Anda di halaman 1dari 8

Identitas dan Integrasi Nasional

Bangsa terbentuk oleh persamaan bahasa, ras, agama, peradaban, wilayah, Negara dan
kewarganegaraan; bangsa bukan suatu ras, bukan pula orang-orang yang mempunyai kepentingan yang
sama, bukan pula dibatasi oleh batas-batas geografis atau bahasa alamiah. Sedangkan Negara adalah
suatu organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang bersama – sama mendiami satu wilayah
tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan
sekelompok manusia tersebut.

Teori terjadinya Negara: Teori kenyataan; timbulnya sesuatu Negara ketika telah terpenuhi unsur –
unsur Negara (daerah, rakyat dan pemerintah yang berdaulat) maka pada saat itu juga Negara sudah
menjadi suatu kenyataan. Teori ketuhanan; timbulnya Negara karena Tuhan menghendaki. Teori
perjanjian; Negara timbul karena adanya perjanjian yang diadakan antara manusia yang tadinya hidup
bebas merdeka, terlepas satu sama lain tanpa ikatan kenegaraan. Perjanjian ini diadakan agar ada
penguasa yang bertugas menjamin kepentingan bersama dapat terpelihara, agar manusia tidak saling
memangsa (Homo homini lupus, menurut Thomas Hobbes).

Bentuk Negara: Negara kesatuan adalah Negara yang diatur oleh pemerintah pusat yang memegang
seluruh kewenangan pemerintahan. Dalam pelaksanaan pemerintahannya dapat berupa sistem
sentralisasi atau sistem desentralisasi. Negara serikat,(federasi) adalah Negara yang terdiri atas
beberapa Negara bagian. Negara bagian diberi kewenangan untuk mengatur rumah tangganya sendiri,
kecuali urusan pertahanan, keuangan, politik luar negeri dan peradilan.

Mencari dan mengembangkan jati diri bangsa, dapat dengan menemukan kembali atau memperoleh
kesadaran baru melalui dua pandangan. Pertama mengartikan jati diri bangsa sebagai konsep
theologies, identik dengan fitrah manusia, maka jati diri bangsa merupakan kualitas universal yang
inheren pada semua manusia yang ada di dalamnya. Kedua melihat jati diri bangsa Indonesia sebagai
konsep politik, khususnya budaya politik.

Jati diri bangsa Indonesia tidak saja menyangkut persamaan simbolis lahiriah (misalnya, cara
berpakaian), tetapi yang lebih esensial adalah keterkaitan dan komitmen terhadap nilai – nilai kultural
yang sama. Jati diri bangsa Indonesia terkait kesadaran kolektif yang terbentuk melalui suatu proses
sejarah yang panjang melalui kearifan para pembentuk Negara. Manifestasi jati diri bangsa Indonesia
direfleksikan dalam budaya sipil, yang mencapai titik kulminasinya disaat diikrarkannya Sumpah Pemuda
dan Proklamasi Kemerdekaan.
Pembentukan jati diri bangsa Indonesia yang multikultural, tidak melalui hubungan yang dominan atau
paksaan antara mayoritas dan minoritas, tetapi melalui proses yang saling menguntungkan (simbiose-
mutualistis)

Nasionalisme dapat diartikan sebagai paham untuk mencintai bangsa dan Negara sendiri. Nasionalisme
adalah suatu pernyataan pendapat dan kesadaran (state of mind and an act of consciouniness) jadi
sejarah pergerakan nasional harus dianggap sebagai suatu sejarah pertumbuhan pendapat (history of
idea). Pernyataan ini secara sosiologis, ide, pikiran, motif, kesadaran harus selalu dihubungkan dengan
lingkungan yang konkret dari situasi sosiohistoris. Awal terbentuknya nasionalisme lebih bersifat
subjektif karena lebih merupakan reaksi kelompok (group group consciousness corporate will), dan
berbagai fakta mental lainnya. Ciri khas nasionalisme Indonesia menurut Lemhannas

Bhinneka tunggal ika, tidak bersifat uniform, monolit dan totaliter, melainkan mengakui keanekaan
budaya, bahasa, adat dan tradisi local se-Nusantara.

