Anda di halaman 1dari 11

Nama: Somad Septian

Npm: 2213051122

Tugas Pendidikan dan kewarganegaraan bab 2

SOAL

1.Jelaskan pengertian bangsa berdasarkan konsep sosiologis, antropologis dan politis!

2.Jelaskan apa yang dimaksud dengan negara!

3.Uraikan unsur pembentuk sebuah negara!

4.Sebutkan bentuk-bentuk negara dan berikan penjelasannya!

5.Jelaskan sifat-sifat negara!

JAWABAN

No1. Sosiologis-Antropologis, Bangsa diartikan sebagai sebuah persekutuan hidup manusia yang
berdiri sendiri dan diikat oleh beberapa kesamaan antara lain suku, bahasa, budaya, agama, adat,
istiada, ras dan sebagainya. Persekutuan Hidup sendiri diartikan sebagai suatu perkumpulan manusia
yang saling membutuhkan satu sama lain dan bekerja secara bersama sama dalam mencapai tujuan
dalam suatu wilayah tertentu.

Sementara itu, dalam kajian politis, Bangsa diartikan sebagai persekutuan hidup atau masyarakat yang
ada pada wilayah tertentu dimana mereka tunduk pada kedaulatan negara di wilayah tersebut.Dalam
artian politis, Bangsa dipandang memiliki kepentingan, tujuan dan nasib yang sama.

Sosiologis Antropologis adalah persekutuan hidup masyarakat yang berdiri sendiri yang masing-
masing anggota persekutuan hidup tersebut merasa satu kesatuan bahasa, ras, adat istiadat dan agama.
Jadi, mereka menjadi satu bangsa karenadisatukan oleh kesamaan budaya, ras, keyakinan, bahasa dan
sebagainya. Ikatan yang demikian itu disebut ikatan primordial. Persekutuan hidup masyarakat yang
semacam ini dalam suatu negara dapat merupakan persekutuan hidup yang mayoritas (sebagian besar)
dan dapat pula persekutuan hidup minoritas (sebagian kecil). Satu negara dapat terdiri dari beberapa
bangsa. Contohnya Amerika Serikat terdiri dari bangsa Negro, bangsa Cina, bangsa Yahudi, bangsa
Indian dan lain-lainnya yang dahulunya merupakan kaum pendatang. Sri Lanka terdiri dari bangsa
Tamil dan bangsa Sinhala. Yugoslavia dahulu terdiri dari banyak bangsa seperti Bosnia, Montenego
dan Serbia. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai bangsa yang tersebar dari Aceh sampai Irian Jaya,
seperti Batak, Minangkabau, Banjar, Dayak, sunda dan sebagainya. Pengertian Bangsa dalam Arti
Politis Pengertian Bangsadalam Arti Politikadalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama
dan mereka tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke dalam dan ke
luar. Jadi, mereka diikat oleh kekuasaan politik, dalam hal ini yaitu negara.Jadi, Pengertian Bangsa
dalam Arti Politik ialah bangsa yang sudah bernegara dan mengakui serta tunduk pada kekuasaan dari
negara yang bersangkutan. Setelah mereka bernegara maka terciptalah bangsa. Contohnya,
kemunculan bangsa Indonesia (arti politis) setelah terciptanya negara Indonesia. Pengertian Bangsa
dalam arti Sosiologis Antropologis sekarang ini lebih dikenal dengan istilah ethnic, suku dan suku-
bangsa. Hal ini agar dapat membedakan dengan bangsa yang sudah beralih dalam arti politis. Akan
tetapi, kita masih saja mendengar istilah bangsa dalam arti Sosiologis Antropologis untuk menunjuk
pada persekutuan hidup tersebut. Contohnya bangsa Moro, bangsa Yahudi, bangsa Kurdi dan bangsa
Tamil. Indonesia dikenal sebagai bangsa yang heterogen, karena miliki banyak bangsa di dalamnya.

Jawaban : Pengertian Bangsa Secara Politis, Sosiologis dan Antropologis Serta Contohnya.

