Anda di halaman 1dari 36

Nama : BONA VENTURA CHANDRA WILOPO

Kelas : 2A

Nim : 0241012920007

BAB 51

•MARY SIEGGREEN DAN SUSANNE A QUALLICH

Ada beberapa faktor penyebab kuat dalam perkembangan aterosklerosis, termasuk merokok,
hiperlipidemia, ipertensi, dan diabetes. Beberapa kondisi lain juga berperan, seperti obesitas,
gaya hidup yang kurang gerak, ces hipertrigliseridemia, dan riwayat keluarga.

Penyakit vaskular perifer umumnya terjadi pada klien yang sudah berumur dan klien diabetes.
Hal ini ditandai angan gangguan aliran darah dalam pembuluh perifer. Gangguan ini pada
akhirnya merusak jaringan sebagai akibat dari iskemia, penim bunan zat sisa dan cairan, atau
keduanya. Kerusakan bisa saja dikarenakan penyempitan. obstruksi, atau cedera pada pembuluh
darah, sehingga penghalangi aliran darah. Tanpa penanganan, kerusakan mungkin akan
berkembang pada kematian jaringan atau organ

•RIWAYAT

Setika mengkaji seorang klien, catatlah faktor-faktor penyebab aterosklerosis dan penyakit
vaskular,diabetes melitus. dan jantung begitu juga gangguan tem limfatik. Beberapa klien enggan
menyebut apa yang mereka yakini sebagai manifestasi minor (pembengkakan, ketidaknyamanan
berkala). Oleh karenanya, lakukan pengkajian dengan hati-hati, tanyakan pertanyaan pertanyaan
spesifik dengan cakap, dan waspadalah terhadap informasi yang mengindikasikan manifestasi
awal dari kondisi yang tersembunyi dan berbahaya.Penelitian telah menemukan efek dari
penyakit arteri perifer memiliki akibat psikososial dan emosional yang berarti. Pengkajian
kualitas hidup juga perubahan fungsi dan manifestasi gejala diperlukan untuk menentukan
penanganan yang efeind Ada tujuh tema yang muncul dari sebuah penelitian yang didesain untuk
mengevaluasi etek PAD dari sudut pandang klien. Tema-tema ini adalah (1) diagnosis dan
manajemen PAD, (2) pengalaman manifestasi klinis (gejala). (3) keterbatasan dalam fungsi fisik,
(4) keterbatasan dalam fungsi sosial, (5) komitmen din. (6) ketidakpastian dan ketakutan, serta
(7) adaptasi.

•Data Biografi dan Demografi

Data biografi yang paling sesuai dengan sistem vaskular termasuk umur klien. Aterosklerosis
(pengerasan pembulish) lebih lazim terjadi pada orang yang lebih tua. Penyakit vena, walaupun
juga lebih lazim pada klien tua, mungkin juga ditemukan di orang-orang muda. Tanyakan
tentang pekerjaan, dan jelaskan apakah pekerjaan meningkatkan risiko penyakit vaskular.
•Kesehatan Terkini

Tanyakan tentang onset, faktor-faktor penyebab, frekuens durasi, dan berlangsungnya


manifestasi klinis yang mungkin mengindikasikan kerusakan vaskular. Pada bagian selanjutnya
menjelaskan tentang keluhan-keluhan khas klien yang memiliki penyakit arteri dan vena.

•Keluhan Utama

Kerusakan-Kerusakan Arteri. Manifestasi arteri mungkin terjadi di kepala, ekstremitas atas.


perut, dada, dan ekstremitas bawah. Manifestasi klinis yang berhubungan dengan kepala
termasuk gangguan penglihatan, orientasi, gerakan ekstremitas, simetri wajah, kemampuan
berbicara, dan kemampuan menelan Peristiwa-peristiwa ini mungkin dapat ditemukan dalam
gangguan neurologis serta gangguan vaskular Dokumentasikan kegiatan-kegiatan yang
dibutuhkan untuk menyebabkan nyeri saat manifestasi tersebut muncul. Dalam gangguan arteri
ekstremitas bawah tingkat keterlibatan penyakit dapat diukur dengan jarak klien mampu berjalan
tanpa nyeri, atau jarakklandikasi.

Gangguan Vena. Penyakit vena kronis memiliki serangan yang berbahaya. Banyak klien
yang tidak mengingat peristiwa pencetus. Riwayat keluarga yang positif, riwayat pekerjaan yang
memerlukan berdiri satu tempat, banyaknya kehamilan, varises, atau riwayat flebitis atau
obesitas mungkin menjadi faktornya. Gangguan vena akut biasanya muncul dalam
pembengkakan tiba-tiba di wilayah lokal. Oklusi vena di permukaan ekstremitas atas
menyebabkan ketidaknyamanan di sepanjang pembuluh darah yang terkena Curigai
penyumbatan vena dalam di ekstremitas atas jika terdapat edema yang signifikan di lengan yang
terkena. Nyeri pada penyakit vena memiliki serangan yang lambat. Kekakuan kaki atau kram di
malam hari mungkin dilaporkan. Olahraga dan elevasi meningkatkan aliran balik vena ke
jantung dan umumnya meringankan ketidaknyamanan dan pembengkakan.

•Manifestasi Klinis

Penyakit vaskular mungkin arteri, vena, atau limfatik, tetapi ada juga kondisi neurologi yang
menyebabkan manifestasi yang sama. Tabel 51-1 membandingkan manifestasi klinis arteri dan
vena di ekstremitas bawah. Figur 51-1 memberikan panduan untuk evaluasi manifestasi klinis
yang berhubungan dengan penyakit vaskular.

Nyeri. Pada insufisiensi arteri di ekstremitas bawah, klien mungkin mengeluhkan nyeri kram
kaki di otot gastosoleus yang terjadi selama ambulasi tapi menghilang dengan istirahat selama 1
sampai 2 menit. Nyeri ini disebut klaudiasi intermiten. Nyeri terjadi di kelompok otot distal ke
arteri yang sakit dan merupakan sebuah proses patologi yang sama dengan angina pektoris (sakit
dada). Oleh karena arteri menjadi lebih stenosis, maka nyeri mungkin menjadi lebih parah. Fitur
Uji Diagnostik
Edema. Dalam bentuk yang lebih parah dari gangguan vena, edema ekstremitas bawah mungkin
menjadi keluhan awal. Edema memburuk menjelang penghujung hari dan berkurang setelah
elevasi kaki pada malam hari. Suhu kulit tetap normal atau sedikit meningkat dan berdebar-
debar, walaupun nadi sulit diraba sepanjang edema. mungkin terlihat pertama kali, tetapi ketika
edema menjadi lebih kronis, sklerosis jaringan berkembang dan menjadi lebih sulit untuk
ditekan. Gangguan limfatik juga menyebabkan edema. Jika gangguan limfatik meluas, edema
jaringan menjadi fibrosis dan hampir tidak mungkin untuk ditekan.

Dengan gangguan vena kronis, hasil kebocoran cairan lanjutan di stasis dermatitis dan kulit pada
akhirnya menjadi ulserasi. Ulkus berkembang di sepertiga kaki bagian bawah, biasanya di atas
maleolus medial, di mana tekanan vena tertinggi dan ada lebih banyak vena perforator dari
tempat lain di kaki.

•Tinjauan Sistem

Nyeri pada penyakit vena kronis memiliki serangan Tinjau setiap sistem tubuh yang berkaitan
dengan gangguan yang lambat dan tidak berhubungan dengan olahraga dan vakular periferal.
Tanyakan tentang sakit kepala, pusing.

•Riwayat Medis yang Lalu

Catatlah riwayat kerusakan vaskular. Tanyakan tentang perubahan-perubahan yang


mengindikasikan gangguan vasospastik, seperti perubahan-perubahan warna atau suhu pada jari-
jari. Tanyakan secara spesifik apakah klien memiliki riwayat hipertensi, diabetes, stroke,
serangan iskemik sesaat (transient ischemic attacks-TIA), perubahan penglihatan, rasa sakit di
kaki selama aktivitas, kram kaki, flebitis, pembekuan darah vena atau arteri, pulmonari.

Riwayat Bedah Sebelumnya

Uraikan operasi apa saja yang telah dilakukan klien. khususnya bedah pirau vaskular. Catatlah
jika ada angiografi, cangkok endovaskular atau penempatan sten. atau pengangkatan arteri atau
vena dari ekstremitas bawah. Hal ini dibahas dengan lebih rinci dalam bab selanjutnya tentang
gangguan vaskular dan jantung.

•Alergi

Catatlah alergi, khususnya terhadap yodium. Yodium ditemukan dalam zat kontras yang
digunakan dalam Agnosis untuk gangguan vaskular.

Obat

Catatlah obat tertentu yang diminum klien, termasuk obat bebas dan herbal. Beberapa obat
meningkatkan risiko gangguan vaskular (seperti pil KB). Tanyakan secara khusus tentang
penggunaan resep dan produk-produk nikotin bebas. Tanyakan tentang penggunaan obat-obatan
ilegal atau narkoba.
•Kebiasaan Diet

Tentukan asupan nutrisi dan cairan klien . Tanyakan tentang asupan protein dan kalori yang
biasa dikonsumsi. Juga tanyakan tentang asupan natrium, kolesterol, dan lemak. Klien yang
memiliki berat badan kurang atau lebih dapat berisiko terganggunya penyembuhan dan
berkembangnya ulkus vaskular. Apakah klien melaporkan sesak napas atau merasa mual sant
makan? Keseluruhan asupan diet seharusnya mendukung pemeliharaan berat badan ideal.
Tanyakan tentang penurunan berat badan terakhir atau rasa sakit di perut saat makan selama 20
menit. Hal ini mungkin mengindikasikan iskemia arteri mesenterika

• Sosial

Catat riwayat pekerjaan, termasuk jumlah jam yang dihabiskan dalam berbagai posisi atau
aktivitas (berdiri. duduk berkepanjangan, berjalan, menggunakan mesin getar). Beberapa
pekerjaan memerlukan kontak dengan bahan kimia atau berhubungan dengan lingkungan dingin
atau basah; hal ini perlu dicatat juga. Berbagai bentuk nikotin adalah vasokonstriktor yang kuat.
Riwayat merokok lengkap penting sebagai bagian dari kajian vaskular. Bahas penggunaan
tembakau kunyah. sigaret, cerutu, dan tembakau pipa.

Dapatkan informasi terkait frekuensi dan durasi manifestasi, aktivitas pencetus, dan
pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari memungkinkan menentukan keparahan penyakit.

Jika seorang klien pria emiliki penyakit aortoiliak, tanyakan tentang permasalahan si ereksi.
Penting untuk mengkaji tingkat stres, keadaan nal, dan mekanisme koping klien. Tetaplah peka
hadap etek emosi gangguan vaskular periferal. Klien mungkin emiliki kekhawatiran tentang
ketidakmampuan untuk pelakukan perawatan diri dan tentang perubahan dalam pran dan
performa seksual. Ketakutan akan amputasi atau garuman fungsi mungkin terlihat jelas

• Keluarga

Riwayat kesehatan keluarga membantu menentukan faktor or risiko dan melengkapi tanda-tanda
manifestasi yang dilaporkan dan diamati. Catatlah berbagai riwayat diabetes, hipertensi, penyakit
arteri koroner, penyakit kolagen, dan penyakit vaskular perifer keluarga.

•PEMERIKSAAN FISIK

Pengkajian sistem vaskular membolehkan perbandingan satu sisi dengan yang lainnya.
Pengkajian tekanan darah, pemeriksaan nadi, warna, dan suhu adalah bilateral.

•Inspeksi

Amati ekstremitas, catat warna kulit, distribusi bulu, dasar buku dan waktu pengisisan kapiler,
adanya atropi otot atau edema, pola vena, dan ulkus. Bandingkan satu sisi dengan yang lainnya,
mulai dengan kepala dan ekstremitas atas, dan teruskan ke tungkai dan kaki.
•Warna kulit

Ada kisaran warna kulit yang normal. Lokalisasi area sianosis, kemerahan, atau pucat mudah
dilihat pada seseorang yang berkulit terang (Figur 51-3) tetapi lebih sulit dilihat pada seseorang
yang berkulit lebih gelap (Figur 51-4). Bagi semua klien, perubahan warna kulit paling baik
dibandingkan dengan anggota tubuh yang sejajar. Pucat iskemik mungkin diketahui dengan
membandingkan telapak tangan, telapak kaki, atau dasar kuku. Klien dengan gangguan arteri
mungkin memiliki ekstremitas pucat dan sianosis (semburat biru) atau ekstremitas merah pada
gangguan vena.

•Distribusi Bulu

Kurangnya pertumbuhan bulu mungkin mengindikasikan sirkulasi kronis yang tidak memadai
pada sebuah daerah Hal ini bukan indikasi valid dari kelainan arteri akut.

•Waktu Pengisian Kapiler

Waktu pengisian kapiler adalah sebuah evaluasi perfusi perifer dan curah jantung. Pengkajian ini
biasanya diselesaikan saat nadi diperiksa Tekan bantalan kuka atau telapak jari kaki sampai
memutih atau menjadi putih. Lepaskan tekanan pada daerah yang memutih, dan catat berapa
lama warna kulit kembali. Kapiler biasanya mengal dalam bilangan detik, tetapi waktu "normal"
berkisar 3 detik agar warna kulit kembali.

• Otot

Bisa ada banyak penyebab atropi otot pada sebuah ekstremitas. Jika atropi dicurigai, bandingkan
dengan otot di sisi sebaliknya.

•Edema

Untuk meninjau edema tungkai, tekan dengan jempol Anda kulit kaki klien atau tulang kering
selama 5 detik. Jika kulit membengkak, lekukan atau lubang akan menetap (sehingga).

