1.1 Definisi
1.1.1 Negara
Secara etimologi, kata negara berasal dari kata staat (belandan dan jerman)
state (Inggris); etat (Perancis); Status atau statuun (Latin). Kata-kata tersebut
berarti “melakukan dalam keadaan berdiri”; “menempatkan”; atau “membuat
berdiri”. Negara merupakan kelanjutan dari keinginan manusia untuk bergaul
1
Ani Sri Rahayu, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, jakarta: Bumi Aksara, 2013, Hlm.
72
2
http://efiesunarya.blogspot.co.id/2012/04/sejarah-dan-dinamika-indonesia-sebagai.html?m=1
Pendidikan Kewarganegaraan | 1
dengan orang lain dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya.
Semakin luas pergaulan manusia, semakin banyak pula kebutuhannya, sehingga
bertambah besar kebutuhannya akan suatu organisasi negara yang melindungi dan
memelihara keselamatan hidupnya.
Menurut George Jellinek Negara adalah organisasi kekuasaan dari
sekolompok manusia yang telah berkediaman di wilayah tertentu. Sedangkan
menurut J.H.A Logemann negara adalah suatu organisasi kemasyarakatan yang
mempunyai tujuan melalui kekuasaannya untuk mengatur serta
menyelenggarakan sesuatu (berkaitan dengan jabatan, fungsi lembaga kenegaraan,
atau lapangan kerja) dalam masyarakat.
Dari berbagai pendapat dapat disimpulkan bahwa negara adalah suatu
organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang secara
bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu
pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau
beberapa kelompok manusia tersebut. Negara juga merupakan suatu perserikatan
dengan kekuasaan untuk memaksa demi ketertiban sosial. Masyarakat ini berada
dalam satu wilayah tertentu yang membedakannya dari kondisi masyarakat lain
luar sana.3
1.1.2 Bangsa
Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang dianggap memiliki identitas
bersama, dan mempunyai kesamaan bahasa, agama, ideologi, budaya dan sejarah.
Mereka umumnya dianggap memilki asal usul keturunan yang sama. Secara
etimologi, bangsa berarti kesatuan asal, keturunan, bahasa, dan sejarahnya.
Menurut bahasa Sansekerta Vamsah (Wangsa) yaitu hubungan persaudaraan, ras
atau suku, hubungan darah dan keturunan. Menurut Inggris (Nation) berarti
kelahiran baru, bukan berarti melahirkan fisik melainkan roh yang menjiwai
kelompok masyarakat tersebut hingga masyarakat itu menyadari kesatuan dan
kebersamaannya.
3
Tim Nasional Dosen Kewarganegaraan, pendidikan Kewarganegaraan, Bandung: ALFABETA,
2013
Pendidikan Kewarganegaraan | 2
Secara umum, pengertian bangsa adalah kumpulan manusia yang biasa terikat
karena kesatuan bahasa dan wilayah tertentu dimuka bumi. Bangsa adalah
sekelompok besar manusia yang memiliki cita-cita moral dan hukum yang terikat
menjadi satu karena keinginan dan pengalaman sejarah dimasa lalu sertamendiami
wilayah suatu negara.4
Menurut Ernest Renan (1823-1892), dalam pidatonya di Universitas Sorbone
Paris 11 Maret 1882. Bangsa adalah satu jiwa yang melekat pada satu kelompok
manusia yang merasa dirinya bersatu karena mempunyai nasib dan penderitaan
yang sama pada masa lampau dan mempunyai cita-cita yang sama tentang masa
depan. Sedangkan menurut Otto Bauer (Jerman)
Menurut Otto Bauer (jerman) Bangsa merupakan kelompok manusia yang
memilki persamaan karakter karena persamaan nasib dan pengalaman sejarah
budaya yang tumbuh berkembang bersama dengan tumbuh kembangnya bangsa.
4
Abdul Bari Azed, Masalah Kewarganegaraan, Jakatra : IKAPI, 1996, Hlm. 2
Pendidikan Kewarganegaraan | 3
Negara bangsa (Nationstate) dibangun, dilandasi, dan diikat oleh semangat
kebangsaan atau disebut nasionalisme. Nasionalisme diartikan sebagai teat dan
orang-orang yang ada diwilayah itu (masyarakat bangsa) untuk membangun masa
depan bersama di bawah suatu Negara yang sama walaupun warga Negara
masyarakat itu berbeda dalam ras, etnik, agama, ataupun budaya bahkan dalam
sejarah sekalipun. Nasionalisme menjadi ideologi bagi Negara kebangsaan
sekaligus perekat anggota masyarakat dalam menciptakan loyalitas serta kesetiaan
pada identitas Negara. Negara bangsa berpandangan bahwa Negara adalah milik
rakyat atau bangsa yang berdiam di wilayah yang bersangkutan. Rakyat berjuang
dan mengabdi pada bangsa dan Negara sebagai miliknya.
Para pendiri Negara menyadari bahwa Negara Indonesia yang hendak
didirikan haruslah mampu berada diatas semua kelompok dan golongan yang
beragama. Hal ini dikarenakan Indonesia sebagai Negara bekas jajahan Belanda,
merupakan Negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan ras dengan wilayah
yang tersebar di nusantara. Negara Indonesia merdeka yang akan didirikan
kehendaknya Negara yang dapat mengayomi seluruh rakyat tanpa memandang
suku, agama, ras, bahasa, daerah, dan gologan-golongan tertentu. Yang
diharapkan adalah keinginan hidup bersatu sebagai satu keluarga bangsa karena
adanya persamaan nasib dan cita-cita karena berada dalam ikatan wilayah atau
wilayah yang sama. Kesadaran demikian melahirkan paham nasionalisme atau
paham kebangsaan. Paham kebangasaan melahirkan semangat untuk melepaskan
diri dari belenggu penjajahan yang telah menciptakan nasib sebagai bangsa yang
terjajah, teraniaya, dan hidup dalam kemiskinan. Selanjutnya nasionalisme
memunculkan semanagat untuk mendirikan negara-negara dalam merealisasikan
cita-cita, yaitu merdeka dan tercapainya masyarakat yang adil dan makmur.
Gagasan perlunya membuat suatu bangsa yaitu bangsa Indonesia berhasil
diwujudkan dalam ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Para pemuda
dari berbagai suku dan budaya di wilayah Nusantara berirkar menyatakan diri
dalam suatu tanah air, suatu bangsa, yaitu Indonesia. Jadi meskipun mereka
berbeda-beda suku, adat, budaya, ras, daerah tetapi bersedia menyatakan diri
sebagai suatu bangsa, yaitu bangsa Indonesia.
Pendidikan Kewarganegaraan | 4
Menurut Ir. Soekarno yang dilmaksud dengan bangsa Indonesia seluruh
manusia-manusia yang menurut wilayah telah ditentukan untuk tinggal secara
bersama di wilayah Nusantara dari ujung Barat (sabang) sampai Timur (merauke)
yang memiliki pendapat Ernest Renan dan Pendapat Otto Van Bauer yang telah
menjadi satu. Kemunculan bangsa Indonesia sangat dipengaruhi pengaruhi oleh
paham Nasionalisme. Tujuan dari paham kebangsaan sendiri adalah menciptakan
Negara bangsa yang wilayah dan batasan-batasannya menyerupai atau mendaki
makna bangsa.
Faktor-faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia adalah:
a. Adanya persamaan nasib
b. Dan adanya keinginan bersama untuk merdeka
c. Adanya keinginan bersama untuk merdeka
d. Adanya cita-cita
Berdasarkan hal itu maka faktor pembentukan identitas ke bangsa Indonesia
bukanlah faktor-faktor primordial, tetapi faktor historis. Frans Magnis Suseno
(1995) Menyatakan bahwa kesatuan bangsa indonesia tidak bersifat alamiah tetapi
historis, persatuan bangsa Indonesia tidak bersifat etnik melainkan etnis.
Bersifat historis karena banga Indonesia bersatu bukan karna kesatuan bahasa
ibu, kesauan suku, budaya, ataupun agama. Yang mempersatukan bangsa
Indonesia adalah sejarah yang dalami bersama, yaitu sejarah yang dialami
bersama, yaitu sejarah penderitaan, penindasan, perjuangan kemerdekaan, dan
tekad untuk kehidupan bersama.
Selanjutnya bangsa indonesia berhasil mewujudkan negara Indonesia
merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Tanggal 17 Agustus 1945 dapat
dikatakan sebagai “revolusi integratif” bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia yang
sebelumnya memiliki banyak bangsa negara dalam pengertian sosiologis
antropologi bersatu terbentuknya negara Indonesia sekaligus menciptakan bangsa
Indonesia dalam arti politis.
Jadi, hakikatnya negara kesatuan republik Indoensia adalah negara
kebangsaan modern. Negara kebangsaan modern adalah negara yang
pembentuknya didasarkan pada semangat kebangsaan nasionalisme, yaitu pada
Pendidikan Kewarganegaraan | 5
tekad suatu masyarakat untuk membangun masa depan bersama di arah negara
yang sama walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras, etnik,
dan golongan.
1.3 Proses Terbentuknya Negara Indonesia
Terbentuknya negara Indonesia merupakan proses atau rangkaian tahap
perkembangan tersebut digambarkan sesuai dengan keempat alenia dalam
pembukaan UUD 1945. Secara teoritis, perkembangan terbentuknya negara
Indonesia sebagai berikut.
a. Terbentuknya negara tidak sekedar dimulai dari proklamasi, tetapi adanya
pengakuan akan hak setiap bangsa untuk memerdekakan dirinya. Negara
Indonesia memiliki tekad kuat untuk menghapus segala penindasan dan
penjajahan suatu bangsa atas bangsa lain. Ini menjadi sumber motivasi
perjuangan (Alinea I pembukaann UUD 1945).
b. Perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan. Perjuangan panjang
bangsa Indoensia mengasilkan proklamasi. Proklamasi mengantarkan pintu
gerbang kemerdekaan dan proklamasi tidaklah selesai kita bernegara. Negara
yang kita cita-cita kan adalah menuju pada keadaan merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur (Alinea II pembukaan UUD 1945).
c. Terbentuknya negara kesatuan Indonesia adalah kehendak bersamaam seluruh
bangsa Indonesia, sebagai suatu keinginan luhur bersama. Disamping itu,
adalah Kehendak dan atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Ini membuktikan
bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius dan mengakui adanya motivasi
spiritual (Alenia III Pembukaan UUD 1945).
d. Negara Indonesia perlu alat-alat kelengkapan Negara yang meliputi tujuan,
sistem pemerintahan, UUD, dan dasar Negara. Dengan demikian, semakin
sempurna proses terbentuknya Negara Indonesia ( Alenia IV Pembukaan
UUD 1945).
Berdasarkan pada kenyataan yang ada, terbentuknya Negara bangsa Indonesia
bukan melalui pendudukan, pemisahan, penggabungan, pemecahan, atau
penyerahan. Bukti menunjukan bahwa Negara Indonesia terbentuk melalui proses
perjuangan (revolusi). Yaitu perjuangan melawan penjajahan sehingga berhasil
Pendidikan Kewarganegaraan | 6
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Hal ini berbeda bila bangsa
Indonesia mendapatkan kemerdekaan karena diberi oleh bangsa lain.
1.4 Dinamika Negara RI Sejak Proklamasi Hingga Dewasa Ini
Dinamika kehidupan bangsa Indonesia didalamnya juga menyangkut
penjelasan tentang bentuk Negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahan
Negara.
1. Dinamika Negara RI periode 17 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949
1. Kedatangan tentara sekutu dan NICA
Setelah Proklamasi, RI masih sibuk menata kehidupan bernegara.
Keputusan rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945 tentang pengesahan
Pembukaan UUD serta pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
2. Belanda membonceng pada tentara sekutu untuk berusaha menjajah
Indonesia kembali
Tentara sekutu menduduki kota besar di Indonesia
Tentara belanda meneror penduduk dan memaksa penduduk untuk
mengakui NICA
Kekacauan dan gangguan keamanan, sehingga ibu kota RI hijrah ke
Yogyakarta.
3. Taktik RI menghadapi NICA
a) Dikeluarkannya Maklumat wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober
1945
b) Maklumat wakil Presiden tanggal 3 November 1945
c) Maklumat pemerintah 14 November 1945
4. Instabilitas keamanan
Ditandai dengan dibentuknya beberapa kabinet
Agresi Belanda I 21 juli 1947. Belanda mengkhianati Linggarjati
Persetujuan Renville
Pemberontakan PKI di Madiun tanggal 18 september 1948
Agresi belanda II tanggal 18 desember 1948. Belanda mengkhianati
Renville
KMB (konfrensi meja bundar)
Pendidikan Kewarganegaraan | 7
2. Dinamika Negara RI periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950
1. Negara bagian tidak setuju dengan bentuk Negara federal karena tidak
sesuai dengan cita-cita perjuangan kemerdekaan. Kemudian Negara-
Negara bagian tersebut menggabungkan diri dengan Yogyakarta jadi RIS
hanya berumur 8 bulan.
2. Persetujuan RI Proklamasi dengan RIS (19/05/1950)
3. Perubahan konstitusi RIS dengan menambah esensialia UUD 1945,
antara lain Pasal 27, 29, dan 33 menjadi UUDS 1950 berdasarkan atas
UU No.7/1950 yang mulai berlaku 17/08/1950 (Yamin, 1958: 41).
Bentuk Negara federal berubah menjadi kesatua akan tetapi sistem
pemerintahannya tetap parlementer (demokrasi liberal). Dengan
demikian UUD 1945 untuk sementara waktu menjadi kehilangan
fungsinya (Joeniarto, 1982: 80).
3. Dinamika Negara RI periode 17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959
1. Diadakannya pemilihan umum tahun 1955 yang diikuti oleh 172 partai.
Pemilu berjalan dengan tertib, aman langsung, umum, bebas, dan rahasia
tanpa kekerasan, dan politik uang.
2. Setelah pemilu diadakan, dibentuk badan konstituante yang dilantik pada
tanggal 10 Nopember 1956 dengan tugas menetapkan UUD pengganti
UUDS 1950.
3. Adanya pertentangan antara golongan Nasionalis, Islam, dan golongan
komunis mengenai dasar Negara di konstituante.
4. Akibat pertentangan-pertentangan tersebut terjadi Instabilitas politik,
keamanan dan pemerintahan. Instabilitas politik dan pemerintahan terjadi
akibat umur kabinet yang terlampau singkat sehingga tidak dapat
melaksanakan programnya dan bersumber dari banyaknya partai politik,
yang tidak bersedia bekerja sama dengan kokoh dan konsisten.
5. Presiden pun memberi anjuran kepada konstituante pada 29 April 1959
untuk kembali pada UUD 1945.
Pendidikan Kewarganegaraan | 8
4. Dinamika Negara RI periode 5 Juli 1959 sampai 11 Maret 1966 (Orde
lama)
1. Ir. Soekarno selaku Presiden Republik Indonesia/Panglima Tertinggi
Angkatan Perang mengeluarkan dekrit, isi dari Dekrit Presiden 5 juli
1959, adalah sebagai berikut:
1) Membubarkan Konstituante
2) Menetapkan berlakunya kembali UUD 1945
3) Menetapkan tidak berlakunya UUDS 1950
4) Segera membentuk MPRS dan DPAS
Dekrit ini juga mendapat dukungan dari DPRGR secara aklamasi dalam
sidangnya tanggal 22 April 1959. Dengan adanya dekrit ini, maka UUD
1945 sudah bersifat tetap, karena isi Dekrit sebagaimana disebutkan di
atas tidak memuat aturan peralihan bahwa nantinya akan dibentuk UUD
yang baru. Dengan Penetapan Presiden No. 1/1959, maka DPR yang ada
supaya menjalankan tugasnya menurut UUD 1945. Dan setelah MPRS
terbentuk, maka dengan Tap MPRS No. 1/MPRS/1960 ditetapkanlah
Manifesto Politik Republik Indonesia sebagai GBHN. Periode 1959-1960
ini disebut dengan Orde Lama dengan Demokrasi Terpimpin.
2. Adapun gimnastik revolusioner PKI untuk menggalang kekuatan.
3. TRIKORA pada tanggal 19 Desember 1961. Berawal dari keinginan
Belanda untuk mencengkram Irian Barat dilakukan dengan usaha
membentuk Negara Papua. Oleh karena itu lewat pidatonya di
Yogyakarta Presiden mengucapkan TRIKORA, yaitu:
1) Gagalkan Negara Papua.
2) Kibarkan bendera merah putih di daerah Irian Barat, dan
3) Bersiap-siaplah untuk mobilisasi umum.
Dengan adanya TRIKORA ini dan didesak oleh PBB, barulah Belanda
mau mengadakan perjanjian, yang disebut sebagai perjanjian New York
tanggal 15 Agustus 1962. Belanda bersedia mengakhiri pemerintahannya
di Irian Barat, sementara pemerintahan dipegang oleh PBB dan akan
diserahkan kepada Indonesia tanggal 1 Mei 1963, dan memberikan
Pendidikan Kewarganegaraan | 9
kesempatan kepada penduduk Irian barat untuk menentukan nasibnya
sendiri (plebisit). Rakyat Irian Barat tetap memilih bergabung dalam
NKRI dengan demikian, baik secara de jure maupun de facto seluruh
wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke sudah menjadi satu
dalam NKRI.
4. Dwikora tanggal 3 mei 1964. Isi Dwikora adalah perhebat pertahanan
revolusi dan bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya.
5. Masih terjadi penyelewengan terhadap UUD 1945, yaitu:
1) Lembaga tinggi dan lembaga tertinggi Negara bersifat sementara
2) Kekacauan pembagian kekuasaan diantara lembaga tinggi Negara
(yudikatif, eksekutif, dan legislatif), seperti ketua DPRGR menjadi
menteri, ketua mahkamah agung menjadi menteri, dsb.
3) Tap MPRS tentang pemimpin besar revolusi
4) Tap MPRS tentang Presiden seumur hidup
5) Adanya Penetapan Presiden (Penpres) dan peraturan Presiden
(Perpres) yang bertentangan dengan hierarki peraturan perundang-
undangan, bahkan dikatakan bersumber dari hukum revolusi.