Secara kodrati, manusia adalah makhluk yang memiliki kecenderungan untuk hidup dalam
kebersamaan. Manusia adalah makhluk yang mencari kesempurnaan dirinya dalam tata hidup
bersama. Manusia lahir, tumbuh, berkembang, dan menjadi insan dewasa bersama manusia lain.
Hanya dalam lingkup tata hidup bersama kesempurnaan manusia akan menemukan pemenuhannya.
Nilai kehidupan manusia hanya mungkin terjadi dalam hal kebersamaan dengan manusia lain.

Makna nilai hidup bersama akan tertuang secara nyata jika manusia mengakui keberadaan sesamanya.
Selain itu, perkembangan sebuah kepribadian akan mencapai pemenuhannya jika manusia mampu
menerima kehadiran sesamanya. Dari hal inilah proses awal terbentuknya sebuah kelompok
masyarakat yang dikenal dengan nama bangsa, mulai berlangsung.

Secara umum, bangsa adalah kelompok masyarakat yang diwujudkan bentuknya oleh sejarah yang
memiliki unsur yaitu adanya kesatuan bahasa, daerah, ekonomi, dan satu kesatuan jiwa serta unsur-
unsur tersebut terlukis dalam kesatuan budaya. Pengertian bangsa juga dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu bangsa dalam arti politis dan bangsa dalam arti sosiologisantropologis.

Pengertian Bangsa dalam Arti Politis

Bangsa dalam arti politis adalah sekelompok manusia yang memiliki satu paham dan ideologi yang
sama dalam suatu organisasi kekuasaan dalam negara, misalnya bangsa Indonesia. Mereka diikat oleh
satu kesatuan wilayah nasional, hukum, dan perundang-undangan yang berlaku. Tidak cukup seperti
itu, bangsa yang sudah bernegara, seperti Indonesia perlu menciptakan ikatan-ikatan baru untuk
mempersatukan bangsa-bangsa yang ada di dalamnya.

Misalnya, bahasa nasional, lambang negara, dasar dan ideologi negara, semboyan nasional, rasa
nasionalisme dan patriotisme, serta ikatan lain yang sifatnya nasional. Ikatan baru tersebut menjadi
identitas nasional bangsa yang bersangkutan. Identitas nasional sekaligus berfungsi sebagai alat
pemersatu bangsa. Selain itu, bangsa dalam arti politis dapat dikatakan bahwa bangsa sebagai
sekelompok masyarakat dalam satu daerah yang sama dan tunduk kepada kedaulatan negaranya
sebagai satu kekuasaan tertinggi, baik ke dalam maupun ke luar.

Jadi, bangsa dalam arti politis adalah bangsa yang sudah bernegara dan mengakui serta patuh dan taat
pada kekuasaan dari negara yang bersangkutan. Bangsa dalam arti ini diikuti oleh suatu kesatuan
wilayah nasional, hukum, aturan yang berlaku, dasar, dan ideologi negara.Pengertian Bangsa dalam
Arti Sosiologis-Antropologis Bangsa dalam pengertian ini dibedakan menjadi dua, yaitu bangsa
dalam arti etnis dan bangsa dalam arti kultural.

Bangsa dalam arti etnis merupakan sekelompok manusia yang memiliki satu keturunan atau ras yang
tinggal dalam satu wilayah tertentu dengan ciri-ciri jasmani yang sama, seperti kesamaan warna kulit
dan bentuk tubuh.

Bangsa dalam arti kultural adalah sekelompok manusia yang memiliki ciri-ciri khas kebudayaan yang
sama, seperti adat istiadat, mata pencaharian, bahasa, dan unsur-unsur kesamaan budaya.Jadi, bangsa
dalam arti sosiologis-antropologis merupakan sekelompok manusia yang hidup bersama dan diikat
oleh ikatan seperti kesatuan ras, tradisi, sejarah, adat istiadat, bahasa, agama dan kepercayaan, serta
daerah.Contoh Bangsa dalam Arti Politis dan Sosiologis-Antropologis

Berdasarkan pengertian bangsa secara politis dan sosiologi-antropologis, negara Indonesia pada
hakikatnya di dalamnya ada dua bangsa, yaitu bangsa Indonesia itu sendiri (arti politis) dan bangsa-
bangsa yang ada di dalamnya (arti sosiologis-antropologis). Bangsa dalam arti sosiologis-
antropologis, seperti bangsa Batak, Jawa, Bugis dan sebagainya. Bangsa dalam arti sosiologis-
antropologis berubah istilah atau lebih dikenal dengan suku, suku bangsa, atau etnik.