•Ulkus

Catat adanya luka kulit atau jaringan parut (mengindikasikan ulkus yang sudah sembuh); retakan
pada kaki dan ulkus di pergelangan kaki dan tumit mungkin menjadi tanda kelainan arteri.
Jaringan nekrosis (lihat Figur 51-4) dan gangren mungkin muncul pada penyakit arteri yang
parah. Periksa antara jari-jari kaki untuk ulkus lembap yang menembus ruang jaringan.

-Palpasi

•Suhu

Palpasi lengan dan tungkai dengan permukaan punggung tangan Anda, dan catat suhunya (baca
Bab 48). Suhu seharusnya sama dengan anggota tubuh kontralateral. Vasokonstriksi bilateral
mungkin disebabkan oleh merokok, suhu lingkungan, kegelisahan, atau penyakit arteri umum.
Vasokonstriksi arteri lokal atau unilateral mengindikasikan penyakit arteri. Gangguan vena
mungkin menyebabkan naiknya suhu kulit lokal.

•Denyut

Palpasi denyut dengan menempatkan tiga jari pertama dari tangan dominan Anda sepanjang
arteri yang dipilih. Tekan dengan lembut arterinya, diikuti dengan pelepasan bertahap. Pada
ekstremitas atas, lakukan palpasi denyut nadi pada arteri temporalis, karotis, brakialis, radialis,
dan ulnaris, dan denyut femoralis, popliteal, tibialis posterior. serta dorsalis pedis (ekstremitas
bawah). Palpasi denyut secara bilateral dan serempak, kecuali untuk denyut karotis. Palpasi
denyut karotis secara terpisah untuk menghindari stimulan dari sinus karotis, yang mungkin
menghasilkan bradikardi atau beriti sinus (sinus arrest) Kaji denyut arteri ulnaris selama tes
Allen (Kotak 51-1), Tes Homan yang digunakan di masa lalu untuk mengkaji trombosis vena
dalam, namun tidak lagi digunakan karena tes itu sendiri mungkin menyebabkan pembekuan
untuk menghilangkannya dan menjadi emboli (Kotak 51-2).

Catat apakah denyut terasa tidak sama secara bilateral Denyut dorsalis pedis secara kongenital
tidak ada kira kira 10% sampai 17% dari populasi normal orang dewasa. Denyut tibialis posterior
tidak ada secara kongenital pada 9% populasi orang berkulit hitam dewasa di Amerika Serikat.
Pada klien yang lebih tua, denyut dorsalis pedis dan tibialis posterior mungkin lebih sulit
dipalpasi, lika ditemukan, tandai daerah dengan pena untuk pemeriksaan nantinya. Klien yang
memiliki cangkok arteri memiliki denyut yang dapat diraba sepanjang cangkokan. Aorta dapat
dengan mudah dipalpasi pada orang kurus dengan menempatkan tangan di atas perut tepat di
bawah prosesus sifoideus.

-Auskultasi

•Tekanan Darah Ekstremitas

Pengukuran tekanan darah arteri paling umum dilakukan dengan tes fungsi jantung dan vaskular
noninvasif. Hal ini mungkin indikator tunggal paling baik dari perfusi arteri. Stenosis atau oklusi
arteri memproduksi hipotensi regional. Auskultasikan tekanan darah di kedua lengan. Sebuah
perbedaan 20 mm Hg antara bacaan ekstremitas mungkin mengindikasikan diseksi aorta atau
stenosis arteri subklavian. Dokumentasikan bacaan asimetris. Seluruh pengukuran tekanan darah
berikutnya harus dilakukan di lengan dengan bacaan telih tinggi. Ukur tekanan darah klien dalam
posisi terlentang, duduk, dan berdiri pada kajian pertama, dan catat posisi klien dan daerah yang
digunakan untuk setiap bacaan. Catatlah perubahan ortostatis (posisional) pada tekanan darah.

Auskultasikan di atas arteri karotis, aorta, dan renal, arteri femoral, dan popliteal untuk mengkaji
adanya suara: Suaranya adalah suara "mendesing" yang mungkin lembut atau keras; hal ini
dihasilkan dari turbulensi aliran darah dari dinding pembuluh yang ireguler. Adanya suara
mengindikasi penyempitan arteri. Suara-suara arteri ini lebih baik didengar dengan stetoskop.
•UJI DIAGNOSTIK

Berikut ini adalah rangkuman dari tes yang digunakan untuk mengkaji tingkat penyakit arteri
klien. Untuk aturan keperawatan spesifik dengan penanganan sebelum dan sesudah prosedur
pada masing-masing tes, carilah keterangan di buku tes diagnostik.

•Uji Noninvasif

Teknik diagnostik noninvasif telah dianggap makin berperan penting pada manajemen gangguan
vaskular Tes diagnostik noninvasif memberikan data yang dapat dipercaya dan objektif yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi tingkat penyakit vaskular. Variabel-variabel termasuk
kecepatan aliran darah, ketidaknormalan aliran darah, dan beberapa ukuran keterbatasan fungsi.

•Indeks Brakial Pergelangan kaki

Indeks brakial pergelangan kaki (Ankle-Brachial index [ABI]) adalah parameter yang umumnya
digunakan untuk evaluasi menyeluruh status ekstremitas. Tes ini mengukur tekanan darah di
pergelangan kaki dan di lengan saat klien dalam keadaan santai. Pengukuran diulang di kedua
daerah setelah berjalan 5 menit di atas treadmill Hasil dari ABI ini digunakan untuk
mendokumentasikan keparahan penyakit arteri ekstremitas bawah. Penurunan pada pengukuran
ABI dengan olahraga adalah indikator adanya penyakit arteri.

•Ultrasonografi Doppler

Instrumen ultrasonografi Doppler genggam memungkinkan pengkajian penyakit arteri melalui


evaluasi sinyal arteri yang dapat didengar atau pengukuran tekanan darah anggota tubuh.
Ultrasonografi Doppler ini sederhana dan tidak mahal, tetapi tekniknya mungkin tidak
mendeteksi penyakit minor, dan kurang akurat dari pada pemindaian dupleks (baca pembahasan
selanjutnya).

USG modus kecerahan (B-mode) merujuk kepada penciptaan gambar dua dimensi dari
gelombang USG.. Ini bisa digunakan untuk meninjau ukuran dan kompresibilitas pembuluh, pola
aliran, ada atau tidak adanya fungsi trombus, dan katup.

•Pemindaian Ultrasonik Duplex

Pemindai ultrasonik Duplex digunakan untuk melokalisi gangguan vaskular, mengevaluasi


tingkat stenosis, dan menentukan ada atau tidak adanya refluks vaskular (arus balik). Tes
anatomi dan psikologi ini mengevaluasi efek hemodinamis luka arteri. Ia juga modalitas nonivas
yang paling sensitif dan terperinci untuk mendeteksi DVT.

•Pletismografi udara

pletismografi udara (air plethysmography [APGI) menggunakan pneumatic plethysmograph


untuk mengukur perubahan volume tungkai. Refluks vena, obstruksi vena, fungsi pompa otot
gastrosoleus, dan volume vena dapat hakur. Sebuah manset besar dipakaikan di betis klien, dan
volume udara yang diketahui ditanamkan untuk mengalibrikasi manset. Volume vena, fraksi
ejeksi, dan fraksi volume residu kemudian diukur.

•Impedansi Pletismografi

Impedansi Pletismografi (IPG) dan photoplethysmography (PPG) juga digunakan untuk


mengukur perubahan volume darah vena di ekstremitas. Selama prosedur, elektroda dari
pletismograf digunakan di tungkai bersamaan dengan manset tekanan. Saat tekanan naik,
hambatan listrik naik; sehingga kualitas aliran darah vena ditunjukkan.

•Tes Olahraga

Tes olahraga atau stres menyajikan pengukuran objektif dari keparahan klaudikasi intermiten.
Metode yang paling umum digunakan untuk tes stres adalah olahraga dengan treadmill. Tes ini
sama dengan yang digunakan klien yang melakukan tes stres jantung, kecuali kecepatan berjalan
biasanya adalah 1,5 sampai 2 mil per jam (mph) dengan tingkat elevasi 10% sampai 20 % dan
batas waktu 5 menit. Seorang klien yang dapat berjalan selama 5 menit dianggap gejala ringan;
waktu berjalan 1 menit menunjukkan penyakit parah.

Penampilan dalam tes treadmill juga diukur dengan pengukuran tekanan sistolik pergelangan
kaki. Pada klien asimtomatik (tak bergejala), waktu yang diperlukan untuk kembali ke tekanan
pergelangan kaki sebelum olahraga adalah kurang dari 3 menit dengan penurunan dari garis
batas 20% atau kurang. Pada klien dengan klaudikasi intermiten, waktu pemulihan lebih lama;
tekanan pergelangan kaki biasanya kurang dari 50 mm Hg dan mungkin tidak dapat dicatat
selama pemulihan.

•Tomografi Komputer

Tomografi Komputer (CT) menyediakan penampang dinding pembuluh dan struktur lainnya. CT
scan dapat digunakan untuk mendiagnosis aneurisma aorta perut dan komplikasi pascaoperasi,
seperti infeksi dan oklusi graft, perdarahan, dan abses

•Magnetic Resonance Imaging

Magnetic Resonance Imaging (MRI) digunakan untuk mendeteksi perubahan jaringan, seperti
tumor, aneurisma, dan DVT, pada vena pelvik vena iliaka. Aliran darah di sebuah ekstremitas
dievaluast, dengan anggota tubuh yang diperiksa ditempatkan di penunjang seperti buaian di
dalazi silinder yang bergeser.

-Uji Invasif

•Arteriografi
Arteriografi kontras dilakukakan jika klien bersedia untuk menjalani pembedahan atau intervensi
perkutan. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi luka di dalam arteri dan secara intraoperatif
untuk mengevaluasi hasil dari operasi. Prosedurnya meliputi penyuntikan zat kontras pada sistem
arteri dan melaksanakan penelitian radiografi.

•Venogarafi

Venografi, dilakukan dengan cara yang sama dengan arteriografi, ia digunakan untuk meneliti
sistem vena. Venografi digunakan untuk mendeteksi DVT dan kelainan lainnya seperti katup
yang tidak berfungsi. Tes diagnostik ini kurang sering dilakukan di masa lalu, Baru-baru ini,
laboratorium penelitian vaskular noninvasif mengemukakan risiko lebih sedikit, lebih akurat, dan
menyediakan informasi fungsional juga.

•Magnetic Resonance Angiography

Magnetic Resonance Angiography (MRA) menggunakan teknik gambar magnetis untuk


mengakses pembuluh darah. Keuntungan dari teknik ini adalah gambar tidak dihalangi oleh
tulang, gas yang dihasilkan usus, lemak, atau klasifikasi faskular. Anatomi pembuluh
ditampilkan dalam bentuk angiogram tiga dimensi. MRA dapat digunakan untuk mengukur
volume tekanan darah dan kekentalan darah. Hal itu adalah modalitas noninvasif.
Kekurangannya adalah ketersediaannya yang terbatas, biayanya, dan mengharuskan klien untuk
diam selama prosedur. MRA tidak dapat digunakan bagi orang yang menggunakan alat pacu
jantung atau klip aneurisma intrakranial.

•Endoskopi Vaskular (Angioscopy)

Endoskopi vaskular memungkinkan penggambaran penyakit intraarteri dengan menggunakan


teknologi serat optik Gambarnya berwarna dan dalam bentuk tiga dimensi. Keuntungan utama
dari angioskopi adalah visualisasi internal dari lumen pembuluh. Hal ini memungkinkan
identifikasi trombus (pembekuan darah), plak. perdarahan, ulserasi, atau embolus (pembekuan
yang telah putus dari trombus dan bersarang di arteri yang lebih tersembunyi). Angioskop dapat
digunakan untuk menghilangkan rontokan dari pembuluh dan untuk mengecek integritas
anastomosis (garis jahitan yang menghubungkan pembuluh yang dicangkokkan ke pembuluh
asli) dari dalam pembuluh. Ia juga mungkin digunakan untuk menghilangkan katup vena dalam
persiapan untuk penggunaan vena sebagai tandur pirau.

Komplikasi endoskopi vaskular jarang terjadi tetapi mungkin melingkupi kerusakan lapisan
intima, kejang otot, trombosis atau emboli, perforasi, kelebihan cairan.. dan infeksi. Perawatan
setelah prosedur sama dengan perawatan yang dilakukan oleh klien yang telah menjalani
angiografi.

•Intravascular Ultrasonography
Intravascular Ultrasonography menyediakan informasi tentang aterosklerosis pada lapisan intima
di bawah permukaan luminal. Dengan demikian dapat menentukan ketebalan dinding arteri dan
dapat membedakan trombus dan kalsifikasi dinding pembuluh dari jaringan vaskular,
memungkinkan pengangkatan luka yang lebih tepat.. Penafsiran scan yang khusus diperlukan.

-Uji Laboratorium

Elevasi dalam profil lemak total, atau bagian tertentu dari itu, merupakan faktor risiko utama
dalam perkembangan aterosklerosis, dan pengukuran-pengukuran sifat pembekuan darah klien
adalah bagian dari evaluasi keparahan penyakit kardiovaskular. Rujuklah pembahasan relevansi
nilai-nilai laboratorium di dalam bab tentang gangguan vaskular (Bab 53) dan gangguan fungsi
jantung (Bab 56).

