Anda di halaman 1dari 4

6 Sasaran Keselamatan Pasien  Unsur komunikasi : komunikator, isi pesan,

media, penerima
1. Identifikasi Pasien
 Bagan komunikasi efektif :
 Identifikasi adalah proses pengumpulan dan
pencatatan segala keterangan dari seseorang Komunikato Isi pesan Dituli Dibacakan
sehingga dapat ditetapakan dan disamakan r s
menyampaikan Terjadi proses
keterangan tersebut dengan individu seseorang.
Menyampaikan pesan yang diterima
Penerima Pesan Komunikas
i
 Gelang identifikasi pasien adalah gelang yang
dipasangkan pada pasien sebagai identitas Jadi isi pesannya ini yah Dikonfirmasika Yah....benar
pak.... n
selama dirawat di rumah sakit Kepada komunikator

 Tujuan :  Daftar kata yang digunakan untuk mengeja


Tidak ada kejadian / kesalahan spt salah pasien, suatu nama dapat dilihat pada tabel di bawah
prosedur, medikasi, transfusi, dan pemeriksaan ini:
diagnostik menuju zero accident. Huruf Ejaan Huruf Ejaan
A Alpha N November
 Identifikasi dengan min 2 item dari 4 (nama, B Bravo O Oscar
C Charlie P Papa
tanggal lahir, no RM, alamat). D Delta Q Quebec
E Echo R Romeo
 Identifikasi dilakukan saat : F Foxtrot S Sierra
G Golf T Tango
 Melakukan intervensi H Hotel U Uniform
 Pemberian terapi I India V Victor
 Sebelum tindakan diagnostic J Juliet W Whiskey
K Kilo X x-ray
 Menyajikan makanan pasien L Lima Y Yankee
M Mike Z Zulu
 Cara identifikasi : Verbal dan visual  Metode komunikasi saat menerima instruksi
melalui telpon :
 Warna gelang identitas : “menulis/ menginput ke komputer/ rekam
Merah muda :  untuk pasien berjenis medis - membacakan - konfirmasi
kelamin perempuan    kembali” (writedown, read back,
Biru muda : untuk pasien berjenis confirmation) kepada pemberi instruksi
kelamin laki-laki. misalnya kepada DPJP.
Merah: untuk pasien alergi obat-obatan. Sedangkan metode komunikasi saat
Kuning : untuk pasien dengan risiko jatuh melaporkan kondisi pasien kepada DPJP
Hijau: untuk pasien alergi latek dapat menggunakan metode misalnya
Ungu: untuk pasien DNR (Do Not Situation -background - assessment -
Resusitation) recommendation (SBAR).
Abu-abu : untuk pasien dengan
pemasangan bahan radioaktif  Metode komunikasi saat melaporkan nilai
(kemoterapi) kritis pemeriksaan diagnostik melalui
Putih (putih): untuk pasien dengan kondisi telpon :
jenis kelamin ganda (ambigu) “menulis/ menginput ke komputer/
rekam medis - membacakan -
 Jika terdapat pasien dengan nama yang sama konfirmasi kembali” (writedown,
maka dibagian cover rekam medis ditulisi read back, confirmation)
dengan huruf kapital menggunakan spidol Rentang waktu pelaporan hasil kritis
permanent “HATI-HATI PASIEN NAMA ditentukan kurang dari 30 menit
SAMA”. sejak hasil di verifikasi

 Pasang gelang pada tangan pasien yang  Metode SBAR :


terpasang infus, apabila tidak memungkinkan  SITUATION : bagaimana kondisi
bisa di tangan sisi lain. Apabila pada kedua pasien saat ini ?
tangan tidak memungkinkan untuk dipasang  Identitas pasien (nama, tanggal
lahir, alamat, nomor rekam
gelang, pasang gelang pada kaki pasien.
medis pasien, ruang perawatan
pasien, lama perawatan)
 Pasang gelang identitas pasien dengan tulisan  Diagnosa medis
menghadap pemasang  Keluhan utama yang saat ini
dirasakan data keadaan umum
2. Komunikasi Efektif dan vital sign terakhir
 Komunikasi dapat disebut efektif apabila pesan  BACKGROUND
yang diberikan kepada penerima informasi  Riwayat alergi, riwayat
diterima dan dimengerti sebagaimana pengobatan
dimaksud oleh pengirim pesan.  Hasil pemeriksaan penunjang :
Lab, USG, Rontgen atau Scan
 Tindakan atau pengobatan yang
sudah diberikan 4. Tepat Penandaan Operasi
 Obat yang sudah diberikan  Ceklist membedakan operasi menjadi 3 fase
 ASSESMENT dimana berhubungan dengan waktu tertentu
analisa permasalahan (kesimpulan seperti pada prosedur normal-periode sebelum
dari situation dan baground) yang induksi anestesi (Sign in), setelah induksi dan
terjadi pada pasien saat ini. sebelum insisi pembedahan (Time Out) dan
 RECOMENDATIONS periode selama atau setelah penutupan luka tapi
usulan pengobatan / tindakan yang sebelum pasien masuk Ruang Pemulihan (Sign
harus dilakukan ke pasien. Out).

