Anda di halaman 1dari 4

Pengertian, Asal-mula, Sifat, Hakikat dan Unsur

A. Pengertian Bangsa
Bangsa menunjuk pada orang-orang yang hidup bersama atau persekutuan hidup dari
sekelompok manusia yang memiliki garis keturunan yang sama. Namun dalam
perkembangannya yang dimaksud bangsa bukan hanya persekutuan hidup manusia yang berasal
dari kesamaan keturunan. Hal itu dikarenakan setiap orang adalah anggota suatu bangsa.
Bangsa dalam arti etnis dapat disamakan dengan bangsa dalam arti rasial atau keturunan.
Dalam arti kultural, bangsa merupakan sekelompok manusia yang menganut kebudayaan yang
sama. Karena kebudayaan mempunyai cabang dan unsur yang banyak sekali, pengertian di sini
merupakan pengertian bangsa yang didukung dan dikuasai oleh lebih banyak kebudayaan yang
diberlakukan daripada yang tidak diberlakukan. Misalnya, kelompok bangsa-bangsa yang
menggunakan bahasa dan aksara, serta adat istiadat yang sama. Dalam arti politis, bangsa
merupakan kelompok manusia yang mendukung suatu organisasi kekuasaan yang disebut
negara tanpa menyelidiki asalusul keturunannya. Ada beberapa pendapat para pakar mengenai
pengertian bangsa, yaitu sebagai berikut.
1. Ernest Renan (Perancis)
Bangsa terbentuk karena adanya keinginan untuk hidup bersama (hasrat bersatu) dengan
perasaan setia kawan yang agung).
2. Otto Bauer (Jerman)
Bangsa adalah kelompok manusia yang mempunyai persamaan karakter. Karakteristik
tumbuh karena adanya persamaan nasib.
3. F. Ratzel (Jerman)
Bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu timbul karena adanya rasa
kesatuan antara manusia dan tempat tinggalnya (paham geopolitik).
4. Hans Kohn (Jerman)
Bangsa adalah buah hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah. Suatu bangsa merupakan
golongan yang beraneka ragam dan tidak bisa dirumuskan secara pasti. Kebanyakan bangsa
memiliki faktor-faktor obyektif tertentu yang membedakannya dengan bangsa lain.
5. Jalobsen dan Lipman
Bangsa adalah kesatuan budaya (cultural unity) dan suatu kesatuan politik (political unity).
Kesimpulan: bangsa adalah kesatuan budaya yang sudah terikat dalam sejarah
B. Asal-Mula Bangsa
Suatu bangsa terbentuk karena adanya beberapa unsur. Unsur terbentuknya sebuah bangsa
dapat berbeda dengan unsur terbentuknya bangsa yang lain. Apabila bangsa diartikan secara
sosiologis maka terbentuknya bangsa tersebut karena kesamaan unsur ras, budaya, bahasa,
keturunan, dan agama. Kesamaan budaya bisa menghasilkan sebuah bangsa. Apabila bangsa
diartikan secara politis maka unsur terbentuknya bangsa tidak karena kesamaan ras, agama,
budaya, keturunan, dan agama. Sejumlah manusia yang meskipun terdiri dari berbagai ras,
budaya, bahasa, dan agama dapat pula membentuk satu bangsa.
Ada dua macam unsur yang bisa membentuk bangsa, yaitu unsur-unsur objektif dan unsur
unsur subjektif. Pertama, unsur objektif adalah terbentuknya suatu bangsa itu terjadi karena
kesamaan faktor-faktor objektif yang dimiliki oleh persekutuan hidup manusia di wilayah itu.
Faktor objektif itu, misalnya karena kesamaan ras, bahasa, keturunan, adat kebudayaan atau
kesamaan agama. Contohnya, bangsa Moro, dan bangsa Kurdi. Kedua, unsur subjektif adalah
terbentuknya suatu bangsa itu terjadi karena kesamaan faktor-faktor subjektif yang dimiliki oleh
persekutuan hidup manusia di wilayah itu. Faktor subjektif itu, misalnya karena nasib dan
kesamaan cita-cita. Meskipun mereka itu berbeda latar belakangnya, tetapi karena memiliki
nasib yang sama maka mereka bersedia bersatu sebagai satu bangsa, misal bangsa Indonesia.
Otto Bauer mengatakan bahwa terbentuknya bangsa karena persamaan senasib. Ratzel
mengemukakan bahwa bangsa dapat terbentuk karena adanya hasrat atau keinginan bersatu
karena kesamaan tempat tinggalnya (bangsa secara geopolitik). Friederch Hertz menyatakan
bahwa unsur terbentuknya suatu bangsa adalah sebagai berikut.

1. Adanya keinginan atau hasrat untuk bersatu secara sosial, ekonomi, politik, agama,
budaya, dan komunikasi, urusan dalam negeri.
2. Adanya keinginan menunjukkan karakteristik sendiri melalui kemandirian,
keaslian, kelebihan, bahasa, dan lain-lain.
3. Adanya hasrat untuk menunjukkan keunggulan dalam kerja sama antarbangsa.
C. Hakekat Bangsa
Hakekat bangsa menurut para ahli adalah sebagai berikut :
1. Lothrop Stoddard
Bangsa adalah suatu kepercayaan yang dimiliki olhe sejumlah orang yang cukup banyak,
bahwa mereka merupakan suatu bangsa. Ia merupakan suatu perasaan memiliki secara
bersama sebagai suatu bangsa.
2. Otto Bauer
Bahwa suatu bangsa terbentuk karena adanya suatu persamaan, satu persatuan karakter,
watak, dimana karakter atau watak ini tumbuh dan lahir yang terjadi karena adanya
persatuan pengalaman.
3. Ernest Renan
Bangsa adalah satu jiwa yang melekat pada kelompok manusia yang merasa dirinya
bersatu, karena mempunyai nasib dan penderitaan yang sama di masa lampau dan
mempunyai cita-cita yang sama tentang masa depan.
4. Hans Kohn
Meskipun terbentuknya suatu bangsa ditentukan oleh persamaan sejarah dan cita-cita,
tetapi persamaan ras, bahasa, adat istiadat dan agama kadang-kadang merupakan faktor
obyektif yang melatarbelakangi dan menjadi ciri khas sesuatu bangsa yang membedakan
dirinya dari bangsa lain.
5. Friedrich Ratzel dan Karl Haushofer
Berpendapat bahwa suatu bangsa harus merasa terikat oleh tanah air yang sama.
6. Bung Karno
Bangsa adalah segerombolan manusia yang besar, keras ia punya keinginan bersatu, keras
ia punya persamaan watak, tetapi yang hidup di atas satu wilayah yang nyata satu unit.

D. Unsur-unsur Pembentuk Bangsa


Berdasarkan pengertian bangsa yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa suatu bangsa dapat terbentuk karena adanya beberapa unsur. Unsur-unsur
pembentuk bangsa tersebut, antara lain :
a. Persamaan nasib di masa lalu atau sejarah yang sama
b. Memiliki persamaan karakter
c. Memiliki ikatan persatuan diantara anggota-anggotanya
d. Memiliki tanah air yang sama
e. Memiliki persamaan cita-cita.
Jadi tegasnya, bangsa adalah suatu masyarakat yang mempunyai daerah tertentu yang
anggota-anggotanya bersatu karena pertumbuhan sejarah yang sama, karena merasa senasib dan
seperjuangan, serta mempunyai kepentingan dan cita-cita yang sama.

Dwi Cahyati AW, Warsito Adnan. 2011. Pelajaran Kewarganegaraan 1. Jakarta :


Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai