1, Tahun 2021
* hermizamardesci@unisi.ac.id
Abstrak
Proses produksi pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit menjadi
minyak sawit/Crude Palm Oil (CPO) melewati beberapa tahap pengolahan. Tahapan
pengolahan tersebut dilakukan di beberapa stasiun, diantaranya stasiun penerimaan,
stasiun sortasi, stasiun sterilizer, stasiun thresher, stasiun digester dan press, dan
stasiun clarifikasi. Salah satu proses yang sangat penting berada pada stasiun
sterilizer. Kualitas CPO yang dihasilkan, salah satunya bergantung pada proses
perebusan di stasiun sterilizer. Proses perebusan TBS di PT. Tri Bakti Sarimas PKS
2 Ibul menggunakan sistem double peak, dengan tekanan sekitar 2,5 sampai 3 bar.
Proses perebusan dilakukan selama 60 sampai 90 menit. Waktu proses yang cukup
lama tersebut, akan mematangkan buah sampai ke lapisan bawah.
Submit: 16 November 2020 * Revisi: 30 November 2020 * Accepted: 27 Jan 2021 * Publish: 10 Mei 2021
Namun, pada saat perebusan juga dapat stasiun sterilizer, hidrolisa pectin
terjadi proses mekanik, yaitu adanya menjadi lebih cepat. Namun
goncangan yang disebabkan oleh hidrolisa pectin pada tangkai, tidak
perubahan tekanan yang cepat. seluruhnya bisa melepaskan
Proses perebusan TBS sebelum berondolan. Oleh sebab itu, proses
dilakukan pengolahan lebih lanjut selanjutnya di stasiun thresher
bertujuan untuk (Parulian, 2007; Sitepu, diperlukan untuk perontokan.
2011; Suandi, et al., 2016; Hikmawan 4. Melunakkan daging buah agar
dan Angelina, 2019): mudah dilumat dalam digester.
1. Menonaktifkan atau merusak enzim, Pemanasan melalui perebusan di
dan menghentikan peragian yang stasiun sterilizer akan menyebabkan
dapat mengakibatkan pembentukan serat pada kulit buah kelapa sawit
atau kenaikan asam lemak bebas. menjadi mudah lepas. Jika hal itu
TBS yang baru dipanen biasanya terjadi, maka proses selanjutnya di
masih mengandung enzim lipase dalam digester dan depericarper/
yang bertindak sebagai katalisator polishing akan menjadi lebih
dalam pembentukan asam lemak mudah.
bebas. Selain itu, TBS juga 5. Mengurangi kadar air dalam buah
mengandung enzim oksidase yang sehingga meningkatkan
berperan dalam pembentukan
meningkatkan efisiensi pemecahan
peroksida yang kemudian berubah pada biji sawit (nut).
menjadi gugus aldehyde. Jika TBS
mengalami luka atau memar, maka Proses perebusan di stasiun
aktivitas enzim lipase dan oksidase sterilisasi dapat mengurangi kadar
semakin tinggi. Jika dilakukan air pada buah dan biji sawit, yaitu
pemanasan sampai suhu > 50 oC, dengan cara penguapan. Dengan
maka enzim menjadi tidak aktif lagi. berkurangnya kadar air, maka
Maka, perebusan dengan suhu tinggi efisiensi pemecahan pada biji sawit
akan menghentikan aktivitas enzim. menjadi meningkat.
2. Membekukan getah dan protein 6. Mengkondisikan daging buah agar
sel minyak dapat terlepas untuk
Pemanasan melaui perebusan di diekstraksi.
stasiun sterilizer akan dapat
membekukan getah yang terdapat Interaksi panas dan proses
pada TBS. Selain itu, suhu yang menurunnya kadar air tersebut, akan
tinggi pada perebusan dapat menyebabkan minyak sawit adari
membekukan protein. antara sel bersatu, dan memiliki
kekentalan yang rendah. Dengan
3. Memudahkan berondolan lepas dari begitu, proses ekstraksi menjadi
tandan. lebih mudah.
