Anda di halaman 1dari 10

PENTINGNYA MENERAPKAN PENDIDIKAN PANCASILA SEJAK

DINI
Dede Saputra1, Tiara2, Vany Febri Rianti3, Agnes Anggraini4
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Esa Unggul, Jakarta
Jalan Arjuna Utara No.9, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510
saputradede2911@student.esaunggul.ac.id

Abstract
Instilling Pancasila values in children from an early age is a very appropriate action. Because
this is intended, so that after the children grow up, they will be accustomed to actions and
behavior that are in accordance with the values of Pancasila. Children really need guidance
from others, especially parents to instill the values of Pancasila. This can be done through
games, songs, recreation, reading culture, going to art galleries or museums, and other fun ways
for children. However, early childhood also needs to be given education in schools, so that the
planting of Pancasila values is more deeply embedded in their souls. This writing aims to
provide education on the importance of implementing Pancasila education from an early age.
Thus, children can develop attitudes and behaviors based on the values of Pancasila, so that they
grow into children who have noble character who have morals according to the expectations of
the nation and become the foundation for children to grow a sense of love for the homeland.
Where the data collection used is the literature including the importance of implementing
Pancasila Education from an early age, the application of Pancasila values and their
implementation in life.

Keywords: Pancasila education, early childhood and Pancasila values

Abstrak
Menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada anak sejak dini merupakan tindakan sangat tepat.
Karena hal ini dimaksudkan, agar setelah anak dewasa kelak, mereka akan terbiasa dengan
perbuatan dan tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Anak sangat membutuhkan
bimbingan dari orang lain terutama orangtua untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila
tersebut. Hal tersebut bisa dilakukan dengan permainan, lagu, rekreasi, budaya pustaka
membaca, ke galeri kesenian atapun museum, serta cara-cara lain yang menyenangkan bagi
anak. Namun, anak usia dini juga perlu untuk diberikan pendidikan di sekolah, agar
penanaman nilai Pancasila tertanam lebih mendalam dalam jiwanya. Penulisan ini bertujuan
untuk memberikan edukasi pentingnya menerapkan pendidikan Pancasila sejak dini. Dengan
demikian, anak bisa mengembangkan sikap dan perilaku yang didasari oleh nilai-nilai
Pancasila, agar tumbuh menjadi anak yang mempunyai akhlak mulia yang mempunyai
moral sesuai harapan bangsa dan menjadi pondasi anak untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air.
Dimana pengumpulan data yang digunakan yakni dengan kepustakaan mencakup pentingnya
menerapkan Pendidikan Pancasila Sejak Dini, Penerapan Nilai-nilai Pancasila dan
Implementasinya dalam kehidupan.
Kata kunci: Pendidikan Pancasila, usia sejak dini dan Nilai-Nilai Pancasila

Pendahuluan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana


Perkembangan era digital yang ditandai untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
dengan mudahnya akses informasi media internet pembelajaran agar peserta didik secara aktif
sangat berpengaruh terdadap pembentukan moral mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
peserta didik di usia dini. Pengaruh tersebut kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
sangat nyata dengan berbagai bentuk degredasi kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
moral sebagai akibat dari masuknya budaya luar keterampilan yang diperlukan dirinya,
yang sangat bersebrangan dengan nilai-nilai masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan
ketimuran bangsa Indonesia. Undang-Undang No. diselenggarakan secara demokratis dan
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan
Nasional pada pasal 1 ayat 1 menegaskan bahwa menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan lembaga pendidikan usia dini seharusnya
bangsa (Fitriani, Amanatul 2016). diteruskan kalangan pendidik di sekolah dasar
Sebagaimana kita lihat bahwa rentang hingga perguruan tinggi.
usia tiga sampai tujuh tahun disebut dengan masa Pendidikan di Indonesia memiliki
usia dini, yang merupakan masa keemasan bagi karakter yang yang berlandaskan Pancasila. Jadi,
seseorang karena masa inilah seluruh informasi setiap aspek dalam karakter tersebut didasari dari
dapat diserap dengan mudah dan cepat oleh anak kelima sila yang terdapat dalam Pancasila. Hal ini
melalui seluruh panca indranya. Contohnya dianggap sangat penting bagi bangsa Indonesia
Penanaman nilai-nilai luhur yang tercermin dalam karena dapat membentengi diri dari berbagai
Pancasila diajarkan kepada anak-anak melalui fenomena kehidupan yang tidak sesuai dengan
sikap dan perilaku mereka. Misalnya, nilai nilai dan moral. Melalui pendidikan yang berbasis
ketuhanan dikenalkan kepada anak-anak melalui nilai-nilai luhur Pancasila mampu mencetak
kegiatan solat bersama. Nilai kebersamaan yang generasi muda menjadi warga negara yang sadar
merupakan penjabaran nilai persatuan di kenalkan dan memahami akan hak dan kewajibannya, serta
kepada anak-anak melalui permainan yang memahami ideologi secara utuh dan menjadi
menonjolkan pentingnya kerja sama di antara warga negara Indonesia yang baik, cerdas,
mereka. Itulah contoh penerapan Pancasila dalam terampil dan berkarakter serta bermoral sesuai
usia dini. dengan Pancasila dan UUD 1945.