BAB 54

Menurut Social Security Administration, penyakit kardiovaskular menjadi penyebab kematian


dini, cacat permanen pada tenaga kerja Amerika Serikat saat ini. Pada populasi usia 60 tahun ke
atas, penyakit kardiovaskular menjadi pembunuh nomor satu di dunia. Mereka yang meninggal
karena penyakit kardiovaskular, 80-90% di antaranya memiliki satu atau lebih faktor risiko.
Insiden dan prevalensi penyakit kardiovaskular meningkat sehingga saat ini menjadi pandemik
tanpa ada kecenderungan tertentu.

Menurut pekiraan WHO tahun 2003, total kematian akibat penyakit kardiovaskular adalah
16,7 juta. Sekitar 8% kematian berasal dari negara berpendapatan rendah dan sedang. Tahun
2010, penyakit kardiovaskular diperkirakan menjadi penyebab kematian utama di negara
berkembang." Penyakit kardiovaskular tidak mempunyai kecenderungan secara geografis,
gender ataupun sosial ekonomi. Penyakit kardiovaskular menyerang tiap tahun. Penyakit
kardiovaskular berpengaruh pada individu yang sedang berada di puncak pertengahan hidupnya,
merusak masa depan keluarga yang bergantung pada individu tersebut, mengganggu
pembangunan negara dengan menyerang mereka yang bekerja pada usia paling produktif
sepanjang hidup mereka.

•RIWAYAT
Riwayat penyakit meliputi informasi subjektif yang didapat dari klien maupun keluarga atau
teman klien. Jika kondisi klien stabil, riwayat yang detail akan dapat diperoleh. Riwayat klien
akan bermanfaat bagi perawat untuk mengevaluasi dampak penyakit yang diderita klien terhadap
personal. kehidupan sosial, pekerjaan, dan tanggung jawab klien.

•Data Biografi dan Demografi

Data biografi dan demografi meliputi nama, usia, jenis kelamin, tempat lahir, status pernikahan,
pekerjaan dan latar belakang ras/etnik. Gangguan kesehatan dapat menyebabkan perubahan
dalam pekerjaan utama klien dan satatus dalam keluarga. Secara kultural, dapat diketahui

-Unit 13

•Gangguan pada Jantung

bahwa penyakit jantung dapat menyerang individu dengan kultur yang berbeda-beda. Transisi
ekonomi,industrialisasi, globalisasi membawa perubahan gaya hidup yang dapat menimbulkan
penyakit jantung

Prevalensi, insiden, dan kematian akibat penyakit kardiovaskular bervariasi berdasarakan ras dan
jenis kelamin. Insiden rata-rata kejadian kardiovaskular meningkat dari 7 per 1.000 orang berusia
35-44 tahun menjadi 68 per 1.000 pada usia 85-94 tahun. Bagi wanita, hal yang sama 'Kematian
akibat penyakit kardiovaskular pada pria dan wanita lebih tinggi dibandingkan kematian akibat
kanker. Pada sebagian wanita, kematian akibat penyakit kardiovaskular pada wanita kulit hitam
lebih tinggi dibandingkan wanita kulit putih. Pada sebagian wanita lain, penyakit kardiovaskular
merupakan penyebab kematian terbesar dibandingkan penyebab kematian lain (kanker. penyakit
paru obstruktif, penyakit alzheimer, diabetes melitus dan kematian akibat kecelakaan), yaitu
sekitar satu kematian tiap menit.

•Riwayat Penyakit Sekarang

Dokumentasi perkembangan manifestasi peyakit dari awal sampai sekarang membantu


mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan kondisi-kondisi yang membuat klien
berobat.

•Keluhan Utama

tanda penyakit yang diderita. Melengkapi pertanya manifestasi klinis, beberapa pertanyaan
diajukan u mendapatkan informasi spesifik mengenai "OLD CAAR (Onset, Location (lokasi),
Duration durasi). Charactri karateristik), Associated manifestaricin [klinis terka Aggravating
factor [faktor yang memperberat), Relieving factor [faktor yang memperingan), Akronim
"OLDICAR dapat membantu untuk mengingat hal apa saja yang haru ditanyakan ke klien.
Terdapat beberapa penyakit jantung yang umum terjadi, beberapa di antaranya menyebabkan
nyeri dada
•Manifestasi Klinis

Untuk mengetahui lebih baik kuantitas nyeri dada, tanyalah kepada klien menggunakan skala 1
(kurang nyeri) sampai 10 (paling nyeri). Skala ini dapat digunakan sebagai pembanding episode
nyeri dada di masa mendatang. Sebagai contoh, klien menlaporkan nyeri berada pada 10/10 saat
masuk dan kemudian menjadi 3/10 setelah mendapatkan obat vasodilator. Lihat Bab 20 untuk
mengetahui jenis nyeri dan pengkajiannya.

Manifestasi Klinis Terkait. Penjalaran nyeri ke lengan (terutama kiri), tenggorok, dagu, telinga,
bahu atau punggung belakang merupakan ciri khas angina. Nyeri di daerah epigastrik, unilateral
atau kuadran kanan atas bukan merupakan ciri khas angina. Manifestasi klinis sesak napas, mual,
muntah, palpitasi, sinkop bias berhubung dengan angina. Keletihan selama beberapa minggu
sebelum episode penyakit jantung biasa ditemukan pada wanita dan menjadi tanda penting yang
harus diperhatikan. Takikardia dan batuk tidak khas untuk angina.

Faktor yang Memperberat. Nyeri angina kemungkinan berhubungan dengan faktor tertentu.
Nyeri dada yang berasal dari angina pektoris stabil berkembang saat aktivitas berat, konsumsi
makanan berat, stimulasi karena emosional, stimulasi karena seksual, suhu yang ekstrem, atau
mengejan saat defekasi. Dengan beristirahat atau nitrogliserin sublingual akan meredakan nyeri.
Nyeri dada yang disebabkan oleh sindrom konorer akut atau infark miokard yang terjadi saat
istirahat atau terbangun dari tidur dapat mengonsumsi nitrogliserin sublingual untuk meredakan
nyeri. Nyeri yang memburuk dengan perubahan posisi, palpasi, batuk, bernapas dalam atau saat
makan merupakan ciri khas angina

Faktor yang Memperingan. Nyeri angina biasanya dapat diatasi dengan istirahat atau obat
vasodilator seperti nitrogliserin, oksigen, dan juga relaksasi. Nyeri dada yang tidak dapat diatasi
dengan intervensi ini dan berlangsung 20 menit menyiratkan sindrom koroner akut

•Pengkajian

(acute coronary syndrome [ACS]). Nyeri dada yang mereda dengan perubahan posisi, makan,
antasida, atau pergerakan merupakan karakteristik angina, Gambaran uji diagnostik berikut
menjabarkan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengintegrasi keluhan utama nyeri dada
dengan manifestasi klinis yang ada dan uji yang sesuai untuk menentukan diagnosis penyakit.

-Palpitasi. Palpitasi berasal dari bahasa latin palpitare yang Palpitasi adalah sens denyut jantung
yang cepat, ireguler, berdebar, atau berdentam, dan dapat disertai kecemasan. Onset dan akhir
palpitasi sering kali tidak terdeteksi. Beberapa manifestasi hampir sama seperti episode sinkop
(perubahan penglihatan, kelemahan, pusing, mual, atau diaforesis) dengan aura mereka berpikir
seperti mau pingsan tetapi tidak ada penurunan atau kehilangan kesadaran. Hal ini diketahui
sebagai presinkop. Presinkop yang diikuti palpitasi merupakan kejadian serius dan membutuhkan
evaluasi sinkop yang terus-menerus,SILI
Tanyakan kepada klien (1) pengobatan, khususnya penggunaan obat flu atau semprot hidung
dengan dekongestan yang dijual bebas; (2) konsumsi kopi: (3) riwayat pengobatan tiroid: (4)
frekuensi atau pola; (5) durasi palpitasi dan (6) manifestasi lain seperti pusing. sesak napas, nyeri
dada yang berhubungan dengan onset palpitasi. Adakah riwayat di dalam keluarga yang pernah
menderita disritmia atau gangguan pacemaker?

-Sianosis. Sianosis adalah diskolorisasi kebiruan pada membran mukosa atau kulit yang
disebabkan oleh Penurunan kadar hemoglobin atau penurunan perfusi darah. Dua bentuk
sianosis, yaitu sentral dan perifer. Sianosis sentral merupakan hasil dari penurunan saturasi
oksigen akibat gangguan fungsi paru (adanya penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi
atau ketidakmampuan darah mengikat oksigen di paru-paru). Penyebab sianosis juga termasuk
penyakit paru tingkat lanjut, aliran pirau kanan ke kiri dalam jantung atau edema paru. Sianosis
sentral tidak terjadi pada awal proses penyakit; sering kali merupakan tanda akhir yang
menunjukkan penyakit tingkat lanjut. Stanosis perifer merupakan hasil dari penurunan aliran
darah ke ekstremitas yang disebabkan oleh vasokotriksi kutaneus (akibat paparan dingin) atau
penurunan curah Jantung (akibat syok atau gagal jantung)..

Tanyakan klien tentang riwayat penyakit jantung kongenital atau gangguan darah. Selidiki
mengenai penyakit jantung atau paru yang mendasari meliputi penyakit paru abstraktif kronis,
emfisema, merokok, paparan asbes atau zat kimia, infark miokard sebelumnya atau gagal jantung
kongestif. Sinkop. Sinkop atau pingsan adalah kehilangan kesadaran sementara yang berkaitan
dengan penurunan perf serebral. Hal terpenting dalam evaluasi sinkop adalah riwayat medis
untuk mengetahui penyebabnya lika episode sinkop diketahui, sangat penting untuk menanyakan
secara langsung kepada orang yang menyaksikan untuk mendapatkan riwayat yang lengkap
Kebanyakan episode sinkop berasal dari jantung sepert disritmia, vasovagal, sinkop
neurokardiogenik. Beberap episode sinkop didahului oleh manifestasi klinis denyut jantung yang
cepat. penurunan penglihatan, lemah, pusing. mual atau diaforesis Walaupun disritmia jantung
(denyut jantung ireguler) dapat memicu penurunan curah jantung, disritmia dpat menyebabkan
sinkop tanpa gejala. Obat tertentu (antidisritmia, antibiotika) dapat memperpanjang interval CT
dalam siklus jantung, yang menyebabkan sinkop. Gangguan katup, terutama stenosis aorta dapat
menyebabkan perubahan hemodinamik sirkulasi yang dipicu oleh aktivitas dan menyebabkan
sinkop atau vertigo. Proses berkemih, defekasi, serangan iskemia transien atau deplesi volume
(akibat penggunaan diuretik, mual, muntah, diare, anemia berat) dapat menyebabkan sinkop.
Kejang didahului oleh aura prodormal seperti inkontinensia urine atau fase konfusi.

-Sinkop vasovagal (disebabkan oleh peningkatan tonus nervus vagus) dapat terjadi setelah nyeri
mendadak. rasa takut, penglihatan, penciuman maupun suara yang tidak menyenangkan. Sinkop
neurokardiogenik biasanya didahului perubahan posisi dari tidur atau duduk ket berdiri atau
karena berdiri dalam jangka waktu yang lama. Gangguan psikiatrik (kecemasan atau depresi),
nyeri, atau ketergantungan alkohol atau obat juga dapat menyebabkan sinkop
-Dispnea. Dispnea (sesak napas) didefinisikan sebagai napas pendek atau kesulitan bernapas.
Seperti nyeri dada, manfestasi ini pada umumnya terjadi pada klien dengan gangguan jantung
dan paru-paru. dan dapat juga berkaitan dengan gangguan dinding dada, otot-otot respirasi dan
kecemasan. Dispnea mendadak dapat terjadi bersamaan dengan demam, paparan ketinggian,
edema paru akut, hiperventilasi, anemia, pneumonia, pneumotoraks, emboli paru, dan obstruksi
pernapasan. Dispnea kronis juga dapat terjadi pada klien dengan kecemasan, depresi, gagal
jantung kiri, penyakit paru, efusi pleura, asma, obesitas, kebugaran fisik yang buruk, atau kondisi
psikosomatis. Dispnea yang disertai mengi (wheezing) dapat terjadi pada gagal ventrikel kiri
(asma jantung) dan konstriksi bronkiolus (asma bronkial). Identifikasi dan terapi apnea tidur
obstruktif (obstructive sleep apnea [OSA]) dapat merupakan faktor risiko tambahan penyakit
kardiovaskular. Terdapat beberapa bentuk dispnea: exertional dyspnea, ortopnea, dispnea
nokturnal paroksismal

-Exertional Dyspnea. Merupakan bentuk dispnea paling sering yang berkaitan dengan jantung.
Disebut juga dispnea saat aktivitas atau dispnea angina, terjadi saat melakukan aktivitas fisik
ringan sampai sedang dan membaik dengan istirahat. Jika memberat, exertional dyspnea dapat
membatasi toleransi aktivitas. Tanyakan kepada klien derajat aktivitas yang dapat memicu sesak,
seperti berjalan menaiki tangga atau berjalan ke kotak pos. Berapa lama terjadi sesak napas?
Adakah gejala lain yang menyertai sesak napas? Hal apa yang dapat meringankan sesak?
Kondisi bukan karena jantung seperti obesitas. kondisi tubuh yang buruk, anemia, asma, dan
obstruksi nasal juga dapat memicu dispnea saat aktivitas ringan.

-Ortopnea. Ortopnes (sulit bernapas kecuali saat duduk tegak atau berdiri) berasal dari
peningkatan tekanan vena dan kapiler paru saat individu berbaring telentang, dan membaik jika
orang tersebut duduk tegak atau dalam posisi semivertikal. Terdapat sesak dan batuk pada klien
ventrikel kiri atau penyakit katup mitral dan kemungkinan juga terjadi pada penyakit paru
obstrukstif kronis berat at asma. Klien dengan ortopnea menggunakan dua atau lebih bantal saat
berbaring untuk menghindari dispnea.

