Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL BOOK REPORT

GEOLOGI UMUM

Nama : M. Rizky Pratama Ginting


Nim : 3213131039
Kelas : Pendidikan Geografi E 2021

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Drs. Nahor Manahat Simanungkalit, M.Si

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas “Critical Book Report” untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
“Geologi Umum”. Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Geologi Umum Bapak Drs. Nahor Manahat Simanungkalit, M.Si yang telah membimbing
saya dalam menyelesaikan tugas ini.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penugasan ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penugasan
berikutnya dikemudian hari. Semoga Critical Book Report ini bermanfaat bagi para pembaca
dan penulis sendiri tentunya. Serta saya memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam penugasan tersebut.

Stabat, 18 September 2021

Penulis
M. Rizky Pratama Ginting

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II IDENTITAS BUKU............................................................................................................2
2.1 Informasi Bibilografi....................................................................................................2
2.1.1 Buku Utama.....................................................................................................2
2.1.2 Buku Pembanding............................................................................................2
BAB III RINGKASAN ISI BUKU..................................................................................................3
3.1 Buku Utama.................................................................................................................3
3.1.1 Bab 1 Pendahuluan...........................................................................................3
3.1.2 Bab 2 Mengenal Mineral..................................................................................4
3.1.3 Bab 3 Mengenal Batuan...................................................................................4
3.1.4 Bab 4 Pelapukan...............................................................................................5
3.1.5 Bab 5 Geohidrologi..........................................................................................6
3.1.6 Bab 6 Waktu Geologi Masa Arkeozoikum – Mesozoikum.............................7
3.1.7 Bab 7 Waktu Geologi – Masa Kenozoikum....................................................8
3.2 Buku Pendamping........................................................................................................9
3.2.1 Bab 1 Geologi..................................................................................................9
3.2.2 Bab 2 Mineral dan Batuan................................................................................9
3.2.3 Bab 3 Batuan Beku.........................................................................................10
3.2.4 Bab 4 Batuan Sedimen...................................................................................10
3.2.5 Bab 5 Batuan Metamorf.................................................................................11
3.2.6 Bab 6 Gunung Api.........................................................................................12
3.2.7 Bab 7 Pelapukan Tanah..................................................................................12
3.2.8 Bab 8 Air Tanah.............................................................................................13
3.2.9 Deformasi Batuan...........................................................................................13
3.2.10 Gunung Api dan Pegunungan........................................................................14
3.3 Analisis Isi Buku........................................................................................................14
3.3.1 Perbandingan Buku Utama dengan Buku Pendamping.................................14
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................17
4.1 Kesimpulan................................................................................................................17
4.2 Saran..........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pentingnya keterampilan Critical Book Report pada penulis dapat melatih dan
mengkaji kemampuan dalam meringkas dan menganalisis buku serta membandingkan
buku yang dianalisis dengan buku lain. Mengenal dan memberi nilai, serta mengkritik
sebuah karya tulis yang dibuat.
Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk dibaca dan dipahami,
terkadang hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum
memuaskan. Misalnya dari segi analisis dan pembahasan oleh karena itu penulis
membuat Critical Book Report Geologi Umum untuk mempermudah pembaca dalam
memilih buku referensi terkhusus pada pokok bahasan belajar.
Menurut kosakata, geologi berasal dari kata geo yang artinya bumi dan logos
yang artinya ilmu. Dengan demikian, geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi.
Manusia memanfaatkan muka bumi ini sebagai tempat tinggal dan juga sebagai tempat
menggantungkan hidupnya. Didalam bumi terkandung berbagai macam mineral dalam
bentuk senyawa anorganik yang merupakan sumber daya alam yang tidak terhitung
nilainya. Selain mineral dibumi ini juga terkandung berbagai macam bahan tambang
yang mempunyai peranan cukup besar dalam kelangsungan kehidupan manusia. Tanpa
bahan tambang yang sudah direkayasa dengan kemampuan teknologi ciptaan manusia
tampaknya membuat hidup di dunia ini menjadi hambar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan geologi yang sebenarnya
2. Bagaimana yang dimaksud dengan ilmu geologi dan apa saja yang dipelajari
3. Membandingkan isi dari kedua buku

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan geologi yang sebenarnya
2. Agar mengetahui lebih dalam mengenai ilmu geologi termasuk apa saja yang
dibahas dalam geologi umum
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari dua buku yang dibandingkan
tentang geologi umum
1
BAB II
IDENTITAS BUKU

2.1 Informasi Bibilografi


Dalam Critical Book Report ini, penulis menggunakan dua buku tentang geologi
umum yang relevan dengan pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
2.1.1 Buku Utama
Judul : Geologi Umum
Penulis : Sukandarrumidi, Herry Zadrak Kotta, F.W.Maulana
ISBN : 979-420-937-6
Penerbit : Gadjah Mada University Press
Tahun Terbit : 2014
Kota Terbit : Yogyakarta
Urutan Cetakan : Pertama
Halaman : 308 Halaman
Cover Buku :

