Anda di halaman 1dari 4

OBAT SIMPATIS

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata kuliah: Farmakologi Penyakit Non Infeksi
Dosen pengampu: Prof. Dr. apt. Yufri Aldi, M,Si

Disusun oleh:

Aifa Dwi Larasati

(2110070150037)

KELAS A
PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2022
A. Pendahuluan

System saraf dibagi menjadi 2, yaitu:

1. System saraf pusat (ssp)


2. System saraf tepi (sst)
Di dalam system saraf tepi terdapat system saraf somatik dan system saraf otonom.
System saraf otonom di bagi lagi menjadi 2, yaitu simpatis dan para simpatis. Istilah obat
perangsang simpatis adalah adrenergik, sedangkan istilah obat perangsang parasimpatik
adalah kolinergik.

B. system adrenergic/adrenoreceptor

1. receptor alfa adrenergic, dibagi menjadi 2:

 Alfa 1
 Alfa 2

2. receptor beta adrenergic, dibagi menjadi 2:

 Beta 1
 Beta 2

Obat yang mengikat receptor dan momudusilasi atau meniru fungsi system saraf simpatis
dapat dibagi menjadi obat yang mengikat system (simpatomimetik) dan obat yang
memusuhi system (simpatolitik). Obat adrenergic adalah obat yang bekerja dengan cara
merangsang saraf simpatis (simpatomimetik).

Obat – obat yang bekerja pada system saraf simpatis

1. Agonis adrenergic
Obat yang termasuk tipe ini langsung berkaitan pada receptor adrenergic, sehingga
mengaktivasi receptor tersebut. Obat-obat yang bertindak sebagai agonis asrenergik
langsung memiliki afinitas terhadap receptor-receptor tersebut. Misalnya:
a. Norepinefrin, memiliki afinitas terhadap receptor alfa 1 dan alfa 2
b. Epinefrin, memiliki afinitas terhadap receptor beta 1 dan beta 2
c. Isoproterenol, memiliki afinitas terhadap receptor beta 1 dan beta 2
Efek terhadap tubuh

a. Jantung tensi
b. Otot polos respirasi
c. Metabolisme pemacuan receptor beta akan menginduksi proses
gluconeogenesis (glikogen jadi glukosa).

Efek terapi

 Shock
 Hipertensi
 Hipotensi
 Aritmia jantung
 Payah jantung
 Asma
 Reaksi alergi
 Efek vaskuler lokal

2. antagonis adrenergic

a. Alfa blocker
Obat atau senyawa yang mengeblok receptor alfa adrenergic, dibagi menjadi:
 Pengeblok alfa, mengeblok alfa secara tidak spesifik (alfa 1 dan 2 sama-
sama di blok). contohnya fentolamin.
 Pengeblok alfa-1, spesifik hanya untuk alfa-1. Contohnya prazosin.
 Pengeblok alfa-2, spesifik hanyaq untuk alfa-2. Contohnya alkaloid ergot.
b. Beta blocker
Obat atau senyawa yang mengeblok receptor beta adrenergic, dibagi menjadi:
 Pengeblok beta, contohnya propranolol, nadolol,timolol dan dindolol.
 Pengeblok beta-1, contohnya atenolol, metaprolol, asebutolol dan
esmolol.

Afinitas terhadap receptor-receptor tersebut. Misalnya:

 Prazosin, , memiliki afinitas terhadap receptor Alfa-1


 Fentolamin, memiliki afinitas terhadap receptor alfa-1 dan alfa-2
 Propranolol, memiliki afinitas terhadap receptor beta-1 dan beta-2
 Metaprolol, memiliki afinitas terhadapreceptor beta-1
Efek terapi

 Hipertensi
 Angina, dll

Fungsi receptor sementara

 Alfa-1 : konsentrasi otot polos arteri dan vena


 Alfa-2 : -menekan output simpatis
-mempermudah aggerasi platelet
-menghambat pelepasan NE dan ACH
-mengatur efek metabolisme

Anda mungkin juga menyukai