Anak usia dini biasanya cenderung Pembelajaran moral itu berpijak pada
bertindak sesuai dengan keinginannya sendiri karakteristik siswa dan budayanya (Budiningsih,
tanpa mempedulikan konsekuensi yang akan C. Asri 2008). Masalah-masalah moral yang
diterimanya. Selain itu, anak usia dini terjadi sekarang ini jauh lebih banyak dan lebih
mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, kompleks dibandingkan dengan masalah-masalah
sehingga mereka sering bertanya yang kadang- moral yang terjadi pada masa-masa sebelumnya.
kadang membuat orang kesal. Pada saat Untuk memperoleh suatu sikap moral yang tepat,
seperti ini, orang tua harus menjawab dengan studi di bidang moral dapat memberikan
sabar serta dilandasi nilai-nilai Pancasila pada kontribusi yang berarti. Sekalipun studi ini belum
jawaban atas pertanyaan tersebut. Dalam setiap cukup menjamin terjadinya perilaku moral yang
tingkah laku dan perbuatannya juga perlu diberi tepat. Studi tentang moral tidak bersifat teknis
bimbingan agar sedikit demi sedikit melainkan refleksi, yaitu suatu refleksi tentang
perilakunya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. tema-tema yang berkaitan dengan perilaku
Tidak luput juga bagi anak-anak usia dini untuk manusia. Moral dapat dikaji secara kognitif
sepatutnya sudah di kenalkan dengan pancasila. sebagai penalaran moral, dapat juga dari aspek
Apalagi bukan hanya sekedar penanaman tetapi perasaan moral, dan dapat juga dari perilaku atau
bisa sampai menerapkan nilai-nilai pancasila tindakan moral. Ketiga aspek tersebut terintegrasi
tersebut. dalam diri seseorang dan membentuk kematangan
Jika diterapkan dan diperkenalkan terus moralitas orang tersebut. Maka objek kajian
menerus tentang isi Pancasila, maka anak tersebut tentang moralitas ini langsung berkaitan dengan
akan mudah menghafal ini cara efektif agar anak praktik kehidupan manusia. Usia dini merupakan
dapat menerapkan pancasila di kehidupannya waktu yang tepat untuk menanamkan pendidikan
sehari-hari. Masyarakat Indonesia saat ini moral dan nilai-nilai Pancasila. Anak usia dini
dipandang kurang mengamalkan nilai-nilai memiliki rasa ingin tau yang tinggi dan biasanya
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, sebab cenderung bertindak susuai keinginannya sendiri
itulah kita harus mulai memperbaikinya dengan tanpa memperhatikan konsekuensi yang akan ia
menerapkan nilai-nilai Pancasila di usia dini. dapatkan. Pentingnya pendidikan Pancasila
Anak diperkenalkan tentang apa itu Pancasila dan ditanamkan sejak dini agar setiap tingkah laku dan
cara mengamalkannya. Pengalaman baik yang perbuatannya dibimbing untuk bisa mengikuti
telah ditanamkan kepada anak usia dini sebaiknya nilai-nilai Pancasila secara bertahap.
jangan sampai terputus saat anak memasuki Paud
atau sekolah dasar. Penanaman nilai dalam sikap Metode
hidup sehari-hari anak didik di sekolah maupun di Metode yang digunakan adalah filosofis,
rumah harus terus berlanjut. Mata rantai yakni prosedur pemecahan masalah melalui
pendidikan moral yang telah dilakukan di proses berpikir rasional atau perenungan dalam
bentuk pemikiran yang mendalam, mendasar, dan banyak hal. Anak cenderung bersifat berpetualang
terarah pada penemuan hakikat sesuatu yang ada (penasaran), memiliki fantasi yang besar, mudah
dan mungkin ada, yakni hakikat Pentingnya frustrasi, kurang lebih mampu untuk
penerapan Pendidikan Pancasila sejak dini. mempertimbangkan dalam mengambil tindakan,
Dimana pengumpulan data yang digunakan yakni memiliki daya perhatian yang kecil, pada masa
dengan kepustakaan mencakup dasar-dasar anak umumnya merupakan masa belajar yang
pendidikan anak usia dini, peran keluarga untuk paling potensial serta anak semakin menunjukkan
menanamkan moral bagi anak usia dini, minatnya terhadap teman-temannya.
pentingnya menerapkan pendidikan Pancasila Undang-Undang Republik Indonesia
sejak dini, penerapan nilai-nilai Pancasila dan Nomor 20 Tahun 2003, tentang PAUD merunjuk
implementasinya dalam kehidupan. pada pengertian sebagai segenap upaya
pendidikan (orang tua, guru, dan orang dewasa
Pembahasan lainnya) dalam memfasilitasi perkembangan dan
I. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia belajar anak sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun melalui penyediaan berbagai pengalaman
Dini
dan rangsangan yang bersifat mengembangkan,
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terpadu, dan menyeluruh sehingga anak dapat
merupakan investasi yang sangat besar bagi bertumbuh-kembang secara sehat dan optimal
keluarga dan bagi bangsa. Anak-anak kita adalah sesuai dengan moral dan kehidupan yang dianut.
generasi penerus keluarga dan sekaligus penerus Sasaran akhir PAUD adalah tercapainya
bangsa. Betapa bahagianya orang tua yang perkembangan karakter anak yang optimal sesuai
melihat anak-anaknya berhasil, baik dalam dengan nilai Pancasila dan agama.