2.1.2 Buku Pembanding


Judul : Buku Ajar Pengantar Geologi
Penulis : Muhammad Zuhdi
ISBN : 978-623-7004-21-9
Penerbit : Duta Pustaka Ilmu
Tahun Terbit : 2019
Kota Terbit : Mataram
Halaman : 122 Halaman
Cover Buku :

2
BAB III
RINGKASAN ISI BUKU

3.1 Buku Utama


3.1.1 Bab 1 Pendahuluan
Geologi mempelajari bumi mulai dari permukaan hingga bawah
permukaan, sifat fisik dan kimia, proses proses yang terjadi padanya, baik yang
ditimbulkan oleh factor dari dalam kulit bumi (kekuatan endogen) maupun factor
dari luar kulit bumi (kekuatan eksogen), serta berbagai sumber daya alam,
khususnya sumber daya mineral, termasuk air, cara mencarinya, cara
mengambilnya, dan cara mengolahnya dalam usaha untuk dimanfaatkan dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidup manusia. Pembelajaran geologi diperluas
dengan mempelajari bencana eologi, baik yang bersifat bencana alam geologi
(geogene) maupu bencana anthropogene. Bencana anthoropogene adalah bencana
yang kegiatan manusia juga ikut berperan.
Hipotesis terjadinya bumi, teori kant ( Immanuel kant ) mengemukakan
teorinya tentang terbentuknya bumi, menurutnya tata surya pada mulanya
berbentuk nebula yang menyerupai awan atau gas dengan massa yang berat
kemudian melalui proses pendinginan. Banyak teori lainnya seperti teori buffon,
laplace, planetsimal, weizseacker, Kuiper, whipple dan teori Big Bang.
Ilmuan yakin bahwa saat planet terbentuk, semua bahan disatukan oleh
gravitasi dan terpisah menjadi berbagai lapisan. Bumi berbentuk sebagai bola
berisi logam dan bahan yang kaya akan silikat. Besi nikel membentuk intim dan
bahan lain yang lebih ringan dipermukaan menjadi kerak. Kerak terbagi dua,
kerak benua adalah lapisan luar bumi yang membentuk daratan. Kerak samudra
adalah lapisan terluar bumi yang berada dibawah samudra.
Lapisan kulit bumi antara lain, lapisan lithosfera yang merupakan lapisan
paling luar dengan tebal 30-70km tersusun dari batuan beku basa dan batuan beku
asam. Lapisan chalkosfera tersusun dari senyawa oksida dan sulfide. Lapisan
barysfera adalah satu satunya lapisan cair bumi dengan inti luar setebal sekitar
2000km yang tersusun dari besi, nikel, dan mungkin zat lain.
Gradient geothermic, troposfera disebut juga sebagai sfera awan dan sfera
udara. Stratosfera dibagi menjadi beberapa lapisan. Pertama lapisan isotherm,
kedua lapisan panas. Ketiga lapisan campuran. Ionesfera berada pada ketinggian
3
antara 75 km hingga 750km. dissipasifera dimulai pada ketinggian 750km dan
beralih menjadi ruangan antar-stellaair (antar bintang), tanpa batas yang jelas.
Disadari atau tidak, hidup dan berkembang manusia tergantung pada udara (
dalam hal ini oksigen ) untuk bernapas, air untuk membantu kelancaran
metabolism makanan dalam tubuh, dan karbohidrat sebagai bahan makanan untuk
tumbuh dan berkembangnya tubuh manusia.

3.1.2 Bab 2 Mengenal Mineral


Magma adalah senyawa silikat yang cair, panas dan berpijar yang terbentuk
secara alamiah dan berada di dalam perut bumi. Karena berada didalam perut
bumi, anda tidak akan pernah melihatnya. Lava adalah lelehan magma yang
mengalir, panas dan berpijar serta keluar dari perut bumi melalui lubang kawah
gunung api.
Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang Kristal suatu mineral.
Kristal merupakan zat padat yang mempunyai susunan atom atau molekul dalam
keadaan teratur. Kristal adalah bentuk alamiah tiga dimensi dengan aturan aturan
system sumbu Kristal tertentu dari suatu mineral. Proses kristalisasi, seperti
magma mendingin secara perlahan dan diikuti dengan perubahan tekanan yang
bertahap pula maka dihasilkan Kristal dengan bentuk yang ideal dengan ukuran
yang cukup besar.
Mineral pembentukan batuan, pada saaat proses pembekuan magma akibat
menurunnya suhu akan menghasilkan berbagai jenis mineral sesuai dengan suhu
yang diperlukan dalam proses pembentukan Kristal dan mineral tersebut. Oleh
sebab itu jenis batuan yang terbentuk juga akan berbeda sesuai dengan suhu saat
terjadi pembekuan magma itu. Mineral antara lain ada mineral utama, mineral
sekunder, dan mineral aksesori.
Mineral merupakan penentu kehidupan, karena didalam mineral terdapat
unsur unsur kimia yang pada pada sat mineral lapuk dan hancur akan menjadi
tanah dan menjadi media tumbuh berbagai macam tanaman, dan tentunya ini
sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup manusia. Mineral juga berperan
sebagai bahan industry, dapat kita lihat dalam kehidupan sehari hari banyak sekali
barang barang kebutuhan yang diciptakan dari sumber sumber mineral ini.

