Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pelayanan kesehatan gigi dan mulut sangat berdekatan dengan sumber droplets yang
merupakan high risk transmission. Beberapa tindakan medis dapat memicu terjadinya aerosol,
dan menimbulkan resiko penularan covid 19 melalui airborne. Masa pandemic covid 19
pelayanan kesehatan gigi dan mulut di fasilitas kesehatan tingkat pertama atau ( FKTP ) tetap
menjadi kebutuhan masyarakat dalam upaya menurunkan angka kesakitan gigi dan mulut.
(Kemenkes RI thn 2021).
Kita ketahui bahwa dokter gigi dan therapis gigi dan mulut sebagai tenaga kesehatan
yang rentan tertular Covid-19 pada saat melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Untuk
mencegah penularan dan melindungi petugas dan masyarakat diperlukan penyesuaian
pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan
setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,
serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah
ditetapkan.
Pelayanan tindakan medis gigi dan mulut merupakan salah satu dari jenis pelayanan di
Puskesmas yang memberikan pelayanan tindakan medis kesehatan gigi dan mulut. Pelayanan
kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan dalam bentuk penanganan awal bagi pasien yang
menderita sakit gigi yang dapat menganggu kesehatannya. Dengan semakin meningkatnya
jumlah pasien di ruang tindakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, maka diperlukan upaya
peningkatan mutu pelayanan baik yang dikerjakan di Puskesmas.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka pelayanan di ruang tindakan medis pelayanan
kesehatan gigi dan mulut perlu dibuat standar pelayanan yang memandu semua pihak dalam
memberikan pelayanan tindakan kesehatan gigi dan mulut.
1.2. Tujuan
1.2.1Tujuan Umum
Terlaksananya pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang bermutu di UPTD Puskesmas
Kebun Sikolos
1.2.2 Tujuan Khusus
Untuk memberikan acuan bekerja bagi petugas pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

1.3. Sasaran
a. Tenaga kesehatan yang bertugas di Ruang poli gigi UPTD Puskesmas Kebun Sikolos.
b. Tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Pembantu, Pos Kesehatan Kelurahan, dan
fasilitas kesehatan yang termasuk dalam jejaring kerja UPTD Puskesmas Kebun Sikolos.

1.4. Ruang Lingkup


a. Penanganan pasien yang memerlukan tindakan medis sesuai kompetensi tenaga dan
peralatan yang tersedia di UPTD Puskesmas Kebun Sikolos
b . Penanganan pasien yang memerlukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut sesuai
kompetensi tenaga dan peralatan yang tersedia di UPTD Puskesmas Kebun Sikolos
c. Penanganan pasien yang memerlukan rujukan ke rumah sakit rujukan yang bekerjasama
dengan UPTD Puskesmas Kebun Sikolos.

1.5. Landasan Hukum


a. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien,
b. Peraturan Menteri Kesehatan 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
c. Peraturan Menteri Kesehatan No 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi,
d. Peraturan Menteri Kesehatan No 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,
e. Peraturan Menteri Kesehatan No 83 Tahun 2019 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan,
f. Keputusan Menteri Kesehatan No HK.02.02/Menkes/514 Tahun 2015 Tentang Panduan
Praktis Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.

BAB II
STANDAR TENAGA, FASILITAS, DAN PERALATAN

2.1. STANDAR TENAGA


3.1.1 KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

Nama Jumlah Kualifikasi


No Keterangan
Jabatan Formal
Penanggung
 Memiliki STR
jawab
1 1 Dokter Gigi dan SIP
Ruang
Tindakan
Minimal D
KaRu
III  Memiliki STR
2 Ruang 1
Keperawatan dan SIPP
Tindakan
Gigi
Dokter
 Memiliki STR
3 Ruang 1 Dokter Gigi
dan SIP
Tindakan
Perawat Minimal D
Pelaksana III  Memiliki STR
4 2
Ruang Keperawatan dan SIPP
Tindakan Gigi

KET: Kompetensi klinis dokter gigi yang bekerja di Pelayanan poli gigi disesuaikan
dengan kompetensi dokter gigi berdasarkan jenjang pendidikannya. Kewenangan klinis dokter
gigi yang bekerja disesuaikan dengan ketentuan Puskesmas yang ditetapkan dalam keputusan
Kepala Puskesmas
Penanggung Jawab Ruang Tindakan poli gigi adalah Penanggung Jawab Ruang Tindakan
adalah seorang Dokter Gigi pejabat fungsional yang ditugaskan dan diberi wewenang serta
tanggung jawab untuk memimpin dan mengelola penyelenggaraan kegiatan pelayanan pasien
diruang tindakan poli gigi
Kepala Ruang Tindakan poli gigi adalah Seorang tenaga Perawat fungsional yang diberi
tugas, tanggung jawab untuk memimpin dan mengelola penyelenggaraan kegiatan pelayanan
pasien diruang tindakan poli gigi.
Dokter gigi mempunyai kemampuan untuk melakukan triase, survei primer (resusitasi
dan stabilisasi), survey sekunder, dan tatalaksana definitif sesuai dengan kompetensi dan
kewenangannya.
Therapis gigi Pelaksana adalah Seorang tenaga therapis gigi profesional yang diberi
tugas, tanggung jawab dan wewenang melaksanakan asuhan keperawatan gigi pada pasien
diruang tindakan poli gigi

3.1.2 Uraian Tugas


3.1.2.1 Penangungjawab Ruangan Tindakan Poli Gigi
Uraian Tugas Penangungjawab Ruangan Tindakan Poli Gigi
1. Mengelola penyelenggaraan kegiatan pelayanan pasien.
2. Memberikan penilaian terhadap kinerja staf secara professional.
3. Melakukan pengawasan, bimbingan dan koordinasi di dalam lingkup Ruang Tindakan
4. Mendelegasikan tugas teknis kepada staf sesuai uraian tugas dan jabatannya
5. Membuat laporan kegiatan pelayanan Ruang Tindakan secara berkala.

