Anda di halaman 1dari 3

PENGERTIAN NASIONALISME MENURUT PARA AHLI 1

Telah ada banyak pemikir yang mencoba men-definisikan nasionalisme. Beberapa pemikiran
para ahli tersebut dapat dikemukakan di sini. Oleh karena begitu banyak ahli atau pemikir yang
berbicara me-ngenai nasionalisme, maka kita akan membatasi diri mengutip beberapa pemikir
yang penting saja. Ada pemikiran yang diulas lebih panjang, ada yang singkat dan sekadar
informasi. Pemikiran para pe-mikir yang dibahas di sini membantu kita untuk me-mahami
nasionalisme Indonesia secara lebih baik dan lengkap.

1. Joseph Ernest Renan dari Prancis (18221892)

Bangsa adalah sekelompok manusia yang punya kehendak untuk bersatu karena mempunyai
nasib dan penderitaan yang sama pada masa lampau dan mereka mempunyai cita-cita yang sama
tentang masa depannya. Persamaan masa lalu dan keinginan untuk menyongsong hari depan
itulah yang menyatukan mereka dalam satu kelompok dan menimbulkan rasa kebangsaan.

2. Mohammad Yamin (Indonesia)

Bangsa adalah sekelompok manusia yang bersatu karena adanya persamaan sejarah (rasa senasib
dan sepenanggungan), persamaan bahasa dan persamaan hukum (hukum adat dan kebudayaan).

Mohammad Yamin menyatakan bahwa pengertian Bangsa Indonesia dalam ikrar Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 adalah bangsa Indonesia dalam taraf Bangsa Kebudayaan
(Cultuur Nation), sedangkan pengertian Bangsa Indonesia yang dikumandangkan tanggal 17
Agustus 1945 merupakan Negara Bangsa (Staats Nation).

3. Otto Bauer (Jerman, 18821939)

Bangsa adalah suatu kesatuan perangai yang muncul karena adanya persatuan nasib. Jadi, bangsa
merupakan kelompok manusia yang mempunyai persamaan karakter yang tumbuh karena adanya
persamaan nasib.

4. Selanjutnya menurut Louis Sneyder.

Nasionalisme adalah hasil dari perpaduan faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, dan intelektual.

5. Menurut Hans Kohn,


1 http://www.bisosial.com/2012/05/pengertian-nasionalisme-menurut-para.html
kamis pukul 20.20
Nasionalisme secara fundamental timbul dari adanya National Counciousness. Dengan perkataan
lain nasionalisme adalah formalisasi (bentuk) dan rasionalisasi dari kesadaran nasional berbangsa
dan bernegara sendiri. Dan kesadaran nasional inilah yang membentuk nation dalam arti politik,
yaitu negara nasional.

6. Menurut L. Stoddard:

Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian terbesar individu di mana
mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam suatu
bangsa.

7. Menurut Dr. Hertz

dalam bukunya yang berjudul Nationality in History and Politics mengemukakan empat unsur
nasionalisme, yaitu:

a. Hasrat untuk mencapai kesatuan.


b. Hasrat untuk mencapai kemerdekaan.
c. Hasrat untuk mencapai keaslian.
d. Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa.

8. Prof. Dr. M. Dimyati Hartono, SH


Nasionalisme merupakan rasa kecintaan terhadap negaranya yang tidak dapat dilepaskan dari
rasa Patriotisme

Bangsa sesungguhnya adalah kumpulan dari rakyat yang telah bertekad untuk membangun masa
depan bersama. Mereka dipersatukan karena mempunyai persamaan sejarah dan cita-cita, yang
kemudian merasa terikat karena mempunyai tanah air yang sama. Hasrat bersatu yang didorong
oleh persamaan sejarah dan cita-cita tersebut mengarahkan rakyat yang mendiami suatu wilayah
tertentu untuk menjadi bangsa, yang dalam perkembangannya menjadi salah satu unsur
terbentuknya negara. Kemudian mereka mendirikan negara yang akan mengurus terwujudnya
keinginan mereka tersebut.

Dahulu orang berpendapat bahwa bangsa hanya dapat dibentuk oleh suatu masyarakat yang
berasal dari suatu keturunan yang sama, satu adat-istiadat yang sama. Akan tetapi, pendapat itu
belum dapat dipastikan sebagai satu-satunya pendapat yang benar. Sebab dari kenyataan,
terdapat bangsa-bangsa yang berhasil didirikan berdasarkan keanekaragaman corak budaya dan
etnis. Contohnya: bangsa Amerika Serikat dan juga bangsa Indonesia. Kedua bangsa ini terdiri
atas beranekaragam suku bangsa, budaya, agama, etnis dan lain-lain, tetapi ternyata tetap dapat
mewujudkan dirinya sebagai satu bangsa. Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, bangsa
Indonesia berhasil mewujudkan dirinya sebagai satu bangsa yang kompak.

Bagaimana kita dapat menyimpulkan pengertian nasionalisme di atas? Apa yang dikemukakan
para pemikir tersebut sebenarnya adalah poin-poin penting yang harus ada bagi terbentuknya
sebuah nasionalisme. Friedrich Hertz, seorang ahli asal Jerman dalam bukunya, Nationality in
History and Politics dapat membantu kita untuk memahami poin-poin penting bagi terbentuknya
nasionalisme dan sekaligus menjadi kesimpulan atas pendapat para ahli di atas. Bagi Hertz,
pembentukan sebuah bangsa harus memenuhi empat unsur aspiratif berikut.

Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional yang terdiri atas kesatuan sosial, ekonomi, politik,
agama, kebudayaan, komunikasi dan solidaritas.

Keinginan untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan nasional yang sepenuhnya, yaitu bebas
dari dominasi dan campur tangan bangsa asing terhadap urusan dalam negeri.

Keinginan dalam kemandirian, keunggulan, individualitas, keaslian, atau kekhasan. Misalnya,


menjunjung tinggi bahasa nasional.

Keinginan untuk menonjol (unggul) di antara bangsa-bangsa dalam mengejar kehormatan,


pengaruh dan prestise.

Dalam kenyataannya, keempat unsur ini men-jadi faktor penting bagi munculnya suatu bangsa.
Adanya persamaan nasib, keinginan dan cita-cita merekatkan kelompok-kelompok masyarakat
menjadi satu bangsa dan membentuk negara, yang di-yakini dapat melindungi, menampung dan
mewujudkan cita-citanya.

Anda mungkin juga menyukai