3.1.3 Bab 3 Mengenal Batuan


4
Dialam terkenal tiga jenis batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan
batuan metamorf. Secara konseptual, batuan beku adalah hasil proses pembekuan
magma. Batuan sedimen adalah hasil sedimentasi dari hasil pelapukan batuan
yang lebih tua melalui tahapan: pelapukan , erosi, transportasi, sortasi, serta
sedimentasi yang diakhiri dengan kompaksi. Batuan metamorf adalah batuan
hasil proses metamorphosis dari batuan jenis yang lain. Batuan jenis yang lain
dapat berupa batuan beku yang batuan sedimen. Batuan metamorf juga dapat
mengalami metamorfosis lanjut menjadi batuan metamorf yang lebih matang
(mature).

3.1.4 Bab 4 Pelapukan


Proses alam yang tidak dapat dihindari adalah proses pelapukan terdapat
dua komponen utama yang berpengaruh yaitu adanya tenaga endogen dan tenaga
eksogen. Gaya asal endogen yaitu gaya tekanan maupun dorongan dari dalam
buumi. Gaya dorong tertutama dihasilkan oleh prose intrusi magma, sednagkan
gaya tekan dihasilkan oleh tektonik. Gaya asal eksogen dapat dikreasikan oleh
manusia, misalnya pada sat penilitian seismic dengan model membuat ledakan
didalam lubang. Gaya eksogen juga dapat dari tumbuh tumbuhan aktivitas
binatang
Komposisi kimia, mineral yang mempunyai banyak ragam unsur kimia
sebagai penyusunnya akan makin mudah lapuk/ hal ini dikarenakan masing
masing mineral mempunyai tingkat pemuaian yang berbeda bila terkena panas.
Keberadaan air, air merupakan katalisator yang dapat mempercepat
terjadinya reaksi kimia. Hamper semua unsur pembentuk mineral mudah sekali
bereaksi dengan oksigen membentuk senyawa oksigen. Air juga merupakan
pelarut yang sangat baik. Makin banyak air yang terdapat dalam batuan, berarti
makin banyak pori pori dan rekahan rekahan mikro yang terdapat dalam batuan
itu.
Keberadaan oksigen, oksigen dijumpai dimana mana, baik diatmosfera
maupun pada poro pori atu rongga rongga yang terdapat didalam batuan, makin
banyak pula oksigen yang ada didalamnya. Oksigen bereaksi dengan semua unsur
pembentuk mineral, reaksi ini dipercepat dengan keberadaan air karena oksigen
juga terlarut dalam air.

5
Keberadaan karbon dioksida, karbon dioksida dalam bentuk gas terdapat
dimana mana. Manusia dan binatang pada waktu bernapas menghasilkan karbon
dioksida. Pemanfaatan bahan bakar senyawa hidrokarbon juga akan
menghasilkan gas karbon dioksida.
Keberadaan biota, keberadaan biota juga mempunyai peranan yang cukup
signifikan dalam berlangsungnya proses pelapukan. Tumbuhan ganggang yang
umum terdapat pada permukaan batuan terbukti telah membuat proses pelapukan
berjalan sangat efektif. Gas oksigen yang dihasilkan sewaktu peoses metabolism
tumbuhan mampu beraksi dengan unsur logam yang terdapat dalam mineral
menjadi senyawa logam oksida.
Keberadaan tumbuhan, tumbuhan mempunyai fungsi strategis dalam proses
pelapukan batuan, khususnya pengaruh akar. Pengaruh lainnya juga termasuk
adanya gaya tektonik serta kegiatan anthropogene (kegiatan manusia).
Pelapukan memiliki berbagai jenis, yaitu pelapukan mekanik (pelapukan
fisika), pelapukan kimia yang terdiri oksidasi, reduksi, oksidasi-reduksi, hidrasi,
pelarutan (solution), dan hydrolysis. Pada pelapukan juga ada pelapukan
pedokimia yang terdiri dari oksidasi-reduksi, pelepasan AI dari Kristal liat
menjadi hydroksida melalui pertukaran kation, pemindahan K dari
mika,pembentukan lapisan AI pada mineral liat 2:1. Ada juga pelapukan biologis
yang berlangsung sangat sederhana, berlanjut, dan berkesinambungan.
Terjadinya erosi, penyebab erosi dikelompokan menjadi dua, yaitu erosi
yang terjadi secara alamiah dan erosi sebagai akibat kinerja manusia. Berdasarkan
penyebabnya, erosi dibagi dibagi menjdai tiga kelompok besar yaitu erosi oleh
air, erosi oleh angina, dan erosi oleh gletser.
Jenis tanah, pada umumnya masyarakat hanya mengetahui tanah adalah
lapisan batuan yang ada dipermukaan bumi. Janis tanah antara lain tanah latosol,
andosol, podsolik merah kuning, mediteran merah kuning, regur, podsol, tanah
sawah, hudrosol, calcisol, regosol, litosol, alluvial, tanah organic.
Berdasarkan pemanfaatannya tanah digolongkan menjadi menjadi dua
bagian besar, yaitu tanah sebagai suatu masa dan tanah sebagai lahan pertanian.
Tanah sebagai suatu massa maksudnya adalah tanah yang sudah dipindahkan dari
tempat asalnya.