pendidikan, berkeluarga, masyarakat, maupun Karakteristik PAUD menitik beratkan
dalam karier. Pertumbuhan dan perkembangan pada pertumbuhan dan perkembangan fisik,
anak tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan kecerdasan, sosial emosional, bahasa dan
perkembangan struktur otak. Kelengkapan komunikasi sesuai dengan tahapannya. Secara
organisasi otaknya mencapai 100-200 miliar sel umum tujuan paud adalah mengembangkan
otak yang siap dikembangkan dan potensi anak sejak dini sebagai bekal persiapan
diaktualisasikan untuk mencapai tingkat hidup serta anak dapat beradaptasi dengan
perkembangan optimal, tetapi hasil penelitian lingkungan sekitarnya. Tujuan PAUD dalam
menyatakan bahwa hanya 5% potensi otak yang penanaman nilai Pancasila agar anak memiliki
terpakai karena kurangnya stimulasi yang kemampuan dalam mengerti akan agamanya, akan
berfungsi untuk mengoptimalkan fungsi otak. adanya Tuhan, kebenaran, keadilan, kebersamaan,
Anak usia dini adalah anak yang baru lahir sampai perbedaan dan cinta tanah air.
anak usia 6 tahun, usia ini merupakan usia yang Landasan-landasan penyelenggaraan paud yakni:
sangat menentukan dalam pembentukan karakter a) Landasan yuridis atau peraturan perundang-
dan kepribadian anak. undangan
Usia dini merupakan usia di mana anak b) Landasan filosofis – religius atau nilai-nilai
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang kefilasafatan dan agama
pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden c) Landasan keilmuan atau teori-teori keilmuan
age), sehingga kegiatan pembelajaran pada anak d) Landasan empirik atau realitas dalam
harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan kehidupan
anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang
Sekolah adalah tempat untuk menuntut
membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk
ilmu bagi anak didik, di lingkungan sekolah kita
mencapai optimalisasi semua aspek
mendapatkan banyak pengetahuan ilmu, baik
perkembangan baik perkembangan fisik maupun
dibidang sosial, keagamaan, dan lingkungan.
psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan
Belajar adalah suatu proses yang berlangsung di
sosio emosional. Anak pada hakikatnya bersifat
dalam diri seseorang yang mengubah tingkah
unik, relatif spontan dalam mengekspresikan
lakunya, baik tingkah laku berpikir, bersikap dan
perilakunya, aktif dan energik, bersifat egosentris
berbuat. Didalam proses pembelajaran salah
(rasa ingin tahu yang besar dan tidak mau tahu
satunya adalah implementasi nilai-nilai Pancasila.
dari orang lain, atau ingin tahu secara sendiri),
Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil
serta memiliki antusias yang besar terhadap
pendidikan yang tercapai oleh siswa setelah keluarga adalah mengajarkan nilai-nilai dan
kegiatan pendidikan. Sejak tahun 1989 berlaku tingkah laku yang sesuai. Peran orang tua di
UU No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan dalam keluarga bagi perkembangan moral anak
nasional, bahwa pendidikan nasional bertujuan sangatlah besar. Anak perlu mendapat
mencerdaskan kehidupan bangsa dan pendampingan dalam perkembangan nilai moral.
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, Peran utama orang tua dalam pendampingan ini
antara lain manusia yang beriman dan bertakwa sangatlah besar. Peristiwa sehari-hari bisa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi dijadikan sebagai alat bagi orang tua untuk
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan menginternalisasikan nilai moral kepada anak.
keterampilan, kesejahteraan jasmani dan rohani, Dalam upaya menjalankan perannya dalam
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa pendidikan moral untuk anak usia dini lingkungan
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. keluarga harus mampu menciptakan suasana yang
Itulah pentingnya dasar-dasar pendidikan anak kondusif untuk pembelajaran nilai moral bagi
usia dini terutama dalam penanaman nilai-nilai anak. Artinya bahwa keluarga tidak hanya
Pancasila. memberikan konsep-konsep moral secara abstrak,
tetapi juga berupaya agar anak dapat belajar
II. Peran Keluarga untuk menanamkan tentang penerapan dari konsep-konsep moral
Nilai moral bagi anak usia dini tersebut dari perilaku anggota keluarga sehari-
hari.
Keberhasilan pendidikan moral bagi anak Orangtua pada saat menginternalisasikan
usia dini sangat bergantung pada tiga lingkungan nilai moral kepada anak didalam keluarga harus
pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan memperhatikan beberapa hal. Pertama, nilai yang
masyarakat. Di antara ketiga lingkungan ditanamkan harus jelas. Artinya bahwa dalam
pendidkan tersebut menurut pendapat Dobbert dan menyampaikan nilai moral kepada anak harus
Winkler (1985), lingkungan keluarga merupakan menggunakan bahasa sederhana yang dapat
faktor dominan yang efektif dan terpenting. Peran diterima oleh anak. Mengingat anak usia dini
keluarga dalam pendidikan nilai adalah perkembangan bahasanya masih cukup sederhana.
mendukung terjadinya proses identifikasi, Anak cenderung belum mampu menguasai bahasa
internalisasi, panutan, dan reproduksi langsung yang kompleks. Apalagi terkait dengan konsep
dari nilai-nilai moral yang hendak ditanamkan nilai moral yang sangat abstrak. Jika konsep yang
sebagai pola orientasi dari kehidupan keluarga. diterima anak kurang jelas, maka nilai moral yang
Keluarga merupakan lingkungan diinternalisasikan oleh orang tua tidak akan
pendidikan yang pertama dan utama bagi anak diterima oleh anak dengan optimal.
yang memberikan tuntunan dan contoh-contoh Kedua, konsisten atau ajeg. Konsisten
bagi anak sejak anak dilahirkan. Di dalam antara kedua orang tua dan anggota keluarga yang
keluarga anak memperoleh banyak pengalaman ada di rumah sangat penting dalam menunjang
dan stimulus untuk tumbuh dan berkembang, keberhasilan penanaman nilai moral kepada anak.
tentang penerapan konsep-konsep moral tersebut Contohnya jika suatu tindakan dinyatakan salah
dari perilaku anggota keluarga sehari-hari. oleh ibu, maka bapak pun harus berkata demikian.