Universalistik karena pengakuaannya terhadap harkat kemanusiaan yang universal.

Terbuka secara kultural dan religious, karena ternyata bangsa Indonesia tidak menutup diri dan
merupakan pertemuan dari beraneka ragam budaya dan agama.

Percaya diri, dengan menjalin komunikasi dengan tetangga dan dunia.

Unsur pembentuk Identitas Nasional Indonesia terdiri dari :

Suku bangsa, bangsa Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa, yang mempunyai adat istiadat, bahasa,
budaya daerah yang berbeda-beda dan mendiami ribuan pulau di wilayah Nusantara. Wilayah
Nusantara, wilayah nasional Indonesia yang terdiri dari beribu – ribu pulau besar dan kecil yang tersebar
dan terbentang di khatulistiwa serta terletak pada posisi silang yang sangat strategis, memiliki
karakteristik khas yang berbeda dari Negara lain. Kekhasan tersebut antara lain terletak pada, Luas
wilayah ± 5 juta km2 diman 65% wilayahnya terdiri dari laut/perairan, sedang sisanya berupa darat yang
terdiri dari 17.508 buah pulau besar dan kecil; kondisi dan konstelasi geografi Indonesia mengandung
beraneka ragam kekayaan alam baik yang berada didalam maupun diatas permukaan bumi.

Agama, di Indonesia terdapat sejumlah agama aliran kepercayaan yang dianut oleh masyarakat secara
eksklusif serta melaksanakan tata ibadah menurut kepercayaan itu.

Bahasa, di Indonesia terdapat beragam bahasa daerah yang mewakili banyaknya suku bangsa, maka
diperlukan penyatuan bahasa sebagai alat untuk memudahkan komunikasi antar suku.
Budaya. Kebudayaan Indonesia adalah penjelmaan kebersamaan sebagai bangsa yang menghuni
nusantara yang merupakan manifestasi ke-kitaan kebangsaan Indonesia. Kita sebagai pengemban
kebudayaan dan kebangsaan Indonesia, tidak bisa mengingkari kenyataan hidupnya yang pluralis dalam
sistem kepercayaan, bahasa, kesenian, kesejarahan dan pengetahuan.

Ideologi Pancasila. Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia dimuat dalam pembukaan UUD 1945
sebagai sistem idea secara normatif memberikan persepsi, landasan serta pedoman tingkah laku bagi
suatu masyarakat/bangsa dalam kehidupannya untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan bangsa dan
Negara. Ideologi Pancasila patut dijadikan pandangan hidup dari bangsa Indonesia (way of life), dasar
filsafat NKRI (philosophy of state), dan norma dasar (staatsfundamentalnorm) dalam menjalankan segala
aktivitas kehidupan baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam tatanan berbangsa dan
bernegara.

Semua unsur identitas nasional, yaitu suku bangsa, wilayah nusantara, agama, bahasa dan budaya yang
serba majemuk dirangkum menjadi satu dan dijadikan motivasi perekat bangsa (sesanti) dan identitas
nasional, yaitu Bhineka Tunggal Ika. Hal ini merupakan modal dasar pembangunan nasional dan enjadi
ciri khas bangsa Indonesia diantar bangsa lainnya didunia.

Untuk mewujudkan identitas nasional, diperlukan integrasi nasional yang kokoh. Integrasi sering
disamakan dengan pembauran, padahal kedua istilah tersebut memiliki perbedaan. Itegrasi ialah
integrasi kebudayaan, integrasi sosial yang berwujud pluralisme, sedangkan pembauran ialah asimilasi
dan amalgimasi. Integrasi kebudayaan berarti penyesuaian antar dua atau lebih kebudayaan. Interaksi
sosial ialah penanggulangan masalah konflik melalui modifikasi dan koordinasi dari unsur– unsur
kebudayaan baru dan lama yang merupakan penyatupaduan kelompok masyarakat yang asalnya
berbeda, menjadi suatu kelompok besar dengan cara melenyapkan perbedaan dan jati diri masing-
masing.