Jawaban : Pengertian Bangsa

Sosiologis Antropologis

Bangsa dalam arti sosiologi antropologis berarti persekutuan hidup masyarakat yang berdiri sendiri
dan masing-masing memiliki anggota persekutuan hidup yang terdiri dari kesatuan ras, bahasa,
agama, dan adat istiadat.Masyarakat yang satu bangsa disatukan oleh kesamaan ras, budaya,
keyakinan, bahasa, dan sebagainya. Secara istilah hal tersebut disebut sebagai primordial.Politis
Pengertian bangsa dalam arti politis adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan
mereka tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam.

Dalam hal ini berarti masyarakat diikat oleh kekuatan politik yaitu negara. Jadi bangsa dalam arti
politis adalah bangsa yang sudah bernegara dan mengakui serta tunduk pada kekuasaan dari negara
yang bersangkutan.Faktor Pembentuk bangsa

Faktor-faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia sebagai berikut:

1. Adanya persamaan nasib, yaitu penderitaan bersama di bawah penjajahan bangsa asing kurang
selama 350 tahun.

2. Adanya keinginan bersama untuk merdeka, melepaskan diri dari belenggu penjajahan.

3. Adanya kesatuan tempat tinggal, yaitu wilayah di Indonesia yang membentang dari Sabang hingga
Merauke.

4. Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan sebagai suatu bangsa.

Unsur-unsur Terbentuknya Bangsa

1. Suku Bangsa

Suku bangsa adalah golongan sosial khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir) yang sama
coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin.

2. Agama

Di Indonesia terdapat enam agama yang diakui yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan
Konghucu.

3. Kebudayaan

Unsur terbentuknya bangsa yang ketiga adalah kebudayaan.

4. Bahasa
Bahasa adalah unsur pendukung identitas bangsa. Bahasa adalah sistem lambang yang dibentuk dari
unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia.

Jawaban : a. Secara sosiologis-antropologis, bangsa adalah persekutuan hidup masyarakat yang


berdiri sendiri dan setiap anggota persekutuan hidup merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama, serta
adat istiadat.

b. Secara politis, bangsa adalah suatu masyarakat dalam daerah yang sama, mereka tunduk pada
kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam.

c. Secara historis, bangsa merupakan komunitas rakyat yang stabil yang terbentuk atas dasar
kesamaan bahasa, wilayah, kehidupan ekonomi, serta perasaan psikologis yang terwujud dalam
budaya bersama.

Jawaban : Pengertian Bangsa dalam Arti Sosiologis Antropologis: Pengertian bangsa adalah
persekutuan hidup yang berdiri sendiri dan setiap anggota persekutuan hidup tersebutmerasa satu
kesatuan ras, bahasa, agama, dan istiadat. Persekutuan hidup, artinya perkumpulan orang-orang yang
saling membutuhkan dan bekerja sama untukmencapai tujuan bersama dalam satu wilayah tertentu.
Persekutuan hidup dalam satunegara yang jumlah warga banyak atau lebih besar jumlahnya
dibandingkan dengan persektuuan hidup yang lain, seperti persekutuan hidup masyarakat Jawa.
Persekutuanyang dimiliki warga sedikit atau lebih kecil dibanding dengan yang lain,
sepertimasyarakat suku Badui.Bangsa dalam pengertian ini dibedakan menjadi dua, yaitu bangsa
dalam arti etnis dan bangsa dalam arti kultural. Bangsa dalam arti etnis merupakan sekelompok
manusiayang memiliki satu keturunan atau ras yang tinggal dalam satu wilayah tertentudengan ciri-
ciri jasmani yang sama, seperti kesamaan warna kulit dan bentuk tubuh.Bangsa dalam arti kultural
adalah sekelompok manusia yang memiliki ciri-ciri khaskebudayaan yang sama, seperti adat istiadat,
mata pencaharian, bahasa, dan unsur-unsur kesamaan budaya.Jadi, bangsa dalam arti sosiologis-
antropologis merupakan sekelompok manusia yanghidup bersama dan diikat oleh ikatan seperti
kesatuan ras, tradisi, sejarah, adatistiadat, bahasa, agama dan kepercayaan, serta daerah.