Pengaruh keluarga terhadap perkembangan moral Sehingga tidak ada persepsi anak bahwa ia akan
anak sangatlah besar. Dengan melihat perilaku memperoleh “perlindungan” dari salah satu orang
orang dewasa di dalam lingkungan keluarga tuanya jika ia salah. Dalam pendidikan moral di
dimana anak tinggal, anak akan memperhatikan lingkungan keluarga diperlukan adanya keajegan.
perilaku tersebut, kemudian menirunya dalam Artinya bahwa dalam suatu waktu perilaku anak
jangka waktu tertentu. Dengan demikian keluarga dianggap salah, kemudian diberi peringatan, maka
merupakan tempat yang sangat efektif untuk dalam waktu yang lain jika anak kembali
menginternalisasikan nilai moral kepada anak. berperilaku negatif juga harus diberikan
Peran orang tua bagi pendidikan anak peringatan. Peringatan yang diberikan harus
adalah memberikan dasar pendidikan, sikap, dan sesegera mungkin sejak anak berperilaku negatif.
keterampilan dasar, seperti agama, budi pekerti, Mengapa? Karena jika sudah berselang lama,
sopan dan santun, estetika, kasih sayang, rasa anak akan sulit menghubungkan antara perilaku
aman, dasar-dasar untuk mematuhi peraturan, dan negatifnya dengan peringatan dari orang tua. Hal
menanamkan kebiasaan-kebiasaan. Peranan
ini terkait dengan kemampuan berpikir anak yang masyarakat sekitarnya dalam hal besosialisasi.
masih terbatas. Salah satu bidang yang harus ada dalam
Ketiga, teladan. Keteladanan dari orang pendidikan nilai Pancasila adalah penanaman nilai
tua sangat berperan demi keberhasilan penanaman moral nasionalisme. Seperti diketahui bahwa di
nilai moral untuk anak usia dini di lingkungan era globalisasi ini wawasan kebangsaan menjadi
keluarga. Penting diingat bahwa masa kanak- sangat penting untuk diberikan kepada anak.
kanak adalah masa yang sangat mudah untuk Dengan diberikannya wawasan kebangsaan
meniru perilaku orang lain yang dilihatnya. diharapkan anak-anak akan tumbuh menjadi
Dengan demikian perilaku orang tua di rumah generasi penerus bangsa yang cinta akan bangsa
harus senantiasa menunjukkan perilaku yang dan tanah airnya. Sebaliknya jika anak-anak tidak
positif dari sisi nilai moral. Jika anak sering dibekali dengan nilai-nilai wawasan kebangsaan
dibohongi di rumah, maka ia juga cenderung akan yang kuat, di masa mendatang akan sangat rentan
sering berbohong kepada orang lain. Orangtua dijajah oleh berbagai hal dari luar. Penjajahan ini
bisa mengajarkan pada anak dengan cara diantaranya budaya, tingkah laku, dan lain
memberikan pengertian pada anak bahwa kita sebagainya (Gutama, 2005). Menurut Wening
sebagai manusia harus menghargai orang lain. (2012:56) perlu dibangun character building yang
Selain itu, anak juga perlu diberi penjelasan didasari dengan nilai-nilai moral kemanusiaan di
bagaimana kita menghargai orang yang lebih kalangan masyarakat, baik sebagai individu
muda, yang sebaya dan yang lebih tua. Orangtua maupun kelompok. Sedangkan Berkowitz & Bier
menjelaskan bila dengan yang lebih muda harus (2005:2) menyebutkan bahwa penerapan
saling menyayangi, dengan yang sebaya harus pendidikan karakter dengan serius dan berkualitas
saling menghargai, dan yang lebih tua harus akan membentuk generasi yang memiliki etika,
menghormati. bertanggung jawab, dan menjadi warga negara
Keempat, konsekuensi. Anak-anak yang baik.
dibiasakan untuk memilih konsekuensi terhadap
Dalam Pasal 37 ayat (2) Undang-Undang
apa yang dilakukan. Jika anak bersalah, maka ia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
harus mempertanggungjawabkan kesalahannya
Nasional ditegaskan bahwa kurikulum pendidikan
tersebut. Dengan cara apa? Berikan sanksi
wajib memuat diantaranya pendidikan
seketika setelah anak melakukan kesalahan.
kewarganegaraan. Hal ini berarti pendidikan
Dengan demikian anak akan lebih mudah
kewarganegaraan memiliki peran yang sangat
mengingat di masa yang akan datang, jika ia
penting dalam pembentukan rasa nasionalisme
bersalah maka akan diberi sanksi. Jika terpaksa
dan pembentukan karakter bagi siswa sebagai
harus memberikan sanksi, maka hindarilah sanksi
generasi penerus bangsa. Visi Pendidikan
yang bersifat fisik. Artinya bahwa ketika anak
Pancasila terwujudnya kepribadian sivitas
berperilaku negatif, maka sanksi yang diberikan
akademika yang bersumber pada nilai-nilai
orang tua bukanlah dengan mencubit, memukul,
Pancasila.
atau menyakiti tubuh lainnya. Sanksi yang
Misi Pendidikan Pancasila:
diberikan kepada anak dapat berupa penghentian
1. Mengembangkan potensi akademik peserta
sementara aktivitas yang disenangi anak sebagai
didik (misi psikopedagogis).
konsekuensi dari perilaku anak yang negatif.