Tanyakan pada klien hal apa yang membantu mereka bernapas dengan baik. Dalam posisi apa
mereka tidur? Atau berapa bantal yang mereka gunakan? Apakah individu duduk dengan
menggantungkan kaki pada sisi tempat tidur? Catat derajat elevasi yang dibutuhkan untuk dapa
bernapas dengan baik. Ortopnea mengindikasikan adanya kondisi yang lebih serius pada sistem
kardiopulmonal dibandingkan exertional dyspnea,

-Dispnea Nokturnal Paraksismal. Dispnea nokturnal

paroksismal (paroxysmal nocturnal dyspneu (PND)) adalah dispnea (sesak napas) saat tidur
sehingga terbangun dari tidur karena "serangan sesak mengerikan Hal ini disebabkan oleh gagal
ventrikel kiri dan biasanya terjadi 2 sampai 4 jam sesudah seseorang tidur. Dispnea membaik
setelah 15 sampai 30 menit duduk atau bangun dari tidur. Dispnes biasanya tidak akan terjadi
lagi walau klien kembali tidur Sesak dapat ringan atau dapat menjadi berat disertai meng batuk,
napas terengah-engah, diaforesis, dan kecemasan Beberapa episode berkaitan dengan gagal
ventrikel kiri berat yang berkembang menjadi edema paru, Batuk dapat terjadi produktif atau
nonproduktif, yang biasanya terjadi setelah dispnea nokturnal paroksismal saat klien berusaha
untuk mengeluarkan sekret paru. Batuk darah juga dapat terjadi berupa bekuan darah maupun
darah dalam sputum. Hemoptisis (batuk darah) berasal dari stenos mitralis, edema paru maupun
penyakit paru Tanyakan kepada klien mengenai pola dispnea nokturnal paroksismal (misalnya
terjadi tengah malam). Apakah mereka dapat tidur telentang atau tertidur dengan bersandar? Ca
pula jika klien telah didiagnosis menderita aprea tidur obstruktif.

-Keletihan. Keletihan (fatigue) atau kelelahan dap menyertai dispnea. Keletihan adalah kelelahan
yang menyertai aktivitas. Wanita lebih banyak menceritakan ra lelah (dibandingkan nyeri dada)
beberapa minggu sebelum serangan jantung. Keluhan lelah pada wanita sebaikny dijadikan
penanda penting akan adanya serangan jantung

-Hipertensi (didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih atau sama dengan 140 mm Hg atau
tekanan diastolik lebih atau sama dengan 90 mmHg) adalah faktor risiko independen penyakit
kardiovaskular dan membutuhkan pencegahan baik primer maupun sekunder. Menurut American
Heart Association, tekanan darah untuk mencegah serangan jantung dan atau stroke adalah
sebagai berikut: tekanan darah dipertahankan di bawah 140/90 mmHg: di bawah 130/85 mm Hg
bagi penderita kerusakan ginjal atau gagal jantung atau di bawah 130/80 mm Hg bagi penderita
diabetes melitus. Data terkini merekomendasikan untuk menurunkan tekanan darah, karena
tekanan darah merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular, dimulai dari 115/75 mmHg,
risiko meningkat dua kali lipat setiap peningkatan 20/10 mmHg." Lebih lanjut disimpulkan
bahwa tekanan darah sistolik lebih dari 140 mm Hg pada individu berusia lebih dari 50 tahun
merupakan faktor risiko yang lebih penting dibandingkan tekanan darah diastolik dan individu
yang mempunyai tekanan darah sistolik 120-139 mm Hg atau tekanan diastolik 80-89 mm Hg
ditetapkan sebagai prahipertensi dan membutuhkan modifikasi gaya hidup yang lebih sehat
untuk mencegah penyakit kardiovaskular,"

-Diabetes melitus adalah faktor risiko lain yang penting bagi penyakit kardiovaskular. Jumlah
penderita diabetes melitus diperkirakan meningkat dari 171 juta pada tahun 2000 menjadi 366
juta pada tahun 2030," Diperkirakan sekurang-kurangnya 65% penderita diabetes melitus
meninggal karena penyakit jantung atau pembuluh darah, penyakit jantung adalah penyebab
kematian utama pada penderita diabetes. Dengan peningkatan prevalensi obesitas, kejadian
sindrom metabolik dan diabetes melitus menjadi meningkat. Lihat Bab 45 tentang informasi
yang berkaitan dengan diabetes melitus dan sindrom metabolik serta perannya pada
perkembangan penyakit kardiovaskular.

National Center for Health Statistics memulai untuk melawan obesitas pada tahun 1960 melalui
National Health dan Nutrition Examination Survey (NHANES). Survei berkelanjutan berkaitan
dengan lonjakan prevalensi obesitas. Obesitas menjadi epidemik global dan sekarang menjadi
faktor risiko penyakit kardiovaskular. Terapi penurunan berat badan (intervensi diet, aktivitas
fisik, farmakoterapi, dan bedah) dapat memperbaiki atau mencegah kejadian kardiovaskular
akibat obesitas. Pada orang dewasa, kelebihan berat badan didefinisikan sebagai indeks massa
tubuh (IMT) 25,0 sampai 29.9 kg/m²; sedangkan obesitas didefinisikan sebagai IMT lebih dari
30,0 kg/m³.

Panduan National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel (ATP III) tahun 2001
menjabarkan beberapa faktor risiko penyakit kardiovaskular yang dapat dimodifikasi maupun
tidak dapat dimodifikasi. Kadar lipid serum merupakan faktor risiko yang dapat dimodifikasi
terpenting, dan manfaat penurunan kadar lipid terhadap penyakit kardiovaskular telah terbukti,

Publikasi terkini Multi Ethnic Study of Atherosclerosis (MESA) menemukan bahwa panduan
ATP III tidak seluruhnya dapat diimplementasikan. Peningkatan obesitas di seluruh dunia tidak
hanya meningkatkan prevalensi periyakit kardiovaskular tetapi juga komorbiditas yang lain
seperti diabetes melitus tipe 2, hipertensi, penyakit kanker tertentu dan apnea saat tidur.

•Riwayat Pembedahan Sebelumnya

Gali riwayat yang berkaitan dengan penyakit jantung sepert prosedur rawat jalan, intervensi atau
pembedahan tertentu. Hal ini termasuk prosedur minor seperti kateterisasi jantung sampai
pembedahan mayor seperti transplantasi jantung Ketahui lebih lanjut tentang detail masing-
masing prosedur termasuk efek samping atau penyembuhan yang lama.

•Riwayat Alergi

Catat dan jabarkan adanya riwayat alergi berkaitan dengan faktor lingkungan, makanan, atau
obat. Beberapa individu alergi terhadap Betadin lodin, udang, ikan laut, kontras atau pewarna
(pada beberapa kasus CT scanning atau angiografi). Lengkapi dokumen dengan manifestasi
reaksi alergi seperti ruam, gatal, atau anafilaksis (reaksi alergi berat yang mendadak).

•Riwayat Pengobatan

Evaluasi pengunaan resep obat, herbal, atau obat suplemen. Jika memungkinkan, gunakan nama
dagang, deskripsi sederhana, atau bahkan nama generik. Sebagai contoh, tanyakan klien apakah
mereka menggunakan "water pills", "heart pills" atau pengobatan untuk tekanan darah.

Beberapa pengobatan dapat memengaruhi sistem kardiovaskular. Tanyakan lebih spesifik


mengenal penggunaan obat antihipertensi, diuretik, vasodilator (nitrogliserin), obat kardiotonik
(digoksin), antikoagulan, bronkodilator, kontrasepsi hormonal, dan steroid. Obat obatan
nonkardiak dapat mempunyai efek sekunder terhadap sistem kardiovaskular. Sebagai contoh,
obat antidepresi trisiklik atau obat psikotropik lainnya dapat menyebabkan disritmia. Kontrasepsi
oral dapat meningkatkan insiden tromboflebitis Penggunaan steroid dapat meningkatkan retensi
cairan dan mungkin menyebabkan hipertensi. Berbagai obat antineoplasia dapat kardiotoksik
yang menyebabkan disritmia dan kardiomiopati. Peningkatan kadar hormon tiroid dapat
menyebabkan tirotoksikosis dan menyebabkan kondisi kardiovaskular yang hiperdinamik (nadi
tidak teratur, palpitasi, takikardia). Penurunan kadar hormon tiroid (hipotiroidisme) dapat
menjelaskan sesak napas klien saat aktivitas, kelelahan/keletihan, penurunan curah jantung, dan
gagal jantung.27

Terakhir,Tanyakan tentang penggunaan obat herbal. Beberapa herbal digunakan untuk gangguan
jantung seperti angina, disritmia, dan penyakit jantung serta gangguan yang berhubungan seperti
tekanan darah tinggi dan penyakit vaskular perifer." Lihat Kotak 54-3 untuk daftar herbal

-KOTAK 54-3 Herba Antiangina

Angelica (Angelica archangelica) Bilberry (Vaccinum myrtilles),Evening primrose (Oenothera


biennis),Flaxseed (Linum usitassimo) Bawang putih (Allium sativum),Jahe (Zingiber
officinale),Hawthorn (Cratageus laevigata),Khella (Ammi majus),Kudzu (Pueraria
lobata),Bawang merah (Allium cepa),Purslane (Portulaca oleracea),Sichuan lovage (Ligusticum
chuanxiong) Willow (Salix)

-KOTAK 54-4 Herba Antidisritmia

Angelion,Astragalis,Kanola (Brassico),Sinkona(Cinchona),Gingko (Gingko


biloba),Hawthorn,Horchound (Marrubium vulgare),Khella,Motherwort (Leonurus
cardiaca),Relihi (Ganoderma lucidum),Scotch brum (Cytisus,scoparis) Valerian (Valeraina
officinali) yang biasa digunakan sebagai antiangina dan Kotak 54-4 untuk herbal antidisritmia.

Selain jenis dan nama obat yang dikonsumsi klien, tanyakan seberapa banyak dan seberapa
sering pil dikonsumsi. Apakah klien mengonsumsi obat berdasarkan resep?

•MENERJEMAHKAN BUKTI KE DALAM PRAKTIK

•Diet dan Penyakit Jantung

Manfaat diet, dari segi medis berfokus pada modifika faktor risiko untuk pencegahan atimu
pengendalian penyaki. Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) menunjukkan
penurunan berat badan dan peningkatan kebugaran fisik disertal penurunan prevalensi hipertensi
pada 6 bulan setelah menjalanil diet. Diabetes melitus juga secara positif terpengaruh melahi
pembatasan diet dan terapi statin

•DAMPAK

Walaupun hasil akhir positif terkait pembatasan diet, banyak orang yang belum membaca atau
tidak memahami literatur Dampak bagi perawat termasuk memastikan agar setiap klien
menyadari/mengetahui mengenai temuan riset ini dan dimotivasi untuk mengikuti diet sehat
jantung, Konseling gizi dianjurkan termasuk pemberian literatur tertulis mengenai contoh
makanan schat jantung. Klien terlalu sering mendengar diet rendah lemak 6. atau kolesterol,
tetapi tidak sepenuhnya paham mengenai manfaat diet tersebut terkait modifikasi faktor risiko
•Kebiasaan Makan

Kaji kelebihan atau kekurangan asupan kalori dan perkirakan asupan makanan klien yang banyak
mengandung natrium, kolesterol, lemak jenuh, dan kafein. Meskipun makanan ini merupakan
komponen yang biasa ada pada diet orang Amerika, makanan tersebut mempunyai peran dalam
perkembangan aterosklerosis dan penyakit hipertensi. Peningkatan kadar kolesterol serum
berhubungan dengan penyakit arteri koroner. Fitur Menerjemahkan Bukti Ilmiah ke dalam
Praktik" berikut menjabarkan dengan detail bagaimana perawat dapat membantu klien
menghubungkan antara asupan makanan dan penyakit kardiovaskular.

•Referensi

LAmerican Heart Aucation, 2006 Obesity if des Pathophysiology, evaluation, and effect of
weight love A 1997 American Heart Association Scientif State Heart Disease from the Obesity
Commiter of Coc Physical Activity, and Metabolion Canadations, 11MAL metabolic synleme of
diabetes Faling ko p drug interactions Expert Opinions Drag Siy Diabetes Prevention Program
Research Cep 2002 "Keh incidence of type 2 diabetes with ryle arvestat New England Journal of
Medbrow, 344, 393-421 t Dierkes, 1. Westphal, S. & Lales 2004 "The of a other lipid lowering
drugs on plata lumepelnek

•Kebiasaan Merokok. luka klien merokok, lengkapi

Seluruh produk nikotin mempunyai efek asokonstrikai terhadap jantung dan pembuluh darah.
Merokok sigaret meningkatkan risiko penyakit arteri kroner dan memperburuk hipertensi.
Nikotin, kandungan Terbesar dalam sigaret menyebabkan vasokonstriksi

meningkatkan resistansi pengosongan ventrikel kiri dan meningkatkan beban kerja miokardium.
Perokok berisiko 3-4 kali lipat menderita penyakit kardiovaskular. perokok dua kali lipat
berisiko stroke dan perokok 10 kali lipat berisiko menderita penyakit vaskular perifer Pada 5-15
tahun sesudah paparan tembakau, perokok mempunyai risiko lebih besar meninggal karena
penyakit kardiovaskular dibandingkan bukan perokok.

•Penyalahgunaan Zat.

