Anda di halaman 1dari 3

Sophie Alivia Syaharani

5017201009
Geofisika Lingkungan B
RESUME PENGOLAHAN LIMBAH B3
(Peran Geoscience untuk Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
Sampah / Limbah)

Kenapa dibutuhkan TPA sampah yang mengandung B3?

- Bahan berbahaya dan atau beracun (B3) yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau
merusakkan lingkungan hidup, dan atau membahayakan lingkungan hidup, Kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
- Sifat bahan berbahaya dan beracun adalah mudah meledak, mudah menyala (terbakar), dan
reaktif, beracun, korosif, infeksius, berbahaya terhadap perairan.
- Karena membahayakan manusia dan lingkungan hidup (biotik dan abiotic), maka limbah B3
harus diolah dan ditimbun pada suatu area yang dapat mencegah penyebaran secara alami.
- Biasanya barang yang beracun memiliki logo di kemasannya.

Dasar Hukum

- UU no 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah


➢ Pasal 2
• Sampah yang dikelola berdasarkan undang-undang ini terdiri atas :
▪ Sampah rumah tangga
▪ Sampah sejenis sampah rumah tangga
▪ Sampah spesifik
• Sampah spesifik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi :
▪ Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun
▪ Sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun
➢ Pasal 23
• Pengelolaan sampah spesifik adalah tanggung jawab pemerintah
• Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan sampah spesifik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah.
- TPA untuk sampah domestic harus mengikuti standar seniterirenfil. Undang-undang ini
masih kurang dikenal masyarakat padahal sudah lama.
- Peraturan Pemerintah no 22. Tahun 2021
➢ Pengelolaan limbah B3 meliputi :
• Pengurangan
• Penyimpanan
• Pengumpulan
• Pengangkutan
• Pemanfaatan
• Pengolahan
• Penimbunan
➢ Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 dapat menyerahkan kepada pihak lain
yang berwenang untuk mengolah dan menimbun limbah B3 yang dihasilkan.
- Contoh oli bekas bisa digunakan untuk oli sintetik. Di Indonesia sampai saat ini tempat untuk
mengolah dan menimbun hanya ada di cilensi bogor. Pemerintah provinsi jatim sudah punya
Sophie Alivia Syaharani
5017201009
Geofisika Lingkungan B
gagasan untuk membangun tempat pembuangan b3 seperti di cilensi. Mencari lokasi yang
tepat untuk pembuangan limbah b3.

Pencarian lokasi atau site seeing untuk TPA sampah

- Pada dasarnya tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah atau limbah merupakaan sumber
pencemar (air lindi, emisi gas rumah kaca, bau, vector penyakir, estetika)
- Tujuan utama pencarian lokasi TPA sampah yang sesuai adalah melindungi manusia dan
lingkungannya dari pencemaran yang berasal dari TPA tersebut.
- Dari sisi geoscience komponen lingkungan hidup yang menjadi prioritas untuk dilindungi
adalah air tanah dan air permukaan
- Pencarian lokasi TPA pada dasarnya adalah mencari lokasi yang secara alamiah memiliki
system pencegahan pencemaran (geologic atau natural barrier)
- Apabila tidak ditemukan lokasi yang dimaksud, maka diperlukan penambahan sistemp
pencegah pencemaran.
- Sampah domestic yang tidak dipilah itu masuk ke sampah kelas 3, peraturan pemerintah
yang baru ada di keluarkan dari sana. TPA limbah b3 merupakan sumber pencemar,
penyebabnya yaitu air lindi. Kedua adalah emisi gas (sampah domestic) contoh nya sampah
organic yang menghasilkan metan yangmana kemudian membuat ozon semakin menipis,
dan ketiga adalah menyebabkan penyakit tertentu.