2. Menyiapkan peserta didik untuk hidup dan
III. Pentingnya Pendidikan Pancasila berkehidupan dalam masyarakat, bangsa dan
negara (misi psikososial).
Sejak Dini
3. Membangun budaya ber-Pancasila sebagai
Dalam rangka membentuk karakter siswa salah satu determinan kehidupan (misi
yang berdasarkan moral Pancasila salah satu sosiokultural).
aspek yang dikembangkan ialah pendidikan nilai. 4. Mengkaji dan mengembangkan pendidikan
Pendidikan nilai dan moral sejak usia dini Pancasila sebagai sistem pengetahuan
diharapkan mampu membentuk siswa untuk terintegrasi atau disiplin ilmu sintetik
mampu membedakan baik buruk, benar salah, (synthetic discipline), sebagai misi akademik
sehingga anak dapat menerapkannya dalam (Sumber: Tim Dikti).
kehidupan sehari-hari. Hal ini akan berpengaruh Pancasila merupakan dasar Negara
terhadap mudah tidaknya anak diterima oleh Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila sebagai pedoman yang mendasari sikap Selain dengan penanaman nilai-nilai
dalam berbangsa dan bernegara. Pancasila digali Pancasila dalam proses pembelajaran, sebagai
dari nilai-nilai pandangan dan budaya hidup salah satu wujud penenaman nilai-nilai Pancasila
masyarakat Indonesia. Berkait dengan hal yang diberikan kepada siswa melalui proses
tersebut, pendidikan Pancasila sangat penting pembelajaran adalah dengan memberikan
diterapkan di sekolah, mengingat pada saat ini pemahaman dan keteladanan dalam kehdupan
banyak fenomena-fenomena pengikisan nilai-nilai sehari-hari baik dalam lingkungan sekolah
Pancasila terhadap generasi penerus bangsa. maupun luar sekolah. Proses pembelejaran
Pendidikan Pancasila yang diajarkan sejak dini dianggap sebagai hal yang sangat “urgent” bagi
yaitu dengan mendengarkan dan mengucapkan anak didik yang disini berfungsi membimbing
teks pancasila yang dilakukan setiap hari senin generasi muda untuk secara sukarela mengikatkan
pada upacara bendera. Cara tersebut dapat diri pada nilai-nilai dan norma moral yang
membuat anak-anak menganalisa sila-sila yang berkarakter.
ada dalam Pancasila dan bisa menerapkan nilai- Untuk membangun pendidikan yang
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. kokoh, perlu dibangun pondasi yang kuat sebagai
Dalam menerapkan pendidikan Pancasila, dasar pijakan bagi pembangunan pendidikan,
Anak Sekolah Dasar adalah anak yang sedang dasar tersebut mengacu pada nilai-nilai yang
dalam perkembangan operasional kongkrit, berlaku dimasyarakat, baik agama, moral, maupun
sedangkan nilai-nilai moral adalah konsep yang nilai budaya serta nilai hukum dan norma-norma
abstrak, sehingga dalam hal ini anak mulai serta yang mengikat semua pihak sehingga tercapainya
merta menerima apa yang diajarkan baik oleh kesesuaian dan kesamaan pandangan dalam
orang tua dan lingkungan keluarga, guru tercapainya tujuan bangsa dan negara melalui
disekolah, ataupun lembaga terkait lainnya yang pendidikan terutama penanaman nilai-nilai
bersifat abstrak secara cepat. Melalui edukasi dan Pancasila sejak usia dini.
pemahaman pentingnya menerapkan Pendidikan
Pancasila sejak dini diharapkan anak bisa IV. Penerapan Nilai-nilai Pancasila
mengembangkan sikap dan perilaku yang Nilai adalah sifat atau kualitas yang
didasari oleh nilai-nilai Pancasila, agar tumbuh melekat pada suatu objek. Nilai mengandung cita-
menjadi anak yang mempunyai akhlak mulia cita, harapan, dambaan, dan keharusan. Nilai
yang mempunyai moral sesuai harapan bangsa terdiri atas nilai material, nilai vital, dan nilai
dan menjadi pondasi anak untuk menumbuhkan kerohanian. Nilai-nilai Pancasila harus selalu
rasa cinta tanah air dan nasionalisme serta dijadikan landasan pokok dalam berpikir dan
pendidikan nilai dan moral sejak usia dini berbuat, dalam hal ini mengharuskan bangsa
diharapkan mampu membentuk siswa untuk Indonesia untuk merealisasikan nilai-nilai
mampu membedakan baik buruk, benar salah, Pancasila itu kedalam sikap dan perilaku baik
sehingga anak dapat menerapkannya dalam dalam berperilaku hidup dalam masyarakat,
kehidupan sehari-hari. berbangsa maupun bernegara. Nilai- nilai
Tujuan pembentukan moral yang sesuai dengan Pancasila meliputi:
nilai Pancasila perlu ditanamkan pada anak sejak a) Nilai dasar yang berupa nilai yang tetap dan
usia dini adalah: tidak dapat berubah yang rumusannya
a) Untuk mempersiapkan anak sedini terdapat dalam alinea IV Pembukaan UUD
mungkin dalam mengembangkan sikap dan 1945 yang berupa nilai KeTuhanan,
perilaku yang didasari nilai-nilai Pancasila. kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan
b) Munculnya dampak positif yang berkembang keadilan yang sekaligus merupakan hakikat
seperti akan pikiran, akhlak dan kemampuan Pancasila;
sosialisasinya. b) jNilai instrumental merupakan arah,
c) Untuk mempersiapkan agar tumbuh kebijakan, strategi, sarana dan upaya yang
menjadi anak yang bermoral yang sesuai dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi
dengan nilai-nilai Pancasila yang diharapkan serta perkembangan zaman;
bangsa.
c) Nilai psikis adalah nilai yang dilaksanakan
d) Melahirkan generasi bangsa yang bermoral.
dan dipraktekkan dalam kehidupan konkret.