3.1.2.2 Kepala Ruang Tindakan


a) Uraian Tugas Kepala Unit Ruang Tindakan Poli Gigi
1) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga keperawatan serta tenaga lain sesuai
kebutuhan.
2) Merencanakan jumlah dan jenis peralatan keperawatan yang diperlukan di Ruangan
Tindakan sesuai kebutuhan.
3) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan /asuhan keperawatan gigi yang akan
diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
4) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruang tindakan.
5) Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga therapis gigi untuk melaksanakan
asuhan keperawatan sesuai ketentuan /standart

6) Mengenal jenis dan kegunaan barang / peralatan serta mengusahakan pengadaannya


sesuai kebutuhan pasien , agar tercapai pelayanan optimal.
7) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat dan bahan lain yang diperlukan
di ruang tindakan.
8) Mengatur dan mengkoordinasi pemeliharaan peralatan agar selalu dalam keadaan siap
pakai.
9) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventaris peralatan.
10) Mendampingi dokter gigi untuk memeriksa pasien dan mencatat program pengobatan
serta menyampaikan kepada staf untuk melaksanakannya.
11) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien, untuk mengetahui keadaannya dan
menampung keluhan serta membantu memecahkan masalah yang dihadapi.
12) Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindung selama pelaksanaan pelayanan
berlangsung.
13) Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien/keluarganya dalam batas wewenangnya.
14) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan kesehatan gigi dan
mulut dan kegiatan lain yang dilakukan secara tetap dan benar. Hal ini sangat penting
untuk tindakan perawatan selanjutnya.
15) Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruang rawat lain, kepala seksi dan
seluruh kepala bidang dan kepala bagian unit lain.
16) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas, pasien dan
keluarganya, sehingga memberi ketenangan.
17) Memberi motivasi tenaga non perawat dalam memelihara kebersihan ruangan dan
lingkungan poli gigi
18) Memelihara buku register dan berkas catatan medic.

b) Melaksanakan Fungsi Pengawasan Pengendalian dan Penilaian, meliputi :


1. Mengawasi dan menilai pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang telah
ditentukan.
2. Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan, pengetahuan dan keterampilan di
3. bidang perawatan gigi dan mulut
3. Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan perawatan serta obat – obatan,
secara efektif dan efesien.
4. Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan
gigi serta mencatat kegiatan lain di ruang tindakan.
3.1.2.3 Uraian Tugas Dokter Gigi
1. Melakukan triase saat pasien pertama kali masuk ruang tindakan poli gigi
2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang sederhana.
3. Melakukan monitoring pasien gawat darurat sampai keadaaan pasien stabil.

3.1.2.4 Uraian Tugas Perawat Pelaksana


1. Memberi pelayanan kesehatan gigi dan mulut langsung kepada pasien
2. Uraian Tugas Therapis gigi dan mulut pelaksana poli gigi
3. Menerima dan melayani pasien di poli gigi
4. Mendampingi dokter gigi memeriksa dan melakukan tindakan kepada pasien.
5. Menjaga dan memelihara kebersihan poli gigi.

3.1.2.5 Jadwal Pelayanan


Senin-Kamis : 08.00-11.00 WIB
Jumat : 08-00-10.00 WIB
Sabtu : 08.00-10.00 WIB

2.2 FASILITAS
2.2.1 Standar Ruangan
1. Luas Ruangan 6x5 m2,
2. Ruangan kering dan tidak lembab,
3. Memiliki ventilasi yang cukup,
4. Memiliki pencahayaan yang cukup,
5. Lantai terbuat dari keramik,
6. Dinding dicat warna putih.

2.2.2 Denah Ruangan Tindakan Poli Gigi


Pintu masuk

2 6 8
7
it 1
9

4 5
10

KETERANGAN

1= Meja therapis gigi


2= Lemari obat dan alat
3= Meja dokter gigi
4= Dental Unit 1.
5= Dental unit 2.
6= kompresor
7= Sterilisator
8= lemari buku
9= Meja alat
10 = Wastapel

2.2.3 Standar Fasilitas

N FASILITAS JUMLAH
O
1 Meja Administrasi 1 buah
2 Meja Dokter Gigi 1 buah
3 Meja komputer 1 buah
4 Kursi Petugas 3 buah
5 Troli instrumen 2 buah
6 Dental unit set 2 buah
7 Sterilisator alat 1 buah
8 Lemari Alat dan obat 1 buah
9 Lemari buku 1 buah
10 Tempat sampah medis 1 buah
11 Tempat sampah medis dan non 1 buah
medis
12 Safety box 1 buah
13 Komputer set 1 buah
14 Printer 1 buah
15 Papan nama “Ruang Tindakan” 1 buah
16 Sumber arus listrik dan internet Tersedia
17 Wastafel 1 buah
18 Kursi pasien 4 buah
19 Printer 1 buah

2.1 STANDAR PERALATAN


Berikut ini Daftar Peralatan Ruangan Tindakan Puskesmas Kebun Sikolos
JUMLAH MINIMUM
No JENIS PERALATAN
PERALATAN
1 Sterilisator kering 1 buah
2 Model gigi besar 2 buah
3 Model gigi kecil 4 buah
4 Pelindung jari 1 buah
5 Crayer 10 buah
6 Bone File 1 buah
7 Bein bengkok 2 buah
8 Bein lurus 6 buah
9 Knabel tang 3 buah
10 Citojet 3 buah
11 Tang gigi susu 23 buah
12 Tang gigi tetap 50 buah
13 Pinset 27 buah
14 Kompressor 2 buah
15 Pinset cirurgi 3 buah
16 Nierbeken 4 buah
17, Kaca mulut 8 buah
18, Sonde lengkung 17 buah
19, Sonde lurus 9 buah
20, Excavator 15 buah
21, Plastis filing instrument 1 buah
22 Burnisher 5 buah
23 Semen stoper 1 buah
24 Amalgam stoper 1 buah
25 Agate spatel 1 buah
26 Bak instrument besar 1 buah
27 Bak instrument sedang 1 buah
28 Bak instrument kecil 1 buah
29 Deppen glass 1 buah
30 Light curing 3 buah
31 Korentang 1 buah
32 Scaller eletrik 1 buah
33 Tensimeter 1 buah
34 Stetoskop 1 buah
35 Semen plastis instrument 1 buah
2
II. Bahan Habis Pakai
1, Alkohol 1 botol
2, Chlorethyl 1 botol
3, Anastesi lokal 1 box
4, Fuji IX 1 box
5, Ketac molar 1 botol
6, Fletcher 1 botol
7, Caviton 1 botol
8, Hydcal 1 set
9, Alkohol swab 1 botol
10, Bonding 1 botol
11, Etching 1 botol
12, Tambalan sinar A2 1 buah
13, Tambalan sinar A2,5 1 buah
14, Tambalan sinar A3 1 buah
15, Eugenol 1 botol
16, Kapas 1 gulung
17, Micro aplikator 1 kotak
18, Hand sanitizer 1 botol
19, Handschoon 1 kotak
20, Masker 1 kotak

III. Perlengkapan
1, Sarung dental unit 2 buah
2, Baju APD 3 buah
3, Celemek pasien 1 pack
4 Lemari alat dan obat 1 buah
5 Meja instrumen/alat 1 buah
6 Meja sterilisator 1 buah
7 Sikat untuk membersihkan peralatan 1 buah
Tempat sampah tertutup yang
dilengkapi dengan injakan pembuka
8 penutup 2 buah
9 Toples kapas 6 buah
10 Tromol kapas 1 buah

IV. Meubelair
1, Kursi kerja 3
2, Lemari arsip 1
3, Meja tulis ½ biro 3

V. Pencatatan dan Pelaporan


1, Buku register pelayanan Sesuai kebutuhan
Formulir dan Surat Keterangan lain
sesuai kebutuhan pelayanan yang
2, diberikan Sesuai kebutuhan
3, Formulir Informed Consent Sesuai kebutuhan
4, Formulir rujukan Sesuai kebutuhan
5, Kertas resep Sesuai kebutuhan
6, Surat Keterangan Sakit Sesuai kebutuhan


BAB III
TATALAKSANA PELAYANAN

3.1. Jenis Kasus Prioritas


Ibu hamil, bayi dan balita dan penderita disabilitas merupakan prioritas pertama yang
mendapat pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

3.2. Jenis Pelayanan gigi


1. Penambalan gigi dewasa
2. Penambalan gigi susu
3. Pencabutan gigi dewasa
4. Pencabutan gigi susu
5. Insisi abses
6. Scalling
7. Rujukan ke rumah sakit berdasarkan diagnosis dan kriteria yang telah di tetapkan dokter
gigi

3.2. Metode Kegiatan


Metode yang digunakan dalam pemeriksaan pasien dengan anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan panunjang, penegakkan diagnosis, dan membuat rencana layan klinis.

3.2.1.1. Anannesis oleh therapis gigi dan mulut


1. Anamnesis
Sebelum anamnesis dilakukan, sebaiknya dikonfirmasi dahulu identitas pasien. Anamnesis
adalah wawancara terhadap pasien atau keluarganya tentang keluhan yang dirasakan (Subjektif).
Anamnesis yang dilakukan oleh Therapis gigi dan mulut adalah :
a. Keluhan utama
Adalah keluhan yang paling dirasakan atau yang paling berat, sehingga mendorong
pasien datang berobat atau mencari pertolongan medis.

b. Riwayat Penyakit Dahulu


Merupakan informasi tentang riwayat penyakit dahulu yang harus digali secara lengkap dan
runut, karena seringkali keluhan yang diderita sekarang merupakan kelanjutan atau komplikasi
dari penyakit dahulu. Penggalian informasi termasuk riwayat pengobatan yang pernah
diterimanya.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Merupakan penyakit yang berhubungan dengan faktor keturunan seperti diabetes melitus,
hipertensi, asma, dan lain - lain. Petugas menanyakan riwayat penyakit orang tua, kakek, nenek
dan lain - lain.
d. Riwayat Alergi
Riwayat apakah pasien pernah mengalami reaksi alergi setelah mengkonsumsi/memakai obat-
obatan atau makanan tertentu.
e. Riwayat Kebiasaan/Sosial Budaya
Kebiasaan yang biasa dilakukan oleh pasien yang bisa mempengaruhi kondisi kesehatannya,
seperti kebiasaan merokok, atau minum alkohol, sering melakukan ritual tertentu, dan lain lain.
2. Tanda tanda vital
Pemeriksaan tanda tanda vital meliputi pemeriksaan Tekanan Darah, Frekuensi Nadi, Frekuensi
Nafas, Suhu, Berat Badan, Tinggi Badan, dan Lingkar Pinggang.

3.2.1.2. Kajian awal oleh dokter gigi


1. Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang (Subjektif)
Adalah perjalanan penyakit dimulai saat pertama kali pasien merasakan munculnya
keluhan atau gejala penyakitnya atau dengan kata lain mulai dari akhir masa sehat. Setelah itu
ditanyakan bagaimana perkembangan penyakitnya apakah cenderung menetap, berfluktuasi atau
bertambah lama bertambah berat sampai akhirnya datang mencari pertolongan medis.
2. Pemeriksaan fisik (Objektif)
Adalah pemeriksaan yang mencakup :
a. Inspeksi : Keadaan umum pasien secara
visual
b. Palpasi : Pemeriksaan raba (perabaan
benjolan)
c. Perkusi : Pemeriksaan ketuk (ketuk
mahkota gigi)
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari pipi dan mulut pasien yaitu
pemeriksaan intra oral dan exstra oral.
3. Pemeriksaan penunjang sederhana (Objektif)
Adalah pemeriksaan yang diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis penyakit, salah
satunya yaitu Pemeriksaan Laboratorium.
4. Penegakan diagnosis (Assesment)
Adalah menetapkan jenis penyakit yang diderita oleh pasien berdasarkan hasil anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan oleh dokter gigi atau oleh therapis
gigi yang mendapat pendelegasian wewenang apabila dokter gigi tidak ada
5. Rencana penatalaksanaan komprehensif (Plan)
Bagian ini berisi rencana tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien. Rencana
penatalaksanaan dibuat oleh dokter gigi atau oleh petugas yang sudah mendapat pendelegasian
wewenang dari dokter gigi.
Rencana penatalaksanaan meliputi :
a. Pengobatan/ terapi
Pengobatan diberikan sesuai dengan diagnosis. Pengobatan juga memberikan kesempatan kepada
pasien untuk memilih menerima atau pun menolak akan tindak lanjut terapi yang akan
diberikan kepada pasien.
b. Tindakan medis
Tindakan medis yang akan dilaksanakan meliputi pencabutan gigi dewasa, pencabutan gigi susu,
penambalan gigi dewasa, penambalan gigi susu, insisi abces, dan scalling yang harus diberikan
kepada pasien. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan kompetensi dokter gigi yang
melakukan tindakan dan disetujui oleh pasien atau keluarga pasien. Mekanisme inform concent
dilaksanakan sebelum tindakan diambil.
c. Rujukan internal
Adalah rujukan yang ditujukan ke unit – unit pelayanan lain dalam lingkungan Puskesmas
meliputi ; KIA, UGD , Gizi, dan Laboratorium.

