NOMOR : P. 5 /LATMAS/PPM/SDM.2/3/2020
TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN PENGOLAHAN SAMPAH
ORGANIK UNTUK BUDIDAYA MAGGOT BLACK SOLDIER FLY (BSF)
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Pasal 2
TENTANG
A. LATAR BELAKANG
Terkait hal tersebut di atas, yang banyak berkaitan dengan masyarakat adalah
pelaksanaan pengurangan sampah dari sumbernya. Pengurangan sampah dari
sumber meliputi pembatasan timbulan, pemanfaatan kembali, dan daur ulang
sampah. Untuk itu, agar pengurangan sampah dari sumber dapat berjalan efektif,
maka perlu diberikan pemahaman dan dorongan agar tercipta paradigma
“kurangi - pilah–olah (manfaatkan kembali/daur ulang)” atau sering dikenal
dengan pengelolaan sampah dengan prinsip 3R (reduce – reuse – recycle).
Berdasarkan data KLHK tahun 2018, pengelolaan sampah di Indonesia sebagian
besar (55,56%) masih berakhir di Tempat Pemerosesan Akhir (TPA) dengan
sistem open dumping (Paparan Dir PS pada Rakernis Adipura 23 Juli 2019).
Kondisi tersebut menggambarkan bahwa pengelolaan sampah masih banyak
bertumpu pada TPA. Sementara komposisi sampah di Indonesia sebanyak:
57,68 % merupakan sampah organik, 15,71% sampah plastik, 10,58% sampah
kertas, 3,06% sampah logam dan 12,97% jenis sampah lainnya (data KLHK
tahun 2018). Berdasarkan data komposisi sampah tersebut timbulan sampah
organik paling banyak jika dibandingkan dengan jenis sampah lainnya.
Seharusnya penyelesaian pengelolaan sampah organik bisa dilakukan melalui
pengomposan, biogas, pakan maggot BSF untuk sumber pakan ternak, pakan
cacing untuk obat- obatan dan pakan ikan, atau sebagai bahan pembuatan pelet
untuk pakan ternak, dan lain-lain. Upaya-upaya pengelolaan sampah organik
tersebut dapat menjadi salah satu solusi dalam menangani sampah sebelum
sampah masuk TPA.
Sejalan dengan indikator sasaran strategis KLHK ke-4 yaitu “terselenggaranya
tata kelola dan inovasi pembangunan LHK yang adaptif”, serta arah
pembangunan LHK 2020 butir ke 5 yaitu “penguatan pendidikan vokasional
untuk menghasilkan SDM yang siap kerja”, maka pengembangan diklat vokasi
BP2SDM ke depan diarahkan kepada: 1) entitas bisnis yaitu kebutuhan tenaga
teknis (Ganis) yang sesuai dengan permintaan dunia usaha dan dunia industry
(DUDI), serta 2) kelompok masyarakat profesional yang “kreatif” sehingga
mampu berwirausaha. Salah satu program jangka menengah yang terkait
dengan entitas bisnis dan kelompok masyarakat profesional adalah pelatihan
terkait dengan pengelolaan sampah.
Terkait hal tersebut di atas, maka Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan berupaya untuk meningkatkan kapasitas para pemangku kepentingan
melalui penyelenggaraan pelatihan dalam melakukan pengelolaan sampah yang
bernilai ekonomi. Terkait implementasi kebijakan tersebut Pusat Pelatihan
Masyarakat dan Pengembangan Generasi Lingkungan menyelenggarakan
kegiatan pelatihan Pengolahan Sampah Organik untuk Budidaya Maggot Black
Soldier Fly (BSF).
B. DESKRIPSI PELATIHAN
TUJUAN PELATIHAN
A. KOMPETENSI
Setelah mengikuti pelatihan pengolahan sampah organik untuk pakan maggot
Black Soldier Fly (BSF), peserta mampu melakukan pengolahan sampah
organik untuk pakan maggot Black Soldier Fly (BSF) dengan baik.
