Materi ini hanya sebagai dasar pemikiran, belum menjadi dasar aturan rujukan.
UM Definisi Konseptual:
Upah Minimum adalah upah terendah yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai bentuk perlindungan terhadap pekerja/buruh
di suatu wilayah.
𝑈𝑀𝐾F1 = Rp.2.299.725
Rp.2.299.725 + Rp.1.976.637 + Rp. 2.364.786
𝑈𝑀𝐾F2 = Rp.1.976.637 𝑼𝑴𝑲 2021 = = Rp. 𝟐. 𝟐𝟏𝟑. 𝟕𝟏𝟔
𝑈𝑀𝐾F3 = Rp. 2.364.786 3
3 UPAH TERENDAH
BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL
UM DALAM SISTEM PENGUPAHAN INDONESIA
Kaitz Indeks Indonesia Tahun 2010 s/d 2017
2,50
1,50
1,00
0,50
0,00
Source : Minimum Wage Policy Guide; Data 2015 (ILO)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
✓ Ideal Kaitz Index: 0.4 ~ 0.6
UM (High income country) Memperhatikan data tersebut, maka kemampuan Usaha Mikro
Kaitz Index = dan Kecil akan sangat berat
Median Upah
✓ Indonesia satu2nya negara
dengan Kaitz Index > 1 9
TUJUAN PENGATURAN UPAH BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL PENGGUNAAN RATA-RATA KONSUMSI
1) Memperhatikan data yang ada, maka usaha Mikro dan Kecil akan sulit untuk 1) Penggunaan nilai rata-rata konsumsi penduduk per kapita per bulan dilakukan
membayar upah sebesar UM yang berlaku. Hal tersebut menyebabkan dengan pertimbangan bahwa nilai tersebut merupakan besaran nilai dari
Pekerja/Buruh pada usaha Mikro dan Kecil tidak terlindungi dengan program keseluruhan barang dan jasa yang umum (mayoritas) dikonsumsi oleh penduduk
Jaminan Sosial. di suatu wilayah (provinsi) baik komponen makanan dan non makanan.
2) Perlu adanya pengaturan agar upah yang disepakati bagi Pekerja/Buruh pada
usaha Mikro dan Kecil tidak terlalu rendah, sehingga mereka dapat memenuhi 2) Nilai rata-rata konsumsi penduduk Rata-rata
kebutuhan hidupnya. yang dipublikasikan oleh BPS tersebut,
telah memperhatikan perubahan pola
3) Pekerja/Buruh pada usaha Mikro dan Kecil dapat menjadi peserta program Jaminan konsumsi penduduk.
Sosial yang iurannya dibayarkan secara bersama oleh pengusaha dan
pekerja/buruh. 3) Nilai rata-rata konsumsi
menggambarkan taraf hidup umum
4) Sebagai bentuk peran pemerintah terhadap perlindungan Pekerja/Buruh pada terhadap barang dan jasa yang di
usaha Mikro dan Kecil. konsumsi oleh penduduk di suatu
5) Sebagai salah upaya pemerintah untuk pengentasan kemiskinan. wilayah.
PENGATURAN UPAH BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL DALAM UU CK PERHITUNGAN UPAH TERENDAH USAHA MIKRO DAN KECIL
Pasal 90B Upah Terendah Usaha Mikro Kecil(t+1)
1) Ketentuan upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88C = Sekurang - kurangnya 50% Rata2 Konsumsi Perkapita(t) dan 25%>GK
ayat (1) dan ayat (2) dikecualikan bagi Usaha Mikro dan Kecil. Catatan:
1. Rata-rata konsumsi juga telah Rata-rata
2) Upah pada Usaha Mikro dan Kecil ditetapkan berdasarkan memperhatikan taraf hidup umum 50% Rata2 Konsumsi
kesepakatan antara pengusaha dan pekerja/ buruh di perusahaan. penduduk pada suatu wilayah.