6) Terjadinya G.30.S.PKI (30/09/1965)
7) Gagasan demokrasi terpimpin sebagai reaksi terhadap Demokrasi
Liberal yang menyebabkan instabilitas politik dan pemerintahan,
dalam praktiknya menjurus ke arah kekuasaan yang otoriter sehingga
menyumbat saluran aspirasi dan ABS.
6. Lahirnya Supersemar (10/03/1966) dan lahirnya orde baru,
demokrasinya disebut demokrasi Pancasila. Kekacauan politik,
keamanan dan ekonomi terjadi setelah G.30.S/PKI, dan kondisi Presiden
yang terganggu, maka terbitlah Surat Perintah Sebelas Maret 1966 dari
Presiden kepada Letjen Soeharto, Menteri Angkatan Darat. Adapun isi
perintah itu adalah untuk atas nama Presiden/Panglima
Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi:
(1) Mengambil segala tindakan yang dianggap perlu, untuk terjaminnya
keamanan dan ketenangan serta kestabilan jalannya pemerintahan
Pendidikan Kewarganegaraan | 10
dan jalannya revolusi, serta menjamin keselamatan pribadi dan
kewibawaan Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar
Revolusi/Mandataris MPRS demi untuk keutuhan Bangsa dan
Negara Republik Indonesia, dan melaksanakan dengan pasti segala
ajaran Pemimpin Besar Revolusi;
(2) Mengadakan koordinasi pelaksanaan perintah dengan Panglima
Angkatan lain dengan sebaik–baiknya;
(3) Supaya melaporkan segala sesuatu yang bersangkut–paut dalam
tugas dan tanggungjawabnya seperti tersebut di atas. Supersemar ini
kemudian dikukuhkan dan ditingkatkan status hukumnya menjadi
Tap MPRS RI No. IX/MPRS/1966, tanggal 21 Juni 1966.
7. Kemudian dikeluarkan lagi Tap MPRS-RI No. XXXIII/MPRS/1967
tanggal 12 Maret 1967 tentang pencabutan kekuasaan Pemerintah Negara
dari Presiden Soekarno.
8. Setelah keluarnya Tap tadi kemudian dikeluarkan Tap MPRS-RI No.
XLIV/1968 tentang pengangkatan pengemban Tap MPRS No.
IX/MPRS/1966 sebagai Presiden Republik Indonesia.
9. Dalam keadaan sakit Bung Karno mengucapkan selamat kepada Presiden
Soeharto.
5. Dinamika Negara RI periode 11 Maret 1966 sampai 21 Mei 1998 (Orde
baru)
1. Tap MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang memorandum DPRGR
mengenai sumber tertib hukum RI dan Tata Urutan Peraturan Perudangan
RI
2. Tap MPRS-RI No. XXV/MPRS/1966 tanggal 5 juli 1966 tentang
pembubaran partai komunis Indonesia, pernyataan sebagai organisasi
terlarang diseluruh wilayah Negara Republik Indonesia bagi Partai
komunis Indonesia dan larangan setiap kegiatan untuk menyebar atau
mengembangkan paham atau ajaran Komunisme/Marxisme/Lenisme.
3. Instruksi Presiden No. 12/1968 tentang Tata Urutan dan Perumusan
Pancasila sesuai dengan Pembukaan UUD 1945.
Pendidikan Kewarganegaraan | 11
4. Pembentukan MPR, DPR, DPA, BPK, dan MA sesuai dengan UUD
1945.
5. Kedudukan dan Hubungan Tata Kerja Lembaga tinggi Negara (Tap MPR
No. III/MPR/1978).
6. Pemilu 1971 diikuti oleh 10 partai politik, sedangkan pemilu 1977, 1982,
1992, 1997 diikuti oleh 3 partai politik.
7. Sidang dan Tap MPR 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, 1998.
8. Tap MPR No. II/MPR/1978 tentang P4.
9. Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi organisasi sosial politik (Tap
MPR No. II/MPR/1983) beserta UU No. 3/1985 dan UU No. 08/1985.
10. Pembatasan penggunaan Pasal 3 dan 37 UUD 1945 melalui referendum
(Tap MPR No. IV/MPR/1983) dan UU No. 05/1985 sebagai upaya
pelestarian Pancasila dan UUD 1945.
11. Stabilitas Politik dan Pemerintahan.
12. Krisis moneter, ekonomi dan politik serta tuntutan reformasi:
a) Krisis moneter menjelang akhir tahun 1997 telah menyulut krisis
ekonomi dan lebih jauh menimbulkan krisis legitimasi
pemerintahan.
b) Terjadi demonstrasi yang dipelopori oleh mahasiswa tanpa dukungan
dari TNI atau POLRI dan menuntut Presiden lengser keprabon.
c) Akibat penembakan mahasiswa Trisakti, 12 Mei 1998 oleh aparat
keamanan, kerusuhan makin meluas, bukan hanya di Jakarta, tetapi
didaerah lain. Sampai dengan 17 Mei 1998 telah jatuh banyak
korban tewas sebanyak 499 orang, di samping ribuan yang terluka
dan lebih dari 4.000 gedung hancur atau terbakar akibat kerusuhan.
Peristiwa ini kemudian disebut sebagai Mei kelabu.
d) Ribuan mahasiswa menduduki kompleks gedung MPR/DPR (18 Mei
1998) dan ketua MPR/DPR Harmoko meminta Presiden Soeharto
mundur.
e) Presiden Soeharto mengundurkan diri (21Mei 1998) dan
menyerahkan kekuasaannya pada B.J. Habibie.
Pendidikan Kewarganegaraan | 12
f) Orde Baru yang semula bertekad hendak melaksanakan Pancasila
secara murni dan konsekuen, dalam kenyataannya tergelincir pada
sentralisme, otoriterisme dan KKN, sehingga akhirnya jatuh secara
tidak terhormat.
6. Dinamika Negara RI periode 21 Mei 1998 sampai sekarang ini
1. B.J. Habibie membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan (21/05/1998–
20/10/1999).
2. Penolakan MPR terhadap pertanggungjawaban Presiden B.J. Habibie
(Tap MPR No. III/MPR/1999 tanggal 19 Oktober 1999).
3. Diadakannya Pemilu tanggal 7 Juni 1999 yang diikuti oleh 48 partai
politik dan berjalan dengan baik.
4. Presiden Abdurachman Wahid dan Wakil Presiden Megawati Soekarno
Putri (20 Oktober 1999 sampai 23 Juli 2001). Kemudian Presiden
Abdurachman Wahid diberhentikan karena konflik antara DPR dengan
Presiden.
5. Presiden Megawati Soekarno Putri dengan Wakil Presiden Hamka
Hamzah (23 Juli 2001 Sampai 20 Oktober 2004).
6. Amandemen pertama UUD 1945 pada 19 Oktober 1999, amandemen
kedua UUD 1945 pada 18 Agustus 2000, amandemen ketiga UUD 1945
pada 9 November 2001 dan amandemen keempat UUD 1945 pada 10
Agustus 2002.
7. Pemilu 5 April 2004 diikuti oleh 24 partai politik.
8. Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada tanggal 20 Oktober 2004
dimenangkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden dan
Yusuf Kalla sebagai Wakil Presiden.
9. Terjadi berbagai konflik baik di daerah maupun di lembaga tinggi.
10. Terjadi krisis moral dan krisis hukum.
11. Pemilu 2009 yang diikuti oleh 44 partai politik nasional dan 6 partai
politik daerah Nangroe Aceh Darussalam.
Pendidikan Kewarganegaraan | 13
1.5 Cita-Cita, Tujuan, dan Visi Negara Indonesia
Bangsa indonesia bercita-cita mewujudkan negara yang bersatu, berdaulat,
adil, dan makmur. Dengan rumusan yang singkat, negara indonesia bercita-cita
mewujudkan masyarakat indonesia yang adil dan mamur berddasarkan pancasila
dan UUD 1945. Hal ini sesuai dengan amanat dalam alania II pembukaan UUD
1945, yaitu negara indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan mamur.
Tujuan negara indonesia selanjutnya terjabar dalam alenia IV pembukaan
Uud 1945. Secara rinci sebagai berikut:
a. Melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia
b. Memajukan kesejahteraan umum
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial
Adapun visi bangsa indnesia adalah terwujudnya masyarakat indonesia yang
damai, demokrasi, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera. Dalam wadah
negara kesatuan republik indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang
sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, dan cinta tanah air,
berkebangsaan hukum dan lingkungan, menguasai ilmyu pengetahuan dan
teknologi, memilki etos kerjayang tinggi, serta berdisiplin (Tap MPR RI No.
VII/2001 tentang visi indonesia masa depan).
Selanjutnya berdasarkan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM)
nasioanl 2010-2014 (perpres No. 5 tahun 20100 disebutkan bahwa visi
pembangunan nasioanal tahun 2010-2014 adalah “terwujudnya indonesia yang
sejahtera, demokratis dan berkeadilan”. Adapun penjelasan sebagai berikut.
a. Kesejahteraan rakyat, yaitu terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat,
melalui pembangunan ekonomi yang berlandasan pada keunggulan daya
saing, kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia, dan budaya
bangsa.
b. Demokrasi, yaitu terwujudnya masyarakat, bangsa, dan negara yang
demokratis, berbudaya, bermartabat, dan menjunjung tinggi kebebasan yang
bertangggung jawab, serta hak asasi manusia.
Pendidikan Kewarganegaraan | 14
c. Keadilan, yaitu terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang
dilakukan oleh seluruh masyarakat secra katif, yang hasilnya dapat dinikmati
oleh seluruh bangsa Indonesia.
Pendidikan Kewarganegaraan | 15
BAB 2
PANCASILA SEBAGAI DASAR FILSAFAT
NEGARA
5
Budi Juliardi, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Rajawali Pers, 2015, Hlm. 14
Pendidikan Kewarganegaraan | 16
Kedua, Pancasila merupakan wadah yang cukup fleksibel, yang dapat
mencakup faham-faham positif yang dianut oleh bangsa Indonesia, dan faham lain
yang positif tersebut mempunyai keleluasaan yang cukup untuk
memperkembangkan diri. Yang ketiga, karena sila-sila dari Pancasila itu terdiri
dari nilai-nilai dan norma-norma yang positif sesuai dengan pandangan hidup
bangsa Indonesia, dan nilai serta norma yang bertentangan, pasti akan ditolak oleh
Pancasila, misalnya Atheisme dan segala bentuk kekafiran tak beragama akan
ditolak oleh bangsa Indonesia yang bertuhan dan ber-agama.
Diktatorisme juga ditolak, karena bangsa Indonesia berprikemanusiaan dan
berusaha untuk berbudi luhur. Kelonialisme juga ditolak oleh bangsa Indonesia
yang cinta akan kemerdekaan. Sebab yang keempat adalah, karena bangsa
Indonesia yang sejati sangat cinta kepada Pancasila, yakin bahwa Pancasila itu
benar dan tidak bertentangan dengan keyakinan serta agamanya. Dengan demikian
bahwa falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia yang harus
diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia agar menghormati, menghargai,
menjaga dan menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan
khususnya pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara
Indonesia ini. Sehingga baik golongan muda maupun tua tetap meyakini Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia tanpa adanya keraguan guna memperkuat
persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
Pendidikan Kewarganegaraan | 17
d. Etika (filsafat moral)
Di mana objek material etika adalah perbuatan atau perilaku manusia
secara sadar dan bebas.
e. Estetika (filsafat keindahan)
Yang merupakan kajian filsafat tentang keindahan.6
2.3 Hakikat Pancasila
Dasar Negara Indonesia adalah Pancasila yang telah dirumuskan oleh para
founding fathers (para pendiri bangsa Indonesia, antara lain Soekarno, Hatta, M.
Yamin). Secara Etimologi, Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu Panca
berarti lima” dan “Syila berarti dasar, batu, sendi, alas” serta “Syila berarti aturan,
tingkah laku yang baik”. Jadi, Pancasila adalah 5 (lima) dasar tentang kesusilaan/
5 (lima) ajaran tentang tingkah laku. Pancasila merupakan salah satu istilah yang
terdapat dalam buku Sutasoma karangan Empu Tantular dari Kerajaan Majapahit,
Juliardi (Heri Herdiawanto dan Jumanta, 2010: 18).7
2.4 Proses Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
2.4.1 Proses atau Sejarah Perumusan Pancasila
Menjelang tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan di Asia Timur Raya,
banyak cara yang digunakan jepang untuk menarik simpati khususnya kepada
bangsa Indonesia, salah satunya adalah janji Jepang untuk memberi kemerdekaan
bagi bangsa Indonesia yang diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7
September 1944.
2.4.2 Pembentukan BPUPKI
Jepang meyakinkan bangsa Indonesia tentang kemerdekaan yang dijanjikan
dengan membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI). Badan itu dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi
Cosakai. Jenderal Kumakichi Harada, Komandan Pasukan Jepang untuk Jawa
pada tanggal 1 Maret 1945 mengumumkan pembentukan BPUPKI. Pada tanggal
28 April 1945 diumumkan pengangkatan anggota BPUPKI. Upacara
peresmiannya dilaksanakan di Gedung Cuo Sangi In di Pejambon Jakarta
6
Ibid, Hlm. 18-19
7
Budi Juliardi, loc. cit
Pendidikan Kewarganegaraan | 18
(sekarang Gedung Departemen Luar Negeri). Ketua BPUPKI ditunjuk Jepang
adalah dr. Rajiman Wedyodiningrat, wakilnya adalah Icibangase (Jepang), dan
sebagai sekretarisnya adalah R.P. Soeroso. Jumlah anggota BPUPKI adalah 63
orang yang mewakili hampir seluruh wilayah Indonesia ditambah 7 orang tanpa
hak suara.
Pendidikan Kewarganegaraan | 19
2. kekeluargaan;
3. keseimbangan lahir dan batin;
4. musyawarah;
5. keadilan sosial.
4. Ir. Sukarno
Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Sukarno mendapat kesempatan untuk
mengemukakan dasar negara Indonesia merdeka. Pemikirannya terdiri atas
lima asas berikut ini:
1. kebangsaan Indonesia;
2. internasionalisme atau perikemanusiaan;
3. mufakat atau demokrasi;
4. kesejahteraan sosial;
5. Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kelima asas tersebut diberinya nama Pancasila sesuai saran teman yang
ahli bahasa. Untuk selanjutnya, tanggal 1 Juni kita peringati sebagai hari
Lahir Istilah Pancasila.
Pendidikan Kewarganegaraan | 20
Piagam Jakarta
Dan perdjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampai (lah)
kepada saat jang berbahagia dengan selamat-sentausa mengantarkan rakjat
Indonesia kedepan pintu gerbang Negara Indonesia jang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat Rahmat Allah Jang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaja berkehidupan kebangsaan jang bebas, maka rakjat
Indonesia menjatakan dengan ini kemerdekaannja.
Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara
Indonesia Merdeka jang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah-darah Indonesia, dan untuk memadjukan kesedjahteraan umum,
mentjerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia jang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Hukum Dasar
Negara Indonesia, jang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indnesia, jang berkedaulatan rakjat, dengan berdasar kepada: keTuhanan,
dengan kewadjiban mendjalankan sjari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknja,
menurut dasar kemanusiaan jang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan
kerakjatan jang dipimpin oleh hikmat kebidjaksanaan dalam permusjawaratan
perwakilan, serta dengan mewudjudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakjat
Indonesia.
Ir. Soekarno
Mohammad Hatta
A.A. Maramis
Abikusno Tjokrosujoso
Abdulkahar Muzakir
H.A. Salim
Achmad Subardjo
Pendidikan Kewarganegaraan | 21
Wachid Hasjim
Muhammad Yamin
Pendidikan Kewarganegaraan | 22
Wedyodiningrat, R.P. Suroso, Sutardjo, K.H. Abdul Wachid Hasyim, Ki Bagus
Hadikusumo, Oto Iskandardinata, Suryohamijoyo, Abdul Kadir, Puruboyo, Yap
Tjwan Bing, Latuharhary, Dr. Amir, Abdul Abbas, Teuku Moh. Hasan, Hamdani,
Sam Ratulangi, Andi Pangeran, I Gusti Ktut Pudja, Wiranatakusumah, Ki Hajar
Dewantara, Kasman Singodimejo, Sayuti Melik, dan Iwa Kusumasumantri.
Pendidikan Kewarganegaraan | 23
2) Memilih presiden dan wakil presiden (Sukarno dan Moh. Hatta)
3) Membentuk Komite Nasional Indonesia sebagai badan musyawarah
darurat.
2.8 Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara
Dalam kehidupan sehari-hari istilah ideologi umumnya digunakan sebagai
pengertian pedoman hidup baik dalam berpikir maupun bertindak. Dalam hal ini
ideologi dapat dibedakan mejadi dua pengertian yaitu ideologi dalam arti luas dan
ideologi dalam arti sempit. Dalam arti luas ideologi menunjuk pada pedoman
dalam berpikir dan bertindak atau sebagai pedoman hidup di semua segi
kehidupan baik pribadi maupun umum. Sedangkan dalam arti sempit, ideologi
menunjuk pada pedoman baik dalam berpikir maupun bertindak atau pedoman
hidup dalam bidang tertentu misalnya sebagai ideology Negara. Ideologi Negara
adalah ideologi dalam pengertian sempit atau terbatas. Ideologi Negara
merupakan ideologi mayoritas waga Negara tentang nilai -nilai dasar Negara yang
ingin diwujudkan melalui kehidupan Negara itu. Ideologi Negara sering disebut
sebagai ideologi politik karena terkait dengan penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara yang tidak lain adalah kehidupan politik. Pancasila
adalah ideologi Negara yaitu gagasan fundamental mengenai bagaimana hidup
bernegara milik seluruh bangsa Indonesia bukan ideologi milik Negara atau rezim
tertentu. Sebagai ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai dasar Negara
kesatuan republic Indonesia Pancasila berkedudukan juga sebagai ideologi
nasional Indonesia yang dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan
bernegara. Sebagai ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan
budaya (cultural bond) yang berkembangan secara alami dalam kehidupan
masyarakat Indo nesia bukan secara paksaan atau Pancasila adalah sesuatu yang
sudah mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Sebuah
ideologi dapat bertahan atau pudar dalam menghadapi perubahan masyarakat
tergantung daya tahan dari ideologi itu. Alfian mengatakan bahwa kekuatan
ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi yang dimiliki oleh ideologi itu,
yaitu dimensi realita, idealisme, dan fleksibelitas. Pancasila sebagai sebuah
ideologi memiliki tiga dimensi tersebut:
Pendidikan Kewarganegaraan | 24
1) Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang
mencerminkan realita atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat dimana
ideologi itu lahir atau muncul untuk pertama kalinya paling tidak nilai dasar
ideologi itu mencerminkan realita masyarakat pada awal kelahirannya.