B. KOMPETENSI DASAR
Setelah selesai mengikuti pelatihan ini, peserta mampu:
1. melakukan pengolahan sampah organik untuk pakan maggot Black
Soldier Fly (BSF);
2. mempraktekkan budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) dengan
pakan sampah organik
3. menjelaskan kegiatan pasca budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF)
4. Pasca 2 4 6 Setelah mengikuti 4.1. Pengolahan 4.1.1. Pengeringan 1. E-learning, belajar - Wardhana , A. H.,
Budidaya mata pelatihan ini produk hasil Maggot BSF mandiri, diskusi 2016. Black Soldier
Maggot peserta dapat: budidaya Maggot 4.1.2. Pembuatan online (forum, Chat,Fly (Hermetia
Black Soldier 1. menjelaskan BSF Pelet Maggot teleconference), illucens) sebagai
Fly (BSF) pengolahan 4.1.3. Pengemasan Pemutaran video Sumber Protein
produk hasil Telur dan tutorial, live chat Alternatif untuk
budidaya Maggot Maggot, serta 2. Video tutorial, LCD, Pakan Ternak.
BSF pupa BSF Smart-phone, WARTAZOA,
2. menjelaskan (termasuk komputer/ laptop 26(DOI:
Mata Jam a. Metoda
No Pelatihan Pelajaran Indikator Hasil Pokok Bahasan Sub Pokok b. Alat Bantu Sumber
T P JML Belajar Bahasan Pembelajaran Kepustakaan
Pemasaran Hasil pelabelan) fasilitas jaringan http://dx.doi.org/10.1
Budidaya Maggot internet, modul 4334/wartazoa.v26i2.
BSF 4.2.1. Peluang Pasar pembelajaran 1 218 ), pp. 069-078.
4.2. Pemasaran Hasil 4.2.2. Jejaring
Budidaya Maggot Kemitraan
BSF
JUMLAH 12 22 34
BAB III
A. PESERTA PELATIHAN
1. Persyaratan
Persyaratan peserta yang mengikuti pelatihan ini adalah:
a. Usia minimal 17 tahun
b. Pendidikan : Minimal SLTA/sederajat
c. Mempunyai minat untuk melaksanakan pengelolaan sampah
d. Diutamakan peserta sebagai Ketua/pengurus dari
kelembagaan atau komunitas masyarakat yang bergerak di
bidang pengelolaan sampah
e. Tidak sedang mengikuti pendidikan formal
f. Dapat membaca dan menulis bahasa Indonesia
g. Belum pernah mengikuti pelatihan sejenis
h. Sehat jasmani dan rohani
2. Jumlah Peserta
B. PENCERAMAH/PENGAJAR/INSTRUKTUR PELATIHAN
1. Asal
a. Widyaiswara Pusdiklat SDM LHK dan Balai Pelatihan LHK
atau
b. Instruktur Puslatmas & PGL KLHK
c. ASN Non Widyaiswara atau Instruktur
d. Praktisi
2. Persyaratan
a. Widyaiswara, instruktur, praktisi, ASN Non Widyaiswara
atau instruktur lainnya yang ditunjuk oleh Kepala Puslatmas
& PGL LHK, dan Kepala Balai Pelatihan LHK
b. Menguasai materi yang diajarkan
c. Menguasai metodologi pembelajaran dengan jarak jauh (e-
learning )
d. Mampu memberikan motivasi kepada peserta pelatihan
e. Mengetahui teknik evaluasi hasil pelatihan.
f. Memiliki sensivitas gender dalam kegiatan pelatihan
BAB IV
METODE, TEMPAT DAN WAKTU PELATIHAN
A. METODE PEMBELAJARAN
B. TEMPAT PELATIHAN
C. WAKTU PELATIHAN
A. SARANA PELATIHAN
Sarana pelatihan meliputi:
B. PRASARANA PELATIHAN
1. Laptop
2. Multimedia projector
3. E-learning Management System (ELMS)
4. Web-seminar (webinar)
5. Fasilitasi Jaringan internet
6. Alat untuk praktek pengolahan sampah organik untuk budidaya
maggot BSF
BAB VI
EVALUASI PELATIHAN
1. Peserta
d. Kelulusan peserta
1) Standar nilai kelulusan akhir minimal 60.
2) Nilai kelulusan akhir diperoleh dari akumulasi nilai kehadiran,
akademik, dan partisipasi.
3) Bagi peserta pelatihan yang dinyatakan lulus berhak
mendapatkan Sertifikat Kelulusan Pelatihan Masyarakat
(SKPM) yang diterbitkan oleh Kepala Pusat Pelatihan
Masyarakat dan Pengembangan Generasi Lingkungan.