Nilai-nilai Pancasila perlu ditanamkan pada dengan caranya sendiri. Anak diajak untuk
anak terutama sejak usia dini. mengungkapkan mengapa perbuatan ini benar
atau buruk. Dalam pendekatan ini anak diajak
Hal ini disebabkan karena usia dini untuk mendiskusikan isu-isu moral yang
merupakan masa keemasan, dimana pada masa ini berkembang.
perkembangan otak anak berkembang deng 3. Teladan atau contoh
an sangat pesat dan pada dasarnya anak usia dini Seorang anak memiliki bakat alamiah yaitu
masih lunak dan mudah dibimbing daripada anak mencontoh dan meniru. Oleh karenanya orang
yang sudah remaja. Kepribadian anak usia dini tua ataupun guru hendaknya dapat dijadikan
masih labil. Mereka sering meniru apa yang teladan atau contoh dalam bidang moral
dilakukan oleh orang dewasa maupun orang yang terutama yang berlandaskan nilai-nilai
sudah tua. Oleh karenanya pada masa ini anak Pancasila. Kebiasaan baik ataupun buruk
harus benar-benar distimulasi perkembangannya dapat dengan mudah dilihat oleh anak dan
secara maksimal demi masa depannya. Stimulasi begitupula dicontohkan oleh anak. Figur
dapat diberikan melalui penididkan baik formal orang tua dan guru sangat penting untuk
maupun non formal. Terdapat beberapa pengembangan moral anak dalam penerapan
pendekatan yang dapat digunakan dalam nilai-nilai Pancasila. Artinya nilai-nilai yang
penanaman nilai moral menurut Dwi Siswoyo dkk ingin ditanamkan kepada anak seyogyanya
(2005) yaitu: sudah mendarah daging terlebih dahulu pada
1. Indoktrinasi gurunya. Guru moral yang ideal adalah
Menutrut Alfi Kohn, dalam Dwi Siswoyo mereka yang dapat menempatkan dirinya
(2005) menyatakan bahwa utuk mambantu sebagai fasilitator, pemimpin, orangtua dan
anak-anak agar tumbuh menjadi dewasa, bahkan tempat menyandarkan kepercayaan,
maka mereka harus ditanamkan nilai-nilai serta membantu orang lain dalam melakukan
disiplin sejak dini melalui interaksi baik antar refleksi. (Haricahyono, 1995).
orang tua dan anak maupun guru dan siswa. 4. Pembiasaan dalam perilaku
Dalam kepustakaan modern, pendekatan ini Keberhasilan pendidikan moral juga
sudah banyak menuai kritik dari para pakar tergantung pada kontinuitas perilaku anak.
pendidikan. Akan tetapi pendekatan ini masih Artinya tidak akan pernah tercapai tujuan
dapat digunakan. Dalam pendekatan ini orang pendidikan moral apabila hanya dilakukan
tua diasumsikan telah memiliki nilai-nilai dalam satu waktu saja. Nilai-nilai moral yang
keutamaan yang dengan tegas dan konsisten ditanamkan pada anak harus senantiasa terus
ditanamkan kepada anak. Aturan mana yang menerus dilakukan melalui pembiasaan-
boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh pembiasaan pada perilaku anak sehari-hari.
dilakukan disampaikan secara tegas, terus Misalnya berdoa sebelum makan, cuci tangan
menerus dan konsisten. Jika anak melanggar secelum makan, mengembalikan mainan ke
maka ia dikenai hukuman, akan tetapi bukan tempatnya, dan lain-lain. Apabila suatu saat
berupa kekerasan. anak tidak melakukan hal tersebut, maka
2. Klarifikasi Nilai hendaknya kepada anak diberikan peringatan.
Dalam pendekatan ini orang tua atau guru
tidak menyampaikan secara langsung baik Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam
benar ataupun salah kepada si anak. Akan proses pembelajaran melalui pendidikan karena
tetapi anak atau siswa diberi kesempatan pendidikan nasional pada dasarnya berfungsi
untuk menyatakan makna dari nilai-nilai yang mengembangkan kemampuan dan membentuk
ia ketahui dengan caranya sendiri. Anak watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
diajak untuk mengungkapkan perbuatan ini dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
benar atau buruk. Anak diajak untuk bertujuan untuk mengembangkan potensi anak
mendiskusikan isu-isu moral. Dalam usia dini agar menjadi manusia yang beriman dan
pendekatan ini, orang tua tidak secara bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
langsung menyampaikan kepada anak berakhlak mulisa, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mengenai benar salah, baik buruk, akan tetapi mandiri, dan menjadi warga negara yang
anak diberi kesempatan untuk demokratis serta bertanggung jawab. Diharapkan
menyampaiakan dan menyatakan nilai-nilai dengan penerapan nilai-nilai Pancasila, maka akan
membentuk manusia yang berpendidikan, Lima sila dalam Pancasila, mengajarkan
berpengetahuan, dan berkarakter. kita untuk tetap bersyukur dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha esa, memanusiakan manusia,
V. Implementasi Dalam Kehidupan menjaga persatuan dan kesatuan, serta
mengajarkan untuk mengedepankan musyawarah
Permasalahan yang dihadapi akhir-akhir untuk mendapatkan solusi, hingga mewujudkan
ini sangat kompleks sekali yaitu dari dalam negeri keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
ada pihak yang memprovokasi sekelompok orang Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam
yang ingin keluar dari Kesatuan Negara Republik kehidupan sehari-hari dengan didahului memberi
Indonesia, ini berarti mulai melunturnya sikap teladan kepada anak-anak, mengamalkan sila-sila
cinta tanah air, menurunnya moralitas anak yang dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari agar
terjadi dalam kehidupan sehari-hari, menurun juga bangsa dan negara Indonesia berdiri kokoh.