Pengertian Bangsa dalam Arti Politis :Pengertian bangsa adalah suatu masyarakatdalam suatu wilayah
tertentu dan mereka yang tunduk kepada penguasa yang ada.Jadi, bangsa dalam arti politik adalah
bangsa yang mempunyai kepeningan, nasib, dantujuan yang sama (politis). Dalam arti inilah yang
memunculkan paham nasionalismeatau semangat kebangsaan. Selain dari itu bangsa juga berasal dari
orang-orang yangmemiliki kesamaan latar belakang sejarah, penglaman, dan perjuangan
dalammencapai hasrat untuk bersatu.

Joseph Stalin. Suatu bangsa terbentuk secara historis, merupakan komunitas rakyatyang stabil yang
terbentuk atas dasar kesamaan bahasa, wilayah, ekonomi, serta perasaan psikologis yang terwujud
dalam budaya bersama.

No2. Negara adalah organisasi kekuasaan yang berdaulat dengan tata pemerintahan yang
melaksanakan tata tertib atas orang-orang di daerah tertentu.

Yang dimaksud dengan negara adalah organisasi dalam suatu wilayah yang dapat memaksakan
kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan
tujuan-tujuan dari kehidupan itu, menurut Prof Miriam Budihardjo
Sementara itu, pengertian negara menurut Prof Mr Soenarko adalah organisasi masyarakat yang
mempunyai daerah tertentu, dengan kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai
kedaulatan.Adapun menurut Dr Wiryono Projodikoro SH, negara adalah suatu organisasi di atas
kelompok atau beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami suatu wilayah (teritori)
tertentu, dengan mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan
sekelompok atau beberapa kelompok manusia tadi.

No3. Unsur Unsur terbentuknya negaraDalam proses pembentukan negara, terdapat beberapa unsur
yang harus dipenuhi agar apa yang sedang dibangun tersebut layak disebut sebagai sebuah negara.
Negara sebagai subyek hukum internasional harus memiliki unsur-unsur terbentuknya negara.
Menurut pasal 1 Konvensi Montevideo 1993 unsur suatu negara adalah (1) penduduk yang tetap; (2)
wilayah yang pasti; (3) pemerintahan; (4) kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan negara
lain.Keempat unsur tersebut, menurut Parthiana dapat dibedakan menjadi 2 (dua) unsur pokok, yaitu:
Pertama, unsur faktual atau riil. Unsur yang faktual atau riil merupakan unsur yang mudah diamati
secara fisik yaitu unsur penduduk, wilayah, atau pemerintahan. Kedua, unsur yang tidak riil
merupakan unsur yang tidak mudah untuk diamati secara fisik, hal tersebut disebabkan karena unsur
ini bersifat relatif dan subjektif.Dalam ruang lingkup hukum internasional, pengakuan internasional
terhadap suatu negara didasarkan pada terpenuhi atau tidaknya syarat-syarat berdirinya suatu negara
terutama dalam konteks wilayah daratan, laut dan udaranya. Dalam konteks hukum internasional
negara dimanifestasikan atau terbentuk oleh setidak-tidaknya unsur-unsur yang sebagaimana tertuang
dalam Konvensi Montevideo Tahun 1993 tentang Hak dan Kewajiban Negara.

Unsur-unsur Berdirinya Negara

Yang dimaksud dengan unsur-unsur negara adalah elemen dari suatu organisasi negara, atau hal-hal
yang dianggap perlu untuk terbentuknya suatu negara.Dari persepektif hukum Internasional,
instrumen yang telah mengatur secara pasti unsur-unsur terbentuknya negara adalah yang
menyebutkan adanya empat unsur yang menjadi kualifikasi sebuah negara sebagai subjek hukum
internasional

"Wilayah"

Tidak ada ketentuan yang pasti berapa luas minimum suatu wilayah untuk dapat ditetapkan sebagai
salah satu unsur yang membentuk sebuah negara. Crawford menyatakan bahwa hak suatu negara yang
independen untuk menyusun pemerintahan yang berada dalam suatu wilayah tertentu.