2) Dimensi Iidalisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung
dalam nilai dasar itu mampu memberikan harapan kepada berbagai kelompok
atau golongan masyarakat tentang masa depan yang lebih baik melalui
pengalaman dalam praktik kehidupan bersama sehari-hari.
3) Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan
ideologi dalam mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan
perkembangan masyarakatnya Mempengaruhi artinya ikut wewarnai proses
perkembangan zaman tanpa menghilangkan jati diri ideologi itu sendiri yang
tercermin dalam nilai dasarnya. Mempengaruhi berarti pendukung ideologi
itu berhasil menemukan tafsiran –tafsiran terhadap nilai dasar dari ideologi
itu yang sesuai dengan realita -realita baru yang muncul di hadapan mereka
sesuai perkembangan zaman.
Menurut Dr.Alfian Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini sehingga pancasila
dapat dikatakan sebagai ideologi terbuka. Fungsi Pancasila sebagai ideologi
Negara, yaitu:
1) Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang
majemuk.
2) Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta
membimbing bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.
3) Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan
dalam pembentukan karakter bangs a berdasarkan Pancasila.
4) Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai kedaan bangsa dan
Negara.
Pendidikan Kewarganegaraan | 25
2.9 Implementasi Pancasila dalam Kehidupan Masyarakat
2.9.1 Implementasi Nilai-nilai Pancasila sebagai Falsafah Pandangan
Hidup Bangsa
Apabila dihayati dengn seksama, rumusan Pancasila yang digali oleh para
pendiri bangsa merupakan hasil proses pemikiran yang panjang untuk
menentukan jatidiri dan falsafah pandangan hidup bangsa Indonesia. Menyikapi
dinamika dan tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara yang multi kompleks
ini maka agar falsafah pandangan hidup bangsa dapat terwujud, maka nilai-nilai
Pancasila harus menjadi dasar dalam menentukan perjalanan hidup dalam
mencapai tujuan nasional. Nilai-nilai Pancasila perlu dimaknai dan
diimplementasikan secara nyata dalam upaya menyejahterakan kehidupan
masyarakat dan mewujudkan keadilan sosial.
Berdasarkan nilai-nilai Pancasila tersebut bangsa Indonesia akan memandang
persoalan-persoalan yang dihadapi dan menentukan arah serta mencari solusinya.
Dalam perspektif pembangunan saat ini dan kedepan, pemikiran yang disarankan
adalah mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah pandangan hidup
bangsa dengan kebijakan strategis bidang pangan untuk membangun ketahanan
pangan sebagai langkah yang tepat.
Pendidikan Kewarganegaraan | 26
Beberapa tokoh seperti Mr. Moh Yamin dan Prof. Dr. Mr. Soepomo
menyampaikan pandangannya mengenai perumusan dasar negara. Pada tanggal 29
Mei 1945, Mr. Moh Yamin menyampaikan usulannya mengenai dasar negara
yang mencakup: (1) Peri Kebangsaan (2) Peri Kemanusiaan (3) Peri Ketuhanan
(4) Peri Kerakyatan (5) Kesejahteraan yang berkebudayaan. Dua hari kemudian,
Prof. Dr. Mr. Soepomo menyampaikan pandangannya yang mencakup: (1)
Persatuan (2) Kekeluargaan (3) Keseimbangan Lahir Batin (4) Musyawarah (5)
Keadilan Rakyat. Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno kemudian mengusulkan
konsep dasar negara yang serkarang kita kenal sebagai Pancasila. Namun,
Pancasila pada waktu pertama kali diusulkan berbeda dengan Pancasila yang
sekarang. Konsep dasar negara menurut Ir. Soekarno adalah: (1) Kebangsaan
Indonesia (2) Internasionalisme atau perikemanusiaan (3) Mufakat atau demokrasi
(4) Kesejahteraan sosial (5) Ketuhanan yang berkebudayaan. Hingga akhirnya,
usulan Ir. Soekarno yang dipilih untuk menjadi dasar negara.
Banyak orang menganggap nilai-nilai Pancasila terkikis dengan adanya
globalisasi, terutama westernisasi. Namun, penulis tidak setuju terhadap anggapan
tersebut. Penulis menganggap bahwa globalisasi tidak mengikis nilai-nilai
Pancasila, melainkan kita sendiri yang mengikisnya. Pancasila sebagai pedoman
kehidupan masyarakat tentu bisa berfungsi sebagai filter budaya yang dianggap
tidak sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di Indonesia. Permasalahannya adalah
kembali kepada kita sendiri apakah kita mau menggunakan filter tersebut atau
tidak. Apabila kita tidak menggunakannya maka artinya kita meninggalkannya
atau mengikisnya. Nilai-nilai Pancasila juga bersifat universal sehingga di belahan
dunia manapun pasti ada (Rumambo Pandin, 2014), yang tidak bersifat universal
hanyalah istilah ‘Pancasila’ saja. Jadi, tidak bisa dikatakan bahwa nilai-nilai
Pancasila akan punah dengan cepat. Kita bisa melihatnya di masyarakat, masih
banyak yang menerapkan nilai-nilai Pancasila. Penerapan itu dapat berupa:
memeluk agama dan menjalankan ibadah, membantu korban bencana alam,
mendukung tim bulutangkis yang mewakili Indonesia di ajang internasional,
musyawarah untuk memecahkan suatu masalah, dan menghormati hak-hak orang
lain. Contoh-contoh tersebut merupakan contoh penerapan semua sila Pancasila.
Pendidikan Kewarganegaraan | 27
Selain itu, contoh dari penerapan Pancasila di masyarakat tersebut juga bisa kita
gunakan dalam kehidupan di lingkungan kampus. Oleh karena itu, nilai-nilai
Pancasila tidak akan mudah hilang jika kita masih menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Kewarganegaraan | 28
2. Nilai kemanusiaan
Butir-butir nilai yang terkandung di dalam sila kedua adalah:
a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan
kewajiban antara sesama manusia.
b. Saling mencintai sesama manusia.
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
g. Berani membela kebenaran dan keadilan.
h. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari masyarakat
dunia Internasional dan dengan itu harus mengembangkan sikap
saling hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
3. Nilai persatuan
Butir-butir nilai yang terkandung dalam sila ketiga adalah:
a. Menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
b. Rela berkorban demi bangsa dan negara.
c. Cinta akan tanah air.
d. Berbangga sebagai bagian dari Indonesia.
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang
ber-Bhinneka Tunggal Ika.
4. Nilai kerakyatan
Butir-butir nilai yang terkandung dalam sila keempat adalah:
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan budaya rembug atau musyawarah dalam mengambil
keputusan bersama.
d. Berembug atau bermusyawarah sampai mencapai konsensus atau
kata mufakat yang diliputi dengan semangat kekeluargaan.
Pendidikan Kewarganegaraan | 29
5. Nilai Keadilan
Butir-butir yang terkandung dalam sila kelima adalah:
a. Bersikap adil terhadap sesama.
b. Menghormati hak-hak orang lain.
c. Menolong sesama.
d. Menghargai orang lain.
e. Melakukan pekerjaan yang berguna bagi kepentingan umum dan
bersama. Dalam mewujudkan Pancasila sebagai sumber nilai,
Pancasila menjadi nilai dasar bagi penyusunan norma hukum di
Indonesia. Nilai pancasila selanjutnya dijabarkan dalam berbagai
peraturan perundangan, misalnya ketetapan MPR, Undang-undang,
Peraturan pemerintah pengganti Undang-undang, keputusan
presiden, peraturan presiden, dan lain sebagainya.
2.10 Pancasila sebagai Dasar Etika dalam Kehidupan Bermasyarakat,
Berbangasa dan Bernegara
Upaya lain untuk mewujudkan Pancasila sebagai sumber nilai adalah dengan
menjadikan Pancasila sebagai sumber nilai bagi pembentukan norma etika dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hal itu, Pancasila
menjadi sumber etika dalam berbagai hal, misalnya:
a. Etika Sosial dan Budaya
Menurut Kaelan 15 etika sosial dan budaya ini dimaksudkan agar segala hak
dan kewajiban baik moral maupun hukum dalam hubungan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara senantiasa diukur berdasar filosofi manusia sebagai
makhluk sosial.
b. Etika Pemerintahan dan politik
Etika pemerintahan dan politik ini dimaksudkan untuk mewujudkan
pemerintahan yang bersih dan berwibawa (clean and good governance) sertta
mampu menumbuhkan suasana politik yang demokratis, bercirikan keterbukaan,
rasa tanggung jawab, tanggap akan aspirasi rakyat, menghargai perbedaan, jujur
dalam persaingan, ketersediaan untuk menerima pendapat yang lebih benar
Pendidikan Kewarganegaraan | 30
kendati berasal dari orang per-orang atau kelompok minoritas dan marginal serta
menjunjung tinggi hak asasi manusia.
c. Etika Ekonomi dan Bisnis
Etika ekonomi dan bisnis dimaksudkan agar prinsip dan perilaku ekonomi,
baik oleh pribadi, institusi maupun pengambil keputusan dalam bidang ekonomi
dapat melahirkan kondisi dan realitas ekonomi yang baik dengan bercirikan
prinsip-prinsip antara lain, memberikan kebebasan berusaha, membangun iklim
usaha kerakyatan yang berdaya saing secara sehat, mengutamakan kejujuran,
memenuhi rasa keadilan, transparansi, akuntabilitas publik dan mendorong
berkembangnya etos kerja ekonomi yang berdaya saing global serta mampu
memberdayakan ekonomi rakyat melalui usaha-usaha bersama secara
berkesinambungan.
d. Etika Penegakan Hukum yang Berkeadilan
Etika penegakan hukum dan berkeadilan dimaksudkan untuk menumbuhkan
kesadaran kolektif bahwa tertib sosial, ketenangan, ketentraman, dan keteraturan
hidup bersama hanya dapat diwujudkan dengan ketaatan terhadap hukum dan
seluruh peraturan yang ada.
e. Etika Keilmuan
Etika keilmuan ini diwujudkan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai ilmu
pengetahuan dan teknologi agar mampu berpikir rasional, kritis, logis, dan
obyektif. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu harus menjunjung
tinggi nilai-nilai Pancasila terutama sila pertama.
Pendidikan Kewarganegaraan | 31
BAB 3
MEMBINA KESADARAN BERKONSTITUSI
Pendidikan Kewarganegaraan | 32
implementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.Maka dari itu kami akan
membahas tentang "MEMBINA KESADARAN BERKONSTITUSI".
3.1 Definisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Konstitusi menurut KBBI = nomina (kata benda)
(1) segala ketentuan dan aturan tentang ketatanegaraan (undang-undang
dasar dan sebagainya) ;
(2) undang-undang dasar suatu negara
Pengertian Konstitusi dalam arti sempit yang dikemukakan oleh Lord Bryce,
bahwa pengertian konstitusi dalam arti sempit adalah piagam dasar atau UUD,
yaitu suatu dokumen lengkap mengenai peraturan-peraturan dasar negara. UUD
1945, Konstitusi Amerika Serikat 1787, Konstitusi Prancis 1789, dan Konstitusi
Konfederasi Swiss 1848 merupakan contohnya. Jadi, Pengertian konstitusi dalam
arti sempit adalah sebagian dari hukum dasar yang merupakan satu dokumen
tertulis yang lengkap.
• Richard S. Kay
Pendidikan Kewarganegaraan | 33
karena adanya batasan pada wewenang pemerintah yang sudah
ditetapkan lebih awal.
• Cart J. Friedrich
• Cf. Strong
• Chairul Anwar
• Sri Soemantri
• E. C. S. Wade
Pendidikan Kewarganegaraan | 34
• L. J. Van Apeldoorn
• Miriam Budiarjo
• A. A. H. Struijcken
Konstitusi itu sama dengan UUD, hanya memuat garis-garis besar dan
asas tentang organisasi kenegaraan.
• Herman Heller
• K. C. Wheare
• F. Lassalle
Pendidikan Kewarganegaraan | 35
• Pengertian secara yuridis konstitusi merupakan naskah yang
berisikan segala bangunan negara dan sendi-sendi pemerintahan
dalam suatu negara.
Pendidikan Kewarganegaraan | 36
Perubahan UUD 1945 kemudian dilakukan secara bertahap dan menjadi salah
satu agenda sidang Tahunan MPR dari tahun 1999 hingga perubahan ke empat
pada sidang tahunan MPR tahun 2002 bersamaan dengan kesepakatan
dibentuknya komisi konstitusi yang bertugas melakukan pengkajian secara
komperhensif tentang perubahan UUD 1945 berdasarkan ketetapan MPR No.
I/MPR/2002 tentang pembentukan komisi Konstitusi.
Dalam sejarah perkembangan ketatanegaraan Indonesia ada empat macam
Undang-Undang yang pernah berlaku, yaitu :
Pendidikan Kewarganegaraan | 37
• Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 (Penetapan Undang-Undang
Dasar Sementara 1950)
Periode federal dari Undang-undang Dasar Republik Indonesia Serikat 1949
merupakan perubahan sementara, karena sesungguhnya bangsa Indonesia
sejak 17 Agustus 1945 menghendaki sifat kesatuan, maka negara Republik
Indonesia Serikat tidak bertahan lama karena terjadinya penggabungan
dengan Republik Indonesia. Hal ini mengakibatkan wibawa dari pemerintah
Republik Indonesia Serikat menjadi berkurang, akhirnya dicapailah kata
sepakat untuk mendirikan kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bagi negara kesatuan yang akan didirikan jelas perlu adanya suatu undang-
undang dasar yang baru dan untuk itu dibentuklah suatu panitia bersama yang
menyusun suatu rancangan undang-undang dasar yang kemudian disahkan
pada tanggal 12 Agustus 1950 oleh badan pekerja komite nasional pusat dan
oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan senat Republik Indonesia Serikat pada
tanggal 14 Agustus 1950 dan berlakulah undang-undang dasar baru itu pada
tanggal 17 Agustus 1950.
Pendidikan Kewarganegaraan | 38
mengarahkan penyelenggaraan negara sesuai harapan rakyat, terbentuknya good
governance, serta mendukung penegakan demokrasi dan hak asasi manusia.
Perubahan UUD 1945 dilakukan secara bertahap dan menjadi salah satu
agenda Sidang MPR dari 1999 hingga 2002 . Perubahan pertama dilakukan dalam
Sidang Umum MPR Tahun 1999. Arah perubahan pertama UUD 1945 adalah
membatasi kekuasaan Presiden dan memperkuat kedudukan Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) sebagai lembaga legislatif.
Perubahan kedua dilakukan dalam sidang Tahunan MPR Tahun 2000.
Perubahan kedua menghasilkan rumusan perubahan pasal-pasal yang meliputi
masalah wilayah negara dan pembagian pemerintahan daerah, menyempumakan
perubahan pertama dalam hal memperkuat kedudukan DPR, dan ketentuan¬-
ketentuan terperinci tentang HAM.
Perubahan ketiga ditetapkan pada Sidang Tahunan MPR 2001. Perubahan
tahap ini mengubah dan atau menambah ketentuan-ketentuan pasal tentang asas-
asas landasan bemegara, kelembagaan negara dan hubungan antarlembaga negara,
serta ketentuan-ketentuan tentang Pemilihan Umum. Sedangkan perubahan
keempat dilakukan dalam Sidang Tahunan MPR Tahun 2002. Perubahan Keempat
tersebut meliputi ketentuan tentang kelembagaan negara dan hubungan
antarlembaga negara, penghapusan Dewan Pertimbangan Agung (DPA),
pendidikan dan kebudayaan, perekonomian dan kesejahteraan sosial, dan aturan
peralihan serta aturan tambahan.
Empat tahap perubahan UUD 1945 tersebut meliputi hampir keseluruhan
materi UUD 1945. Naskah asli UUD 1945 berisi 71 butir ketentuan, sedangkan
perubahan yang dilakukan menghasilkan 199 butir ketentuan. Saat ini, dari 199
butir ketentuan yang ada dalam UUD 1945, hanya 25 (12%) butir ketentuan yang
tidak mengalami perubahan. Selebihnya, sebanyak 174 (88%) butir ketentuan
merupakan materi yang baru atau telah mengalami perubahan.
Dari sisi kualitatif, perubahan UUD 1945 bersifat sangat mendasar karena
mengubah prinsip kedaulatan rakyat yang semula dilaksanakan sepenuhnya oleh
MPR menjadi dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Hal itu
menyebabkan semua lembaga negara dalam UUD 1945 berkedudukan sederajat
Pendidikan Kewarganegaraan | 39
dan melaksanakan kedaulatan rakyat dalam lingkup wewenangnya masing-
masing. Perubahan lain adalah dari kekuasaan Presiden yang sangat besar
(concentration of power and responsibility upon the President) menjadi prinsip
saling mengawasi dan mengimbangi (checks and balances). Prinsip-prinsip
tersebut menegaskan cita negara yang hendak dibangun, yaitu negara hukum yang
demokratis.
Setelah berhasil melakukan perubahan konstitusional, tahapan selanjutnya
yang harus dilakukan adalah pelaksanaan UUD 1945 yang telah diubah tersebut.
Pelaksanaan UUD 1945 harus dilakukan mulai dari konsolidasi norma hukum
hingga dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai hukum dasar,
UUD 1945 harus menjadi acuan dasar sehingga benar-benar hidup dan
berkembang dalam penyelenggaraan negara dan kehidupan warga negara (the
living constitution).
Pendidikan Kewarganegaraan | 40
3.5 Terbentuknya Konstitusi
Pendidikan Kewarganegaraan | 41
menggerakkan angkatan perangnya, baik di darat, laut, maupun udara, untuk
mengakhiri kekuasaan penjajahan Belanda”.