Integrasi nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu
keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya
menjadi suatu bangsa. Selain itu dapat pula diartikan bahwa integrasi bangsa merupakan kemampuan
pemerintah yang semakin meningkat untuk menerapkan kekuasaan diseluruh wilayah.

Dengan demikian upaya integrasi nasional yang mantap perlu terus dilakukan agar terwujud integrasi
bangsa Indonesia yang diinginkan. Upaya pembangunan dan pembinaan integrasi nasional ini perlu,
karena pada hakekatnya integrasi nasional tidak lain menunjukkan tingkat kuatnya kesatuan dan
persatuan bangsa yang diinginkan. Pada akhirnya persatuan dan kesatuan bangsa inilah yang dapat
lebih menjamin terwujudnya Negara yang makmur aman dan tentram.
Ancaman utama setiap bangsa adalah disintegrasi yang tidak saja terjadi pada bidang sosial, yaitu
ideologi, politik, ekonomi, social budaya, pertahan keamanan semata; tetapi juga merembet kearah
perpecahan fisik atau wilayah. Jadi salah satu upaya mencegah terpecahnya wilayah setiap bangsa
hendaknya memiliki wawasan yang sama atas wilayah yang diklaim a miliknya dan harus dipertahankan
hinga akhir hayat.

IDENTITAS DAN INTEGRASI NASIONAL

A. IDENTITAS NASIONAL

· Pengertian Identitas Nasional

Kata identitas brasal dari bahasa Inggris yaitu “identity” yang memiliki pengertian harfiahnya yaitu
tanda-tanda, ciri-ciri, atau jati diri yang melekat pada individu yang dapat membedakannya dengan yang
lain, dengan kata lain berupa simbol atau hal-hal yang menonjol dan unik hingga orang yang melihat
dapat mengetahui, mengakui, dan mengenal suatu identitas dalam diri seseorang.

Identitas dalam Antropologi memiliki pengertian sebagai sifat kas yang menerangkan sebuah kesadaran
diri pribadi, golongan sendiri, kelompok, komunitas atau negara sendiri sehingga identitas itu tidak
terbatas pada individu semata, tetapi berlaku juga pada suatu kelompok.

Sedangkan kata “nasional” itu sendiri merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang
lebih besar yang di ikat oleh kesamaan-kesamaan fisik yang mencangkup kebudayaan, agama dan
bahasa maupun non-fisik seperti cita-cita, keinginan dan tujuan. Himpunan kelompok inilah yang
kemudian disebut dengan identitas bangsa yang mencirikan identitas nasional dan melahirkan tindakan
bersama untuk mewujudkan berbagai organisasi atau penggerakan-penggerakan nasional yang berguna
untuk bangsa dan negara.

Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa :

ð Identitas nasional secara umum yaitu, suatu jati diri yang khas yang dimiliki oleh suatu bangsa dan
tidak dimiliki oleh bangsa lain, dengan demikian dapat mengacu pada setiap individu dan kelompok.

ð Identias nasional secara khusus yaitu, kumpulan nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang
dalam berbagai aspek kehidupan dan dari ratusan suku yang dihimpun dalam suatu kesatuan indonesia
yang menjadi kebudayaan nasional yang berlandaskan pancasila dan semboyang “Bhineka tunggal ika”
sebagai suatu arah pengembangannya.

· Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional

1. Suku bangsa
Setiap negara tentunya memiliki suku bangsanya masing-masing yang menjadi identitas nasional di mata
dunia hingga negara lain juga dapat mengenalnya. Suku bangsa merupakan golongan sosial yang khusus
dan askriptif yaitu ada sejak lahir, maksudnya yaitu suku bangsa tersebut dapat di artikan sebagai suatu
kelebihan atau keunikan yang permanen dan melekat dalam tubuh bangsa, sama halnya dengan
golongan umur, golongan darah dan jenis kelamin pada manusia. Adapun di indonesia khususnya
terdapat banyak sekali suku bangsa atau berbagi kelompok etnis yang jumlahnya tidak kurang dari 300
dialek pada populasi penduduk di Indonesia saat ini.

