Anda di halaman 1dari 2

TUGAS LAPORAN BACAAN HI KAWASAN TIMUR TENGAH DAN AFRIKA

Syarah Shabrina (11201130000029) HI-6A


Topik: Identitas dan Politik di Timur Tengah (Fawcett, 2016: Bab 7)

1. Ide utama dalam bacaan ini adalah kekuatan identitas yang memiliki kedudukan istimewa
dalam ruang lingkup politik internasional di Timur Tengah
2. Tujuan utama dalam bacaan ini adalah untuk menganalisis terkait masalah pembangunan
bangsa, dimana terdapat sebuah identitas dan wilayah di Timur Tengah yang tidak seimbang.
Selain itu, tulisan ini juga menjelaskan bagaimana peran identitas dalam kebijakan luar negeri
negara-negara Timur Tengah; hubungan antara identitas dan faktor material dalam
membentuk tatanan wilayah di Timur Tengah; menganalisis kemunculan konflik regional
akibat ketidaksesuaian dari sebuah ‘irredentisme’; dan menganalisis bagaimana konsekuensi
identitas dari adanya pemberontakan Arab tahun 2011.
3. Negara bangsa Timur Tengah memiliki sejarah tradisi dalam membangun sebuah identitas dan
politik di wilayahnya:
 Di masa nasionalisme modern yang diekspor dari Barat ke Timur Tengah, identitas
dianggap sebagai status kenegaraan yang mana ‘satu bangsa-satu negara’ menjadi tujuan
untuk dianut secara luas.
 Negara dan identitas negara mengalami ketidaksesuaian dalam membangun bangsa di
Timur Tengah karena adanya kekuatan populasi dari masing-masing wilayah.
 Faktor penghalang dalam pembangunan bangsa di kawasan Timur Tengah adalah karena
adanya pemaksaan di bawah imperialisme Barat yang dilakukan secara sewenang-wenang
untuk memecah belah kawasan menjadi banyak negara. Hal ini ditujukan agar negara-
negara tersebut lemah, saling bersaing, dimana dilakukan atas dasar kepentingan kekuatan
besar.
 Islam dan Arabisme pada saat itu saling mempertahankan loyalitas pupulernya.
 Mayoritas Negara di Timur Tengah adalah berdominan etno-linguistik.
 Orang Arab secara etnik yang merujuk kepada proto-nation, sedangkan non-Arab yang
memaksakan sistem negara regional yang akhirnya menghancurkan potensi kesatuan dan
persatuan teritorialnya.
 Status ‘satu bangsa-banyak negara’ nelanggar norma nasionalisme modern yaitu ‘satu
bangsa-satu negara’.
 Arabisme bukan identitas politik yang paling dominan karena seiring dibangun dan
berubah-ubah karena diuji melalui perdebatan antara elit, intelektual, dan publik.
 Terdapat para tokoh yang lebih memperjuangkan identitas lokal atau Islam.
 Pada tingkat kebijakan luar negeri, identitas Arab dan Islam menyatu dan saling terkait.
 Gerakan iredentis yang memperebutkan perbatasan memicu konflik antar negara-negara
Timur Tengah. Gerakan ini membiarkan bahwa negara-negara tidak memiliki
kewarganegaraan sehingga konflik bertahan lama.
 Interaksi antara identitas dengan pembentukan negara dapat memicu kecenderungan
perang ke dalam tatanan negara.
 Identitas merupakan sebuah softpower yang digunakan dalam konteks kekuasaan.
 Identitas Arab membuat politik antar Arab. Dimana, pada periode Pan-Arab, rezim
nasionalis revolusioner memiliki kekuatan untuk mencari kepemimpinan negara Arab
untuk dapat melegitimasi ke dalam konflik yang akan berakibat kepada kepentingan
material negara.
 Identitas telah membentuk sebuah negara membentuk sebuah kebijakan luar negeri agar
kepentingan nasionalnya dapat terpenuhi.
 Identitas lahir dimana negara memiliki kekuatan sosial yang dapat dipromosikan untuk
mendapatkan kepentingannya.
 Kebijakan luar negeri merupakan sesuatu yang dihasilkan berdasarkan interaksi antar
negara-negara akibat faktor identitas maupun material.
 Kekuatan identitas dapat membantu terbentuknya negara-negara yang memiliki kebijakan
luar negeri.
4. Terdapat konsep-konsep HI yang ditemukan di dalam bacaan:
 Sistem negara bangsa (nation state), dimana warga negara yang tinggal dalam suatu negara
menjadi satu bangsa.
 Terdapat perdebatan antara realis dan konstruktivis yakni terkait kepentingan relatif
identitas dan faktor material dalam membentuk suatu wilayah.
5. Adapun pendapat saya terkait logika dan argumen penulis di dalam bacaan adalah saya setuju
dengan beberapa logika dan argumen penulis salah satunya adalah bahwa identitas memiliki
kedudukan yang istimewa, namun juga dapat memicu konflik bagi wilayah di Timur Tengah
akibat adanya ketidaksesuaian yang memicu adanya perebutan kekuasaan. Hal inilah yang
berdampak pada kekuatan identitas negara-negara sehingga disimpulkan juga bahwa
ketidaksesuaian antara identitas dan wilayah dapat membuat wilayah tersebut tidak stabil.

Anda mungkin juga menyukai