2. 50% merupakan kisaran nilai terendah
3) Kesepakatan upah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang- namun layak bagi seorang untuk dapat
bekerja.
kurangnya sebesar persentase tertentu dari rata-rata konsumsi 3. Penggunaan nilai ini dimaksudkan untuk Garis
masyarakat berdasarkan data yang bersumber dari lembaga yang mendorong seseorang agar dapat keluar
Kemiskinan
PRINSIP PERHITUNGAN UPAH PER-JAM TERENDAH SIMULASI PENGHITUNGAN UPAH TERENDAH PER JAM
1. Upah Per Jam Terendah bagi pekerja paruh waktu ditetapkan lebih tinggi Upah Terendah
Upah Perjam
Upah Terendah
Upah Perjam
Terendah
Terendah
dibandingkan dengan Upah Minimum Per bulan dari pekerja/buruh yang UM 2020
Bagi Usaha Mikro Upah Perjam
dan Kecil Terendah
Bagi Usaha Mikro UM 2020
Bagi Usaha Mikro & Upah Perjam Bagi Usaha Mikro
Kecil Terendah (UMP) & Kecil
dan Kecil PROVINSI
bekerja sesuai jam kerja normal (8 Jam dalam 1 hari atau 40 Jam dalam 1 PROVINSI (50% atau (UMP)
(50% atau
(50% atau 25%>GK) (50% atau
25%>GK) 25%>GK)
25%>GK)
minggu), dalam rangka: A B C D
A B C D
•Memberikan perlindungan pekerja/buruh terhadap ketidakpastian kerja A/126 B/126 BALI 2.494.000 693.577
A/126
19.794
B/126
5.505
(Job Security); ACEH 3.165.031 713.078 25.119 5.372 2.183.883
SUMATERA UTARA 2.499.423 686.291 19.837 5.141 NUSA TENGGARA BARAT 522.163 17.332 4.144
•Mencegah pengalihan pekerjaan tetap menjadi bentuk pekerjaan paruh SUMATERA BARAT 2.484.041 586.939 19.715 5.581
NUSA TENGGARA TIMUR
1.950.000
617.985 15.476 4.905
2.888.564
waktu. RIAU
2.630.162
716.528 22.925 5.659
KALIMANTAN BARAT 2.399.699 625.164 19.045 4.962
JAMBI 625.900 20.874 5.447 KALIMANTAN TENGAH 2.903.145 693.577 23.041 5.108
2. Ketentuan ini dilengkapi dengan pembatasan waktu kerja minimal selama 2 SUMATERA SELATAN 3.043.111 888.293 24.152 4.658 KALIMANTAN SELATAN 2.877.449 629.685 22.837 4.998
BENGKULU 2.213.604 770.929 17.568 5.687 KALIMANTAN TIMUR 2.981.379 832.463 23.662 6.607
(dua) jam, waktu kerja maksimal dalam satu minggu selama 29 (dua puluh LAMPUNG 2.432.002 850.501 19.302 4.967 KALIMANTAN UTARA 3.000.804 893.115 23.816 7.088
Sembilan) jam dan waktu kerja maksimal dalam satu hari (sesuai dengan KEPULAUAN BANGKA 3.230.024 516.128 25.635 7.050
SULAWESI UTARA 3.310.723 575.395 26.276 4.567
SULAWESI TENGAH 2.303.711 612.351 18.283 4.860
jam kerja yang ditetapkan di perusahaan 7 atau 8 jam). BELITUNG
3.005.460 SULAWESI SELATAN 3.103.800 511.209 24.633 4.057
KEPULAUAN RIAU 889.075 23.853 7.056
SULAWESI TENGGARA 2.552.015 510.645 20.254 4.053
3. Dalam pekerja paruh waktu bekerja lebih dari 29 jam dalam satu minggu DKI JAKARTA 4.276.350 1.078.056 33.939 8.556
GORONTALO 2.788.826 501.432 22.134 3.980
JAWA BARAT 1.810.351 633.439 14.368 5.027 2.678.863
maka berhak atas tarif kelebihan jam kerja yang besarnya 2x upah satu jam. JAWA TENGAH 1.742.015 659.721 13.826 3.986
SULAWESI BARAT
MALUKU 2.604.961
443.741
697.778
21.261
20.674
3.522
5.538
1.704.608 2.721.530
4. Dalam hal pekerja paruh waktu bekerja melebihi jam kerja normal maka DI YOGYAKARTA
1.768.777
669.863 13.529 5.316 MALUKU UTARA
3.134.600
610.955 21.599 4.849
PAPUA BARAT 787.173 24.878 6.247
berlaku upah kerja lembur sebagaimana umumnya.