3.1.5 Bab 5 Geohidrologi


6
Geohidrologi disebut juga dengan istilah hidrologi adalah cabang ilmu
geologi yang mempelajari tentang air kaitannya dengan lapisan kulit bumi yang
disebut lithosfera. Air yang ada di litosfera tidak lain berasal dari air hujan.
Didalam air hujan terlarut oksigen, sedangkan air dan oksigen diperlukan oleh
manusia untuk kelangsungan hidupnya. Disamping oksigen, didalam air terlarut
juga terdapat bebagai macam mineral, tetapi tidak semua jenis mieral yang
terlarut dalam air diperlukan oleh tubuh manusia. Berikut beberapa contoh
mineral dan manfaatnya untuk tubuh manusia. Magnesium dan kalsium untuk
kinerja sel otot jantung dan pembulu darah, kalium merupakan mineral penting
untuk mengontrol keseimbangan cairan darah, silika berguna untuk mencegah
keropos tulang, zink berperan dalam pembentukan intil sel.
Karbon dioksida, secara alamiah, karbon dioksida dihasilkan pada saat
manusia dan binatang bernapas, serta pada saat gunung api meletus atau
mengeluarkan asap.
Air yang dipasok ke bumi pada awalnya merupakan air hujan. Air hujan
sesudah sampai ke bumi, dialirkan sebagai air permukaan. Air permukaan
sebagian masuk kedalam saluran saluran alami yang akhirnya masuk ke sungai,
dan seagian lagi masuk kerawa/telaga
Tujuan utama konservasi air permukaan, termasuk aliran air pada anak
sungai, adalah untuk memperlama waktu tinggal (retensi) air agar berada di
wilayah daratan selama mungkin sebelum akhirnya masuk ke laut.
Pestisida, adalah substan kimia dan bahan lain serta jasad renik dan jamur
yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama
dalam hal ini sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu,
penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus,
nematoda, siput, tikus, burung, dan hewan lain yang dianggap merugikan
kegiatan manusia dalam budi daya tanaman.

3.1.6 Bab 6 Waktu Geologi Masa Arkeozoikum – Mesozoikum


Pembagian menjadi masa didasarkan atas perkembangan kehidupan yang
sudah nyata. Masa arkeozoikum, Pada dasar semua sedimen dijumpai batuan
yang sama sekali tidak mengandung fosil. Masa ini yang disebut dengan nama
masa Azoikum. Diatas lapisan ini kemudian menyusul lapisan batuan yang hanya

7
mengandung sisa sisa bentuk kehidupan yang masih sangat sederhana, terutama
tumbuhan tingkat rendah yang menghasilkan karbonat.
Masa paleozoikum, pada masa ini dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu
paleozoikum bawah, secara stratigrafis terdiri dari yang tua ke muda: zaman
kambriun, zaman ordovisium, dan zaman silur. Paleozoikum atas, secara
stratigrafis terdiri dari yang tua ke muda: zaman devon, zaman karbon, dan zaman
perm.
Masa Mesozikum, perkembangan kehidupan selama masa paleozoikum dan
selama masa mesozikum ada perbedaan yang nyata. Selama masaa paleozoikum,
kelompok vertebrata sudah ada dan berkembang hingga masa mesozoikum. Masa
mesozoikum berlangsung 155.000 juta tahun. Masa ini dibagi menjadi tiga
zaman, berturut turut dari yang tua ke muda adalah zaman trias, zaman jura, dan
zaman kapur.