Sejak saat itu Dai Nippon Teikoku memandang bangsa Indonesia sebagai
saudara muda serta membimbing bangsa Indonesia dengan giat dan tulus ikhlas di
semua bidang, sehingga diharapkan kelak bangsa Indonesia siap untuk berdiri
sendiri sebagai bangsa Asia Timur Raya. Namun janji hanyalah janji, penjajah
tetaplah penjajah yang selalu ingin lebih lama menindas dan menguras kekayaan
bangsa Indonesia. Setelah Jepang dipukul mundur oleh sekutu, Jepang tak lagi
ingat akan janjinya. Setelah menyerah tanpa syarat kepada sekutu, rakyat
Indonesia lebih bebas dan leluasa untuk berbuat dan tidak bergantung pada Jepang
sampai saat kemerdekaan tiba.
Pendidikan Kewarganegaraan | 42
sebab syarat yang lazim diperlukan oleh setiap Negara telah ada yaitu adanya:
Rakyat, yaitu bangsa Indonesia;
Wilayah, yaitu tanah air Indonesia yang terbentang dari sabang hingga ke
merauke yang terdiri dari 13.500 buah pulau besar dan kecil;
Kedaulatan yaitu sejak mengucap proklamasi kemerdekaan Indonesia;
Pemerintah yaitu sejak terpilihnya presiden dan wakilnya sebagai pucuk
pimpinan pemerintahan Negara;
Tujuan Negara yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan
pancasila; Bentuk Negara yaitu Negara kesatuan.
3.6 Pelaksanaan Konstitusi di Indonesia
Sebagai negara yang berdasar atas hukum, Indonesia memiliki konstitusi
yang sekarang berlaku yang dikenal dengan UUD 1945. Keberadaan UUD 1945
sebagai konstitusi di Indonesia mengalami perjalanan yang sangat panjang dari
dimulai disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945, hingga akhirnya diterima sebagai
landasan hukum bagi pelaksanaan ketatanegaraan di Indonesia saat ini.
Pada masa itu, konstitusi Indonesia sempat berganti beberapa kali dalam
periode waktu tertentu yaitu:
1. Undang - Undang Dasar 1945 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949)
UUD 1945 pertama kali disahkan dan berlaku sebagai konstitusi negara
Indonesia dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada
tanggal 18 Agustus 1945 yaitu sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Naskah UUD 1945 ini pertama kali dipersiapkan oleh pemerintah balatentara
Jepang yang diberi nama Dokuristu Zyunbi Tyoosakai yang dalam bahasa
Indonesia disebut Badan Penyidik Usaha –Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI).
BPUPKI beranggotakan 26 orang, diketuai oleh K. R. T. Radjiman
Wedyodiningrat serta Itibangese Yosio dan Raden Panji Suroso, masing–masing
sebagai wakil ketua. BPUPKI mengadakan 2 kali sidang. Sidang
Pertama berlangsung pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1956 dan sidang
Kedua berlangsung pada tanggal 10 Juli – 17 Juni 1945. Pada masa sidang Kedua
itulah dibentuk Panitia Hukum Dasar dengan anggota yang terdiri dari 19 orang,
Pendidikan Kewarganegaraan | 43
diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia ini membentuk Panitia kecil yang diketuai Prof.
Dr. Soepomo. Panitia kecil berhasil menyelesaikan tugasnya dan BPUPKI
menyetujui hasil kerjanya sebagai rancangan UUD pada tanggal 16 Agustus 1945.
Setelah BPUPKI menyelesaikan tugasnya, Pemerintah Balatentara Jepang
membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang
beranggotakan 21 orang, termasuk Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta.
Setelah mendengarkan hasil BPUPKI tentang naskah rancangan UUD pada
sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945, akhirnya mengesahkan rancangan UUD
tersebut menjadi UUD Negara Republik Indonesia. Namun demikian, setelah
resmi disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 UUD 1945 tidak langsung
dijadikan referensi dalam setiap pengambilan keputusan kenegaraan dan
pemerintahan. UUD 1945 pada intinya hanya dijadikan sebagai alat untuk
sesegera mungkin membentuk negara merdeka yang bernama RI. Oleh karena itu
walaupun secara formal UUD 1945 berlaku sebagai konstitusi namun hanya
bersifat nominal yaitu baru diatas kertas saja.
2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat (27 Desember 1949 – 17 Agustus
1950)
Pada tahun 1947 tentara Belanda melakukan Agresi Militer I yang kemudian
dilanjutkan dengan Agresi Militer II tahun 1948. Tujuan Belanda melakukan
Agresi ini adalah untuk menjajah Indonesia kembali. Agresi ini mendapat
perhatian dunia sehingga PBB mengajak pihak Indonesia dan Belanda berunding.
Pada tanggal 23 Agustus – 2 November 1949 diadakan Konferensi Meja Bundar
(KMB) di Den Haag Belanda. Konferensi ini berhasil menyepakati 3 hal yaitu :
a. Mendirikan Republik Indonesia Serikat
b. Penyerahan kedaulatan pada RIS yang berisi 3 hal yaitu piagam Penyerahan
kadaulatan dari Kerajaan Belanda pada pemerintahan RIS, status UNI dan
persetujuan perpindahan.
c. Mendirikan UNI antara RIS dan Kerajaan Belanda
Naskah konstitusi RIS disusun bersama oleh delegasi RI dan FBO
(Bijeenkoms Voor Federal Overleg) dalam konferensi tersebut. Naskah rancangan
UUD itu disepkati bersama oleh kedua belah pihak untuk diberlakukan sebagai
Pendidikan Kewarganegaraan | 44
UUD RIS. Naskah UUD yang kemudian dikenal dengan sebutan Konstitusi RIS
itu resmi mendapat persetujuan Komite Nasional Pusat pada tanggal 14 Desember
1949. selanjutnya Konstitusi RIS dinyatakan berlaku mulai tanggal 27 Desember
1949.
Konstitusi RIS dimaksud sebagai UUD bersifat sementara, karena lembaga
yang membuat dan menetapkannya tidaklah representatif. Hal ini ditegaskan dalan
Pasal 186 Konstitusi RIS bahwa Konstituante bersama pemerintah selekas
lekasnya menetapkan Konstitusi RIS.
3. Undang – Undang Dasar Sementara 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)
Bentuk Negara RIS tidak bertahan lama. Sebagai negara yang baru terbentuk
Indonesia masih membutuhkan tahap–tahap konsolidasi kekuasaan efektif. Bentuk
Negara yang lebih cocok untuk kondisi tersebut adalah Negara kesatuan. Dalam
rangka konsolidasi kekuasaan itu, tiga wilayah Negara bagian yaitu Negara RI,
Negara Indonesia Timur dan Negara Sumatra Timur menggabungkan diri menjadi
satu wilayah RI.
Sejak saat itu wibawa pemerintah RIS menjadi berkurang sehingga dicapai
kata sepakat antara pemerintah RIS dan pemerintah RI untuk kembali mendirikan
Negara kesatuan RI. Kesepakatan itu dituangkan dalam satu naskah persetujuan
bersama pada tanggal 19 Mei 1950.
Dalam rangka persiapan ke arah itu maka untuk keperluan menyiapkan satu
naskah UUD, dibentuklah suatu panitia bersama yang akan menyusun
rancangannya. Setelah selesai rancangan UU itu kemudian disahkan oleh Badan
Pekerja Komite Nasional Pusat pada tanggal 12 Agustus 1950, dan DPR dan
Senat RIS pada tanggal 14 Agustus 1950. selanjutnya naskah UUD baru ini
diberlakukan secara resmi mulai tanggal 17 Agustus 1950 yaitu dengan
ditetapkannya UU No. 7 Tahun 1950.
UUDS 1950 ini bersifat pengganti (Renewal) sehingga isinya tidak hanya
mencerminkan perubahan (Amandemen) terhadap Konstitusi RIS Tahun 1949
namun juga mengganti naskah Konstitusi RIS itu dengan naskah yang sama sekali
baru dengan nama UUDS 1950.
Pendidikan Kewarganegaraan | 45
Seperti halnya Konstitusi RIS 1949, UUDS 1950 juga bersifat sementara. Ini
terlihat jelas dalam rumusan pasal 134 yang mengharuskan Konstituante bersama
pemerintah segera menyusun UUD RI untuk menggantikan UUDS 1950 tersebut.
Sayangnya, Konstituante belum sempat berhasil menyelesaikan tugasnya
untuk menyusun UUD baru ketika Presiden Soekarno berkesimpulan bahwa
Konstituante telah gagal dan memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai UUD
Negara RI
4. (Kembali Ke) Undang - Undang Dasar 1945 (5 Juli 1959 – 19 Oktober
1999)
Sejak dekrit Presiden 5 Juli 1959 hingga sekarang, UUD 1945 terus berlaku
dan diberlakukan sebagai hukum dasar. Namun pada masa Orde baru, konsolidasi
kekuasaan lama kelamaan semakin terpusat. Disisi lain siklus kekuasaan
mangalami stagnasi yang statis karena pucuk pimpinan pemerintahan tidak
pergantian selama 32 tahun. Akibarnya UUD 1945 menagalami proses sakralisasi
yang irasional semasa rezim Orde baru. UUD 1945 tidak diizinkan bersentuhan
dengan ide perubahan sama sekali. Padahal UUD 1945 jelas merupakan UUD
yang masih sementara dan belum pernah dipergunakan dan diterapkan secara
sungguh–sungguh.
5. Perubahan ( Amandemen ) Undang - Undang Dasar 1945
Setelah jatuhnya rezim Orde baru dan digantikan Orde reformasi muncul
tuntutan untuk melakukan perubahan terhadap UUD 1945. Latar belakang tututan
perubahan terhadap UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde baru kekuasaan
tertinggi berada ditangan MPR dan bukan ditangan rakyat, kekuasaan yang sangat
besar pada presiden, adanya pasal –pasal yang “Luwes” (sehingga dapat
menimbulkan multitafsir) serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat
penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.
Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar
sepertitatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi
negara demokrasi dan negara hukum serta hal – hal yang sesuai dengan
perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dilakukan
Pendidikan Kewarganegaraan | 46
dengan kesepakatan, diantaranya tidak mengubah pembukaan UUD 1945, tetap
mempertahankan susunan NKRI.
Pendidikan Kewarganegaraan | 47
BAB 4
RULE OF LAW
Negara hukum menurut istilah lahir dari suatu perjuangan menentang absolutisme,
yaitu dari kekuasaan raja yang sewenang-wenangnya untuk mewujudkan negara
didasarkan pada suatu peraturan perundang-undangan.Ia akan selalu ada di setiap
masyarakat di manapun juga di muka bumi ini dan bagaimanapun keadaannya,
modern atau primitip. Dalam kehidupan bernegara, hukum bukan hanya
peraturan, melainkan sebuah norma yang oleh negara dipaksakan seperlunya.
Dengan demikian, hukum mengikat segenap warga negara dengan mekanisme
keberadaan sebuah sangsi sebagai “pemaksa”. Karenanya, ia ditaati tidak saja oleh
yang lemah, tetapi juga oleh pihak yang kuat.
Dalam kehidupan sehari-hari hukum tidak lepas dari kita, mulai dari nilai,
tatak rama, norma hingga hukum perundang-undangan dalam peradilan.
Sayangnya hukum di Negara kita masi kurang dalam penegakannya, terutama
dikalangan pejabat bila dibandingkan dengan yang ada pada golongan menengah
kebawah. Kenapa bisa begitu karena hukum di Negara kita bisa dibeli dengan
uang, siapa yang punya uang dialah sang pemenang dari peradilan, siapa kuat dia
dapat itulah selogan buat peradilan di Negara Indonesia pada saat ini.
Melihat kenyataan yang demikian marilah kita benahi peradilan dengan
diawali dari diri sendiri, dengan mempelajari norma atau hukum sekaligus
memahami dan menegakannya sesuai dengan keadilan yang benar. Dalam
bahasan ini dibahas supaya keadilan dapat ditegakan, maka akan terkait semua
aspek yang ada didalamnya yang mempengaruhi dan menjadi penentu apakah
keadilan dapat ditegakan melalui konsep rule of law.
4.1 Pengertian Rule of Law
Aturan hukum juga disebut supremasi hukum, berarti bahwa hukum diatas
semua orang dan itu berlaku bagi semua orang. Apakah gubernur atau diatur,
apakah penguasa atau dikuasai, tidak ada yang diatas hukum, tidak ada yang
Pendidikan Kewarganegaraan | 48
dibebaskan dari hukum, dan tidak ada yang dapat memberikan dispensasi untuk
penerapan hukum.
Penegakan hukum adalah sebuah pepatah hukum umum sesuai
dengan keputusan yang harus dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip atau
hukum yang dikenal, tanpa intervensi kebijaksanaan dalam aplikasi mereka.
Peribahasa ini dimaksudkan sebagai pelindung terhadap pemerintahan yang
sewenang-wenang. Kata “sewenang-wenang” (dari bahasa latin “penengah”)
menandakan suatu keputusan yang dibuat di atas kebijaksanaan wasit, bukan
menurut aturan hukum.
Secara umum, hukum adalah kumpulan aturan-aturan yang ditetapkan oleh
negara dikenakan sanksi atau konsekuensi. Yang dominan adalah bahwa konsep
“rule of law” mengatakan apa-apa tentang “justness” dari hukum itu sendiri, tetapi
hanya bagaimana sistem hukum beroperasi. Sebagai konsekuensi dari ini, bangsa
yang sangat tidak demokratis atau satu tanpa menghargai hak asasi manusia bisa
eksis dengan “rule of law” sebuah situasi yang mungkin terjadi didalam beberapa
diktator modern. “Aturan hukum” atau Rechssstaat mungkin kondisi yang
diperlukan untuk demokrasi, tetapi bukan syarat cukup.
Negara hukum merupakan terjemahan dari konsep rechtsstaat atau Rule Of
Lawyang bersumber dari pengalaman demokrasi konstitusional di eropa abad ke-
19 dan ke-20. Oleh karena itu, Negara demokrasi pada dasarnya adalah Negara
hukum Ciri Negara hukum antara lain: adanya supremasi hukum, jaminan hak
asasi manusia dan legalitas hukum. Di Negara hukum, peraturan perundang-
undangan yang berpuncak pada undang-undang dasar (konstitusi) merupakan satu
kesatuan sistem hukum sebagai landasan bagi setiap penyelenggaraan kekuasaan.
Rule Of Law merupakan suatu doktrin hukum yang mulai muncul pada abad
ke XIX, bersamaan dengan kelahiran Negara berdasarkan hukum (konstitusi) dan
demokrasi. Kehadiran Rule Of Law boleh disebut sebagai reaksi dan koreksi
terhadap Negara absolute (kekuasaan di tangan penguasa) yang relah berkembang
sebelumnya.
Berdasarkan definisi diatas, Friedman (1959) membedakan rule of law
menjadi dua, yaitu pengertian secara formal dan hakiki/materiil;
Pendidikan Kewarganegaraan | 49
a) Secara formal ( in the formal sense ), rule of law diartikan sebagai kekuasaan
umum yang terorganisasi ( organized public power ), misalnya negara.
b) Secara hakiki atau material ( ideological sense ) , rule of law terkait dengan
penegakan hukum yang meyangkut ukuran hukum yang baik dan buruk ( just
anf unjust law ).
Menurut Wieldon (1960), Rule of Law tdk hanya memiliki peradilan yg
sempurna, tetapi ditentukan oleh kenyataan apakah rakyat benar menikmati
keadilan dlm arti perlakuan yg adil, baik dari sesama warganegara, maupun
pemerintah.
Rule Of Law pada hakikatnya merupakan jaminan secara formal terhadap “
rasa keadilan “ bagi rakyat Indonesia dan juga “ keadilan social “ . inti dari Rule
Of Law adalah adanya keadilan bagi masyarakat , teruatama keadilan social.
Secara sederhana yang dimaksud dengan Negara hukum adalah Negara yang
penyelenggaraan kekuasaan pemerintah dan lembaga – lembaga lain dalam
melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hokum. Dalam Negara hukum, kekuasaan
menjalankan pemerintahan berdasarkan kedaulatan (supremasi hokum) dan
bertujuan untuk menyelenggarakan ketertiban hukum (Mustafa kemal pasha,
2003).
Pendidikan Kewarganegaraan | 50
demokrasi. Doktrin tersebut lahir sejalan dengan tumbuh suburnya demokrasi dan
meningkatnya peran parlemen dalam penyelenggaraan negara, serta sebagai reaksi
terhadap negara absolut yang berkembang sebelumnya.Rule of law merupakan
konsep tentang common law tempat segenap lapisan masyarakat dan negara
beserta seluruh kelembagaannya menjunjung tinggi supremasi hukum yang
dibangun di atas prinsip keadilan dan egalitarian. Rule of law adalah rule by the
law dan bukan rule by the man. Konsep ini lahir untuk mengambil ahli dominasi
yang dimiliki kaum gereja, ningrat, dan kerajaan serta menggeser negara kerajaan
dan memunculkan negara konstitusi dimana doktrin rule of law ini lahir.Ada
tidaknya rule of law dalam suatu negara ditentukan oleh “kenyataan”, apakah
rakyatnya benar-benar menikmati keadilan, dalam arti perlakuan yang adil, baik
sesama warga negara, baik dari pemerintah?Oleh karena itu pelaksanaan kaidah-
kaidah hukum yang berlaku di suatu negara merupakan suatu premis bahwa
kaidah-kaidah yang dilaksanakan itu merupakan hukum yang adil, artinya kaidah
hukum yang menjamin perlakuan yang adil bagi masyarakat.
Latar belakang kelahiran Rule of Law:
1. Di awali oleh adanya gagasan untuk melakukan pembatasan kekuasaan
pemerintah negara
2. Sarana yang dipilih untuk maksud tersebut yaitu Demokrasi Konstitusional
3. Perumusan yuridis dari Demokrasi Konstutisional adalah konsepsi negara
hukum
Rule of law adalah doktrin hukum yang muncul pada abad ke 19, seiring
degan negara konstitusi dan demokrasi. Rule of law adalah konsep tentang
common law yaitu seluruh aspek negara menjunjung tinggi supremasi hukum
yang dibangun diatas prinsip keadilan dan egalitarian. Rule of law adalah rule by
the law bukan rule by the man.