Sebagai catatan, adanya sengketa batas negara tidak mempengaruhi status sebuah negara. Contohnya,
Israel pada tahun 1949 diterima sebagai anggota PBB meskipun ada konflik batas negara yang sedang
berlangsung ketika itu.

"Pemerintahan"

Menurut Crawford juga, persyaratan bahwa sebuah negara yang dianggap ada mempunyai
pemerintahan yang efektif bisa dianggap sebagai hal yang sentral dalam klaim telah terbentuknya
sebuah negara. Makna pemerintahan sendiri dapat dikaitkan dalam hubungan kepada 2 hal. Pertama,
meliputi lembaga-lembaga politik, administratif, dan eksekutif, yang bertujuan untuk melakukan
pengaturan dalam komunitas yang bersangkutan dan melaksanakan tugas-tugas yang ditetapkan
dalam aturan hukum. Kedua, dengan menggunakan prinsip efektivitas, kriteria pemerintahan
menunjuk kepada makna “pemerintahan yang efektif”yang berarti lembaga politik, administratif, dan
eksekutif sungguh-sungguh melaksanakan tugasnya dalam wilayah yang bersangkutan dan diakui
oleh penduduk setempat. Supaya efektif, maka pembentukan lembaga-lembaga itu didirikan dan
diatur oleh hukum yang ditetapkan setelah terbentuknya negara yang bersangkutan.

Sebelumnya, perlu kami luruskan, penggunaan kata ‘konstitusional’ dalam pertanyaan Anda menurut
kami kurang tepat, karena istilah konstitusional biasanya dipakai untuk merujuk kepada sesuatu yang
berkaitan dengan konstitusi.

Oleh karena itu, barangkali yang Anda maksud adalah apa saja unsur-unsur berdirinya suatu negara
atau unsur-unsur terbentuknya negara, yang mana pembahasan unsur-unsur terbentuknya negara lebih
banyak dibahas dalam diskusi ilmu negara dan hukum Internasional, yang pembahasannya dimulai
dari sebelum adanya konstitusi sebuah negara. Sehingga, penyebutan “unsur-unsur konstitusional
berdirinya suatu negara” kurang tepat, melainkan seharusnya “unsur-unsur berdirinya negara” atau
“unsur-unsur terbentuknya negara”.

Unsur-unsur Berdirinya Negara

Yang dimaksud dengan unsur-unsur negara adalah elemen dari suatu organisasi negara, atau hal-hal
yang dianggap perlu untuk terbentuknya suatu negara.[1]

Dari persepektif hukum Internasional, instrumen yang telah mengatur secara pasti unsur-unsur
terbentuknya negara adalah Montevideo Convention yang menyebutkan adanya empat unsur yang
menjadi kualifikasi sebuah negara sebagai subjek hukum internasional.

"Penduduk tetap"

Syarat “tetap” dalam unsur ini bisa diartikan dalam 2 hal. Pertama, penduduk menjadikan wilayah
yang ada sebagai dasar untuk menentukan tempat tinggalnya. Kedua, wilayah itu -sebagai tempat
tinggal- dapat diajukan tuntutan sebagai lingkungan tertentu. Pada dasarnya tidak ada ketetapan yang
pasti mengenai jumlah minimum penduduk untuk membentuk suatu negara. Penentu status penduduk
adalah ikatan hukum dalam satu kebangsaan.

"Wilayah"

Tidak ada ketentuan yang pasti berapa luas minimum suatu wilayah untuk dapat ditetapkan sebagai
salah satu unsur yang membentuk sebuah negara. Crawford menyatakan bahwa hak suatu negara yang
independen untuk menyusun pemerintahan yang berada dalam suatu wilayah tertentu.