2. Agama

Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada tuhan yang maha esa serta tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia dengan manusia serta manusia dengan lingkungannya.

Indonesia bukan merupakan negara islam namun Indonesia dikenal dengan bangsa yang agamis,
mengapa demikian? Itu karena negara seribu pulau ini memiliki 6 agama yang masing-masing memiliki
sejarah yang sudah melewati banyak penelitian dan banyak bukti perkembangannya. Termasuk
kepercayaan konghucu yang merupakan agama yang cukup muda di Indonesia yakni baru diresmikan
pada masa kepemimpinan Abdurahman wahid.

3. Kebudayaan

Kebudayaan adalah gaya hidup manusia sebagai mahluk sosial yang berisi tentang seperangkat atau
model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk
menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau sebagai
pedoman untuk bertindak sesuai lingkungan yang di hadapi. Kebudayaan juga merupakan suatu patokan
dari nilai-nilai etika dan moral, baik yang tergolong ideal atau yang seharusnya, maupun yang opeasional
dan aktual didalam kehidupan sehari-hari dan diperoleh secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Selain itu budaya juga terbentuk dari banyaknya unsur-unsur yang berbeda, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.

4. Bahasa

Unsur pendukung identitas nasional yang terakhir yaitu Bahasa, bahasa merupakan kemampuan
seseorang untuk berinteraksi satu sama lain baik secara lisan (langsung) maupun secara tulisan (media)
ataupun gerakan isyarat. Bahasa dipandang sebagai system pelambang yang secara arbiter dibentuk
atas unsur-unsur bunyi maupun ucapan manusia yang digunakan untuk berkomunikas dengan berbagai
tujuan dan kebutuhan.

B. Integrasi Nasional
· Pengertian integrasi nasional

Integrasi nasional mempunyai dua pengertian dasar, yakni “integrasi” dan “nasional”.

Integrasi berasal dari kata Latin yakni integrate yang berarti memberi tempat dalam suatu keseluruhan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi berarti proses pembauran hingga menjadi kesatuan
yang bulat dan utuh.

Kata Nasional berasal dari kata nation (Inggris) yang berarti bangsa. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, nasional mempunyai pengertian, bersifat kebangsaan, berkenaan atau berasal dari bangsa
sendiri, dan meliputi suatu bangsa misalnya cita-cita nasional, tarian nasional, perusahaan nasional dan
lain sebagainya.

Howard Wriggins, seorang ahli sosiologi, menyatakan bahwa pengertian nasional sudah mengandung
adanya integrasi bangsa. Artinya, pernyataan unsur-unsur yang berbeda-beda dari suatu masyarakat
menjadi kesatuan yang lebih utuh. Atau dengan kata lain, nasional berarti berpadunya unsur-unsur
masyarakat yang kecil dan banyak jumlahnya itu menjadi satu kesatuan bangsa.

Lalu faktor apakah yang mendorong terjadinya proses perpaduan tersebut?

Menurut seorang ahli sosiologi dari Perancis yang bernama Ernest Renant, proses perpaduan itu timbul
akibat adanya kesadaraan, hasrat dan kemauan untuk bersatu. Kemauan untuk bersatu atau to be come
together itu muncul akibat adanya berbagai kesamaan, antara lain nasib yang sama dalam perjalanan
sejarah.

Selanjutnya dalam kamus besar bahasa indonesia Integrasi Nasional itu sendiri dibagi menjadi dua
bagian yaitu :

1. Secara politis, integrasi berarti proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial ke dalam
kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.

2. Secara antropologis, integrasi berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang
berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan masyarakat.