• Penyalahgunaan zat meliputi:

alkohol dan obat-obatan yang dimakan per oral. Bukti bahwa konsumsi alkohol dapat
meningkatkan risiko aterosklerosis belum dapat disimpulkan Para peneliti mengemukakan
bahwa hanya asupan alkohol berlebihan yang dapat berpengaruh buruk pada sistem
kardiovaskular Asupan 100 gram alkohol murni (100%) dapat meningkatkan tekanan darah dan
denyut jantung, jumlah ini setara dengan 3 kaleng bir atau satu gelas mixed drink. Alkoholisme
berhubungan dengan perkembangan hipertensi dan kerusakan otot jantung, yang berlanjut
menjadi kardiomiopati. Tanyakan tentang konsumsi alkohol rata-rata per hari dan dalam
seminggu. Tetaplah berpikir bahwa klien alkoholik dapat berbohong mengenai jumlah dan tipe
yang dikonsumsi

Diskusikan tentang obat penenang Toksisitas kokain berpengaruh besar terhadap sistem
kardiovaskular. Efek simtomimetik kokain menghasilkan reaksi "fight or flight" yang dapat
meningkatkan denyut jantung, kontraktilitas, tekanan darah dan asokonstriksi perifer. Kokain
dapat meningkatkan efek katekolamin yang bersirkulasi (epinefrin dan norepinefrin), yang dapat
berakibat kematian mendadak

•Latihan Fisik.

Tanyakan tentang tipe dan jumlah latihan fisik yang secara rutin dilaksanakan pada minggu-
minggu sebelum dan sesudah onset gejala klinik.

bersepeda, dan mendayung Agar bermanfaat, latihan fisik aerobik dilakukan sampai
meningkatkan denyut jantung 50-100% dari sebelum latihan sekurang-kurangnya 30 menit
selama 3-5 kali per minggu.

Tanyakan tentang aktivitas yang saat ini telah dilakukan dan hambatannya. Apakah ada aktivitas
yang dapat memicu gejala klinik seperti yang telah didiskusikan di Figur 54-17 Berapa jauh klien
dapat berjalan, berlari, atau menaiki tangga? Dapatkah klien mengerjakan pekerjaan rumah
tangga, berpartisipasi dalam olahraga, berbelanja, bekerja sepanjang hari atau berhubungan
seksual?

•Riwayat Keluarga

Tanyakan riwayat kontak klien dengan penyakit menular atau efek penyakit anggota keluarga
lain terhadap klien. Secara spesifik, lengkapi riwayat keluarga mengenai penyakit jantung,
tekanan darah tinggi, stroke, diabetes melitus, atau penyakit ginjal. Riwayat kesehatan keluarga
klien yang detail dapat menyediakan informasi kecenderungan genetik, lingkungan, dan gaya
hidup yang dapat berpengaruh pada kondisi jantung,

•PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik jantung dimulai dengan inspeksi secara umum, yang diikuti pengkajian tanda
vital, palpasi, auskultasi, dan perkusi. Pemeriksaan dilakukan dari kepala sampai kaki dengan
posisi klien telentang (kepala pada tempat tidur atau meja pemeriksaan ditinggikan untuk
kenyamanan). Berdiri pada sisi kanan klien.Peralatan yang diperlukan meliputi stetoskop dengan
diafragma dan bel, penggaris dan spigmomanometer. Lihat temuan pemeriksaan kardiovaskular
normal pada Temuan Pengkajian Fisik pada Orang Dewasa yang Sehat.

•Penampilan secara umum dan Tingkat kesadaran


Catat tingkat kesadaran umum klien (level of consciousness [LOC]). Tingkat kesadaran
menggambarkan kecukupan perfusi serebral dan oksigenast. Kaji juga gambaran kebiasaan klien
terhadap lingkungan (1) Bagaimana afek klien? (2) Adakah manifestasi seperti kecemasan,
ketakutan, depresi atau kemarahan? (3) Bagaimana klien berespons terhadap orang dekat di
sekita klien, termasuk kerabat?

•Tanda-Tanda Vital

Tanda-tanda vital meliputi tekanan darah kedua lengan. frekuensi denyut jantung dan napas,
serta suhu tubuh. Berg badan seyogyanya juga diperiksa untuk menghitung indeks massa tubuh
dan pengkajian faktor risiko.

•Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah seharusnya dilakukan dengan ukuran manset yang sesuai dan dengan
posisi klien berbaring, duduk, dan berdiri seperti ditunjukkan pada Figur 54-3. Tekanan darah
normalnya dapat bervaria 5-15 mm Hg dengan adanya perubahan posisi. Hipotes ortostatik
adalah penurunan tekanan darah lebih dari 15 mm Hg dengan adanya perubahan posisi. Tekanan
darah juga berubah dengan adanya inspirasi sekitar 5-10 mmHg Pulsus paradoksus adalah
penurunan abnormal tekanan darah sistolik lebih dari 10 mm Hg selama inspirasi ka lengan tidak
dapat dilakukan pengukuran, tekanan dan dapat diperoleh dengan pengukuran pada paha, arte
poplitea betis, dan arteri tibialis posterior. Ketika tekana darah sulit diauskultasi, tekanan sistolik
dapat dikur melalui palpasi atau dengan menggunakan ultrasonograf Doppler.

•Nadi

Karakteristik nadi bervariasi. Jika nadi tidak teratur, ka jumlah nadi yang kurang pada apikal dan
radial seca bersamaan, perhatikan perbedaan frekuensi. Kekustann dapat dideskripsikan dengan
istilah nadi melompat-lomp (bounding), samar (thready), atau tidak teraba (absent) Auskultasi
dada posterior

Dengan posisi klien duduk tegak, auskultasi kedua sisi paru, Crackles (bernada tinggi, dan tidak
terus-menerus) sering kali menandakan adanya gagal ventrikel kiri. Pada kegagalan ventrikel
kiri, crackles terjadi karena adanya peningatan tekanan kapiler pulmonal yang mendesak cairan
bergeser ke ruang intraalveolar. Crackles paling jelas didengarkan di dasar paru (karena adanya
pangeruh gaya grafitasi) selama akhir inspirasi

•Auskultasi Prekordium

Dengan posisi klien supine (telentang), auskultasi daerah prekordium menyediakan informasi
frekuensi dan irama jantung yang normal atau abnormal, pengisian ventrikel, dan aliran darah
melewati katup jantung. Gunakan bel untuk mendengarkan suara bernada rendah dan diafragma
untuk

mendengarkan suara bernada tinggi. Selalu hangatkan permukaan stetoskop sebelum diletakkan
di kulit klien Lingkungan yang tenang adalah kunci keberhasilan auskultasi. Posisi miring ke kiri
mempermudah auskulta Posisi tegak lurus, membungkuk ke depan, dan menaha napas
membantu pengkajian murmur diastolik awal dan bunyi gesekan (friction rub) perikardium.

Periksa bunyi jantung dari dasar/basal jantung (ruang interkosta 2 kanan) ke apeks (ruang
interkosta 5 kiri). Figar 54-5 menggambarkan daerah jantung. Gunakan singkatan "APE To
Man" untuk mengingat daerah (aorta, pulmonal titik Erb, trikuspidal, dan mitral). Masing-masing
daerah sesuai dengan jalur aliran katup yang spesifik. Perhatikan komponen dalam satu siklus
jantung menurut waktunya. seperti bunyi jantung pertama diikuti bunyi jantung kedua
Dengarkan beberapa siklus jantung pada masing masing 5

area prekordium. Dengar dengan saksama, catat kualitas (nyaring atau teredam), intensitas (keras
atau lembut), irama (ireguler atau regular) dan keberadaan bunyi tambahan (murmur, gallop,
gesekan, atau decak). Ulangi proses ini dengan menggunakan bel pada masing-masing
prekondium

•Bunyi Jantung Normal

Bunyi jantung pertama (S,) berkaitan dengan penutupan katup mitral dan trikuspid (katup
atrioventrikel [AV]). Suara ini terjadi pada saat sistolik (kontraksi ventrikel). Paling jelas
terdengar dengan diafragma pada apeks (lokasi katup mitral) dan ujung sternum kiri bawah
(lokasi katup trikuspidalis). S, merupakan hasil dari penutupan tiba-tiba katup AV, yang
menyebabkan turbulensi darah dan vibrasi dalam ventrikel Vibrasi ini dijalarkan melalui dinding
dada sebagai bunyi jantung. Secara fonetik, dua bunyi jantung digambarkan sebagai "lub-dub, S,
adalah "lub Meskipun penutupan kedua katup, mitral dan trikuspidalis terdengar sebagai bunyi
jantung tunggal Jika Anda tidak yakin apakah benar suara tersebut S, periksa pulsasi arteri
karotid (yang terjadi bersama dengan S, atau sistolik) seperti pada

Figur 54-6. Bunyt jantung dua (S) berkaitan dengan penutupan katup pulmonal dan aorta
(semilunaris) dan terdengar jelas dengan diafragma pada daerah aorta. Secara fonetik, bunyi
jantung ini merupakan bunyi jantung "dub". Terjadi pada akhir sistolik dan onset diastolik
(pengisian ventrikel). Pada dasar jantung, S, normal selalu terdengar lebih keras dibandingkan S,,
sedangkan pada dinding sternum kiri di atas titik Erb kedua bunyi jantung terdengar dengan
intensitas yang hampir sama. Biasanya, S, terdengar lebih keras dari suara dua pada apeks dan
terdengar setelah atau bersama dengan pulsasi karotid. Figur 54-6 menunjukkan hubungan bunyi
jantung dengan peristiwa yang terjadi selama siklus jantung
•Bunyi Jantung Abnormal

Bunyi jantung yang abnormal dapat mengindikasikan adanya gangguan jantung yang serius atu
perubahan fungsi jantung. Anda mungkin tidak dapat mendiagnosis masing masing
keabnormalan, akan tetapi dengan mengetahui bunyi jantung normal, Anda dapat mengenali
suara abnormal dan merujuk masalahke dokter atau penyedia perawatan kesehatan primer

Gallop. Bunyi pengisian diastolik atau gallop (S, dan 5) terjadi selama dua fase pengisian
ventrikel. Perubahan mendadak volume aliran masuk menyebabkan vibrati katup dan struktur
pendukung ventrikel, menghasilkan suara bernada rendah yang terjadi pada awal (S) dan akhir
(S.) diastolik. Beberapa suara dapat berasal dari sisi lain jantung. Bunyi jantung tambahan
membentuk irama triplet. menimbulkan suara seperti derap kaki kuda (gallop). Untuk alasan
itulah, kata "gallop" digunakan untuk mendefinisikan bunyi jantung ini. Figur 54-6 menunjukkan
waktu 5, dan S selama siklus jantung.

Bunyi gallop yang terjadi pada awal diastolik. Selama pengisian pasif dan cepat ventrikel
diketahui sebagai bunyi jantung tiga (S.). Suara ini terdengar jelas dengan bel pada apeks dengan
posisi klien miring ke kiri. S, terdengar segera setelah S, dan bernada rendah. Gallop S,
ditemukan normal pada anak-anak dan dewasa muda. Pada individu yang berusia lebih dari 30
tahun, S, merupakan karakteristik disfungsi ventrikel.

Bunyi jantung empat, atau gallop 5, terjadi pada diastolik yang lebih lanjut, selama atrium
berkontraksi dan pengisian aktif ventrikel. Suara bernada rendah yang lebih lembut terdengar
sebelum S, dan disebut atrial gallop S, terdengar jelas dengan bel stetoskop pada bagian apeks
dengan posisi klien supine. Atrial gallop ditemukan terbanyak pada gangguan seperti
peningkatan kekakuan ventrikel. Ventrikel mengalami hambatan pengisian, dan struktur dalam
ventrikel bervibrasi jika darah masuk selama "tendangan atrium",S, tidak pernah terdengar pada
fibrilasi atrium

Bunyi Gesekan Perikardium. Gesekan ini terjadi karena adanya inflamasi kantong perikardium.
Lapisan parietal dan viseral perikardium saling bergesek selama jantung bergerak. Bunyi
gesekan perikardium paling baik dideteksi dengan diafragma pada apeks dan sepanjang dinding

•Deskripsi

Area di mana marmur paling jelas terdengar Gradas skala 1-6, dari 1 (hampir tidak terdengar)
sampai 6 Dikelompokkan sebagal tinggi atau rendah: jelaskan kualitas sebagai musikal/berirama,
paruu desus/dengung (buzzing) Saat marmar terjadi saat siklus jantung awal, tengah, akhir,
murmur holosistolik atau pansitolik terdengar selama fare sistolik keseluruhan, murmur ejeksi
paling jelas terdengar selama pertengahan sistol Pola bunys murmur; crescendo awalnya
terdengar rendah dan semakin keras, descrescendo awalnya terdengar keras dan semakin kecil;
crescendo decrescendo awalnya terdengar pelan, menjadi keras, dan kemudian menjadi pelan
kembali: plateau merupakan suara yang konsisten Perpindahan suara ke bagian lain tubuh,
misalnya, murmur aortik sering menyebar ke arteri karotid, dan mura mitral menyebar ke aksila
Lihat apakah murmur terjadi pada saat sistol atau diastol: murmur sistolik, tidak seperti murmur
tergolong tidak berbahaya Perubahan yang terjadi dengan pergerakan atau gangguan respirasi
normal

Murmur sistolik, juga disebut murmur "benigna/jinak" sering kali disebabkan oleh kontraksi
miokardium yang kuat atau aliran darah yang kuat. Murmur sistolik diawali dengan atau setelah
S, dan diakhiri seselum S. Umumnya terjadi pada anak-anak, dewasa berusia kurang dari 50
tahun, dan wanita hamil. Murmur diastolik diawali dengan atau setelah S, dan diakhiri sebelum
S,. Seluruh murmur diastolik adalah patologis. Holosistolik atau murmur berkelanjutan terjadi
sepanjang S, dan S, Tabel 54-6 membandingkan karakteristik masing-masing murmur.

