraterorisme AS juga menjadi sebuah tindakan penetrasi
oleh suatu negara terhadap jaringan komputer yang dapat menimbulkan gangguan maupun
kerusakan. Adapun menurut Barnum dalam mengatasi serangan cyber untuk sekarang dan
masa yang akan datang harus memerlukan pemahaman perilaku, kemampuan, dan niat
musuh.
Dalam mengatasi ancaman cyber ini, badan intelijen juga sangat diperlukan dalam
pendekatan keamanan cyber agar tidak semakin meningkat. Terlebih, telah banyak
ditemukan juga bahwa dunia cyber ini telah digunakan aktivitas ‘haram’ sebagai alat politik
melalui penyebaran berita hoax sebagai provokasi dan rekayasa, baik dalam bentuk
propaganda maupun kampanye agitasi yang telah disebarkan melalui internet. Berdasarkan
hal tersebut, oleh karena itu sangat diperlukannya aturan undang-undang yang dapat
dijadikan pedoman dan batasan untuk mengantisipasi dan mengatasi berbagai ancaman yang
lahir dari penemuan teknologi informasi dan telekomunikasi.

F. Hasil Penelitian
Kunci strategi e-Government Brunei Darussalam dalam mengatasi ancaman cyber
terletak pada fokus dan pemahaman bahwa program harus ditekankan pada pemberian
layanan yang berpusat pada warga, atau sistem layanan yang berfokus pada orang atau
komunitas. E-Government merupakan sebuah strategi pemerintah Brunei Darussalam untuk
menjangkau dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat secara
softpower. E-Government diluncurkan pada tahun 2001 dan ditinjau kembali pada 2005.
Prinsip citizen-centric service delivery sebagai kunci strategi e- Government menunjukan
bahwa pemerintah Brunei Darussalam sepenuhnya memahami bahwa bentuk dan sifat
ancaman cyber asimetris yang tidak dapat diatasi tanpa partisipasi aktif dari seluruh
komponen negara Brunei Darussalam, seperti aparatur negara, sektor industri, militer,
maupun masyarakat yang juga disertai dengan adanya interaksi positif bagi sistem
pelayanan. Maka, secara umum strategi e-Government ini merupakan strategi pemerintah
Brunei Darussalam yang menempatkan domain cyber sebagai ujung tombak pertahanan
militernya dalam menghadapi suatu serangan dan ancaman di era modern.
Sesuai dengan riset yang ada di dalam jurnal, Brunei Darussalam membangun IT
Protective Security Services (ITPSS) sebagai pelopor lokal di bidang solusi keamanan
informasi dunia maya dan elektronik modern yang menyediakan layanan demi keamanan
dan pertahanan negaranya. Dalam ITPSS ini, ia bertanggungjawab untuk melakukan
Incident Response and Handling melalui Brunei Computer Emergency Response Team
(BruCERT), yang mana dijadikan sebagai sarana dalam menangani ancaman online dan
insiden keamanan komputer serta meningkatkan kesadaran publik tentang keamanan cyber
di Brunei Darussalam.
Merujuk pada Buku Putih ICT Nasional Brunei Darussalam tahun 2016-2020, pada
Key Enablers yang mereka tetapkan sebagai faktor kunci dalam mendukung keberhasilan
Digital Government Strategy, mereka juga memproyeksikan pengembangan SDM mereka
di bidang TIK untuk mendukung perekonomian mereka di masa depan selain infrastruktur.
Pengembangan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia di bidang TIK serta
kewaspadaan terhadap ancaman cyber telah dilakukan dan ditanamkan oleh pemerintah
Brunei Darussalam sejak dini melalui Kementerian Pendidikan dengan Program Kesadaran
Etika dan Keamanan Cyber Internet, yang mana juga melibatkan partisipasi seluruh
masyarakat Brunei Darussalam (tidak hanya siswa, tetapi juga guru dan orang tua siswa)
melalui lembaga pendidikan setempat. Hal ini, kemudian didukung oleh landasan hukum
yang kuat pada Ketentuan Penyalahgunaan Komputer pada tahun 2000 untuk mengamankan
materi komputer dari akses atau modifikasi yang tidak sah dan berbagai hal terkait lainnya
yang berpotensi menimbulkan ancaman dunia maya. Dengan demikian, pemerintah Brunei
Darussalam setidaknya telah menutup berbagai celah yang berpotensi menimbulkan
ancaman cyber. Sehingga ketika ada serangan yang menggunakan dunia maya sebagai
media serangan rekayasa sosial internet guna membentuk opini publik yang dapat
merugikan dan mengancam keamanan publik Brunei Darussalam, pemerintah Brunei dapat
segera mempersempit bahkan menghilangkan cakupan ancaman dan potensi agen ancaman
yang dimaksud.
Jika ditelaah lebih lanjut, E-Government Brunei Darussalam juga dapat mendukung
ketahanan nasional Brunei Darussalam di bidang lain di luar bidang cyber. Dengan
mengikutsertakan partisipasi masyarakat dalam strategi e-Government melalui program
‘One ID for citizen, One ID for business, and Services that support One ID’. Pemerintah
Brunei juga secara tidak langsung dapat memitigasi ancaman lain di luar dunia maya melalui
partisipasi masyarakat Brunei dalam program. Hal ini dimungkinkan karena ruang dan
peluang yang dapat membahayakan keamanan dan keselamatan negara dapat dibatasi dan
dipantau secara digital melalui strategi e-Government Brunei Darussalam. Terakhir,
keamanan cyber ini juga menjadi suatu strategi perlindungan yang lebih maksimal bagi
Brunei Darussalam baik secara infrastruktur maupun ruang lingkup seluruh masyarakat
Brunei Darussalam di era modern dan digital.