d. Rujukan Eksternal
Adalah rujukan ke fasilitas kesehatan di luar Puskesmas (Rumah Sakit Umum dan swasta).
Rujukan eksternal dilaksanakan berdasarkan penyakit yang boleh dirujuk dan persetujuan dari
pasien.
e. Pengisian rekam medis
Harus diisi secara lengkap oleh petugas yang melaksanakan layanan klinis mulai dari anamnesis
keluhan utama, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat alergi, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang yang penting, diagnosis, terapi, konsultasi, tindakan medis,
kunjungan ulang, serta rencana penatalaksanaan yang akan diberikan (S/subjektif, O/objektif,
A/assesment, P/planning).
Setiap Rencana Pelyanan Klinis yang akan diberikan harus melibatkan pasien. Karena itu di
rekam medis dibubuhkan nama, SIP, dan tanda tangan dokter gigi pemberi pelayanan sebagai
tanda bahwa rencana pelayanan tersebut sudah disetujui oleh pasien atau keluarga pasien.

3.3. Langkah Kegiatan


3.3.1. Tatalaksana kasus gawat darurat (Triase Ruang Tindakan)
3.2.1.1.PELAYANAN
Pelayanan Kegawatdaruratan yang dilaksanakan di Puskesmas, Klinik, dan tempat praktik
mandiri Dokter dan Dokter Gigi meliputi pelayanan triase, survei primer, survei sekunder,
tatalaksana definitif dan rujukan. Apabila diperlukan evakuasi, Fasilitas Pelayanan Kesehatan
tingkat pertama yang menjadi bagian dari SPGDT dapat melaksanakan evakuasi tersebut.
3.2.1.2.Triase
1. Adalah proses khusus memilah Pasien berdasarkan beratnya cedera atau penyakit untuk
menentukan jenis penanganan/intervensi kegawatdaruratan.
2. Prinsip Triase
adalah pemberlakuan sistem prioritas denganpenentuan/penyeleksian Pasien yang harus
didahulukan untuk mendapatkan penanganan, yang mengacu padatingkat ancaman jiwa yang
timbul berdasarkan:
a)Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit
b)Dapat mati dalam hitungan jam
c)Trauma ringan)Sudah meninggal
3.2.1.3.Prosedur triase:
a. Pasien datang diterima tenaga kesehatan di ruang Gawat Darurat atau ruang tindakan.
Bila jumlah Pasien lebih dari kapasitas ruangan, maka triase dapat dilakukan di luar ruang Gawat
Darurat atau ruang tindakan.
b. Penilaian dilakukan secara singkat dan cepat (selintas)untuk menentukan kategori
kegawatdaruratan Pasien oleh tenaga kesehatan dengan cara:
1) Menilai tanda vital dan kondisi umum Pasien
2) Menilai kebutuhan medis
3) Menilai kemungkinan bertahan hidup
4) Menilai bantuan yang memungkinkan
5) Memprioritaskan penanganan definitif

3. Status Triase ini harus dinilai ulang terus menerus karena kondisi Pasien dapat berubah
sewaktu-waktu. Apabila kondisi Pasien berubah maka dilakukan retriase.
4. Melakukan komunikasi dengan pusat komunikasi (misal PSC119) dan Rumah Sakit
rujukan, bila diperlukan.
a) Pemeriksaan penunjang yang dilakukan seperti pemeriksaan laboratorium dan pencitraan
yang diinstruksikan oleh dokter gigi berdasarkan hasil kesimpulan anamnesa dan
pemeriksaan fisik.
b) Pemeriksaan penunjang dilakukan bila kondisi Pasien telah stabil, yaitu: tanda-tanda vital
normal, tidak adalagi kehilangan darah, keluaran urin normal 0,5-1 cc/kg/jam, dan atau
tidak ada bukti kegagalan fungsi organ.
5. Tindakan restraint sesuai indikasi dengan teknik terstandaryang aman, dengan tujuan
ntuk mengamankan Pasien, orang lain dan lingkungan dari perilaku Pasien yang tidak
terkontrol.
6. Apabila kondisi Pasien memerlukan tindakan definitif namun pada
Puskesmas/Klinik/tempat praktik mandiri Dokter dan Dokter Gigi tidak tersedia tenaga
yang berkompeten ataupunfasilitas yang memadai, maka harus dilakukan rujukansegera
sesuai prosedur.

3.2.1.4.Tata Laksana Definitif


a. Penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap Pasien.
b.Penentuan tindakan yang diambil berdasarkan hasil kesimpulan dari anamnesa, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang. Yang berwenang melakukan tata laksana definitif adalah
Dokter dan Dokter Gigi yang terlatih.