Berangkat dari pengertian-pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa : “integrasi nasional bangsa
indonesia adalah hasrat dan kesadaran bangsa untuk bersatu dalam bentuk negara kesatuan republik
indonesia, Adapun perwujudan integrasi nasional masyarakat dan budaya bangsa Indonesia yang
heterogen diungkapkan dalam semboyan BhinnekaTunggal Ika”.
· Faktor-faktor pendorong Integrasi Nasional sebagai berikut :

1) Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.

2) Keinginan untuk bersatu dikalangan bangsa Indonesia sebagaimana dikatakan dalam sumpah
pemuda tanggal 28 oktober 1928.

3) Rasa cinta tanah air dikalangan bangsa Indonesia baik golongan tua maupun muda, sebagaimana
dibuktikan oleh para pahlawan yang gugur di medan perjuangan.

4) Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan proklamasi kemerdekaan, pancasila dan
UUD 1945, bendera merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya dan bahasa kesatuan yaitu bahasa
Indonesia.

5) Rasa rela berkorban untuk mendahulukan kepentingan bangsa dan negara dibandingkan dengan
kepentingan pribadi.

6) Adanya simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila dan dengan semboyan Bhineka Tunggal
Ika.

7) Pengembangan budaya semangat gotong royong sebagai ciri khas kepribadian bangsa Indonesia
secara turun temurun.

· Faktor-faktor penghambat Integrasi Nasional sebagai berikut :

1) Masyarakat Indonesia yang heterogen atau beragam jumlahnya dan mencangkup faktor-faktor
kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerah, bahasa, ras, agama dan lain sebagainya,
tentu dapat menimbulkan terjadinya konflik jika tidak adanya pengembangan rasa saling menghargai
atau toleransi.

2) Karena wilayah yang begitu luas di indonesia yang terdiri atas ribuan bentuk pulau yang dikelilingi
lautan luas.

3) Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang mengganggu keutuhan,
kesatuan dan persatuan bangsa, baik gangguan yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

4) Besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan yang dapat menimbulkan berbagai rasa
tidak puas atau kecemburuan sosial yang berdampak pada perpecahan SARA (suku, agama, ras dan
antar-golongan).

5) Adanya paham “etnosentrisme” yang dianut oleh beberapa suku bangsa yang kemudian
menonjolkan kelebihan-kelebihan kebudayaannya dan meremehkan atau merendahkan kebudayaan
bangsa lain.
6) Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa baik secara kontak langsung misalnya melalui unsur-unsur pariwisata, maupun
melalui media lain seperti media cetak (majalah, tabloid) dan media elektronik (televisi, radio, film,
internet, dan telepon seluler yang semakin canggih).

C. Hubungan Identitas Nasional Dengan Integrasi Nasional

Antara Integrasi Nasional dan Identitas nasional negara indonesia memang saling berkaitan, hal itu
terjadi karena adanya berbagai macam suku bangsa yang disatukan melalui persatuan dibawah bendera
merah putih dan “Bhineka Tunggal Ika”, dan melalui proses ini terjadilah proses integrasi nasional
dimana perbedaan yang ada di persatukan sehingga tercipta keselarasan dan persatuan nasional yang
kompleks, dari kemajmukan suku inilah yang kemudian menjadi salah satu ciri khas bangsa indonesia.
Tidak luput dari itu setiap negara juga harus memiliki rasa nasionalisme sebagai wujud integrasi nasional
karena suatu integrasi yang terbentuk akan mampu menjaga identitas nasional yang bersembayan di
negara tersebut.

Jadi, antara integrasi nasional dan identitas nasional memiliki keterkaitan, dimana dalam hal ini di
indonesia integrasi nasional di jadika sebagai salah satu identitas nasional dan semboyan Bhinika
Tunggal Ika sebagai hasil dari integrasi nasional yang kemudian di jadikan sebagai suatu identitas
nasional, Semboyan ini tidak akan pernah ada di ngara lain, semboyan ini hanya ada di indonesia dan
menjadi identitas bangsa yang membedakannya dengan negara lain.

Anda mungkin juga menyukai