G. Kelebihan
Jurnal Pertahanan yang berjudul ‘Strategi E-Government Brunei Darussalam Dalam
Mengatasi Ancaman Cyber’ yang disusun oleh Mahendro Bhirowo, Fauzia Gustarina
Cempaka Timur, dan Mardi Siswoyo memiliki isi yang sangat bagus dan luas untuk
membuka pikiran bagi seluruh kalangan, terutama bagi mahasiswa program sarjana,
tepatnya program ilmu hubungan internasional, dan para pendidik dalam bidang ilmu
pertahanan, keamanan, politik internasional, ataupun hubungan internasional. Jika dilihat
dari judulnya, jurnal ini sudah terlihat sangat menarik untuk memahami strategi sebuah
negara dalam mempertahankan keamanan nasional negaranya, yang mana dalam jurnal ini
memfokuskan bahasannya terhadap keamanan dan pertahanan negara Brunei Darussalam.
Bahasa yang dilengkapi dengan ejaan dan penulisan yang digunakan dalam jurnal ini juga
tepat dan sangat mudah dipahami serta mudah dicerna oleh pembaca. Di setiap isi sub-bab
yang tertera dalam jurnal ini juga telah memberikan penjelasan yang detail agar para
pembaca memahami topik atau fokus pembahasan jurnal. Adanya jurnal ini telah mampu
membuat para pembaca, khususnya saya sebagai pengulas pada kesempatan kali ini untuk
menambah wawasan mengenai strategi pertahanan dan keamanan non-tradisional di era
modern 4.0 bahkan 5.0 seperti saat ini.
Setelah saya baca dan diperdalam berulang kali, jurnal ini membuka pikiran saya
bahwa strategi sebuah negara dalam menjaga keamanan dan pertahanan nasionalnya bukan
hanya dilakukan dengan cara hardpower atau traditional issues saja, yang mana meliputi
peperangan atau serangan senjata militer. Namun, dalam menjaga keamanan dan pertahanan
sebuah negara juga dapat dilakukan dengan cara softpower atau modern issues, salah
satunya adalah strategi e-Government yang dimiliki oleh Brunei Darussalam ini. Terlebih
jika dilihat kondisi sekarang yang serba teknologi dan apapun bisa didapatkan melalui
internet atau dunia maya, dimana strategi e-Government ini adalah cara yang tepat dalam
menangani kejahatan-kejahatan serta ancaman cyber yang bersumber dari internet maupun
dunia maya. Hal ini dapat kita lihat sebagai generasi sekarang, mungkin telah banyak
mendengar dan menemukan bahwa banyak terjadi kejahatan, ancaman, maupun provokasi
negatif yang ditemukan di dunia maya. Seperti misalnya, seiring berkembangnya zaman,
kemajuan teknologi semakin meningkat terlebih terhadap media internet yang telah
membuat penyebaran paham terorisme yang makin mudah dan sulit dilacak, sehingga
masyarakat melakukan kegiatan yang melenceng yang berpengaruh bagi keamanan dan
pertahanan negaranya. Maka, agar sesuai dengan revolusi 4.0, yang mana era penerapan
teknologi modern dan sistem jaringan terintegrasi yang dapat bekerja di setiap aktivitas
sebuah negara, strategi e-Government merupakan strategi yang modern dalam
menanggulangi dan menanggapi ancaman-ancaman yang telah mengganggu keamanan dan
pertahanan negara. Dan perlu kita ketahui bahwa strategi e-Government ini bukan hanya
digunakan oleh Brunei Darussalam, tetapi strategi ini juga telah digunakan oleh banyak
negara di luar Asia Tenggara, terutama oleh negara-negara maju.