4) Bagi peserta yang tidak lulus karena tidak memenuhi nilai
kelulusan akhir, hanya diberikan Surat Keterangan Mengikuti
Pelatihan (SKMP) yang diterbitkan oleh Kepala Pusat
Pelatihan Masyarakat dan Pengembangan Generasi
Lingkungan.
2. Penceramah/Pengajar/Instruktur
a. Aspek penilaian meliputi :
1) Penguasaan materi pelatihan;
2) Sistematika penyampaian materi pelatihan;
3) Kemampuan dalam menyampaikan materi pelatihan;
4) Kemampuan dalam menyampaikan materi pelatihan;
5) Penggunaan metode dalam menyampaikan materi pelatihan;
6) Pemanfaatan sarana dan prasarana dalam menyampaikan
materi pelatihan;
7) Penggunaan bahasa dalam menyampaikan materi;
8) Nada dan suara dalam menyampaikan materi pelatihan;
9) Sikap dan perilaku dalam menyampaikan materi pelatihan;
10) Pemberian motivasi kepada peserta pelatihan.
b. Evaluasi dilakukan dengan cara pengisian Formulir Evaluasi
oleh peserta pelatihan sebagai berikut :
NO KRITERIA PENILAIAN
ASPEK PENILAIAN Sangat Sangat
Kurang Cukup Baik
Kurang Baik
1 Penguasaan materi
pelatihan
2 Sistematika penyampaian
materi pelatihan
3 Kemampuan dalam
menyampaikan materi
pelatihan
4 Keterkaitan materi
pelatihan dengan tujuan
pelatihan
5 Penggunaan metode
dalam menyampaikan
materi pelatihan
6 Pemanfaatan sarana dan
prasarana dalam
menyampaikan materi
pelatihan
7 Penggunaan bahasa
dalam menyampaikan
materi
8 Nada dan suara dalam
menyampaikan materi
pelatihan
9 Sikap dan perilaku dalam
menyampaikan materi
pelatihan
10 Pemberian motivasi
kepada peserta pelatihan
3. Penyelenggaraan Pelatihan
a. Aspek yang dievaluasi adalah:
1) Kualitas alat peraga dan media presentasi pelatihan
2) Kesempatan peserta berpartisipasi aktif dalam pelatihan
3) Penataan dan penempatan media/ sarana pelatihan
4) Pengaturan waktu pelatihan
5) Kecukupan waktu untuk berdiskusi dan praktek pelatihan
6) Porsi latihan / praktek dalam pelatihan
7) Penyediaan sarana dan prasarana pelatihan (summary
modul/bahan ajar, live chat, dan video tutorial praktik)
8) Pelayanan dan sikap panitia penyelenggara pelatihan
b. Cara evaluasi terhadap Penyelengaraan Pelatihan dilakukan
dengan cara pengisian Formulir Evaluasi oleh peserta pelatihan
sebagai berikut :
NO KRITERIA PENILAIAN
ASPEK PENILAIAN Sangat Sangat
Kurang Cukup Baik
Kurang Baik
Kualitas alat peraga dan
1 media presentasi
pelatihan
Kesempatan peserta
2 berpartisipasi aktif dalam
pelatihan
Penataan dan
3 penempatan media/
sarana pelatihan
Pengaturan waktu
4
pelatihan
Kecukupan waktu untuk
5 berdiskusi dan praktek
pelatihan
Porsi latihan / praktek
6
dalam pelatihan
Penyediaan sarana dan
Prasarana pelatihan
(Webiner, summary
7
modul/bahan ajar, live
chat, dan video tutorial
praktik)
Pelayanan dan sikap
8 panitia penyelenggara
pelatihan
c. Interpretasi penilaian
Setelah dilakukan skoring dan tabulasi data hasil evaluasi
terhadap penceramah/pengajar/instruktur dan penyelenggaraan
pelatihan, selanjutnya dilakukan interpretasi terhadap data yang
telah ada. Interpretasi data dilakukan sebagai berikut:
1) Pengisian Kuesioner
2) Observasi lapangan
3) Wawancara
4) Pelaporan alumni peserta pelatihan kepada penyelenggara
pelatihan
BAB VII
PENUTUP