Untuk memudahkan pengambilan 7. Memudahkan proses pada
(ekstraksi) minyak, maka selanjutnya
berondolan (buah) sawit harus
dipisahkan dari tandannya. Proses perebusan yang terjadi di
Pelepasan berondolan terjadi karena stasiun sterilizer akan dapat
adanya hidrolisa pectin di pangkal membantu pelepasan serat dan biji.
buah. Dengan adanya perebusan di Selain itu, perebusan juga bisa
3
1,5
Waktu
Proses ini menentukan kualitas dan Hikmawan, O., dan R. Angelina. 2019.
kuantitas minyak sawit yang dihasilkan. Pengaruh Variasi Waktu dan
Hal yang mempengaruhi hasil tersebut Tekanan terhadap Kehilangan
adalah tekanan dan waktu yang Minyak pada Air Kondensat di
digunakan dalam proses perebusan. Unit Sterilizer Pabrik Kelapa
Proses perebusan di PT. Tri Bakti Sawit. Jurnal Teknik dan
Sarimas PKS 2 Ibul menggunakan Teknologi. Vol. 14, No. 28. Hal:
sistem dua puncak atau double peak. 33-39.
Tekanan yang digunakan adalah 2,5 Mahyunis, A.P.G.L. Gaol, dan
sampai 3 bar, sedangkan waktu Hermanto. 2015. Pengaruh Lama
perebusan adalah 60 sampai 90 menit. Waktu Perebusan terhadap Sifat
Kondisi ini sudah dianggap optimal Kuat Tekan dan Regangan Biji
dalam proses perebusan. Kelapa Sawit Varietas Tenera di
PTPN II PKS Pagar Marbau.
Saran Jurnal Agro Estate, Vol. VI No. 2.
Hal: 128-144.
Proses perebusan di stasiun
Parulian, V. 2007. Analisa Kebutuhan
sterilizer hendaknya dipertahankan
Uap Sistem Sterilizer pada PKS
dalam kondisi optimal. Tekanan yang
dengan Lama Perebusan 90 Menit.
digunakan hendaknya berada dalam
[Skripsi] Universitas HKBP
range 2,5 sampai 3 bar, dan waktu
Nommense Medan.
perebusan berlangsung tidak kurang dari
Rahardja, I.B., dan M. Sopyan. 2012.
60 menit, dan tidak lebih dari 90 menit.
Efektivitas Proses Pembuangan
Diperlukan ketelitian operator alat untuk
Udara Melalui Pipa Condensate
mengontrol tekanan dan waktu yang
pada Stasiun Rebusan (Sterilizer)
digunakan.
di Pabrik Kelapa Sawit. Jurnal
Citra Widya Edukasi (JCWE). Vol.
4 No. 2. Hal: 15-24.
DAFTAR PUSTAKA
Sitepu, T. 2011. Analisa Kebutuhan Uap
Baldani. A.M., dan Ta’ali. 2020. pada Sterilizer Pabrik Kelapa
Sawit dengan Lama Perebusan 90
Perancangan Sistem Kontrol
Menit. Jurnal Dinamis, Vol. 11
Sterilizer Vertical Kelapa Sawit
No. 8. Hal: 27-31.
Berbasis Arduino UNO. Jurnal
Suandi, A., N.I. Supardi, dan A.
Teknik Elektro dan Vokasional
Puspawan. 2016. Analisa
(JTEV), Vol. 06, No. 02. Hal: 87-
Pengolahan Kelapa Sawit dengan
98.
Kapasitas Olah 30 ton/jam di PT.
BPS. 2020. Statistik Indonesia -
BIO Nusantara Teknologi. Jurnal
Statistical Yearbook of Indonesia
Teknosia, Vol II, No. 17. Hal: 12-
2020. Jakarta: Badan Pusat
19.
Statistik.