"Pemerintahan"

Menurut Crawford juga, persyaratan bahwa sebuah negara yang dianggap ada mempunyai
pemerintahan yang efektif bisa dianggap sebagai hal yang sentral dalam klaim telah terbentuknya
sebuah negara. Makna pemerintahan sendiri dapat dikaitkan dalam hubungan kepada 2 hal. Pertama,
meliputi lembaga-lembaga politik, administratif, dan eksekutif, yang bertujuan untuk melakukan
pengaturan dalam komunitas yang bersangkutan dan melaksanakan tugas-tugas yang ditetapkan
dalam aturan hukum. Kedua, dengan menggunakan prinsip efektivitas, kriteria pemerintahan
menunjuk kepada makna “pemerintahan yang efektif” yang berarti lembaga politik, administratif, dan
eksekutif sungguh-sungguh melaksanakan tugasnya dalam wilayah yang bersangkutan dan diakui
oleh penduduk setempat. Supaya efektif, maka pembentukan lembaga-lembaga itu didirikan dan
diatur oleh hukum yang ditetapkan setelah terbentuknya negara yang bersangkutan.
"Kemampuan untuk menjalin hubungan internasional dengan negara lain"

Sebagian ahli menyebutkan bahwa syarat yang terakhir ini merupakan unsur deklaratif, dan bukan
unsur konstitutif berdirinya suatu negara. Hal tersebut dikarenakan kemampuan menjalin hubungan
dengan negara lain lebih merupakan konsekuensi lahirnya suatu negara dibandingkan sebagai syarat
pendiriannya. Bahkan, syarat ini tak hanya diperuntukkan bagi negara, akan tetapi juga untuk
organisasi internasional, termasuk bagian dari pengaturan konstitusional seperti halnya dalam sistem
federasi.

Keempat unsur tersebut sering disebut dengan the traditional criteria.Hal serupa disampaikan oleh
Soehino dalam bukunya berjudul Ilmu Negara, syarat ada daerahnya yang tertentu, ada rakyatnya, dan
ada pemerintahan yang berdaulat adalah syarat formil suatu negara, bukan syarat
materiilnya.Belakangan berkembang juga pendapat dari sebagian ahli yang mensyaratkan adanya
syarat-syarat tambahan dari aspek legalitas, yaitu pembentukan negara tidak boleh bertentangan
dengan prinsip-prinsip fundamental dalam hukum internasional, di antaranya yaitu prinsip
democratically legitimated authority, dan hak menentukan nasib sendiri (right to self-determination).

No4.Pengertian Bentuk Negara Menurut Para Ahli

Pengertian mengenai bentuk negara juga diungkapkan oleh para ahli. Beberapa ahli yang
mengutarakan pendapatnya mengenai bentuk negara adalah sebagai berikut.

1. Aristoteles

Menurut Artistoteles bentuk negara adalah yang membentuk suatu sistem pemerintahan dan terbagi
menjadi bentuk negara baik dan bentuk negara buruk. Adapun kritertia penentu bentuk negara dapat
dilihat dari segi kualitas terkait jumlah pemegang pemerintahan dan kuantitasnya terkait tujuan
pemerintahan itu sendiri

Aristoteles membagi negara menjadi enam bagian dengan tiga baik dan tiga juga yang buruk. Bentuk
negara baik adalah monarki, aristokrasi, dan politeia, sedangkan bentuk negara buruk adalah
demokrasi, tirani, dan oligarki.

2. Jellinek

Jellinek dalam bukunya yang berjudul “Algemeine Staatslehre” menyatakan bahwa bentuk suatu
negara ditetapkan berdasarkan pihak yang mengambil keputusan. Ketika kemauan negara ditetapkan
oleh satu orang, maka negara tersebut berbentuk monarki, sedangkan jika diputuskan oleh lebih dari
satu orang, maka berbentuk republik.

3. Leon Duguit

Leon Duguit di dalam bukunya yang berjudul “Traitede Droit Constitutionel” menyatakan bahwa
bentuk negara bergantung pada cara pengangkatan kepala negara. Penunjukan ini terbagi dua yaitu
berdasarkan keturunan yang mengindikasikan bentuk monarki dan pemilihan yang menunjukkan
bentuk negara republik.