Unsure-unsur rule of law menurut A.V. Dicey terdiri dari:
a. Supremasi aturan-aturan hukum.
b. Kedudukan yang sama didalam menghadapi hukum.
c. Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh undang-undang serta keputusan-
keputusan pengadilan.
Pendidikan Kewarganegaraan | 51
Syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintahan yang demokrasi menurut
rule of law adalah:
1. Adanya perlindungan konstitusional.
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
3. Pemilihan umum yang bebas.
4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat.
5. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi.
6. Pendidikan kewarganegaraan.
Konsepsi negara hukum mengandung pengertian bahwa negara memberikan
perlindungan hukum bagi warga negara melalui pelembagaan peradilan yang
bebas dan tidak memihak juga penjamin hak asasi manusia. Menurut Moh.
Mahfud MD, istilah rechtsstaaat dan the rule of law yang diterjemahkan menjadi
negara hukum pada hakikatnya mempunyai makna yang berbeda.
Konsepsi rechtsstaaat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut;
Pendidikan Kewarganegaraan | 52
4. Adanya kebebasan menyatakan pendapat
5. Adanya kebebasan berserikat, berorganisasi, dan beroposisi
Dalam istilah negara hukum di Indonesia ditemukan dalam penjelasan UUD
1945 yang berbunyi: "Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum atau
bukan berdasar atau kekuasaan belaka". Padmo Wahyono menyatakan bahwa
konsep negara hukum Indonesia yang menyebut rechtsstaaat memberi arti bahwa
negara hukum Indonesia mengambil pola secara tidak menyimpang dari pengertian
negara hukum pada umumnya yang kemudian disesuaikan dengan keadaan Indonesia.
Moh.Yamin membuat penjelasan tentang konsepsi negara hukum negara Indonesia
bahwa kekuasaan yang dilakukan pemerintah Indonesia harus berdasar dan berasal
dari ketentuan undang-undang. Negara hukum Indonesia juga memberikan
pengertian bahwa bukan polisi dan tentara sebagai pemegang kekuasaan dan
kesewenang-wenangan negara terhadap rakyat, melainkan adanya kontrol dari
rakyat terhadap intitusi negara dalam menjalankan kekuasaan dan kesewenangan
yang ada pada negara.
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas bahwa negara hukum baik dalam arti
normal yaitu menegakan hukum yang dihasilkan oleh lembaga legislatif dalam
penyelenggaraan negara maupun negara hukum dalam arti material.Tanpa negara
hukum yang merupakan elemen pokok suasana demokratis sulit dibangun.
Ada tidaknya rule of law pada suatu negara ditentukan oleh “kenyataan”,
apakah rakyat menikmati keadilan, dalam arti perlakuan adil, baik sesame warga
Negara maupun pemerintah.Untuk membangun kesadaran di masyarakat maka
perlu memasukan materi instruksional rule of law sebagai salah satu materi di
dalam mata kuliah Pendidikan Kewareganegaraan (PKn).PKn adalah desain baru
kurikulum inti di PTU yang menjunjung pencapaian Visi Indonesia 2020
(Tap.MPR No.VII/MPR/2001) dan Visi Pendidikan Tinggi 2010 (HELTS 2003-
2010-DGHE).Materinya merupakan bentuk penjabaran UU No. 2 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan Kewarganegaraan | 53
4.4 Fungsi dan Dinamika Rule of Law
4.4.1 Fungsi Rule of Law
Fungsi rule of law pada hakikatnya merupakan jaminan secara formal
terhadap “rasa keadilan” bagi rakyat Indonesia dan juga ‘’keadilan sosial’’,
sehingga diatur pada pembukaan UUD 1945, bersifat tetap dan instruktif bagi
penyelenggaraan negara.Prinsip-prinsip di atas merupakan dasar hukum
pengambilan kebijakan bagi penyelenggara negara/pemerintahan, baik di tingkat
pusat maupun daerah, yang berkaitan dengan jaminan atas rasa keadilan, terutama
keadilan sosial.
4.4.2 Dinamika Pelaksanaan Rule Of Law
Pelaksanaan Rule Of Law mengandung keinginan untuk terciptanya Negara
hukum, yang membawa keadilan bagi seluruh rakyat. Penegakan Rule Of Law
harus diartikan secara hakiki ( materil ) yaitu dalam arti pelaksanaan dari just law.
Prinsip-prinsip Rule Of Law secara hakiki sangat erat kaitannya dengan “the
enofercement of the rules of law“ dalam penyelenggaraan pemerintahan terutama
dalam hal penegakan hukum dan implementasi prinsip-prinsip rule of law.
Pendidikan Kewarganegaraan | 54
akan kepentingan kelompok. Pernyataan dari ketua Mahkamah Konstitusi yang
mengatakan bahwa Undang-Undang di Indonesia dapat di beli ke DPR telah
membuka mata semua masyarakat akan arti keadilan yang tidak mereka dapatkan
selama ini. Tidak ada yang berani lebih tajam menyuarakan kepentingan rakyat
lagi karena semuanya telah sibuk akan kepentingan kelompoknya masing-masing.
Dasar lain yang dapat dijadikan landasan bahwa indoanesia adalah Negara
hukum dalam arti materiil terdapat dalam pasal-pasal UUD 1945, sebagai berikut.
Pendidikan Kewarganegaraan | 55
dan Gayus berhasil dibawa dari Singapura yang kepergiannnya menggunakan
identitas palsu.
Pada tanggal 8 September 2010 gayus mulai diadili antara lain, didakwa
memperkaya diri serta menyuap penyidik dan hakim. Gayus menyatakan pada
persidangan 29 September 2010 uang miliknya diperoleh dari pekerjaan saat
menjadi ditjen pajak.
Pada saat statusnya berada ditahanan, seperti diketahui Gayus pergi ke kuala
lumpur pada 30 September 2010 dan Macao 24-26 September dengan identitas
palsu, demikian pula pada bulan itu ia yang seharusnya berada di balik jeruji
mampu melihat pertandingan tenis di Bali bersama istrinya.
Pada tanggal 22 December 2010, Gayus dituntut 20 tahun penjara dan
divonis 7 tahun penjara pada 19 Januari 2010, di PN Jakarta Selatan ia dinyatakan
terbukti menyalahgunakan wewenang saat menjadi pegawai pajak, menyuap
polisi dan hakim, serta memberikan keterangan palsu pada saat penyidikan.
Pendidikan Kewarganegaraan | 56
3. Rakyat Indonesia sebagian besar telah menjalankan kewajibanya
melakukan pembayaran pajak, sehingga pemanfaatan pajak merupakan
Hak Asasi Rakyat Indonesia. Akan tetapi terdapat oknum – oknum di
kepegawaian pajak yang menyalahgunakan kewenangan nya sehingga
merugikan Hak Asasi masyarakat Indonesia.
Ketiga hal diatas yaitu, supremasi hokum, persamaan dimata hukum dan
terlindungnya HAM pada kasus gayus benar-benar telah dilanggar.
Pendidikan Kewarganegaraan | 57
BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
8
Budi Juliardi, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Rajawali Pers, 2015, cet. 3, Halaman 130
9
Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN,
Alfabeta, Bandung, 2013, hlm 160
10
Ibid, hlm 160
Pendidikan Kewarganegaraan | 58
5.2 Asas Kewarganegaraan
1. Asas Kewarganegaraan Umum
Undang-undang Kewarganegaraan Republik Indonesia memperhatikan
asas-asas kewarganegaraan umum atau universal, yaitu asas ius sanguinis, ius
soli, dan campuran. Secara lengkap, asas-asas yang dianut oleh undang-
undang kewarganegaraan Republik Indonesia adalah:
1) Asas ius sanguinis (law of the blood), yaitu asas menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunanan, bukan
berdasarkan Negara tempat kelahiran.
2) Asas ius soli (law of the soil), yaitu asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran,
yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan
yang diatur dalam undang-undang ini.
3) Asas kewarganegaraan tunggal, adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang Indonesia.
4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas, adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan
yang diatur dalam undang-undang ini (merupakan pengecualian).11
2. Asas Kewarganegaraan Khusus
Terdapat beberapa asas kewarganegaraan khusus, yaitu:
1) Asas kepentingan nasional, yaitu asas yang menentukan bahwa
peraturan kewarganegaraan mengutamakan kepentinangan nasional
Indonesia, yang bertekad mempertahankan kedaulatannya sebagai
negara kesatuan yang memiliki cita-cita dan tujuan sendiri.
2) Asas perlindungan maksimum, adalah asas yang menentukan bahwa
pemerintah wajib memberikan perlindungan penuh kepada setiap
negara indonesia dalam keadaan apa pun baik di dalam maupun di
luar negeri.
3) Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintah dan pemerintahan,
adalah asas yang menentukan bahwa setiap warga negara Indonesia
11
Ibid, hlm. 160
Pendidikan Kewarganegaraan | 59
mendapatkan perlakuan yang sama di dalam hukum dan
pemerintahan.
4) Asas kebenaran substantif, adalah prosedur pewarga negaraan
seseorang tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga disertai
substansi dan syarat-syarat permohonan yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
5) Asas nondiskriminatif, yaitu asas yang tidak membedakan perlakuan
dalam segala hal ihwal yang berhungan dengan warga negara atas
dasar suku, ras, agama, golongan, jenis kelamin dan gender.
6) Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia,
adalah asas yang dalam segala hal ihwal yang berhubungan dengan
warga negara harus menjamin, melindungi, dan memuliakan hak
asasi manusia pada umumnya dan hak warga negara pada
khususnya.
7) Asas keterbukaan, adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala
hal ihwal yang berhungan dengan warga negara harus dilakukan
secara terbuka.
8) Asas publisitas, adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang
memperoleh atau kehilangan kewarga negaraan Republik Indonesia
diumumkan dalam Balita Negara Republik Indonesia agar
masyarakat mengetahuinya.12
12
Ibid, hlm. 161
Pendidikan Kewarganegaraan | 60
a. Apatride ialah istilah untuk seseorang yang tidak mempunyai status
kewarganegaraan.
b. Bipatride ialah istilah untuk seseorang yang mempunyai status
kewarganegaraan ganda (dua kewarganegraan).13
Pada hakikatnya, seseorang tidak bisa berada dalam kondisi apatride dan
bipatride. Jika hal ini terjadi maka akan berimbas pada hak dan kewajiban yang
bersangkutan dalam hubungannya dengan negara. Orang yang berada dalam
kondisi apatride tidak akan diakui sebagai warga negara di negara maupun
sehingga dia tidak bisa melakukan hubungan dengan negara, dalam artian tidak
menuntut hak terhadap negara dan tidak ada jaminan oleh negara terhadap apa
pun yang menimpanya. Sementara bagi orang yang berada dalam kondisi
bipatride, ia akan memiliki peran ganda serta memiliki hak dan kewajiban ganda
pula dari dua negara yang mengakuinya sebagai warga negara. Hal ini akan
menimbulkan kesulitan bagi orang yang bersangkutan dalam melaksanakan
kewajibannya.14
13
Budi Juliardi, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Rajawali Pers, 2015, cet. 3, hlm.142
14
Ibid, hlm. 143
15
Ibid, hlm. 170
Pendidikan Kewarganegaraan | 61
Secara garis besar, hak warga negara sepanjang yang diatur dalam Undang-
Undang Dasar 1945 adalah:
a. Sama kedudukannya di dalamnya hukum dan pemerintahan. Hal ini
sesuai dengan UUD 1945 Pasal 27 ayat (1): segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan.
b. Berhak pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi manusia, sesuai
dengan UUD 1945 Pasal 27 ayat (2): Tiap-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
c. Ikut serta dalam upaya pembelaan negar, sesuai dengan UUD 1945
Pasal 27 (3): Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara.
d. Hak atas kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dan lisan dan tulisan, sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28:
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-
undang.
e. Hak untuk memeluk agama masing-masing dan untuk beribadah
menurut agamanya dan kepercayaan. Hal ini sesuai dengan UUD
1945 Pasal 29 ayat (3): Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk agamanya dan kepercayaannya itu.
f. Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Hal ini
sesuai dengan UUD 1945 Pasal 30 ayat (1): Tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahan dan keamanan
negara.
g. Hak untuk mendapatkan pendidikan, sesuai dengan UUD 1945 Pasal
31 ayat (1): Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
h. Memelihara dan mengembangankan nilai-nilai budayanya. Sesuai
dengan UUD 1945 Pasal 32 ayat (1): Negara memajukan
kebudayaan nasional Indonesia di tengah-tengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengembangakan nilai-nilai budayanya.
Pendidikan Kewarganegaraan | 62
i. Hak khusus fakir miskin dan anak-anak telantar dipelihara oleh
negara, sesuai dengan UUD 1945 Pasal ayat (1): fakir miskin dan
anak-anak telantar dipelihara oleh negara.
j. Hak fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum
yang layak, sesuai dengan UUD 1945 Pasal 34 ayat (3): Negara
bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan
dan fasilitas pelayanan umum yang layak.16
2. Kewajiban Warga Negara Indonesia
Di samping warga negara memiliki hak, mereka juga memiliki
kewajiban, yang harus dilaksanakan. Kewajiban warga negara Indonesia
secara garis besar di atur dalam UUD 1945 adalah:
a. Taat kepada hukum dan pemerintahan, sebagaimana disebutkan pada
UUD 1945 Pasal 27 (1): Segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.
b. Ikut serta dalam upaya pembelaan negara, sesuai dengan UUD 1945
Pasal 27 ayat (3): Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara.
c. Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, sesuai
dengan UUD 1945 Pasal 30 ayat (1): Tiap-tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pertahan dan keamanan negara.
d. Mengikuti pendidikan dasar, sebagaimana di sebutkan dalam UUD
1945 Pasal 31 ayat (2): Setiap warga negara wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.17
e. Menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Pasal 28J ayat 1).
f. Untuk pertahanan dan keamanan negara melaksanakan sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Pasal 30 ayat 2).18
16
Ibid, hlm. 171
17
Ibid, hlm. 171
Pendidikan Kewarganegaraan | 63
5.5 Tata Cara dan Bukti Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia
Tata Cara untuk Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia adalah sebagai
berikut:
1) Permohonan pewarga negaraan diajukan di Indonesia oleh pemohon
secara tertulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas bermaterai cukup
kepada presiden melalui menteri.
2) Berkas permohonan pewarga negaraan disampaikan kepada pejabat
(yang ditunjuk oleh Menteri untuk menangani masalah Kewarganegaraan
Republik Indonesia).
3) Menteri meneruskan permohonan pewarga negaraan disertai dengan
pertimbangan kepada presiden dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan
terhitung sejak tanggal permohonan diterima.
4) Permohonan pewarga negaraan dikenai biaya.
5) Presiden mengabulkan atau menolak permohonan pewarga negaraan.
6) Pengabulan permohonan pewarga negaraan ditetapkan dengan Keputusan
Presiden.
7) Keputusan Presiden ditetapkan paling lama 3(tiga) bulan terhitung sejak
permohonan paling lambat 14(empat belas) hari terhitung sejak
Keputusan Presiden ditetapkan.
8) Penolakan permohonan pewarga negaraan harus disertai alasan dan
diberitahukan oleh menteri kepada yang bersangkutan paling lambat
3(tiga) bulan terhitung sejak tanggal permohonan diterima oleh menteri.
9) Keputusan Presiden mengenai pengabulan terhadap permohonan
pewarga negraan berlaku efektif terhitung sejak tanggal pemohon
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
10) Paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak keputusan Presiden dikirim
kepada pemohon, pejabat memanggil pemohom untuk mengucapkan
sumpah atau menyatakan janji setia.
11) Dalam hal setelah dipanggil secara tertulis untuk mengucapkan sumpah
atau menyatakan janji setia pada waktu yang telah ditentukan ternyata
18
Budi Juliardi, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Rajawali Pers, 2015, cet. 3, hlm. 133
Pendidikan Kewarganegaraan | 64
pemohon tidak hadir tanpa alasan yang sah, Keputusan Presiden tersebut
batal demi hukum.
12) Dalam hal pemohon tidak dapat mengucapkan sumpah atau menyatakan
janji setia pada waktu yang ditentukan akibat kelalaian pejabat, pemohon
dapat mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia di hadapan
pejabat lain yang ditunjuk menteri.
13) Pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia dilakukan di hadapan
pejabat.
14) Pejabat membuat berita acara pelaksanaan pengucapan sumpah atau
pernyataan janji setia.
15) Paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal pengucapan
sumpa atau pernyataan janji setia kepada menteri.
16) Lafal sumpah atau pernyataan janji setia
1. Yang mengucapkan sumpah, lafal sumpah sebagai berikut:
Demi Allah/demi Tuhan Yang Maha Esa, saya bersumpah
melepaskan kesetiaan saya kepada kekuasaan asing, mengakui,
tunduk, dan setia kepada Negara Republik Indonesia. Pancasila dan
Undang-undang Dasar Negara Republik Indoensia Tahun 1945 dan
akan membela-nya dengan sungguh-sunggu serta akan menjalankan
kewajiban yang dibebankan negara kepada saya sebagai warga
Negara Indonesia dengan tulus ikhlas.
2. Yang menyatakan janji setia, lafal janji setia sebagai berikut:
Saya berjanji melepaskan seluruh kesetiaan saya kepada kekuasan
asing, mengakui, tunduk, dan setia kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia, Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan akan membela dengan sungguh-
sungguh serta akan menjalankan kewajiban yang dibebankan negara
kepada saya sebagai warga Negara Indonesia dengan tulus dan iklas.
17) Setelah mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia, permohonan
wajib menyerahkan dokumen atau surat-surat keimigrasian atas namanya
kepada kantor imigrasi dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
Pendidikan Kewarganegaraan | 65
kerja terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah atau pernyataan janji
setia.
18) Salinan Keputusan Presiden tentang pewarga negaraan dan berita acara
pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia dari pejabat (berita acara)
menjadi bukti sah Kewarganegaraan Republik Indonesia seseorang yang
memperoleh kewarganegaraan.
19) Menteri mengumumkan nama orang yang telah memperoleh
kewarganegaraan dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Pendidikan Kewarganegaraan | 66
b. Asas persamaan derajat berasumsi bahwa suatu perkawinan tidak
menyebabkan perubahanstatus kewarganegaraan suami atau istri.