H. Kekurangan
Dari beberapa kelebihan yang sudah dipaparkan sebelumnya, dimana ada kelebihan
pasti ada kekurangan, walaupun hanya sedikit saja yang saya temukan. Dalam penulisan isi
jurnal ini, sebenarnya masih beberapa ditemukan kalimat yang diulang di sub-bab yang
berbeda namun bermakna yang sama. Namun, mungkin maksud tersebut penulis ingin
menjelaskan lagi secara detail apa fokus yang dibahasnya agar para pembaca kembali
mengerti apa yang dimaksud dalam isi jurnal tersebut.

I. Kesimpulan
Berdasarkan dari isi dan diskusi yang terdapat dalam jurnal tersebut, telah
dinyatakan secara jelas bahwa strategi Brunei Darussalam dalam menangani dan
menangulangi cyber-threats dilakukan secara bertahap, dimulai dari dibentuknya peraturan
hukum tentang penyalahgunaan komputer pada tahun 2000. Kemudian dilanjutkan dengan
pembentukan Brunei Computer Emergency Response Team (BruCERT), pengenalan
program kesadaran etika internet dan keamanan cyber, serta pengembangan kerangka
keamanan cyber nasional, yang mana semua hal tersebut didasarkan pada integrasi dalam
kebijakan Brunei Insight 2035.
Strategi e-Government Brunei Darussalam dalam mengatasi ancaman cyber yang
fokus terhadap citizen-centric service delivery, telah sejalan dan beriringan dengan prinsip
dasar perang asimetris David Boffaloe, yakni perang non-tradisional yang berpusat pada
populasi dimana pusat gravitasi telah menjadi penentu kemenangan, terletak pada rakyat.
Terdapat tahapan dalam strategi e-Government ini, yakni dimulai dengan adanya
pembentukan etika cyber di kalangan masyarakat dengan memberlakukan aturan-aturan
yang dijadikan sebagai landasan dan pedoman untuk mengatur terkait etika dan cara
menggunakan TIK yang disertai dengan kesadaran dan kewaspadaan cyber nasional Brunei
Darussalam. Kemudian dilanjutkan dengan pengembangan keamanan cyber Brunei
Darussalam, yang mana untuk menempatkan bahwa dunia cyber adalah sebuah ujung
tombak pertahanan dan pembangunan militer nasional Brunei Darussalam di era modern
seperti sekarang ini.

Anda mungkin juga menyukai