Bentuk Bentuk Negara - Bentuk negara dengan bentuk pemerintahan itu berbeda. Bentuk negara kita
adalah negara kesatuan, sementara bentuk pemerintahannya adalah Republik. Untuk kesempatan ini
saya tidak membahas menegenai bentuk pemerintahan, mengenai bentuk-bentuk negara. Dan berikut
ini macam-macam dari bentuk negara :

1) Negara Kesatuan

Pengertian dari negara kesatuan adalah suatu bentuk negara yang bersusun tunggal, dimana di dalam
negara tersebut hanya terdapat satu buah negara, tidak ada negara di dalam negara. Negara dengan
kesatuan mempuyai beberapa ciri-ciri yang akan saya sebutkan dibawah ini :

a) Memiliki satu pemerintahan pusat yang memegang seluruh kekuasaan pemerintah.

b) Memiliki satu konstitusi (UUD) yang berlaku di seluruh wilayah negara.

c) Memiliki satu kepala negara untuk seluruh rakyat.

d) Memiliki satu lembaga perwakilan

e) Memiliki satu kabinet/dewan mentri

Dalam negara kesatuan ini terdapat dua macam sistem, yaitu sistem sentralisasi dan juga sistem
desentralisasi. Salah satu contoh negara kesatuan adalah negara kita sendiri yaitu Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Bentuk-bentuk Negara

2) Negara Serikat (Federasi)

Bentuk negara yang kedua adalah negara serikat. Pengertian dari negara serikat adalah suatu negara
yang terdiri atas beberapa negara bagian dengan mempunyai satu buah pemerintah federasi yang
mana bertugas untuk mengendalikan kedaulatan negara tersebut. Negara bagian pada negara yang
berbentuk serikat tidak memegang kedaulatan negara, sebab yang memegang adalah pemerintah
federal. Negara bagian masih mempunyai kedaulatan ke dalam untuk mengatur/mengurus rumah
tangga daerah sendiri.

Kemudian yang berkaitan dengan keuangan, keamanan, dan peradilan biasanya diurus oleh
pemerintah federal. Amerika Serikat, Kanada dan Australia adalah contoh negara serikat (federasi).

3) Perserikatan Negara (Konfederasi)

Pada hakikatnya, konfederasi atau perserikatan negara bukanlah merupakan negara itu sendiri,
melainkan suatu gabungan dari negara-negara yang sudah merdeka. Masing-masing negara memiliki
kedaulatan secara penuh. Dan biasanya perserikatan/konfederasi ini dibentuk dengan tujuan tertentu,
misalnya untuk membentuk pertahanan bersama, atau utuk urusan politik luar negeri.

4) Uni

Berbeda dengan konfederasi kalau pengertian dari uni adalah suatu gabungan dari berbagai negara
yang memiliki satu kepala negara untuk semua negara yang tergabung dalam uni. Uni terdapat dua
macam, yaitu uni riil dan uni personal.

5) Dominion
Kemudian bentuk negara yang selanjutnya adalah Domonion. Pengertiannya adalah suatu bentuk
negara yang secara khusus terjadi didalam sejarah ketatanegaraan. Negara inggris merupakan
gabungan dari negara-negara merdeka bekas jajahan Negara Inggris pada masa lalu, tetapi tetap
mengikatkan diri dalam lingkungan kerajaan Inggris.

6) Koloni atau negara jajahan

Pengertian dari negara koloni adalah suatu negara yang berada dalam kekuasaan atau jajahan negara
lain dan belum merdeka.

7) Protektorat

Pengertian dari protektorat yaitu suatu negara yang berada di bawah perlindungan negara yang lain,
dimana negara tersebut dianggap lebih kuat sehingga dijadikan sebagai tempat perlindungan.

8) Mandat

Pengertian dari mandat adalah suatu negara bekas jajahan negara-negara yang kalah dalam Perang
Dunia II yang kemudian diatur oleh pemerintah perwalian dengan pengawasan Komisi Mandat Liga
Bangsa-Bangsa.

9) Trust Bentuk negara selanjutnya adalah trust. Pengertian dari trust ini adalah suatu negara yang
mana pemerintahannya diawasi Dewan Perwalian (Trusteeship Council) PBB

Macam-macam Bentuk Negara

1. Negara Kesatuan (Unitarisme)

Macam macam bentuk negara yang pertama adalah negara kesatuan. Negara kesatuan merupakan
suatu negara yang merdeka dan berdaulat, di seluruh negara yang berkuasa hanya ada satu
pemerintahan (pusat) yang mengatur seluruh daerah.