Keduanya memiliki hak yang sama untuk menentukan sendiri
kewarganegaraan. Jadi, mereka dapat berbeda kewarganegaraan seperti
halnya ketika belum berkeluarga.
Negara memiliki wewenang untuk menentukan warga negara sesuai asas
yang dianut negara tersebut. Dengan adanya kedaulatan ini, pada dasarnya suatu
negara tidak terikat oleh negara lain dalam menentukan kewarganegaraan. Negara
lain juga tidak boleh menentukan siapa saja yang menjadi warga negara dari suatu
negara.
Penentuan kewarganegaraan yang berbeda-beda oleh setiap negara dapat
menciptakan problem kewarganegaraan bagi seorang warga. Secara ringkas
problem kewarganegaraan adalah munculnya apatride dan bipatride. 19
19
Winarno, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Bumi Perkasa, hlm. 60
Pendidikan Kewarganegaraan | 67
6) secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada
warga negara asing atau bagian dari negara asing tersebut
7) tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing
8) mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau
surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih
berlaku dari negara lain atas namanya20
9) bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5
tahun berturut-turut bukan dalam rangka dinas negara, alasan yang sah
dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi
Wraga Negara Indonesia sebelum jangka waktu 5 tahun itu berakhir dan
setiap 5 tahun berikutnya yang21 bersangkutan tidak mengajukan
pernyataan ingin tetap menjadi warga negara Indonesia kepada
perwakilan RI.
10) Perempuan warga negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki warga
asing kehilangan kewarganegraan RI jika menurut hukum negara asal
suaminya, kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami
sebagai akibat perkawinan tersebut.
11) Setiap orang memperoleh kewarganegaraan RI berdasarkan keterangan
yang kemudian hari dinyatakan palsu atau dipalsukan, tidak benar, atau
terjadi kekeliruan mengenai orangnya oleh instansi yang berwenang,
dinyatakan batal kewarganegraannya.22
Dalam UUD 1945 pasal 26 dinyatakan bahwa yang menjadi warga Negara
adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang bangsa lain yang disahkan
oleh undang-undang sebagai warga negara. Warga negara memilki peranan yang
sangat besar dalam kemajuan negaranya bahkan di sebagian besar negara di dunia
20
Winarno, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Bumi Perkasa, hlm. 57
21
Budi Juliardi, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Rajawali Pers. 2015, cet. 3, hlm. 141
22
Ibdi, hlm. 142
Pendidikan Kewarganegaraan | 68
peranan warga negara memiliki pengaruh yang jauh lebih besar dari pada
pemerintahnya. Dalam hal ini tentu saja warga negara yang dapat memajukan
negaranya adalah warga negara yang bertanggung jawab. Lalu seperti apakah
warga negara yang bertanggung jawab itu?
Sebagai warga negara yang bertanggung jawab maka tentu memiliki karakteristik
yang positif terhadap negaranya. Adapun karakter yang dimaksud yaitu sebagai
berikut :
Pendidikan Kewarganegaraan | 69
konflik yang ditimbulkan dari perbedaan tersebut, maka membuka ruang
untuk berdikusi dan berdialog merupakan salah satu solusi yang bisa
digunakan. Oleh karenanya, sikap membuka diri untuk berdialog dan diskusi
merupakan salah satu ciri sikap warga negara yang bertanggung jawab.
23
Winarno, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Bumi Perkasa, hlm. 54
Pendidikan Kewarganegaraan | 70
kasus itu, Azirwan juga diwajibkan membayar denda Rp 100 juta subsidair tiga
bulan kurungan.
KPK menangkap Azirwan pada 8 April 2008 bersama anggota DPR, Al Amin
Nasution. KPK menyita uang senilai Rp 4 juta saat penangkapan dan Rp 67 juta di
mobil Al-Amin. Uang itu diduga diberikan Azirwan untuk memuluskan
pembahasan di Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat guna mendapatkan
rekomendasi alih fungsi hutan Bintan.
Jaksa penuntut dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan,
Azirwan terbukti menyuap anggota Komisi IV DPR RI Al Amin Nur Nasution
sebesar Rp 2,250 miliar untuk memuluskan persetujuan DPR dalam alih fungsi
hutan lindung Bintan Buyu di Kabupaten Bintan.
Setelah selesei menjalani hukuman, pemerintah setempat mulai
mempromosikan Azirwan kembali menjadi Kepala Dinas Kelautan dan
Perikanan. Menurut Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan tak ada
masalah aturan dalam promosi jabatan Azirwan. Promosi itu sesuai Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 1999. Sementara Menteri Pemberdayaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi, Azwar Abubakar, berpendapat pengangkatan
Azirwan merupakan wewenang Gubernur Kepulauan Riau.
Pendidikan Kewarganegaraan | 71
kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,
hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut
atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apapun.
Mengenai hak politiknya, dia seharusnya mendapatkan hak untuk berserikat
sesuai pasal 28. Akan tetapi, karena dia telah terbukti melanggar peraturan hukum
yang berlaku yakni melakukan tindak pidana korupsi. Maka, sesuai dengan UU
nomor 43 tahun 1999 tentang pokok kepegawaian, pasal 23 ayat 3b, 5c
menyatakan PNS yang terlibat korupsi, dapat dihentikan dengan tidak hormat jika
dihukum penjara atau kurungan yang tetap karena melakukan tindakan pidana
kejahatan yang ancamannya di atas 4 tahun. Hal ini dukung dengan kutipan dari
salah satu Anggota Badan Pekerja Indonesia Corruption Watch (ICW), Emerson
Yuntho, mengatakan seharusnya Gubernur Riau justru memecat Azirwan setelah
ditetapkan Pengadilan terbukti melakukan suap kepada anggota Komisi IV DPR,
Al-Amin Nasution, pada 8 April 2008 untuk mendapat rekomendasi alih fungsi
hutan di Bintan.
"Gubernur Kepulauan Riau harus membatalkan pengangkatan Azirwan
sebagai Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan serta memecatnya sebagai PNS,"
kata Emerson dalam surat elektronik yang diterima Okezone, Rabu (17/10/2012).
Menurut Emerson, berdasarkan Undang-undang Kepegawaian dan Peraturan
Pemerintah nomor 100 tahun 2000, Azirwan seharusnya dipecat dari status
Pegawai Negeri. Selain itu, Azirwan juga tidak dapat diangkat dalam jabatan
struktural di lingkungan pemerintah karena pertimbangan melanggar sumpah
jabatan.
"PNS yang telah menjadi terpidana dalam kasus korupsi, berapa pun
hukumannya harus diberhentikan dengan tidak hormat. Tidak ada alasan apa pun,"
terang Emerson.
Emerson menilai pengangkatan Azirwan sebagai Kepala Dinas harus
dimaknai sebagai kegagalan reformasi birokrasi dan kebijakan pro terhadap
koruptor. "Di lingkungan birokrasi, mulai terjadi pergeseran dari sikap zero
tolerance menjadi 100 % tolerance terhadap koruptor. Koruptor dapat diterima
Pendidikan Kewarganegaraan | 72
atau diberikan kesempatan kembali bekerja dilingkungan pemerintah," ungkap
Emerson.
Mengenai hak social Azirwan, berupa hak untuk menerima jaminan
kesejahteraan dan keamanan telah diatur oleh Undang Undang Dasar 1945 yaitu:
a. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”
(pasal 27 ayat 2).
b. Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak
untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.”(pasal 28A).
c. Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya dan berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi
kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1).
d. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1)Akan
tetapi, dalam menjalankan semua haknya tersebut Azirwan juga memiliki
kewajiban berupa tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan
undang-undang. Pasal 28J ayat 2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak
dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-
nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.” Azirwan yang merupakan mantan koruptor bisa
menjalankan haknya tetapi ada batasan-batasan tertentu karena ia
memiliki catatan ex koruptor sehingga tidak seleluasa seperti
sebelumnya. Selain dari hukum itu sendiri, dalam kehidupan sosialnya
kemungkinan akan mendapat cemooh ataupun dikucilkan oleh
masyarakat sekitarnya.
Pendidikan Kewarganegaraan | 73
BAB VI
DEMOKRASI DI INDONESIA
24
Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007, hlm.
101
25
Budi Juliardi, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Rajawali Pers, 2015, cet. 3, Halaman 82
26
Ibid, hlm. 102
Pendidikan Kewarganegaraan | 74
mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih dibawah sistem
pemilihan yang bebas. Jadi, yang di utamakan dalam pemerintahan
demokrasi adalah rakyat.
2) Menurut Abraham Lincoln (Presiden AS ke-16)
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat (government of the people, by the people, and for the people).
3) Menurut C.F Strong
Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewasa dari
masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang menjamin
bahwa pemerintahan akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-
tindakan kepada mayoritas itu.
Dari beberapa pendapat di atas diperoleh kesimpulan bahwa demokrasi
sebagai suatu sistem bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan, yang
memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan di tangan rakyat baik
penyelenggaraan negara maupun pemerintahan.27
27
Putra Sareb, R.Masri (ed), Pancasila dan Kewarganegaraan, Jakarta: Salemba Humanika, 2010,
hlm. 95
28
Budi Juliardi, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Rajawali Pers, 2015, cet. 3, hlm. 84
Pendidikan Kewarganegaraan | 75
a. Demokrasi masa yunani kuno
Konsep demokrasi lair di Yunani Kuno dan dipraktikkan dalam hidup
bernegara antara abad IV sebelum Masehi hingga abad VI Masehi.
Demokrasi yang dipraktikkan pada saat itu adalah demokrasi langsung,
artinya hak rakyat untuk membuat keputusan politik dijalankan oleh seluruh
rakyat atau warga negara. Demokrasi langsung dapat dilaksanakan pada
waktu itu karena alasan: 1) berlangsung dalam kondisi yang sederhana, 2)
wilayahnya terbatas, dan 3) jumlah penduduknya sedikit.
29
Ibid, hlm. 85
Pendidikan Kewarganegaraan | 76
Selanjutnya, tonggak baru kemunculan demokrasi ditandai dengan
kelahiran HAM melalui Magna Charta pada abad XII Masehi di Inggris.
Magna Charta merupakan piagam yang berisi perjanjian antara beberapa
bangsawan dan Raja Jhon di Inggris yang intinya menyatakan, bahwa raja
mengakui dan menjamin beberapa hak. Hal ini terjadi akibat kecaman
terhadap monarkhi dan gereja yang pada masa itu masih sangat dominan.
Dari sini timbul gagasan membatasi kekuasaan pemerintah dan menjamin
hak-hak politik rakyat sehingga kekuasaan pemerintah diimbangi kekuasaan
parlemen dan lembaga-lembaga hukum.30
f. Reformasi Gereja
Refromasi gereja merupakan gerakan revolusi agama yang terjadi di
Eropa pada abad XVI Masehi yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan
dalam gerja Katolik yang hasilnya adalah Protestanisme (ajaran dari Martin
Luther yang hidup pada tahun 1483-1546). Reformasi dimulai pada pintu
gereja Wittenberg (31 Oktober 1517), yang kemudian segera memancing
terjadinya serangan gereja.31
30
Ibid, hlm. 86
31
Ibid, hlm. 87
Pendidikan Kewarganegaraan | 77
aspirasi dan pandangannya secara langsung. Dengan demikian,
pemerintah dapat mengetahui aspirasi dan persoalan-persoalan yang
sebenarnya dihadapi masyarakat. Namun dalam zaman modern,
demokrasi langsung sulit dilaksanakan karena:
Sulitnya mencari tempat yang dapat menampung seluruh rakyat
sekaligus dalam membicarakan suatu urusan.
Tidak setiap orang memahami persoalan-persoalan negara yang
semakin rumit dan kompleks.
Musyawarah tidak akan efektif sehingga sulit menghasilkan
keputusan yang baik.
b) Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan
Sistem demokrasi (menggantikan demokrasi langsung) yang dalam
menyalurkan kehendaknya, rakyat memilih wakil-wakil mereka untuk
duduk dalam parlemen. Aspirasi rakyat disampaikan melalui wakil-wakil
mereka dalam parlemen. Tipe demokrasi perwakilan berlainan menurut
konstitusi negara masing-masing.32
2. Demokrasi ditinjau dari hubungan antar-alat kelengkapan negara
a) Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum
Dalam sistem demokrasi ini rakyat memilih para wakil mereka untuk
duduk di parlemen, tetapi parlemen tetap dikontrol oleh pengaruh rakyat
dengan sistem referendum (pemungutan suara untuk mengetahui
kehendak rakyat secara langsung). Sistem ini digunakan di salah satu
negara bagian Swiss yang disebut Kanton.
b) Demokrasi perwakilan dengan sistem parlementer
Sistem demokrasi yang terjadi karena adanyanhubungan erat antara
badan eksekutif dan legislatif. Menteri di eksekutif diangkat atas usul
legislative, sehingga menteri bertanggungjawab terhadap parlemen.
Presiden dan Raja adalah kepala negara tetapi bukan kepala
pemerintahan. Tugas eksekutif harus sesuai dengan pedoman atau
program kerja yang telah disetuji oleh parlemen. Kedudukan eksekutif
32
Abdulkarim, Kewarganegaraan Jilid 2, Bandung: Grafindo Media Pratama, 2004, hlm. 99
Pendidikan Kewarganegaraan | 78
dimata parlemen dapat stabil dan mendapat dukungan, jika menjalankan
sesuai dengan tugasnya, tetapi jika sebaliknya maka parlemen dapat
menjatuhkan cabinet dengan pengajuan mosi tidak percaya. Kedudukan
eksekutif berada dibawah parlemen yang sangat tergantung pada
dukungannya.
c) Demokrasi perwakilan dengan sistem pemisahan kekuasaan
Suatu sistem demokrasi dimana eksekutif dan legislative
kedudukannya terpisah. Seperti menteri-menteri diangkat oleh presiden
dan memiliki tanggungjawab kepada presiden. Presiden berkedudukan
sebagai kepala negara dan juga sebagai kepala pemerintahan. Jabatan
presiden dan menteri tidak bergantung dari dukungan parlemen dan tidak
dapat diberhentikan oleh parlemen.
d) Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum dan inisiatif rakyat
Gabungan dari demokrasi perwakilan/tidak langsung dan demokrasi
secara langsung. Badan perwakilan tetap ada, namundikontrol oleh
rakyat melalui refendum yang sifatnya obligator dan fakultatif.33
3. Demokrasi berdasarkan prinsip ideologi
a) Demokrasi konstitusional (demokrasi liberal)
Demokrasi yang di dasari dan di jiwai oleh pandangan liberalisme
yaitu suatu paham yang menentukan pada kebebasan individu yang
sangat luas dan longgar tanpa mengabaikan kepentingan umum.
b) Demokrasi rakyat (demokrasi komunis/proletar)
Demokrasi yang didasari dari paham sosialisme dan komunisme
yang mengutamakan kepentinga negara dan kepentingan umum.
c) Demokrasi pencasila
Demokrasi yang bersumber dari tata nilai social dan budaya bangsa
Indonesia dengan berasaskan musyawarah mufakat yang mengutamakan
kepentingan umum.
33
Ibid, hlm. 101
Pendidikan Kewarganegaraan | 79
4. Demokrasi ditinjau dari titik berat perhatiannya
a) Demokrasi Formal
Demokrasi formal menjunjung tinggi persamaan dalam bidang
politik tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan
kesenjangan rakyat dalam bidang ekonomi. Dalam sistem demokrasi
yang demikian, semua orang dianggap memiliki derajat dan hak yang
sama. Namun, karena kesamaan itu, penerapan azas free fight
competition (persaingan bebas) dalam bidang ekonomi menyebabkan
kesenjangan antara golongan kaya dan golongan miskin kian lebar,
kepentingan umum pun diabaikan. Demokrasi formal/ liberal sering pula
disebut demokrasi Barat karena pada umumnya dipraktikkan oleh
negara-negara Barat. Kaum komunis bahkan menyebutnya demokrasi
kapitalis karena dalam pelaksanaannya kaum kapitalis selalu
dimenangkan oleh pengaruh uang (money politics) yang menguasai opini
masyarakat (public opinion).
b) Demokrasi Material
Demokrasi material menitik beratkan upaya-upaya menghilangkan
perbedaan dalam bidang ekonomi sehingga persamaan dalam persamaan
hak dalam bidang politik kurang diperhatikan, bahkan mudah
dihilangkan. Untuk mengurangi perbedaan dalam bidang ekonomi, partai
penguasa (sebagai representasi kekuasaan negara) akan menjadikan
segala sesuatu sebagai milik negara. Hak milik pribadi tidak diakui.
Maka, demi persamaan dalam bidang ekonomi, kebebasan dan hak-hak
asasi manusia di bidang politik diabaikan. Demokrasi material
menimbulkan perkosaan rohani dan spiritual. Demokrasi ini sering
disebut demokrasi Timur karena berkembang di negara-negara sosialis/
komunis di Timur, seperti Rusia, Cekoslowakia, Polandia dan Hongaria
dengan ciri-ciri:
Sistem satu (mono) partai, yaitu partai komunis (di Rusia).
Sistem otoriter, yaitu otoritas penguasa dapat dipaksakan kepada
rakyat.
Pendidikan Kewarganegaraan | 80
Sistem perangkapan pimpinan, yaitu pemimpin partai merangkap
sebagai pemimpin negara/ pemerintahan.
Sistem pemusatan kekuasaan di tangan penguasa tertinggi dalam
negara.
c) Demokrasi Gabungan
Demokrasi ini mengambil kebaikan dan membuang keburukan
demokrasi formal dan material. Persamaan derajat dan hak setiap orang
tetap diakui, tetapi diperlukan pembatasan untuk mewujudkan
kesejahteraan seluruh rakyat. Pelaksanaan demokrasi ini bergantung pada
ideologi negara masing-masing sejauh tidak secara jelas
kecenderungannya kepada demokrasi liberal atau demokrasi rakyat.