3.2.1.5.Rujukan
1. Rujukan dilaksanakan jika tindak lanjut penanganan terhadap Pasien tidak
memungkinkan untuk dilakukan di Puskesmas/Klinik/tempat praktik mandiri Dokter
danDokter Gigi/tenaga kesehatan karena keterbatasan sumber daya.
2. Sebelum Pasien dirujuk, terlebih dahulu dilakukankoordinasi dengan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang dituju mengenai kondisi Pasien, serta tindakan medis yang diperlukan
oleh Pasien.
3. Proses pengiriman Pasien dilakukan bila kondisi Pasien stabil, menggunakan ambulans
Gawat Darurat atauambulans transportasi yang dilengkapi dengan penunjangresusitasi,
didampingi oleh tenaga kesehatan terlatih untukmelakukan tindakan resusitasi dan
membawa surat rujukan. Bagi tempat praktik mandiri Dokter dan Dokter Gigi/tenaga
kesehatan, penyediaan ambulans
dilaksanakanberkoordinasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan rujukan atau PSC 119.
3.2.2. Tatalaksana kasus tidak Gawat darurat
3.2.2.1.Survei Sekunder
1. Melakukan anamnesa (alloanamnesa/autoanamnesa) untuk mendapatkan informasi
mengenai apa yang dialami Pasienpada saat kejadian, mekanisme cidera, terpapar zat-
zatberbahaya, riwayat penyakit terdahulu dan riwayat obat yang dikonsumsi.
2. Pemeriksaan fisik secara menyeluruh (head to toe), neurologis, dan status mental dengan
menggunakan Glasgow Coma Scale(GCS).
3. Menginstruksikan agar dilakukan pemeriksaan penunjang saat Pasien sudah berada dalam
kondisi stabil.
4. Pemeriksaan penunjang yang dimaksud adalah pemeriksaan laboratorium dan pencitraan
yang diinstruksikan oleh dokter berdasarkan hasil kesimpulan anamnesa dan pemeriksaan fisik.
5. Tindakan restraint sesuai indikasi dengan teknik terstandar yang aman, dengan tujuan
untuk mengamankan Pasien, orang lain dan lingkungan dari perilaku Pasien yang tidak
terkontrol.

3.2.2.2.Tata Laksana Definitif


1. Penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap
Pasien.
2. Penentuan tindakan yang diambil berdasarkan atas hasil kesimpulan dari anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, yang berwenang melakukan tatalaksana
defintif adalah Dokter yang terlatih.
`
BAB IV
UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
4.1Penyusunan Indikator Mutu Pelayanan

Mutu pelayanan di berbagai aspek pelayanan ke masyarakat menjadi topik yang makin lama
makin sering dibicarakan.Bermacam teori muncul bekaitan dengan peningkatan mutu pelayanan
publik, tak terkecuali mutu pelayanan kesehatan.Tentu saja untuk mencapai mutu pelayanan
yang baik, diperlukan indikator.Indikator adalah tolok ukur untuk menilai sesuatu yang ingin
dicapai.Banyak teori bermunculan sebagai pegangan menetapkan indikator mutu pelayanan.
Pada umumnya untuk menentukan indikator mutu, didasarkan kepada :
a. Dipersyaratkan peraturan,
b. Dipersyaratkan pemilik,
c. Dipersyaratkan pelanggan,
d. Mempertimbngkan Hihg Risk, High Cost, High Volume, dan Problem Prone,
e. Konsensus,
f. Ketersediaan Data
Menurut Donadebian (1996), ada 3 aspek mutu yang bisa diukur, yaitu :
a. Input (fasilitas, staf, peralatan, perlengkapan),
b. Proses (kepatuhan terhadap protocol dan standar),
c. Output atau hasil.
Berdasarkan teori ini, maka indikator mutu di ruang pelayann umum dikaji dari 3 variabel
sebagai berikut :

a. Variabel input :
1) Tenaga,
2) Fasilitas,
3) Peralatan Pelayanan,
b. Variabel Proses :
1) Kajian awal oleh perawat,
2) Kajian awal oleh dokter.
c. Variabel Out put :
Kelengkapan isi rekam medis,
1.1.1. Dari variabel tenaga, ada 2 indikator mutu, yaitu :
a. Perawat gigi (therapis Gigi), jumlah 2 orang, berpendidikan minimal D3 keperawatan,
memiliki STR, Bersertifikat BTCLS, dan SIPP,
b. Dokter gigi, jumlah 1 orang, memiliki STR, Bersertifikat ACLS/ATLS

1.1.2. Dari variabel 83 Peralatan di poli Gigi, ada 51 indikator mutu, yaitu
KEBUTUHAN
No JENIS PERALATAN TERSEDIA
MINIMUM

Atraumatic Restorative Treatment (ART) 1 buah 1 buah

Enamel Access Cutter 1 buah 0 buah

Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran Kecil (Spoon - 1 buah 1 buah


Excavator Small)

Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran Sedang (Spoon 1 buah 1 buah


Excavator Medium)

Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran Besar (Spoon 1 buah 1 buah


Excavator Large)

Double Ended Applier and Carver 1 buah 1 buah

Spatula Plastik 1 buah 1 buah

Hatchet 1 buah 1 buah

Batu Asah 1 buah 0 buah

1 buah 1 buah
Bein Lurus Besar

Bein Lurus Kecil 1 buah 1 buah

Bor Intan (Diamond Bur Assorted) untuk Air Jet Hand 1 buah 1 buah
Piece (Kecepatan Tinggi) (round, inverted dan fissure)

Bor Intan Kontra Angle Hand Piece Conventional 1 buah 1 buah


(Kecepatan Rendah) (round, inverted dan fissure)

Ekskavator Berujung Dua (Besar) 1 buah 1 buah

Ekskavator Berujung Dua (Kecil) 1 buah 1 buah

Gunting Operasi Gusi (Wagner) (12 cm ) 1 buah 1 buah

Handpiece Contra Angle 1 buah 1 buah

Handpiece Straight 1 buah 1 buah

Kaca Mulut Datar No.4 Tanpa Tangkai 5 buah 10 buah

Klem/Pemegang Jarum Jahit (Mathieu Standar) 1 buah 0 buah

Set Kursi Gigi Elektrik yang terdiri dari: 1 buah 2buah

- Cuspidor Unit 1 buah 2 buah

- Meja Instrumen 1 buah 2 buah

- Foot Controller untuk Hand fiece 1 buah 12buah

- Kompresor Oilless 1 PK 1 buah 1 buah


1.1.3 Kelengkapan
Baki Logam Tempat Alat Steril Bertutup 1 buah 0 buah

Korentang, Penjepit Sponge (Foerster) 1 buah 1 buah

Lampu Spiritus Isi 120 cc 1 buah 0 buah

Lemari peralatan 1 buah 1 buah

Lempeng Kaca Pengaduk Semen 1 buah 1 buah

Needle Destroyer 1 buah 0 buah

Silinder Korentang Steril 1 buah 1 buah

Sterilisator kering 1 buah 1 buah


Tempat Alkohol (Dappen Glas) 1 buah 0 buah

Toples Kapas Logam dengan Pegas dan Tutup (50 x 1 buah 0 buah
70 mm)