Ciri-ciri negara kesatuan yaitu memiliki satu pemerintahan pusat yang memegang seluruh kekuasaan
pemerintahan. Hanya ada satu konstitusi (UUD), satu kepala negera, satu parlemen dan dewan
menteri. Hanya pemerintah pusat yang boleh menarik pajak.

Tidak ada badan lain di luar pemerintah yang berdaulat. Adanya supremasi parlemen pusat. Dalam
dunia pendidikan, hanya ada satu kurikulum. Kedaulatan negara meliputi kedaulatan ke dalam dan
keluar yang ditandatangani oleh pemerintah pusat.

Macam-macam bentuk negara kesatuan lainya ada dua yaitu: negara kesatuan dengan sistem
sentralisasi, yang mana segala sesuatu dalam negara itu langsung diatur dan diurus oleh pemerintah
pusat dan daerah-daerah tinggal melaksanakannya.

Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, dimana kepala daerah diberikan kesempatan dan
kekuasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi daerah) yang dinamakan daerah
Swatantra.

Negara yang memiliki bentuk negara kesatuan di antaranya Indonesia, Jepang, Filipina, Belanda,
Perancis dan Italia dan lainnya.

2. Negara Serikat (federasi)


Macam macam bentuk negara yang kedua yaitu negara serikat atau federasi. Negara serikat
merupakan gabungan dari beberapa negara, yang menjadi negara-negara bagian dari negara Serikat
itu. Negara-negara bagian itu asal mulanya adalah suatu negara yang merdeka dan berdaulat serta
berdiri sendiri.

Dengan menggabungkan diri dalam suatu negara Serikat, maka negara yang tadinya berdiri sendiri itu
sekarang menjadi negara bagian, melepaskan sebagian kekuasaan dan menyerahkannya kepada negara
Serikat itu.

Kekuasaan yang diserahkan itu disebutkan satu demi satu (limitatif), hanya kekuasaan yang
disebutkan itu yang diserahkan kepada negara Serikat (delegated powers). Contoh negara dengan
negara serikat, diantaranya: Amerika Serikat, Australia, Jerman, India, Malaysia, Swiss, dan Jerman.

No5. Sifat-Sifat Negara

1. Sifat Memaksa

Sifat negara yang pertama adalah bersifat memaksa. Negara berhak untuk menggunakan paksaan agar
seluruh komponen bangsa mematuhi aturan dan undang-undang yang berlaku. Tanpa adanya sifat
paksaan ini, maka akan ada banyak warga yang bertindak sewenang-wenang dan tidak menjalankan
aturan hingga menciptakan kekacauan.

Oleh karena itulah, negara memiliki hak untuk menggunakan kekerasan atau kekuatan lewat aparat
seperti TNI, polisi, atau lembaga peradilan yang sah. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya
kekacauan, memastikan semua elemen negara mematuhi undang-udang yang berlaku, serta menjaga
kedamaian bernegara.

2. Sifat Monopoli

Negara juga memiliki sifat monopoli. Maksud dari sifat ini adalah semua hal yang penting bagi
negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai dan dikendalikan oleh negara. Segala
sesuatu dalam lingkup dalam negeri dikendalikan dan dimonopoli oleh negara.

Hanya ada satu sistem saja yang digunakan, yang ketetapannya telah diatur oleh negara tanpa adanya
campur tangan dari pihak atau organisasi lainnya. Sifat monopoli ini juga memastikan bahwa sumber-
sumber daya untuk kepentingan orang banyak harus dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat.

3. Sifat Menyeluruh

Sifat negara yang terakhir adalah sifat menyeluruh atau mencakup semuanya. Negara berhak dan
wajib untuk mengatur semua warga negaranya tanpa membeda-bedakan satu sama lain. Dengan kata
lain, semua peraturan dan perundang-undangan berlaku bagi seluruh warga negara tanpa terkecuali.

Keseluruhan tata tertib dan perundang-undangan di sebuah negara berlaku atas semua orang tanpa
memandang suku, ras atau agama. Sifat ini penting untuk menciptakan keadilan dan mewujudkan
keseteraan antar warga negara, terutama dalam kondisi masyarakat yang heterogen atau berbeda-beda
latar belakangnya.

Anda mungkin juga menyukai