rasa persatuan dan kesatuan bangsa, ini Ajarkan kebudayaan dan agama yang benar sejak
mencerminkan kurangnya pengetahuan dan usia dini. Misalnya dengan bernyanyi dan bermain
pengamalan niali-nilai Pancasila sehingga apa dengan permainan asli Indonesia yang semuanya
yang menjadi tujuan bangsa Indonesia belum mengusung nilai-nilai gotong-royong dan rasa
seutuhnya terpenuhi dan tercapai. Penanaman kekeluargaan.
nilai-nilai Pancasila ini harusnya sudah terukir Pancasila memiliki enam karakteristik
pada jiwa semua warga negara Indonesia agar apa utama, yakni bernalar kritis, kreatif, mandiri,
yang menjadi harapan dan tujuan mulia bangsa beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Indonesia tercapai dan perjuangan pendahulu kita dan berakhlak mulia, bergotong royong, serta
tidak sia-sia dalam merebut kemerdekaan dari berkebhinekaan (Staf Khusus BPIP Romo Benny
tangan penjajah serta merumuskan Pancasila Susetyo). Dalam implementasinya untuk
sesuai dengan hati nurani rakyat karena melihat menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak usia dini
bangsa Indonesia yang memiliki kemajemukan dengan beberapa cara diantaranya yaitu:
dari berbagai budaya, bahasa, suku, adat, kearifan 1. Sila Pertama: Ajarkan Anak Beribadah
lokal dan agama agar antara yang satu dengan Bersama.
yang lainnya tidak terpecah belah sehingga Untuk menanamkan nilai ini, sedari kecil
bangsa Indonesia menjadi satu kesatuan yang orang tua bisa mengajak anak-anak untuk
utuh. beribadah bersama. Cara sederhana
Sebagai warga Indonesia, Pancasila mengenalkan sosok Esa kepada anak bisa
merupakan dasar Negara Republik Indonesia yang ditampilkan lewat kisah-kisah nabi di kitab
harus tertanam betul dalam hati. Memberikan suci, yang menceritakan kebaikan-kebaikan
pemahaman nilai-nilai Pancasila tidak berarti Tuhan.
dimulai saat di bangku sekolah dasar. Nilai-nilai 2. Sila Kedua: Berkumpul Bersama Sanak
luhur Pancasila menjadi pondasi dalam diri dan Saudara.
perlu ditanam sejak dini agar ketika anak itu Berkumpul bersama sanak saudara, teman
dewasa memiliki karakter kebangsaaan dan atau tetangga bisa menjadi cara untuk
tertanam dalam hati. Implementasi nilai-nilai menumbuhkan nilai sila kedua kepada anak.
Pancasila di sekolah hendaknya diterapkan sejak Lewat interaksi tersebut anak akan memahami
usia dini karena di era digital saat ini jika tidak di seperti apa perasaan empati dan simpati.
tanamkan dari masa usia dini akan berpengaruh 3. Sila Ketiga: Bermain Bersama.
ketika sudah beranjak remaja dan dewasa. Maka Tidak rumit untuk mengajarkan anak makna
setiap sekolah di harapkan dengan sungguh- dari sila ketiga. Agar anak mengerti
sungguh mengimplementasikan nilai-nilai bagaimana bertoleransi dan tidak membeda-
Pancasila sesuai dengan Undang-Undang No.20 bedakan teman, kenalkan si kecil dengan
tahun 2003 pasal 2 yaitu pendidikan Pancasila dan teman-teman dari beragam suku dan daerah.
UUD 1945. Adapun cara yang di terapkan seorang Katakan kepadanya bahwa Indonesia terdiri
guru dalam mengimplemetasikan nilai-nilai dari ribuan pulau sehingga wajar bila ia
Pancasila di sekolah dengan menggunakan mempunya teman berbeda ras dan agama.
berbagai pendekatan, metode dan model 4. Sila Keempat: Ungkapkan Pendapat
pembelajaran dalam kelas, di luar kelas maupun Dengan Berdiskusi Bersama.
lingkungan sekitar.
Setiap manusia mempunyai hak dan akan terbiasa dengan perbuatan, sikap dan tingkah
kebebasan untuk mengutarakan pendapatan laku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
dan menentukan keinginannya. Cara Dimana anak sangat membutuhkan bimbingan
sederhana untuk menanamkan nilai sila dari orang lain baik melalui pendidikan formal
keempat ini adalah dengan menanyakan maupun non-formal untuk menanamkan nilai-nilai
pendapat anak akan setiap hal yang Anda Pancasila tersebut. Oleh karenanya, dengan
lakukan bersama. Misalnya saja, tanyakan adanya edukasi dan pemahaman tentang
kepada anak menu makan malam nanti dan menerapkan nilai-nilai Pancasila sejak dini
mendiskusikannya bersama untuk diharapkan anak memiliki bekal pengetahuan
menentukan pilihan. untuk tumbuh menjadi anak yang mempunyai
5. Sila Kelima: Berbagi dengan Orang Lain. akhlak mulia, memiliki moral sesuai harapan
Mengajarkan nilai keadilan ini kepada anak. bangsa pada umumnya dan menerapkan nilai
Contoh sederhananya dengan mengajarinya moral dan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
untuk selalu berbagi mainan atau makanan Selain itu peran keluarga dalam
dengan saudara atau temannya. Tidak hanya penanaman nilai moral anak usia dini sangatlah
itu saja, ajarkan juga pada anak untuk besar. Lingkungan keluarga merupakan
bersikap adil kepada saudara dan teman- lingkungan yang paling dekat dengan anak. Figur
temannya tanpa membeda-bedakan, sehingga yang ditunjukkan oleh anggota keluarga dalam
anak bisa membiasakan diri bersikap adil bentuk perilaku sehari-hari akan diamati oleh
dalam segala hal. anak, dan kemudian diikuti dan ditiru oleh anak.