Toples Pembuangan Kapas (50 x 75 mm) 1 buah 6 buah

1.1.4. Dari variabel 3 Meubelair, ada 3 indikator mutu, yaitu :

Kursi kerja 3 3
Lemari arsip 1 1
Meja tulis ½ biro 1 3

1.1.5. Dari variabel 6 Pencatatan dan Pelaporan, ada 6 indikator mutu, yaitu :
Buku register pelayanan Sesuai kebutuhan ada
Formulir dan Surat Keterangan lain sesuai Sesuai kebutuhan ada
kebutuhan pelayanan yang diberikan
kebutuhan
Formulir Infomed Consent Sesuai kebutuhan ada
Formulir rujukan Sesuai kebutuhan ada
Kertas resep Sesuai kebutuhan ada
Surat Keterangan Sakit Sesuai kebutuhan ada

1.1.6. Dari variabel ruang tindakan Oleh therapis Gigi, ada 4 indikator mutu, yaitu :
a. Dilakukan anamnesis Keluhan utama,
b. Riwayat penyakit dahulu,
c. Riwayat penyakit keluarga,
d. Riwayat alergi,
e. Riwayat kebiasaan / bio psiko sosial,

1.1.7. Dari variabel Ruang Tindakan Oleh Dokter gigi, ada 4 indikator mutu, yaitu :
a. Melakukan anamnesis terfokus,
b. Dilakukan pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan penunjang
d. Diagnosa
e. Dibuat rencana layanan klinis.
1.1.8. Dari variabel Kelengkapan Isi Rekam Medis, ada 4 indikator mutu, yaitu :
a. Catatan Anamnesis,
b. Catatan Pemeriksaan fisik dan (bila perlu) peneriksaan penunjang,
c. Catatan Diagnosis,
d. Catatan Rencana Layanan Klinis.
1.1.9. Perilaku Pemberi Layanan
a. Ketanggapan petugas terhadap Pasien
b. Keramahan Petugas
c. Kejelasan Petugas dalam Memberikan Informasi
d. Kecepatan Pelayanan
e. Kebersihan Ruang Tindakan

1.2 Upaya Peningkatan Mutu


Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu system kegiatan
teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu produk atau jasa
yang diberikan kepada pelanggan.Pengendalian mutu pada pelayanan klinis diperlukan agar
kualitas pelayanan yang diberikan dapat memuaskan masyarakat sebagai
pelanggan.Pengendalian mutu Melakukan dengan orientasi pada kepuasan konsumen. Dalam
pelayanan kesehatan keseluruhan proses yang diselenggarakan oleh puskesmas ditujukan pada
pemenuhan kebutuhan masyarakat sebagai konsumen.
1.2.1 Audit Internal
Audit internal adalah Kegiatan mengumpulkan informasi faktual dan signifikan (dapat
dipertanggung jawabkan)melalui interaksi (pemeriksaan, pengukuran dan penilaian yang
berujung pada penarikan kesimpulan) secara sistematis, objektif, dan terdokumentasi yang
berorientasi pada azas penggalian nilai atau manfaat. Secara sederhana, pengertian audit internal
adalah kegiatan yang Melakukan untuk melihat sejauh mana penerapan sistem pelayanan yang
sudah disusun, apakah sudah sesuai standar atau belum. Dalam pelaksanaannya, tim audit
internal Puskesmas akan membandingkan praktek pelayanan dengan standar atau indikator yang
sudah disusun.
Bagi tim audit internal, indikator mutu yang disusun bisa dijadikan sebagai “kriteria
audit”. Kriteria audit adalah pembanding (denumerator) dari “hasil audit” untuk variabel yang
sama. Perbandingan antara kriteria audit dengan hasil audit akan menjadi “temuan audit”.
Temuan audit inilah yang akan diinterpretasikan oleh tim audit internal untuk dianalisis.
Interpretasi dari audit internal, akan menghasilkan tiga kemungkinan yaitu ;
1. Mutu pelayanan umum dikatakan baik apabila temuan audit di satu variabel > 80%,
2. Mutu pelayanan umum dikatakan sedang apabila temuan audit di satu variabel 60 – 80%,
3. Mutu pelayanan umum dikatakan kurang apabila temuan audit < 60%.
Berdasarkan interpretasi di atas, tim audit internal akan memberikan rekomendasi untuk
ditindaklanjuti. Berdasarkan rekomendasi ini, dibuat rencana tindak lanjut untuk perbaikan mutu
layanan umum selanjutnya. Dengan demikian, diharapkan mutu pelayanan umum di Puskesmas
akan bisa ditingkatkan secara berkesinambungan (Continues Quality Improvement).