JAWA TIMUR
BANTEN 2.460.997
686.291
713.191
14.038
19.532
4.248
5.660 PAPUA 3.516.700 763.894 27.910 12
6.063
5
TUPOKSI
DEWAN PENGUPAHAN
DEPENAS DEPEPROV DEPEKAB/KOTA
Advisory Saran dan pertimbangan kepada Saran dan pertimbangan kepada Gubernur: Saran dan pertimbangan kepada
Pemerintah Presiden qq Menaker: 1. memberikan saran dan pertimbangan kepada Gubernur Walikota/Bupati:
1. memberikan saran dan pertimbangan dalam rangka: 1. memberikan saran dan pertimbangan kepada
dalam bentuk rekomendasi kepada a) penetapan Upah Minimum Provinsi; Bupati/Walikota dalam rangka:
b) penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota; dan a) pengusulan Upah Minimum
Pemerintah dalam hal:
c) penerapan sistem pengupahan di tingkat Provinsi; dalam Kabupaten/Kota;
a) Penyusunan dan pengembangan sistem rangka melaksanakan saran dan pertimbangan, Depeprov b) penerapan sistem pengupahan di tingkat
pengupahan nasional; berkoordinasi dengan Depenas. kabupaten/kota. Dalam rangka
b) Perumusan kebijakan pengupahan. 2. menyiapkan bahan perumusan pengembangan sistem melaksanakan saran dan pertimbangan,
2. Melakukan monitoring pelaksanaan pengupahan berbasis produktivitas untuk disampaikan Depekab/Depeko dapat berkoordinasi
kebijakan pengupahan pada seluruh skala kepada Depenas. dengan Depeprov
usaha dalam rangka menyusun saran dan 3. memberikan saran dan masukan kepada Dewan Pengupahan 2. dalam hal diperlukan Depekab/Depeko dapat
pertimbangan dalam bentuk rekomendasi Nasional dalam rangka melaksanakan tugasnya sebagaimana berkoordinasi dengan Depenas.
kepada Pemerintah. dimaksud pada ayat (1). 3. memberikan saran dan masukan kepada
3. Melakukan supervisi dan koordinasi dengan 4. melakukan monitoring pelaksanaan sistem pengupahan Dewan Pengupahan Provinsi sesuai tupoksinya.
berbasis produktivitas guna mendukung peningkatan daya 4. melakukan monitoring penerapan sistem
Depeprov dan Depekab/Depeko.
saing ekonomi dan ketenagakerjaan pada seluruh skala usaha pengupahan berbasis produktivitas guna
4. pengembangan Peta jalan Pengupahan di tingkat provinsi serta dalam rangka menyusun saran dan mendukung peningkatan daya saing ekonomi
Nasional berbasis Produktivitas pada pertimbangan dalam bentuk rekomendasi kepada Pemerintah. dan ketenagakerjaan pada seluruh skala
seluruh sektor dan skala usaha. 5. Melakukan supervisi dan/atau koordinasi dengan usaha di tingkat kabupaten/kota serta dalam
Depekab/Depeko yang dapat dilakukan bersama dengan rangka menyusun saran dan pertimbangan
Depenas. dalam bentuk rekomendasi kepada Pemerintah.
Supervisi 1. Melakukan supervisi pengupahan di usaha 1. Melakukan supervisi pengupahan di usaha Mikro, 1. Melakukan supervisi pengupahan di
penerapan Mikro, Kecil, Menengah dan Besar untuk Kecil, Menengah dan Besar mendapatkan informasi usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Besar
regulasi mendapatkan informasi terkait penerapan terkait penerapan regulasi Pengupahan untuk mendapatkan informasi terkait
Pengupahan regulasi Pengupahan 2. Menerima saran dan masukan terkait isu-isu penerapan regulasi Pengupahan
2. Menerima saran dan masukan terkait isu- pengupahan serta penerapannya 2. Menerima saran dan masukan terkait isu-
isu pengupahan serta penerapannya isu pengupahan serta penerapannya
Sistem Pengembangan Peta jalan Pengupahan Pengembangan Peta jalan Pengupahan Provinsi Pengembangan Peta jalan Pengupahan
Pengembangan Kabupaten/Kota berbasis Produktivitas
Pengupahan Nasional berbasis Produktivitas Industri berbasis Produktivitas Industri Mikro, Kecil,
berbasis Mikro, Kecil, Menengah dan Besar Menengah dan Besar Industri Mikro, Kecil, Menegah dan Besar
Produktivitas
MATURSUWUN