Dengan demikian orang tua dalam keluarga sebisa
Implementasi lainya dalam menerapkan
mungkin harus mencontohkan perilaku yang
Nilai-Nilai Pancasila yaitu dengan menumbuhkan
positif kepada anak. Memahami nilai-nilai
rasa cinta tanah air, dapat ditanamkan kepada
Pancasila memang tidak bisa dengan mudah
anak sejak usia dini, misalnya dengan upacara
diajarkan pada anak, terlebih lagi pada anak usia
sederhana setiap hari Senin dengan hormat
dini. Ketelatenan dan kebiasaan yang diterapkan
bendera merah putih, menyanyikan lagu
orangtua di rumah yang membuat anak terbiasa
Indonesia Raya dan mengucapkan Pancasila.
hidup dengan berpegang teguh pada nilai-nilai
Meskipun lagu tersebut masih sulit dan panjang,
luhurnya.
tetapi dengan membiasakan mengajak
menyanyikannya setiap hari Senin, maka anak
Daftar Pustaka
akan hafal dan bisa memahami isi lagu. Kegiatan
Buku:
lain adalah memperingati hari besar
Budiningsih, C.Asri (2008). Pembelajaran
nasional dengan kegiatan lomba atau pentas
moral: Berpijak Pada Karakteristik
budaya, mengenalkan aneka kebudayaan bangsa
Siswa dan Budayanya
secara sederhana dengan menunjukkan miniatur
Jakarta: Rineka Cipta
candi dan sejarahnya, gambar rumah dan pakaian
Wening (2012:56). Perlu dibangun character
adat, mengenakan pakaian adat pada hari Kartini,
building yang didasari dengan nilai-
serta mengunjungi museum terdekat, mengenal
nilai moral kemanusiaan di kalangan
para pahlawan melalui bercerita.
masyarakat. Solo: Tinta Medina
Demikian implementasi dalam
Dobbert dan winker (1985). Culture Ac-
menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini.
quisition: A holistic Approach to
Dimulai dari lingkup terkecil, yaitu keluarga, baru
Human Learning. New York: Praeger
ditambah di sekolah, dan di masyarakat. Setelah
terbiasa, kelak mereka mengaktualisasikan dalam
Gautama, dkk. 2005. Mewujudkan Pendidikan
kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat,
Anak Usia Dini yang Holistik.
berbangsa dan bernegara.
Seminar dan Lokakarya Nasional
Kesimpulan 2005 Pendidikan Anak Usia Dini.
UGM, Jogjakarta
Pendidikan moralitas dan pendidikan Berkowitz, M.W. & Bier, M.C. 2005. What
tentang nilai-nilai Pancasila sangatlah tepat bila Works In Character Education: A
ditanamkan pada anak sejak usia dini. Hal ini Research-Driven Guide for Educators,
dimaksudkan agar setelah mereka dewasa, mereka Washington DC: Univesity of
MissouriSt Louis
Siswoyo, Dwi dkk. 2005. Metode
Pengembangan Moral Anak
Prasekolah. FIP UNY, Yogyakarta
Haricahyono, Cheppy. 1995. Dimensi-Dimensi
Pendidikan Moral. IKIP Press,
Semarang

Jurnal:
Nany S, Yulia Ch (2009). Menanamkan Nilai
Pancasila Pada Anak Sejak Usia Dini.
journal.uny.ac.id
HUMANIKA Vol. 9 No. 1
Mufida, Lailatul (2017). Penerapan
Pendidikan Moral Dalam Membentuk
Perilaku Siswa. Jurnal Rontal Keilmuan
PPKN Vol. 3 No. 1

Skripsi/Tesis/Disertasi:
Fitriani, Amanatul. 2016. Pembentukan Moral
Pancasila pada Anak di Madrasah
Diniya Nurul Salam.Tesis 3301412114
UNNES, Semarang

Situs Internet:
Romo Susetyo, Benny Staf Khusus BPIP
berita (1035/342). Saat ini penting
bagi anak muda untuk menjadi
penatar penyebaran berkehidupan
Pancasila. bpip.go.id dan
sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id
https://bpip.go.id/bpip/berita/1035/342/ca
ra-mudah-menanamkan-nilai-nilai-
pancasila-pada-anak-sejak-kecil.html
Leila (2020, Agustus 8). Pentingnya
Pendidikan Pancasila di Sekolah.
ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id
https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/a
rtikel/pentingnya-pendidikan-pancasila-
di-sekolah/
Afifi, Hakim (2020, Maret 19). Pentingnya
Penanaman Nilai-Nilai Pancasila
sejak dini. Kompasiana.com
https://www.kompasiana.com/hakimafifi0
063/5e736943ea4d9625aa621da5/penting
nya-penanaman-nilai-nilai-pancasila-
sejak-dini

Anda mungkin juga menyukai