1.2.2 Survey Kepuasan Pelanggan


Pada Unit Pelayanan Pemeriksaan Umum selalu Melakukan survey kepuasan pelanggan untuk
mengetahui tingkat kepuasan penerima layanan di Puskesmas Mungo.Survei adalah salah satu
metode untuk mengukur mutu pelayanan dari sisi pengguna layanan.Metode survei juga macam
– macam. Secara umum, proses survei bisa dilaksanakan dengan urutan sebagai berikut :
a. Penentuan pelaksana survei (mahasiswa, anak SMA, komponen masyarakat, dll)
b. Menentukan penanggung jawab,
c. Membuat instrumen survei,
d. Menentukan jadwal,
e. Pelaksanaan survei,
f. Laporan hasil survei,
g. Analisis hasil survei,
h. Rapat Tinjauan Manajemen (bila diperlukan).
1.2.3 Penanganan Keluhan Pelanggan
Salah satu hal terpenting yang harus Melakukan Puskesmas adalah penanganan keluhan
pelanggan.Karena itu, penanganan keluhan pelanggan adalah suatu keharusan untuk
meningkatkan mutu layanan umum di Puskesmas. Secara umum, proses penangan keluhan
pelanggan bisa Melakukan dengan cara berikut :
a. Menentukan penanggungjawab penanganan keluhan pelanggan,
b. Membuat sistim pengaduan pelanggan ; kotak saran, SMS, WA, dll,
c. Menentukan jadwal membuka kotak saran, merekap SMS, WA, dll,
d. Melakukan identifikasi keluhan pelanggan, dan menglompokkan keluhan yang sama atau
relatif sama,
e. Lakukan analisis keluhan pelanggan untuk menentukan prioritas penanganan,
f. Rapat Tinjauan Manajemen (bila diperlukan).
1.2.4 Kaji Banding
Terakhir salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan umum di suatu Puskesmas adalah
dengan melakukan kaji banding. Kaji banding adalah proses membandingkan pelaksanaan
pelayanan umum yang dilaksanakan Puskesmas ke Puskesmas lain yang dianggap lebih baik.
Dengan kaji banding, Puskesmas bisa menggali ke Puskesmas yang lebih baik tersebut berbagai
trik dan cara memberikan pelayanan, sehingga bisa dijadikan acuan untuk melakukan berbagai
perbaikan. Proses kaji banding bisa Melakukan dengan urutan sebagai berikut:
a. Pembentukan tim kaji banding
b. Menentukan penanggung jawab,
c. Membuat instrumen kaji banding ,
d. Menentukan jadwal,
e. Pelaksanaan kaji banding,
f. Laporan kaji banding,
g. Analisis hasil kaji banding,
h. Rapat Tinjauan Manajemen (bila diperlukan).

MATRIKS UPAYA PENINGKATAN MUTU LAYANAN RUANG TINDAKAN

I. s
NoVariabel Indikator Upaya Interpret
Peningkatan asi
Mutu
1 Tenaga 1. Terdapat 2 orang Audit Baik>80%,
Perawatdenganpendidikan Internal Sedang60-80%,
minimal DIII, memiliki STR Kurang<60%.
BTCLS dan SIPP
2. Terdapat 1 orang Dokter
memiliki STR,ATLS dan SIP

2 Peralatan Audit
Atraumatic Restorative Treatment (ART) Baik>80%,
Internal Sedang60-80%,
Enamel Access Cutter Kurang<60%.

Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran Kecil (Spoon - Excavator Small)

Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran Sedang (Spoon Excavator Medium)

Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran Besar (Spoon Excavator Large)

Double Ended Applier and Carver

Spatula Plastik

Hatchet

Batu Asah

Bein Lurus Besar

Bein Lurus Kecil

Bor Intan (Diamond Bur Assorted) untuk Air Jet Hand Piece (Kecepatan Tinggi) (rou
inverted dan fissure)

Bor Intan Kontra Angle Hand Piece Conventional (Kecepatan Rendah) (round, invert
fissure)

Ekskavator Berujung Dua (Besar)

Ekskavator Berujung Dua (Kecil)

Gunting Operasi Gusi (Wagner) (12 cm )

Handpiece Contra Angle

Handpiece Straight

Kaca Mulut Datar No.4 Tanpa Tangkai

Klem/Pemegang Jarum Jahit (Mathieu Standar)


Set Kursi Gigi Elektrik yang terdiri dari:

- Cuspidor Unit

- Meja Instrumen

- Foot Controller untuk Hand fiece

- Kompresor Oilless 1 PK

Jarum exterpasi

Jarum K-File (15-40)

Jarum K-File (45-80)

Light Curing

Mikromotor dengan Straight dan Contra Angle Hand Piece (Low Speed Micro Motor portabl

Pelindung Jari

Pemegang Matriks (Matrix Holder)

Penahan Lidah

engungkit Akar Gigi Kanan Mesial (Cryer Distal)

Pengungkit Akar Gigi Kanan Mesial (Cryer Mesial)

Penumpat Plastis

Periodontal Probe

Periodontal Probe

Penumpat Semen Berujung Dua

Pinset Gigi

Polishing Bur

Skeler Standar , Bentuk Cangkul Kiri (Type Chisel/Mesial)


Skeler Standar , Bentuk Cangkul Kanan (Type Chisel/Mesial)

Skeler Standar, Bentuk Tombak (Type Hook)

Skeler Standar, Black Kiri dan Kanan (Type Chisel/Mesial)

Skeler Ultrasonik

Sonde Lengkung

Sonde Lurus

Spatula Pengaduk Semen

Spatula Pengaduk Semen Ionomer

Set Tang Pencabutan Dewasa (set)

- Tang gigi anterior rahang atas dewasa

- Tang gigi premolar rahang atas

- Tang gigi molar kanan rahang atas

- Tang gigi molar kiri rahang atas

- Tang molar 3 rahang atas

- Tang sisa akar gigi anterior rahang atas

- Tang gigi anterior dan premolar rahang bawah

- Tang gigi molar rahang bawah kanan/kiri

- Tang gigi molar 3 rahang bawah

- Tang sisa akar rahang bawah


Set Tang pencabutan gigi anak

- Tang gigi anterior rahang atas

- Tang molar rahang atas

- Tang molar susu rahang atas

- Tang sisa akar rahang atas

- Tang gigi anterior rahang bawah

Skalpel, Mata Pisau Bedah (Besar)

Skalpel, Mata Pisau Bedah (Kecil)

Skalpel, Tangkai Pisau Operasi

Tangkai kaca mulut

3 Bahan Habis Alkohol


Pakai
Chlorethyl
Anastesi lokal
Fuji IX
Ketac molar
Fletcher
Caviton
4. Perlengkapan
Meubelair Kursi kerja
Lemari arsip
Meja tulis ½ biro
Pencatatan Buku register pelayanan
dan Formulir dan Surat Keterangan lain
Pelaporan sesuai kebutuhan pelayanan yang
diberikan
Formulir Informed Consent
Formulir rujukan
Kertas resep
Surat Keterangan Sakit