3.1.7 Bab 7 Waktu Geologi – Masa Kenozoikum


Endapan kenozoikum di Indonesia, Indonesia merupakan daerah yang
termasuk didalam jalur geosinklin lingkar pasifik dan geosinklin Tethys.
Akibatnya, wilayah Indonesia mempunyai struktur geologi yang cukup kompleks.
Ditempat ini dijumpai batuan yang berumur paleozoikum dan mesozoikum
walaupun dengan persebaran yang terbatas. Bagian terbesar yang tampak
dipermukaan adalah batuan yang berumur kenozoikum.
Dasar paleontology untuk pembagian kenozoikum di Indonesia, seperti
yang diketahui, geosinklin yang menutupi wilayah Indonesia pada zaman pra-
tersier merupakan ujung timur geosinklin Tethys. Geosinklin ini pada masa
mesozoikum bentuknya memanjang tanpa terputus, bermula dari spanyol-
pegunungan yura-alpina-kaukasia-himalaya-birma dan Indonesia.
Zam tersier di Indonesia, keadaan daerah diindonesia pada permulaan
zaman tersier, tepatnya pada subzaman awal paleogen, adalah sebagai berikut.
Kala eosen terjadi genanglaut, kala oligosen dicirikan dengan dengan susutlaut
yang dibeberapa daerah berhubungan dengan proses pengangkatan dan
pembentukan pegunungan yang terjadi hampir terjadi diseluruh dunia. Kala
miosen adanya genangan laut disamping kegiatan volkanisme makin meningka.
Kala pliosen,

8
Zaman kwarter, diawali dengan kala pleistosen dan berakhir dengan kala
holosen. Pada kala pleistosen, banyak bagian dunia yang dilanda lapisan es yang
cukup tebal. Oleh karena itu zaman ini sering sering kali disebut dengan zaman es
atau zaman diluvium. Es yang berada dipuncak gunung yang tinggi meluas ke
lereng serta lembah lembah disekitarnya. Akibatnya flora dan fauna yang
menempati daerah tersebut akan punah atau terpaksa pindah ke daerah yang tidak
dicapai oleh lapisan es. Dengan demikian, terjadi migrasi secara besar besaran.
3.2 Buku Pendamping
3.2.1 Bab 1 Geologi
Kata Geologi berasal dari bahasa yunani yaitu “ge” yang berarti bumi dan
logos yang artinya alasan atau ilmu. Geologi adalah ilmu sains yang mempelajari
komposisi bumi, struktur, sifat sifat fisik, sejarah, dan proses pembentuknya. Kata
geologi pertama kali digunakan oleh jean andre deluc dalam tahun 1778 dan dan
diperkenalkan sebagai istilah yang baku oleh Horace benedict de Saussure pada
tahun 1779. Orang yang mempelajari ilmu geologi ini disebut geology atau ahli
geologi.
Ilmu geologi terus berkembang dan terbagi lagi menjadi ilmu ilmu yang
menjadi dasar geologi. Cabang cabang ilmu geologi tersebut diantaranya
mineralogy, petrologi, stratigrafi, paleontology, geologi striktur, geomorfologi,
geo fisik dan geokimia.
Geografi juga menjelaskan bumi dan alam semesta, alam semesta terdiri
dari ribuan konstalasi. Bumi berasal dari suatu bagian dari gumpalan kabut
raksasa yang merupakan hasil dari ledakan dahsyat, kemudian membentuk
galaksi dan nebula. bumi dan perjalanan waktunya juga dijelaskan mulai dari
pembentukan muka bumi dan hipotesi hipotesinya

3.2.2 Bab 2 Mineral dan Batuan


Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk secara alamiah, berfase
padat, mempunyai komposisi dan struktur tertentu. Batu bara bukan termasuk
mineral, karena berasal dari zat organic. Minyak bumi tidak termasuk mineral
karena berfase cair. Salju dan gletser termasuk mineral karena berfase padat.
Sifat fisik mineral membahas seperti warna, kilap, bentuk, kekerasan dan
bentuk fisik lainnya. Mineral juga berbentuk Kristal, serta memiliki sifat optic,
juga memiliki komposisi yang variasi.
9
Batuan adalah sekumpulan mineral mineral yang menjadi satu. Batuan bisa
terdiri dari satu macam mineral saja. Batuan beku, terbentuk oleh pembekuan
magma. Batuan sedimen, terbentuk karena endapan dari hasil pelapukan material
material batuan. Batuan metamorf, terbentuk dari hasil ubahan atau alterasi dari
mineral dan batuan lain karena pengaruh tekanan dan tempratur.
Batuan terbentuk melalu beberapa siklus. Mineral juga diklasifikasi
berdasarkan primer dan sekunder. Sumber daya mineral, adalah endapan mineral
yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Cadangan adalah endapan
mineral yang diketahui ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya dan
yangs ecara ekonomis, teknis, hukum, lingkungan dan sosial dapat ditambang.

