Disusun oleh:
(2110070150037)
KELAS A
PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2022
A. Pendahuluan
B. system adrenergic/adrenoreceptor
Alfa 1
Alfa 2
Beta 1
Beta 2
Obat yang mengikat receptor dan momudusilasi atau meniru fungsi system saraf simpatis
dapat dibagi menjadi obat yang mengikat system (simpatomimetik) dan obat yang
memusuhi system (simpatolitik). Obat adrenergic adalah obat yang bekerja dengan cara
merangsang saraf simpatis (simpatomimetik).
1. Agonis adrenergic
Obat yang termasuk tipe ini langsung berkaitan pada receptor adrenergic, sehingga
mengaktivasi receptor tersebut. Obat-obat yang bertindak sebagai agonis asrenergik
langsung memiliki afinitas terhadap receptor-receptor tersebut. Misalnya:
a. Norepinefrin, memiliki afinitas terhadap receptor alfa 1 dan alfa 2
b. Epinefrin, memiliki afinitas terhadap receptor beta 1 dan beta 2
c. Isoproterenol, memiliki afinitas terhadap receptor beta 1 dan beta 2
Efek terhadap tubuh
a. Jantung tensi
b. Otot polos respirasi
c. Metabolisme pemacuan receptor beta akan menginduksi proses
gluconeogenesis (glikogen jadi glukosa).
Efek terapi
Shock
Hipertensi
Hipotensi
Aritmia jantung
Payah jantung
Asma
Reaksi alergi
Efek vaskuler lokal
2. antagonis adrenergic
a. Alfa blocker
Obat atau senyawa yang mengeblok receptor alfa adrenergic, dibagi menjadi:
Pengeblok alfa, mengeblok alfa secara tidak spesifik (alfa 1 dan 2 sama-
sama di blok). contohnya fentolamin.
Pengeblok alfa-1, spesifik hanya untuk alfa-1. Contohnya prazosin.
Pengeblok alfa-2, spesifik hanyaq untuk alfa-2. Contohnya alkaloid ergot.
b. Beta blocker
Obat atau senyawa yang mengeblok receptor beta adrenergic, dibagi menjadi:
Pengeblok beta, contohnya propranolol, nadolol,timolol dan dindolol.
Pengeblok beta-1, contohnya atenolol, metaprolol, asebutolol dan
esmolol.
Hipertensi
Angina, dll