5. Demokrasi menurut dasar wewenang dan hubungan antara alat
kelengkapan negara
a) Demokrasi Sistem Parlementer
Suatu demokrasi yang menempatkan kedudukan badan legislative
lebih tinggi daripada badan eksekutif. Kepala pemerintahan dipimpin
oleh seora Perdana Menteri. Perdana meneteri dan menteri-menteri dalam
cabinet diangkat dan diberhentikan oleh parlemen. Dalam demokrasi
parlementer presiden menjabat sebgai kepala negara.
b) Demokrasi Sistem Presidensial
Demokrasi yang mana kekuasaan eksekutif diangkat bedasarkan
demokrasi rakyat dan dipilih langsungoleh merekan atau melalui badan
perwakilan rakyat.34
Pendidikan Kewarganegaraan | 81
dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dengan
demikian berarti juga NKRI tergolong sebagai negara yang menganut paham
Demokrasi Perwakilan (Representative Democracy).
Penetapan paham demokrasi sebagai tataan pengaturan hubungan antara
rakyat disatu pihak dengan negara dilain pihak oleh Para Pendiri Negara
Indonesia yang duduk di BPUPKI tersebut, kiranya tidak bisa dilepaskan dari
kenyataan bahwa sebagian terbesarnya pernah mengecap pendidikan Barat, baik
mengikutinya secara langsung di negara-negara Eropa Barat (khususnya Belanda),
maupun mengikutinya melalui pendidikan lanjutan atas dan pendidikan tinggi
yang diselenggarakan oleh pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia sejak
beberapa dasawarsa sebelumnya, sehingga telah cukup akrab dengan ajaran
demokrasi yang berkembang di negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat.
Tambahan lagi suasana pada saat itu (Agustus 1945) negara-negara penganut
ajaran demokrasi telah keluar sebagai pemenang Perang Dunia-II.
Didalam praktek kehidupan kenegaraan sejak masa awal kemerdekaan hingga
saat ini, ternyata paham demokrasi perwakilan yang dijalankan di Indonesia
terdiri dari beberapa model demokrasi perwakilan yang saling berbeda satu
dengan lainnya.35
35
Ibid, hlm. 85
Pendidikan Kewarganegaraan | 82
1. Pelaksanaan Demokrasi Masa Revolusi (1945-1950)
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi parlementer.
Sistem parlementer ini mulai berlaku sebulan setelah kemerdekaan
diproklamasikan. Sistem ini kemudian diperkuat dalam Undang-Undang
Dasar 1949 (Konstitusi RIS) dan Undang-Undang Dasar Sementara
(UUDS) 1950. Meskipun ini dapat berjalan dengan memuaskan di
beberapa negara Asia lain.Sistem ini ternyata kurang cocok diterapkan di
Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan melemahnya persatuan bangsa.
Dalam UUDS 1950, badan eksekutif terdiri atas Presiden sebagai kepala
negara konstitusional dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.
Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda
yang ingin kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi
belum berjalan dengan baik. Hal itu disebabkan oleh masih adanya
revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan masih terdapat sentralisasi
kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang
berbunyi sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut UUD ini
segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden denan dibantu oleh KNIP.
Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah negara yang
absolut pemerintah mengeluarkan:
a. Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945,
KNIP berubah menjadi lembaga legislatif.
b. Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang
Pembentukan Partai Politik.
c. Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang
perubahan sistem pemerintahn presidensil menjadi
parlementer.36
36
Achmad Buchory, Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI Semester 1. Solo: CV. HaKa MJ,
2003, hlm. 89
Pendidikan Kewarganegaraan | 83
2. Pelaksanaan Demokrasi Masa Orde Lama (1950-1965)
a) Demokrasi Liberal (1950-1959)
Pelaksanaan demokrasi liberal sesuai dengan konstitusi yang berlaku
saat itu, yakni Undang Undang Dasar Sementara 1950. Kondisi ini
bahkan sudah dirintis sejak dikeluarkannya maklumat pemerintah tanggal
16 Oktober 1945 dan maklumat tanggal 3 November 1945, tetapi
kemudian terbukti bahwa demokrasi liberal atau parlementer yang
meniru sistem Eropa Barat kurang sesuai diterapkan di Indonesia. Tahun
1950 sampai 1959 merupakan masa berkiprahnya parta-partai politik.
Dua partai terkuat pada masa itu (PNI & Masyumi) silih berganti
memimpin kabinet. Sering bergantinya kabinet sering menimbulkan
ketidakstabilan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan keamanan.
Ciri-ciri demokrasi liberal adalah sebagai berikut :
1. Presiden dan Wakil Presiden tidak dapat diganggu gugat
Pendidikan Kewarganegaraan | 84
Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem demokrasi dimana
seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara.
Konsep sistem Demokrasi Terpimpin pertama kali diumumkan oleh
Presiden Soekarno dalam pembukaan sidang konstituante pada tanggal
10 November 1956. Masa demokrasi terpimpin (1957-1965) dimulai
dengan tumbangnya demokrasi parlementer atau demokrasi liberal yang
ditandai pengunduran Ali Sastroamidjojo sebagai perdana mentri. Namun
begitu, penegasan pemberlakuan demokrasi terpimpin dimulai setelah
dibubarkannya badan konstituante dan dikeluarkannya dekrit presiden 5
Juli 1959.
Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No.
VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berintikan
musyawarah untuk mufakat secara gotong royong diantara semua
kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan
nasakom dengan ciri:
Dominasi Presiden
Terbatasnya peran partai politik
Berkembangnya pengaruh PKI.
Ketegangan-ketegangan politik yang terjadi pasca Pemilihan Umum
1955 membuat situasi politik tidak menentu. Kekacauan politik ini
membuat keadaan negara menjadi dalam keadaan darurat. Hal ini
diperparah dengan Dewan Konstituante yang mengalami kebuntuan
dalam menyusun konstitusi baru, sehingga negara Indonesia tidak
mempunyai pijakan hukum yang mantap. Berikut latar belakang
munculnya penerapan demokrasi terpimpin oleh Presiden Soekarno.
Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:
1. Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang
dipenjarakan
2. Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden
dan presiden membentuk DPRGR
Pendidikan Kewarganegaraan | 85
3. Jaminan HAM lemah
4. Terjadi sentralisasi kekuasaan
5. Terbatasnya peranan pers
6. Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur)
Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh
PKI yang menjadi tanda akhir dari pemerintahan Orde Lama.37
c) Pelaksanaan Demokrasi Masa Orde Baru (1966-1998)
Dinamakan juga demokrasi pancasila. Pelaksanaan demokrasi orde
baru ditandai dengan keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966, Orde Baru
bertekad akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen. Awal Orde baru memberi harapan baru pada rakyat
pembangunan disegala bidang melalui Pelita I, II, III, IV, V dan pada
masa orde baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan Umum tahun
1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
Demokrasi Pancasila mengandung arti bahwa dalam menggunakan
hak-hak demokrasi haruslah disertai rasa tanggung jawab kepada Tuhan
Yang Maha Esa menurut agama dan kepercayaan masing-masing,
menjunjung tinggi nilal-nilal kemanusiaan sesuai dengan martabat dan
harkat manusia, haruslah menjamin persatuan dan kesatuan bangsa,
mengutamakan musyawarah dalam menyelesaian masalah bangsa, dan
harus dimanfaatkan untuk mewujudkan keadilan social.
Demokrasi Pancasila berpangkal dari kekeluargaan dan gotong
royong. Semangat kekeluargaan itu sendiri sudah lama dianut dan
berkembang dalam masyarakat Indonesia, khususnya di masyarakat
pedesaan.
Munculnya demokrasi Pancasila adalah adanya berbagai
penyelewengan dan permasalahan yang dialami oleh bangsa Indonesia
pada berlakunya demokrasi parlementer dan demokrasi terpimpin. Kedua
37
Alfitri Rogaiyah, Jurnal PPKn dan Hukum: Demokrasi Kesetaraan atauKesenjangan, Jakarta:
PT Grafindo Persada, 2009, hlm. 133
Pendidikan Kewarganegaraan | 86
jenis demokrasi tersebut tidak cocok diterapkan di indonesia yang
bernapaskan kekeluargaan dan gotong royong.
Sejak lahirnya orde baru di Indonesia diberlakukan demokrasi
Pancasila sampai saat ini. Meskipun demokrasi ini tidak bertentangan
dengan prinsip demokrasi konstitusional, namun praktik demokrasi yang
dijalankan pada masa orde baru masih terdapat berbagai peyimpangan
yang tidak sejalan dengan ciri dan prinsip demokrasi pancasila,
diantaranya:
a. Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan adil
b. Penegakkan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
c. Kekuasaan kehakiman (yudikatif) yang tidak mandiri karena para
hakim adalah anggota PNS Departemen Kehakiman
d. Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat
e. System kepartaian yang tidak otonom dan berat sebelah
f. Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme
g. Menteri-menteri dan Gubernur di angkat menjadi anggota MPR
Ciri-ciri demokrasi pada periode Orde Lama antara lain presiden sangat
mendominasi pemerintahan, terbatasnya peran partai politik,
berkembangnya pengaruh komunis, dan meluasnya peranan ABRI
sebagai unsur sosial politik. Menurut M. Rusli Karim, rezim Orde Baru
ditandai oleh; dominannya peranan ABRI, birokratisasi dan sentralisasi
pengambilan keputusan politik, pembatasan peran dan fungsi partai
politik, campur tangan pemerintah dalam persoalan partai politik dan
38
Akhmad Ubaidillah, Demokrasi, Ham, dan Masyarakat Madani, Jakarta: Jakarta Press, 2000,
hlm. 37
Pendidikan Kewarganegaraan | 87
publik, masa mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan inkorporasi
lembaga nonpemerintah.
Pendidikan Kewarganegaraan | 88
a. Pemilihan umum lebih demokratis
b. Partai politik lebih mandiri
c. Lembaga demokrasi lebih berfungsi
d. Konsep trias politika (3 Pilar Kekuasaan Negara) masing-masing
bersifat otonom penuh.
Adanya kehidupan yang demokratis, melalui hukum dan peraturan yang
dibuat berdasarkan kehendak rakyat, ketentraman dan ketertiban akan
lebih mudah diwujudkan. Tata cara pelaksanaan demokrasi Pancasila
dilandaskan atas mekanisme konstitusional karena penyelenggaraan
pemeritah Negara Republik Indonesia berdasarkan konstitusi.39
Demokrasi pancasila hanya akan dapat dilaksanakandengan baik
apabila nilai-nilai yang terkandung didalamnya dapat dipahami dan
dihayati sebagai nilai-nilai budaya politik yang mempengaruhi sikap
hidup politik pendukungnya. Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai
dengan terbentuknya DPR – MPR hasil Pemilu 1999 yang telah memilih
presiden dan wakil presiden serta terbentuknya lembaga-lembaga tinggi
yang lain. Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang
demokratis antara lain:
a. Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-
pokok reformasi
b. Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang
Referandum
c. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara
yang bebas dari KKN
d. Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan
Presiden dan Wakil Presiden RI
e. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV
39
Arif, Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Paramadina, 2012, hlm. 79
Pendidikan Kewarganegaraan | 89
Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemilihan umum
sudah dua kali yaitu tahun 1999 dan tahun 2004.40
40
Moh Mahfud MD, Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia (Studi tentang Interaksi Politik dan
Kehidupan Ketatanegaraan), Jakarta: Rineka Cipta, 2003, hlm. 93
Pendidikan Kewarganegaraan | 90
BAB VII
GEOPOLITIK DI INDONESIA
41
Sumarsono & dkk, Pendidikan Kewarganegaraan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005,
hlm. 58-59
42
Ani Sri Rahayu, Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan (PPKn), Bumi Aksara, Jakarta,
2013, hlm. 114
Pendidikan Kewarganegaraan | 91
didasarkan pada pentingnya kekuasaan di darat dan di laut dalam sejarah
dunia.Dalam perkembangannya geopolitik memperlihatkan perhatian yang ajeg
terhadap hubungan kekuasaan dalam politik dunia, identifikasi area-area utama
dalam hubungan internasional, dan hubungan antara kekuatan (militer) darat dan
laut43.
Dari uraian dan beberapa definisi yang dikemukakan di atas dapat
disimpulkan bahwa geopolitik adalah kajian tentang ruang yang dikaitkan dengan
kekuasaan politik, dan diwujudkan dalam bentuk kekuatan pertahanan wilayah
(darat, laut, dan udara). Dalam perkembangnnya konsep geopolitik terlihat dalam
tiga arena kajian: kelautan, kontinental, dan kebudayaan44.
43
Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Kewarganegaraan (Paradigma
Terbaru untuk Mahasiswa), Alfabeta, Bandung, 2013, hlm.176-177.
44
Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan,Op.cit., hlm. 100.
45
Budi Juliardi, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Rajawali Pers, cet. 3, hlm. 147
Pendidikan Kewarganegaraan | 92
b. Politik, kekuatan yang mencakup politik, ekonomi dan militer.
Politik kekuatan menjadi salah satu faktordalam melaksanakan salah satu
konsep geopolitik yang terkait dengan kepentingan nasional.46
c. Pertahan dan Kemanan
Konsep pertahanan dan keamanan ini melahirkan konsepsi geostrategi.
Konsep pertahanan dan keamanan di sini yang diutamakan adalah konsep
ketahanan nasional (tannas). Dalam upaya menjaga keamanan negara dan
bangsa, semangat kesatuan dan persatuan menjadi salh satu kekuatan
untuk menghambat datangnya ancaman dari luar, baik secara fisik
maupun secara sosial, ekonomi dan budaya.47
7.3 Perkembangan Konsep Geopolitik
Perkembangan konsep geopolitik pada hakikatnya dapat dibagi dalam tiga
periode, yaitu:
a. Periode Pra Perang Dunia II
1) Konsep geopolitik dari pemikiran Frederich Ratzel yang menyatakan
bahwa negara mirip organisme (makhluk hidup). Ratzel memandang
dari sudut konsep ruang. Negara adalah ruang yang ditempati oleh
kelompok masyarakat bangsa (politik) yang terikat oleh hukum
alam. Jika bangsa dan negara ingin tetaap eksis dan berkembang,
maka harus diberlakukan hukum ekspansi (pemekaran wilayah).48
2) Selanjutnya adalah Rudolf Kjellen yang menegaskan pendapat
Retzel, bahwa negara adalah organisme yang harus memiliki
intelektual. Negara merupakan sistem politik yang mencakup
geopolitik, ekonomi politik, hingga sosiopolitik. Kjellen juga
mengajukan paham ekspansionisme dalam rangka mempertahankan
dan mengembangkan negara. Kjellen mengajukan langkah strategis
untuk memperkuat negara dengan memulai pembangunan kekuatan
46
Ibid, hlm. 148
47
Ibid, hlm. 149
48
Ibid, hlm. 152
Pendidikan Kewarganegaraan | 93
daratan (kontinental) dan diikuti dengan pembangunan kekuasaan
bahari (maritim).
b. Peeriode Masa Perang Dunia II
Pada masa ini, pendapat Ratzel dan Kjellen dikembangkan oleh
Houshofer yang pada waktu itu mewarnai geopolitik Nazi Jerman di
bawah pimpinan Adolf Hitler. Pemikiran Houshofer di samping berisi
pemahaman ekspansionisme juga mengandung ajaran rasialisme
(kebanggaan ras dan identitas politik masing-masing), yang menytakan,
bahwa ras Jerman (ras Arya) adalah ras yang paling unggul dan dapat
menguasai dunia. Pokok-pokok pemikiran Karl Houshofer adalah
sebagai berikut (Kaelan dan Achmad Zubaidi, 2007: 130):
1) Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak
terlepas dari hukum alam. Hanya bangsa yang unggul 49 yang dapat
bertahan dan berkembang.
2) Kekuasaan imperium daratan yang kompak akan mengejar
kekuasaan imperium maritim untuk menguasai pengawasan di
lautan.
3) Beberapa negara besar di dunia akan timbul dan mneguasai Eropa
(dikuasai oleh Jerman), Afrika dan Asia Barat (dikuasai oleh Italia).
Sementara Jepang akan menguasai wilayah Asia Timur Raya.
4) Geopolitik dirumuskan sebagai perbatasan. Ruang hidup bangsa
dengan kekuasaan ekonomi dan sosial yang rasial mengharuskan
pembagian baru kekayaan alam dunia. Berdasarkan teori ini, wilayah
dunia nanti akan terbagi menjadi region-region yang dikuasai oleh
bangsa unggul seperti AS, Jerman, Rusia, Inggris, dan Jepang.
c. Periode Pasca Perang Dunia II
Pada periode ini, setelah Italia, Jerman dan Jepang kalah dalam Perang
Dunia II atas Pasukan Sekutu pimpinan Amerika Serikat, teori
Haushofer, terbukti benar. Dunia saat ini dikuasai oleh negara-negara
yang unggul, seperti AS, Jerman, Rusia, Inggris dan Jepang. Negara-
49
Ibid, hlm. 153
Pendidikan Kewarganegaraan | 94
negara ini memang unggul dalam segala bidang, termasuk teknologi,
ilmu pengetahuan dan lain sebagainya.50
50
Ibid, hlm. 154
51
Ani Sri Rahayu, Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan (PPKn), Bumi Aksara, Jakarta,
2013, hlm.116.
52
Ibid, hlm.117.
53
Hamid Darmadi, Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 300.
Pendidikan Kewarganegaraan | 95
a) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa bangsa Indonesia menyatakan
kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Dalam kehidupan
sehari-hari mereka mengembangkan sikap saling menghormati, memberi
kesempatan dan kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing, serta tidak memaksakan suatu agama dan
kepercayaan dengan cara apapun kepada orang lain. Sikap tersebut
mewarnai wawasan nasional yang dianut oleh bangsa Indonesia yang
menghendaki keutuhan dan kebersamaan dengan tetap menghormati dan
memberikan kebebasan dalam menganut dan mengamalkan agama
masing-masing54.
b) Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Dalam sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, bangsa Indonesia
mengakui, menghargai, dan memberikan hak dan kebebasan yang sama
kepada setiap warganya untuk menerapkan hak asasi manusia (HAM).