3.2.3 Bab 3 Batuan Beku


Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang
mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik dibawah
permukaan bumi yang dikenal sebagai batuan intrusive maupun diatas permukaan
bumi yang dikenal sebagai batuan ekstrusif. Tekstur pada batuan beku umumnya
ditentukan oleh tiga hal yang penting yaitu kristalisasi, granularitas, bentuk
Kristal dan hubungan Kristal.
Pengklasifikasian batuan beku secara sederhana didasarkan atas tekstur dan
komposisi mineralnya. Beberapa tekstur batuan beku yang umum adalah gelas,
afanitik, fanerik, porfiritik. Struktur batuan beku anatara lain batuan plutonik,
lakolit, lopolit dan batholith
Magma menurut para ahli seperti turner dan verhoogen (1960), F.F Groun
(1947), takeda (1970), didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang berpijar
dan terbentuk secara alamiah, bertempratur tinggi dan bersifat dapat bergerak
serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah
Vulkanisme adalah kegiatan yang berkaitan dengan gerakan magma,
magma sebagai masa silikat cair pijar sangat giat melakukan gerakan ke segala
arah baik vertical , miring, menyusup aatu mendatar, yang bergerak di permukaan
ataupun hanya didalam bumi

3.2.4 Bab 4 Batuan Sedimen


Batuan sedimen adalah batuan yang paling banyak tersingkap di permukaan
bumi, kurang lebih 75% dari luas permukaan bumi, sedangkan batuan beku dan
10
metamorf hanya tersingkap sekitar 25% dari luas permukaan bumi. Batuan
sedimen batuan yang terbentuk karena proses diagnosis dari mineral batuan lain
yang sudah mengalami sedimentasi. Sedimentasi ini meliputi proses pelapukan,
tansportasi dan deposisi.
Litifikasi dan diagnosis, litifikasi atau pembatuan adalah proses perubahan
material sediment menjadi batuan sediment yang kompak. Misalnya, pasir
mengalami litifikasi menjadi batu pasir. Proses diagnosis adalah proses yang
menyebabkan perubahan pada sediment selama terpendamkan dan
terlitifikasikan. Beberapa prosesnya antaralain kompaksi, antigenesis,
metasomatsme, rekristalisasi dan larutan. Sedimen diangkut dengan tiga cara
yaitu suspension, bad load dan saltation.
Batuan sedimen klastik terbentuk dari pengendapan kembali batu batuan
asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, batuan sedimen itu sendiri maupun
batuan metamorf. Batuan sedimen non klastik batuan sedimen yang proses
pembentukannya dapat berasal dari proses kimiawi atau sedimen yang berasal
dari sisa sisa organisme yang telah mati.
Tekstur batuan sedimen yaitu tekstur klastik, ukuran butir, tingkat
kebundaran butir (roundness), sortasi, kemas, struktur, graded bedding. Penamaan
batuan sedimen antara lain: konglomerat,batu pasir, batu pasir kwarsa, arkose,
greywacke, shale, batu kapur, calcarenite, calcilutite, gamping terumbu, salstone,
gypsum, coal

3.2.5 Bab 5 Batuan Metamorf


Batuan metamorf terbentuk oleh proses rekristalisasi di kedalaman kerak
bumi pada kedalaman 3 hingga 20km dari permukaan bumi, yang sebagian besar
terjadi dalam keadaan padat, yakni tanpa melalui fase cair. Sehingga terbentuk
struktur dan mineralogy yang sesuai dengan lingkungan fisik baru pada tekanan
dan tempratur tertetu.
Metamorfosis adalah proses proses yang mengubah mineral suatu batuan
pada fase padat karena pengaruh kondisi fisik dan kimia didalam kerak bumi,
dimana kondisi fisik dan kimia tersebut berbeda dengan kondisi sebelumnya.
Proses metamorfosis dapat berlangsung sangat lama, semakin lama semakin
sempurna tingkat metamorfosenya. Factor yang mempengaruhi intensitas

11
metamorfisme batuan yaitu suhu tekanan, larutan yang terlibat, waktu dan media
metamorfisme.
Tipe tipe metamorfosa yaitu metamorfosa orogenik, metamorfosa burial,
metamorfosa dasar samudra, metamorfosa lokal, metamorfosa hidrotermal atau
metasomatisme, metamorfosa impact, dan metamorfosa retrograde/diaropteris.
Mineral mineral yang terdapat pada batuan metamorf dapat berupa mineral
yang berasal dari batuan asalnya maupun dari mineral baru yang terbentuk akibat
proses metamorfisme sehingga dapat digolongkan menjadi tiga. Beberapa batuan
metamorf antara lain: slate, filit, gneiss, sekis, marmer, kuarsit, milonit, serpetinit,
hornfels.

3.2.6 Bab 6 Gunung Api


Gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai
suatu system saluran fluida panas yang memanjang dari kedlaman sekitar 10 km
dibawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil
akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Proses terbentuknya gunung api, menurut analisa para ilmuan, gunung api
terbentuk karena adanya gaya gaya desakan antara lempeng bumi. Menurut teori
lempeng tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu lempeng tipis dank
eras yang masing masing saling bergerak relative terhadap yang lain. Gerakan
lempeng (plate movement), divergen, konvergen, transform.
Macam gunung api yaitu, gunung api maar berbentuk seperti danau kering,
gunung api strato merupakan gunung api berbentuk kerucut, gunung api rekahan
merupakan sebuah retakan panjang pada permukaan bumi dan aliran magma
keluar dari retakan tersebut, gunung api perisai terbentuk karena adanya aliran
lava basal cair yang kemudian membeku, gunung api kubah terbuat dari lava
kental mengandung asam yang keluar saat terjadi letusan, kerucut bara, gunung
api campuran, kaldera.
Jenis jenis letusan gunung api, ada beberapa letusan gunung api yaitu:
letusan plinial, letusan Hawaiian, letusan strombolian, letusan vulkanian, letusan
hidrovulkanik dan letusan rekahan. Hasil dari letusan gunung api yaitu gas
vulkanik, lava, abu letusan, gas, awan panas, lahar, dan tephra