-Abdomen

•Inspeksi

Pemeriksaan abdomen menyediakan informasi terkait jantung. Pemeriksaan abdomen dijabarkan


dalam Bab 28. 32 dan 42. Inspeksi berhubungan dengan ada tidaknya distensi abdomen.

•Auskultasi

Auskultasi dapat menunjukkan fungsi kardiovaskular termasuk ketidakseimbangan elektrolit atau


ateroskleri Bruit aorta terdengar di atas umbilikus. Brait ginjal terdengar di garis midklavikula,
lateral umbilikus.

•Palpasi

Palpasi dapat digunakan untuk mencari tahu keberadaa asites (akumulasi cairan pada rongga
peritoneum) dadiastolik,Penyebaran Vanail

Dimodifikasi dari Alexander, R.W. dkk (Eds.), 1998. Hurit's the heart. Edist ke-9. New York:
McGraw-Hill; and O'Hanlon-Nickols, T. 1997. "The di cantinascular system American Journal
of Nursing, 97(12), 34-40

sternum kiri. Hal ini akan dapat diketahui jelas jika klien membungkuk ke depan, telungkup, atau
menghembuskan napas. Gesekan tersebut menghasilkan bunyi yang dijabarkan sebagai bunyi
"hilang timbul", kasar, seperti bunyi yang terjadi saat menggesekkan rambut antara jari- jari.
Bunyi gesekan ada selama minggu pertama setelah infark miokardium atau sesudah bedah
jantung. Perbedaan bunyi gesekan perikardium dan gesekan pleura adalah dengan mengetahui
waktu gesekan dan hubungannya dengan napas, Gesekan pleura terdengar selama inspirasi;
bunyi gesekan perikardium terdengar sepanjang siklus respirasl
Murmur. Murmur terdengar akibat turbulensi aliran darah yang melewati jantung dan pembuluh
darah besar. Turbulensi aliran darah menghasilkan vibrasi (getaran) pada jantung dan pembuluh
darah besar dapat dideteksi sebagai suara hembusan atau deruan/desahan. Murmur dapat
disebabkan oleh (1) peningkatan kecepatan aliran darah, (2) abnormalitas aliran darah karena
melewati katup yang stenosis atau inkompetensi, (3) aliran pada ruang yang membesar atau
dilatasi. (4) aliran melewati saluran abnormal antar-ruang jantung. Murmur jelas terdengar
dengan bel stetoskop ketika klien dalam posisi miring ke kiri, Manuver tertentu (valsava,
inspirasi dalam, perubahan posisi mendadak, jongkok, latihan fisik isometrik) dapat mengubah
kualitas murmur Tabel 54-5 menjelaskan karakteristik murmur, Kotak 54-5 menjabarkan skala
gradasi kekerasan murmur.

•Bunyi jantung ipe cieksi

Sumber Asal

Murmur ejeksi sistolik menyebabkan aliran darah ke depan/ke atas selama kontraksi pada katup
pulmonal atau stenosis aorta

Murmur pansitolik terjadi saat regurgitasi darah melalui katup mitral dan trikuspid yang
inkompeten (katup AV) atau defek septum ventrikel saat peningkatan tekanan selama sistol dan
darah mencari ruang bertekanan rendah. Kerusakan pada daun katup, otot papiler, dan korda
tendinae menyebabkan insufisiensi katup mitral (regurgitasi a dari ventrikel kiri ke atrium kiri)
dan darah insufisiensi katup trikuspid (regurgitasi darah dari ventrikel kanan ke atrium kanan).
Defek septum ventrikular pada regurgitasi darah dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan. Murmur
sistolik awal (singkat) terkait curah Jantung tinggi, saat kecepatan aliran darah meningkat pada
katup semilunaris normal. Penyebabnya meliputi anemia, takikardis, tirotoksikosis, dan demam.
Murmur hilang dengan koreksi gangguan yang mendasari Varian normal terjadi pada anak.

•Metode Auskultasi yang Dianjurkan

Gunakan diafragma stetoskop. Murmur ejeksi biasanya bernada sedang dan memiliki kualitas
kasar dan terkait decak ejeksi. Murmur ejeksi aorta paling jelas terdengar pada katup aorta dan
menyebar ke leher. turun ke tepi sternum kiri, kadang ke apeks Dapat disertai penurunan S,.
Murmur ejeksi pulmonal paling jelas terdengar pada katup pulmonal, dan menyebar ke bahu kiri
dan pembuluh darah di leher kiri. Dapat disertai pecahan S, yang lebar.

Semua murmur regurgitan bernada tinggi, dan murmur inkompetensi katup AV memiliki kualitas
suara seperti hembusan, Murmur regurgitan mitral terdengar di apeks menyebar ke aksila kiri,
dan dapat disertai klik ejeksi i dan tanda gagal ventrikel kiri. Murmur regurgitan trikuspid
terdengar paling keras di area trikuspid dan menyebar ke sternum. Defek septum ventrikel
biasanya keras, kasar, dan terdengar paling jelas di tepi sternum kiri pada ruang interkostal
keempat kelima, dan keenam serta menyebar di prekordial tetapi tidak di aksila.
Murmur ini paling jelas terdengar pada basal jantung atau sepanjang tepi sternum kiri bawah.
Biasanya tidak lebih besar dari derajat II, bernada sedang, dan memiliki kualitas seperti
hembusan. Intensitas dapat meningkat saat inspirasi pada klien dengan posisi rekumben atau saat
peningkatan denyut jantung

Murmur ini menyiratkan regurgitasi mitral saat Paling jelas terdengar dengan diafragma halon
katup mitral menuju atrium kiri akhir pada sistol ventrikel stetoskop pada apeks dan sering
didahului oleh decak ejeksi sistolik akhir atası pertengahan sistolik.

Paling jelas terdengar dengan diafragma pada basal jantung saat klien condong ke depan dengan
ekspirasi dalam. Bernada tinggi dan berhembus serta menyebar ke tepi sternum kiri, mungkin ke
apeks atau turun ke tepi sternum kanan Tanda yang menyertai gagal Jantung mungkin ada

Gunakan bel, murmur ini terdengar hanya pada area kecil dan tepat di medial hingga apeks.
Latihan fisik dan posisi miting kari klien dapat meningkatkan intensitas suara Murmur ini
bernada rendah, bergemuruh, dan sering disertai menguatnya S, dan pembukaan cepat/seketika

Murmur ini (murmur decrescendo) biasanya disebabkan insufisiensi katup semilunaris, dengan
regurgitasi yang disebabkan deformitas katup atau dilatasi cincin katup Terdengar segera setelah
S, dan kemudian intensitasnya menghilang saat tekanan arteri pulmonalis atau aorta menurun
dan terjadi pengisian ventrikel. Disebabkan aliran darah pada stenosis katup AV (lebih sering
mitral). Juga dapat terjadi Saat aliran darah diperkuat melewati katup AV normal. Murmur
memiliki dua fase, semakin keras saat aliran darah dari atrium ke ventrikel dan meningkat saat
pengisian ventrikel pasif tepat setelah katup AV membuka dan kembali membuka saat kontraksi
atrium pembesaran hati. Selanjutnya, Anda dapat memperoleh refleks hepatojugular pada klien
dengan distensi ventrikel kiri. Untuk memperoleh ini, periksa distensi vena jugularis. Tekan
lembut dengan satu tangan di atas hati selama 1 menit. Peningkatan distensi vena jugularis
selama dan segera setelah penekanan hati mengindikasikan adanya peningkatan tekanan
ventrikel kanan secara kronis Palpasi pula lokasi aorta abdominalis pada garis tengah, superior,
dan inferior dari umbilikus. Kaji intensitas dan luas pulsasi

•Ekstremitas

-Kulit

Amati kulit dan membran mukosa untuk mengetahui abnormalitas seperti sianosis sentral atau
perifer. Warna yang kebiru-biruan atau kehitaman mengindikasikan adanya sianosis sentral.
Sianosis perifer terlihat pada bibir. daun telinga, dan pada pangkal kuku" Kaji pengisian kapiler
(sirkulasi) dengan menekan pangkal kuku sampai memucat (lihat Bab 51). Dengan cepat lepas
tekanan. Jika sirkulasi cukup, warna kuku kembali normal dalam waktu kurang dari 3 detik.
Selalu periksa pengisian kapiler sebelum menggunakan oksimetri nadi: Jika pengisian kapiler
tidak normal, hasil pemeriksaan pulse oxymetri tidak akurat.
-Turgor Kulit

Kaji turgor kulit (elastisitas) dengan mengangkat lipatan kulit di atas sternum atau lengan bawah
dan kemudian melepaskannya (Lihat Bab 48). Kulit normal segera kembali ke posisi semula,
tetapi kulit dengan turgor yang menurun akan tetap terangkat dalam waktu lebih dari 30 detik.
Penurunan turgor kulit terjadi pada dehidrasi, deplesi volume, penurunan berat badan yang cepat,
dan pertambahan usia.

-Suhu

Suhu kulit dapat menggambarkan penyakit jantung Berdasarkan lokasi hangat atau dingin area
kulit, lokasi perubahan suhu kulit dapat membedakan patologi yang mendasarinya...

Jari Tabuh

dengan kulit pada kutikula meningkat dari 160 de menjadi 180 derajat atau lebih (lihat Bab -48).
Lihat perdarahan pada kuku.

-Edema

Inspeksi edema di daerah terkait. Pada klien yang an bergerak, edema terlihat jelas pada kaki,
pergelangan kak dan tungkai bawah. Pada klien yang harus duduk di kurs roda atau harus
berbaring, edema dapat diraba pada daerah sakrum, abdomen, dan skapula. Kaji derajat edema
dengan menekan ibu jari atau jari pada lokasi terkait. Tekanan yang tidak segera kembali disebut
ortostatik atau pitting edema. Catat adakah edema atau tidak.jika ada apakah pitting atau non-
pitting.

•UJI DIAGNOSTIK

Uji diagnostik menambahkan informasi objektif yang jika ditambahkan ke dalam informasi
subjektif klien dapat membantu menegakkan diagnosis penyakit Prosedur diagnostik jantung
terdiri atas prosedur invasif (laboratorium, elektrokardiogram, monitor Holter. USG sinar X, CT
scan, uji stres, MRI, tilt table test) dan nonim (arteriografi, studi hemodinamik, studi
elektrofisiologi Tanggung jawab perawat pada bermacam jenis uji tersebut

Periksa jari untuk melihat ada tidaknya tabuh, bagian ujung-0.5 mv. 10 mm-1m: horizontal satu
kotak kecil d adalah (1) membuat jadwal prosedur, (2) menerangkan tujuan dan prosedur serta
menjawab pertanyaan klien, (3) menjadi saksi penanda tanganan lembar persetujuan. (4)
menyediakan perawatan awal yang diperlukan (pengobatan dan diet tertentu), (5) membuat klien
nyaman secara emosi maupun fisik, (6) menyediakan perawatan setelah prosedur dan
mengajarkan klien tentang perawatan di rumah, bagaimana kembali bekerja, serta perawatan
secara umum Lihat uji diagnostik dan laboratorium pada buku teks untuk informasi yang lebih
lengkap tentang uji yang dijabarkan berikut ini.
•Uji Noninvasif

-Pemerikasaan Elektrokardiografi

Pemeriksaan elektrokardiografi adalah uji noninvasif dengan meletakkan keping alat pada
dinding dada untuk melihat aktivitas listrik jantung. Tabel "Uji Elektrokardiografi Umum
menjabarkan tes elektrokardiografi yang umum dilakukan dan manifestasi klinis yang
mengindikasikan pentingnya uji tersebut dilakukan.

Elektrokardiogram. Elektrokardiogram (EKG) adalah alat yang penting untuk mengevaluasi


ritme jantung dan tanda tanda iskemia. Gelombang impuls, yang tercatat mesin EKG pada kertas
grafik ditunjukkan dengan gelombang PQRS, dan T. Figur 54-7 menggambarkan pola EKG yang
tersusun oleh gelombang-gelombang tersebut. Gelombang P mewakili depolarisasi atrium.
Kompleks QRS mewakili depolarisasi ventrikel. Gelombang 'T mewakili repolarisasi ventrikel

Gambaran EKG juga menunjukkan voltase gelombang dan durasi baik gelombang maupun
interval. Kertas grafik EKG dibagi menjadi garis horizontal dan vertikal. kotak besar dan kotak
kecil. Voltase digambarkan dengan sumbu vertikal kertas EKG. Masing-masing kotak kecil
mempunyai tinggi 1 mm. Lima kotak kecil sama dengan 5 mm. yang sama dengan 0,5 mV.
Voltase menyediakan informasi tentang ada tidaknya dan derajat hipertrofi baik atrium maupun
ventrikel. Waktu diukur dengan sumbu horizontal. Masing-msing kotak kecil menandakan waktu
0.04 detik. Masing-masing kotak besar menandakan waktu 6,2 detik. Dengan mempelajari durasi
gelombang dan interval pemeriksa dapat mendiagnosis pembentukan dan konduksi impuls yung
abnormal."

Durasi waktu normal gelombang dan interval adalah sebagai berikut.

Gelombang P: kurang dari 0,11 detik

Interval PR: 0.12 sampai dengan 0,2 detik Kompleks QRS: 0.04 sampai dengan 0.11 detik

Interval QT pada wanita lebih dari 0,43 detik: pada pria lebih dari 0,42 detik.