Namun kebebasan HAM tersebut tidak mengganggu dan harus
menghormati HAM orang lain. Sikap tersebut mewarnai wawasan
nasional yang dianut dan dikembangkan oleh bangsa Indonesia yang
memberikan kebebasan dalam mengekspresikan HAM dengan tetap
mengingat dan menghormati hak orang lain sehingga menumbuhkan
toleransi dan kerja sama55.
c) Sila Persatuan Indonesia
Dengan sila Persatuan Indonesia, bangsa Indonesia lebih mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara.Kepentingan masyarakat yang lebih luas
harus lebih diutamakan daripada kepentingan golongan, suku maupun
perorangan.Tetapi kepentingan yang lebih besar tersebut tidak
mematikan atau meniadakan kepentingan golongan, suku bangsa maupun
perorangan.Sikap tersebut mewarnai wawasan kebangsaan/wawasan
54
Hamid Darmadi, Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 300.
55
Ibid, hlm. 301.
Pendidikan Kewarganegaraan | 96
nasional yang dianut dan dikembangkan oleh bangsa Indonesia yang
mengutamakan keutuhan bangsa dan negara dengan tetap
memperhatikan, menghormati, dan menampung kepentingan golongan,
suku bangsa maupun perorangan56.
d) Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Dengan sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan, bangsa Indonesia mengakui bahwa
pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan bersama
diusahakan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat. Ini berarti
tidak tertutupnya kemungkinan dilakukannya pemungutan suara (voting)
dan berarti tidak dilakukannya pemaksaan pendapat dengan cara apapun.
Sikap tersebut mewarnai wawasan kebangsaan/wawasan nsional yang
dianut dan dikembangkan oleh bangsa Indonesia yang melakukan
musyawarah untuk mencapai mufakat dengan tetap menghargai dan
menghormati perbedaan pendapat57.
e) Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dengan sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, bangsa
Indonesia mengakui dan menghargai warganya untuk mencapai
kesejahteraan yang setinggi-tingginya sesuai hasil karya dan usahanya
masing-masing. Tetapi usaha untuk meningkatkan kemakmuran tersebut
tanpa merugikan apalagi menghancurkan orang lain. Kemakmuran yang
ingin dicapai oleh bangsa Indonesia bukan kemakmuran yang tingkatnya
sama bagi semua warganya. Sikap tersebut mewarnai wawasan
kebangsaan/wawasan nasional yang dianut dan dikembangkan oleh
bangsa Indonesia yang memberikan kebebasan untuk mencapai
kesejahteraan setinggi-tingginya bagi setiap orang dengan
memperhatikan keadilan bagi daerah penghasil, daerah lain, orang lain
56
Hamid Darmadi, Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 301.
57
Loc.cit.
Pendidikan Kewarganegaraan | 97
sehingga tercapai kemakmuran yang memenuhi persyaratan kebutuhan
minimal58.
Dari uraian di atas tampak bahwa wawasan kebangsaan atau wawasan
nasional yang dianut dan dikembangkan oleh bangsa Indonesia merupakan
pancaran dari Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia.Karena itu,
wawasan nasional Indonesia menghendaki terciptanya persatuan dan kesatuan
tanpa menghilangkan ciri, sifat dan karakter dari kebhinekaan unsur-unsur
pembentuk bangsa (suku bangsa, etnis, golongan serta daerah itu sendiri)59.
2. Pemikiran Berdasarkan Aspek Kewilayahan Nusantara
Geografi adalah wilayah yang tersedia dan terbentuk secara alamiah oleh
alam nyata.Kondisi obyektif geografis sebagai modal dalam pembentukan
suatu negara merupakan suatu ruang gerak hidup suatu bangsa uang di
dalamnya terdapat sumber kekayaan alam dan penduduk yang mempengaruhi
pengambilan keputusan/kebijaksanaan politik negara tersebut.Karena itu,
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara fungsi maupun pengaruh geografi
terhadap sikap dan tata laku negara yang bersangkutan merupakan suatu
fenomena yang mutlak diperhitungkan.Demikian pula sebaliknya, dampak
sikap dan tata laku negara terhadap kondisi geografis sebagai tata hubungan
antara manusia dan wadah lingkungannya perlu diperhitungkan60.
Kondisi obyektif geografi Nusantara, yang merupakan untaian ribuan
pulau yang tersebar dan terbentang di khatulistiwa serta terletak pada posisi
silang yang sangat strategis, memiliki karakteristik yang berbeda dari negara
lain. Wilayah Indonesia pada saat Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus
1945 masih mengikuti Territoriale Zee En Maritieme Kringen Ordonantie
tahun 1939, di mana lebar laut wilayah Indonesia adalah 3 mil diukur dari
garis air rendah dari masing-masing pantai pulau Indonesia. Penetepan lebar
wilayah laut 3 mil tersebut tidak menjamin kesatuan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.Mengingat keadaan lingkungan alamnya,
58
Loc.cit
59
Hamid Darmadi, Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 302
60
Sumarsono & dkk, Pendidikan Kewarganegaraan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005,
hlm. 67
Pendidikan Kewarganegaraan | 98
persatuan bangsa dan kesatuan wilayah negara menjadi tuntunan utama bagi
terwujudnya kemakmuran dan keamanan yang berkesinambungan.Atas
pertimbangan hal-hal tersebut, dimaklumkanlah Deklarasi Djuanda pada
tanggal 13 Desember 1957, yang menyatakan bahwa bentuk geografis
Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri atas ribuan pulau besar dan
kecil dengan sifat dan corak tersendiri.Deklarasi tersebut juga menyatakan
bahwa demi keutuhan teritorial dan untuk melindungi kekayaan negara yang
terkandung di dalamnya, pulau-pulau serta laut yang ada di antaranya harus
dianggap sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh. Untuk mengukuhkan
atas negara kepulauan ini, ditetapkanlah Undang-Undang Nomor: 4/Prp
Tahun 1960 tentang Perairan Indonesia61.
Dengan demikian, secara kontekstual, geografi Indonesia mengandung
keunggulan dan kelemahan/kerawanan.Karena itu kondisi dan kontelasi
geografi ini harus dicermati secara utuh menyeluruh dalam perumusan
kebijaksanaan politik yang disebut Geopolitik Indonesia. Dengan kata lain,
setiap perumusan kebijaksanaan nasional harus miliki wawasan kewilayahan
atau ruang hidup bangsa yang diatur oleh politik ketatanegaraan. Karena itu,
Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia yang
memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi dan konstelasi geografis
Indonesia mengharuskan tetap terpeliharanya keutuhan dan kekompakkan
wilayah, tetap dihargainya dan dijaganya ciri, karakter serta kemampuan
(keunggulan dan kelemahan) masing-masing daerah, dan diupayakan
pemanfaatan nilai lebih dari geografi Indonesia62.
3. Pemikiran Berdasarkan Aspek Sosial Budaya
Sosial budaya, sebagai salah satu aspek terbentuk dengan ciri
kebudayaan yang sangat beragam yang muncul karena pengaruh ruang hidup
berupa kepulauan di mana ciri alamiah tiap-tiap pulau berbeda-beda. Bahkan
perbedaan ciri alamiah antara pulau yang satu dengan lainnya bisa sangat
besar sehingga perbedaan karakter masyarakatnya sagat mencolok.Di
61
Ibid, hlm. 68
62
Hamid Darmadi, Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 303-
304
Pendidikan Kewarganegaraan | 99
samping perbedaan yang berkaitan dengan ruang hidup, masyarakat Indonesia
juga memiliki perbedaan dalam hal ras dan etnik. Faktor alamiah itu
membentuk perbedaan khas kebudayaan masyarakat di tiap-tiap daerah
sekaligus perbedaan daya tanggap inderawi serta pola kehidupan baik dalam
hubungan vertikal maupun horizontal. Secara universal, kebudayaan
masyarakat yang heterogen tersebut sama-sama mempunyai unsur-unsur
penting berikut: pertama, sistem religi dan upacara keagamaan; kedua, sistem
masyarakat dan organisasi kemasyarakatan; ketiga, sistem pengetahuan;
keempat, bahasa; kelima, keserasian (budaya dalam arti sempit); keenam,
sistem mata pencaharian; dan ketujuh, sistem teknologi dan peralatan63.
Dari tinjauan sosial budaya tersebut, pada akhirnya dipahami bahwa
proses sosial dalam keseluruhan masyarakat upaya menjaga persatuan
nasional sangat membutuhkan kesamaan persepsi di antara segenap
masyarkat tentang eksistensi budaya yang sangat beragam namun memiliki
semangat untuk membina kehidupan bersama secara harmonis. Dengan
adanya kesamaan persepsi ini wawasan kebangsaan atau wawasan nasional
Indonesia diwarnai keinginan untuk menumbuh-suburkan faktor-faktor
positif, mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa, dan mengurangi atau
kalau dapat menghilangkan pengaruh negatif dari faktor-faktor yang dapat
menimbulkan disintegrasi bangsa64.
4. Pemikiran Berdasarkan Aspek Kesejahteraan
Perjuangan suatu bangsa dalam meraih cita-citanya pada umumnya
tumbuh dan berkembang dari latar belakang sejarahnya. Sejarah Indonesia
pun diawali dari negara-negara kerajaan tradisional yang pernah ada di
wilayah Nusantara melalui kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Majapahit. Kedua
kerajaan tersebut bertujuan mewujudkan kesatuan wilayah.Meskipun saat itu
belum timbul adanya rasa kebangsaan, namun sudah timbul semangat
bernegara. Kaidah-kaidah sebagai negara modern, seperti rumusan falsah
negara belum jelas dan konsepsi cara pandang belum ada. Yang ada adalah
63
Loc.cit.
64
Hamid Darmadi, Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm305-
306.
65
Sumarsono & dkk, Pendidikan Kewarganegaraan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005,
hlm. 78
66
Loc.cit
67
Sumarsono & dkk, Pendidikan Kewarganegaraan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005,
hlm. 79
68
Hamid Darmadi, Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 308.
69
Budi Juliardi, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Rajawali Pers, 2015, cet. 3, hlm. 156
70
Sumarsono & dkk, Pendidikan Kewarganegaraan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005,
hlm. 89
71
Loc.cit.
72
Ibid, hlm. 90
73
Sumarsono & dkk, Pendidikan Kewarganegaraan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005,
hlm. 90
74
Loc.cit
75
https://dianpuspaharuniasari.wordpress.com/2013/04/30/paham-kekuasaan-teori-geopolitik-
pengertian-unsur-asas-hakikat-tujuan-dan-sosialisasi-wawasan-nusantara/
76
https://fachriaburizal13.wordpress.com/2014/04/24/wawasan-nusantara/
77
https://id.wikipedia.org/wiki/Geopolitik_di_Indonesia
78
S.Sumarsono...[et.all], Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama,
2005, hlm. 85
79
Ibid, hlm. 86
80
Hamid Darmadi, Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan, Bandung, PT Alfabeta, 2012, hlm.
311
81
Ani Sri Rahayu, Pendidikan Pancasila& Kewarganegaraan, Jakarta, Bumi Aksara, 2013, hlm.
131
82
Ibid, hlm. 132
83
Ibid, hlm. 132
84
Ibid, hlm. 133
85
Ibid, hlm. 133
86
Ibid, hlm. 133-134
87
Ibid, hlm. 134-135
88
Ani Sri Rahayu, Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan, Jakarta:Bumi Aksara, 2013, hlm.
136
89
http://geostrategi-indonesia.blogspot.co.id/2011/08/geostrategi-indonesia.html?m=1
90
Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Kewarganegaraan Paradigma
Terbaru untuk Mahasiswa, Bandung: Alfabeta, 2013, hlm. 187
91
Ibid.,hlm. 188.
92
Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, Loc. cit
93
Ibid., hlm. 189.
94
Ibid., hlm. 190.
95
http://geostrategi-indonesia.blogspot.co.id/2011/08/geostrategi-indonesia.html?m=1
96
http://hanyasekedarblogg.blogspot.co.id/2013/05/geostrategi-indonesia.html?m=1
97
Ibid, Hal. 136-137
98
Ibid, Hal. 138
99
http://hanyasekedarblogg.blogspot.co.id/2013/05/geostrategi-indonesia.html?m=1
100
http://dwi-rohmawati.blogspot.co.id/2014/04/makalah-pkn-geostrategi.html?m=1
101
Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Kewarganegaraan Paradigma
Terbaru untuk Mahasiswa, Bandung: Alfabeta, 2013, hlm. 195.
102
Ibid., hlm. 196.
103
https://www.slideshare.net/mobil/masgar1/geostrategi-indonesia
Secara umum, Pengertian otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus diri sendiri urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Istilah otonomi daerah bukan hal yang baru bagi bangsa dan negara RI
sebab sejak Indonesia merdeka sudah dikenal dengan Komite Nasional Indonesia
Daerah (KNID), yaitu lembaga yang menjalankan pemerintahan daerah dan
melaksanakan tugas mengatur rumah tangga daerahnya.
Istilah otonomi berasal dari bahasa Yunani yang berarti auto, dan nomous.
Auto berarti sendiri, dan nomous berarti hukum atau peraturan. jadi, pengertian
otonomi daerah adalah aturan yang mengatur daerahnya sendiri. Ada beberapa
pendapat para ahli mengenai pengertian otonomi daerah. Macam-macam pendapat
para ahli tersebut adalah sebagai berikut:
Menurut UU No. 32 Tahun 2004 : Pengertian otonomi daerah menurut UU
No. 32 Tahun 2004 adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonomi
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Menurut Kamus Hukum dan Glosarium Otonomi Daerah : Pengertian
otonomi daerah menurut kamus hukum dan glosarium otonomi daerah adalah
kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Menurut Encyclopedia of Social Scince : Pengertian otonomi daerah menurut
Encyclopedia of social scince adalah hak sebuah organisasi sosial untuk
mencukupi diri sendiri dan kebebasan aktualnya.
Hampir semua bangsa di dunia ini menghendaki adanya otonomi, yang pada
hakekatnya merupakan hak untuk mengelola rumah tangga sendiri tanpa ada
campur tangan dan intervensi untuk tidak menyebut penjajahan dari pihak lain.
Negara memerlukan otonomi, ketika ada kecenderungan berlangsungnya
intervensi ekonomi maupun politis dari negara lain. Tetapi bukan hanya negara
saja, pemerintah propinsi dan kabupaten/kota pada suatu negara juga memerlukan
otonomi. Dalam batas tertentu, mereka menginginkan atau menuntut suatu
“souvereignity” dalam mengelola sumberdaya yang dimiliki untuk memenuhi
kebutuhan, menyelenggarakan kepentingan, dan mengatasi permasalahan publik
masyarakat lokal, dengan intervensi yang kecil dari pemerintah pusat. 105
Otonomi daerah bukan hanya mengatur hubungan berbagai tingkat
pemerintahan, tetapi mengatur hubungan antar negara (pemerintah) dengan
rakyat. Otonomi itu pada dasarnya berada di tangan rakyat, karena itu merupakan
hak rakyat untuk mengatur pemerintahan dengan caranya sendiri, sesuai dengan
hukum, tatakrama, dan adat mereka (Maskun 1999). Secara konstitusional
pengaturan oleh rakyat diwakilkan kepada anggota dewan yang sebagian besar
terpilih melalui perwakilan partai. Sayangnya, kebanyakan partai, belum sempat
mengembangkan sistem pengaderan yang baik sehingga anggota dewan yang
ditunjuk partai belum memiliki pengetahuan tekhnis dan professional secara
104
H.S. Sunardi dan Purwanto, Tri Bambang. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Kelas IX
SMP dan MTs. Jakarta : Global, hlm. 49-57
105
Agus Dwiyanto. 2014. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta.
Gadjah Mada University Press, hlm. 45
106
Mardiasmo. 2004. Otonomi dan Manajemen Daerah. Yogyakarta. Andi, hlm. 8
107
Agus Dwiyanto. 2014. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta.
Gadjah Mada University Press, hlm. 45-46
108
Agus Dwiyanto. 2014. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta.
Gadjah Mada University Press, hlm. 45-46
109
Mardiasmo. 2004. Otonomi dan Manajemen Daerah. Yogyakarta. Andi, hlm. 66-67
110
Mardiasmo. 2004. Otonomi dan Manajemen Daerah. Yogyakarta. Andi, hlm. 59-60
111
Mardiasmo. 2004. Otonomi dan Manajemen Daerah. Yogyakarta. Andi, hlm. 11
112
Mardiasmo. 2004. Otonomi dan Manajemen Daerah. Yogyakarta. Andi, hlm. 59
113
Ibid, hlm. 65-66
114
Mardiasmo. 2004. Otonomi dan Manajemen Daerah. Yogyakarta. Andi. hlm.59
115
Agus Dwiyanto. 2014. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta.
Gadjah Mada University Press. hlm. 48-49
117
http://muliadarmawan.blogspot.co.id/2012/03/perkembangan-desentralisasi-dan-otonomi.html
118
http://muliadarmawan.blogspot.co.id/2012/03/perkembangan-desentralisasi-dan-otonomi.html
119
http://muliadarmawan.blogspot.co.id/2012/03/perkembangan-desentralisasi-dan-otonomi.html
120
http://muliadarmawan.blogspot.co.id/2012/03/perkembangan-desentralisasi-dan-otonomi.html
121
http://muliadarmawan.blogspot.co.id/2012/03/perkembangan-desentralisasi-dan-otonomi.html
122
http://muliadarmawan.blogspot.co.id/2012/03/perkembangan-desentralisasi-dan-otonomi.html
a. Desentralisasi Administratif
Desentralisasi ini bertitik tolak dan berpegang bahwa tidak mungkin
membuat semua keputusan seluruh bagian wilayah ditentukan di pusat.
Karena memang pemerintah pusat senantiasa kekurangan informasi,
kebutuhan, dan karakteristik daerah-daerhanya. Untuk itu desentralisasi ini
diperlukan untuk meredistribusikan kewenangan, tanggung jawab, dan
sumberdaya finansial untuk menyediakan pelayanan publik di antara berbagai
tingkat pemerintahan. Desentralisasi administratif dalam penerapannya dibagi
menjadi tiga bentuk yaitu dekonsentrasi, delegasi, dan devolusi.
b. Desentralisasi Politik
Dalam desentralisasi ini melihat bahwa demokrasi mengharuskan pemberian
pilihan kepada warganegara tentang bagaimana sumberdaya digunakan dan
pelayanan diberikan dalam komunitasnya. Desentralisasi yang tercermin
dalam pemerintahan lokal otonom meningkatkan kesempatan partisipasi dan
123
http://muliadarmawan.blogspot.co.id/2012/03/perkembangan-desentralisasi-dan-otonomi.html