3.2.7 Bab 7 Pelapukan Tanah


12
Proses pelapukan tanag bermula dengan terjadinya penghancuran agregat
agregat yanah sebagai akibat pukulan air hujan yang mempunyai energy lebih
besar dari daya tahan tanah. Hancuran dari tanah ini akan menyumbat pori pori
tanah, maka kapasitas infiltrasi tanah akan menurun dan mengakibatkan air
mengalir dipermukaan tanah dan disebut sebgai limpasan permukaan. Jika tenaga
limpasan permukaan sudah tidak mampu lagi mengangkut bahan bahan hancuran
tersebut, maka bahan bahan ini akan di endapkan.
Beberapa factor ynag mempengaruhi terjadinya pelapukan lain adalah:
factor iklim, factor geologi, biologis, dan penggunaan tata guna lahan yang buruk,
penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan, dan perladangan, serta
kegiatan konstruksi. Dampak dari pelapukan tanah yaitu menipisnya lapisan
permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnya kemampuan
lahan dan menurunnya kemampuan tanah untuk meresap air.
Ada beberapa usaha yang dapat kita lakukan untuk mengurangi pelapukan
tanah. Usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi intesitas pelapukan itu
dengan pembuatan terasering, contour farming, contour plowing, contor strip
cropping, crop rotation dan reboisasi.

3.2.8 Bab 8 Air Tanah


Air tanah adalah air yang bergerak didalam tanah yang terdapat diruang
antara butir butir tanah yang meresap kedalam tanah dan bergabung membentuk
lapisan yang disebut akuifer. Air tanah dapat didefinsikan sebagai semua air yang
terdapat dalam ruang batuan dasar atau regolith temasuk aliran yang secara alami
mengalir ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan.
Kebanyakan air tanah berasal dari air hujan yang meresap kedalam tanah
dan menjadi bagian dari air tanah. Air ini secara perlahan lahan mengalir ke laut.
Air ini dapat mengalir langsung dalam tanah atau dipermukaan dan bergabung
dengan aliran sungai.
Air bergerak didalam tanah secara horizontal maupu vertical. Semua jenis
tanah bersifat lolos air dimana air bebas mengalir melalui ruang ruang ruang
kosong yang ada diantara butiran tanah.

3.2.9 Deformasi Batuan

13
Deformasi adalah perubahan fisik batuan karena pengaruh tekanan.
Deformasi batuan dapat terlipat, terpatahkan dan atau mengalami kerusakan fisik
seperti retak. Factor yang memmpengaruhi deformasi batuan antara lain yaitu
tegangan, suhu, waktu dan komposisi.
Struktur geologi akibat deformasi, deformasi pada kerak yang kita amati
saat ini adalah jejak deformasi yang telah terjadi beberapa ratus atau juta tahun
yang lalu, dan dikenal sebagai struktur geologi. Dalam struktur geologi, deormasi
akibat gaya tektonik dikelompokan seagai struktur sekunder dan dibedakan dari
struktur yang terbentuk pada saat atau sebelum batuan terbentuk yang dinamakan
struktur primer.
Lipatan adalah bentuk lekungan suatu benda yang pipi/lempeng, dapat
disebabkan oelh dua macam mekanisme yaitu buckling dan bending. Sesar (fault)
beberapa ahli geologi struktur secara umum mengartikan struktur sesar sebagi
bidang rekahan yang disertai oleh adanya pergeseran. Kekar (joint) adalah
rekahan rekahan pada batuan, lurus, planar dan tidak terjafi pergeseran.

3.2.10 Gunung Api dan Pegunungan


Gunung adalah setiap bagian dari kerak bumi yang menjulang atau
memiliki setinggian dari 600 meter diatas permukaan sekitarnya. Bentuk yang
serupa tetapi memiliki topografi yang lebih kecil disebut bukit.
Ada beberapa peunungan di setiap enua dan disetiap cekungan samudra.
System pegunungan biasanya sangat kompleks, untuk mealakikan klasifikasinya
harus melalui perhitungan dua factor, yang utama yaitu adalah lokasi relative ke
batasan batasan lempengan. Factor penting lain adalah komposisi batuan, dan
proses pembentukannya.
Factor lain yang dapat dijadikan pertimbangan untuk klasifikasi adalah sifat
alami batuan yang menyusun pegunungan. Beberapa perbedaan batuan penyusun
mengindikasikan perbeaan proses proses pembentukan pegunungan.
Pegunungan samudra terbuat dari batuan gunung api dan terbentuk oleh
gaya dorongan. Ada tiga jenis pegunungan samudra yaitu: ocean ridges, tipe
busur vukanik dan tipe busur kepulauan, dan tipe kepulauan hawaai dan gunung
laut

14
Pegunungan benua lebih banyak memiliki variasi seperti gunung api,
pegunungan lipatan (fold mountains), pegunungan patahan, dome mountains, dan
pegunungan dataran tinggi (plateau/plato).