EKG standar mempunyai 12 sadapan, menyediakan 12 titik sebagai referensi pencatatan aktivitas
listrik jantung. berdasarkan sumbu vertikal dan horizontal. Peletakan elektroda 12 sadapan
ditunjukkan pada Figur 54-8. EKG standar 12 sadapan memilik 6 sadapan ektremitas (melihat
jantung pada frontal atau sumbu vertikal) dan 6 sadapan prekordial (melihat jantung pada sumbu
horizontal). Secara bersamaan 12 sadapan akan memeriksa dari berbagai arah kelistrikan dalam
jantung, Lokasi perubahan patologis dalam jantung yang akan menghambat

•Uji Latihan Fisik

Uji latihan fisik menyediakan informasi fisiologis mengenai kapasitas fungsi jantung dalam
memenuhi kebutuhan metabolik akibat peningkatan aktivitas fisik. Uji ini paling sering
menggunakan pemindai nuklir dan kadang kala juga dapat menggunakan ekokardiografi dengan
pelacak radionuklida (talium, dipiridamol, kardiolit) untuk memperoleh informasi tambahan
mengenai gerakan dinding ventrikel kiri selama aktivitas fisik Ekokardiografi juga dapat

Uji latihan fisik membantu mengevaluasi ada tidaknya atau tingkat keparahan penyakit arteri
koroner pada klien CVD dan klien dengan keluhan nyeri dadu. Uji latihan fisik biasanya
diindikasikan hanya bagi klien berisiko rendah. tetapi dapat juga diindikasikan bagi klien
pascaoperas jantung sebelum memulai rehabilitasi jantung. Kotak 54-6 memuat daftar
kontraindikasi uji latihan fisik. Klien diinstruksikan untuk tidak makan atau merokok atau 3 jam
sebelum uji dan mengenakan pakaian yang sesuai untuk latihan fisik. Klien tidak diizinkan untuk
mengonsumsi obat yang biasa dikonsumsi.

Ujis latihan fisik meliputi ergometri sepeda uji treadmill. Klien melakukan latihan fisik sampa
meningkatkan denyut jantung latihan berdasarkan Kemampuan mencapai denyut jantung latihan
berdasarka usia dapat meningkatkan reliabilitas hasil pemeriksas

KOTAK 54-6 Kontraindikasi Uji Latihan Fisik

PENYAKIT KARDIOVASKULAR AKUT lutark miokardium akut (biasanya dihindari pada


klien

karang dari 2 minggu setelah infark) Angina petoris tak stabil

Gagal jantung Perikarditis

Distimia mengancam jiwa Tromboflebitis

Embolisme sistemik terkini

Aneurisma disektans atau aneurisma membesar

LAIN-LAIN

Penyakit berat yang membatasi mobilitas Gagal ginjal

Gangguan paru berat

Gangguan ortopedik yang memengaruhi ekstremitas bawah

Infeksi sistemik

Obstruksi pintu atas ventrikel kiri (stenous aorta hipertensi, atau kardiomiopati hipertrofi)

Bagi klien yang tidak mampu berjalan dengan treadmill atau mengalami penyumbatan cabang
berkas His kiri berdasarkan EKG (yang dapat mengganggu hasil uji), pemindaian nuklir dengan
persantin intravena dapat menyediakan hasil yang reliabel. Persantin melebarkan arteri koroner
untuk meningkatkan aliran darah, walaupun, arteri dengan plak dan distensi tidak akan dapat
melebarkan arteri untuk meningkatkan perfusi. Dobutamin intravena adalah pilihan bagi klien
yang tidak dapat melakukan latihan fisik.

Uji latihan fisik disebut positif jika: (a) Berhenti sebelum prediksi maksimal (atau submaksimal)
tercapai disebabkan timbulnya manifestasi intoleransi kardiovaskular. (b) Terjadi perubahan
segmen ST (depresi segmen ST horizontal). (c) Ekokardiografi atau pemindaian nuklir dapat
mendeteksi abnormalitas gerakan dinding jantung atau defek perfusi yang reversibel. Pada
beberapa orang, gangguan segmen ST dapat terjadi selama latihan fisik walaupun tidak ada
penyakit arteri koroner. Hiperventilasi, obat-obatan tertentu dan ketidakseimbangan elektrolit
dapat menyebabkan hasil positif palsu. Di sisi lain, hasil negatif palsu juga dapat terjadi,
meskipun jarang terjadi. Pengobatan seperti agen penyekat beta (beta-blocker) dan nitrat dapat
menyebabkan negatif palsu Pengobatan seperti ini dihentikan sebelum gi untuk menghindari
hasil yang tidak akurat.

Klien dimiringkan tegak lurus maksimal sampai dengan 60 sampai 80 derajat selama 20 sampai
45 menit selama denyut jantung dan tekanan darah dipantau terus-menerus Uji disebut positif
jika denyut jantung dan tekanan darah turun drastis. Jika positif, prosedur ini menimbulkan
manifestasi pada klien Tiga sampai lima elektroda diletakkan di dada dan dihubungkan dengan
monitor (dengan kemampuan pencatatan irama) pada sisi klien.

•Uji Jantung Radiografi

Fungsi ginjal harus diketahui sebelum CT scan atau CT angiografi karena penggunaan kontras.
Oleh karena pelacak (tracer) digunakan dengan MRI atau MRA (yang tidak dibersihkan di
ginjal), fungsi ginjal bukan kontraindikasi. Hal ini membuat uji ini berguna bagi klien dengan
gangguan ginjal. Penelitian untuk melihat efek pelacak pada klien gagal ginjal masih terus
berlangsung. Tabel "Uji Umum Jantung Radiografi" menjabarkan uji ini dan manifestasi klinis
yang diindikasikan untuk uji ini.

Rontgen Dada. Rontgen dada posteroanterior, lateral, dan oblik membantu mengkaji jantung,
paru, dan aorta. Pada klien dengan sakit akut, rontgen/sinar-x anteroposterior portabel
dilaksanakan di tempat tidur. Perubahan patologis yang khusus pada jantung sulit dideteksi
dengan pemeriksaan rontgen, tetapi perubahan anatomi dapat dikaji.

CT Angiografi. Computerized tomography (CT) angiografi yang umum meliputi electron beam
tomography (EBT) atau modern multivector computerized tomography (MVCT). Prosedur ini
adalah cara noninvasif untuk melihat arteri koroner, pembuluh darah besar, aorta, arteri renalis,
dan arteri ekstremitas bawah secara 2 atau 3 dimensi

CT Scan per Protokol Emboli Paru. Pada CT scan dengan protokol emboli paru, kontras
digunakan untuk melihat arteri pulmonalis. Hal ini merupakan alternatif dari ventilation
perfusion lung scan dan sekarang digunakan sebagai uji diagnostik penting dalam menyingkirkan
dugaan diagnosis emboli paru
Magnetic Resonance Imaging. Meskipun MRI adalah pilihan upt diagnostik noninvasif termahal,
data yang

bermacam-macam dapat diperoleh dengan satu gambar MRI dapat menunjukkan denyut jantung
dan aliran darah dari berbagai arah. Seluruh indikasi fungsional kuantitatif yang standar, kecuali
derajat transtenotik dapat diperoleh dari MRI 46

Magnetic Resonance Angiography. MRA hampir sama dengan MRI, tetapi MRA menggunakan
gadolinium sebagai kontras intravena untuk melihat penyakit arteri. Gadolinium berbeda dengan
media kontras yang lain karena tidak nefrotoksik, sehingga klien dengan insufisiensi ginjal dapat
melakukan prosedur ini dengan aman. Penelitian mengenai keamanan gadolinium pada
penurunan fungsi ginjal masih terus berlanjut. Pemeriksaan dengan MRA pada arteri koroner,
pulmonalis, renalis dan arteri perifer juga dapat diteliti.Pemindaian Viabilitas. Positron emission
tomography (PET) dapat memvisualisasi fungsi fisiologis regional dan perubahan biokimia yang
sering kali terabaikan pada penyakit miokardium. Informasi metabolik selular diperoleh dengan
pemetaan regional metabolisme glukosa miokardium selama tracer digunakan untuk melihat
perfusi ventrikel kiri. Gabungan informasi dari perfusi dan gambaran metabolisme dapat menilai
viabilitas jantung regional. Klien dengan penurunan perfusi tetapi memilikiambilan glukosa yang
cukup, dapat memiliki miokardium yang viabel atau hibeasi. Informasi ini penting terkait dengan
kebutuhan revaskularisasi arteri koroner yang diindikasikan jika miokardium terdeteksi viabel.

•Ekokardiogram

Ekokardiografi, prosedur diagnostik noninvasif berdasarkan pada prinsip-prinsip ultrsonografi,


merupakan cara lain untuk melihat struktur jantung. Ekokardiogram diperoleh dengan meletkkan
transduser pada beberapa area dinding dada. Pancaran gelombang ultrasonografi diarahkan pada
bagian jantung yang diperiksa Ekokardiogram merekam struktur dan gerakan pada daerah yang
berhubungan dengan dinding dada yang diperiksa. EKG tercatat secara bersamaan pada grafik.
Ekokardiografi dua dimensi dapat melihat gambaran jantung yang berdenyut. Gambar tersebut
direkam pada videotape untuk dianalisis. Tabel "Uji Umum Ultrasonografi Jantung"
menjabarkan uji ini dan manifestasi klinis yang diindikasikan untuk uji ini.

•Uji Jantung Invasif

-Ekokardiografi Transesofageal

Ekokardiografi transesofageal tiransesophagie echocardiography [TEE]) dapat memperoleh


kualitas ganh yang lebih tinggi dibandingkan ekokardiografi ile Pemeriksaan ini bermanfaat bagi
klien dengan penelula ringan paru atau penebalan dinding dada atau chesta Ekokardiografi
transesofageal menyingkirkan dugaan gangguan struktur dada dan menghasilkan gambar p dan
pembuluh darah besar dari posterior. Oleh kara probe diletakkan di samping jantung, atrium kiri
dengan mudah dapat dilihat. Prosedur ini juga dapat digunakan dalam operasi, ketika
ekokardiografi konvensional tidak efektif.
•Kateterisasi Jantung

Prosedur yang kompleks ini meliputi pemasangan kateter ke dalam jantung, arteri koroner, dan
pembuluh darah sekitar untuk memperoleh informasi tentang struktur dan performa jantung,
katup dan sistem sirkulasi. Kateterisa jantung termasuk jantung kanan dan kiri dan dilaksanakan
oleh laboratorium khusus kateterisasi jantung Lihat proseur diagnostik untuk diskusi perawatan
sebelum dan sesudah prosedur. Selain itu, lihat juga komplikati yang mungkin terjadi setelah
kateterisasi jantung, Tabel "Prosedur Invasif Jantung yang Umum" menjarkan prosedur
diagnostik jantung yang umum dan manifestasi klinis yang diindikasikan dari uji ini.

Kateterisasi Jantung Kiri. Kateter dimasukkan ke dalam arteri femoralis atau arteri radialis
mengarah ke aorta d arteri koroner. Masing-masing arteri koroner dimasukkan kontras sehingga
cineangiography dapat diperoleh Cineangiography memperlihatkan aliran kontras yang melalui
arteri kornaria atau ventrikel kiri. Gambaran in dapat dilihat baik cepat ataupun lambat sehingga
dipelajari dengan detail dan tidak terbatas. Pers distensi terlihat dengan adanya penyempitan
lumen are Informasi ini dapat mengoptimalkan terapi penyakit jant aterosklerosis. Dengan
prosedur ini, terdapat pengurangan 1% risiko komplikasi mayor dan 0,08% rinko kematian

Kateterisasi Jantung Kanan. Meskipun kateterisasi jantar kanan dilksanakan di laboratorium


kateterisasi pemantauan hemodinamik dapat dilakukan di samp sistolik dan diastolik, yang
menggambarkan tekanan ventrikel kanan dan kiri, dan tekanan baji kapiler pulmonal (pulmonary
capillary wedge pressure [PCWPI). yang merupaka indikator tekanan ventrikel kiri dan curah
jantung, merefleksikan keluaran jantung dalam liter per menit, cardiac index (CI), systemic
vascular resistances (SVR), pulmonary vascular resistances (PVR) dan volume sekuncup.
Tekanan ini diperoleh dengan melekatkan kateter ke transduser yang dihubungkan dengan
amplifier tempat tidur klien. Kateter Swan-Ganz dimasukkan ke dalam vena brachialis atau vena
femoralis yang berjalan ke vena cava masuk ke dalam atrium kanan, ventrikel kanan dan
akhirnya ke arteri pulmonalis. Kateter mempunyai beberapa lubang di ujung atau di sisi yang
memungkinkan pengambilan darah untuk analisis oksigen dari berbagai ruang jantung. Monitor
hemodinamik menyediakan informasi volume darah, keseimbangan cairan. bagaimana jantung
memompa, struktur katup, atau adanya pirau.

Teknologi terkini dapat mengukur tekanan atrium dan alat perekam. Peran perawat sangat
penting saat kanan atau tekanan vena sentral: tekanan arteri pulomnalis pelaksanaan seluruh
prosedur rutin di tempat tidur klien

Studi hemodinamik menyediakan informasi penting yang nodus sinoatril (SA) dan AV. (4)
memutuskan kebutuh merefleksikan perubahan sistem sirkulasi yang sbelumnya akan
pacemaker, (5) mengetahui efek agen disritmia yog tidak terdeteksi secara klinis. "Penghubung
ke Pelayanan digunakan untuk mencegah kejadian takikardia. Stadi in Kritis di bawah ini dan
halaman berikutnya yang seperti kateterisasi jantung dilaksanakan oleh laboratori
mengilustrasikan Monitor Swan-Ganz.
•Studi Elektrofisiologi

Studi elektrofisiologi adalah metode invasif perekaman aktivitas listrik intrakardiak. Digunakan
untuk (1) mengetahui mekanisme disritmia, (2) membedakan disritmia supraventrikular dan
ventrikular, (3) mengetahui disfungsi

•PENGHUBUNG KE PELAYANAN KRITIS

-Pemantauan Swan-Ganz (Kateter PA)-Lanjutan

-PENGUKURAN CURAH JANTUNG OLEH TERMODILUSI

khusus di mana peralatan dan monitornya selalu tersela Tujuan prosedur adalah memicu
disritmia sehingg asal disritmia dapat diketahui. Jika disritmia diinduka tekanan darah dan
respons hemodinamik klien diaman memungkinkan, dilakukan perekaman bersamaan tekis
arteri, EKG permukaan dan EKG dari kateter intracavite Morfologi dan kejadian disritmia
induksi dibandingkan dengan disritmia spontan yang dialami klien."

•Uji Laboratorium

Data uji laboarotorium digunakan untuk (1) mendiagnosis variasi infark miokardium. (2)
menskrining orang yang berisiko mengalami penyakit kardiovaskular. (3) menetapkan nilai dasar
(standar), (4) mengidentifikasi masalah yang menyertai (anemia, diabetes melitus,
ketidakseimbangan elektrolit, abnormalitas ginjal, atau hati) yang dapat memengaruhi terapi. dan
(5) mengevaluasi efektivitas intervensi. Uji tersebut sering digunakan untuk menetapkan fungsi
kardiovaskular dan penyakit yang didiskusikan di sini. Tabel Ujl Laboratorium Jantung yang
Umum menyediakan deskripsi uji dan etiologi yang mungkin bagi temuan-temuan abnormal.
Lihat uji laboratorium untuk informasi khusus tentang pengumpulan dan penanganan sampel
darah.

•Hitung Sel darah Lengkap

Pengukuran volume packed cell atau hematokrit adalah cara termudah untuk memastikan
konsentrasi sel darah merah dalam darah. Klien dengan anemia mengalami penurunan massa sel
darah merah yang bermakna dan penurunan kapasitas distribusi oksigen. Anemia dapat
merupakan manifestasi angina atau dapat berlanjut menjadi gagal jantung dan menghasilkan
bising jantung (murmur).

Hitung jenis sel darah putih meningkat pada infeksi dan penyakit inflamasi jantung. Hal ini
sering kali terlihat sesudah infark miokardium karena seldarah putih dalam jumlah besar
diperlukan untuk membersihkan jaringan nekrotik akibat infark

•Enzim Jantung
Enzim adalah protein khusus yang mengkatalisis reaksi kimia dalam sel mahluk hidup. Enzim
jantung dalam konsentrasi tinggi terdapat dalam jaringan miokardium Kerusakan jaringan
menyebabkan pelepasan enzim dari simpanan intraseluler. Sebagai contoh, infark miokardium
menyebabkan anoksia seluler, yang memengaruhi permeabilitas membran dan menyebabkan
enzim masuk ke sekitar jaringan. Kebocoran enzim ini dapat dideteksi dengan peningkatannya di
dalam plasma. Kadar enzim jantung menggambarkan adanya infark miokardium (kematian
selular).***

Mioglobin adalah penanda adanya nekrosis miokardium, mioglobin dilepaskan cepat dari
sirkulasi

dalam 1 sampai 2 jam saat infark. Dengan pelepasan mioglobin memungkinkan deteksi dini
infark miokardium. tetapi waktu paruhnya yang singkat membuatnya kurang berguna bagi klien
yang datang beberapa jam setelah onset. Enzim ini tidak spesifik untuk jantung dan meskipun
meningkat awal, bukan merupakan indikator reliabel bagi infark miokardium. Pengukuran kadar
mioglobin tidak direkomendasikan jika terdapat bukti kerusakan otot. trauma atau gagal ginjal
karena kemungkinan besar terjadi hasil uji positif palsu.

Enzim yang paling sering digunakan untuk mendeteksi infark miokardium karena
kesensitifannya adalah kreatin kinase (CK) dan troponin. Terdapat 3 isoenzim CK: CK MM (otot
skeletal), CK-MB (otot miokardium), dan CK BB (otak). Troponin memiliki tiga komponen: 1.
C, dan T Troponin I memodulasi kontraksi, troponin C mengikat kalsium, dan troponin T
mengikat troponin I dan C Meskipun troponin ada di semua otot skeletai, komponen troponin
dalam otot jantung memiliki asam amino yang berbeda. Oleh karena itu, antibodi terhadap
troponin I dan T jantung sangat spesifik. Peningkatan troponin I sama sensitifnya dengan CK-
MB dalam mendeteksi cedera miokardiam. Oleh karena spesifitas yang tinggi bagi cedera
miokardium, troponin dapat digunakan untuk menyingkirkan dugaan diagnosis infark
miokardium ketika CK-MB kemungkinan positif palsu sa Troponin adalah uji laboratorium
definitif bagi diagnosis infark iokardium

CK-MB plasma dapat dilihat dalam 2 jam setelah onset gejala, peningkatan bermakna terjadi
dalam 6-8 jam onset gejala dan kembali normal setelah 48-72 jam dan menetap selama 4-7 hari.
Oleh karena itu, sampel darah harus diambil sesegera mungkin dan diulang setiap 6-8 jam dalam
24 jam pertama. Diagnosis membutuhkan tidak kurang dari 2 sampel darah terpisah sekurang-
kurangnya 4 jam.

•Uji Koagulasi Darah

Periksa uji koagulasi seperti prothrombin time dan partial thromboplastin time pada orang-orang
dengan kecenderungan besar mengalami pembentukan trombos Penelitian-penelitian
menunjukkan adanya peningkatan faktor koagulasi selama dan sesudah intark miokardium. Oleh
karena itu klien berisiko besar mengalami
tromboflebitis dan pembentukan bekuan dalam arteri koroner. Studi koagulasi diperlukan
sebagai pedoman penentuan dosis obat antitrombotik. Bab 74 mendiskusikan uji koagulasi
dengan detail.

•Lipid Serum

Penyakit jantung koroner merupakan akibat sekunder dari aterosklerosis dan akumulasi lipid
dalam dinding arteri, yang berhubungan dengan inflamasi dan remodeling vaskuler. Kolesterol
berisi fraksi lipid yang berhubungan dengan aterogenesis adalah low density lipoprotein
cholesterol (LDL-C). Risiko penyakit jantung koroner meningkat seiring dengan peningkatan
kadar LDL-C darah. Kadar LDL-C yang direkomendasikan adalah <100 mg/ dl, tetapi ketika
risko klien meningkat karena penyakit sebelumnya, maka target adalah < 70 mg/dl." Fraksi lipid
kedua yang berperan penting pada penentuan risiko penyakit kardiovaskular adalah high-density
lipoprotein cholesterol (HDL-C). Risiko penyakit jantung koroner menurun seiring dengan
peningkatan HDL-C. Lipid ini tersusun atas bahan lemak yang tidak larut air. Lipid ini berasal
dari lemak dalam makanan atau hasil sintesis dalam hati. Lipid serum didiskusikan dalam Bab
56.

•Protein Reaktif-C (CRP)

Aterosklerosis adalah bagian dari kondisi inflamasi derajat rendah yang kronis. Peningkatan
kadar CRP. protein fase akut yang mengukur keberadaan dan derajat inflamasi dalam dinding
arteri, berhubungan Dengan risiko kardiovaskular di masa mendatang, meliputi stroke, infark
miokardium, dan kematian akibat kardiovaskular.

•D-Dimer

Kadar D-dimer plasma ditentukan dengan enzyme linked immunosorbent assay; kadarnya
menggambarkan pemecahan fibrin plasmin (mengindikasikan trombolisis). Kadar D-dimer
meningkat lebih dari 90% klien dengan emboli paru. Jika positif, dan ada dugaan terjadi emboli
paru, pindal paru dan pindai ventilasi-perfusi direkomendasikan.

•Elektrolit Serum

Pengaturan cairan dan elektrolit dapat dipengaruhi oleh gangguan kardiovaskular atau
pengobatan. Selain itu, kadar elektrolit dapat memengaruhi kontraksi otot Bab 11 12
menjabarkan cairan dan elektrolit dengan lebih detal Kalium. Hipokalemia (kadar kalium turun
abnormal meningkatkan ketidakstabilan listrik jantung, kejadia disritmia ventrikel, dan risiko
toksisitas digitalis. Perubaha karakteristik pada EKG adalah gelombang U tetapi tem ini secara
tunggal tidakdapat menetapkan diagnosis hipokalemia. Hiperkalemia (peningkatan kadar kahan
dapat menimbulkan gelombang T yang tinggi pada Exc asistolik, dan disritmia ventrikel
Natrium. Kadar natrium serum menggambarkas keseimbangan cairan. Hiponatremia
mengindikasikan kelebihan cairan. Hipernatremia mengindikasikan kelebihan natrium.¹2
Kalsium. Kalsium merupakan mediator yang penting pada fungsi jantung karena efeknya
terhadap eksitabilitas jantung kontraktilitas jantung, dan tonus vaskular. Hipokalsemia
(penurunan kadar kalsium) dapat menimbulkan disritmia ventrikel yang serius, pemanjangan
interval QT, dan henti jantung. Hiperkalsemia (peningkatan kadar kalsium menimbulkn
pemendekan interval QT dan menyebabkan penyumbatan AV, takikardia, bradikardia,
hipersensitivitas digitalis, dan henti jantung

Magnesium. Magnesium membantu mengatur metabolisme intraseluler, mengaktifkan enzim-


enzim sensual, dan membantu pengangkutan natrium dan kalium menembus membran sel.
Magnesium berperan penting pada eksitabilitas neuromuskular. Penurunan kadar magnes
(hipomagnesemia) menyebabkan apatis, kedutan pada wajah, kram kaki, depresi napas dan
disritmia jantung yang berat termasuk takikardia dan fibrilasi ventrikulit Peningkatan kadar
magnesium (hipermagnesemial da menyebabkan kelemahan otot, hiporefleksi, hipotensi, dis
bradikardia dengan pemanjangan interval PR dan pelebaran kompleks QRS.

Fosfat. Fosfat ekstraseluler banyak terdapat di tulang bersama kalsium (85% dari total fosfat
tubuh), Sejumlah kecil terdapat dalam cairan intraselular. Hal itu memba mengatur pembentukan
energi (adenosin trifosfat dan menjaga keseimbangan asam basa dan eksitabilita neuromuskular.
Kadar fosfat berbanding terbalik dengan kadar kalsium karena ginjal menahan atau
mengekskresikan fosfat atau kalsium. Kadar fosfat yang rendah (hipofosfatemia) dapat
menyebabkan perdarahan, penurunan kadar sel darah putih, kelemahan otot (termasuk otot
respirasi) dan mual serta muntah. Peningkatan kadar (hiperfosfatemia) dapat menyebabkan
manifestasi yang mirip dengan hipokalsemia, dengan manifestasi yang sering, yakni tetani otot.

Nitrogen Urea, Kreatinin, dan LFG. Nitrogen urea, juga diketahui sebagai nitrogen ureum darah,
kreatinin serum. dan laju filtrasi glomerulus (LFG) adalah indikasi fungsi ginjal, terutama
kemampuan ginjal untuk mengekskresikan ureum dan protein. Fungsi ginjal harus dikaji sebelum
prosedur menggunakan kontras (CT scan, angiografi dan angiogram). Kontras dibersihkan
melalui ginjal sehingga klien berisiko mengalami gagal ginjal akut ketika menjalani prosedur
dengan kontras tersebut.

Glukosa Serum. Diabetes melitus adalah faktor risiko utama perkembangan aterosklerosis. Selain
itu, kejadian jantung akut dapat meningkatkan kadar glukosa darah, yang menyebabkan
hiperglikemia pada klien dengan diabetes melitus. Oleh karena alasan ini, kadar glukosa darah
diperiksa secara rutin pada seluruh klien dengan gangguan kardiovaskular

•KESIMPULAN

Dengan peningkatan insiden dan prevalensi penyakit kardiovaskular, peranan perawat


menjadi lebih penting pada pengkajian, penatalaksanaan, dan edukasi klien. Edukasi terpenting
adalah modifikasi faktor risiko, karena diperkirakan lebih dari 50% kematian dan kecacatan
karena penyakit kardiovaskular dapat dieliminasi dengan kombinasi penghematan nasional dan
usaha individu untuk mengurangi faktor risiko, Pembelajaran untuk memperoleh riwayat
penyakit dan melakukan pemeriksaan fisik membutuhkan pengulangan. Data yang didapat sama
pentingnya dengan hasil uji invasif dan noninvasif jika perawat mengkaji klien dengan efektif,
menyediakan perawatan pencegahan primer. dan memantau penatalaksanaan. Keterampilan
pengkajian dun intervensi keperawatan dapat membuat perbedaan bermakna pada kualitas hidup
klien dengan mencegah komplikasi dan meningkatkan hasilyang diharapkan Dengan membantu
klien, Anda juga telah membantu keluarga dan sistem pendukung klien, yang bergerak untuk
mendorong modifikasi faktor risiko dan mencari perawatan penegahan. Melalui usaha ini,
sasaran Healthy People 2010 (untuk memperbaiki kesehatan jantung dan kualitas hidup secara
keseluruhan melalui pencegahan, pemeriksaan. deteksi, manajemen faktor risiko, dan diagnosis
dini serta penatalaksanaan) dapat dicapai.

Anda mungkin juga menyukai