Persyaratan tempat pemrosesan akhir (pengolahan dan penimbusan) limbah B3 menurut


peraturan Menteri LH no 63 tahun 2016

- Area untuk tempat pemrosesan akhir (TPA sampah atau limbah harus dipilihkan pada lokasi
yang benar agar pencemaran lingkungan dan gangguan terhadap manusia tidak terjadi.
- Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pemilihan lokasi adalah :
➢ Morfologi-Hidrologi : lokasi yang dipilih harus bebas genangan dan bebas banjir
serratus tahunan
➢ Geologi : daerah dengan batuan dasar atau tanah bersifat kedap air (k <10^7
cm/detik) untuk landfill kelas I dan kelas II, atau (k <10^5 cm/detik) untuk landfill
kelas III.
➢ Kebencanaan : tidak merupakan daerah berpotensi bencana alam seperti longsoran,
bahaya gunung api, gempa bumi, dan patahan aktif, mud volcano, tsunami, sink
hole.
➢ Kalau dijumpai tanah atau batuan yng permeabilitasnya kurang dari 10^7 itu
biasanya tanah lempung atau liat. Untuk melihat jenis tanah bisa dilihat ke peta
geologi, lalu menentukan formasi apa yang bisa dijadikan tpa. Biasanya formasi yang
mengandung tanah lempung, karena tanah lempung bisa menyerap racun, atau
kapasitas pertukaran ionnya tinggi.
➢ Hidrogeologi : bukan merupakan daerah resapan bagi air tanah tidak tertekan yang
penting dan air tanah tertekan. Dihindari lokasi yang di bawahnya terdapat lapisan
aquifer. Jika dibawah lokasi tersebut terdapat lapisan aquifer, maka jarak terdekat
lapisan tersebut dengan bagian dasar landfill adalah 4 meter.
➢ Hidrologi permukaan : berjarak minimum 500 m dari aliran sungai yang mengalir
sepanjang tahun, danau, waduk untuk irigasi pertanian dan air bersih. Berjarak
minimum 2500 m dari garis pantai.
➢ Iklim dan curah hujan : diutamakan dilokasi dengan curah hujan kecil atau daerah
kering dengan keadaan angin rendah serta berpenduduk jarang
Sophie Alivia Syaharani
5017201009
Geofisika Lingkungan B
➢ Tata ruang : lokasi penimbunan harus sesuai dengan rencana tata ruang yang
merupakan tanah pertanian yang kurang subur, atau lokasi bekas pertambangan
yang telah tidak berpotensi dan sesuai dengan rencana tata ruang baik untuk
industry atau tempat penimbunan limbah.
➢ Keberadaan flora dan fauna

Konstruksi tempat penimbusan

- System pengaman dasar ditentukan oleh jenis limbah B3 – mencegah kebocoran


- Sistem pengaliran air hujan selama landfill beroperasi
- System penutup permukaan semua jenis landfill sama mencegah air hujan masuk
- System pemantauan kualitas air tanah (sumur pantau)
- System pengumpul dan pemanfaatan gas

Memanfaatkan GIS

- Maaping (pemetaan), membuat peta tematik persyaratan TPA sampah atau limbah
- Measurement (pengukura), buffering batas atau jarak dari sungai, garis pantai, dan
permukiman
- Modelling (pemodelan atau simulasi), simulasi kesesuaian lokasi TPA
- Pengambilan keputusan dan argumentasi

Latar Belakang

- Jumlah industry penghasil limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) di
Jawa Timur tergolong banyak. Sebagian besar industry tersebut beroperasi di wilayah Gresik,
Sidoarjo, Mojokerto, Pasuruan, dan Surabaya.
- DI wilayah Provinsi Jawa Timur belum terdapat fasilitas pengolahan dan penimbunan limbah
B3. Sampai dengan tahun 2017 lokasi pengolahan dan penimbunan limbah B3 hanya di
cilengsi Bogor. Sehingga biaya pengolahan dan penimbunan limbah B3 di Jawa Timur
tergolong mahal.
- Banyak rumah sakit pemerintah dan swasta kesulitan membuang limbah medis. Pada masa
pandemic limbah medis akan semakin banyak.

Anda mungkin juga menyukai