3. Pengelolaan Obat High Alert  Penjelasan :


 Obat yang harus diwaspadai (High Alert Sign In (sebelum induksi anestesi)
Medications) adalah obat-obatan yang Sebelum induksi anestesi, koordinator
memiliki risiko tinggi menyebabkan cedera ceklist secara verbal akan mereview
serius pada pasien jika tidak digunakan secara dengan anestesis dan pasien (jika
tepat. mungkin) bahwa identitas pasien sudah
dikonfirmasi, bahwa prosedur dan tempat
 Obat high alert mencakup : yang dioperasi sudah benar dan
persetujuan untuk pembedahan sudah
Obat risiko tinggi (insulin, dopamine, dll) dilakukan. Idealnya DPJP hadir dan
Elektrolit konsentrat dan elektrolit disaksikan oleh keluarga pasien, perawat
konsentrasi tertentu (KCl dg konsentrat bangsal.
sama atau lebih dari 1mEq/ml, NaCl dg
konsentrasi > 0,9% Time Out (sebelum insisi kulit)
Obat yang terlihat mirip dan Sebelum insisi kulit, setiap anggota tim
kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa akan memperkenalkan diri, nama dan
dan Ucapan Mirip / NORUM, atau Look perannya dalam operasi. Tim akan
Alike Sound Alike / LASA mengatakan dengan keras untuk
menunjukkan operasi yang benar dengan
 Penyimpanan obat high alert pasien yang benar dan tempat operasi
 Penyimpanan obat risiko tinggi, yang benar dan direview oleh satu sama
elektrolit konsentrat dan elektrolit lain, menggunakan ceklist. Antibiotik
konsentrasi tertentu dilakukan dalam profilaksis sudah diberikan kurang lebih
lemari penyimpanan obat khusus dengan 60 menit sebelum Tindakan.
penandaan selotip warna merah di
sekelilingnya dan tulisan High Alert serta Sign Out (setelah penutupan luka
tidak tercampur dengan obat lainnya operasi dan sebelum pasien meninggal
dengan akses terbatas. ruang operasi)
 Penyimpanan obat LASA pada kotak Sebelum meninggalkan kamar operasi,
penyimpanan diberi label LASA, tim akan mereview operasi yang telah
disimpan tidak berdekatan, diselingi dilakukan, kelengkapan kassa dan alat dan
minimal satu obat diantaranya pemberian label spesimen yang sudah
 Penempatan obat high alert dalam lemari didapatkan. Dalam hal ini juga mereview
penyimpanan dengan metode FIFO apakah ada instrumen yang sudah tidak
(First In First Out) dan FEFO (First berfungsi atau isu yang perlu diperhatikan.
Expired First Out) berdasarkan urutan Akhirnya tim akan mendiskusikan rencana
alfabetis (urutan abjad) dan bentuk utama dan memperhatikan manajemen
sediaan obat. post operatif dan pemulihan sebelum
 Elektrolit konsentrat hanya disimpan di memindahkan pasien ke ruang pemulihan.
unit farmasi, hanya boleh diminta dari
unit farmasi apabila dibutuhkan secara  Penandaan operasi
klinis oleh pasien. Elektrolit konsentrasi  Site marking dan organ ganda (yang
tertentu MgSo4 20% dapat disimpan di utama)
troli emergensi dan digunakan untuk  Sisi lokasi operasi pada penandaan
keadaan emergensi.  Kasus lateralitas (kanan kiri)
 Multiple structure 2 jari tangan, jari kaki,
 Setiap pemberian/penggunaan obat high lesi
alert dan elektrolit konsentrat, dilakukan
double check. Double check dilakukan BENTUK TANDA
\ DIGUNAKAN PADA OPERASI
dengan melakukan verifikasi 5 benar : JENIS
 Benar pasien Berupa tanda ceklis “V” dengan Pada operasi penandaan dilakukan pada
 Benar obat diameter 2-3 cm pada permukaan beberapa kasus yaitu sisi (laterality),
 Benar dosis kulit atau menggunakan tanda multipel struktur (jari tangan, jari kaki,
 Benar rute/cara pemberian panah lesi), atau multipel level (tulang
 Benar waktu pemberian belakang), tumor
Berupa tanda ceklis “V” pada Misalnya pada operasi gigi
catatan radiografi pasien
Berupa “neadle” Misalnya pada kasus corpal
5. Pengendalian Resiko Infeksi
 Penyakit infeksi yang didapat di rumah sakit
beberapa waktu yang lalu disebut sebagai
Infeksi Nosokomial (Hospital Acquired
Infection/ HAIs).