3.3 Analisis Isi Buku


3.3.1 Perbandingan Buku Utama dengan Buku Pendamping.

No Buku Utama Buku Pendamping


1 Cover buku cukup menarik dan Cover buku terasa sedikit
memikat hati para pembacanya mebosankan dimata para pembaca
kaeran teralu simple dan tanpa
gambar
2 Kalimat yang disajikan cukup Penulisan pada buku masih
mudah dipahami dn tidak berbelit memiliki banyak sekali kesalahan
belit. terutama salah pengetikan dan
kalimat banyak yang tidak ada
spasi
3 Pada materi pembentukan bumi dan Pada buku pendamping dijelaskan
tatasurya tidak terdapat penjelasan secara rinci dan komplek hipotesis
hipotesis hipotesis bumi bumi
4 Terdapat teori teori pembentukan Tidak adanya pemaparan teori teori
tatasurya yang dikemukakan oleh pembentuk tata surya
para ahli
5 Tidak menjelaskan definisi mineral Definisi mengenai mineral dan apa
secara gambling sehingga mmbuat yang termasuk mineral cukup
pembaca bingung pada dasar dari dijelaskan dalam buku ini
materi mineral karena mineral
adalah dasar pembahasan dari
geologi umum ini
6 Materi tiap bab disajikan secara Pada buku ini cukup lengkap hanya
berkesinambungan dan terstruktur saja terlalu sering mengulang
materi terutama pada batuan dan
magma hampir dibeberapa bab
materi tersebut diulang ulang

15
seperti definisi dan prosesnya
sehingga buku terkesan bertele-tele
pembahasannya.
7 Penyajian materi tentang batuan Penyejian materi tentang batuan
dijadikan 1 bab yang menurut saya dipisah per bab nya, menurut saya
cukup efisien dan simple kalau ini sedikit kurang efisien karena
harus mebahas batuan dalam satu pembaca dalam membahas jenis
bab dikarenakan sama sama batuan harus melalui beberapa bab,
membahas batuan hanya saja beda dan ini sangat tidak wort it
jenis batuannya menurut saya
8 Pada buku utama tidak ada materi Dibuku pembanding materi tentang
mengenai pegunungan dan gunung gunung api dan pegunungan
api, mungkin dikarenakan buku dijelaskan secara lengkap dan
utama memiliki dua bagan dan yang mendetail.
saya bandingkan ini adalah bagan
pertama
9 Terdapat materi tentang waktu Tidak terdapat materi waktu
geologi masa arkezoikum- geologi masa arkezoikum-
mesozoikum dan masa kenozoikum mesozoikum dan masa
kenozoikum

16
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari kedua buku yang saya bandingkan dapat kita lihat bahwa ada sedikit
perbedan mulai dari penyajian materi hingga kelengkapan buku. Ada beberapa materi
yang dipaparkan pada buku utama namun tidak ada dipaparkan di buku pendamping
begitu juga sebaliknya, ada beberapa materi yang dipaparkan dibuku pendamping
namun tidak dipaparkan dibuku utama.
Jadi dari kedua buku ini dapat kita simpulkan bahwa semua buku memiliki
kelebihan dan kekurangan masing masing, sehingga kita dalam mencari informasi dan
pengetahuan menambah wawasan harus menggunakan banyak buku sebagai resensi
kita. Karena tidak ada buku yang sangat sempurna dalam penyajian materi, bisa saja
pada satu buku tidak terdapat materi yang dimiliki buku lainnya.
Contoh seperti buku yang saya bandingkan diatas pada buku utama dijelaskan
secara rinci dan kompleks mengenai waktu geologi masa Arkeozoikum-Mesozoikum
dan masa Kenozoikum namun dibuku pembanding tidak dijelaskan. Begitu juga
sebaliknya dibuku pendamping dijelaskan mengenai seluk beluk pembahasan
pegunungan dan gunung berapi, namun tidak dijelaskan di buku utama.

4.2 Saran
Dalam menambah wawasan dan mencari informasi jangan hanya menggunakan
satu buku, tapi gunakanlah beberapa buku sebagai referensi, agar pemahaman pembaca
dalam lebih mendalam dan komprehensip.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sukaandarrumidi, Herry Zadrak Kotta, F. W. Maulana. 2014. Geologi Umum, Yogyakarta,


Gadjah Mada University Press
Muhammad Zuhdi. 2019. Buku Ajar Pengantar Geologi, Mataram, Duta Pustaka Ilmu

18

Anda mungkin juga menyukai