II. VARIABEL PROSES

NoVariabel Indikator UpayaPening Interpret


katanMutu asi
1 Kajian 1. Melakukan anamnesis Keluhan Audit Internal Baik>80%,
oleh utama Sedang60-80%,
Perawat 2. Riwayat penyakit dahulu Kurang<60%.
Gigi 3. Riwayat penyakit keluarga
(thrapis 4. Riwayat alergi
gigi)
5. Riwayat kebiasaan / bio psikososial
6. Melakukan pemeriksaan fisik
mengukur tinggi badan
7. Menimbang berat badan
8. Mengukur tekanan darah
9. Menghitung frekuensi nadi
10. Mengukur suhu
11. Menghitung frekuensi nafas
12. Mengukur lingkar pinggang
2 Kajian 1. Melakukan anamnesis terfokus Audit Internal Baik>80%,
Awal oleh 2. Melakukan pemeriksaan fisik dan Sedang60-80%,
Dokter (bilaperlu) pemeriksaan penunjang Kurang<60%.
Gigi 3. Ditegakkan diagnosis
4. Dibuat rencana layanan klinis

III. VARIABEL OUTPUT


NoVariabel Indikator UpayaPening Interpretasi
katanMutu
1 Kelengkap 1. Catatan Anamnesis Audit Internal Baik>80%,
an Isi 2. CatatanPemeriksaanfisikdan Sedang60-80%,
Rekam (bilaperlu) peneriksaanpenunjang Kurang<60%.
Medis
3. Catatan Diagnosis
4. CatatanRencanaLayananKlinis

2 PeraluPem 1. KetanggapanpetugasterhadapPasien Survey Baik>80%,


beriLayan 2. KeramahanPetugas KepuasanPela Sedang60-80%,
an nggan&Penan Kurang<60%.
3. KejelasanPetugasdalamMemberikan gananKeluhan
Informasi Pelanggan
4. KecepatanPelayanan
5. KenyamananRuangTunggu
6. KebersihanRuangPemeriksaan

4.2. Indikator Keselamatan Pasien

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan di pelayanan


pemeriksaan umum perlu diperhatikan keselamatan pasien dengan menggunakan
identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan. Identifikasi resiko Melakukan berdasarkan sasaran keselamatan pasien. Upaya
pencegahan resiko terhadap pasien harus Melakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan
dilaksanakan.

Tujuan dari ditetapkan sasaran keselamatan pasien adalah untuk mendorong


perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien.Sasaran menyoroti bagian-bagian yang
bermasalah dalam pelayanan pemeriksaan umum.Agar sasaran keselamatan pasien
tersebut dapat dicapai maka perlu Melakukan kegiatan-kegiatan yang nyata untuk
mencapai sasaran - sasaran tersebut, untuk selanjutnya dimonitor secara periodik dengan
menggunakan indikator yang jelas dan terukur. Indikator keselamatan pasien yang
disusun di Puskesmas disesuaikan dengan kondisi sarana dan prasarana yang ada, sebagai
berikut :

Sasaran Indikator
Upaya Mencapai Sasaran
No Keselamatan Keselamatan Target
Keselamatan Pasien
Pasien Pasien

1 Tidak terjadinya Kepatuhan 100% 1. Melakukan identifikasi pasien


. kesalahan melakukan minimal dengan tiga cara yaitu:
identifikasi identifikasi nama, umur, dan dengan melihat
pasien gigi pasien pada saat nomor rekam medis pasien,
dalam akan 2. Menyusun SOP Identidikasi
pelayanan melaksanakan Pasien,
pemeriksaan pelayanan 3. Sosialisasi pelaksanaan
umum identifikasi pasien,
4. Kepatuhan pelaksanaan
identifikasi pasien,
5. Monitoring dan tindak lanjut
terhadap kepatuhan identifikasi
pasien.
2 Komunikasi Kepatuhan 100 % 1. Menyusun SOP Komunikasi
. efektif dalam pelaksanaan efektif dan pelayanan klinis,
pelayanan SOP pada saat 2. Sosialisasi SOP Komunikasi
pemeriksaan melakukan efektif dan Pelayanan Klinis,
umum pelayanan klinis 3. Memonitor dan menindaklanjuti
kepada pasien pelaksanaan komunikasi efektif
dalam pelayanan klinis.
3 Pengurangan Kepatuhan 100% 1. Menyusun SOP penggunaan alat
. terjadinya petugas dalam pelindung diri dan CTPS
resiko infeksi pemakaianAPD 2. Sosialisasi SOP penggunaan alat
terkait pelindung diri dan CTPS
pelayanan 3. Memonitor dan menindaklanjuti
Pemeriksaan Kepatuhan pelaksanaan penggunaan APD
umum Petugas dalam 100% dan CTPS
pelaksanaan
hand Hygine

BAB V

PENUTUP

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan


kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat.Konsep kesatuan upaya kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif) menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas kesehatan termasuk
Puskesmas yang merupakan unit pelaksana kesehatan tingkat pertama (primary health
care).Puskesmas bertanggung jawab dalam upaya pembangunan kesehatan yang
bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas, agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Untuk mencapai semua itu, semua petugas pemberi pelayanan harus
melaksanakan kegiatan sesuai standar operasional prosedur yang sudah disusun,
memperhatikan sasaran keselamatam pasien, dan melakukan upaya – upaya peningkatan
mutu pelayanan.Panduan Pelayanan ini digunakan sebagai acuan pelaksanaan pelayanan
Ruang Tindakan di puskesmas mungo.Untuk keberhasilan pelaksanaan pelayanan
pemeriksaan umum diperlukan komitmen dan kerjasama semua pihak. Dengan dapat
Melakukannya hal tersebut maka diharapkan akan menjadikan pelayanan pemeriksaan
umum di puskesmas mungo semakin optimal dan dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien
dan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai