Anda di halaman 1dari 6

Vol. 10, No.

1, Tahun 2021

PROSES PEREBUSAN KELAPA SAWIT PADA STASIUN STERILIZER


(Studi Kasus pada PT. Tri Bakti Sarimas PKS 2 Ibul, Riau)

Lilis Masruroh, dan Hermiza Mardesci *

Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian


Universitas Islam Indragiri
Jl. Provinsi Parit 1 Tembilahan Hulu – Indragiri Hilir, Riau 29213

* hermizamardesci@unisi.ac.id

Abstrak
Proses produksi pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit menjadi
minyak sawit/Crude Palm Oil (CPO) melewati beberapa tahap pengolahan. Tahapan
pengolahan tersebut dilakukan di beberapa stasiun, diantaranya stasiun penerimaan,
stasiun sortasi, stasiun sterilizer, stasiun thresher, stasiun digester dan press, dan
stasiun clarifikasi. Salah satu proses yang sangat penting berada pada stasiun
sterilizer. Kualitas CPO yang dihasilkan, salah satunya bergantung pada proses
perebusan di stasiun sterilizer. Proses perebusan TBS di PT. Tri Bakti Sarimas PKS
2 Ibul menggunakan sistem double peak, dengan tekanan sekitar 2,5 sampai 3 bar.
Proses perebusan dilakukan selama 60 sampai 90 menit. Waktu proses yang cukup
lama tersebut, akan mematangkan buah sampai ke lapisan bawah.

Kata Kunci : TBS, CPO, Sterilizer, Perebusan, Minyak Sawit

Submit: 16 November 2020 * Revisi: 30 November 2020 * Accepted: 27 Jan 2021 * Publish: 10 Mei 2021

Jurnal Teknologi Pertanian 43


Vol. 10, No. 1, Tahun 2021

PENDAHULUAN HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data Statistik Sterilizer adalah bejana uap yang


Indonesia Tahun 2020, produksi kelapa digunakan untuk merebus TBS. Untuk
sawit pada tahun 2019 sebesar menjaga tekanan dalam perebusan agar
45.859.200 ton, yang 35%-nya tidak melebihi tekanan kerja yang
merupakan hasil produksi dari dizinkan, maka alat perebus diberi katup
perkebunan rakyat (BPS, 2020). Jumlah pengamanan (safety vave). Perebusan
perusahaan yang mengolah kelapa sawit TBS menggunakan media pemanas yang
di Indonesia cukup banyak. Apalagi di merupakan uap basah sisa pembuangan
Provinsi Riau yang merupakan salah satu turbin uap dengan tekanan sekitar 3
provinsi penghasil sawit di Indonesia. kg/cm2, dan suhu sekitar 145oC (Baldani
Salah satu perusahaan tersebut adalah dan Ta’ali, 2020).
PT. Tri Bakti Sarimas PKS 2 Ibul. Di PT. Tribakti Sarimas PKS 2
Pengolahan kelapa sawit di PT. Tri Ibul, perebusan TBS menggunakan
Bakti Sarimas PKS 2 Ibul melewati sterilizer vertical. Menurut Baldani dan
beberapa tahap pegolahan, seperti Ta’ali (2015), berdasarkan posisinya,
sortasi, perebusan, pembrondolan, mesin perebusan terdiri dari 2, yaitu
pengepresan dan pemurnian minyak. horizontal dan vertikal. Jika perebusan
Proses perebusan merupakan salah satu dilakukan secara vertikal, maka akan
proses yang sangat penting dalam mengurangi biaya perawatan pabrik. Hal
menghasilkan CPO. Menurut Mahyunis, ini disebabkan karena, perebusan ini
et al. (2015), perebusan yang tidak tidak menggunakan lori sebagai tempat
sempurna pada stasiun sterilizer akan merebusnya. Jadi, TBS dari loading
menyebabkan menurunnya efisiensi ramp akan diangkut menggunakan
proses pemecahan biji pada saat conveyor lalu dimasukkan ke sterlizer.
pembrondolan di stasiun thresher. Apabila sterilizer dalam keadaan
Oleh sebab itu, penelitian ini kosong, maka feeder chute akan
dilakukan untuk mengetahui proses memutar menuju sterilizer dan feeder
perebusan TBS pada stasiun sterilizer di gate akan membuka. Akibatnya TBS
PT. Tri Bakti Sarimas PKS 2 Ibul. masuk ke dalam sehingga sterilizer terisi
penuh. Kapasitas sterilizer ini adalah 25
ton dalam 1 bejana. Di perusahaan ini
METODOLOGI PENELITIAN terdapat 4 bejana pada stasiun sterilizer
ini. Setelah terisi penuh feeder chute
Penelitian dilakukan di PT. Tri akan kembali menutup dan feeder gate
Bakti Sarimas PKS 2 Ibul pada bulan akan menutup secara otomatis.
Januari sampai Februari 2020. Penelitian
dilakukan dengan cara pengamatan dan Mekanisme Perebusan Buah
wawancara langsung dengan karyawan Sistem perebusan buah harus
PT. Tri Bakti Sarimas PKS 2 Ibul. sesuai dengan kemampuan boiler
Pengamatan dan wawancara dilakukan memproduksi uap dengan sasaran bahwa
untuk mengetahui proses perebusan
tujuan perebusan dapat tercapai. Sistem
tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di perebusan yang baik yang dikenal pada
stasiun sterilizer pada PT. Tri Bakti pabrik menggunakan single peak, double
Sarimas PKS 2 Ibul. peak, dan tripple peak. Sistem perebusan
ini berfungsi sebagai tindakan fisika.

44 Jurnal Teknologi Pertanian


Vol. 10, No. 1, Tahun 2021

Namun, pada saat perebusan juga dapat stasiun sterilizer, hidrolisa pectin
terjadi proses mekanik, yaitu adanya menjadi lebih cepat. Namun
goncangan yang disebabkan oleh hidrolisa pectin pada tangkai, tidak
perubahan tekanan yang cepat. seluruhnya bisa melepaskan
Proses perebusan TBS sebelum berondolan. Oleh sebab itu, proses
dilakukan pengolahan lebih lanjut selanjutnya di stasiun thresher
bertujuan untuk (Parulian, 2007; Sitepu, diperlukan untuk perontokan.
2011; Suandi, et al., 2016; Hikmawan 4. Melunakkan daging buah agar
dan Angelina, 2019): mudah dilumat dalam digester.
1. Menonaktifkan atau merusak enzim, Pemanasan melalui perebusan di
dan menghentikan peragian yang stasiun sterilizer akan menyebabkan
dapat mengakibatkan pembentukan serat pada kulit buah kelapa sawit
atau kenaikan asam lemak bebas. menjadi mudah lepas. Jika hal itu
TBS yang baru dipanen biasanya terjadi, maka proses selanjutnya di
masih mengandung enzim lipase dalam digester dan depericarper/
yang bertindak sebagai katalisator polishing akan menjadi lebih
dalam pembentukan asam lemak mudah.
bebas. Selain itu, TBS juga 5. Mengurangi kadar air dalam buah
mengandung enzim oksidase yang sehingga meningkatkan
berperan dalam pembentukan
meningkatkan efisiensi pemecahan
peroksida yang kemudian berubah pada biji sawit (nut).
menjadi gugus aldehyde. Jika TBS
mengalami luka atau memar, maka Proses perebusan di stasiun
aktivitas enzim lipase dan oksidase sterilisasi dapat mengurangi kadar
semakin tinggi. Jika dilakukan air pada buah dan biji sawit, yaitu
pemanasan sampai suhu > 50 oC, dengan cara penguapan. Dengan
maka enzim menjadi tidak aktif lagi. berkurangnya kadar air, maka
Maka, perebusan dengan suhu tinggi efisiensi pemecahan pada biji sawit
akan menghentikan aktivitas enzim. menjadi meningkat.
2. Membekukan getah dan protein 6. Mengkondisikan daging buah agar
sel minyak dapat terlepas untuk
Pemanasan melaui perebusan di diekstraksi.
stasiun sterilizer akan dapat
membekukan getah yang terdapat Interaksi panas dan proses
pada TBS. Selain itu, suhu yang menurunnya kadar air tersebut, akan
tinggi pada perebusan dapat menyebabkan minyak sawit adari
membekukan protein. antara sel bersatu, dan memiliki
kekentalan yang rendah. Dengan
3. Memudahkan berondolan lepas dari begitu, proses ekstraksi menjadi
tandan. lebih mudah.
Untuk memudahkan pengambilan 7. Memudahkan proses pada
(ekstraksi) minyak, maka selanjutnya
berondolan (buah) sawit harus
dipisahkan dari tandannya. Proses perebusan yang terjadi di
Pelepasan berondolan terjadi karena stasiun sterilizer akan dapat
adanya hidrolisa pectin di pangkal membantu pelepasan serat dan biji.
buah. Dengan adanya perebusan di Selain itu, perebusan juga bisa

Jurnal Teknologi Pertanian 45


Vol. 10, No. 1, Tahun 2021

membantu proses pelepasan inti dari bar dengan siklus perebusan 60


cangkang. Dengan terlepasnya biji sampai 70 menit, dan pada
dari serat, kemudian inti dari temperatur 120 sampai 130 ºC.
cangkang, maka proses selanjutnya Sistem perebusan di PT. Tri Bakti
di stasiun thresher, dan digester Sarimas PKS 2 Ibul menggunakan
akan menjadi lebih mudah. sistem dua puncak (double peak).
Kurva perebusan 2 puncak (double
8. Untuk mencapai tujuan perebusan
peak) dapat dilihat pada Gambar 1.
tersebut, diperlukan tekanan uap 3
Tekanan Uap kg/cm2

3
1,5

Waktu

Gambar 1. Kurva Perebusan Double Peak

Proses perebusan double peak 2. Langkah kerja sterilizer


adalah proses perebusan yang dilakukan o Pertama-tama top door dibuka.
2 tahap pemasukan uap. Proses o Selanjutnya feeder gate dibuka,
pembuangan uap air juga dilakukan dua dan feeder chute diarahkan ke
tahap (Sitepu, 2011). Sistem perebusan ruang sterilizer.
double peak di PT. Tri Bakti Sarimas o Apabila sterilizer telah terisi
PKS 2 Ibul melewati beberapa penuh, maka feeder gate ditutup,
tahapan/step sebagai berikut: dan feeder chute dikembalikan
1. Step perebusan pada posisi home (semula) dan
o Step pertama berlangsung selama top door ditutup.
2 sampai 3 menit. o Selanjutnya steam inlet valve
o Step kedua, steam masuk dengan dibuka agar steam masuk ke
tekanan 1,5 bar selama 10 menit. ruang perebusan
o Step ketiga adalah tahapan o Kemuadian steam outlet water
pertama untuk buang kondensat valve ditutup, atau condensate
sampai tekanan 0 bar. dan exhaust valve ditutup.
o Step keempat, steam masuk o Apabila telah melalui amblas
dengan tekanan 3 bar selama 15 pertama tekanan steam 1,5 bar,
menit. dan amblas kedua setelah
o Step kelima merupakan proses tekanan steam mencapai 3 bar.
perebusan selama 30 menit. Kemudian proses penahanan
o Step keenam adalah amblas berlangsung ± 40 menit, maka
kedua atau buang kondensat yang dapat dikatakan proses perebusan
dilakukan selama 5 menit selesai.
o Setelah perebusan selesai, maka
pintu sterilizer dibuka, dan buah

46 Jurnal Teknologi Pertanian


Vol. 10, No. 1, Tahun 2021

didorong dengan internal Menurut Rahardja dan Sopyan


conveyor agar keluar menuju (2012), tingginya persentase oil loss di
drive conveyor untuk diangkut ke kondensat adalah sebagai akibat waktu
bunch elevator. perebusan yang terlalu lama. Jika waktu
proses deaerasi kurang optimal, maka
Menurut Sitepu (2011), proses
persentase oil loses di empty bunch akan
perebusan double peak yang merupakan
meningkat. Jadi, proses perebusan buah
sistem perebusan dua puncak, dimulai
merupakan proses yang dapat
dengan cara menaikkan tekanan uap
menentukan losses minimal yang terjadi.
puncak pertama selama 10 menit.
Menurut Hikmawan dan Angelina
Setelah itu dilakukan pembuangan uap.
(2019), proses suhu perebusan di stasiun
Selanjutnya, tekanan uap puncak kedua
sterilzer mempengaruhi hasil akhir dari
juga dinaikkan, dan dilakukan
minyak sawit. Jika suhu semakin tinggi,
penahanan lebih kurang 45 menit, dan
maka proses pemasakan akan semakin
air kondensat dibuang. Hal ini tidak
cepat. Akibatnya, minyak yang
jauh berbeda dengan proses yang
dihasilkan juga lebih banyak. Namun,
terdapat di PT. Tri Bakti Sarimas PKS 2
kandungan air dalam minyak juga cukup
Ibul.
tinggi. Hal ini disebabkan oleh uap jenuh
Proses perebusan tidak boleh
yang digunakan mengandung air yang
terlalu lama atau terlalu singkat. Jika
sangat banyak.
terlalu singkat, maka akan banyak buah
Selain suhu atau temperatur, yang
yang tidak terpipil. Jika terlalu lama,
mempengaruhi hasil minyak sawit
maka kadar air minyak dalam buah akan
adalah tekanan yang digunakan pada
menurun dan losses pada air kondensat
stasiun sterilizer. Tekanan yang terlalu
akan bertambah. Air kondensat dari
rendah akan menyebabkan menurunnya
sterilizer akan mengalir melalui strainer,
mutu minyak yang dihasilkan. Hal ini
kemudian pipa utama kondensat (main
disebabkan oleh uap panas tidak dapat
condensate) setelah condensate valve
menembus ke dalam buah, sehingga
terbuka.
buah sulit lepas dari spikletnya.
Dengan adanya tekanan dari steam
maka air kondensat akan terdorong Perebusan yang optimal adalah
perebusan yang dilakukan pada tekanan
bersama steam ke arah cerobong asap.
uap 2,8 kg/cm2, dan waktu antara 80
Di cerobong asap, steam akan naik dan
sampai 90 menit (Hikmawan dan
keluar ke udara, sedangkan air akan
Angelina, 2019). Hal ini tidak jauh
tetap di bagian bawah kemudian
berbeda dengan proses perebusan di PT.
mengalir ke condensate pit. Dari
Tri Bakti Sarimas PKS 2 Ibul, dimana
kondensat pit, air kondensat akan
tekanan yang digunakan adalah 2,5
mengalir ke drain pit, yang merupakan
sampai 3 bar, sedangkan waktu
gabungan hasil dari drain berbagai
perebusan adalah 60 sampai 90 menit.
peralatan. Setelah itu, terjadi pengutipan
minyak kembali dari drain pit air
kondensat akan menuju ke water dilution
tank. Buah kelapa sawit yang direbus KESIMPULAN DAN SARAN
akan dikeluarkan dari sterilizer
menggunakan scrapper conveyor dan Kesimpulan
digerakkan oleh conveyor drive hingga Proses perebusan TBS di stasiun
buah jatuh ke bunch elevator menuju sterilizer merupakan tahapan yang
thresher. penting dalam pengolahan minyak sawit.

Jurnal Teknologi Pertanian 47


Vol. 10, No. 1, Tahun 2021

Proses ini menentukan kualitas dan Hikmawan, O., dan R. Angelina. 2019.
kuantitas minyak sawit yang dihasilkan. Pengaruh Variasi Waktu dan
Hal yang mempengaruhi hasil tersebut Tekanan terhadap Kehilangan
adalah tekanan dan waktu yang Minyak pada Air Kondensat di
digunakan dalam proses perebusan. Unit Sterilizer Pabrik Kelapa
Proses perebusan di PT. Tri Bakti Sawit. Jurnal Teknik dan
Sarimas PKS 2 Ibul menggunakan Teknologi. Vol. 14, No. 28. Hal:
sistem dua puncak atau double peak. 33-39.
Tekanan yang digunakan adalah 2,5 Mahyunis, A.P.G.L. Gaol, dan
sampai 3 bar, sedangkan waktu Hermanto. 2015. Pengaruh Lama
perebusan adalah 60 sampai 90 menit. Waktu Perebusan terhadap Sifat
Kondisi ini sudah dianggap optimal Kuat Tekan dan Regangan Biji
dalam proses perebusan. Kelapa Sawit Varietas Tenera di
PTPN II PKS Pagar Marbau.
Saran Jurnal Agro Estate, Vol. VI No. 2.
Hal: 128-144.
Proses perebusan di stasiun
Parulian, V. 2007. Analisa Kebutuhan
sterilizer hendaknya dipertahankan
Uap Sistem Sterilizer pada PKS
dalam kondisi optimal. Tekanan yang
dengan Lama Perebusan 90 Menit.
digunakan hendaknya berada dalam
[Skripsi] Universitas HKBP
range 2,5 sampai 3 bar, dan waktu
Nommense Medan.
perebusan berlangsung tidak kurang dari
Rahardja, I.B., dan M. Sopyan. 2012.
60 menit, dan tidak lebih dari 90 menit.
Efektivitas Proses Pembuangan
Diperlukan ketelitian operator alat untuk
Udara Melalui Pipa Condensate
mengontrol tekanan dan waktu yang
pada Stasiun Rebusan (Sterilizer)
digunakan.
di Pabrik Kelapa Sawit. Jurnal
Citra Widya Edukasi (JCWE). Vol.
4 No. 2. Hal: 15-24.
DAFTAR PUSTAKA
Sitepu, T. 2011. Analisa Kebutuhan Uap
Baldani. A.M., dan Ta’ali. 2020. pada Sterilizer Pabrik Kelapa
Sawit dengan Lama Perebusan 90
Perancangan Sistem Kontrol
Menit. Jurnal Dinamis, Vol. 11
Sterilizer Vertical Kelapa Sawit
No. 8. Hal: 27-31.
Berbasis Arduino UNO. Jurnal
Suandi, A., N.I. Supardi, dan A.
Teknik Elektro dan Vokasional
Puspawan. 2016. Analisa
(JTEV), Vol. 06, No. 02. Hal: 87-
Pengolahan Kelapa Sawit dengan
98.
Kapasitas Olah 30 ton/jam di PT.
BPS. 2020. Statistik Indonesia -
BIO Nusantara Teknologi. Jurnal
Statistical Yearbook of Indonesia
Teknosia, Vol II, No. 17. Hal: 12-
2020. Jakarta: Badan Pusat
19.
Statistik.

48 Jurnal Teknologi Pertanian

Anda mungkin juga menyukai