 Jenis HAIs :
Ventilator associated pneumonia (VAP)
Infeksi Aliran Darah (IAD)
Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Infeksi Daerah Operasi (IDO)

 PPI bertujuan untuk melindungi pasien,


petugas kesehatan, pengunjung yang menerima
pelayanan kesehatan serta masyarakat dalam
lingkungannya dengan cara memutus siklus
penularan penyakit infeksi melalui
kewaspadaan standar dan berdasarkan  Langkah-langkah melepaskan APD :
transmisi.  Lepaskan sepasang sarung tangan
 Lakukan kebersihan tangan
KEWASPADAAN STANDART  Lepaskan apron
1) Kebersihan Tangan  Lepaskan perisai wajah (goggle)
 Jenis cuci tangan :  Lepaskan gaun bagian luar
 Hand wash : basis air+sabun,  Lepaskan penutup kepala
40-60 detik, 6-8x putaran  Lepaskan masker
 Hand rub : basis alcohol,20-30  Lepaskan pelindung kaki
detik, 4-6x putaran (3-5 cc)  Lakukan kebersihan tangan
 Hand social
 Hand surgical 3) Dekontaminasi Peralatan Perawatan
 Five moment cuci tangan : Pasien
 Sebelum kontak pasien  Penatalaksanaan : pre-cleaning,
 Sebelum tindakan aseptic cleaning, disinfeksi, dan sterilisasi)
 Rendam peralatan bekas pakai dalam
 Setelah kontak darah dan cairan
air dan detergen atau enzyme
tubuh
 Peralatan nonkritikal yang
 Setelah kontak pasien
terkontaminasi, dapat didisinfeksi
 Setelah kontak dengan menggunakan alkohol 70%.
lingkungan sekitar pasien Peralatan semikritikal didisinfeksi
 Menurut WHO terdapat 6 langkah atau disterilisasi, sedangkan peralatan
cuci tangan, yaitu : kritikal harus didisinfeksi dan
Te-Pung-Sela-Ci-Put-Put disterilisasi.
2) Alat Pelindung Diri (APD) 4) Pengendalian Lingkungan
 APD terdiri dari :  Perbaikan kualitas udara, kualitas air,
 sarung tangan, dan permukaan lingkungan, serta
 masker, desain dan konstruksi bangunan,
 pelindung mata (goggle), dilakukan untuk mencegah transmisi
 perisai/pelindung wajah, mikroorganisme kepada pasien,
 kap penutup kepala, petugas dan pengunjung
 gaun pelindung/apron,
 Sepatu Boot. 5) Pengelolaan Limbah
 Wadah dan label limbah medis padat
assessment resiko jatuh per sifht atau per 8
6) Penatalaksanaan Linen jam/ bila ada perubahan kondisi
 Linen dipisahkan berdasarkan linen  Pengkajian atau assesmen ulang pasien resiko
kotor dan linen terkontaminasi cairan jatuh dilakukan pada :
tubuh Pasien penurunan kesadaran
Pasien pasca jatuh
7) Perlindungan Kesehatan Petugas Pasien pindahan dari bangsal lain
Pasien pasca sedasi/operasi
Pasien dengan pemberian obat obat
beresiko tinggi

8) Penempatan Pasien
9) Kebersihan Pernapasan, etika batuk dan
bersin

10) Praktik menyuntik yang aman


11) Praktik lumbal pungsi yang aman

KEWASPADAAN TRANSMISI
Kontak, Droplet, Air Born

6. Pengendalian Resko Jatuh


 Pengkajian resiko jatuh :
Dewasa : Fall Morse Scale
TINGKAT RISIKO
SKOR PENGELOLAAN
PASIEN JATUH
Tidak berisiko 0-24 Perawatan yang baik
Risiko rendah 25-44 Lakukan intervensi jatuh
standar
Risiko tinggi ≥ 45 Lakukan intervensi jatuh
risiko tinggi

Bayi/ anak : Humpty Dumpty


TINGKAT RISIKO
SKOR PENGELOLAAN
PASIEN JATUH
Risiko rendah 7-11 Lakukan intervensi
semua pasien
Risiko tinggi ≥ 12 Lakukan intervensi
untuk semua pasien
jatuh risiko tinggi

 Unit intensif terpadu (ICU/ NICU) termasuk ke


dalam resiko tinggi, maka dilakukan re

Anda mungkin juga menyukai